Anda di halaman 1dari 15

HIDUP BAHAGIA DENGAN TAUHID, HIDUP SENGSARA DENGAN SYIRIK

Dosen Pengampu: Dace Sudjana

Disusun oleh:
Aradea Syarief Nugroho-(61202220010)
Haikal Ilyasa-(60202220095)
Resti Herlianti-(61202220016)
Uut Unggul Permatasari-(61202220033)

SEKOLAH TINGGI EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


(STEBI) GLOBAL MULIA CIKARANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kedudukan tauhid dalam Islam sangatlah fundamental, karena dari pemahaman tentang
tauhid itulah keimanan seorang muslim mulai tumbuh. Konsep tauhid dalam Islam merupakan salah
satu pokok ajaran yang tidak dapat diganggu gugat dan sangat berpengaruh terhadap keislaman
seseorang. Apabila pemahaman tentang tauhid seseorang tidak kuat, maka akan goyah pula pilar-pilar
keislamannya secara menyeluruh adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah.
Tauhid sebuah sumpah akan kesetiaan dan kepercayaan yang mutlak tentang Allah yang Maha Esa.
Dengan menyakini akan keesaan Allah, maka seorang muslim tidak akan lagi menyakini adanya
tuhan selain Allah.
Penyabab perbuatan syirik adalah dhai’ful iiman (lemahnya iman). Seorang yang imannya
lemah cenderung berbuat maksiat. Sebab, rasa takut kepada allah tidak kuat. Lemahnya rasa takut
kepada allah ini akan dimanfaatkan oleh hawa nafsu untuk menguasai diri seseorang. Ketika
seseorang di bimbing oleh hawa nafsunya, maka tidak mustahil ia akan jatuh ke dalam perbuatan
perbuatan syirik seperti memohon kepada pohonan besar karena ingin segera kaya atau selalu merujuk
kepada para dukun supaya penampilannya memikat hati orang banyak.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari tauhid dan syirik?
2. Apa macam macam tauhid dan syirik?
3. Apa dampak buruk dari syirik?
4. Bagaimana cara menerapkan tauhid dalam kehidupan sehari-hari?
5. Bagaimana cara menghindari perbuatan syirik?

TUJUAN PENULISAN
1. Menjelaskan arti dari tauhid dan syirik
2. Memaparkan jenis jenis tauhid dan syirik
3. Cara agar terhindar dari syirik
A.Pengertian
Pengertian tauhid secara bahasa atau etimologi bentuk kata mashdar dari asal kata kerja lampau yaitu
"wahhada yuwahhidu wahdah" yang memiliki arti mengesakan atau menunggalkan
dikutip dari buku Studi Ilmu Tauhid/Kalam oleh Mulyono dan Bashori
-Secara istilah syar’i, makna tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang
benar dengan segala kekhususannya

B.Pengertian menurut para ahli


1. Menurut Syaikh Muhammad Abduh (1926:4)
"Ilmu tauhid adalah suatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat yang wajib
disifatkan kepada-Nya, sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan daripada-Nya, juga membahas
tentang rasul-rasul-Nya, meyakinkan kerasulan mereka, sifat-sifat yang boleh ditetapkan kepada
mereka, dan apa yang terlarang dinisbatkan kepada mereka"
2. Husain Affandi al-Jisr (tt:6)
"Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas tentang hal-hal yang menetapkan akidah agama dengan
dalil-dalil yang meyakinkan"
3. Ibnu Khaldun (tt:458)
"Ilmu tauhid berisi alasan-alasan dari aqidah keimanan dengan dalil-dalil aqliyah dan alasan-alasan
yang merupakan penolakan terhadap golongan bid'ah yang dalam bidang aqidah telah menyimpang
dari mazhab salaf dan ahlus sunnah"
4. M.T. Thair Abdul Muin (tt:1)
"Tauhid adalah ilmu yang menyelidiki dan membahas soal yang wajib, mustahil dan jaiz bagi Allah
dan bagi sekalian utusan-Nya; juga menguoas dalil-dalil yang mungkin cocok dengan akal pikiran
sebagai alat bantu untuk membuktikan adanya Zat yang mewujudkan."

C.Jenis-jenis Tauhid
Para ulama menyimpulkan bahwa ada tauhid terbagi menjadi tiga: Tauhid Rububiyah, Tauhid
Uluhiyah dan Tauhid Al Asma Was Shifat.
1.Tauhid Rububiyyah
adalah mentauhidkan Allah dalam kejadian-kejadian yang hanya bisa dilakukan oleh Allah, serta
menyatakan dengan tegas bahwa Allah Ta’ala adalah Rabb, Raja, dan Pencipta semua makhluk, dan
Allahlah yang mengatur dan mengubah keadaan mereka.
(Al Jadid Syarh Kitab Tauhid, 17).

