Anda di halaman 1dari 8

NAMA : MUHAMMAD AGNY AL FAUQI

NIM : 1209240137

KELAS : 1D MANAJEMEN

MATA KULIAH ILMU TAUHID

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2020/2021

1. a. Apa pengertian Tauhid seacara bahasa ,maupun istilah,


 Menurut bahasa Tauhid berasal dari bahasa arab yaitu ahada-Yadhudu-Tauhidu
yang berarti keesaan atau mengesakan. Menurut istilah tauhid adalah mengesakan
Tuhan(Allah)dan menyakini bahwa tuhan itu satu dan berhak disembah.

b.sebutkan pembagian tauhid dan bagaimana cara mengenalnya dan tulis ayat
qurannya.!
 Tauhid rububiyah. Maknanya adalah mengesakan Allah dalam hal penciptaan,
kepemilikan, dan pengurusan. Di antara dalil yang menunjukkan hal ini adalah
firman Allah:

َ‫ك هللاُ َربُّ ْال َعالَ ِمين‬


َ ‫ق َو ْاألَ ْم ُر تَبَا َر‬
ُ ‫أَالَلَهُ ْالخَ ْل‬

“Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah” (Al- A’raf: 54).

 Tauhid uluhiyah atau tauhid ibadah. Disebut tauhid uluhiyah karena


penisbatanya kepada Allah dan disebut tauhid ibadah karena penisbatannya kepada
makhluk (hamba). Adapun maksudnya ialah pengesaan Allah dalam ibadah, yakni
bahwasanya hanya Allah satu-satunya yang berhak diibadahi.
Allah Ta’ala berfirman:

‫ق َوأَ َّن َمايَ ْد ُعونَ ِمن دُونِ ِه ْالبَا ِط ُل‬


ُّ ‫َذلِكَ بِأ َ َّن هللاَ هُ َو ْال َح‬

”Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hak dan sesungguhnya yang
mereka seru selain Allah adalah batil” (Luqman: 30).

 Tauhid asma’ wa shifat. Maksudnya adalah pengesaan Allah ‘Azza wa


Jalla dengan nama-nama dan sifat-sifat yang menjadi milik-Nya. Tauhid ini
mencakup dua hal yaitu penetapan dan penafian. Artinya kita harus menetapkan
seluruh nama dan sifat bagi Allah sebgaimana yang Dia tetapkan bagi diri-Nya
dalam kitab-Nya atau sunnah nabi-Nya, dan tidak menjadikan sesuatu yang semisal
dengan Allah dalam nama dan sifat-Nya. Dalam menetapkan sifat bagi Allah tidak
boleh melakukan ta’thil, tahrif, tamtsil, maupun takyif. Hal ini ditegaskan Allah
dalam firman-Nya:

ْ ‫ْس َك ِم ْثلِ ِه ش‬
ِ َ‫َي ٌء َوه َُو ال َّس ِمي ُع الب‬
‫صي ُر‬ َ ‫لَي‬

”Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.” (Asy-Syuura: 11) (Lihat Al-Qaulul Mufiiid  I/7-10).

c. apa oblek dan tujuan mempelajari tauhid


Manfaat mempelajari tauhid
 Tauhid dapat memerdekakan umat manusia dari segala perbudakan dan
penghambaan kecuali kepada Allah SWT. Yang menciptakan dengan bentuk yang
sempurna.
 Tauhid dapat membantu dalam pembentukan kepribadian yang kokoh, arah hidup
menjadi jelas, dan tidak mempercayai Tuhan kecuali hanya kepada Allah SWT.
Kepada-Nya tempat menghadap, baik dalam kesendirian atau di tengah keramaian
orang, dan selalu memohon kepada-Nya dalam keadaan sempit maupun lapang.
 Tauhid dapat memberikan kekuatan jiwa kepada pemiliknya dengan penuh harap
kepada Allah SWT. Dan selalu bertawakal, ridha atas ketentuan-Nya, dan sabar
terhadap musibah.
 Tauhid yang baik dan benar dapat menghilangkan sifat syirik ( menyekutukan Allah
SWT ) yang hatinya terbagi-bagi untuk tuhan-tuhan dan sesembahan yang banyak,
yakni sesaat menghadap dan menyembah yang hidup, dan suatu saat menghadap
dan menyembah kepada yang mati. Dalam firman-Nya Allah SWT.
Menjelaskan : “Hai penghuni penjara, manakah yang lebih baik tuhan-tuhan yang
bermacam-macam itu, ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?”. (Q.S
Yusuf: 39).
 Tauhid sebagai pondasi manusia dalam menjalani perintah dan menjauhi segala
larangan-Nya, sebagai hamba yang mulia untuk membentuk pribadi yang beriman
dan bertaqwa.
 Sebagai sumber dan motivator perbuatan kebajikan dan keutamaan.
 Membimbing manusia ke jalan yang benar, sekaligus mendorong mereka untuk
mengerjakan ibadah dengan penuh keikhlasan.
 Mengeluarkan jiwa manusia dari kegelepan, kekacauan, dan kegoncangan, hidup
yang menyesatkan.
 Mengantarkan umat manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin.

