Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TAUHID DAN URGENSINYA BAGI

KEHIDUPAN MUSLIM
Mata Kuliah : Al – Islam Kemuhammadiyahan

Disusun oleh:
Fajar Duwiyanto (22.0504.0047)
Afnan Ahsana S. (22.0504.0064)
Rifky Pratama Putra (22.0504.0068)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2022

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum wr.wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat serta
hidayahnya kepada kita semua. Tak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan
kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menghantarkan kita dari zaman jahiliyah menuju Zaman
yang Islamiyah seperti saat ini.

Alhamdulillah sekali lagi kami ucapkan atas terselesasinya makalah ini yang berjudul TAUHID
DAN URGENSINYA BAGI KEHIDUPAN MUSLIM. Pengerjaan makalah ini dimaksud untuk memenuhi tugas
dari Dosen Dr, Imam Mawardi, M.Ag., pada bidang studi Al – Islam Kemuhammadiyan di Universitas
Muhammadiyah Magelang. Selain itu penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pemaca tentang tauhid dan urgensinya bagi kehidupan muslim.

Dalam pengerjaan makalah ini kami mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak; yakni
kedua orang tua, teman sekelas dan dari pihak pihak yang tidak saya sebutkan. maka dari itu penulis
menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya

Penyusunan makalah ini telah kami buat dengan sungguh-sungguh yang mana kami berharap
tidak ada kesalahan atau kekurangan sedikitpun. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
dari para pemaca sebagai pengingat untuk kami dalam pengerjaan makalah yang lebih baik kedepannya.

Wassalamualaikum wr.wb.

2
DAFTAR ISI

BAB I............................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN.............................................................................................................................. 4
1.1. Latar belakang............................................................................................................ 4
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................... 4
1.3. Tujuan........................................................................................................................ 4

BAB II.............................................................................................................................................. 5

PEMBAHASAN................................................................................................................................ 5
2.1 Apa pengertian tauhid ?............................................................................................. 5
2.2 Apa makna dari kalimat laa ilaaha ilia-allah dan konsekuensinya bagi kehidupan?. . . 5
2.3 Jelaskan tauhid sebagai landasan bagi semua aspek kehidupan!............................... 6
2.4 Apa jaminan Allah bagi orang yang bertauhid mutlak ?............................................. 7

BAB II.............................................................................................................................................. 9

PENUTUP........................................................................................................................................ 9
3.1. Kesimpulan................................................................................................................. 9
3.2. Saran........................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................... 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tauhid secara bahasa yaitu mengesakan atau menganggap sesuatu itu esa atau tunggal
sedangkan secara istilah islam yakni menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang benar
dengan segala kekhususannya. Tauhid mampu mengubah manusia menjadi manusia yang
perilakunya sesuai dengan kehendak Allah SWT. Bisakah kita menjadi orang-orang tauhid seperti
yang diinginkan? Dengan berdoa dan memohon taufik dari-Nya, insya Allah kita bisa mencapai ke
arah itu, setidaknya pemahaman tauhid kita tidak menyimpang dari rambu-rambu yang telah
ditetapkan Allah.

Banyak orang yang memeluk Islam. Tetapi jika kita bertanya kepada mereka, apa itu tauhid, apa
itu tauhid yang benar, maka sangat sedikit orang yang bisa menjawabnya. Sungguh ironis melihat
realita orang-orang yang mengidolakan artis atau pesepakbola yang hapal dengan nama, hobi,
alamat, sifat, bahkan keadaan sehari-harinya. Di sisi lain, seseorang mengaku menyembah Allah
tetapi dia tidak mengenal Allah yang dia sembah. Dia tidak tahu sifat-sifat Allah, tidak tahu nama-
nama Allah, tidak tahu apa hak-hak Allah yang harus dia penuhi. Akibatnya, dia tidak percaya pada
Tuhan dengan benar dan jatuh ke dalam syirik.

