Anda di halaman 1dari 5

KHUTBAH : Keistimewaan Gemar Menolong Orang Lain

Khutbah I

‫ َأْش ُك ُه َعَلى ِن ِم ِه‬، ‫ َأ ُد ُه اَلى َعَلى َفْض ِلِه الِم ْد اِر‬، ‫ ال ِح ِم الَغَّف اِر‬، ‫َال ُد ِلّلِه ال اِح ِد الَق َّهاِر‬
‫َع‬ ‫َر َو ُر‬ ‫ْح َم َتَع‬ ‫َر ْي‬ ‫َو‬ ‫َحْم‬
‫ َو َأْش َه ُد َأَّن َنِبَّيَن ا ُمَح َّم دًا َعْب ُد ُه‬،‫ َو َأْش َه ُد َأْن اَّل ِإَل َه ِإاَّل اهلل َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َل ُه الَعِز ْيُز الَج َّب اُر‬، ‫الِغ َز اِر‬
‫ ِإْخ ِن ِه‬،‫ َّلى ا َعَلى ِّيِد َنا َّم د َعَلى آِل ِه الَطِّيِب اَألْط ار‬،‫ُلُه ال َطَف ى ال ْخ َت ار‬
‫ْيَن َه َو َو‬ ‫َس ُمَح َو‬ ‫َص ُهلل‬ ‫ُم‬ ‫َو َرُس ْو ُم ْص‬
، ‫ أما بعد‬،‫ َو َمْن َتِبَعُه ْم ِبِإ ْح َس اٍن َم ا ُتَعاِقُب الَلْيَل َو الَّنَه ار‬، ‫ َو َأْص َح اُبُه اَألْخ َياِر‬، ‫اَألْبَر اِر‬

‫ ِاَّتُق اا َّق َق اِته َالَت ُتَّن ِاَّال َأن ُت ِل َن َق ْد َقاَل ا ال ِفي ِكَتاِب ِه‬، ‫اَاُّي ا اْل ِل َن‬
‫ُهلل َتَع َى‬ ‫َو ْـ ْم ُمْس ُمْو َف‬ ‫ْو َهلل َح ُت َو ُمْو‬ ‫َفَي َه ُمْس ُمْو‬
‫ َو َتَعاَو ُنوا َعَلى اْلِبِّر َو الَّتْق َو ٰى َو اَل َتَعاَو ُنوا َعَلى اِإْل ْثِم َو اْلُعْد َو اِن َو اَّتُقوا الَّل َه ِإَّن الَّل َه َش ِد يُد‬: ‫اْلَك ِر ْيِم‬
‫اْلِعَق اِب‬

Jamaah Jumat Yang dimuliakan Allah..

Pertama-tama, marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah dengan menjalakan segala
perintahnya dan menjauhi segala larangannya, karena dengan takwa lah kita sekalian akan
mendapatkan kebahagiaan yang hakiki baik di dunia maupun di akhirat.

Takwa merupakan hal yang harus sepenuhnya kita usahakan tanpa henti. Dalam takwa, jiwa dan
raga harus bersama-sama layaknya dua sisi uang yang saling melengkapi satu dan lainnya.
Demikian juga, takwa merupakan suatu proses yang harus terus diusahakan sampai datang ajal
menjemput. Oleh karenanya, Allah swt. Berfirman:

‫ِق‬ ‫ِت‬
‫َو اْع ُبْد َر َّبَك َح َّتى َيْأ َيَك اْلَي يُن‬
Artinya: “Dan sembahlah tuhanmu sampai datang kepadamu suatu kepastian (ajal)” (QS. al-Hijr:
99)

Jamaah Jumat Yang dimuliakan Allah..

Tak ada yang membantah bahwa menolong orang lain dalam kebaikan adalah sesuatu yang
mulia. Pesan ini terlalu sering kita dengar lewat ceramah-ceramah, khutbah, atau mungkin
nasihat-nasihat bijak dari tokoh-cendekia. Saking seringnya kadang kepekaan atas nilai positif
tolong-menolong itu menjadi hal yang biasa. Tak lagi istimewa.

