Disusun Oleh :
Kelompok 4
Nurhamidah 0501222160
EKONOMI ISLAM
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah
kami yang berjudul “Qism Al-Ilahiyat (Uluhiyah & Rububiyah)” untuk
memenuhi mata kuliah Ilmu Tauhid dengan dosen pengampu Saidatul Fadilah,
M.Pd dapat kami selesaikan.
Pemakalah
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Teologi secara leksikal terdiri dari dua kata, yaitu “theos” yang berarti
Tuhan dan “Logos” yang berarti Ilmu (Hanafi, 1998:11). Jadi teologi adalah
ilmu tentang Tuhan atau ketuhanan. Secara terminologi, teologi adalah ilmu
yang membahas tentang Tuhan dan segala sesuatu yang terkait dengannya
(Ya’kub, 1991:10), juga membahas hubungan Tuhan dengan manusia dan
hubungan manusia dengan Tuhan (Bachtiar, 1997:18).
1
Muhtadin Dg. Mus, “REORIENTASI TEOLOGI ISLAM DALAM KONTEKSPLURALISME
BERAGAMA (Telaah Kritis dengan Pendekatan Teologis Normatif, Dialogis dan Konvergensif)”,
Jurnal Hunafa Vol. 3 No. 2, (Juni 2006),129-140
4
Ruang lingkup studi Teologi Islam yang Pertama berhubungan dengan
ketuhanan. Kedua, hal yang berhubungan dengan utusan Allah sebagai
perantara nya antara manusia dengan Allah seperti Malaikat, Nabi dan Kitab.
Ketiga, hal yang berhubungan dengan sam`iyat yaitu suatu yang diperoleh dari
sumber yang akurat, Yakni al-quran dan hadist.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan tauhid dan ilahiyat ?
b. Apa yang dimaksud dengan tauhid uluhiyah dan tauhid rububiyah ?
c. Apa perbedaan tauhid uluhiyah dan tauhid rububiyah ?
C. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tauhid dan ilahiyat
b. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tauhid uluhiyah dan
tauhid rububiyah
c. Untuk mengetahui apa perbedaan tauhid uluhiyah dan tauhid rububiyah
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tauhid dan Ilahiyat
Para ulama Aqidah mendefinisikan tauhid sebagai berikut: Tauhid adalah
keyakinan tentang keesaan Allah SWT. dalam rububiyah-Nya, mengikhlaskan
ibadah hanya kepada-Nya serta menetapkan nama-nama dan sifat-sifat
kesempurnaan bagi-Nya. Dengan demikian maka biasa dikatakan bahwa tauhid
terbagi menjadi tiga macam yaitu: Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah dan
Tauhid Asma dan Sifat. Kesimpulan ini diambil oleh para ulama setelah mereka
meneliti dalil-dalil AL Quran dan hadits yang terkait dengan keesaan Allah
subhanahu wa ta’ala.2
Kata tauhid secara etimologis berasal dari bahasa Arab, yaitu mashdar dari
kata kerja wahhada yuwanhidu yang berati mengesakan. Didalam lisaan al-arab
disebutkan dengan tegas bahwa tauhid berati beriman kepada Allah semata,
tiada sekutu baginya. Sedangkan Ilahiyat yaitu persoalan-persoalan yang
berhubungan dengan Allah SWT. Hal-hal yang wajib, hal-hal yang boleh, dan
hal-hal yang mustahil dinisbahkan atau dihubungkan kepadanya. Bagian ini
biasa disebut juga dengan mabda.
Kata Uluhiyah berasal dari kata alaha – ya’lahu – ilahan – uluhah yang
bermakna menyembah dengan disertai rasa cinta dan pengagungan.
Sehingga ta’alluh diartikan sebagai penyembahan yang disertai rasa
kecintaan dan pengagungan. Tauhid Uluhiyah adalah mengesakan Allah
dalam tujuan perbuatan-perbuatan hamba yang dilakukan dalam rangka
taqorub dan ibadah seperti berdoa, bernadzar, menyembelih kurban,
bertawakal, bertaubat, dan lain-lain.
2
Muhammad Hasbi, Ilmu Tauhid Konsep Ketuhanan dalam Teologi Islam”, (Yogyakarta:Trust
Media Publishing: 2016), hal. 1-2
6
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.” (QS. Al Baqoroh: 163)
ان لَهٗ بِ ٖۙه فَاِنَّ َما ِح َسابُهٗ ِع ْن َد َرب ِّٖۗه اِنَّهٗ ََل ٰ ع َم َع ه
َ َّللاِ اِ هلهًا ها َخ َر ََل بُرْ ه ُ َو َم ْن يَّ ْد
ََ يُ ْفلِ ُح ْال هكفِر ُْون
“Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain disamping Allah,
padahal tidak ada sesuatu dalilpun baginya tentang itu maka
sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhan-Nya. Sesungguhnya orang-
orang yang kafir tiada beruntung.” (QS. Al Mu’minun: 117).5
Tauhid inilah yang dituntut harus ditunaikan oleh setiap hamba sesuai
dengan kehendak Allah sebagai konsekuensi dari pengakuan mereka
tentang Rububiyah dan kesempurnaan nama dan sifat Allah. Kemurnian
Tauhid Uluhiyah akan didapatkan dengan mewujudkan dua hal mendasar
yaitu:
7
seorang hamba beribadah hanya kepada-Nya. Dan beribadah kepada Allah
tidak akan terwujud tanpa mengenal Allah.
2. Tauhid Rububiyah
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah lah
yang memberi rezekinya…” (QS. Hud: 6)
8
kerajaan dari orang yang engkau kehendaki. Engkau muliakan orang
yang engkau kehendaki dan engkau hinakan orang yang engkau
kehendaki. Di tangan engkaulah segala kebijakan. Sesungguhnya
engkau maha kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukan malam
kedalam siang dan engkau masukan siang kedalam malam. Engkau
keluarkan yang hidup dari yang mati dan engkau keluarkan yang mati
dari yang hidup. Dan engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki
tanpa hisab (batas).” (QS. Ali Imron: 26 -27).
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teologi berasal dari bahasa Inggris, theos yang berati tuhan, dan logo syang
berati ilmu. Dalam bahasa Yunani Theologia, yang mempunyai beberapa
pengertian, yakni ilmu tentang hubungan dunia ilahi dengan dunia fisik, tentang
hakikat dan kehendak tuhan, doktrin atau keyakinan tentang tuhan, dan usaha
yang sistematis untuk meyakinkan, menafsirkan dan membenarkan secara
konsisten keyakinan tentang tuhan.
B. Saran
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami sebagai penyusun berharap ada kritik dan saran dari para
pembaca. Jika ada kesalahan, itu datang nya dari penulis sendiri. Semoga
makalah ini bisa membantu dalam pembelajaran.
10
DAFTAR PUSTAKA
Hasbi, Muhammad. 2016. Ilmu Tauhid Konsep Ketuhanan Dalam Teologi Islam.
Yogyakarta: Trust media Publishing
Muhammad Ali Azmi Nasution., 2009, Ilmu Tauhid: Medan: Fakultas Ushuluddin
UINSU, 5 September
Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, 2017, Kitab Tauhid : Jakarta : Ummul Qura.
Purba, Hadis & Salamuddin. 2018. Teologi Islam (Ilmu Tauhid). Medan : Perdana
Publishing
11