Urgensi tauhid dalam kehidupan umat Islam sangat berpengaruh, sebagai landasan utama di
mana semua ajaran Islam dibangun. Untuk mendapatkan pemahaman yang benar dari sumber-
sumber ilmu yang shahih, maka perlu mengacu pada pemahaman generasi teladan umat, yaitu
generasi Salaf. Ketelitian dan keteladanan dalam agama dan aqidah tidak diragukan lagi karena
mereka mewarisi apa yang telah diajarkan Nabi. Maka dari itu Kami berupaya menyampaikan dan
mencoba menjelaskan mengenai Tauhid dan Urgensinya

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian tauhid ?
2. Apa makna dari kalimat laa ilaaha ilia-allah dan konsekuensinya bagi kehidupan?
3. Jelaskan tauhid sebagai landasan bagi semua aspek kehidupan!
4. Apa jaminan Allah bagi orang yang bertauhid mutlak ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu tauhid
2. Mengetahui makna dari kalimat laa ilaaha ilia-allah dan konsekuensinya bagi kehidupan?
3. Untuk Mengetahui penjelasan Tauhid sebagai Landasan bagi Semua Aspek kehidupan
4. Untuk Mengetahui Apa Jaminan Allah Bagi yang bertauhid mutlak

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tauhid


Menurut bahasa, tauhid adalah menyatukan atau menganggap sesuatu menjadi satu atau
tunggal. Dalam ajaran Islam, yang dimaksud dengan tauhid adalah keyakinan akan keesaan Allah
swt. Sebagai Tuhan yang telah menciptakan, memelihara, dan menentukan segala sesuatu yang ada
di alam ini. Tauhid jua mengakibatkan seseorang muslim hanya membuahkan Allah Swt menjadi
tujuan. Secara harfiyah, tauhid merupakan “satu”,yakni yang kuasa yg satu, tiada yang kuasa selain-
Nya (keesaan Allah). Tauhid terangkum pada kalimat tahlil, yakni Laa Ilaaha Illaallaah (tiada tuhan
selain Allah).
Tauhid menjadi inti ajaran agama para nabi dan rasul, sejak Nabi Adam a.s. hingga Nabi
Muhammad Saw menjadi nabi serta rasul terakhir, tak terdapat lagi nabi/rasul setelahnya
ٰ ْ َ ۡ ‫اًل َأ ۡ ْ هَّلل‬
ۖ ‫ٱلطَّ ُغ‬
‫وتَ فَ ِم ۡنهُم َّم ۡن هَدَى ٱهَّلل ُ َو ِم ۡنهُم َّم ۡن َحقَّ ۡت‬ ‫َولَقَ ۡد بَ َع ۡثنَا فِي ُك ِّل ُأ َّم ٖة َّر ُسو ِن ٱعبُدُوا ٱ َ َوٱجتنِبُوا‬
َ‫ُوا َك ۡيفَ َكانَ ٰ َعقِبَةُ ۡٱل ُم َك ِّذبِين‬
ْ ‫ض فَٱنظُر‬ eْ ‫ض ٰلَلَ ۚةُ فَ ِسير‬
ِ ‫ُوا فِي ٱَأۡل ۡر‬ َّ ‫َعلَ ۡي ِه ٱل‬
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
“Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu” (QS. An-Nahl: 36).
‫ُون‬ ۡ َ‫ي ِإلَ ۡي ِه َأنَّ ۥهُ ٓاَل ِإ ٰلَهَ ِإٓاَّل َأن َ۠ا ف‬eٓ ‫وح‬
ِ ‫ٱعبُد‬ َ ِ‫َو َمٓا َأ ۡر َس ۡلنَا ِمن قَ ۡبل‬
ِ ُ‫ك ِمن َّرسُو ٍل ِإاَّل ن‬
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan
kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu
sekalian akan Aku”. (QS Al Anbiyaa’ : 25).
‫د ۖا‬eٗ e‫ ا ٰ َو ِح‬e ٗ‫ا ِإ ٰلَه‬eْ‫د ُٓو‬e ُ‫ُم َأ ۡربَابٗ ا ِّمن دُو ِن ٱهَّلل ِ َو ۡٱل َم ِسي َح ۡٱبنَ َم ۡريَ َم َو َمٓا ُأ ِمر ُٓو ْا ِإاَّل لِيَ ۡعب‬eۡ‫ارهُمۡ َور ُۡه ٰبَنَه‬
َ َ‫ٱتَّ َخ ُذ ٓو ْا َأ ۡحب‬
eَ ‫ٓاَّل ِإ ٰلَهَ ِإاَّل هُ ۚ َو س ُۡب ٰ َحنَهۥُ َع َّما ي ُۡش ِر ُك‬
‫ون‬
“Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS At Taubah:
31)