•Cara meyakini Tauhid Rububiyyah


Meyakini kekuasaan Allah dalam mencipta dan mengatur alam semesta, misalnya meyakini bumi dan
langit serta isinya diciptakan oleh Allah, Allahlah yang memberikan rizqi, Allah yang mendatangkan
badai dan hujan, Allah menggerakan bintang-bintang, dll.
Di nyatakan dalam Al Qur’an:
ُّ ‫ض َو َج َع َل‬
ِ ‫الظلُ َما‬
‫ت َوالنُّو َر‬ َ ْ‫ت َواَأْلر‬ َ َ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي َخل‬
ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬
“Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan Mengadakan gelap dan terang”
(QS. Al An’am: 1)
Tauhid rububiyyah ini diyakini semua orang baik mukmin, maupun kafir, sejak dahulu hingga
sekarang. Bahkan mereka menyembah dan beribadah kepada Allah. Hal ini dikhabarkan dalam Al
Qur’an:

ُ ‫َولَِئ ْن َسَأ ْلتَهُ ْم َم ْن َخلَقَهُ ْم لَيَقُولُ َّن هَّللا‬


“Sungguh jika kamu bertanya kepada mereka (orang-orang kafir jahiliyah), ’Siapa yang telah
menciptakan mereka?’, niscaya mereka akan menjawab ‘Allah’ ”. (QS. Az Zukhruf: 87)

ُ ‫س َو ْالقَ َم َر لَيَقُولُ َّن هَّللا‬ َ ْ‫ت َواَأْلر‬


rَ ‫ض َو َس َّخ َر ال َّش ْم‬ َ َ‫َولَِئ ْن َسَأ ْلتَهُ ْم َم ْن خَ ل‬
ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬
“Sungguh jika kamu bertanya kepada mereka (orang-orang kafir jahiliyah), ’Siapa yang telah
menciptakan langit dan bumi serta menjalankan matahari juga bulan?’, niscaya mereka akan
menjawab ‘Allah’ ”. (QS. Al Ankabut 61)
Oleh karena itu kita dapati ayahanda dari Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bernama Abdullah,
yang artinya hamba Allah. Padahal ketika Abdullah diberi nama demikian, Rasulullah
shallallahu’alaihi wasallam tentunya belum lahir.
Adapun yang tidak mengimani rububiyah Allah adalah kaum komunis atheis
2.Tauhid Uluhiyyah
adalah mentauhidkan Allah dalam segala bentuk peribadahan baik yang zhahir maupun batin
(Al Jadid Syarh Kitab Tauhid, 17).
Dalilnya:
ُ‫ك نَ ْستَ ِعين‬
َ ‫ِإيَّاكَ نَ ْعبُ ُد َوِإيَّا‬
“Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan” (Al
Fatihah: 5)
Sedangkan makna ibadah adalah semua hal yang dicintai oleh Allah baik berupa perkataan maupun
perbuatan.
Apa maksud ‘yang dicintai Allah’?
Yaitu segala sesuatu yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, segala sesuatu yang
dijanjikan balasan kebaikan bila melakukannya. Seperti shalat, puasa, bershodaqoh, menyembelih.
Termasuk ibadah juga berdoa, cinta, bertawakkal, istighotsah dan isti’anah.
Maka seorang yang bertauhid uluhiyah hanya meyerahkan semua ibadah ini kepada Allah semata, dan
tidak kepada yang lain. Sedangkan orang kafir jahiliyyah selain beribadah kepada Allah mereka juga
memohon, berdoa, beristighotsah kepada selain Allah. Dan inilah yang diperangi Rasulullah, ini juga
inti dari ajaran para Nabi dan Rasul seluruhnya, mendakwahkan tauhid uluhiyyah.
Allah Ta’ala berfirman:
َ‫َولَقَ ْد بَ َع ْثنَا فِي ُكلِّ ُأ َّم ٍة َر ُسواًل َأ ِن ا ْعبُدُوا هَّللا َ َواجْ تَنِبُوا الطَّا ُغوت‬
“Sungguh telah kami utus Rasul untuk setiap uumat dengan tujuan untuk mengatakan: ‘Sembahlah
Allah saja dan jauhilah thagut‘” (QS. An Nahl: 36)
Syaikh DR. Shalih Al Fauzan berkata:
“Dari tiga bagian tauhid ini yang paling ditekankan adalah tauhid uluhiyah. Karena ini adalah misi
dakwah para rasul, dan alasan diturunkannya kitab-kitab suci, dan alasan ditegakkannya jihad di jalan
Allah. Semua itu adalah agar hanya Allah saja yang disembah, dan agar penghambaan kepada
selainNya ditinggalkan”
(Lihat Syarh Aqidah Ath Thahawiyah).
3.Tauhid Al Asma’ was Sifat
adalah mentauhidkan Allah Ta’ala dalam penetapan nama dan sifat Allah, yaitu sesuai dengan yang Ia
tetapkan bagi diri-Nya dalam Al Qur’an dan Hadits Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.
•Cara bertauhid asma wa sifat Allah
ialah dengan menetapkan nama dan sifat Allah sesuai yang Allah tetapkan bagi diriNya dan
menafikan nama dan sifat yang Allah nafikan dari diriNya, dengan tanpa tahrif, tanpa ta’thil dan tanpa
takyif
(Lihat Syarh Tsalatsatil Ushul).
Allah Ta’ala berfirman yang artinya:
‫ء ْال ُح ْسنَى فَا ْدعُوهُ بِهَا‬rُ ‫َوهَّلِل ِ اَأْل ْس َما‬
“Hanya milik Allah nama-nama yang husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-
nama-Nya” (QS. Al A’raf: 180)
Hidup Bahagia Dengan Tauhid
    Orang yang hidup di dunia tentu menginginkan untuk senantiasa merasakan kebahagiaan dunia.
Bahkan tidak cukup di dunia orang pun mengangankan meraih kenikmatan di akhirat kelak.
Siapa yang tidak menginginkan kebahagiaan dunia dan akhirat, kita semua tentu menginginkannya.
Yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah bagaimana cara meraih keduanya. Kita yakin bahwa Islam
adalah agama yang ajarannya lengkap dan menyeluruh. Islam satu-satunya agama yang mendapatkan
pengakuan dari Sang Pemiliknya Jalla Sya'nuhu. Islam adalah agama yang rahmatan lil 'alamin. Tidak
didapatkan satu ajaran pun dalam Islam yang akan merugikan para pemeluknya, tidak ditemukan satu
prinsip pun dalam Islam yang mencelakakan para penganutnya. Sementara tidak sedikit pemeluknya
yang mengabaikannya, menitikberatkan perhatiannya pada masalah dunia dan bagaimana cara untuk
mendapatkannya. Padahal Allah telah mengingatkan kita dengan firman-Nya,

