Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ILMU TAUHID

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Tauhid

Dosen Pengampu:
Henripal Panjaitan Dr, M.A M.Si

Oleh:
Kelompok 1
Nama Gilang Ade Prabowo NIM 0206233155
Nama M Alwi Hasbi Saragih NIM 0206233165
Nama Ikhwan Hakim NIM 0206233174

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
A. PENDAHULUAN
Ilmu tauhid membahas tentang keyakinan ajaran pokok dalam Islam, yaitu
mengenal dan memahami keesaan Allah, sifat-sifat-Nya, dan hubungan manusia
dengan-Nya. mengenai sifat-sifat Allah, keberadaan-Nya, keesaan-Nya, serta
hubungan antara Allah dengan makhluk-Nya. Tujuan dari ilmu tauhid adalah agar
umat muslim memiliki pemahaman yang benar dan kokoh mengenai konsep tauhid,
sehingga dapat mengesakan Allah dengan benar dalam ibadah dan menjauhi
penyimpangan-penyimpangan dalam kepercayaan dan keyakinan.
Dengan mempelajari ilmu Tauhid, seseorang dapat memperkuat iman,
menjaga aqidah yang benar, meningkatkan kualitas ibadah, dan mendalami ajaran
Islam secara lebih mendalam (menyeluruh). Ruang lingkup ilmu tauhid mencakup
berbagai aspek yang terkait dengan konsep keesaan Allah dalam agama Islam, serta
pengaruhnya dalam praktek keagamaan dan pemahaman akidah.

B. PEMBAHASAN
1.1 Pengertian ilmu tauhid
Tauhid dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan sebuah kata
benda yang memiliki arti ke-Esaan Allah, kuat kepercayaan bahwa Allah
hanya satu. Perkataan tauhid berasal dari bahasa Arab, masdar dari kata
Wahhada ( ‫ ) وحد‬Yuwahhidu ( ‫ ) يوحد‬Tauhidan ( ‫)توحدا‬.1
Secara etimologis, tauhid berarti ke-Esaan. Maksudnya, keyakinan
bahwa Allah SWT adalah Esa, Tunggal, satu. Pengertian ini sejalan dengan
pengertian tauhid yang digunakan dalam bahasa Indonesia, yaitu ke-Esaan
Allah, mentauhidkan berarti mengakui akan keesaan Allah, meng-Esakan
Allah.2Kata Tauhid terdiri dari perkataan “Theos” artinya Tuhan, dan
“logos”yang berarti ilmu (science, study, discourse). Jadi theologi berarti ilmu

1
M.Yusran Asmuni. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. , 1989. Jakarta: Departemen P & K
2
ibid h.6

2
tentang Tuhan atau ilmu ketuhanan. Definisi theologi yang diberikan oleh
para ahli-ahli ilmu agama antara lain dari Fergilius Ferm, yaitu: The discipline
which concerns God (or the Divine Reality) and God‟s relation to the world
(Tauhid ialah pemikiran sistematis yang berhubungan dengan alam
semesta).3Kalimat Tauhid secara bahasa arab merupakan bentuk masdar dari
fi’il Wahhada-Yuwahhidu (dengan huruf ha di tasydid), yang artinya
menjadikan sesuatu satu saja.
Ilmu tauhid adalah cabang ilmu dalam agama Islam yang mempelajari
tentang konsep dan kepercayaan dasar dalam Islam mengenai keesaan Allah
(tawhid). Istilah "tauhid" berasal dari bahasa Arab yang berarti "mengesakan"
atau "mempersekutukan". Ilmu tauhid membahas tentang keyakinan ajaran
pokok dalam Islam, yaitu mengenal dan memahami keesaan Allah, sifat-sifat-
Nya, dan hubungan manusia dengan-Nya.
Ilmu tauhid membahas mengenai sifat-sifat Allah, keberadaan-Nya,
keesaan-Nya, serta hubungan antara Allah dengan makhluk-Nya. Tujuan dari
ilmu tauhid adalah agar umat muslim memiliki pemahaman yang benar dan
kokoh mengenai konsep tauhid, sehingga dapat mengesakan Allah dengan
benar dalam ibadah dan menjauhi penyimpangan-penyimpangan dalam
kepercayaan dan keyakinan.4 Ilmu tauhid merupakan salah satu ilmu dasar
dalam agama Islam dan sangat penting bagi umat muslim dalam memahami
ajaran Islam secara menyeluruh.5 (Samanuddin, 2016)

Sedangkan (Hasbi, 2016)tauhid menurut lughuh (bahasa) adalah


sebuah konsep teologis dalam agama Islam yang mengandung makna
keyakinan akan keesaan Allah SWT. Konsep ini mengajarkan bahwa Allah
adalah satu-satunya Tuhan yang layak untuk disembah dan tiada Tuhan selain-

3
Hanafi. 2003. Pengantar Tauhid Islam. Jakarta : Pustaka al-Husna Baru. h. 1.
4
Ansharullah. (2021). Tauhid Sebagai Pengantar. Lembaga Pemberdayaan Kualitas Umat.
5
Salamuddin. (2016). Theologi Islam Ilmu Tauhid . Medan: Perdana Publihing.