2.2 Makna dari Kalimat Laa Ilaaha Ilia-Allah dan Konsekuensinya Bagi Kehidupan
Kalimat Laa Ilaaha IlIa-Allah mengandung dua makna, yaitu makna
penolakan segala bentuk sesembahan selain Allah SWT, serta makna menetapkan bahwa
satusatunya sesembahan yang sahih hanyalah beliau semata. Berkaitan dengan kalimatini Allah
SWT berfirman :
ِ eۗ َ‫ك َولِ ۡل ُم ۡؤ ِمنِينَ َو ۡٱل ُم ۡؤ ِم ٰن‬
‫م‬eۡ‫ت َوٱهَّلل ُ يَ ۡعلَ ُم ُمتَقَلَّبَ ُكمۡ َو َم ۡث َو ٰى ُك‬ ۡ ‫ٱعلَمۡ َأنَّ ۥهُ ٓاَل ِإ ٰلَهَ ِإاَّل ٱهَّلل ُ َو‬
َ ِ‫ٱست َۡغفِ ۡر لِ َذ ۢنب‬ ۡ َ‫ف‬
merupakan :"Maka ketahuilah (ilmuilah) bahwasannya tidak terdapat sesembahan yang benar
selain
Allah". (Qs. Muhammad : 19)
berdasarkan ayat di atas, bahwa memahami makna syahadat artinya wajib hukumnya
dan mesti didahulukan asal pada rukun-rukun Islam yg lain. Rasulullah SAW pula
menegaskan :"Barang siapa yg mengucapkan laa ilaaha illa-Allah dengan nrimo maka akan
masuk ke tiba nirwana."(HR. Ahmad). yg dimaksud menggunakan lapang dada pada sini artinya
memahami, mengamalkan serta mendakwahkan kalimat tersebut sebelum yg lainnya.
Rasulullah sendiri mengajak paman dia Abu Thalib menjelang dtk-dtk kematiannya

5
dengan ajakan :"Wahai pamanku, ucapkanlah laa ilaaha illa-Allah, sebuah kalimat yang aku
akan jadikan ia menjadi nutfah di hadapan Allah". tapi, Abu Thalib enggan buat
mengucapkan serta mati datam keadaan musyrik. Selama 13 tahun pada Makkah. Nabi Muhammad
SAW mengaiak orang-orang menggunakan perkataan dia :"Katakan laa ilaaha illa-Allah”.lalu orang-
orang kafir menjawab :"Beribadah kepada sesembahan yg satu. tidak pernah kami dengar berasal
orangtua kami". Orang Quraisy di zaman Rasulullah sangat paham makna kalimat tadi, dan
barang siapa yg mengucapkannya tak akan menyeru/berdoa kepada selain Allah. syarat-syarat Laa
Ilaaha IlIa-Allah bersaksi menggunakan laa ilaaha illa-Allah harus dengan tujuh syarat.Tanpa syarat-
syarat itu kesaksian tadi tidak akan bermanfaat bagi yang mengikrarkannya. Secara singkat tujuh
syarat itu adalah :
a. ‘ilmu (mengetahui), yg menafikan jahl (Kebodohan)
b. Yaqin (yakin), yg menafikan syak (keraguan)
c. Qabul (menerima), yang menafikan radd (penolakan)
d. Inqiyad (patuh), yang menafikan tark (meninggalkan)
e. Ikhlash, yang menafikan syirik
f. Shidq (jujur), yang menafikan kidzb (dusta )
g. Mahabbah (kecintaan), yg menafikan baghdha’ (kebencian).

