Anda di halaman 1dari 15

MUKADIMAH ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

(AD/ART) MUHAMMADIYAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kemuhammadiyahan
Dosen Pengampu: Drs. San Susilo, M.M

Disusun oleh:

Hana Nur Fadilah


194223009

PENDIDIKAN GURU – PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH KUNINGAN
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kami karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah
Kemuhammadiyahan yang berjudul “Mukadimah Anggran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga (AD/ART) Muhammadiyah”. Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang
dipelajari, agar kami menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan
negara.
Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dan kelemahan. Demi kesempurnaan makalah ini, kami sangat berharap
perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya
bagi penyusun sendiri umumnya para pembaca makalah ini, terima kasih.

Kuningan, Oktober 2020


Penulis

Hana Nur Fadilah

ii
iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………..…... ii
DAFTAR ISI………………………………………………………..….. iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………… 1
A. Latar belakang………………………………………………..…. 4
B. Rumusan Masalah…………………………………………….… 4
C. Tujuan…………………………………………………………... 5
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………….... 6
A. Mukadimah Anggaran Dasar………………………….……..…. 6
B. Identitas dan Asas Muhammadiyah …………………….…..…. 8
C. Keanggotaan Muhammadiyah…………………………........….. 8
D. Keorganisasian Muhammadiyah…………………………….….. 10
BAB III PENUTUP ………………………………………………..…... 13
A. Kesimpulan …………………………………………………..….. 13
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………..……………. 14

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perjuangan Muhammadiyah adalah perjuangan menegakkan dan menjunjung
tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Perjuangan Muhammadiyah tersebut dilaksankan melalui gerakan dakwah amar ma’ruf
nahi munkar di seluruh lapangan kehidupan dengan sasaran umat dakwah dan umat
ijabah baik pada level perseorangan maupun masyarakat, sebagaimana yang menjadi
misi persyarikatan sesuai firman Allah dalam surat Ali Imran:104 sebagai berikut “ dan
hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada yang ma’ruf dan
mencegah kepada yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
Ditinjau dari stuktur konsepsinya, pada hakekatnya perjuangan Muhammadiyah
merupakan operasionalisasi strategis dari Khittah perjuangan muhammadiyah. Karena
itu Khittah Perjuangan Muhammadiyah dapat dikatakan dengan sebagai pola dasar dari
strategi perjuangan Muhammadiyah. Sedangkan dilihat dari substansinya, Khittah
Perjuangan Muhammadiyah dapat dikatakan sebagai teori perjuangan, yakni sebagai
kerangka berfikir untuk memahami dan memecahkan persoalan yang dihadapi
Muhammadiyah sesuai dengan gerakannya dalam konteks situasi dan kondisi yang
dihadapi.
           Muhammadiyah merupakan gerakan umat Islam yang lahir di Yogyakarta
18November 1912. Yang perkembangannya, terutama sejak tahun 1920 menunjukkan
grafik meningkat. Dengan melihat perkembangan Muhammadiyah ini ada sebagian
yang menyebutkan sejarah Indonesia 1925 -1945 adalah sejarah
Muhammadiyah.Pernyataan ini menyatakan betapa besar peranan gerakan
Muhammadiyah atau kader-kader Muhammadiyah dalam dinamika sejarah umat dan
bangsa ini. Dalam aspek sosial gerakan Muhammadiyah banyak memberikan kontribusi
perkemba ngan umat dan bangsa. Misalnya Muhammadiyah mempelopori pendirian
panti asuhan dan rumah sakit. Dilihat aspek pengembangan pikiran dan keagamaan,
Muhammadiyahpun berada di garda depan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagimana mukadimah Anggaran Dasar?
2. Apa identitas dan asas Muhammadiyah?
3. Bagaimana keanggotaan Muhammadiyah?
4. Bagimana keoorganisasian Muhammadiyah?