3
Nya. Tauhid juga mencakup keyakinan terhadap sifat-sifat Allah, keberadaan-
Nya yang abadi, keagungan-Nya, dan kekuasaan-Nya yang absolut. Konsep
tauhid ini merupakan inti dari ajaran Islam dan merupakan dasar dari ibadah
serta hubungan manusia dengan Allah.6

Tauhid, berasal dari akar kata ahada dan Wahida yang keduanya merupakan
nama Allah yang menunjukkan keesaan-Nya seperti yang terdapat dalam ayat
Alquran sebagai berikut:

Artinya: katakanlah” Dia-lah Allah yang maha Esa” (Qs. Al-Ikhlas:1)

َ ‫ّل ِإ َٰلَهَ ِإ َّل ه َُو ٱ‬


َ ‫لرح َٰ َمنُ ٱ‬
‫لر ِحي ُم‬ ‫َو ِإ َٰلَ ُه ُكم ِإ َٰلَه َٰ َو ِحد ۖ َ ا‬

Artinya: Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan
Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (Al-Baqarah:163)7

Pada dasarnya, ilmu tauhid meliputi tiga aspek utama:


1. Tauhid Rububiyah
Mengakui keesaan Allah dalam penciptaan, kepemilikan, dan pengaturan alam
semesta. Ini mencakup keyakinan bahwa hanya Allah yang memiliki kekuatan
absolut untuk menciptakan, memberi hidup, memberi rezeki, dan mengatur
segala sesuatu di dunia ini.
Tauhid Rububiyah adalah keyakinan tentang keesaan
a. Pencipta seluruh makhluk
Allah di dalam Quran Surah Az-Zumar:62

َ ‫ٱ َّللُ َٰ َخ ِل ُق ُك ِل شَىء ۖ َوه َُو‬


‫علَ َٰى ُك ِل شَىء َو ِكيل‬

6
Hasbi. (2016). Ilmu Tauhid Konsep Ketuhanan Dalam Teologi Islam. Yogyakarta. Trust Media
Publishing.
7
https://tafsirweb.com/640-surat-al-baqarah-ayat-163.html

4
Artinya: Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.8
b. Pemberi rizki kepada seluruh manusia dan makhluk lainnya
‫ع َها ۚ ُكل ِفى ِك َٰتَب‬
َ ‫ّلل ِرزقُ َها َو َيعلَ ُم ُمستَقَ َرهَا َو ُمستَو َد‬ ِ ‫َو َما ِمن َداابَة ِفى ٱْلَر‬
َ ‫ض ِإ َّل‬
ِ َ ‫علَى ٱ‬
‫ُّمبِين‬
Artinya: Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah
yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan
tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh
mahfuzh).9
c. Penguasa dan pengatur segala urusan alam, yang meninggikan lagi
menghinakan, menghidupkan lagi mematikan, memperjalankan malam dan
siang dan yang maha kuasa atas segala sesuatu.
“Katakanlah: Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan,engkau berikan
kerajaan kepada orang yang engkau kehendaki dan engkau cabut kerajaan
dari orang yang engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang engkau
kehendaki dan engkau hinakan orang yang engkau kehendaki. Di tangan
engkaulah segala kebijakan. Sesungguhnya engkau maha kuasa atas segala
sesuatu. Engkau masukan malam kedalam siang dan engkau masukan siang
kedalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan engkau
keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan engkau beri rizki siapa yang
Engkau kehendaki tanpa hisab (batas).” (QS. Ali Imron: 26 -27).

a. Dengan demikian Tauhid Rububiyah mencakup keimanan kepada tiga


Beriman kepada perbuatan-perbuatan Allah secara umum seperti,
memberi rezeki, menghidupkan dan mematikan dan lain-lain.