2.3 Tauhid Sebagai Landasan Bagi Semua Aspek Kehidupan


Tauhid dalam pandangan islam merupakan akar yang melandasi setiap aktivitas manusia.
Kekokohan dan tegaknya tauhid mencerminkan luasnya pandangan, timbulnya semangat beramal
dan lahirnya sikap optimistik. Sehingga tauhid dapat digambarkan sebagai sumber segala perbuatan
(amal shalih) manusia. Sebetulnya formulasi tauhid terletak pada realitas sosial. Adapun bentuknya,
tauhid menjadi titik sentral dalam melandasi dan mendasari aktivitas. Tauhid harus diterjemahkan ke
dalam realitas historis-empiris. Tauhid harusnya dapat menjawab semua problematika kehidupan
modernitas, dan merupakan senjata pamungkas yang mampu memberikan alternatif yang lebih
anggun dan segar. Tujuan tauhid adalah memanusiakan manusia. Itu sebabnya, dehumanisasi
merupakan tantangan tauhid yang harus dikembalikan kepada tujuan tauhid, yaitu memberikan
perubahan terhadap masyarakat. Perubahan itu didasarkan pada cita-cita profetik yang diderivasikan
dari misi historis sebagaimana tertera dalam firman Allah:
َ‫ان‬ee‫ب لَ َك‬ eِ ‫اس ت َۡأ ُمرُونَ بِ ۡٱل َم ۡعر‬
ِ َ‫ُوف َوت َۡنهَ ۡونَ َع ِن ۡٱل ُمن َك ِر َوتُ ۡؤ ِمنُونَ بِٱهَّلل ۗ ِ َولَ ۡو َءا َمنَ َأ ۡه ُل ۡٱل ِك ٰت‬ ِ َّ‫ُكنتُمۡ خ َۡي َر ُأ َّم ٍة ُأ ۡخ ِر َج ۡت لِلن‬
َ‫م ۡٱل ٰفَ ِسقُون‬eُ ُ‫خ َۡي ٗرا لَّهُمۚ ِّم ۡنهُ ُم ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُونَ َوَأ ۡكثَ ُره‬
Artinya :“Engkau adalah umat terbaik yang diturunkan di tengah manusia untuk menegakkan kebaikan,
mencegah kemungkaran dan beriman kepada Allah”.(QS. Ali’Imran: 110). Kuntowijoyo memberikan
tiga muatan dalam ayat di atas sebagai karakteristik ilmu sosial profetik, yakni kandungan nilai
humanisasi, liberasi dan transendensi. Tujuannya supaya diarahkan untuk merekayasa masyarakat
menuju cita-cita sosial-etiknya di masa depan.

2.4 Jaminan Allah Bagi Orang Yang Bertauhid Mutlak


Tidak diragukan lagi bawa tauhid mempunyai kedudukan yg sangat agung pada
Islam. oleh sebab itu, bagi siapa yg mampu merealisasikan tauhid dengan sahih akan
mendapat beberapa keistimewaan. Bagi orang-orang yg termasuk ahli tauhid, Allah
janjikan berbagai kebahagian,baik di global, lebih-lebih pada akhirat. Itu semua hanya