1
Dalam khutbah kali ini, saya selaku khotib mengajak dan berusaha mengingatkan kembali
kepada diri saya sendiri secara khusus, dan jamaah sekalian secara umum.

Jamaah shalat jumat rahimakumullah,

Al-Qur’an telah menegaskan bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan bentuk
terbaik (ahsanu taqwim). Manusia memiliki keistimewaan dibanding ciptaan lain seperti jin,
setan, malaikat, juga binatang. Manusia dibekali tidak hanya panca indra dan bentuk fisik yang
indah, tapi juga akal pikiran yang membuatnya kreatif dan menjalani hidup dengan penuh
makna.

Makna tersebut salah satunya bisa kita petik dari sikap baik kita terhadap orang lain. Kita tahu,
manusia merupakan makhluk individual sekaligus makluk sosial. Yang terakhir disebut ini
adalah sebuah keniscayaan. Manusia ditakdirkan tidak bisa hidup sendirian. Ia pasti
membutuhkan yang lain, baik yang berkenaan dengan manusia maupun alam sekitar. Karena itu
menolong orang lain yang membutuhkan termasuk perbuatan yang sangat ditekankan. Tolong
menolong menjadi ajakan utama yang diulang-ulang dalam Al-Qur’an maupun hadits. Dalam
sebuah hadits yang cukup populer disampaikan:

‫ِم‬ ‫ِم‬ ‫ِه‬ ‫ِض‬


‫َعْن َأِبْي ُه َر ْيَر َة َر َي الَّلُه َعْن ُه َعِن الَّنِبِّي َص َّلى الَّل ُه َعَلْي َو َس َّلَم َق اَل َمْن َنـَّف َس َعْن ُم ْؤ ٍن ُك ـْر َبًة ْن‬
‫ َّس ـ ا َعَل ِه‬، ‫َّس َعَلـى ـ ِس ٍر‬ ، ‫ َنـَّف ا َعْنُه ُك ـ ًة ِم ُك ـ ِب ِم اْلِق ا ِة‬، ‫ُك ِب الُّد ا‬
‫َي َر ُهلل ْي‬ ‫ُم ْع‬ ‫ْر َب ْن َر َيْو َي َم َو َمْن َي َر‬ ‫َس ُهلل‬ ‫ْنَي‬ ‫َر‬
‫ َو اُهلل ِفـي َع ْو ِن اْلَعْب ِد َم ا‬، ‫ َس َتـَر ُه اُهلل ِفـي ال ُّد ْنَيا َو اآْل ِخ َر ِة‬، ‫ َو َمْن َس َتـَر ُمْس ِلًم ـا‬، ‫ِفـي الُّد ْنَيا َو اآْل ِخ َر ِة‬
‫َك اَن اْل ُد ِفي َع ِن َأِخ يِه‬
‫ْو‬ ‫َعْب‬
Artinya: “Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allah melapangkan
darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Siapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan, maka
Allah memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Siapa menutupi (aib) seorang
Muslim, maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong
seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya...” (HR Muslim)

Jamaah shalat jumat rahimakumullah,

Hadits tersebut memuat pesan cukup spesial. Jika kita perhatikan secara seksama redaksi hadits,
kita segera tahu bahwa Allah melibatkan secara langsung seolah-olah berada di balik orang-
orang susah dan siap memberi balasan setimpal bagi yang mau membantu orang-orang dalam

2
kesulitan itu. Allah secara verbal berjanji akan memudahkan dan menolong orang yang mau
menolong hambanya.

Kerap kita dengar orang bilang, “Jika kau sampai sentuh si A maka kau akan berhadapan
denganku.” Pernyataan ini tentu keluar dari mulut orang yang begitu sayang dengan si A.
Sampai-sampai berani pasang badan, memberi pembelaan ketika sesuatu tak mengutungkan
menimpa si A.