8
https://tafsirweb.com/8724-surat-az-zumar-ayat-62.html
9
https://tafsirweb.com/3498-surat-hud-ayat-6.html

5
b. Beriman kepada qadha dan qadar Allah.
c. Beriman kepada keesaan Zat-Nya.
2. Tauhid Uluhiyah
Mengakui bahwa hanya Allah yang berhak disembah dan diibadahi. Manusia
dilarang menyembah atau mengabdi kepada selain Allah, termasuk berhala atau
makhluk lainnya. Tauhid uluhiyah mengajarkan pentingnya mengikhlaskan
ibadah dan pengabdian hanya kepada Allah semata.
“Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain disamping Allah, padahal tidak
ada sesuatu dalilpun baginya tentang itu maka sesungguhnya perhitungannya
di sisi Tuhan-Nya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir tiada beruntung.”
(QS. Al Mu’minun: 117).
Tauhid inilah yang dituntut harus ditunaikan oleh setiap hamba sesuai dengan
kehendak Allah sebagai konsekuensi dari pengakuan mereka tentang
Rububiyah dan kesempurnaan nama dan sifat Allah.
Kemurnian Tauhid Uluhiyah akan didapatkan dengan mewujudkan dua hal
mendasar yaitu:
1) Seluruh ibadah hanya diperuntukkan kepada Allah bukan kepada
yang lainnya.
2) Dalam pelaksanaan ibadah tersebut harus sesuai dengan perintah
dan larangan Allah.
3. Tauhid Asma' wa Sifat
Mengenal dan memahami sifat-sifat Allah yang terdapat dalam Al-
Qur'an dan Hadis. Ilmu tauhid mempelajari sifat-sifat Allah yang bersifat
sempurna, seperti kehidupan-Nya, kekuasaan-Nya, ilmu-Nya, kehendak-Nya,
dan lain sebagainya. Penekanan pada tauhid asma' wa sifat adalah untuk
menghindari antropomorfisme (menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya)
dan takfir (menafikan sifat-sifat Allah yang telah ditetapkan dalam Al-Qur'an
dan Hadis).

6
Dalam mempelajari ilmu tauhid, umat Islam berusaha untuk memahami
dan mengamalkan prinsip-prinsip tauhid dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
mencakup mengakui keesaan Allah, mengabdi hanya kepada-Nya, dan
menjauhi penyembahan terhadap selain Allah. Ilmu tauhid juga membantu
umat Islam dalam memahami akidah yang benar, memperkuat keyakinan, dan
menghindari kesesatan dalam beragama.

2.1 Lingkup ilmu tauhid


Lingkup ilmu tauhid meliputi berbagai aspek yang berkaitan dengan konsep
keesaan Allah dalam Islam. Beberapa topik penting yang dibahas dalam ilmu
tauhid antara lain:
1. Konsep Tauhid
Mempelajari konsep dasar tentang keesaan Allah, yaitu Tauhid Rububiyah
(keesaan dalam penciptaan dan pengaturan), Tauhid Uluhiyah (keesaan dalam
penyembahan), dan Tauhid Asma' wa Sifat (keesaan dalam sifat-sifat Allah).
2. Sumber-sumber Tauhid
Mempelajari sumber-sumber hukum Islam yang menjadi dasar pemahaman
tauhid, yaitu Al-Qur'an sebagai kitab suci Allah dan Hadis sebagai perkataan
dan perbuatan Nabi Muhammad SAW.

3. Sifat-sifat Allah
Mempelajari sifat-sifat Allah yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Hadis, seperti
kehidupan, kekuasaan, ilmu, kehendak, dan lain sebagainya.
4. Ketauhidan dalam Ibadah
Mempelajari bagaimana mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah semata,
termasuk ibadah seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan lain sebagainya.
5. Kesalahan-kesalahan dalam Tauhid

7
Mempelajari kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalam pemahaman
tauhid, seperti syirik (mempersekutukan Allah) dan bid'ah (perbuatan baru yang
tidak ada dasarnya dalam agama).
6. Sejarah dan Pengembangan Ilmu Tauhid
Mempelajari perkembangan ilmu tauhid dari masa ke masa, termasuk
pemikiran para ulama dan tokoh-tokoh Islam yang berperan dalam
pengembangan ilmu tauhid.
2.2 Fungsi ilmu tauhid
Fungsi ilmu tauhid adalah untuk memperdalam pemahaman tentang tauhid atau
keesaan Allah dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut beberapa fungsi dan manfaat ilmu tauhid:
Fungsi Ilmu Tauhid dalam Islam sangat penting dan memiliki beberapa peranan
yang meliputi:10
1. Mengokohkan Iman: Ilmu Tauhid memberikan pemahaman yang mendalam
tentang keesaan Allah, memperkuat iman seseorang, dan menghindarkan dari
keraguan atau kesesatan dalam keyakinan.
2. Menghindari Syirik: Ilmu Tauhid membantu mengenali dan menghindari
praktek-praktek syirik, yaitu mempersekutukan Allah dengan sesuatu atau
seseorang. Dengan pemahaman yang benar tentang Tauhid, seseorang dapat
menjauhkan diri dari praktik-praktik syirik dalam segala aspek kehidupan.
3. Meningkatkan Kualitas Ibadah: Dengan memahami Tauhid yang benar,
seseorang dapat meningkatkan kualitas ibadahnya. Hal ini karena ilmu Tauhid
membantu dalam mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah semata, tanpa
adanya pengaruh atau pemahaman yang keliru.