6
khusus diberikan bagi ahli tauhid.
A. Ahli Tauhid mendapatkan Keamanan dan Petunjuk
seseorang yg bertauhid menggunakan benar akan mendapatkan rasa safety dan petunjuk.
Allah SWT menegaskan pada firman-Nya :
ٓ
َ ‫وا َولَمۡ يَ ۡلبِس ُٓو ْا ِإي ٰ َمنَهُم بِظُ ۡل ٍم ُأوْ ٰلَِئ‬
َ‫ك لَهُ ُم ٱَأۡلمۡ نُ َوهُم ُّم ۡهتَ ُدون‬ ْ ُ‫ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
ialah : “ Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukan iman meraka
menggunakan kezhaliman (syirik), mereka itulah yang mendapa keamanan dan mereka itu artinya
–orang-orang yg mendapatkan petunjuk’. (QS. Al-An’am: 82).
Kezhaliman meliputi 3 masalah, yaitu kezhaliman terhadap hak Allah yaitu dengan
berbuat syirik, kezhaliman seseorang terhadap dirinya sendiri yaitu menggunakan berbuat maksiat,
serta kezhaliman seorang terhadap orang lain yaitu menggunakan menganiaya orang lain.
Kezhaliman artinya menempatkan sesuatu tak di tempatnya. Kesyirikan dianggap
kezhaliman karna menandakan ibadah pada yg tidak berhak menerimanya. Ini
adalah kezhaliman yg paling zhalim. Hal ini sebab pelaku syirik menunjukan ibadah
pada yang tidak berhak menerimanya, mereka menyamakan Al-Khaliq (oleh Pencipta)
menggunakan makhluk, menyamakan yg lemah menggunakan Maha Perkasa.
yg dimaksud menggunakan kezhaliman pada ayat di atas merupakan syirik, sebagaimana
dijelaskan oleh Rasulallah SAW ketika menafsirkan ayat ini. Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu
berkata, “ waktu ayat ini turun,terasa beratlah di hati para sahabat, mereka mengatakan
siapakah di antara kita yg tidak pernah menzhalimi dri sendiri (berbuat maksiat), maka
rasulallah SAW bersabda : “serta (ingatlah) waktu Luqman berkata kepada anaknya, di saat
ia memberi pelajaran kepadanya: “ Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
Sesungguhnya , mempersekutukan (Allah) merupakan benar-sahih kezhaliman yg besar .(QS.
Lukman : 13)”
Orang-orang yg beriman dan tidak mencampuradukan keimanan mereka menggunakan
kezhaliman (kesyirikan). Mereka akan mendapatkan rasa aman di global dan pada akhirat serta
13
mendapatkan keamanan di dunia berupa kenyamanan hati, serta keamanan di akhirat asal halhal
yang ditakti yang akan terjadi pada Hari Akhir. Petunjuk yang mereka dapatkan pada dunia
berupa ilmu yang bermanfaat serta amal shalih, sedangkan petunjuk diakhirat berupa petunjuk
yg mereka dapatkan sesuai dengan kadar tauhidnya. Semakin sempurna Tauhid seorang,
semakin akbar keamanan dan petunjuk yg akan diperoleh
B. Ahli Tauhid Djamin Masuk Surga .
Rasulullah SAW bersabda yang artinya :” Barangsiapa yg bersyahadat (bersaksi) bahwa tidak terdapat
ilah (sesembah) yang berhak disembah selain allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, serta saksi
bahwa Muhammad merupakan hamba dan rosul-Nya, dan ‘Isa merupakan hamba dan rasul-Nya,
dan kalimat yg disampaikan-Nya pada Maryam serta ruh asal-Nya serta bersaksi bawha
nirwana serta neraka benar adanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga , sesuai
amal yang sudah dikerjakannya”. Ini merupakan janji asal Allah SAW buat ahli Tauhid bawha mereka
akan dimasukkan ke pada surga . ahli Tauhid merupakan mereka yang bersyahadat (bersaksi) dengan
persaksian yg diklaim pada hadis diatas. Maksud syahadat yang sahih harus terkandung
tiga hal, yaitu mengucapkannya menggunakan ekspresi, memahami maknanya, serta mengamalkan
segala konsekuensinya. tidak relatif hanya sekedar mengucapkan saja.
sesuai amal yg sudah dikerjakannya ada 2 tafsiran :

