Anda di halaman 1dari 11

QISM AL-ILAHIYAT (ULUHIYAH & RUBUBIYAH)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Tauhid

Dosen Pengampu : Saidatul Fadilah, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Mhd. Yasfin Nasution 0501223079

Aldiansyah Arrahman Rianto 0501223103

Raya Mahfuzha 0501221037

Perbriansyah Siregar 0501221060

Nurhamidah 0501222160

EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah
kami yang berjudul “Qism Al-Ilahiyat (Uluhiyah & Rububiyah)” untuk
memenuhi mata kuliah Ilmu Tauhid dengan dosen pengampu Saidatul Fadilah,
M.Pd dapat kami selesaikan.

Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada Nabi


Muhammad SAW dan Keluarganya, sahabatnya serta para pengikut ajarannya.
Kami juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan kontribusi
dalam penyelesaian makalah ini, mudah-mudahan Allah SWT memberikan
limpahan rahmat-Nya kepada kita.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan


makalah ini. Oleh karena itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Medan, 13 Oktober 2022

Pemakalah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 4
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 5
C. Tujuan Masalah ......................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................... 6
A. Pengertian Tauhid dan Ilahiyat ................................................................ 6
B. Pengertian dan Perrbedaan Tauhid Uluhiyah dan Tauhid Rububiyah 6
BAB III ................................................................................................................. 10
PENUTUP ............................................................................................................ 10
A. Kesimpulan ............................................................................................... 10
B. Saran ......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Teologi secara leksikal terdiri dari dua kata, yaitu “theos” yang berarti
Tuhan dan “Logos” yang berarti Ilmu (Hanafi, 1998:11). Jadi teologi adalah

ilmu tentang Tuhan atau ketuhanan. Secara terminologi, teologi adalah ilmu
yang membahas tentang Tuhan dan segala sesuatu yang terkait dengannya
(Ya’kub, 1991:10), juga membahas hubungan Tuhan dengan manusia dan
hubungan manusia dengan Tuhan (Bachtiar, 1997:18).

Perkataan teologi sebenarnya tidak berasal dari khazanah dan tradisi


Islam. Teologi merupakan istilah yang diambil dari agama lain, yaitu dari
khazanah dan tradisi gereja Kristiani (Effendi, 1995:52). Namun demikian,
tidaklah dimaksudkan untuk menolak kata teologi itu. Sebab pemungutan
suatu istilah dari khazanah dan tradisi agama lain, tidaklah harus dipandang
sebagai sesuatu yang negatif, apalagi jika istilah tersebut dapat
memperkaya khazanah dan membantu mensistematisasikan pemahaman
tentang Islam.1

Lahirnya aliran teologi islam adalah reaksi skisme (perpecahan) politik


umat islam. Tragedi skisme itu terabadikan dalam sebuah ungkapan “Al Fitnah
Al Kubra” proses skisme itu berawal dari terbunuhnya Utsman Ibn Affan,yang
pada akhirnya berimplikasi serupa terhadap khalifah keempat yakni Ali bin Abi
Thalib. Ketika kedua khalifah itu terbunuh, wacana kemelut politik lalu
berkembang menjadi wacana agama (Teologi).

1
Muhtadin Dg. Mus, “REORIENTASI TEOLOGI ISLAM DALAM KONTEKSPLURALISME
BERAGAMA (Telaah Kritis dengan Pendekatan Teologis Normatif, Dialogis dan Konvergensif)”,
Jurnal Hunafa Vol. 3 No. 2, (Juni 2006),129-140

4
Ruang lingkup studi Teologi Islam yang Pertama berhubungan dengan
ketuhanan. Kedua, hal yang berhubungan dengan utusan Allah sebagai
perantara nya antara manusia dengan Allah seperti Malaikat, Nabi dan Kitab.
Ketiga, hal yang berhubungan dengan sam`iyat yaitu suatu yang diperoleh dari
sumber yang akurat, Yakni al-quran dan hadist.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan tauhid dan ilahiyat ?
b. Apa yang dimaksud dengan tauhid uluhiyah dan tauhid rububiyah ?
c. Apa perbedaan tauhid uluhiyah dan tauhid rububiyah ?

C. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tauhid dan ilahiyat
b. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tauhid uluhiyah dan
tauhid rububiyah
c. Untuk mengetahui apa perbedaan tauhid uluhiyah dan tauhid rububiyah

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Tauhid dan Ilahiyat
Para ulama Aqidah mendefinisikan tauhid sebagai berikut: Tauhid adalah
keyakinan tentang keesaan Allah SWT. dalam rububiyah-Nya, mengikhlaskan
ibadah hanya kepada-Nya serta menetapkan nama-nama dan sifat-sifat
kesempurnaan bagi-Nya. Dengan demikian maka biasa dikatakan bahwa tauhid
terbagi menjadi tiga macam yaitu: Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah dan
Tauhid Asma dan Sifat. Kesimpulan ini diambil oleh para ulama setelah mereka
meneliti dalil-dalil AL Quran dan hadits yang terkait dengan keesaan Allah
subhanahu wa ta’ala.2

Kata tauhid secara etimologis berasal dari bahasa Arab, yaitu mashdar dari
kata kerja wahhada yuwanhidu yang berati mengesakan. Didalam lisaan al-arab
disebutkan dengan tegas bahwa tauhid berati beriman kepada Allah semata,
tiada sekutu baginya. Sedangkan Ilahiyat yaitu persoalan-persoalan yang
berhubungan dengan Allah SWT. Hal-hal yang wajib, hal-hal yang boleh, dan
hal-hal yang mustahil dinisbahkan atau dihubungkan kepadanya. Bagian ini
biasa disebut juga dengan mabda.

B. Pengertian dan Perrbedaan Tauhid Uluhiyah dan Tauhid Rububiyah


1. Tauhid Uluhiyah

Kata Uluhiyah berasal dari kata alaha – ya’lahu – ilahan – uluhah yang
bermakna menyembah dengan disertai rasa cinta dan pengagungan.
Sehingga ta’alluh diartikan sebagai penyembahan yang disertai rasa
kecintaan dan pengagungan. Tauhid Uluhiyah adalah mengesakan Allah
dalam tujuan perbuatan-perbuatan hamba yang dilakukan dalam rangka
taqorub dan ibadah seperti berdoa, bernadzar, menyembelih kurban,
bertawakal, bertaubat, dan lain-lain.

2
Muhammad Hasbi, Ilmu Tauhid Konsep Ketuhanan dalam Teologi Islam”, (Yogyakarta:Trust
Media Publishing: 2016), hal. 1-2

6
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.” (QS. Al Baqoroh: 163)

“Allah berfirman: Janganlah kamu menyembah dua tuhan.


Sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-
Ku saja kamu takut.” (QS. An Nahl: 51)

‫ان لَهٗ بِ ٖۙه فَاِنَّ َما ِح َسابُهٗ ِع ْن َد َرب ِّٖۗه اِنَّهٗ ََل‬ ٰ ‫ع َم َع ه‬
َ َ‫ّللاِ اِ هلهًا ها َخ َر ََل بُرْ ه‬ ُ ‫َو َم ْن يَّ ْد‬
ََ ‫يُ ْفلِ ُح ْال هكفِر ُْون‬
“Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain disamping Allah,
padahal tidak ada sesuatu dalilpun baginya tentang itu maka
sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhan-Nya. Sesungguhnya orang-
orang yang kafir tiada beruntung.” (QS. Al Mu’minun: 117).5

Tauhid inilah yang dituntut harus ditunaikan oleh setiap hamba sesuai
dengan kehendak Allah sebagai konsekuensi dari pengakuan mereka
tentang Rububiyah dan kesempurnaan nama dan sifat Allah. Kemurnian
Tauhid Uluhiyah akan didapatkan dengan mewujudkan dua hal mendasar
yaitu:

a. Seluruh ibadah hanya diperuntukkan kepada Allah bukan kepada


yang lainnya.
b. Dalam pelaksanaan ibadah tersebut harus sesuai dengan perintah
dan larangan Allah.

Ketiga macam tauhid di atas memiliki hubungan yang tidak bisa


dipisahkan, dimana keimanan seseorang kepada Allah tidak akan utuh
sehingga terkumpul pada dirinya ketiga macam tauhid tersebut. Tauhid
Rububiyah seseorang tak berguna sehingga dia bertauhid Uluhiyah dan
Tauhid Rububiyah, serta Tauhid Uluhiyah seseorang tak lurus sehingga dia
bertauhid asma dan sifat. Singkatnya, mengenal Allah tak berguna sampai

7
seorang hamba beribadah hanya kepada-Nya. Dan beribadah kepada Allah
tidak akan terwujud tanpa mengenal Allah.

Tauhid memiliki kedudukan yang sangat tinggi di dalam agama ini.


Karena pada dasarnya manusia telah mengenal Allah meski secara global,
maka para Rasul utusan Allah diutus bukan untuk memperkenalkan tentang
Allah semata. Namun hakikat dakwah para Rasul adalah untuk menuntut
mereka agar beribadah hanya kepada-Nya. Dengan demikian materi dakwah
para rasul adalah Tauhid Uluhiyah. Oleh karena itu istilah tatkala disebutkan
secara bebas (tanpa diberi keterangan lain) maka ia lebih mengacu kepada
Tauhid Uluhiyah.