10
'Ied, umar bin su'ud. (2005). Tauhid Urgensi Dan Manfaatnya. Al-Maktab at-Ta'awuni Lid Da'wah
wal Irsyad wa Tau'iyatil Jaliat bi Gharbi ad-Dirah.

8
4. Menjaga Aqidah yang Benar: Ilmu Tauhid membantu menjaga aqidah yang
benar, yaitu keyakinan yang sesuai dengan ajaran Islam. Dengan mempelajari
dan memahami prinsip-prinsip Tauhid, seseorang dapat menghindari
pemahaman yang menyimpang atau bid'ah dalam aqidahnya.
5. Menyelami Al-Qur'an dan Hadis: Ilmu Tauhid memungkinkan seseorang untuk
menyelami dan memahami makna yang lebih dalam dalam ayat-ayat Al-Qur'an
dan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan keesaan Allah.
6. Tauhid membebaskan seseorang hamba dari perbudakan makhluk dan
ketergantungan, ketakutan dan kebesaran terhadap mereka serta beramal untuk
Allah ('ied, 2005)

2.3 Dasar dan tujuan mempelajari ilmu tauhid


Dasar mempelajari ilmu Tauhid adalah keyakinan bahwa Tauhid merupakan
dasar dari ajaran Islam. Tauhid adalah keyakinan akan keesaan Allah dalam segala
aspek kehidupan, termasuk keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya yang
berhak disembah dan tidak ada yang layak disembah selain-Nya.
Tujuan mempelajari ilmu Tauhid antara lain:
1. Memperkuat Iman
Mempelajari ilmu Tauhid membantu memperkuat iman seseorang dengan
memahami secara mendalam tentang keesaan Allah. Dengan pemahaman yang
kuat tentang Tauhid, seseorang dapat menghadapi tantangan dan keraguan
dalam keyakinan dengan lebih mantap.
2. Mencegah dan Menghindari Syirik
Ilmu Tauhid membantu mengenali dan menghindari praktek-praktek syirik,
yaitu mempersekutukan Allah dengan sesuatu atau seseorang. Dengan
pemahaman yang benar tentang Tauhid, seseorang dapat menjauhkan diri dari
praktik-praktik syirik dalam segala aspek kehidupan.
3. Menghindari Kesesatan Aqidah

9
Mempelajari ilmu Tauhid membantu seseorang untuk menghindari kesesatan
dalam aqidahnya. Dengan memahami prinsip-prinsip Tauhid yang benar,
seseorang dapat menjaga aqidahnya sesuai dengan ajaran Islam dan
menghindari pemahaman yang menyimpang atau bid'ah.
4. Meningkatkan Kualitas Ibadah
Dengan mempelajari ilmu Tauhid, seseorang dapat meningkatkan kualitas
ibadahnya. Hal ini karena ilmu Tauhid membantu dalam mengikhlaskan ibadah
hanya kepada Allah semata, tanpa adanya pengaruh atau pemahaman yang
keliru.
5. Mendalami Makna Al-Qur'an dan Hadist
Ilmu Tauhid memungkinkan seseorang untuk menyelami dan memahami
makna yang lebih dalam dalam ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis Nabi
Muhammad SAW yang berkaitan dengan keesaan Allah.
Dengan mempelajari ilmu Tauhid, seseorang dapat memperkuat iman,
menjaga aqidah yang benar, meningkatkan kualitas ibadah, dan mendalami
ajaran Islam secara lebih mendalam (menyeluruh).

