Anda di halaman 1dari 5

Pidato Tentang Kewajiban Melaksanakan Sholat dan Membayar Zakat

Sholat merupakan Ibadah yang utama dan pokok yang diperintahkan oleh Alloh
Swt. serta Merupakan Ibadah pertama yang akan dihisab oleh Alloh Swt.
Disamping kewajiban Shalat Alloh juga memerintahkan kepada kita untuk
membayar Zakat. ibadah yang sifatnya vertikal antar sesama makhluk.

Didalam Al-Quran Ayat yang menyuruh perintah sholat senantiasa beriringan


dengan perintah untuk berzakat. Hal ini adalah bukti isyarat bahwa kita harus
senantiasa menjalin hubungan vertikal langsung dengan Alloh dengan
melaksanakan ibadah Shalat dan menjalin hubungan horizontal dengan sesama
makhluk yaitu dengan mengeluarkan Zakat dari harta kita.

Dalam postingan kali ini penulis mencoba memaparkan tentang contoh pidato
tentang kewajiban melaksanakan Shalat dan membayar Zakat. Semoga
bermanfaat :)

Asslamualaikum Wr Wb 
Puji serta Syukur marilah kita panjatkan kepada Alloh yang Maha Ghofur.
Sholawat beserta Salam semoga selamanya tetap tercurah limpahkan kepada
baginda alam, makhluk termulia di alam semesta, yakni Habiibana wa Nabiiyana
Nabi Muhammad Saw, dan semoga disampaikan kepada para keluarganya, para
Shohabatnya, kepada para Tabiin dan Tabiatnya dan tak lupa kepada semua
ummat yang semoga mendapatkan keselamatan di dunia dan di akhirat.Aamiin
Hadirin Rahimakumulloh
Sholat merupakan salah satu ibadah yang pokok dalam agama islam. dimana
posisinya sangat penting dan tiadk boleh tidak harus senantiasa ditunaikan oleh
setiap pemeluk agama islam baik itu muslim laki-laki maupun muslim perempuan.
Ibadah Sholat ini merupakan bagian dari Rukun Islam yang 5, dimana dalam rukun
tersebut dijadikan suatu kewajiban bagi seluruh ummat islam yang telah mukallaf
(baligh dan berakal).

Didalam Al-Quran sering kita menemukan bahwa bilamana ada ayat yang
menerangkan tentang perintah sholat maka kedepannya biasanya diiringi dengan
perintah mengeluarkan Zakat, dua ibadah ini mempunyai nilai dan  posisi yang
tinggi dihadapan Alloh Swt. Berikut ini adalah uraian singkat mengenai kewajiban
mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Sebagaimana tercantum dalam slah
satu firman Alloh :
َ
‫ين‬
َ ِ‫الراكِع‬ َ ‫اركَعُوا‬
َّ َ‫مع‬ ْ ‫صالةَ وَآتُوا ال َّزكَاةَ َو‬
َّ ‫موا ال‬
ُ ‫َوأقِي‬
 Artinya : Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-
orang yang rukuk. (Qs.Al  Baqarah : 43 ).
Rasululloh SAW bersabda :  “tanda-tanda ciri orang yang beriman adalah sholat,
maka barangsiapa yang telah melaksanakan sholat,maka hati orang itu ,yang
menjaga sholatnya,terhadap batas-batas sholat-nya,maka ia adalah orang yang
beriman.”
Ada Seseorang yang bertanya kepada Rosululloh SAW  tentang alamat atau ciri
orang yang beriman dan ciri orang yang munafiq.
Rosululloh SAW ,bersabda :  Sesungguhnya orang yang beriman itu Cita-cita
(Tujuan hidup –nya ) adalah sholat dan orang yang munafiq itu (tujuan hidup-nya)
adalah makan dan minum seperti binatang.