5
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui mukadimah Anggaran Dasar.
2. Untuk mengetahui apa identitas dan asas Muhammadiyah.
3. Untuk mengetahui keanggotaan Muhammadiyah.
4. Untuk mengetahui keorganisasian Muhammadiyah.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mukadimah Anggaran Dasar


‫بِس ِْم هللاِ الرَّحْ م ِن ال َّر ِحي ِْم‬
َ‫اَ ْل َح ْم ُد ِهللِ َربِّ ْالعلَ ِم ْين‬ .‫ك يَوْ ِم ال ِّد ْي ِن الرَّحْ م ِن ال َّر ِحي ِْم‬
ِ ِ‫مل‬
. ‫اِ ْه ِدنَاالصِّ َراطَ ْال ُم ْستَقِ ْي َم‬

ِ ْ‫ص َراطَ الَّ ِذ ْينَ اَ ْن َع ْمتَ َعلَ ْي ِه ْم َغي ِْر ْال َم ْغضُو‬
.  َ‫ب َعلَ ْي ِه ْم َوالَالضَّآلِّ ْين‬ ِ  .
“Dengan nama AllahYang Maha Pemurah dan Penyayang. Segala puji bagi
Allah yang mengasuh semua alam, yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, Yang
memegang pengadilan pada hari kemudian. Hanya kepada Engkau hamba menyembah,
dan hanya kepada Engkau, kami mohon pertolongan. Berilah petunjuk kepada hamba
akan jalan yang lempang, jalan orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan, yang
tidak dimurkai dan tidak tersesat” (QS. Al-Fatihah: 1-7).

َ ‫ًّا َوبِاْ ِإل ْسالَ ِم ِد ْينًا َوبِ ُم َح َّم ٍد‬vw‫ْت بِاهللِ َرًب‬
ً‫ًّا َو َرسُوْ ال‬vw‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم نَبًِي‬ ُ ‫ضي‬
ِ ‫َر‬

“Saya ridla: Ber-Tuhan kepada ALLAH, ber-Agama kepada ISLAM dan ber-
Nabi kepada MUHAMMAD RASULULLAH Shalallahu ‘alaihi wassalam”.
AMMA BA’DU, bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak Allah
semata-mata. Ber-Tuhan dan ber’ibadah serta tunduk dan tha’at kepada Allah adalah
satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia. Hidup
bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat iradat) Allah atas kehidupan manusia
di dunia ini. Masyarakat yang sejahtera, aman damai, makmur dan bahagia hanyalah
dapat diwujudkan di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong royong,
bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari
pengaruh syaitan dan hawa nafsu.
Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan
berjiwa suci, adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama dan
sebaik-baiknya. Menjunjung tinggi hukum Allah lebih daripada hukum yang manapun
juga, adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada
Allah. Agama Islam adalah Agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi, sejak Nabi
Adam sampai Nabi Muhammad saw, dan diajarkan kepada umatnya masing-masing
untuk mendapatkan hidup bahagia Dunia dan Akhirat.
7
Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentausa sebagai yang
tersebut di atas itu, tiap-tiap orang, terutama umat Islam, umat yang percaya akan Allah
dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci: beribadah
kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan
menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di Dunia ini, dengan niat yang
murni-tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia
Allah dan ridha-Nya belaka, serta mempunyai rasa tanggung jawab di hadirat Allah atas
segala perbuatannya, lagi pula harus sabar dan tawakal bertabah hati menghadapi segala
kesukaran atau kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi
pekerjaannya, dengan penuh pengharapan perlindungan dan pertolongan Allah Yang
Maha Kuasa.
Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan
berkat dan rahmat Allah didorong oleh firman Allah dalam Al-Qur’an:

ِ ‫َو ْلتَ ُكن ِّمن ُك ْم أُ َّمةٌ يَّ ْد ُعوْ نَ إِلَى ْال َخي ِْر َويَأْ ُمرُوْ نَ بِ ْال َم ْعر‬
َ‫ُوف َويَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْال ُم ْن َك ِر َواُولئِكَ هُ ُم ْال ُم ْفلِحُوْ ن‬

 “Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak ke-Islaman, menyuruh


kepada kebaikan dan mencegah daripada keburukan. Mereka itulah golongan yang
beruntung berbahagia”. (QS Ali-Imran: 104)

Pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah,


oleh almarhum KH. A. Dahlan didirikan suatu persyarikatan sebagai “gerakan Islam”
dengan nama “MUHAMMADIYAH” yang disusun dengan Majelis-Majelis (Bahagian-
bahagian)-nya, mengikuti pereran zaman serta berdasarkan “syura” yang dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau Muktamar.
Kesemuanya itu, perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-
perintah Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya, Nabi Muhammad saw., guna
mendapat karunia dan ridla-Nya di dunia dan akhirat, dan untuk mencapai masyarakat
yang sentausa dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah-limpah,
sehingga merupakan:

‫بَ ْل َدةٌ طَيِّبَةٌ َو َربٌّ َغفُوْ ٌر‬

“Suatu negara yang indah, bersih suci dan makmur di bawah perlindungan Tuhan Yang
Maha Pengampun”.