Kasus ini bisa dianalogikan kepada hadits di atas. Pernyataan “Allah senantiasa menolong
seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya” adalah sinyal tentang betapa
sayangnya Allah kepada orang-orang susah, dan karenanya memberi berjanji bakal pula
menolong para penolong orang susah tersebut. Hal ini menegaskan kebenaran bahwa “Allah
hadir di tengah-tengah orang susah”.

Orang yang gemar mengulurkan tangan kepada orang lain juga akan memperoleh kedudukan
yang istimewa di sisi Allah. Suatu ketika ada seorang laki-laki yang datang kepada Rasulullah.
Lalu ia bertanya: wahai Rasulullah, siapa orang yang paling dicintai oleh Allah? Dan apa amalan
yang paling dicintai oleh Allah? Rasulullah pun menjawab:

‫ َو َأَح ُّب اَألْع َم اِل ِإَلى‬، ‫ «َأَح ُّب الَّناِس ِإَلى الَّل ِه َأْنَف ُعُه ْم ِللَّناِس‬:‫قال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬
،‫ َأْو َتْق ِض ي َعْن ُه َد ْيًن ا‬،‫ َأْو َتْط ُر ُد َعْن ُه ُج وًع ا‬،‫ َأْو َتْك ِش ُف َعْن ُه ُك ْر َب ًة‬، ‫الَّل ِه ُس ُر وٌر ُتْد ِخ ُل ُه َعَلى ُمْس ِلٍم‬
‫َيْع ِني َمْس ِج َد‬- ‫ َأَح ُّب ِإَلَّي ِم ْن َأْن َأْع َتِك َف ِفي َه َذ ا اْلَمْس ِج ِد‬،‫َو َألْن َأْم ِش َي َم َع َأٍخ ِلي ِفي َح اَج ٍة‬
،‫ َش ْه ًر ا‬-‫اْلَم ِد يَنِة‬

“Orang yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain. Dan
perbuatan yang paling dicintai Allah adalah memberi kegembiraan seorang mukmin,
menghilangkan salah satu kesusahannya, membayarkan hutangnya, atau menghilangkan rasa
laparnya. Dan aku berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi kebutuhannya itu lebih aku
cintai daripada beri’tikaf di masjid Nabawi selama sebulan.” (HR ath-Thabrani)

Tidak ada yang paling beruntung dalam kehidupan manusia selain dicintai oleh Sang Maha
Mencintai, Allah azza wa jalla. Kecintaan-Nya adalah anugerah terbesar, bahkan dibandingkan
dengan kenikmatan surga sekalipun. Cinta adalah tanda keridlaah. Bukankah tujuan pokok
manusia adalah mencari ridla Allah?

3
Jamaah shalat jumat rahimakumullah,

Ternyata demikian besar yang kita dapat dari perbuatan gemar membantu orang lain. Kita
melihat ada keselarasan pengaruh antara kesalehan kita secara sosial dengan kecintaan Allah
kepada hamba-Nya. Bahkan Rasulullah secara terang-terangan memandangnya lebih unggul
daripada beri’tikaf di masjid Nabawi selama sebulan.

Sasaran menolong itu sangatlah luas. Ia tak harus selalu berhadapan dengan masalah-masalah
besar yang bahkan kita sendiri sukar mengatasinya. Memberi tempat duduk kepada ibu hamil di
kendaraam umum adalah menolong. Begitu pula memberi makanan untuk anak-anak jalanan,
membeli barang dagangan Pak Tua yang miskin, menghibahkan mukena untuk dipakai umum di
sebuah masjid, melapangkan hati orang yang tertimpa musibah, dan lain-lain.