7
Pertama, mereka akan masuk nirwana walaupun memiliki dosa-dosa selain syirik karena
dosa-dosa selain syirik tersebut tidak menghalanginya buat masuk ke dalam surga , baik
masuk surga secara langsung maupun sempat diazab di neraka lalu akhirnya masuk nirwana. Ini
adalah keutamaan tauhid yg dapat menghapuskan dosa-dosa dengan izin Allah dang
mnghalangi seseorang dengan amal shalihnya.
ke 2, ,mereka akan masuk nirwana, tetapi kedudukan mereka dalam surga sinkron
dengan amalan merka, karena kedudukan seorang pada nirwana bertingkat-tingkat sesuai amal
shalihanya.
C. Ahli Tauhid Diharamkan Asal Neraka
sungguh, neraka adalah seburuk-buruk daerah pulang. Betapa bahagianya seorang
yang tidak mnjadi penghuni neraka. Hal ini akan dihasilkan sang sesorang yg bertauhid
dengan sahih. Sabda Rasullalah SAW yang artinya: “ Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi
orang yg menatakan
La ilaaha illa-Allah, yang pada ucapkan nrimo mengharapkan wajah Allah. (HR. Al-Bukhari
serta Muslim)
Pengharaman asal neraka ada 2 bentuk. Pertama, diharamkan masuk neraka secara
absolut dalam arti dia tidak akan pernah masuk neraka sama sekali. Boleh jadi beliau
mempunyai dosa, kemudian Allah SWT mengampuninnya atau dia termasuk golongan orangorang yg
masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab. ke 2, diharamkan tak pernah mati masuk neraka
dalam arti dikeluarkan berasal neraka sesudah sempat dimasukkan ke dalamnya selama beberapa
ketika.
D. Ahli Tauhid Diampuni Dosa-dosanya.
hayati kita tidak luput asal gelimbang dosa dan maksiat. karena itu pengampunan
dosa adaalah sesuatu yg sangat kita harapkan. dengan melaksanakan tauhid swcara sahih,
menjadi karena terbesar dapat menghapus dosa-dosa kita. Rasulallah SAW bersabda :
yg artinya : “ Allah berfirman : ‘ Wahai anak adam, sesungguhnya sekiranya engkau
kamu datang pada-Ku dengan kesalahan sepenuh bumi, keumdian engkau datang kepada-Ku
tanpa menyrkutukan sesuatu pun dengan-Ku, maka aku akan mendtangimu dengan ampun
sepenuh bumi pula”. (HR. Tirmidzi)
pada hadist ini Rasulallah mengabarkan ihwal luasnya keutamaan serta rahmat
Allah. Allah akan menghapus dosa-dosa yg besar sekalipun selama itu bukan dosa syirik.
Semakna dengan hadist ini mirip difirmankan Allah :
‫َظي ًما‬ eٰٓ ‫ك بِِۦه َويَ ۡغفِ ُر َما ُدونَ ٰ َذلِكَ لِ َمن يَ َشٓا ۚ ُء َو َمن ي ُۡش ِر ۡك بِٱهَّلل ِ فَقَ ِد ۡٱفتَ َر‬
ِ ‫ى ِإ ۡث ًما ع‬ َ ‫ِإ َّن ٱهَّلل َ اَل يَ ۡغفِ ُر َأن ي ُۡش َر‬
artinya :’ Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan beliau
mengampuni segala dosa yang lain berasal (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya,
Barangsiapa siapa yg mempersekutukan Allah, maka sungguh dia sudah berbuat dosa yang
akbar”. (QS. An-Nisaa’:48)
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Setiap muslim hendak meyakini bahwa tauhid adalah dasar Islam yang paling agung
dan istimewa. Jika tauhid yang murni terealisasikan dalam hidup seseorang, baik pribadi
maupun jama’ah, akan memetik buah yang amat manis. Di antara buah yang didapat adalah

8
memerdekakan manusia dari perbudakan serta tunduk kepada selain Allah, baik benda-benda
atau makhluk lainnya, juka akan memebentuk keperibadian yang kokoh.
Karena itu, siapa pun yang mampu mengamalkan nilai-nilai ketauhidan dengan benar
dalam segala aktivitasnya, niscaya mendapat ketauhidan dengan benar dalam segala
aktivitasnya, niscaya mendapat banyak keistimewaan. Allah SWT menjanjikan bagi para ahli
Tauhid aneka kebahagiaan, baik di dunia, lebih-lebih di akhirat kelak

3.2. Saran
Kita sebagai orang beriman diwajibkan mempercayai dan mengenal keEsaan Allah
dan mengetahui syarat dan konsekuensi dalam tindakan.Namun untuk menunjukkan itu
tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.karena akan ada hal-hal yang tidak sesuai
dengan ajaran agama sehinggah untuk menghindari hal tersebut,penulis akan membutuhkan
saran agar bisa memperbaaiki makalah ini dengan baik,terutama bagi pembaca

DAFTAR PUSTAKA

Aziz.Abdul,Pelajaran Tauhid Untuk Pemula, Terj. Ainul Haris Umar Arifin Thayib, Jakarta: Yayasan Al-
sofwa, 2000
http://maswanuldwim.blogspot.com/2017/05/tauhid-dan-urgensinya-bagi-kehidupan.html
http://matakata21.blogspot.com/2016/10/tugas-aik-tauhid-dan-urgensinya.html

Anda mungkin juga menyukai