Ada banyak manfaat dalam belajar ilmu tauhid, antara lain:


1. Mendekatkan diri kepada Allah
Studi tentang tauhid membantu seseorang dalam memperdalam hubungan dan
kecintaan kepada Allah, serta memahami-Nya dengan lebih baik. Dengan
demikian, seseorang dapat mendekatkan diri kepada Allah dalam ibadah dan
menjalin hubungan yang lebih tunduk dengan aturan-Nya.
2. Memperkuat keyakinan
Mempelajari ilmu tauhid dapat memperkuat keyakinan dan iman seseorang
kepada Allah. Dengan memahami konsep tauhid yang benar, seseorang menjadi
lebih yakin akan keesaan Allah, sifat-sifat-Nya, dan kebesaran-Nya. Ini

10
membantu seseorang untuk menghadapi tantangan dan keraguan dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Menghindari kesesatan
Studi ilmu tauhid membantu seseorang untuk mengidentifikasi dan
menghindari kesesatan serta pemahaman yang salah atau menyimpang tentang
konsep tauhid. Sebagai umat muslim, penting untuk memiliki pemahaman yang
benar tentang keesaan Allah agar dapat menjauhi bid'ah (inovasi agama) dan
syirik (mempersekutukan Allah).
4. Menguatkan ibadah
Pemahaman yang benar tentang tauhid membantu seseorang dalam
melaksanakan ibadah dengan tulus dan ikhlas. Ketika seseorang mengerti
bahwa hanya Allah yang berhak diibadahi dan tidak ada yang setara dengan-
Nya, maka ibadah akan dilakukan dengan penuh kesadaran dan cinta kepada
Allah.
5. Memperdalam pemahaman agama
Ilmu tauhid membantu seseorang untuk memperdalam pemahaman tentang
agama Islam secara keseluruhan. Tauhid adalah landasan ajaran Islam, dan
pemahaman yang baik tentang konsep ini membantu seseorang dalam mengerti
dan mempraktekkan ajaran-ajaran agama Islam dengan benar.
6. Memberi rasa pemenuhan dan ketenangan
Studi tauhid membantu seseorang untuk memiliki pemahaman yang jelas
tentang tujuan hidup dan makna eksistensi. Dengan memahami keesaan Allah
dan tuntutan tauhid dalam kehidupan, seseorang dapat merasakan pemenuhan
dan ketenangan dalam hati serta hidup dengan tujuan yang jelas dalam
mengabdi kepada Allah.
Dalam kesimpulannya, belajar ilmu tauhid memberikan manfaat besar
bagi kehidupan seorang muslim, baik dalam hal hubungan dengan Allah,

11
keyakinan, penghindaran kesesatan, penguatan ibadah, pemahaman agama, dan
rasa pemenuhan hidup.
2.4 Dasar dan tujuan mempelajari ilmu tauhid
Dasar dan tujuan mempelajari ilmu tauhid adalah untuk memperoleh
pemahaman yang mendalam tentang ajaran dasar dalam agama Islam. Tauhid
merupakan konsep sentral dalam Islam yang mengajarkan keesaan Allah dan
menghindari penyembahan terhadap sesuatu selain-Nya.
Dalam mempelajari ilmu tauhid, tujuan utamanya adalah untuk memperkuat
keyakinan dan iman seseorang kepada Allah. Melalui pemahaman yang benar
tentang tauhid, seseorang dapat mengembangkan hubungan yang lebih dekat
dengan Tuhan, mengenal-Nya dengan lebih baik, dan memperoleh ridha-Nya.
Selain itu, mempelajari ilmu tauhid juga membantu seseorang dalam
menghindari syirik, yaitu penyekutuan atau pengesahan tuhan-tuhan selain Allah.
Dengan memahami konsep tauhid, seseorang dapat menjaga diri dari praktik-
praktik yang bertentangan dengan ajaran Islam dan menjaga kesucian
keyakinannya.
Mempelajari ilmu tauhid juga memberikan pondasi yang kuat dalam
memahami ajaran-ajaran Islam secara keseluruhan. Tauhid merupakan dasar dari
semua ajaran Islam, dan pemahaman yang baik tentang konsep ini dapat membantu
seseorang dalam memahami konsep-konsep lainnya, seperti akidah, ibadah, dan
etika.
Dengan demikian, mempelajari ilmu tauhid memiliki manfaat yang sangat
penting dalam kehidupan seorang Muslim. Hal ini membantu dalam memperkuat
iman, menjaga keyakinan yang benar, dan memberikan pemahaman yang lebih
dalam tentang ajaran Islam secara keseluruhan.