2. Tauhid Rububiyah

Tauhid Rububiyah adalah keyakinan tentang keesaan Allah di dalam


perbuatan-perbuatan-Nya. Yaitu meyakini bahwa Allah adalah satu-
satunya:

1. Pencipta seluruh makhluk.

‫ّ ُش ِّْي َ ْو هَ ٖۙ َّوهُ َٰ ع هَلِ ُش ِّْي َ ْو هَ َّو ِش ْْي‬ ٰ‫َ ه‬


ُ ِ‫ّللاُ َخال‬
“Allah menciptakan segala sesuatu dan Allah memelihara segala
sesuatu.” (QS. Az Zumar: 62)

2. Pemberi rizki kepada seluruh manusia dan makhluk lainnya.

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah lah
yang memberi rezekinya…” (QS. Hud: 6)

3. Penguasa dan pengatur segala urusan alam, yang meninggikan lagi


menghinakan, menghidupkan lagi mematikan, memperjalankan
malam dan siang dan yang maha kuasa atas segala sesuatu.

“Katakanlah: Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan,engkau berikan


kerajaan kepada orang yang engkau kehendaki dan engkau cabut

8
kerajaan dari orang yang engkau kehendaki. Engkau muliakan orang
yang engkau kehendaki dan engkau hinakan orang yang engkau
kehendaki. Di tangan engkaulah segala kebijakan. Sesungguhnya
engkau maha kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukan malam
kedalam siang dan engkau masukan siang kedalam malam. Engkau
keluarkan yang hidup dari yang mati dan engkau keluarkan yang mati
dari yang hidup. Dan engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki
tanpa hisab (batas).” (QS. Ali Imron: 26 -27).

Dengan demikian Tauhid Rububiyah mencakup keimanan kepada tiga


hal yaitu:

1. Beriman kepada perbuatan-perbuatan Allah secara umum seperti,


memberi rezeki, menghidupkan dan mematikan dan lain-lain.
2. Beriman kepada qadha dan qadar Allah.
3. Beriman kepada keesaan Zat-Nya

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Teologi berasal dari bahasa Inggris, theos yang berati tuhan, dan logo syang
berati ilmu. Dalam bahasa Yunani Theologia, yang mempunyai beberapa
pengertian, yakni ilmu tentang hubungan dunia ilahi dengan dunia fisik, tentang
hakikat dan kehendak tuhan, doktrin atau keyakinan tentang tuhan, dan usaha
yang sistematis untuk meyakinkan, menafsirkan dan membenarkan secara
konsisten keyakinan tentang tuhan.

Ilahiyat yaitu persoalan-persoalan yang berhubungan dengan Allah SWT.


Hal-hal yang wajib, hal-hal yang boleh, dan hal-hal yang mustahil dinisbahkan
atau dihubungkan kepadanya. Bagian ini biasa disebut juga dengan mabda.

Tauhid rububiyyah adalah mengesakan Allah dalam segala perbuatan-Nya


dengan meyakini bahwa dia sendiri yang menciptakaanya seluruh mahluk.
Sedangkan Tauhid Uluhiyah adalah mengesakan Allah dengan perbuatan para
hamba berdasarkan niat taqarrub yang dsyariatkan seperti doa, nazar, qurban,
raja( pengharapan), takut, tawakkal, raghabah (senang), rahbah (takut) dan
inabah (kembali /taubat).

B. Saran
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami sebagai penyusun berharap ada kritik dan saran dari para
pembaca. Jika ada kesalahan, itu datang nya dari penulis sendiri. Semoga
makalah ini bisa membantu dalam pembelajaran.

10
DAFTAR PUSTAKA
Hasbi, Muhammad. 2016. Ilmu Tauhid Konsep Ketuhanan Dalam Teologi Islam.
Yogyakarta: Trust media Publishing

Muhammad Ali Azmi Nasution., 2009, Ilmu Tauhid: Medan: Fakultas Ushuluddin
UINSU, 5 September

Muhammad Ibn Ibrahim al-Hamd, 2014. Tauhid Uluhiyah: Islam House.com

Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, 2017, Kitab Tauhid : Jakarta : Ummul Qura.

Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan, Kitab Tauhid

Purba, Hadis & Salamuddin. 2018. Teologi Islam (Ilmu Tauhid). Medan : Perdana
Publishing

Hanafi, Ahmad.1989.Theologi Islam. Jakarta: Pustaka

Rusli, Ris’an. 2018. Pemikiran Teologi Islam Modern. Jakarta: Paranamedia


Group.

11

Anda mungkin juga menyukai