DOSEN PENGAMPU
NADIRAH, S.Pd,.M.Pd.
DISUSUN OLEH :
BOSSI FERNANDA (0910581022024)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayahnya yang diberikan, makalah kami yang berjudul “TAUHID DAN URGENSINYA
BAGI KEHIDUPAN MUSLIM” dapat kami selesaikan tepat waktu. Sebelumnya kami
ucapkan terima kasih kepada ibu nadirah, S.Pd,.M.Pd. sebagai dosen pengampu, serta kerja
keras semua anggota kelompok dalam menyelesaikan makalah ini. Meskipun demikian,
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengucapkan permintaan
maaf apabila dalam penulisan materi masih ada kesalahan. Kami berharap kepada pembaca
dapat memberikan kritik dan saran untuk kebaikan penulis kedepan dalam menyusun makalah
selanjutnya.
Semoga makalah yang disusun dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
dalam kehidupan ?
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tauhid
Tauhid secara bahasa arab merupakan bentuk masdar dari fi’il wahhadayuwahhidu
(dengan huruf ha di tasydid), yang artinya menjadikan sesuatu satu saja. Syaikh Muhammad
bin Shalih Al Utsaimin berkata: “Makna ini tidak tepat kecuali diikuti dengan penafian. Yaitu
menafikan segala sesuatu selain sesuatu yang kita jadikan satu saja, kemudian baru
menetapkannya” (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39). Sedangkan secara istilah syar’i, makna tauhid
adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang benar dengan segala
kekhususannya (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39). Dari makna ini sesungguhnya dapat dipahami
bahwa banyak hal yang dijadikan sesembahan oleh manusia, bisa jadi berupa Malaikat, para
Nabi, orang-orang shalih atau bahkan makhluk Allah yang lain, namun seorang yang
bertauhid hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan saja.
Pembagian Tauhid
Tauhid menurut ulama dibagi menjadi tiga sifat tauhid yaitu tauhid rububiyah, tauhid
uluhiyah dan tauhid al asma ‘ was.
Tauhid Rububiyah
Beriman bahwa hanya Allah satu-satunya Rabb yang memiliki, merencanakan,
menciptakan, mengatur, memelihara, memberi rezeki, memberikan manfaat, menolak
mudharat serta menjaga seluruh Alam Semesta. Sebagaimana terdapat dalam Al
Quran yang berbunyi: “Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala
sesuatu. (AzZumar 39:62)”
Hal yang seperti ini diakui oleh seluruh manusia, tidak ada seorang pun yang
mengingkarinya. Orang-orang yang mengingkari hal ini, seperti kaum atheis, pada
kenyataannya mereka menampakkan keingkarannya hanya karena kesombongan
mereka. Padahal, jauh di dalam lubuk hati mereka, mereka mengakui bahwa tidaklah
alam semesta ini terjadi kecuali ada yang membuat dan mengaturnya. Mereka
hanyalah membohongi kata hati mereka sendiri. Hal ini sebagaimana firman Allah:
“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan?
Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? sebenarnya mereka tidak
meyakini (apa yang mereka katakan)”. (Ath-Thur: 35-36).
Namun pengakuan seseorang terhadap Tauhid Rububiyah ini tidaklah menjadikan
seseorang beragama Islam karena sesungguhnya orang-orang musyrikin Quraisy yang
diperangi rasulullah mengakui dan meyakini jenis tauhid ini. Sebagaimana firman
Allah: “Katakanlah: ‘Siapakah Yang memiliki langit yang tujuh dan Yang memiliki
Arsy yang besar?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah: ‘Maka
apakah kamu tidak bertakwa?’ Katakanlah: ‘Siapakah yang di tanganNya berada
5
kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat
dilindungi dari -Nya, jika kamu mengetahui?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan
Allah.’ Katakanlah: ‘Maka dari jalan manakah kamu ditipu?' ‘(Al-Mu’minun: 86-89).
Tauhid Uluhiyah
Beriman bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah, tidak ada sekutu
bagiNya. "Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Dia yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang orang yang berilmu (juga
menyatakan demikian). Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia yang
Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana. ('Al 'Imran 3:18).
Beriman terhadap uluhiyah Allah merupakan konsekuensi dari keimanan terhadap
rububiyahNya. Mengesakan Allah dalam segala macam ibadah yang kita lakukan.
Seperti salat, doa, nadzar, menyembelih, tawakkal, taubat, harap, cinta, takut dan
berbagai macam ibadah lainnya. Di mana kita harus memaksudkan tujuan dari
kesemua ibadah itu hanya kepada Allah semata. Tauhid inilah yang merupakan inti
dakwah para rasul dan merupakan tauhid yang diingkari oleh kaum musyrikin
Quraisy. Hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah mengenai perkataan mereka
itu.
