Anda di halaman 1dari 16

TAFSIR TEMATIK MA’RIFATUL SYAHADATAIN PRA SYARAT IBADAH

MENURUT ALQURAN

Makalah Ini disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Tafsir Ayat –Ayat Ibadah
Dosen Pengampu: Khalilah Nasution, M.Pd.
Prodi : Pendidikan Agama Islam ( 5 )

Oleh

Kelompok 4

1. Suffi Sawalika Daulay 2020100330


2. Kiki Andriani Tarigan 2020100029
3. Puja Susanti 2020100075

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI

PADANG SIDIMPUAN

TAHUN AJARAN 2022 / 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini kami
susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Ayat –Ayat Ibadah, dengan Judul “Tafsir
Tematik Ma’rifatul Syahadatain Pra Syarat Ibadah Menurut Alqur’an”. Makalah ini
menjelaskan tentang urgensi syahadatain , inti sari ajaran islam tauhid dan ibadah .

Terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Khalilah Nasution, M.Pd. selaku Dosen
Pengampu yang telah membimbing dan memberikan pengarahan untuk kelancaran dalam
menyelesaikan makalah. Demikianlah makalah ini kami susun semoga bermanfaat bagi
para pembaca. Saran dan kritik yang membangun dapat meningkatkan pembuatan makalah
pada tugas berikutnya.

Padang Sidimpuan , 14 maret 2022

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan masalah ........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2

A. Makna syahadatain ......................................................................................................... 2

B. Kandungan syahadatain.................................................................................................. 7

C. Rukun syahadatain ......................................................................................................... 7

D. Urgensi syahadatain ....................................................................................................... 8

E. Hal-hal yang membatalkan syahadatain ......................................................................... 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 12

A. KESIMPULAN .............................................................................................................. 12

B. SARAN .......................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 13

ii
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bagi umat Islam, kata Syahadat bukanlah kata yang asing lagi di telinga manusia.
Syahadat adalah seperti nafas yang senantiasa menemani hidup manusia. Syahadat adalah
salah satu syarat utama keislaman seseorang. Tanpa syahadat dalam hati, pikiran, ucapan, dan
tindakan mereka, maka tiada pula islam dalam kehidupan manusia. Syahadat adalah sebuah
perkara vital dalam kehidupan umat islam. Syahadat ibarat ruh, sedangkan islam sendiri
ibarat jasadnya. Maka jasad tersebut akan mati jika ruh tersebut tidak ada atau mati. Perkara
syahadat adalah sebuah perkara yang menyangkut ketauhidan seseorang. Itulah, mengapa
Syahadat ini menjadi salah satu bagian yang primer bagi umat islam. Di dalam agama islam,
kedua kalimat Syahadat tersebut merupakan sebuah rangkaian utuh yang harus diimani secara
menyeluruh. Haram bagi umat islam untuk hanya mengimani salah satunya saja. Haram bagi
umat islam untuk hanya mengakui Allah saja namun tidak mengakui Rasulullah Muhammad
saw, begitu juga sebaliknya. Agar umat islam dapat memaksimalkan kualitas Syahadat dalam
kehidupannya, maka terlebih dahulu mereka haruslah mengetahui mengenai makna yang
terkandung dalam dua kalimat tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah kami paparkan di atas dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yang dihadapi sebagai berikut:

1. Apakah definisi iman, tauhid, dan syahadat?

2. Bagaimana posisi, pengaruh, dan aktualisasi syahadat dalam

kehidupan?