2.5 Ruang lingkup ilmu tauhid

12
Ruang lingkup ilmu tauhid meliputi berbagai aspek yang berkaitan dengan
konsep keesaan Allah dalam agama Islam. Beberapa ruang lingkup ilmu tauhid
antara lain:
1. Konsep Tauhid
Ilmu tauhid mempelajari konsep dasar tentang keesaan Allah, yaitu keyakinan
bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, tidak ada tuhan
selain-Nya. Ilmu tauhid juga mempelajari sifat-sifat Allah dan bagaimana
manusia dapat mengenal-Nya.
2. Syirik dan Penyembahan Selain Allah
Ilmu tauhid membahas tentang syirik, yaitu pengesahan atau penyekutuan
tuhan-tuhan selain Allah. Ilmu tauhid memberikan pemahaman tentang jenis-
jenis syirik, bahaya syirik, dan bagaimana menghindarinya.
3. Ibadah dan Praktek Keagamaan
Ilmu tauhid juga membahas tentang ibadah dan praktek keagamaan dalam
Islam. Hal ini mencakup pemahaman tentang pentingnya mengikuti ajaran
tauhid dalam ibadah, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji.
4. Akidah dan Keimanan
Ilmu tauhid juga memperdalam pemahaman tentang akidah dan keimanan
dalam Islam. Ini termasuk pemahaman tentang iman kepada Allah, malaikat,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan takdir.
5. Tafsir Al-Qur'an
Ilmu tauhid juga terkait dengan tafsir Al-Qur'an, yaitu memahami makna dan
pesan yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan
tauhid. Ini melibatkan penafsiran teks Al-Qur'an dengan memperhatikan
konteks dan tata bahasa yang benar.
6. Polemik dan Kritik Terhadap Pemahaman Sesat
Ilmu tauhid juga memberikan landasan untuk mengkaji dan mengkritisi
pemahaman sesat atau bid'ah yang bertentangan dengan konsep tauhid yang

13
benar. Ini melibatkan pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam dan
kemampuan untuk mengidentifikasi pemahaman yang salah atau menyimpang.
Dengan demikian, ruang lingkup ilmu tauhid mencakup berbagai aspek
yang terkait dengan konsep keesaan Allah dalam agama Islam, serta
pengaruhnya dalam praktek keagamaan dan pemahaman akidah.
Ruang lingkup ilmu tauhid meliputi berbagai aspek yang berkaitan
dengan konsep tauhid atau keesaan Allah. Beberapa ruang lingkup ilmu tauhid
meliputi:
1. Keesaan Allah (Tawhid)
Ilmu tauhid mempelajari tentang keesaan Allah SWT, yaitu keyakinan bahwa
hanya ada satu Tuhan yang layak untuk disembah dan tidak ada Tuhan selain-
Nya. Ini mencakup pemahaman tentang tauhid Rububiyah (keesaan dalam hal
mencipta, mengatur, dan mengurus alam semesta), tauhid Uluhiyah (keesaan
dalam ibadah dan pengabdian), dan tauhid Asma wa Sifat (keesaan dalam sifat-
sifat Allah).
2. Sifat-sifat Allah (Asma wa Sifat)
Ilmu tauhid mempelajari sifat-sifat Allah yang dinyatakan dalam Al-Qur'an dan
hadis. Ini mencakup pemahaman tentang sifat-sifat Allah yang mahaagung,
seperti keadilan, kebijaksanaan, kekuasaan, kasih sayang, dan sebagainya. Ilmu
tauhid membahas bagaimana sifat-sifat Allah berbeda dengan sifat-sifat
makhluk-Nya.

3. Penyembahan dan Ibadah


Ilmu tauhid membahas tentang pengesakan dalam ibadah dan pengabdian
kepada Allah. Ini meliputi pemahaman tentang pentingnya mengesakan Allah
dalam semua ritual ibadah seperti shalat, puasa, zakat, haji, serta menghindari
semua bentuk penyimpangan atau kesalahan dalam ibadah.

14
4. Kesesatan dan Syirik
Ilmu tauhid membahas tentang penyimpangan dan kesesatan dalam keyakinan
yang bertentangan dengan tauhid. Ini meliputi pemahaman dan pengenalan
terhadap syirik (mempersekutukan Allah) dan bid'ah (inovasi agama) yang
bertentangan dengan ajaran Islam.
5. Hukum Allah (Syariat)
Ilmu tauhid juga meliputi pemahaman tentang hukum-hukum Allah dan aturan
dalam Islam yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan
individu. Ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana tauhid terkait dengan
pelaksanaan hukum-hukum Islam dan ketentuan moral dalam kehidupan
sehari-hari.
Ruang lingkup ilmu tauhid cukup luas dan mencakup berbagai aspek
kehidupan yang berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman tentang
keesaan Allah dan hubungan manusia dengan-Nya. Tujuan utamanya adalah
memperdalam keyakinan dan pemahaman tentang Allah, menjalankan ibadah
dengan ikhlas, serta menjauhi segala bentuk kesesatan atau pemahaman yang
salah tentang konsep tauhid.