Adapun ayat yang dijadikan sebagai dalil (argumen) memabayar zakat yaitu
terdapat dalam Firman Alloh SWT :
َ ‫خذ ْ م‬
ُ َّ ‫م َوالل‬
‫ه‬ ْ ُ‫ن لَه‬ٌ َ ‫ك‬# ‫س‬ َ َ ‫صالت‬
َ ‫ك‬ َ ‫ن‬ ْ ِ‫ل عَلَيْه‬
َّ ِ ‫م إ‬ ِّ ‫ص‬
َ َ‫م بِهَا و‬ ْ ُ‫ة تُطَهِّ ُره‬
ْ ِ‫م وَت ُ َزكِّيه‬ ً َ‫صدَق‬
َ ‫م‬
ْ ِ‫موَالِه‬
ْ ‫نأ‬ْ ِ ُ
‫م‬ٌ ‫ميعٌ عَلِي‬ ِ ‫س‬َ
Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.  (Qs. AT  Taubah  :  103)

Membayar  Zakat  kepada  yang  berhaq  menerimannya,dengan niat tertentu


.yakni  seseorang berniat dengan hatinya untuk melaksanakan ibadah Zakat Yang
wajib.
Zakat  wajib dimana-mana telah mencapai nishob (batas minimal harta wajib
zakat) Dan Haul (Hrta tersebut dimiliki selama satu tahun ) .

Diantaranya harta –harta yang wajib dizakati yaitu : Emas, perak, binatang
ternak,pertanian dan perkebunan,buah-buah-an  seperti anggur dan kurma,
Barang Tambang, Barang Temuan.Harta perniagaan, dan Penghasilan atau Zakat
Profesi.
Berikut ini adalah daftar golongan orang yang berhak menerima zakat sesuai
dengan Firman Alloh :

ِ ‫يل هَّللا‬
ِ ‫ِين َوفِي َس ِب‬َ ‫ارم‬ ِ ‫ب َو ْال َغ‬
ِ ‫ِين َعلَ ْي َها َو ْالم َُؤلَّ َف ِة قُلُ و ُب ُه ْم َوفِي الرِّ َق ا‬
َ ‫ِين َو ْال َع ا ِمل‬
ِ ‫ات ل ِْلفُ َق َرا ِء َو ْال َم َساك‬ َّ ‫إِ َّن َما ال‬
ُ ‫ص َد َق‬
‫هَّللا‬ ‫هَّللا‬
‫يضة م َِن ِ َو ُ َعلِي ٌم َحكِي ٌم‬ ً َ ‫يل َف ِر‬ ِ ‫ْن الس َِّب‬
ِ ‫َو ِاب‬
Artinya : "Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan
Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan
yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

Berdasarkan ayat diatas, maka Golongan orang-orang yang berhaq menerima


Zakat Yaitu ada 8 :
1.Fakir                                                               
2.Miskin                                                    
3.Mu’allaf                                               
4.Ghorimiin (Orang yang berhutang) 
5.Riqhob (Hamba Sahaya)
6. Aamiliin (Orang yang bertugas mengurus Zakat)
7. Sabiilillah (Yang berjuang di jalan Alloh) 
8.Ibnu Sabiil (Orang yang musaafir yang kehabisan bekal _nya)

Demikian uraian singkat mengenai kewajiban melaksanakan Shalat dan


Menunaikan Zakat, Semoga manfaat dan mashlahat serta dapat  menjadi
pencerahan bagi kita semua. Aamiin
Sekian pidato dari saya kurang lebihnya saya mohon maaf "'Ushiikum wa nafsi
bitaqwalloh faqod faaza al-muttaquun"

Wassalamu'alaikum Wr Wb
 HANDPHONE MELALAIKANMU

ُ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬

َّ ‫بِس ِْم هّللا ِ َواَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َوال‬