َ ‫ت ْال ِج َّن َو ْاِإل‬


ِ ‫نس ِإالَّلِيَ ْعبُد‬
‫ُون‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (Al-
Dzariyat:56)
Ibnu Katsir berkata, "Makna [ya'buduun] dalam ayat ini adalah [yuwahhiduun] (menauhidkan Allah)."
Al-Imam al-Baghawi menyebutkan dalam Tafsir-nya bahwa Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu
mengatakan, "Setiap perintah beribadah dalam al-Quran maknanya adalah tauhid."
Karena tauhid sebagai landasan yang akan mengantarkan seseorang kepada kebahagiaan dunia dan
akhirat maka Allah pun meridhai ahli tauhid. Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam bersabda,
‫صحُوا لِ َم ْن َواَّل هُ هَّللا ُ َأ ْم َر ُك ْم َوَأ ْن‬
َ ‫ض َي لَ ُك ْم َأ ْن تَ ْعبُدُوهُ َواَل تُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش ْيًئا َوَأ ْن تَ ْن‬
ِ ‫َرهَ لَ ُك ْم ثَاَل ثًا َر‬ ِ ‫ِإ َّن هَّللا َ َع َّز َو َج َّل َر‬
ِ ‫ض َي لَ ُك ْم ثَاَل ثًا َوك‬
‫َص ُموا بِ َح ْب ِل هَّللا ِ َج ِميعًا َواَل تَفَ َّرقُوا‬ ِ ‫ت‬ ْ
‫ع‬ َ ‫ت‬
"Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala meridhai untuk kalian tiga hal: Kalian menyembah-Nya
tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, memberikan nasihat kepada orang yang Allah
jadikan pengatur atas urusan-urusan kalian, dan berpegang teguh dengan tali Allah semuanya dan
jangan bercerai-berai." (Musnad Ahmad no. 8361 dari Abu Hurairah).
Berkata Ibnu Katsir pada ayat ini, "Yaitu mereka yang memurnikan ibadahnya untuk Allah saja dan
tidak berbuat kesyirikan dengan sesuatu apapun, mereka mendapatkan keamanan pada hari kiamat
dan petunjuk di dunia dan akhirat." Jadi memang tauhidlah yang akan mengantarkan seseorang
kepada kebahagiaan yang hakiki. Karena khilafah di muka bumi serta kehidupan yang damai, aman,
dan sentosa, serta berbangsa dan bernegara hanya akan diraih melalui tauhid. Allah berfirman,
Ahli tauhidlah yang akan mendapatkan jaminan surga dari Allah. Rasulullah shallallahu 'alahi wa
sallam bersabda,
ُ ‫ك ِب ِه َش ْيًئا َد َخ َل ْال َجنَّةَ َو َم ْن لَقِيَهُ يُ ْش ِر‬
‫ك بِ ِه َد َخ َل النَّا َر‬ ُ ‫َم ْن لَقِ َي هَّللا َ اَل يُ ْش ِر‬

"Barangsiapa yang bertemu Allah dalam keadaan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, ia
akan masuk surga. Dan barangsiapa yang bertemu dengan-Nya dalam keadaan menyekutukan-Nya, ia
akan masuk neraka."  (Shahih Muslim no. 136 dari Jabir bin Abdillah).
Ahli tauhid, mereka adalah orang-orang yang terjaga dan terpelihara darah dan hartanya. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

َ َّ‫ت َأ ْن ُأقَاتِ َل الن‬


ِ ‫اس َحتَّى يَ ْشهَدُوا َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هَّللا ُ َوَأ َّن ُم َح َّمدًا َرسُو ُل هَّللا‬ ُ ْ‫ُأ ِمر‬

"Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak
untuk diibadahi secara benar kecuali Allah dan bahwa Muhammad itu utusan Allah, menegakkan
shalat, menunaikan zakat. Jika mereka melakukannya mereka terjaga dariku darahnya dan hartanya
kecuali dengan hak-hak Islam dan perhitungannya atas Allah."  (Shahih al-Bukhari no. 24 dan Muslim
dari Ibnu Umar).
Demikianlah tauhid adalah rahasia kebahagiaan dunia dan akhirat. Karena itu yang pertama kali
diwajibkan atas seorang hamba adalah tauhid. Allah berfirman,

ِ ‫ك ِمن َّرسُو ٍل ِإالَّنُو ِحي ِإلَ ْي ِه َأنَّهُ آل ِإلَهَ ِإآل َأنَا فَا ْعبُد‬
‫ُون‬ َ ِ‫َو َمآَأرْ َس ْلنَا ِمن قَ ْبل‬
"Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya
bahwasanya tidak ada ilah yang hak melainkan Aku." (Al-Anbiya:25)
Imam al-Hafizh al-Hakami mengatakan, "Kewajiban pertama atas hamba adalah mengenal al-Rahman
(Allah) dengan tauhid."
Tauhid pula yang menjadi kewajiban terakhir atas seorang hamba. Saat menjelang kematian Abu
Thalib, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang menemuinya dan berkata,