Nama Lain Dari Ilmu Tauhid


Terdapat beberapa nama lain yang digunakan untuk merujuk pada ilmu
tauhid, antara lain:
1. Ilmu Al-Tawhid: Istilah ini berasal dari bahasa Arab, di mana "Al-Tawhid"
secara harfiah berarti "keesaan". Ini juga sering digunakan sebagai sinonim
untuk ilmu tauhid.
2. Ilmu Aswaja: Singkatan dari "Ahlus Sunnah Wal Jama'ah", yang merujuk pada
penganut ajaran Islam yang mengikuti tuntunan Rasulullah Muhammad SAW
dan para sahabatnya. Dalam konteks ini, ilmu Aswaja sering mencakup
pembahasan tentang tauhid dan sifat-sifat Allah.

15
3. Aqidah: Istilah ini merujuk pada keyakinan atau doktrin yang dimiliki oleh
umat Islam. Dalam konteks ini, aqidah sering melibatkan pemahaman dan studi
tentang tauhid dan keyakinan tentang Allah.
4. Ilmu Kalam: Merupakan ilmu teologi dalam Islam yang membahas dan
mempertahankan ajaran-ajaran Islam dalam ranah intelektual dan argumen
rasional. Dalam ilmu kalam, aspek-aspek ilmu tauhid dibahas secara
mendalam.
5. Usul al-Din: Istilah ini merujuk pada prinsip-prinsip dasar agama Islam. Usul
al-Din mencakup ilmu tauhid, fiqh (hukum Islam), hadis (tradisi dan ucapan
Rasulullah), tafsir (penafsiran Al-Qur'an), dan sejarah Islam.
Perlu diperhatikan bahwa istilah-istilah ini dapat digunakan secara
bergantian untuk merujuk pada ilmu tauhid atau aspek-aspek keimanan dan
pemahaman tentang Allah dalam agama Islam.

2.6 Prinsip-prinsip ilmu tauhid


Prinsip-prinsip ilmu tauhid merupakan landasan dan pedoman dalam
mempelajari dan memahami konsep keesaan Allah dalam agama Islam.
Beberapa prinsip-prinsip ilmu tauhid antara lain:
1. Tauhid Rububiyyah
Prinsip ini mengacu pada keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta,
pemelihara, dan pengatur alam semesta. Prinsip ini menegaskan bahwa tidak
ada yang memiliki kekuasaan atau kontrol atas alam semesta selain Allah.
2. Tauhid Uluhiyyah
Prinsip ini berkaitan dengan keyakinan bahwa hanya Allah yang berhak untuk
disembah dan dijadikan sebagai tujuan ibadah. Tidak ada yang memiliki
kedudukan yang setara dengan Allah dalam hal penyembahan.
3. Tauhid Asma' wa Sifat

16
Prinsip ini menunjukkan bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang sempurna dan
unik. Ilmu tauhid mempelajari sifat-sifat Allah yang dinyatakan dalam Al-
Qur'an dan Hadis, seperti kehidupan, ilmu, kekuasaan, kehendak, dan lain-lain.
Prinsip ini juga menekankan bahwa Allah tidak dapat dibandingkan dengan
makhluk-Nya.
4. Tauhid Hakimiyyah
Prinsip ini menegaskan bahwa hanya Allah yang memiliki otoritas dan hak
untuk menetapkan hukum dan aturan bagi manusia. Manusia wajib tunduk dan
patuh terhadap hukum-hukum yang Allah tetapkan.
5. Tauhid Hakikat dan Perwujudan
Prinsip ini mengajarkan bahwa Allah adalah zat yang nyata dan eksis, bukan
sekadar konsep atau abstraksi. Prinsip ini menekankan bahwa Allah adalah
kenyataan yang mutlak dan tidak tergantung pada apapun.
6. Tauhid Tawakkal
Prinsip ini mengandung makna bahwa manusia harus tawakkal atau bergantung
sepenuhnya kepada Allah dalam segala aspek kehidupan, baik dalam urusan
dunia maupun akhirat. Manusia harus mengandalkan Allah dalam setiap
langkahnya dan melepaskan diri dari ketergantungan terhadap makhluk lain.
Prinsip-prinsip ini membentuk dasar pemahaman tentang keesaan Allah
dalam Islam dan menjadi panduan dalam mempelajari ilmu tauhid. Dengan
memahami dan mengamalkan prinsip-prinsip ini, seseorang dapat
memperdalam keyakinan dan penghayatan terhadap konsep tauhid dalam
agama Islam.