8
Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan ummat Islam dapatlah
diantarkan ke pintu gerbang Syurga “Jannatun Na’im” dengan keridlaan Allah Yang
Rahman dan Rahim.
B. Identitas dan Asas Muhammadiyah
Identitas / hakikat Muhammadiyah adalah gerakan islam, dakhwah amar ma’ruf
nahi munkar dan tajdid, bersumber pada Al Qur’an dan Sunnah. Asas Nabi Muhammad
adalah islam sedangkan maksud dan tujuannya adalah menegakkan dan menjunjung
tinggi agama islam dalam mencapau maksud dan tujuan serta mewujudkan misi yang
ideal tersebut muhammadiyah melakukan usaha-usaha yang bersifat pokok , yang
kemudian diwujudkan dalam amal usaha, program dan kegiatan.
           Langkah-langkah dakwah dan tajdid muhammadiyah tersebut tercermin dalam
kepeloporan mendirikan sekolah islam modern pelayanan kesehatan dan kesejahteraan
dengan mendirikan sekolah islam yang modern seperti saat ini, dan kesejahrteraan
dengan menddirikan PKU ( penolong kesengsaraan Umat), penyantunan anak – anak
yatim piatu dan miskin melalui gerakan Al Ma’un dan mendobrak praktik dan
pemikiran islam yang statis atau beku, dengan ijtihad. Karena dalam masyarakat umum
muhammadiyah lebih dikenal sebagai gerakan pembaharuan (tajdid) bahkan tajdid
sudah melekat dalam Muhammadiyah. Karena kepeloporan dalam pembaharuan itu
maka Muhammadiyah dikenal sebagai reformisme atau lebih ke modernisasi islam.
           Gerakan muhammadiyah yang berkarakter dakwah dan tajdid tersebut dilakukan
melalui system organisasi dan bersifat ekspansi ( penyebara luasan ). Kata-kata
“waltakum minkum ummatun” dalam Al Imran 104 merupakan pemaknaan baru
mengenai kepentingan menggerakkan islam melalui organisasi atau persyarikatan. Dari
perjalanan awal muhammadiyah tersebut maka jelas sekali karakter yang kuat
persyarikatan, yaitu sebagai gerakan islam yang menjalankan dakwah dan tajdid melalui
system organisasi yang selalu dinamis dan berkemajuan. Muhammadiyah telah hadir
sebagai gerakan yang berpegang teguh pada prinsi-prinsip islam yang kokoh
berdasarkan Al Quran dan sunnah.
C. Keanggotaan Muhammadiyah
1. Anggota Muhammadiyah terdiri atas:
1) Anggota Biasa ialah warga negara indonesia beragama islam
Anggota Biasa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Warga negara Indonesia beragama Islam
b. Laki-laki atau perempuan berumur 17 tahun atau sudah menikah
c. Menyetujui maksud dan tujuan Muhammadiyah
d. Bersedia mendukung dan melaksanakan usaha-usaha Muhammadiyah
e. Mendaftarkan diri dan membayar uang pangkal
2) Anggota Luar Biasa ialah orang islam bukan warga negara Indonesia, beragama
islam, setuju dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah serta bersedia amal
usahanya.
9
3) Anggota Kehormatan ialah perorangan beragama islam yang berjasa terhadap
Muhammadiyah dan atau karena kewibawaan dan keahliannya bersedia
membantu Muhammadiyah.
2. Tata cara menjadi anggota diatur sebagai berikut:
1) Anggota Biasa
a Mengajukan permintaan secara tertulis kepada pimpinan pusat dengan
mengisi formulir disertai kelengkapan syarat-syarat melalui pimpinan ranting
atau pimpinan amal usaha ditempat yang belum ada ranting, kemudian
diteruskan kepada pimpinan cabang.
b Pimpinan cabang meneruskan permintaan tersebut kepada pimpinan pusat
dengan disertai pertimbangan.
c Pimpinan cabang dapat memberi tanda anggota sementara pada calon
anggota, sebelum yang bersangkutan menerima kartu anggota dari Pimpinan
Pusat Muhammadiyah. Bentuk tanda anggota sementara ditetapkan oleh
Pimpinan Pusat.
d Pimpinan Pusat memberi kartu tanda anggota Muhammadiyah kepada calon-