َ َ‫َأيْ َع ِّم قُلْ اَل ِإلَهَ ِإاَّل هَّللا ُ ُأ َحاجُّ ل‬


ِ ‫ك بِهَا ِع ْن َد هَّللا‬
"Wahai paman, ucapkanlah La ilaha illAllah, kalimat yang dengannya aku akan bisa membelamu di
hadapan Allah …." (Shahih al-Bukhari no. 4307 dan Shahih Muslim no. 35 dari Sa’id Ibnul
Musayyab dari bapaknya, Musayyab).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,
َ‫آخ ُر كَاَل ِم ِه اَل ِإلَهَ ِإاَّل هَّللا ُ َدخَ َل ْال َجنَّة‬
ِ َ‫َم ْن َكان‬
"Barangsiapa yang akhir ucapannya La ilaha illAllah, ia akan masuk surga."  (Sunan Abi Dawud no.
2709).
Perlu dicamkan dengan sepenuh hati bahwa jalan selamat bagi manusia untuk menggapai kebahagiaan
baik di dunia maupun di akhirat adalah dengan meluruskan tauhid. Dengan tauhid anugerah Allah
akan senantiasa dilimpahkan-Nya kepada para muwahidin. Semoga Allah memberikan taufik kepada
kita semuanya agar termasuk dalam golongan ahli tauhid.

D.Pentingnya mempelajari tauhid


Banyak orang yang mengaku Islam. Namun jika kita tanyakan kepada mereka, apa makna tauhid,
bagaimana tauhid yang benar, maka sedikit sekali orang yang dapat menjawabnya.
Sungguh ironis melihat realita orang-orang yang mengidolakan artis-artis atau pemain sepakbola saja
begitu hafal dengan nama, hobi, alamat, sifat, bahkan keadaan mereka sehari-hari.
Di sisi lain seseorang mengaku menyembah Allah namun ia tidak mengenal Allah yang disembahnya.
Ia tidak tahu bagaimana sifat-sifat Allah, tidak tahu nama-nama Allah, tidak mengetahui apa hak-hak
Allah yang wajib dipenuhinya. Yang akibatnya, ia tidak mentauhidkan Allah dengan benar dan
terjerumus dalam perbuatan syirik. Wal’iyydzubillah.
Maka sangat penting dan urgen bagi setiap muslim mempelajari tauhid yang benar, bahkan inilah ilmu
yang paling utama.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata:
“Sesungguhnya ilmu tauhid adalah ilmu yang paling mulia dan paling agung kedudukannya. Setiap
muslim wajib mempelajari, mengetahui, dan memahami ilmu tersebut, karena merupakan ilmu
tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala, tentang nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan hak-hak-Nya atas
hamba-Nya”
(Syarh Ushulil Iman, 4).

A.Pengertian Syirik
Syirik menurut bahasa berasal dari kata ‫ شرك‬yang memiliki arti kongsi, saham, andil, kerjasama.
Sedangkan syirik menurut istilah adalah mengitikadkan sesuatu selain Allah Swt sebagai perubah
takdir dan pengatur alam. Syirik adalah menyekutukan Allah Swt dalam rububiyah-Nya, uluhiyah-
Nya,asma’ (nama-nama) maupun sifat-Nya. Jika seorang hamba meyakini bahwa ada tuhan selain
Allah Swt yang berhak untuk disembah, meyakini ada sang pencipta atau penolong selain Allah Swt,
maka ia telah musyrik.Muhsin Qiraati dalam buku mencari tuhan menjelaskan bahwa syirik adalah
bersandar kepada selain Allah Swt, menggeser posisi ketuhanan-Nya kepada makhluk, serta meyakini
adanya kekuatan diatas kekuatan-Nya. Syirik juga bisa bermakna segala bentuk pemujaan dan
pendirian suatu kelompok di luar jalan yang dibentangkan Allah Swt.
Syirik menurut Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan membagi syirik kedalam dua kategori,
yaitu:
1) Syirik Besar
Syirik besar merupakan suatu dosa yang dapat mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan
menjadikannya kekal di dalam neraka. Jika ia meninggal dunia dan belum bertaubat dari padanya.
Syirik besar adalah memalingkan suatu bentuk ibadah kepada selain Allah Swt, seperti berdoa kepada
selain Allah Swt, menyembelih kurban dan bernadzar untuk selain Allah Swt, seperti untuk kuburan,
jin dan setan. Termasuk juga takut kepada orang-orang yang telah meninggal dunia, jin maupun setan.
Berdoa memohon pemenuhan kebutuhan dan menghilangkan kesusahan, hal yang saat ini dilakukan
disekeliling bangunan-bangunan yang didirikan di atas para wali orang-orang shalih.
a. Syirik Khauf (takut)
Yaitu perasaan takut kepada selain Allah Swt, baik kepada berhala,
patung, Thagut, mayat, makhluk ghaib dari bangsa jin, manusia yang dapat
membahayakan dirinya, tertimpa sesuatu yang tidak menyenangkan
dirinya. Ketakutan semacam ini merupakan bagian terpenting dan sangat
esensi dalam agama, barang siapa yang memalingkannya kepada selain
Allah Swt, berarti ia telah berbuat syirik besar kepada Allah Swt.
Sebagaimana Allah Swt berfirman:

َ‫اِنَّ َما ٰذلِ ُك ُم ال َّشي ْٰطنُ يُخَ ِّوفُ اَوْ لِيَ ۤا َء ٗۖه فَاَل تَخَافُوْ هُ ْم َوخَافُوْ ِن اِ ْن ُك ْنتُ ْم ُّمْؤ ِمنِ ْين‬
"Sesungguhnya mereka hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan teman-teman setianya,
karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu orang-orang
beriman." (Qs. Ali imran ayat 175)
b. Syirik dalam Bertawakal
Bertawakal kepada Allah Swt dalam setiap perkara dan keadaan merupakan bentuk ibadah yang
paling tinggi, dan wajib untuk mengikhlaskannya hanya kepada Allah Swt semata. Barang siapa yang
bertawakal kepada selain Allah Swt pada hal-hal yang tidak mampu dilakukan kecuali oleh Allah Swt.
Seperti bertawakal kepada orang-orang yang sudah meninggal, makhluk ghaib, dan sebagainya untuk
menolak bencana, mendapatkan manfaat atau mendapatkan
rezeki, maka ia telah melakukan syirik kepada Allah Swt dengan syirik besar.Sebagaimana Allah Swt
berfirman:
‫اب فَاِ َذا َد َخ ْلتُ ُموْ هُ فَاِنَّ ُك ْم ٰغلِبُوْ نَ ەۙ َو َعلَى هّٰللا ِ فَتَ َو َّكلُ ْٓوا اِ ْن ُك ْنتُ ْم ُّمْؤ ِمنِيْن‬ ‫هّٰللا‬
َ ۚ َ‫ال َر ُجاَل ِن ِمنَ الَّ ِذ ْينَ يَخَافُوْ نَ اَ ْن َع َم ُ َعلَ ْي ِه َما ا ْد ُخلُوْ ا َعلَ ْي ِه ُم ْالب‬
َ َ‫ق‬
" Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat oleh Allah,
“Serbulah mereka melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan
menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman.”  (Qs.Al-
Ma'idah ayat 23)
c. Syirik dalam Perasaan Cinta
Cinta kepada Allah Swt berarti cinta yang mengharuskan adanya kesempurnaan rasa tunduk dan taat
kepada-Nya. Inilah cinta yang ikhlas sepenuhnya kepada Allah Swt. Tidak dibenarkan untuk
menyekutukan-Nya dalam hal cinta kepada siapapun. Siapa saja yang mencintai sesuatu selain Allah
Swt sebagaimana yang ia berikan kepada Allah Swt, maka ia telah mengambil tandingan bagi Allah
Swt dalam cinta dan pengagungan, itu adalah bentuk kesyirikan. Sebagaimana Allah Swt berfirman:
‫هّٰلِل‬ ‫هّٰلِّل‬ ‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ِ َ‫اب اَ َّن ْالقُ َّوة‬َ ۙ ‫اس َم ْن يَّتَّ ِخ ُذ ِم ْن ُدوْ ِن ِ اَ ْندَادًا يُّ ِحبُّوْ نَهُ ْم َكحُبِّ ِ ۗ َوالَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اَ َش ُّد ُحبًّا ِ ۙ َولَوْ يَ َرى الَّ ِذ ْينَ ظَلَ ُم ْٓوا اِ ْذ يَرَوْ نَ ْال َع َذ‬
ِ َّ‫َو ِمنَ الن‬
ْ ‫هّٰللا‬
ِ ‫َج ِم ْيعًا ۙ َّواَ َّن َ َش ِد ْي ُد ال َع َذا‬
‫ب‬
"Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan, yang
mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya
kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab
(pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-
Nya (niscaya mereka menyesal)". (Qs. Al-Baqarah ayat 165)
d. Syirik dalam KetaatanBentuk syirik dalam ketaatan meliputi taat kepada para ulama, penguasa, dan
pemerintah dalam hal menghalalkan apa yang telah diharamkan Allah Swt, mengharamkan apa yang
telah dihalalkan-Nya. Siapa saja yang mentaati mereka dalam hal-hal tersebut berarti telah
menjadikan bagi Allah Swt sekutu dalam penetapan hukum (tasyri’), penghalalan dan pengharaman.
Hal ini merupakan syirik besar.Sebagaimana Allah Swt berfirman:

َ‫َّاحد ًۚا ٓاَل ِا ٰلهَ اِاَّل هُ ۗ َو ُسب ْٰحنَهٗ َع َّما يُ ْش ِر ُكوْ ن‬ ‫هّٰللا‬
ِ ‫ارهُ ْم َو ُر ْهبَانَهُ ْم اَرْ بَابًا ِّم ْن ُدوْ ِن ِ َو ْال َم ِسي َْح ا ْبنَ َمرْ يَ ۚ َم َو َمٓا اُ ِمر ُْٓوا اِاَّل لِيَ ْعبُد ُْٓوا اِ ٰلهًا و‬
َ َ‫اِتَّخَ ُذ ْٓوا اَحْ ب‬

" Mereka menjadikan orang-orang alim (Yahudi), dan rahib-rahibnya (Nasrani) sebagai tuhan selain
Allah, dan (juga) Al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang
Maha Esa; tidak ada tuhan selain Dia. Mahasuci Dia dari apa yang mereka persekutukan". (Qs.At-
Taubah ayat 31)