Semoga perintah Al-Qur’an dan sunnah Nabi yang ini dapat kita laksanakan dengan baik.
Apalagi seiring perkembangan teknologi informasi yangsemakin canggih, ada kecenderungan
masyarakat kian individualis, kepekaannnya memudar terhadap kondisi orang-orang di
sekitarnya. Wallahu a’lam bishshawab.

‫ِك‬ ‫ِف ِه ِم ِة ِذ‬ ‫ِن‬ ‫ِن ِظ‬ ‫ِف‬ ‫ِل‬


‫ َو َنَف َع ي َو ِإَّي اُك ْم ِبَم ا ْي ْن آَي َو ْك ِر اْلَح ْيِم َو َتَق َّب َل اُهلل‬, ‫َب اَر َك اهلل ي َو َلُك ْم ى ْالُق ْر آ ْالَع ْيِم‬
‫ِظ‬ ‫ِف‬ ‫ِل‬ ‫ِل‬ ‫ِم‬ ‫ِم ِم ِت‬
‫ َو َأُقْو ُل َقْو ي َه َذ ا َفأْس َتْغ ُر اَهلل الَع ْيَم ِإَّنُه ُه َو الَغُف ْو ُر‬،‫َّنا َو ْنُك ْم َالَو َت ُه َو ِإَّنُه ُه َو الَّس ْيُع الَع ْيُم‬
‫الَّر ِح ْيم‬

Khutbah II

‫ َو َأْش َه ُد َأْن َال ِاَل َه ِإَّال اُهلل َو اُهلل َو ْح َد ُه َال‬.‫َاْلَحْم ُد ِهلل َعلَى ِإْح َس اِنِه َو الُّش ْك ُر َل ُه َعلَى َتْو ِفْيِق ِه َو ِاْم ِتَناِنِه‬
.‫َش ِر ْيَك َلُه َو َأْش َه ُد أَّن َس ِّيَدَنا ُمَح َّم ًد ا َعْبُد ُه َو َرُسْو ُلُه الَّد اِع ى إلَى ِر ْض َو اِنِه‬

‫اللُه َّم َص ِّل َعَلى َس ِّيِد َنا ُمَح َّم ٍد ِو َعَلى َاِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َس ِّلْم َتْس ِلْيًم ا ِكثْيًر ا‬

‫ َفيَا َاُّي ا الَّنا ِاَّتُقواا ِف ا َأ ا ا َعَّم ا ى اْع َل ا َأَّن ا َأ ُك ِب َأ ٍر َد َأ ِف ِه‬، ‫َأَّما ُد‬
‫َهلل َم َر ْم ْم َب ْي‬ ‫َنَه َو ُم ْو‬ ‫َهلل ْيَم َم َر َو ْنَتُه ْو‬ ‫َه ُس‬ ‫َبْع‬
‫ِب ْف ِس ِه َثـَنى ِب آل ِئَك ِتِه ِبُقْد ِس ِه‬
‫َن َو َم‬