calon anggota biasa yang disetujui melalui Pimpinan Cabang yang
bersangkutan.
e Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan. Tata cara menjadi Anggota
Luar Biasa dan Anggota Kehormatan diatur oleh Pimpinan Pusat.
f Pimpinan Pusat dapat melimpahkan wewenang permintaan menjadi anggota
biasa dan memberikan kartu tanda anggota kepada Pimpinan Wilayah.
Pelimpahan wewenang tersebut dan ketentuan pelaksaan diatur dengan
keputusan Pimpinan Pusat.
3. Hak Anggota
1) Anggota Biasa
a Menyatakan pendapat didalam maupun diluar permusyawaratan.
b Memilih dan pilihan dalam permusyawaratan
2) Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan mempunyai hak menyatakan
pendapat.
4. Kewajiban Anggota Biasa, Luar Biasa, dan Kehormatan:
1) Taat menjalankan ajaran islam
2) Menjaga nama baik dan setia kepada Muhammadiyah serta perjuangannya
3) Berpegang teguh kepada kepribadian serta keyakinan dan cita-cita hidup
Muhammadiyah
4) Taat pada peraturan Muhammadiyah, keputusan musyawar, dan kewajiban
pimpinan pusat.
5) Mendukung dan mengindahkan kepentingan Muhammadiyah serta melaksankan
usahanya
6) Membayar iuran anggota
7) Membayar infak
5. Anggota Biasa, Luar Biasa, dan Kehormatan Berhenti
1) Meninggal dunia
10
2) Mengundurkan diri
3) Diberhentikan oleh pimpinan pusat.
6. Tata cara pemberhentian anggota
1) Anggota Biasa:
a Pimpinan Cabang mengusulkan pemberhentian anggota kepada Pimpinan
Daerah berdasarkan bukti yang dapat dipertanggung jawabkan.
b Pimpinan Daerah meneruskan kepada Pimpinan Wilayah usulan
pemberhentian anggota dengan disertai pertimbangan.
c Pimpinan Wilayah meneruskan atau tidak meneruskan pemberhentian
anggota kepada Pimpinan Pusat setelah melakukan penelitian dan penilaian.
d Pimpinan Wilayah dapat melakukan pemberhentian sementara yang berlaku
paling lama 6 bulan selama menunggu proses pemberhentian anggota dari
Pimpinan Pusat.
e Pimpinan Pusat, setelah menerima usulan pemberhentian anggota,
memutuskan memberhentikan atau tidak memberhentikan paling lama 6
bulan sejak diusulkan oleh Pimpinan Wilayah.
f Anggotanya yang diusulkan pemberhentian keanggotaannya, selama proses
pengusulan berlangsung, dapat mengajukan keberatan kepada Pimpinan
Cabang, Pimpinan Daerah, Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Pusat. Setelah
keputusan pemberhentian dikeluarkan, yang bersangkutan dapat mengajukan
keberatan kepada Pimpinan Pusat.
g Pimpinan Pusat membentuk tim yang diserahi tugas mempelajari keberatan
yang diajukan oleh anggota yang diberhentikan. Pimpinan Pusat menetapkan
keputusan akhir setelah mendengar pertimbangan.
h Keputusan pemberhentian anggota diumumkan dalam berita resmi
Muhammadiyah.
i Anggota Luar Biasa dan Kehormatan diberhentikan atas keputusan Pimpinan
Pusat.
D. Keorganisasian Muhammadiyah
Dalam organisasi ada dua corak kepemimpinan yang biasanya dijalankan yaitu
bersifat individual/tunggal dan kolektif kolegial, mana yang diberlakukan tergantung
kesepakatan. Kepemimpinan tunggal adalah semua tanggung jawab dan kewenangan
organisasi terletak pada satu orang saja. Sementara kolektif kolegial adalah tanggung
jawab dan kewenangan dibagi bersama dalam satu kelompok pimpinan.
Di Muhammadiyah memberlakukan kepemimpinan kolektif kolegial, meskipun
di tingkat pusat, Muhammadiyah dipimpin oleh seorang Ketua Umum (Ketum), namun
dalam pengambilan keputusan organisasi harus melalui mekanisme musyawarah yang
melibatkan jajaran pemimpin secara bersama-sama. Keputusan tidak boleh diambil
berdasarkan pertimbangan satu orang ketua saja tanpa melibatkan jajaran pimpinan
yang lainnya.

