Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Tauhid dan Ilmu kalam
Dosen Pengampu:
Disusun oleh :
Aminah Zahara
2024
1
KATA PENGANTAR
Akhir kata,semoga makalah ini dapat menambah wawasan pembaca semua dan
dapat bermanfaat bagi kita.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
1. Pengertian Ilmu Tauhid.......................................................................................5
2. Pembagian Ilmu Tauhid......................................................................................5
3. Konsep Iman dan Kriterianya.............................................................................7
BAB III...........................................................................................................................12
Kesimpulan.................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sebagai agama mempunyai dua dimensi yaitu keyakinan atau
akidah dan sesuatu yang di amalkan atau amaliah. Amal perbuatan tersebut
merupakan perpanjangan dan implentasi dari akidah tersebut. Islam adalah
agama samawi yang bersumber dari Allah SWT yang berintikan keimanan
dan perbuatan.
Kedudukan tauhid dalam Islam sangatlah fundamental, karena dari
pemahaman tentang tauhid itulah keimanan seorang muslim mulai
tumbuh. Konsep tauhid dalam Islam merupakan salah satu pokok ajaran
yang tidak dapat diganggu gugat dan sangat berpengaruh terhadap
keislaman seseorang. Apabila pemahaman tentang tauhid seseorang tidak
kuat, maka akan goyah pula pilar-pilar keislamannya secara menyeluruh
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tauhid?
2. Apa macam-macam tauhid
3. Bagaimana konsep Iman dan apa kriterianya?
4
BAB II
PEMBAHASAN
a. Tauhid Rububiyah
Yaitu mengesakan Allah dalam segala perbuatanNya dengan
meyakini bahwa Dia sendiri yang menciptakan segenap
5
makhluk. Firman Allah swt surat Ath-Thur ayat 35-36
Artinya : “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah
mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri) ? Sebenarnya
mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).”
Maksud dari mengesakan Allah dalam Rububiyah-Nya
adalah kita meyakini keesaan Allah dalam perbuatan-perbuatan
yang hanya dapat dilakukanoleh Allah, seperti mencipta dan
mengatur seluruh alam semesta beserta isinya, memberi riski,
memberikan manfaat, menolak mudhlarat dan lainnya yang
merupakan kekhususan bagi Allah.
Hal yang seperti ini diakui oleh seluruh manusia, tidak ada
seorang pun yang mengingkarinya. Orang-orang yang
mengingkari hal ini; seperti kaum atheis, pada kenyataannya
mereka menampakkan keingkarannya hanya karena
kesombongan mereka. Padahal, jauh di dalam lubuk hati
mereka, mengakui bahwa tidaklah alam semesta ini terjadi
kecuali ada yang membuat dan mengaturnya. Mereka hanyalah
membohongi kata hati mereka sendiri.
Namun pengakuan seseorang terhadap Tauhid Rububiyah
ini tidaklah menjadikan seseorang beragama Islam karena
sesungguhnya orang-orang musyrikin Quraisy yang diperangi
Rosulullah mengakui dan meyakini jenis tauhid ini.
b. Tauhid Uluhiyah
Maksudnya adalah kita mengesakan Allah dalam segala
macam ibadah yang kita lakukan. Seperti Shalat, doa, nadzar,
menyembelih, tawakkal, taubat, harap, cinta, takut dan berbagai
macam ibadah lainnya. Dimana kita harus memaksudkan
tujuan dari semua ibadah itu hanya kepada Allah semata.
Tauhid inilah yang merupakan inti dakwah para rasul dan
merupakan tauhid yang diingkari oleh kaum musyrikin
Quraisy. Hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah
mengenai perkataan mereka itu “Mengapa ia menjadikan
sesembahan-sesembahan itu sesembahan yang satu saja?
Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat
mengherankan.” Dalam ayat ini kaum musyrikin Quraisy
mengingkari jika tujuan dari berbagai macam ibadahnya hanya
ditujukan untuk Allah semata. Oleh karena pengingkaran inilah
maka mereka dikafirkan oleh Allah dan Rasul-Nya walaupun
6
mereka mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta
alam semesta.
c. Tauhid Asma wa Shifah
Adapun definisi dari tauhid asma’ wa shifat atau maksud
dari tauhid asma’ wa shifat diyakini oleh Ahlus Sunnah wal
Jamaah mencakup tiga perkara:
1) Menetapkan nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala
yang Allah sebutkan dalam Al-Qur’an Asmaul Husna
dan Shifatul Ulya.
2) Semua nama-nama dan sifat-sifat yang tertera dalam
Al-Qur’an dan hadits.
3) Mengimani hukum-hukum yang terkandung di dalam
nama-nama dan sifat-sifat tersebut serta tuntutan
ubudiyah dari setiap nama dan sifat tersebut.
