DISUSUN OLEH:
STEI SEBI
2021\2022
KATA PENGANTAR
II
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah ................................................................................................2
PENDAHULUAN
Dalam makalah ini nanti akan dibahas makna dari tauhid itu sendiri dan
pengaruh tauhid terhadap umat muslim.
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Pertama, makna secara bahasa berasal dari bahasa arab, masdar dari kata
wahhada – yuwahhidu -tauhidan yang artinya menjadikan sesuatu satu saja.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-utsaimin bekata, “Makna ini tidak tepat kecuali
penafian. Yaitu menafikan (mengecualikan) segala sesuatu selain sesuatu yang kita
jadikan satu saja, kemudian baru menetapkannya”. (Syarh Tsalatsatil Ushul,
hal.39)
A. Tauhid rububiyah
3
satu-Nya pencipta, pemilik, pengendali alam raya yang dengan takdirnya Ia
menghidupkan dan mematikan serta mengendalikan alam dengan sunnah-
sunnahnya. Dalam pengertian ini tauhid rububiyah belum terlepas dari akar makna
bahasanya. Sebab, Allah adalah pemelihara makhluk, para rasul, dan juga wali-
wali-Nya dengan segala kemampuan yang telah diberikannya kepada mereka.
B. Tauhid Uluhiyyah
Kata uluhiyyah diambil dari kata ilah yang bermakna yang disembah yang
dita’ati. Kata ini digunakan untuk menyebut sesembahan yang haq dan yang
bathil. Sebagaimana sembahan yang haq terlihat dalam firman Allah yang artinya :
“Allah, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia yang hidup
kekal lagi terus menerus mengurus (makhluknya)”. (QS:al-Baqarah:225).
Makna tauhid asma wa sifat adalah beriman kepada nama-nama Allah dan
sifat-sifat-Nya sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an dan sunnah Rasulullah
Sallallahu ‘alaihi wa Sallam, serta meniadan kekurangan-kekurangan dan aib-aib
yang ditiadakan oleh Allah terhadap diri-Nya, dan apa yang disampaikan oleh
Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam yang terdiri dari sifat-sifat tahrif (
4
pengubahan kata), ta’thil (meniadakan sama sekali), takyif (menanyakan
bagaimana keadaan), dan tamtsil (mencontoh dengan sifat selain Allah).
Tauhid adalah harta termahal yang dimiliki oleh seorang hamba. Karena
tauhid memiliki banyak pengaruh dalam kehidupan nyata, berikut adalah banyak
pengaruh tauhid dalam kehidupan muslim :
Pertama, orang yang bertauhid dan beriman kepada Allah dan rasul-Nya
pasti tahu mengapa Allah SWT menciptakannya sehingga ia berada di atas jalan
yang lurus, ia mengetahui dari mana awal dan ke mana akhir hidupnya, jauh dari
kebutaan dan kesesatan.
“Maka apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya itu lebih
banyak mendapatkan petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan
yang lurus?” (QS. Al-Mulk : 22).
َ ُعى لَه
سائ ُِر َ عض ٌْو تَدَا ُ ُس ِد ِإذَا ا ْشتَكَى مِ ْنه ُ َمث َ ُل ال ُمؤْ مِ نِيْنَ فِي ت ََوا ِدِّ ِه ْم َوت ََراحُمِ ِه ْم َوت َ َعا
َ ط ِف ِه ْم َمث َ ُل ال َج
ِ ع ِن النُّ ْع َم
)ان ب ِْن بَ ِشي ٍْر رضي هللا عنه َ س َه ِر َوال ُح َمََ َِّ ى
َ (ر َواهُ ُم ْس ِل ٌم َّ س ِد بِال
َ ال َج.
5
Dan ketika kaum muslimin berpegang teguh dengan tauhid mereka menjadi
orang-orang yang terbaik seperti firman-Nya :
Ketiga, bila iman telah menyebar luas di masyarakat, maka pastilah akan
membuahkan amal shalih yang diridhai Allah swt sehingga membuka berbagai
pintu kebaikan dan mendatangkan pertolongan Allah dalam menghadapi musuh-
musuh mereka.
Begitulah jika kita mau memahami tentang ketauhidan. Karena secara tidak
langsung dengan kita mau memahami tauhid, aqidah, iman, kepada Allah susah
untuk digoyahkan dan persaudaraan sesama muslimpun menjadi lebih kuat.
Sehari-hari
Indonesia adalah salah satu negara yang warganya penganut agama islam
terbanyak di dunia. Namun apakah setiap umat muslim sudah benar-benar
mengaplikasikan ketauhidan dalam kehidupan sehari-hari? apakah sudah benar-
benar mengesakan Allah SWT?. Karena terkadang, secara sadar atau tidak sadar
6
kita bisa mekukakan hal-hal yang bisa mengotori bahkan membatalkan tauhid.