3. Apakah syarat syahadat dan penyebab batalnya syahadat?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna Syahadatain

Syahadatain atau dua kalimah syahadat merupakan kalimat yang utama dan pertama
yang harus diucapkan dan dipahami apabila seseorang masuk Islam dan bagi seluruh umat
Islam pada umumnya. Syahadatain ini mengandung dua pengertian yang sangat mendasar
yaitu bahwa tiada Ilah selain Allah dan Muhammad SAW adalah Rasulullah.1

1.QS.Muhammad: 19, Kata Kunci: Syahadat;Pengetahuan/Ilmu Nafi dan Isbath; Tauhid

Artinya: 19. “Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah
dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, lakilaki dan perempuan.
dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.” La Ilaha adalah Penafian
tidak ada tuhan Yang berhak disembah, Illallah adalah Istbat pengakuan yang berhak disembah adalah
Allah.

2. Urgensi Syahadatain . QS.al- Baqoroh: 143, Kata Kunci; Yang bersyahadatain; Umat
wasaatha; ‘adil dan Pilihan.

Artinya: 143. “ Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang
adil dan pilihan[1] agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul
(Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. dan Kami tidak menetapkan kiblat yang
menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang
mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa Amat
berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan
menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada
manusia.”

1
Abdul Karim al-Khatib, I'jazul Qur'an Fi Diraasatin Sabiqin, (Beirut:Darul Ma'riful, 1975), hal. 35

2
Dengan Syahadataini Umat Islam dijadikanUmatan wasathan; umat yang adil dan pilihan,
karena mereka akan menjadi saksi atas perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran
baik di dunia maupun di akhirat.2

3. Inti Sari Ajaran Islam ,Tauhid dan Ibadah QS. Al-Anbiya: 25, Kata Kunci;
Syahadat,Tauhid Pra syarat dalam beribadah

Artinya: 25. “Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami
wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka
sembahlah olehmu sekalian akan aku". Syahadat Tauhid; La ilaha Illallah…dan dilanjut
dengan Ibadah.

4 . Dasar –Dasar Perubahan total pribadi dan masyarakat .

QS. Al -An’am 125

Artinya : “ 125 . Barangsiapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan
membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi
sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit.”

QS. Ar-Ra’d: 11,Kata Kunci; dasar Perubahan

Artinya : 11. Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran,
dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah

2
Abd Al-Hay al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu'i Suatu Pengantar, (Jakarta:PT Grafindo Persada,
1966), hlm. 98

3
tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka
sendiri.3

5 . Hakikat dakwah para rasul QS. An-Nahl: 36, Kata Kunci: Hakikat Dakwah para Rasul
adalah Syahadat.

Artinya: 36. “Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut[5 ] itu", Maka di antara umat
itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang
yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)”. Setiap Umat Ada diutus
Rasul Ajarannya adalah; Syahadat Isbath Tauhi Menyebah Allah dan Syhadat Nafi menjauhi
Thaghut atau selain Allah”

6. Pernyataan ( ikrar ) QS. Ali -Imron:18,81. Syahadat adalah Ikrar dan Bersaksi

Artinya : 18. “Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia; (demikian pula) para
malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain Dia, Yang
Mahaperkasa, Maha-bijaksana”

Artinya: 81. “Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil Perjanjian dari Para nabi: "Sungguh,
apa saja yang aku berikan kepadamu berupa kitab dan Hikmah kemudian datang kepadamu
seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan

3
Ibid 98

4
sungguhsungguh beriman kepadanya dan menolongnya"[7]. Allah berfirman: "Apakah kamu
mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" mereka menjawab:
"Kami mengakui". Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai Para Nabi) dan aku
menjadi saksi (pula) bersama kamu".

Pointnya dalam ayat ini Allah betanya; Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku
terhadap yang demikian itu?" mereka menjawab "Kami mengakui". Allah berfirman: "Kalau
begitu saksikanlah (hai Para Nabi) dan aku menjadi saksi (pula) bersama kamu".
4

7. Sumpah ,QS. Munafiqun: 1-2,

Artinya : 1. Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (Muhammad), mereka berkata,


“Kami mengakui, bahwa engkau adalah Rasul Allah.” Dan Allah mengetahui bahwa engkau
benar-benar Rasul-Nya; dan Allah menyaksikan bahwa orang-orang munafik itu benar-benar
pendusta”

Artinya : 2. “Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka


menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Sungguh, betapa buruknya apa yang telah
mereka kerjakan.”