Adapun menurut Musthafa Murad syirik besar lainnya ialah sebagai berikut:
1. Syirik Tha’ah dan A’ba’ (ketaatan dan mengikuti), seperti syiriknya orang-orang Yahudi dan
Nasrani.
2. Syirik Istihlal Muharramat (penghalalan sesuatu yang diharamkan).
3. Syirik ‘Iradh (berpaling) dari agama Allah Swt.
4. Syirik Istikbar (takabur/ sombong).
5. Syirik Istihza’ dan Tanaqqush terhadap agama Allah Swt (mengolok-olok, mempermainkan,
mencela, menganggap ada kekurangan dan aibpada agama Allah Swt).
6. Syirik Juhud (pengingkaran dan pembangkangan).
7. Syirik Mahabbah (cinta).
8. Syirik Nifaq.
Nifaq dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Nifaq besar, yaitu nifaq I’tiqad (seseorang yang menampakkan keislaman dan menyembunyikan
kekafirannya, dan pelakunya akan kekal di neraka yang paling dalam).
b. Nifaq kecil, yaitu nifaq dalam perbuatan dan semisalnya serta pelakunya  tidak keluar dari agama
Islam, akan tetapi mereka termasuk orang yang bermaksiat.
9. Syirik Ihtiyaz yaitu meyakini bahwa ada selain Allah Swt yang memiliki kekuasaan penuh yang
independen (lepas dari campur tangan Allah Swt) atas sesuatu, bagaimana pun kadar kemampuan
(kekuasaan) nya.
10. Syirik Syiya’ yaitu meyakini bahwa selain Allah Swt ada yang memiliki
bagian persekutuan dengan Allah Swt, bagaimana pun dan berapa pun bagian dia tersebut, baik dalam
hal tempat maupun kedudukan.
11. Syirik I’anah yaitu meyakini bahwa Allah Swt membutuhkan suatu penolong dan pembantu.
12. Syirik Syafa’ah yaitu meyakini adanya seseorang yang mampu menghadap Allah Swt dengan
kehormatan dan kedudukannya untuk membebaskan seseorang dengan syafa’atnya.

2) Syirik Kecil
Syirik kecil ialah perbuatan yang dapat mengurangi nilai ketauhidan seseorang, akan tetapi pelakunya
tidak dikeluarkan dari agama. Syirik kecil merupakan sarana yang akan mengantarkan kepada syirik
besar. Pelaku syirik ini akan mendapat siksaan, namun tidak kekal di dalam neraka sebagaimana
kekalnya orang-orang kafir. Syirik besar dapat menghapus segala amal sedangkan syirik kecil akan
menghapus amal yang berkenaan dengannya. Orang yang melakukan amal perbuatan yang
diperintahkan Allah Swt untuk mendapatkan pujian dari manusia. Membaguskan shalat, bersedekah,
berpuasa atau berdzikir kepada Allah Swt dengan tujuan supaya disaksikan, didengar atau dipuji
manusia. Riya yang jika bercampur dengan amal perbuatan baik akan menghapusnya. Amal perbuatan
yang dilakukan bukan karena mengharap keridhaan Allah Swt, maka Allah Swt membatalkan
pahalnya.
Adapun bentuk syirik kecil yang lain ialah bersumpah dengan selain Allah Swt. Syirik kecil dapat
berubah menjadi syirik besar tergantung dengan apa yang ada di dalam hati pelaku. Oleh karenanya,
hendaklah seorang muslim waspada terhadap segala bentuk syirik, baik yang kecil maupun yang
besar.
Syirik adalah kedzaliman yang besar yang tidak akan mendapatkan pengampunan dari Allah
Swt.Syirik kepada Allah Swt merupakan perbuatan yang tidak diragukan lagi  dapat merusak
keimanan dan ketakwaan seseorang. Hal ini mengingat bahwa iman merupakan landasan atau azas
takwa. Menurut logikanya jika iman rusak otomatis ketakwaannyapun ikut rusak, karena derajat
takwa lebih tinggi daripada derajat iman. Sebagaimana Allah Swt berfirman:

َ‫َو َما يُْؤ ِمنُ اَ ْكثَ ُرهُ ْم بِاهّٰلل ِ اِاَّل َوهُ ْم ُّم ْش ِر ُكوْ ن‬
"Dan kebanyakan mereka tidak beriman kepada Allah, bahkan mereka mempersekutukan-Nya".
( Qs.At-Taubah ayat 106)
Hasan (w. 110H), Mujahid (w. 104H), ‘Amir al-Sa’yabi (w. 109H), dan kebanyakan mufassir
berpendapat ayat diatas diturunkan kepada kaum yang mengakui Allah Swt sebagai pencipta semua
makhluk, akan tetapi mereka menyembah berhala. Secara global, ayat di atas menginformasikan
bahwa pada dasarnya manusia itu percaya kepada Allah Swt, akan tetapi terkadang mereka berlaku
syirik dengan menyembah Allah Swt beserta yang lainnya. Maksudnya ialah pada satu sisi mereka
mengakui akan eksistensi Allah Swt sebagai pencipta segala sesuatu, akan tetapi pada sisi lain mereka
mengakui pula adanya dzat selain Allah Swt yang patut disembah. Manusia yang telah jatuh ke dalam
lembah kemusyrikan, telah menutupi keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt yang ada dalam hati
mereka dengan kemusyrikan yang merupakan dosa yang paling besar dan paling jahat.Imam Ibnul
Qayyim yang dikutip oleh Musthafa Muarad membagi syirik menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Syirik Ta’thil (peniadaan), jenis syirik ini merupakan jenis kesyirikan yang paling buruk, Seperti
syiriknya Fir’aun. Syirik ini dibagi lagi dalam dua bagian:a. Mengingkari dan meniadakan al-Khaliq
b. Pengingkaran dan peniadaan kesempurnaan Allah Swt yang Maha suci,
yaitu dengan meniadakan nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, serta perbuatan-
perbuatan-Nya.
c. Pengingkaran dan peniadaan hakikat tauhid yang diwajibkan kepada hamba
dalam bermuamalah dengan Allah Swt.
2. Syiriknya orang yang meletakkan Ilah lain disisi Allah Swt. Kesemua jenis ini
terjadi karena mengikuti hawa nafsu, syahwat, dan setan.
Imam al-Kafawi yang dikutip oleh Musthafa Murad, menyebutkan syirik
terbagi menjadi 6 yaitu:
1. Syirik Istiqlal
Yaitu menetapkan 2 sekutu yang saling independen (memiliki
kekuasaan masing-masing), sebagaimana syiriknya orang majusi.
a. Syirik Tab’idh (membagi menjadi dua bagian) yaitu menyusun pembagian
ilah di antara ilah-ilah selain Allah Swt, sebagaimana syiriknya orang-orang
Nasrani (konsep Trinitas).
b. Syirik Taqriblain (pendekatan), yaitu beribadah kepada selain Allah Swt
dengan tujuan agar ilah selain Allah Swt itu dapat mendekatkan dirinya
kepada Allah Swt dengan sedekat-dekatnya, sebagaimana syiriknya orang-
orang jahiliyah terdahulu.
c. Syirik Taqlid (meniru-niru), yaitu beribadah kepada selain Allah Swt
disebabkan meniru-niru orang lain, sebagaimana syiriknya orang-orang
jahiliyah sekarang.
d. Syirik Asbab (sebab-sebab), yaitu menyadarkan diri kepada pengaruh sebab-
sebab yang wajar (hanya bersifat biasa), sebagaimana syiriknya orang-orang
ahli filsafat, Naturalis, serta pengikut-pengikut mereka.
e. Syirik Aghradh (tujuan), yaitu menjalankan suatu amalan yang ditujukan
untuk selain Allah Swt.