Mengapa ia menjadikan sesembahan-sesembahan itu Sesembahan Yang Satu
saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan. (Shaad
38:5). Dalam ayat ini kaum musyrikin Quraisy mengingkari jika tujuan dari berbagai
macam ibadah hanya ditujukan untuk Allah semata. Oleh karena pengingkaran inilah
maka mereka dikafirkan oleh Allah dan rasul-Nya walaupun mereka mengakui bahwa
Allah adalah satu-satunya Pencipta alam semesta.
6
B. Makna Kalimat Laillahailallah dan Bagaimana Konsekuensinya Dalam
Kehidupan.
1. Makna Kalimat Laa Ilaha Illallah
Kalimat Laa Ilaaha IlIa-Allah mengandung dua makna, yaitu makna penolakan
segala bentuk sesembahan selain Allah SWT, dan makna menetapkan bahwa
satu-satunya sesembahan yang benar hanyalah Dia semata. Berkaitan dengan
kalimatini Allah SWT berfirman :
7
Konsekuensinya dalam kehidupan yaitu meninggalkan ibadah kepada
selain Allah dari segala macam yang dipertuhankan sebagai keharusan dari
peniadaan laa ilaaha illa-Allah. Dan beribadah kepada Allah semata tanpa
unsur kesyirikan sedikit pun, sebagai keharusan dari penetapan ilaa-Allah.
Banyak orang yang mengikrarkan tetapi melanggar konsekuensinya.
Sehingga mereka menetapkan ketuhanan yang sudah dinafikan, baik berupa
makhluk, kuburan, pepohonan, bebatuan serta para thaghut lainnya. Dengan
kata lain, orang tersebut mengamalkan 8 apa yang diperintahkan oleh Allah
dan menjauhi segala yang dilarangNya.
8
wajib daripada berbakti kepada orang tua. Sehingga seandainya orang tua
memaksa anaknya untuk berbuat syirik maka tidak boleh ditaati.
Allah berfirman, “Hari dimana harta dan keturunan tidak bermanfaat lagi,
kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang saliim (selamat).” (Asy
Syu’araa': 88-89). Imam Ibnu Katsir, yaitu hati yang selamat dari dosa dan
kesyirikan. Maka orang yang ingin hatinya bening hendaklah ia memahami
tauhid dengan benar.
Rasulullah SAW bersabda, “Hak Allah yang harus ditunaikan hamba yaitu
mereka menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun”
(HR. Bukhari dan Muslim). Menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya
artinya mentauhidkan Allah dalam beribadah. Tidak boleh menyekutukan Allah
dengan sesuatu apapun dalam beribadah, sehingga wajib membersihkan diri dari
syirik dalam ibadah. Orang yang tidak membersihkan diri dari syirik maka
belumlah dia dikatakan sebagai orang yang beribadah kepada Allah saja. Ibadah
adalah hak Allah semata, maka barangsiapa menyerahkan ibadah kepada selain
Allah maka dia telah berbuat syirik. Maka orang yang ingin menegakkan
keadilan dengan menunaikan hak kepada pemiliknya sudah semestinya
menjadikan tauhid sebagai ruh perjuangan mereka.
ٰۤل
َاَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا َو َلْم َيْلِبُس ْٓو ا ِاْيَم اَنُهْم ِبُظْلٍم ُاو ِٕىَك َلُهُم اَاْلْم ُن َو ُهْم ُّم ْهَتُد ْو َن
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka
dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan
mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al An’am:82)
Kezaliman meliputi tiga perkara :
1. Kezaliman terhadap hak Allah yaitu dengan berbuat syirik
2. Kezaliman seseorang terhadap dirinya sendiri yaitu dengan berbuat maksiat
3. Kezaliman seseorang terhadap orang lain yaitu dengan menganiaya orang
lain
Kezaliman adalah menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Kesyirikan
disebut kezaliman karena menujukan ibadah kepada yang tidak berhak
menerimanya. Ini merupakan kezaliman yang paling zalim. Hal ini karena
pelaku syirik menujukan ibadah kepada yang tidak berhak menerimanya,
9
mereka menyamakan Al Khaaliq (Sang Pencipta) dengan makhluk,
menyamakan yang lemah dengan Yang Maha Perkasa. Manakah kezaliman
yang lebih parah dari ini?
2) Ahli Tauhid Pasti Masuk Surga
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salaam bersabda,
وأن عيسى عبد هلال، وأن محمدًا عبده ورسوله،من شهد أنَ ل إله َإل هلال وحدهَ ل شريك له
والنار حق أدخله هلال الجنة على ما كان، والجنة حق،ورسوله وكلمته ألقاها إلى مريم وروح منه
من العمل
“Barangsiapa yang bersyahadat (bersaksi) bahwa tidak ada ilah (sesembahan)
yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, dan ‘Isa adalah
hamba dan rasul-Nya, dan kalimat yang disampaikan-Nya kepada Maryam
serta ruh dari-Nya, dan bersaksi bahwa surga dan neraka benar adanya, maka
Allah akan 12 memasukkannya ke dalam surga, sesuai amal yang telah
dikerjakakannya”
Ini merupakan janji dari Allah Ta’ala untuk ahli tauhid bahwa Allah akan
memasukkan mereka ke dalam surga. Ahlu tauhid adalah mereka yang
bersyahadat (bersaksi) dengan persaksian yang disebut dalam hadist di atas.