Tujuan mempelajari tauhid

Tujuan ilmu Tauhid ialah memantapkan keyakinan atau kepercayaan agama dengan
jalan akal fikiran disamping kemantapan hati bagi seseorang yang percaya padaNya
dengan mempertahankan kepercayaan-kepercayaan tersebut dan berusaha
menghilangkan berbagai keraguan yang masih melekat atau sengaja dilekatkan oleh
lawan-lawan kepercayaan itu.

Lebih tegasnya tujuan ilmu Tauhid adalah mengangkat keyakinan seseorang dari
lembah taqlid kepada puncak keyakinan.[2] Di situlah ilmu tauhid berperan untuk
memberi pedoman dan arah, agar manusia selalu tetap sadar akan kewajibannya
sebagai makhluk terhadap khalikNya

2. a. Apa pengertian, syarat dan karakteristik ilmu

Pengertian ilmu
 Menurut KKBI menjelaskan bahwa Ilmu ialah bermakna pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun dengan secara sistematis menurut metode yang ilmiah yang
bisa digunakan untuk menjelaskan dan menerangkan suatu kondisi tertentu dalam
bidang pengetahuan.

Syarat-syarat ilmu

 Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah
yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam.
Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji
keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni
persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan
subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
 Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan
terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara
tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani
“Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu
yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
 Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek,
ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga
membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu
menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang
tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang
ketiga.
 Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat
umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya
universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial
menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-
ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai
tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.

Karakteristik Ilmu

 Hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.


 Hasil ilmu kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan karena yang
menyelidiki adalah manusia.
 Ilmu bersifat obyektif, artinya prosedur kerja atau cara penggunaan metode ilmu tidak
tergantung kepada yang menggunakan, tidak tergantung pada pemahaman secara
pribadi.

b. hikmah apa yang dapat diambil dari memperoleh ilmu


 Membuat manusia menjadi pribadi yang baik
 Terhindar dari perbuatan dosa
 Selalu ingat kepada tuhan
 Lebih bersyukur dalam kehidupan
 Membuat manusia lebih ikhlas

c. sebutkan/tulis ayat quran tentang keutamaan ilmu


 Orang Berilmu Diangkat Derajatnya
Allah SWT berfirman:

"...Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan


orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat..." (QS. Al-Mujadilah
[58]: 11).

Dan Allah SWT berfirman:

"Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan


itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-
nyala". (QS. Al-Mulk : 10).

Allah SWT sudah memberikan banyak kenikmatan. Jika kita tidak gunakan dengan
baik, maka kita akan menjadi salah satu orang yang merugi. Seperti tercantum
dalam surat Al-Mulk ayat 10.

 Orang Berilmu Takut Kepada Allah SWT

Dalam surat Fatir ayat 28, Allah SWT berfirman:

"Dan demikian pula diantara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan
hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya. Di antara
hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para ulama. Sungguh, Allah
Maha Perkasa, Maha Pengampun."

Ayat ini menjelaskan tentang, dengan ilmu, seseorang akan lebih memahami
bagaimana kehidupan ini diciptakan dan mendalami pengetahuan tentang kuasa
Allah SWT sebagai sang maha pencipta. Orang berilmu akan takut melakukan hal-
hal yang mengandung dosa karena ia memiliki pengetahuan akan kekuasaan dan
juga kebesaran Allah SWT.

 Orang Berilmu akan Diberi Kebaikan Dunia dan Akhirat

Dalam surat Al-Baqarah [2]: 269, Allah SWT berfirman:

"Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan


As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi
hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-
orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)."