11
Secara struktur organisasi Muhammadiyah disebutkan dalam Anggaran Dasar
Muhammadiyah Bab V tentang Susunan dan Penetapan Organisasi pasal 9 Susunan
Organisasi dan Anggaran Rumah Tangga pasal 5 – 9. Dalam pasal tersebut struktur
organisasi Muhammadiyah terdiri atas:
1. Ranting ialah kesatuan anggota dalam satu tempat atau kawasan yang terdiri atas
sekurang-kurangnya 15 orang yang berfungsi melakukan pembinaan dan
pemberdayaan anggota. Struktur kepemimpinannya disebut Pimpinan Ranting
Muhammadiyah (PRM).
2. Cabang ialah kesatuan Ranting dalam satu tempat di suatu tempat yang terdiri atas
sekurang-kurangnya tiga Ranting. Struktur kepemimpinannya disebut Pimpinan
Cabang Muhammadiyah (PCM).
3. Daerah ialah kesatuan Cabang dalam satu Kota atau Kabupaten yang terdiri atas
sekurang-kurangnya tiga Cabang. Struktur kepemimpinan disebut Pimpinan Daerah
Muhammadiyah (PDM)
4. Wilayah ialah kesatuan Daerah dalam satu Propinsi yang terdiri atas sekurang-
kurangnya tiga Daerah. Struktur kepemimpinannya disebut Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah (PWM).
5. Pusat ialah kesatuan Wilayah dalam Negara Republik Indonesia. Struktur
kepemimpinannya disebut Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
Masing-masing tingkatan pimpinan secara kolektif kolegial disebut dengan jajaran
pleno pimpinan. Di tingkat PP Muhammadiyah ketua disebut dengan Ketua Umum
(Ketum) dibantu sekretaris, bendahara dan jajaran pimpinan lainnya yang disebut
Ketua serta membidangi bidang tertentu. Sedangkan dari tingkat wilayah hingga
ranting Muhammadiyah, ketua disebut dengan Ketua dibantu dengan para wakil
ketua yang membidangi bidang tertentu.
Di masing-masing tingkatan kepemimpinan jajaran pleno pimpinan dibantu oleh
majelis, lembaga, biro dan badan yang keberadaannya berdasarkan kebutuhan di
tingkatan pimpinan. Biasanya majelis dan lembaga keberadaannya sampai ke tingkat
ranting (PRM) sesuai dengan keadaan masing-masing. Sementara biro dan badan
biasanya tidak sampai ranting, bahkan tingkat cabang jarang yang mempunyai biro serta
badan.
Permusyawaratan di Muhammadiyah
Permusyawaratan di Muhammadiyah terdiri dari dua jenis utama yaitu
permusyawaratan legislatif dan permusyawaratan teknis. Permusyawaratan legislatif
yaitu permusyawaratan yang memegang wewenang untuk menetapkan kebijakan umum
organisasi, menetapkan susunan dan personalian pimpinan organisaasi. Permusyawaratan
legislatif terdiri dari berbagai macam sesuai tingkatannya dari yang tertinggi hingga
terendah atau sebaliknya.
Dari urutan tertinggi, permusyawaratan legislatif macamnya adalah:
1. Muktamar, merupakan permusyawaratan tertinggi di Muhammadiyah yang
diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Pusat. Anggota atau peserta
Muktamar terdiri dari Pimpinan Pusat, para Ketua PWM, anggota Tanwir wakil
wilayah, para ketua PDM, wakil daerah yang dipilih oleh Musyawarah Daerah yang
12
terdiri dari wakil cabang berdasarkan pertimbangan jumlah cabang yang ada dalam
satu daerah.
2. Muktamar Luar Biasa yaitu muktamar darurat disebabkan keadaan yang
membahayakan Muhammadiyah atau terjadinya kekosongan kepemimpinan,
sedangkan Tanwir tidak berwenang memutuskan. Muktamar Luar Biasa diadakan PP
Muhamamdiyah atas keputusan Tanwir.
3. Tanwir yaitu permusyawaratan di Muhammadiyah dibawah Muktamar yang
diselenggarakan atas tanggung jawab Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Anggota atau
peserta Tanwir adalah anggota Pimpinan Pusat, Ketua PWM, Wakil Wilayah, wakil
Pimpinan Organisasi Otonom tingkat pusat.
4. Musyawaran Wilayah (Musywil) yaitu permusyawaratan Muhamamdiyah dalam
tingkat wilayah yang diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab PWM. Anggota
atau peserta Musywil terdiri dari anggota PWM, Ketua dan utusan PDM, Ketua dan
utusan PCM yang jumlahnya berdasarkan jumlah cabang masing-masing daerah dan
ditetapkan oleh PWM.
5. Musyawaran Daerah (Musyda) yaitu permusyawaratan Muhammadiyah di tingkat
daerah yang diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab PDM. Anggota Musyda
adalah anggota PDM, para ketua dan utusan PCM, utusan ortom tingkat daerah,
Ketua dan utusan PRM yang ditunjuk oleh panitia musyda berdasarkan jumlah
ranting dalam satu lingkup cabang.
6. Musyawarah Cabang (Musycab) yaitu permusyawaratan Muhammadiyah di tingkat
cabang yang diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab PCM. Anggota Musycab
yaitu semua anggota PCM, para pimpinan ranting, utusan ortom tingkat cabang.
7. Musyawarah Ranting (Musyran) yaitu permusyawaratan Muhammadiyah di tingkat
ranting/desa yang diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab PRM. Anggota
Musyran yaitu semua pimpinan ranting, anggota Muhammadiyah yang ada di ranting
dan utusan ortom tingkat ranting.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaanyangmemiliki
cita-cita ideal yang dengan sungguh-sungguh ingin diraih, yaitu mewujudkan
“masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.Dengan cita-cita yang ingin
diwujudkan itu, Muhammadiyah memiliki arah yang jelas dalam
gerakannya.Membentuk beberapa majelis dan lembaga untuk menjalankan
fungsi dan cita – cita Muhammadiyah.Dan organisasi –organisasi ortom yang
telah dibentuk Muhammadiyah, sepenuhnya di niatkan untuk membentuk
“masyarakat islam yang sebenar – benarnya.”
Dan Muhammadiyah juga telah memlakukan berbagai amal usaha
yang dapat dirasakan oleh masyarakat dan bangsa Indonesia melalui majelis,
lembaga, dan organisasi – organisasi ortom yang Muhammadiyah bentuk.