4
‫َو َقاَل َتعَاَلى ِإَّن اَهلل َو َمآلِئَك َتُه ُيَص ُّلْو َن َعلَى الَّنِبى يآ َاُّيَه ا اَّل ِذ ْيَن آَمُنْو ا َص ُّلْو ا َعَلْي ِه َو َس ِّلُمْو ا َتْس ِلْيًم ا‪.‬‬
‫اللُه َّم َص ِّل َعَلى َس ِّيِد َنا ُمَح َّم ٍد َص َّلى اُهلل َعَلْي ِه َو َس ِّلْم َو َعَلى آِل َس ِّيِد نَا ُمَح َّم ٍد َو َعَلى َاْنِبيآِئ َك‬
‫ِئ ِة‬ ‫ِل‬
‫َو ُرُس َك َو َمآل َك ْالُم َقَّر ِبْيَن‬
‫ِبِع‬ ‫ِة‬ ‫ِق ِة‬ ‫ِل‬ ‫ِء ِش ِد ِب‬
‫َو اْر َض الّلُه َّم َعِن ْالُخ َلَف ا الَّر ا ْيَن َأ ى َبْك ٍر َو ُعَم ر َو ُعْثَم ان َو َع ى َو َعْن َب َّي الَّص َح اَب َو الَّتا ْيَن‬
‫ِح ِم‬ ‫ِب ِت‬ ‫ِم‬ ‫ِبِا ٍن ِا‬ ‫ِبِع‬ ‫ِبِع‬
‫َو َتا ي الَّتا ْيَن َلُه ْم ْح َس ا َلى َيْو الِّد ْيِن َو اْر َض َعَّنا َمَعُه ْم َر ْح َم َك َيا َأْرَح َم الَّر ا ْيَن‬
‫َاللُه َّم اْغِف ِلْل ْؤ ِم ِنْي ْال ْؤ ِم َناِت ْال ِلِم ْي ْال ِل اِت َاَالْح يآ ِم ْنُه ْاَالْم اِت‬
‫ُء ْم َو َو‬ ‫َو ُمْس َن َو ُمْس َم‬ ‫ْر ُم َن َو ُم‬
‫ِد‬ ‫ِع‬ ‫ِك‬ ‫ِذ‬ ‫ِلِم‬ ‫ِع‬
‫اللُه َّم َأ َّز ْاِإل ْس َالَم َو ْالُمْس ْيَن َو َأ َّل الِّش ْر َك َو ْالُم ْش ِر ْيَن َو اْنُص ْر َب اَدَك ْالُمَو ِّح َّي َة َو اْنُص ْر َمْن‬
‫َنَص َر الِّد ْيَن َو اْخ ُذ ْل َمْن َخ َذ َل ْالُمْس ِلِم ْيَن َو َدِّمْر َأْعَد اَء الِّد ْيِن َو اْع ِل َك ِلَم اِتَك ِإَلى َيْو َم الِّد ْيِن ‪.‬‬

‫ِم‬ ‫ِف ِة ِم‬ ‫ِم‬


‫اللُه َّم اْد َفْع َعَّنا ْالَبَالَء َو ْالَو َباَء َو الَّز َالِز َل َو ْال َح َن َو ُسْو َء ْال ْتَن َو ْال َح َن َم ا َظَه َر ْنَه ا َو َم ا َبَطَن َعْن‬
‫َبَلِد َنا ِاْنُد وِنْيِس َّيا خآَّصًة َو َس اِئِر ْالُبْلَد اِن ْالُمْس ِلِم ْيَن عآَّمًة َيا َر َّب ْالَعاَلِم ْيَن ‪.‬‬

‫َر َّبَنا آِتنَا ِفى الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو ِفى ْاآلِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَنا َعَذ اَب الَّناِر ‪.‬‬

‫َر َّبَنا َظَلْم َنا َاْنُف َس َنا َو إْن َلْم َتْغِف ْر َلَنا َو َتْر َحْم َنا َلَنُك ْو َنَّن ِم َن ْالَخ اِس ِر ْيَن ‪.‬‬

‫ِع َباَداِهلل ! ِإَّن اَهلل َيْأُمُر َنا ِبْالَعْد ِل َو ْاِإل ْح َس اِن َو ِإْيتآِء ِذ ي ْالُقْر بَى َو َيْنَه ى َعِن ْالَف ْح شآِء َو ْالُم ْنَك ِر َو ْالَبْغي‬
‫ِعُظُك َل َّلُك َت َذ َّك َن اْذُك وا ا ْال ِظ ْي ْذ ُك ُك اْش ُك ُه َعل ِن ِم ِه ِز ْد ُك َل ِذ ْك اِهلل‬
‫ُر ْو َو ُر َهلل َع َم َي ْر ْم َو ُر ْو َى َع َي ْم َو ُر‬ ‫َي ْم َع ْم‬
‫َأْك َبْر‬

‫‪5‬‬

Anda mungkin juga menyukai