B.Tanda-tanda Syirik
Tanda-tanda kesyirikan yang paling mencolok dan sesuai dengan perkataan Al-Qur’an ialah
berjalan bukan dijalan Allah Swt. keagungan dan kehinaan diri di gantugkan kepada selain Allah Swt,
menjalankan undang-undang yang diproduksi selain Allah Swt. Terikat dengan selain-Nya,
menyongkong kegiatan yang tidak diridhoi Allah Swt. Gentar terhadap selain-Nya, serta berusaha
demi selain Allah Swt. Semua itu jelas berada di luar jaring-jaring ketauhidan. Sebagaimana diketahui
jumlah orang-orang ikhlas sangat sedikit. Mereka
adalah orang-orang yang tegar dan konsisten dalam menapaki jalan Allah Swt dan tidak
mengharapkan balasan serta ucapan terima kasih sedikitpun dari selain-Nya. Mereka tidak memiliki
sifat riya’ (suka pamer), bersikap pasrah secara total dihadapan undang-undang Allah Swt, dan tidak
menjalankan produk undang-undang
selain yang diturunkan Allah Swt. Kuantitas orang-orang semacam ini memang sangat sedikit.

َ‫ك لَ َرسُوْ لُهٗ ۗ َوهّٰللا ُ يَ ْشهَ ُد اِ َّن ْال ُم ٰنفِقِ ْينَ لَ ٰك ِذبُوْ ۚن‬
َ َّ‫ك لَ َرسُوْ ُل هّٰللا ِ ۘ َوهّٰللا ُ يَ ْعلَ ُم اِن‬
َ َّ‫اِ َذا َج ۤا َءكَ ْال ُم ٰنفِقُوْ نَ قَالُوْ ا نَ ْشهَ ُد ِان‬

"Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (Muhammad), mereka berkata, “Kami mengakui,
bahwa engkau adalah Rasul Allah.” Dan Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar Rasul-Nya;
dan Allah menyaksikan bahwa orang-orang munafik itu benar-benar pendusta". (Qs.Al-Munafiqun
ayat 1)

C.Bahaya Syirik
Syirik kepada Allah Swt merupakan kedzaliman yang sangat besar. Hal ini
karena seseorang yang berbuat syirik berarti telah menodai hak prioritas Allah Swt atas hamba-Nya,
yaitu mentauhidkan Allah Swt dengan tidak menyekutukan-Nya.
Tauhid merupakan puncak dari segala keadilan, tauhid adalah ajaran atau
pengakuan ketuhanan yang Maha Esa dan mewajibkan menghambakan diri (beribadah kepada-Nya).
Sedangkan syirik merupakan puncak kedzaliman. Berbuat syirik berarti telah merendahkan tuhan
semesta alam, ingkar ketaatan kepada-Nya, memalingkan hak-Nya kepada yang lain dan
menggantikan tempat-Nya untuk yang lain. orang yang meninggal dunia dalam keadaan musyrik,
maka Allah Swt tidak akan mengampuninya.
Allah Swt berfirman:
‫هّٰلل‬ َ ‫اِ َّن هّٰللا َ اَل يَ ْغفِ ُر اَ ْن يُّ ْش َر‬
ِ ‫ك لِ َم ْن يَّش َۤا ُء ۚ َو َم ْن يُّ ْش ِر ْك بِا ِ فَقَ ِد ا ْفت ٰ َٓرى اِ ْث ًما ع‬
‫َظ ْي ًما‬ َ ِ‫ك بِ ٖه َويَ ْغفِ ُر َما ُدوْ نَ ٰذل‬
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia
mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa
mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar".  (Qs.An-nisa ayat 48)