 Orang Berilmu Dimudahkan Jalannya ke Surga


Dalam sebuah hadist tentang keutamaan ilmu pengetahuan dalam Islam, Rasulullah
SAW bersabda:

‫ك طَ ِريقًا يَ ْلتَ ِمسُ فِي ِه ِع ْل ًما َسه ََّل هَّللا ُ لَهُ بِ ِه طَ ِريقًا إِلَى ْال َجنَّ ِة‬
َ َ‫َو َم ْن َسل‬

Artinya: "Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan
mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim, no. 2699)

 Orang Berilmu Memiliki Pahala yang Kekal

Ilmu akan kekal dan bermanfaat bagi pemiliknya walaupun ia telah meninggal.
Disebutkan dalam sebuah hadist tentang keutamaan ilmu dalam Islam:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, ia berkata kepada Rasullullah


shallallahu'alaihi wa sallam:

ُ‫ح يَ ْدعُو لَه‬ َ ‫اريَ ٍة َو ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع بِ ِه َو َولَ ٍد‬


ٍ ِ‫صال‬ َ ‫إِ َذا َماتَ اإْل ِ ْن َسانُ ا ْنقَطَ َع َع َملُهُ إِاَّل ِم ْن ثَاَل ثَ ٍة ِم ْن‬
ِ ‫ص َدقَ ٍة َج‬

Artinya: "Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga
perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do'a anak yang
sholeh" (HR. Muslim no. 1631)

3. a. Bagaimana mengaplikasikan syahadatain ( dua kalimah syaahadat) dalam kehidupan


sehari-hari.
Cara mengimpelmentasikan 2 kalimat shahadat dalam kehidupan sehari-hari antara lain adalah

 Selalu Beribadah kepada Allah dan melakukan semua yang Allah perintahkan dan
menjauhi semua larangan Allah
 Tidak pernah menyekutukan Allah dengan selain Allah
 Selalu meneladani nabi muhammad dalam setiap amalan dalam kehidupan sehari-
hari
 Beriman kepada Allah dan kepada rasulullah

b. Apa syarat dan Rukun Syahadatain


Syarat Syahadatain
 Ilmu, yang menafikan jahl (kebodohan).
 Yaqin (yakin), yang menafikan syak (keraguan).
 Qabul (menerima), yang menafikan radd (penolakan).
 Inqiyad (patuh), yang menafikan tark (meninggalkan).
 Ikhlash, yang menafikan syirik.
 Shidq (jujur), yang menafikan kadzib (dusta).
 Mahabbah (kecintaan), yang menafikan baghdha’ (kebencian).

Rukun Syahadatain
 An-Nafyu atau peniadaan: “Laa ilaha” membatalkan syirik dengan segala bentuknya
dan mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah selain Allah.
 Al-Itsbat (penetapan): “illallah” menetapkan bahwa tidak ada yang berhak disembah
kecuali Allah dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan konsekuensinya.

c. Apa konsekwensi dan kewajiban orang yang sudah bersyahadat.

Konskuensi syahadatin
 Konsekuensi “Laa ilaha illallah” Yaitu meninggalkan ibadah kepada selain
Allah dari segala ma-cam yang dipertuhankan sebagai keharusan dari
peniadaan laa ilaaha illallah . Dan beribadah kepada Allah semata tanpa
syirik sedikit pun, sebagai keharusan dari penetapan illallah. Banyak orang
yang mengikrarkan tetapi melanggar konsekuensinya. Sehingga mereka
menetapkan ketuhanan yang sudah dinafikan, baik berupa para makhluk,
kuburan, pepohonan, bebatuan serta para thaghut lainnya. Mereka
berkeyakinan bahwa tauhid adalah bid’ah. Mereka menolak para da’i yang
mengajak kepada tauhid dan mencela orang yang beribadah hanya kepada
Allah semata.
 Konsekuensi Syahadat “Muhammad Rasulullah” Yaitu mentaatinya,
membenarkannya, meninggalkan apa yang dilarangnya, mencukupkan diri
dengan mengamalkan sunnahnya, dan meninggalkan yang lain dari hal-hal
bid’ah dan muhdatsat (baru), serta mendahulukan sabdanya di atas segala
pendapat orang.

kewajiban orang yang sudah bersyahadat.


 Melakukan khitan
 Melaksanakan Rukun islam
 Menaati syariat islam

Anda mungkin juga menyukai