1
DAFTAR PUSTAKA

Center Makalah. 2010. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah.


https://tugascepat.blogspot.com/2010/12/muqaddimah-anggaran-dasar-
muhammadiyah.html. Diakses pada Oktober 2020.

Unknown. 2014. Makalah Landasan Operasional Muhammadiyah.


https://dhenpharkers.blogspot.com/2014/08/makalah-landasanoperasional.html . Diakses
pada Oktober 2020.

Rifkal Teuku. Identitas dan Asas Muhammadiyah.


https://mahmuddin1990.blogspot.com/2015/04/identitas-dan-asas-
muhammadiyah.html. Diakses pada Oktober 2020.

Unknown. 2017. Keanggotaan dan Ranting Muhammadiyahan.


https://nurmala04.blogspot.com/2016/03/keanggotaan-dan-ranting-
muhammadiyah.html. Diakses pada Oktober 2020.

Unknown. 2015. Makalah Keorganisasian Muhammadiyahan.


https://fadlinazionale.blogspot.com/2015/11/makalah-keorganisasian-
muhammadiyah.html. Diakses pada Oktober 2020.

Kemuhammadiyahan. 2019. Organisasi Muhammadiyah.


https://kemuhammadiyahan.com/organisasi-muhammadiyah/. Diakses pada Oktober
2020.

Anda mungkin juga menyukai