D. Dampak Perbuatan Syirik


Perbuatan syirik akan merontokkan dan menyapu bersih seluruh amal kebajikan. Dalam ungkapan
Al-Qur’an, segenap perbuatan baik manusia akan menjadi sia-sia belaka. Tidak jarang terjadi suatu
kekeliruan kecil yang dilakukan dalam kehidupan sanggup meruntuhkan dan menghancurkan
berbagai usaha yang dibangun manusia dengan susah payah. Berbuat syirik kepada Allah Swt laksana
meminum racun, karena sanggup memporak porandakan seluruh perbuatan baik yang telah dibangun
sepanjang hayat.
Adapun dampak-dampak dari perbuatan syirik ialah sebagai berikut:
a) Dampak terhadap JiwaSalah satu penyebab terguncangnya jiwa seseorang adalah perasaan tidak
mampu untuk menjadikan seluruh masyarakat rela dan suka terhadap dirinya. Suatu entitas
masyarakat terdiri dari berbagai individu yang jumlahnya cukup banyak. Masing-masing darinya
tentu memiliki keinginan, kebutuhan, dan tuntutan yang berbeda satu sama lain.

b) Depresi
Seseorang yang hidup dalam lingkaran ketauhidan dan segenap usaha serta aktivitasnya semata-mata
ditujukan kepada Allah Swt, mustahil mengalami depresi dari berbagai gangguan jiwa. Segenap hasil
dan upaya seseorang yang melangkahkan kakinya demi Allah Swt akan dibeli Allah Swt.
Allah Swt mendengar pembicaraannya dan menyaksikan perbuatannya. Dan dirinya tidak terbelenggu
dan tidak bergantung kepada Allah Swt. Sikap putus asa (frustasi) terhadap suatu usaha merupakan
penyebab utama terjadinya depresi. Sikap putus asa jelas-jelas berada diluar lingkaran ketauhidan.
c) Dampak terhadap Masyarakat
Kehidupan masyarakat, tauhid i(meyakini ketauhidan) segenap kepentingan dan undang-undang yang
diberlakukan seyogyanya berada dalam satu koridor. Hukum, undang-undang, dan peraturan hanyalah
tunggal bersumber dari hukum Allah Swt, sementara seluruh komponen masyarakat tunduk di bawah
pemelihara yang tunggal saja. Adapun kehidupan masyarakat musyrik tidak hanya berlangsung di
bawah satu bentuk undang-undang. Mereka hidup dan menciptakan ratusan undang-undang.
d) Akibat UkhrawiBuah kesyirikan yang akan dipetik diakherat kelak adalah kehinaan dan siksa
neraka.
e) Suka Pamer
Rasulullah Saw bersabda: segala bentuk riya’ adalah syirik. Sesungguhnya syirik dan riya
membatalkan dan menafikan keikhlasan. Karena seseorang tidak memaksudkan perbuatan dan
perkataannya untuk mendapat keridhahan Allah Swt, tetapi untuk mendapat ridha selain Allah Swt,
yaitu manusia.Suka pamer tergolong bentuk kesyirikan yang paling halus dan sulit untuk dideteksi.
Kehalusannya diibaratkan dengan seekor semut yang merayap di atas batu berwarna hitam legam
dimalam yang gelap gulita. Oleh karena itu, jelas teramat sulit untuk membebaskan diri dari
kesyirikan semacam ini. Semua itu baru berhasil apabila pengidapnya berusaha mati-matian menjaga
dirinya dan terus menerus meminta pertolongan Ilahi.

E.Upaya Menjauhkan Kesyirikan


Seluruh kesengsaraan yang menimpa dan kendala yang merintangi perjalanan hidup kita, pada
dasarnya berporos pada berbagai tindak kesyirikan, bisikan setan
dalam jiwa setiap orang.Pembersihan jiwa dari kesyirikan lebih diutamakan dari pada pengisian jiwa
dengan ketauhidan (pengesaan tuhan).Berkenaan dengan kiat-kiat membersihkan kesyirikan, Al-
Qur’an mengemukakan sebagai berikut:
1. Penjelasan mengenai hakikat segenap kesyirikan. Al-Qur’an mempertanyakan bagaimana mungkin
kekuatan selain Allah Swt dijadikan tumpuan harapan apabila tidak sanggup memberikan manfaat
atau kerugian, tidak mampu menciptakan, dan sebagainya.
2. Membandingkan antara Allah Swt dengan selain Allah Swt. Melalui modus iniAl-Qur’an berusaha
menyadarkan manusia agar tidak sampai jatuh tersungkur. Seraya memaparkan hakikat dari pengganti
yang Maha Kuasa (tuhan-tuhan selain Allah Swt).
3. Berbagai praktek ritual seperti shalat, doa, dzikir, Setiap kata-kata yang tercantum di dalamnya
apabila benar-benar diperhatikan dan dihayati tentu pada gilirannya akan mengembangkan jiwa
ketauhidan dalam diri seseorang.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut Tauhid, adalah konsep dalam
aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah. Tauhid diambil kata : Wahhada Yuwahhidu
Tauhidan yang artinya mengesakan. Satu suku kata dengan kata wahid yang berarti satu atau kata
ahad yang berarti esa. Dalam ajaran Islam Tauhid itu berarti keyakinan akan keesaan Allah.
Kalimat Tauhid ialah kalimat La Illaha Illallah yang berarti tidak ada Tuhan melainkan Allah.
( al-Baqarah:163, Muhammad 19 ). Tauhid merupakan inti dan dasar dari seluruh tata nilai dan
norma Islam, sehingga oleh karenanya Islam dikenal sebagai agama tauhid yaitu agama yang
mengesakan Tuhan.
Dan syirik adalah meneyekutukan allah dengan makhluk-nya, baik dalam dimensi rububiyah,
mulkiyah, ilahiyah, secara langsung atau tidak. Bahaya akibat berbuat syirik itu sangat banyak
diantaranya syirik dapat membuat orang malas melakukan pekerjaan yang bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber: https://muslim.or.id/6615-makna-tauhid.html

Anda mungkin juga menyukai