Lalu apa saja hal-hal yang dapat membatalkan tauhid?. Hal-hal tersebut, sebagai
berikut:
1. Berbuat Syirik
Perbuatan syirik juga memiliki 2 macam yaitu Syirik Akbar (besar) dan
Syirik Asghar (kecil). Syirik besar adalah perbuatan yang jelas-jelas menunjukkan
sikap menyekutukan Allah SWT, seperti menganggap bahwasanya ada Tuhan
selain Allah, menyembah berhala, atau meyakini keberadaan dewa-dewi sebagai
tandingan Allah SWT. Lalu syirik kecil, syirik kecil bisa juga disebut dengan
syirik tersembunyi karena seeorang sering kali tidak sadar melakukan syirik
tersebut. Maksud dari syirik kecil ialah menyandarkan sesuatu kejadian kepada
selain Allah SWT atau bisa juga merasa dirinya bisa melakukan sesuatu tanpa
pertolongan Allah SWT (sombong).
2. Kemaksiatan
7
hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan
titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar raan”
yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak
(demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati
mereka’. (HR. At Tirmidzi no. 3334, Ibnu Majah no. 4244, Ibnu Hibban (7/27)
dan Ahmad (2/297). At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Dari Abi Najih Al-Irbadl bin Sariyah ra, bahwa Rasul saw bersabda:…
jauhi kamulah dari urusan yang mengada-ada, karena setiap yang baru itu adalah
bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat. (HR. Abu Dawud).
Bid’ah ini suatu hal yang baru dalam agama yang bertentangan dengan al-
Qur’an, hadist, dan ijma ulama. Namun ada bid’ah yang diperbolehkan yang biasa
disebut bid’ah Hasanah. Salah satu contoh bid’ah Hasanah kisah yang termaktub
dalam sebuah hadits. Diriwayatkan dari Umar bin Khatab, beliau berkata tentang
sholat tarawih yang mana ia berijtihad untuk melaksanakannya di Masjid Nabawi
dan menugaskan Ubay bin Ka’b untuk menjadi imam. Padahal, sebelumnya orang
mengerjakannya secara terpisah karena tidak ada aturan mengenai tata caranya.
Namun sekali lagi, kita harus benar-benar teliti tentang perbuatan yang
megada-ada dalam agama (bid’ah). Apakah bid’ah tersebut masih sejalan dengan
al-Qur’an dan hadist atau tidak. Karena jika tidak, maka itu termasuk sesuatu yang
sesat.
8
2.3.A Kolerasi Antara Tauhid dan Ikhlas
Tujuan mempelajari ilmu tauhid juga dapat menjadikan setiap umat muslim
sebagai pribadi yang ikhlas dalam menerima setiap ketentuan Allah. Dalam islam
syarat diterimanya amalan ibadah adalah ikhlas dan mengikuti sunnah atau
tuntutan Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Sehingga kolerasi antara tauhid dan ikhlas adalah beribadah bukan semata-
mata untuk syurga atau neraka, bukan semata-mata dosa ataupun pahala melainkan
lillahi ta’ala. Maka seseorang yang sudah menupuk sifat ikhlas dalam dirinya
otomatis ketauhidan/keimanan kepada Allah SWT sudah tidak diragukan lagi.
Sebagaimana firman Allah agar kita bisa menjadikan hidup kita ibadah karena
Allah SWT :
9
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
Referensi
27 Kelompok Telaah Kitab Ar-Risaalah, Buku Pintar Aqidah, (Sukoharjo : Roemah Buku,
http://faperta.unsoed.ac.id/2019/05/20/beberapa-hal-yang-merusak-iman-pengajian-
ramadhan-1440-h-faperta-unsoed/
https://tirto.id/pengertian-syirik-dan-macam-macamnya-dalam-agama-islam-gf5J
https://muhammadhaidir.wordpress.com/2013/02/18/hal-hal-yang-dapat-merusak-
tauhid/
https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-bidah-dan-macam-macamnya-
dalam-ajaran-islam-1vdoQi9zeFC/full
https://news.detik.com/berita/d-4898106/hadist-tentang-ikhlas-dan-keutamaannya
https://www.alhikmah.ac.id/pengaruh-tauhid-dalam-kehidupan/
IM. Yusran Asmuri dari Tim penyusun Kamus, Kamus besar Bahasa Indonesia
(Jakarta, Departemen P & K, 1989), Hal. 1091.
3A, Hanafi, Pengantar Tauhid Islam (Jakarta : Pustaka al-Husna Baru, 2003), Hal.
1.
11
12