Syahadat Orang Munafi adalah Palsu karena tidah sesuai pengakuan dan perbuatan.

8. Perjanjian QS. Al -Hadid:8

4
Ad-Dahwi, Al-Fauzul Kabir Fi Ushulit Tafsiir(Lucknow:Nadwatul Umala, 1994), hal. 105

5
Artinya: 8. “Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah, padahal Rasul mengajak kamu
beriman kepada Tuhanmu? Dan Dia telah mengambil janji (setia)mu, jika kamu orang-orang
mukmin.”

Q.S Al-A’raf ayat 127

Artinya:172. “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam


dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami
menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
ini (keesaan Tuhan)", Kesaksian terhadap Jiwa dimulai dari ‘Alam Zhur; Dan (ingatlah),
ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini
Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi"5

QS. Al-Maidah: 7,

Artinya: 7. “Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya[10] yang telah
diikatNya dengan kamu, ketika kamu mengatakan: "Kami dengar dan Kami taati". dan
bertakwalah Syahadat itu diungkapkan dengan;” Lisan dan terpatri dihati dan diringi dengan
ketaatan".dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah mengetahui isi
hati(mu).”kepada Allah, Sesungguhnya Allah mengetahui isi hati(mu).”
9. QS. Ibrahim:24-25 Kata Kunci: Buah Syahadataini

5
Abdul Qadir Muhammad Shaleh, At-Tafsir Wal-Mufassirun Fi Ashirl-Hadist, (Beirut:Darul-Ma'rifah,
2003), hlm. 145

6
Artinya: 24. “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan
kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke
langit, 25. pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah
membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.”
6
10 . Hadist: “ Man Qala La Ilaha Illah Faqad Aslama.”

‫أسلم فقد هلال إال إله ال قال من بىن اإلسالم على مخس أن تشهد أن ال إله إال هلال وأن حممدا رسول هلال وتقيم الصالة وتؤتى‬
‫الزكاة وتصوم رمضان وحج البيت من استطاع إليه سبيال‬.

B. KANDUNGAN SYAHADATAIN

Kandungan dalam kalimat syahadat dinamakan dengan Madluul Asy-Syahaadah.


Terdapat 3

kandungan dalam kalimat syahadat ini antara lain adalah sebagai berikut:2

Al-Iqraar atau Pernyataan

Al-Qasam atau Sumpah

Al-Mitsaaq atau Perjanjian (yang teguh)

C. RUKUN SYAHADATAIN

Rukun “Laa ilaaha illallah”

Laa ilaaha illallah mempunyai dua rukun:

An-Nafyu atau peniadaan: “Laa ilaha” membatalkan syirik dengan segala bentuknya
dan mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah selain Allah.

Al-Itsbat (penetapan): “illallah” menetapkan bahwa tidak ada yang berhak disembah
kecuali Allah dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan konsekuensinya.7

Makna dua rukun ini banyak disebut dalam ayat Al-Qur’an, seperti firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala “Artinya : Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beri-
man kepada Allah, makasesungguhnya ia telah berpegang kepa-da buhul tali yang amat kuat
…” [Al-Baqarah:256]

6
Al-Raghif Al-Asfani, Ma'ani Mudrada Lialfadzil-Qur'an,(Beirut:Darul-Qolam, 1992),hlm.87
7
Muhammad Al-Ghazali, Berdialog Dengan Al-Qur'an, (Bandung:Mizan, 1996), hlm. 87

7
Firman Allah, “siapa yang ingkar kepada thaghut” itu adalah makna dari “Laa ilaha”
rukun yang pertama. Sedangkan firman Allah, “dan beriman kepada Allah” adalah makna
dari rukun kedua, “illallah”. Begitu pula firman Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Nabi
Ibrahim alaihis salam : “Artinya : Sesungguhnya aku berlepas diri terhadap apa yang kamu
sembah, tetapi (aku menyembah) Tuhan yang menjadikanku …”. [Az-Zukhruf: 26-27]

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala , “Sesungguhnya aku berlepas diri” ini adalah
makna nafyu (peniadaan) dalam rukun pertama. Sedangkan perkataan, “Tetapi (aku
menyembah) Tuhan yang menjadikanku”, adalah makna itsbat (penetapan) pada rukun kedua.

