NIM : 1209240137
KELAS : 1D MANAJEMEN
b.sebutkan pembagian tauhid dan bagaimana cara mengenalnya dan tulis ayat
qurannya.!
Tauhid rububiyah. Maknanya adalah mengesakan Allah dalam hal penciptaan,
kepemilikan, dan pengurusan. Di antara dalil yang menunjukkan hal ini adalah
firman Allah:
”Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hak dan sesungguhnya yang
mereka seru selain Allah adalah batil” (Luqman: 30).
ْ ْس َك ِم ْثلِ ِه ش
ِ ََي ٌء َوه َُو ال َّس ِمي ُع الب
صي ُر َ لَي
”Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.” (Asy-Syuura: 11) (Lihat Al-Qaulul Mufiiid I/7-10).
Tujuan ilmu Tauhid ialah memantapkan keyakinan atau kepercayaan agama dengan
jalan akal fikiran disamping kemantapan hati bagi seseorang yang percaya padaNya
dengan mempertahankan kepercayaan-kepercayaan tersebut dan berusaha
menghilangkan berbagai keraguan yang masih melekat atau sengaja dilekatkan oleh
lawan-lawan kepercayaan itu.
Lebih tegasnya tujuan ilmu Tauhid adalah mengangkat keyakinan seseorang dari
lembah taqlid kepada puncak keyakinan.[2] Di situlah ilmu tauhid berperan untuk
memberi pedoman dan arah, agar manusia selalu tetap sadar akan kewajibannya
sebagai makhluk terhadap khalikNya
Pengertian ilmu
Menurut KKBI menjelaskan bahwa Ilmu ialah bermakna pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun dengan secara sistematis menurut metode yang ilmiah yang
bisa digunakan untuk menjelaskan dan menerangkan suatu kondisi tertentu dalam
bidang pengetahuan.
Syarat-syarat ilmu
Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah
yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam.
Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji
keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni
persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan
subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan
terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara
tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani
“Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu
yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek,
ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga
membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu
menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang
tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang
ketiga.
Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat
umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya
universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial
menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-
ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai
tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
Karakteristik Ilmu
Allah SWT sudah memberikan banyak kenikmatan. Jika kita tidak gunakan dengan
baik, maka kita akan menjadi salah satu orang yang merugi. Seperti tercantum
dalam surat Al-Mulk ayat 10.
"Dan demikian pula diantara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan
hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya. Di antara
hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para ulama. Sungguh, Allah
Maha Perkasa, Maha Pengampun."
Ayat ini menjelaskan tentang, dengan ilmu, seseorang akan lebih memahami
bagaimana kehidupan ini diciptakan dan mendalami pengetahuan tentang kuasa
Allah SWT sebagai sang maha pencipta. Orang berilmu akan takut melakukan hal-
hal yang mengandung dosa karena ia memiliki pengetahuan akan kekuasaan dan
juga kebesaran Allah SWT.
ك طَ ِريقًا يَ ْلتَ ِمسُ فِي ِه ِع ْل ًما َسه ََّل هَّللا ُ لَهُ بِ ِه طَ ِريقًا إِلَى ْال َجنَّ ِة
َ ََو َم ْن َسل
Artinya: "Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan
mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim, no. 2699)
Ilmu akan kekal dan bermanfaat bagi pemiliknya walaupun ia telah meninggal.
Disebutkan dalam sebuah hadist tentang keutamaan ilmu dalam Islam:
Artinya: "Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga
perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do'a anak yang
sholeh" (HR. Muslim no. 1631)
Selalu Beribadah kepada Allah dan melakukan semua yang Allah perintahkan dan
menjauhi semua larangan Allah
Tidak pernah menyekutukan Allah dengan selain Allah
Selalu meneladani nabi muhammad dalam setiap amalan dalam kehidupan sehari-
hari
Beriman kepada Allah dan kepada rasulullah
Rukun Syahadatain
An-Nafyu atau peniadaan: “Laa ilaha” membatalkan syirik dengan segala bentuknya
dan mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah selain Allah.
Al-Itsbat (penetapan): “illallah” menetapkan bahwa tidak ada yang berhak disembah
kecuali Allah dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan konsekuensinya.
Konskuensi syahadatin
Konsekuensi “Laa ilaha illallah” Yaitu meninggalkan ibadah kepada selain
Allah dari segala ma-cam yang dipertuhankan sebagai keharusan dari
peniadaan laa ilaaha illallah . Dan beribadah kepada Allah semata tanpa
syirik sedikit pun, sebagai keharusan dari penetapan illallah. Banyak orang
yang mengikrarkan tetapi melanggar konsekuensinya. Sehingga mereka
menetapkan ketuhanan yang sudah dinafikan, baik berupa para makhluk,
kuburan, pepohonan, bebatuan serta para thaghut lainnya. Mereka
berkeyakinan bahwa tauhid adalah bid’ah. Mereka menolak para da’i yang
mengajak kepada tauhid dan mencela orang yang beribadah hanya kepada
Allah semata.
Konsekuensi Syahadat “Muhammad Rasulullah” Yaitu mentaatinya,
membenarkannya, meninggalkan apa yang dilarangnya, mencukupkan diri
dengan mengamalkan sunnahnya, dan meninggalkan yang lain dari hal-hal
bid’ah dan muhdatsat (baru), serta mendahulukan sabdanya di atas segala
pendapat orang.