ِ ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى َرس ُْو ِل هَّللا‬
Puji serta Syukur marilah kita panjatkan kepada Alloh yang Maha Ghofur.
Sholawat beserta Salam semoga selamanya tetap tercurah limpahkan kepada
baginda alam, makhluk termulia di alam semesta, yakni Habiibana wa Nabiiyana
Nabi Muhammad Saw, dan semoga disampaikan kepada para keluarganya, para
Shohabatnya, kepada para Tabiin dan Tabiatnya dan tak lupa kepada semua
ummat yang semoga mendapatkan keselamatan di dunia dan di akhirat.Aamiin
Hadirin Rahimakumulloh

Semua dari kita punya HP. Dan saya yakin betul HP kita sudah melalaikan
sebagian besar dari kita. Maka ada perkataan menarik di sini, yang dikatakan oleh
Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu, yang dinukil perkataan tersebut oleh Al-
Imam Abdullah bin Mubarak Rahimahullah dalam kitab beliau Az-Zuhud, Abdullah
bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu berkata:

‫أن عبد هللا رأى رجال يسأل هللا و في يده حصى‬

Bahwa suatu saat Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu melihat seseorang
yang sedang berdo’a kepda Allah tapi di tangannya masih ada bebatuan. Mungkin
dia berdo’a tapi dia masih main batu-batuan. Kemudian Abdullah bin Mas’ud
Radhiyallahu ‘Anhu menasehati orang tersebut:

‫ك ْال َح َج ُر‬
َ ‫ك َخ ْيرًا فَاَل تَسْأ َ ْلهُ َوفِي يَ ِد‬ َ ‫إِ َذا َسأ َ ْل‬
َ َّ‫ت َرب‬
“Jika engkau meminta sesuatu kebaikan kepada Rabbmu, maka janganlah -saat
engkau meminta- saat itu engkau memegang bebatuan.”

Apa maksudnya?
Di zaman dahulu belum ada HP. Orang kadang-kadang berdo’a kepada Allah tapi
dia masih disibukkan dengan bebatuan, hatinya tidak khusyuk. Maka bagaimana
dengan keadaan di zaman sekarang? HP kita kadang-kadang sangat melalaikan
sebagian kita dari berdzikir kepada Allah, dari khusyuk membaca Al-
Qur’an. Bahkan ada kadang-kadang sebagian orang, belum selesai sempurna
salam di akhir sholat, tangannya sudah langsung masuk ke kantong untuk
mengambil HP, belum selesai salam!

Bagaimana HP melalaikan seorang bapak saat anaknya memerlukan


perhatiannya? Bagaimana HP melalaikan seorang ibu saat anaknya memerlukan
bimbingannya? Maka hati-hati, jangan sampai kita berdo’a, sedangkan hati kita
tidak khusyuk. Jangan sampai kita berdo’a, sedangkan kita sibuk dengan hal-hal
yang tidak menjadikan hati kita tenang saat meminta kepada Allah.

Dan hati-hati terhadap benda yang disebut HP tersebut. Sungguh begitu banyak
orang-orang terlalaikan dari dzikir, tidak pernah baca Qur’an, jauh dari dzikir pagi
sore, jauh dari memperhatikan istri dan anak-anak, gara-gara dia sibuk dengan
HPnya. Baik itu dengan media sosialnya, muroja’ah terus media sosial, sedangkan
muroja’ah Al-Qur’an tidak pernah.

Bahkan kadang-kadang diacara keluarga, acara yang kita aturannya sedang


bercengkrama dengan istri kita, anak-anak kita, makan di sebuah rumah makan,
tetapi sebagian bapak atau sebagian ibu, bahkan semua dari anggota keluarga,
masing-masing memegang HP. Jadi runyemlah acara bercengkerama dengan
keluarga tersebut. Membuat anak tidak beradab kepada orang tuanya, membuat
orang tua tidak perhatian terhadap anak-anaknya.
Maka hati-hati, jangan sampai seseorang tersibukkan dengan HPnya dari
mengerjakan kewajibannya sebagai seorang hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sekian pidato dari saya kurang lebihnya saya mohon maaf "'Ushiikum wa nafsi
bitaqwalloh faqod faaza al-muttaquun"

ُ‫َوال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬

Anda mungkin juga menyukai