D. URGENSI SYAHADATAIN

1. Pintu masuk agama Islam

Islam ibarat sebuah rumah besar yang hanya mempunyai satu pintu masuk, yakni
syahadatain. Orang non-muslim yang ingin masuk Islam harus melafalkan dua kalimat ini.
Andai saja ada seseorang mengamalkan ajaran Islam seutuhnya tetapi tidak pernah
mengucapkan syahadatain, maka semua amalnya sia-sia. Karena dia sama juga mengerjakan
pekerjaan rumah di luar rumah.8

2. Intisari ajaran Islam

Dalam hal relasi, Islam mempunyai 3 hubungan, yaitu hablun min Allah, hablun min
annas, dan hablun min al-alam. Islam begitu luas, mencakup segala sendi kehidupan. Sampai
hal yang dianggap remeh pun dibahas oleh Islam. Akan tetapi, seluruh ajaran Islam
terangkum dalam dua kalimat yang simpel ini.

Surat al-ikhlas nampaknya mempunyai hubungan yang erat dengan kata “khulashah”.
Keduanya –ikhlas dan khulashah- ber-isytiqaq (bersumber) dari kata dasar yang sama, yaitu
khalasha yang artinya murni, bening. Coba kita amati ayat-ayat surat al-ikhlas, semuanya
berbicara tentang tauhid. Lebih lagi ayat pertama dengan jelas menyebut, “Qul! Huwa-llaahu
ahad.” Jelas ini adalah syahadat, intisari dari ajaran Islam.

3. Asas revolusi

Dari kafir menjadi Islam, adalah sebuah revolusi (perubahan) besar pada seseorang
maupun kaum. Sejarah zaman Nabi pun menceritakan perubahan peradaban yang amat besar
dari zaman jahiliyah menjadi zaman Islamiyyah. Sekitar 23 tahun dakwah Nabi sampai
akhirnya agama sempurna, banyak orang-orang arab yang masuk ke dalam Islam. Inilah yang
disebut dengan revolusi. Kehidupan masyarakat berubah total dari biadab menjadi beradab.

8
Fahad Abdurrahman ar-rumi, Ulumul Qur'an Studi Kompleksitas, Al-Qur'an,(Yogyakarta:Titian Ilahi
Press, 1977), hlm. 34

8
4. Esensi dakwah para rasul

Dari zaman Nabi Adam sampai zaman Nabi Muhammad, syahadat adalah ciri khas
wahyu dari Allah. Walaupun berbeda dalam syariatnya masing-masing, seluruh nabi yang
menjadi utusan Allah mempunyai satu ajaran yang sama: ajaran tauhid. Dalam al-Qur’an (al-
Hajj: 78), Allah menyebut umat nabi Ibrahim sebagai muslimin. “…seperti agama bapak
kalian ibrahim. Dia (Allah) menyebut kalian muslimin sebelum (turunnya al-Qur’an).”

5. Keutamaan yang agung

Nabi muhammad memprioritaskan ucapan kalimat syahadat sebagai tingkatan iman


level paling tinggi. Keutamaan yang dikandungnya tak dapat terkira lagi. Di dalamnya
terkandung 50 akidah yang berisi sifat wajib Allah (20), sifat muhal Allah (20), sifat jaiz
Allah (1), sifat wajib rasul (4), sifat muhal rasul (4), dan sifat jaiz rasul (1).
Rasulullahbarsabda, “Iman memiliki lebih dari tujuh puluh cabang, yang paling utama adalah
ucapan laa ilaaha illa allah, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan bahaya dari jalan.”

E. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SYAHADATAIN

1. Berbuat syirik

Syirik merupakan salah satu dosa besar yang sangat dibenci Allah SWT. Sebagaimana
firman Allah Ta’aala bahwa, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa orang yang
menyekutukan Dia dengan sesuatu, dan mengampuni dosa-dosa lainnya bagi yang Dia
kehendaki.” (An-Nisa’: 116). Syirik terbagi atas dua macam, yaitu syirik besar dan kecil. Di
mana syirik besar itu mengakui adanya Tuhan selain Allah SWT, sementara syirik kecil itu
berupa mengakui adanya kekuatan selain Allah Ta’ala yaitu memiliki jimat-jimat, gunaguna
dan sebagainya.9

2. Murtad

Murtad berarti keluar dari agama Islam. Dengan demikian, hal ini otomatis
syahadatnya juga batal dan semua amalan yang dilakukannya selama menjadi muslim akan
sia-sia dan tidak terhitung.5

3. Tidak mengkafirkan orang musyrik dan membenarkan mahdzab

mereka Dalam Islam sudah dijelaskan orang musyrik adalah kafir. Namun,
sayangnya perkembangan dunia saat ini justru terbalik. Hanya dikarenakan ingin disebut
kaum moderat atau karena kedekatan hubungan, maka sebagian muslim enggan menyebut
istilah musyrik dan kafir bagi orang yang keluar dari Islam.

4 .Meyakini hukum thagut

9
Ibid 35

9
Dalam sebuah riwayat disebutkan Umar bin Khattab mengatakan, thagut adalah
syaitan. Sementara Jabir menjelaskan, thagut adalah tukang tenung yang turun padanya
syaitansyaitan. Sementara hukum thagut adalah hukum yang dibuat manusia dan saat ini
banyak orang yang lebih menggunakan hukum ini dibandingkan hukum Islam. Padahal jika
dibandingkan tentunya hal ini sungguh tidak sebanding.

5 . Membenci sunnah Rasulullah

Perilaku ini tentunya menjadi salah satu perilaku yang membatalkan syahadat. Sebab,
bagaimana mungkin seseorang mengaku Islam bila membenci sunnah rasul. Oleh sebab
itulah Allah SWT pun menghapus pahala dari setiap amal kebaikan yang telah diperbuatnya.

6. Mengejek atau memperolok agama Allah

Selain membenci sunnah rasul, tak jarang pula mereka memperolok-olok agamanya
sendiri dengan alasan hanya bermain-main dan bersenda gurau. Dengan demikian, perilaku
seperti ini sudah membatalkan keislaman mereka.

7. Mempelajari dan mengamalkan ilmu sihir Selain berbuat syirik, perilaku seperti ini
juga merupakan salah satu perilaku yang dibenci Allah SWT. Sehingga meskipun dengan
alasan apa pun, jika seorang muslim melakukannya maka perbuatannya ini telah
membatalkan keislamannya.6

8. Membantu orang kafir memerangi kaum muslim

Dalam sebuah riwayat disebutkan, Rasulullah SAW bersikap keras terhadap kaum
kafir dan lembut terhadap muslimin. Namun, sayangnya sebagian kaum muslimin ada yang
menjadi duri dalam daging. Di mana mereka hidup dan mengaku sebagai seorang muslim
namun amalannya digunakan untuk memusuhi saudara-saudara seiman.

9. Meyakini bahwa diperbolehkan keluar dari syariat Allah

Perilaku ini juga salah satu penyebab batalnya syahadat seorang muslim. Bahkan saat
ini kelompok yang seperti ini semakin hari semakin meningkat jumlahnya. Di mana mereka
adalah orang-orang yang hobi mengutak-atik agama Allah menurut selera akal mereka.