َو ِص َفاِتِه اْلُع َلى اْلَو اِر َدة ِفي،ِإْفَر اُد ِهللا ِبَأْس َم اِئِه ْالُحْسَنى
. َو اِإْل يَم اُن ِبَم َع اِنْيَها َو َأَح َك اِمَها،اْلِكَتاِب َو الُّس َّنة
7
(tidak sama). Keyakinan yang didasarkan atas berita (khabar) itu tidak
sama dengan keyakinan karena melihat secara langsung dengan mata
kepala. Demikian pula, keyakinan karena berita satu orang itu tidak
sama dengan keyakinan karena berita dua orang. Dan demikian
seterusnya.
Oleh karena itu, Nabi Ibrahim ‘Alahis salaam berkata,
َر ِّب َأِر ِني َكْيَف ُتْح ِيـي اْلَم ْو َتى َقاَل َأَو َلْم ُتْؤ ِم ن َقاَل َبَلى َو َلـِكن ِّلَيْطَم ِئَّن َقْلِبي
َو َم ا َجَع ْلَنا َأْص َح اَب الَّناِر ِإاَّل َم اَل ِئَك ًة َو َم ا َجَع ْلَنا ِع َّد َتُهْم ِإاَّل ِفْتَنًة ِّلَّلِذ يَن َكَفُروا ِلَيْسَتْيِقَن اَّلِذ يَن ُأوُتوا
اْلِكَتاَب َو َيْز َداَد اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِإيَم انًا
8
“Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat, dan
tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi
cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab
menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya” (QS.
Al-Muddatsir: 31).
َو ِإَذ ا َم ا ُأنِز َلْت ُسوَر ٌة َفِم ْنُهم َّم ن َيُقوُل َأُّيُك ْم َز اَد ْتُه َهـِذِه ِإيَم انًا َفَأَّم ا اَّل ِذ يَن آَم ُن وْا َف َز اَد ْتُهْم ِإيَم انًا َو ُهْم
َيْسَتْبِش ُروَن َو َأَّم ا اَّلِذ يَن ِفي ُقُلوِبِه م َّمَر ٌض َفَز اَد ْتُهْم ِر ْج سًا ِإَلى ِر ْج ِس ِه ْم َو َم اُتوْا َو ُهْم َك اِفُروَن
َم ا َر َأْيُت ِم ْن َناِقَص اِت َع ْقٍل َوِد يٍن َأْذ َهَب ِلُلِّب الَّرُج ِل اْلَح اِز ِم ِم ْن ِإْح َداُك َّن
“Dan aku tidak pernah melihat dari tulang laki-laki yang akalnya lebih
cepat hilang dan lemah agamanya selain kalian” (HR. Bukhari no. 304).
Oleh karena itu, iman itu bisa bertambah dan berkurang.Lalu, apa yang
menyebabkan bertambah dan berkurangnya Iman? Sebab bertambahnya
iman ada beberapa hal:
9
yaitu makhluk ciptaan Allah Ta’ala, maka keimanannya akan
bertambah. Allah Ta’ala berfirman,
َوِفي اَأْلْر ِض آَياٌت ِّلْلُم وِقِنيَن َوِفي َأنُفِس ُك ْم َأَفاَل ُتْبِص ُروَن
اَل َيْز ِني الَّز اِني ِح يَن َيْز ِني َو ُهَو ُم ْؤ ِم ٌن
10
imannya berkurang, dia pun dicela dan berhak mendapatkan hukuman.
Jika ketaatan tersebut tidak wajib, atau wajib namun dia meninggalkan
karena uzur (syar’i), maka imannya berkurang, namun tidak dicela.
Oleh karena itu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menyebut para
wanita sebagai orang yang kurang akal dan agamanya. Beliau
memberikan alasan kurangnya agama wanita karena jika mereka haid,
mereka tidak salat dan tidak puasa. Padahal, mereka tidaklah dicela
karena meninggalkan salat dan puasa ketika haid, bahkan hal itu
diperintahkan. Akan tetapi, ketika mereka terlewat dari mengerjakan
ibadah yang dikerjakan oleh kaum lelaki, maka di situlah sisi
berkurangnya agama mereka.
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Tauhid adalah mengesakan Allah dengan sesuatu yang khusus
bagiNya, berupa rububiyah, uluhiyah, al-asma‟ dan sifat.
Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti bahwa penciptaan
alam semesta ini adalah Allah, bukan sekedar mengetahui bukti-
bukti rasional tentang kebenaran wujud (keberadaan)Nya dan
keesaan-Nya; dan bukan pula sekedar mengenal Asma dan
Sifatnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
13