Maksud syahadat yang benar harus terkandung tiga hal yaitu mengucapkannya
dengan lisan, mengilmui maknanya, dan mengamalkan segala
konsekuensinya, tidak cukup hanya sekadar mengucapknnya saja.
10
4) Ahli Tauhid Diampuni Dosa – Dosanya
Hidup kita tidak luput dari gelimang dosa dan maksiat. Oleh karena itu
pengampunan dosa adalah sesuatu yang sangat kita harapkan. Dengan
melaksanakan tauhid secara benar, menjadi sebab terbesar dapat menghapus
dosa-dosa kita. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salaam bersabda,
قال هلال تعالى: ثم لقيتنيَ لْ لتيتك،يا ابن آدم؛ لو أتيتني بقراب ْالرض خطايا
بقرابها مغفرة
“Allah berfirman: ‘ Wahai anak adam, sesungguhnya sekiranya kamu datang
kepada-Ku dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian kamu datang kepada-
Ku tanpa menyekutukan sesuatu pun dengan-Ku, maka Aku akan
mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi pula”
Dalam hadist ini Nabi mengkhabarkan tentang luasnya keutamaan dan rahmat
Allah ‘Azza wa Jalla. Allah akan menghapus dosa-dosa yang sangat banyak
selama itu bukan dosa syirik.
َو َعَد ُهّٰللا اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ِم ْنُك ْم َو َع ِم ُلوا الّٰص ِلٰح ِت َلَيْسَتْخ ِلَفَّنُهْم ِفى اَاْلْر ِض َك َم ا اْسَتْخ َلَف اَّلِذ ْيَن ِم ْن َقْبِلِه ْۖم َو َلُيَم ِّك َنَّن
َلُهْم ِد ْيَنُهُم اَّلِذ ى اْر َتٰض ى َلُهْم َو َلُيَبِّد َلَّنُهْم ِّم ْۢن َبْع ِد َخ ْو ِفِهْم َاْم ًنۗا َيْعُبُد ْو َنِنْي اَل ُيْش ِرُك ْو َن ِبْي َش ْئًـۗا َو َم ْن َكَفَر َبْع َد
ٰۤل
ٰذ ِلَك َفُاو ِٕىَك ُهُم اْلٰف ِس ُقْو َن
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu
dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguhsungguh akan
menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan
Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam
ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan
tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang
(tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”
(QS. An Nuur:55)
Dalam ayat yang mulia ini Allah memberikan beberapa jaminan bagi suatu
masyarakat yang mau merealisasikan tauhid yaitu:
1. Mendapat kekuasaan di muka bumi.
2. Mendapat kemantapan dan keteguhan dalam beragama.
3. Mendapat keamanan dan dijauhkan dari rasa takut.
11
BAB III
PENUTUP
1.4 Kesimpulan
Setiap muslim hendak meyakini bahwa tauhid adalah dasart Islam yang
paling agung dan istimewa. Jika tauhid yang murni terealisasikan dalam
hidup seseorang, baik pribadi maupun jama’ah, akan memetik buah yang
amat manis. Di antara buah yang didapat adalah memerdekakan manusia dari
perbudakan serta tunduk kepada selain Allah, baik benda-benda atau makhluk
lainnya, juka akan memebentuk keperibadian yang kokoh.
Karena itu, siapa pun yang mampu mengamalkan nilai-nilai ketauhidan
dengan benar dalam segala aktivitasnya, niscaya mendapat ketauhidan dengan
benar dalam segala aktivitasnya, niscaya mendapat banyak keistimewaan.
Allah SWT menjanjikan bagi para ahli Tauhid aneka kebahagiaan, baik di
dunia, lebih-lebih di akhirat kelak.
1.5 Saran
Sebagai seorang muslim yang baik kita hendaknya tidak hanya
bertauhid di mulut saja tetapi juga dilaksanakan dan diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari agar Allah menjamin surga.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Tauhid diakses pada hari selasa tanggal 04 oktober 2022 pukul 19.30
http://maswanuldwim.blogspot.com/2017/05/tauhid-dan-urgensinya-bagikehidupan.html diakses
pada hari selasa tanggal 04 oktober 2022 pukul 19.37
https://kerjainyugas.blogspot.com/2017/01/makalah-kemuhammadiyahan-1- tauhid-dalam.html
diakses pada hari selasa tanggal 04 oktober 2022 pukul 19.39
13