10. Tidak mau mempelajari dan mengamalkan agama Sebagaimana kita ketahui
syarat seorang muslim sejati adalah melaksanakan ajaran Allah sesuai Alquran dan
sunnahnya. Namun dikarenakan kesombongannya, mereka melakukan rekayasa akal dengan

10
cara menyelewengkan pesan Allah dalam Alquran dan sunnahnya. Sehingga perilaku seperti
inilah yang dapat menyebabkan batalnya syahadat seorang muslim.10

10
Abd Al-Hay al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu'i Suatu Pengantar, (Jakarta:PT Grafindo Persada,
1966), hlm. 108

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan Syahadatain merupakan inti ajaran Islam. Dengan pemahaman


syahadatain yang benar, seorang muslim akan menjadikan Allah sebagai ghayah (tujuan)nya,
Muhammad sebagai qudwah (teladan)nya, dan Al-Qur an sebagai dustur (pedoman
hidup)nya. Saran Sebagai orang Islam, tentunya kita harus lebih memahami makna syahadat
dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya diucapkan di lisan, tetapi diyakini dalam hati dan
diamalkan dalam kehidupan agar tidak hanya Islam KTP.

Point Inti Tentang Ma’rifatu Syahadataini Pra syarat Ibadah kepada Allah menurut al-
Qur’an;

a. Syahadat itu adalah; "‫ "هلال إال إله ال أنه فأعلم‬Ketahuilah; Bahwa Sesungguhnya, “
Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah Teks Syahadataini; " ‫أشهد أن ال إله إال هلال‬
‫"وأشهد أن حممدا رسول هلال‬

b. Orang yang telah bersyahadat digelar dengan “Ummatan Wasatha” ‘Adil dan
Pilihan ;

c. Syahadat adalah inti pokok dakwa para Nabi dan Rasul;

d. Syahadat adalah perubahan yang dianugerahkan Allah melalui hidayah Taufik dari
diri Manusia usaha mengikrarkannya, Istiqomah dan mengamalkannya;

e. Syahadat itu adalah Tauhid Nafi Isbath dan keyakinan Iman dalam hati dan pola
fikir dalam akal dan dibuktikan dengan amal dan tindakan berperilaku;

f. Konsekuwensi Syahadatain adalah beriman dengan Rukun Iman dan Beramal


dengan Rukun Islam dan Tampil Ihsan;

g. Syahadat adalah pra syarat dalam beribadah dan Syahadat yang mantap dan Kokoh
akan berbuah Ibadah dan Amal Sholeh

B. SARAN

1. Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang syahadatnya. Dia


wajib memahami isi dari dua kalimat yang dia nyatakan itu, serta bersedia menerima
konsekuensi ucapannya.

2. Seseorang yang bersyahadat mesti mengetahui dengan sempurna makna dari


syahadat tanpa sedikitpun keraguan terhadap makna tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abd. Al-Hay al- Farmawi, Metode Tafsir Maudhu’I Suatu Pengantar, Jakarta:
PT.Grafindo Persaada, 1966

Abdul Karim al-Khatib, I’jazul Qur’an fi Diraasaatin Sabiqin, Beirut: Darul Ma’rifah,
1975

Ad-Dahlawi, al-Fauzul Kabir fi Ushulit Tafsiir, Lucknow: Nadwatul Umala, 1994

Abdul Qadir Muhammad Shaleh, At-Tafsir wal-Mufassirun fi Ashril-Hadist, Beirut:


Darul-Ma’rifah, 2003

Al-Raghif al-Asfahani, Ma,ani Mufradati Lialfazhil-Qur’an, Beirut: Darul- Qolam


1992

Fahad Abdur-Rahman ar-Rumi, Ulumul-Qur’an Studi Kompleksitas, al- Qur’an,


Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1977

Muhammad al-Ghazali, Berdialog dengan al-Qur,an, Bandung; Mizan 1996

13

Anda mungkin juga menyukai