C. Kesimpulan
Ilmu tauhid membahas tentang keyakinan ajaran pokok dalam Islam, yaitu
mengenal dan memahami keesaan Allah, sifat-sifat-Nya, dan hubungan manusia
dengan-Nya. mengenai sifat-sifat Allah, keberadaan-Nya, keesaan-Nya, serta

17
hubungan antara Allah dengan makhluk-Nya. Tujuan dari ilmu tauhid adalah agar umat
muslim memiliki pemahaman yang benar dan kokoh mengenai konsep tauhid, sehingga
dapat mengesakan Allah dengan benar dalam ibadah dan menjauhi penyimpangan-
penyimpangan dalam kepercayaan dan keyakinan.
Dengan mempelajari ilmu Tauhid, seseorang dapat memperkuat iman, menjaga
aqidah yang benar, meningkatkan kualitas ibadah, dan mendalami ajaran Islam secara
lebih mendalam (menyeluruh). Ruang lingkup ilmu tauhid mencakup berbagai aspek
yang terkait dengan konsep keesaan Allah dalam agama Islam, serta pengaruhnya
dalam praktek keagamaan dan pemahaman akidah.
Tauhid terbagi menjadi tiga macam yaitu: Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah
dan Tauhid Asma dan Sifat. Kesimpulan ini diambil oleh para ulama setelah mereka
meneliti dalil-dalil AL Quran dan hadits yang terkait dengan keesaan Allah subhanahu
wa ta’ala.
Ketiga macam tauhid di atas memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan,
dimana keimanan seseorang kepada Allah tidak akan utuh sehingga terkumpul pada
dirinya ketiga macam tauhid tersebut. Tauhid Rububiyah seseorang tak berguna
sehingga dia bertauhid Uluhiyah dan Tauhid Rububiyah, serta Tauhid Uluhiyah
seseorang tak lurus sehingga dia bertauhid asma dan sifat. Singkatnya, mengenal Allah
tak berguna sampai seorang hamba beribadah hanya kepada-Nya. Dan beribadah
kepada Allah tidak akan terwujud tanpa mengenal Allah. Tauhid memiliki kedudukan
yang sangat tinggi di dalam agama ini.
Karena pada dasarnya manusia telah mengenal Allah meski secara global, maka
para Rasul utusan Allah diutus bukan untuk memperkenalkan
tentang Allah semata. Namun hakikat dakwah para Rasul adalah untuk menuntut
mereka agar beribadah hanya kepada-Nya. Dengan demikian materi dakwah para rasul
adalah Tauhid Uluhiyah. Oleh karena itu istilah tauhid tatkala disebutkan secara bebas
(tanpa diberi keterangan lain) maka ia lebih mengacu kepada Tauhid Uluhiyah.
D.Saran

18
Diharapkan agar semua pembaca dapat mengaplikasikan nilai-nilai ilmu tauhid
dalam kehidupan sehari-hari, agar menerima kebenaran dan menjalankan hukum-
hukum Allah tanpa memilah milih, yang memperdalam keyakinan dan pemahaman
tentang Allah, menjalankan ibadah dengan ikhlas, serta menjauhi segala bentuk
kesesatan atau pemahaman yang salah tentang konsep tauhid.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ansharullah. (2021). Tauhid Sebagai Pengantar. Lembaga Pemberdayaan Kualitas


Umat.

Al’Utsaimin. (2019). Buku Pintar Ilmu Tauhid Ilmu Yang Paling Mulia. Media
Tarbiyah

https://tafsirweb.com/640-surat-al-baqarah-ayat-163.html

https://tafsirweb.com/8724-surat-az-zumar-ayat-62.html

https://tafsirweb.com/3498-surat-hud-ayat-6.html

Hasbi. (2016). Ilmu Tauhid Konsep Ketuhanan Dalam Teologi Islam. Yogyakarta.
Trust Media Publishing.

Hanafi. 2003. Pengantar Tauhid Islam. Jakarta : Pustaka al-Husna Baru.

'Ied, umar bin su'ud. (2005). Tauhid Urgensi Dan Manfaatnya. Al-Maktab at-Ta'awuni
Lid Da'wah wal Irsyad wa Tau'iyatil Jaliat bi Gharbi ad-Dirah.

Salamuddin. (2016). Theologi Islam Ilmu Tauhid . Medan: Perdana Publihing.

Yusran Asmuni. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia.. Jakarta: Departemen P & K

20

Anda mungkin juga menyukai