Disusun Oleh :
KELOMPOK 6 HUMAS 3A
Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami yang tak terhingga ini, sholawat serta salam kami
panjatkan kepada junjungan nabi besar kita Muhammad SAW dan keluarganya,
sahabatnya, beserta para pengikutnya hingga akhir zaman aamiin yaa robbalal
alamiin.
Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang merupakan
salah satu tugas dari mata kuliah “Dasar-dasar Ilmu Dakwah” dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kami khususnya dan kepada para pembaca umumnya.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
َ ْ ُق
ِاوات
َ م َ الس
َّ ك ُ يعا ا َّلذِي ل َُه
ُ م ْل ً م َج ِمْ ول ال َّلهِ إِل َْي ُك
ُ س ُ َّاس إِنِي َر ُ ل يَا أيُّ َها الن
سولِهِ ال َّن ِبي ِ الْ ُأ ِمي ِ ا َّلذِي ُي ْؤ ِم ُن
ُ آم ُنوا ِبال َّلهِ َو َر
ِ يت ۖ َف
ُ ه َو ُي ْح ِيي َو ُي ِم ُ ض ۖ لَا ِإ َل ََٰه إِلَّا ِ َوالْأ َ ْر
ون
َ م َت ْه َت ُد ْ َع َّل ُك
َ وه لُ ِماتِهِ َوا َّت ِب ُعَ ِبال َّلهِ َوكَل
Artinya: Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan alloh
kepadamu semua, yaitu alloh yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, tidak
ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan
mematikan, maka berimanlah kamu kepada Alloh dan Rasul-Nya, Nabi yang
ummi yang beriman kepada Alloh dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-
Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk.”
Mad’u merupakan Objek dakwah atau kata lain dapat diartikan sebagai
sasaran seorang Da’I dalam melakukan kegiatan dakwah. Objek dakwah sendiri
meliputi individu maupun kelompok tertentu, baik agama Islam sendiri bahkan
orang di luar agama Islam.
1
Tata Sukayat, Ilmu Dakwah Perspektif Filasat Mabadi ‘Asyarah, Bandung : 2019, h.13.
2
Klasifikasi Mad’u juga terbagi ke dalam beberapa kategori, yaitu : 2
1. Berdasarkan sikapnya terhadap dakwah
Menurut Abdul Karim Zaidan klasifikasi mad’u menurut sikapnya
terhadap dakwah dibagi menjadi empat yaitu :
a. Al-mala’ (penguasa)
Al-mala’ adalah kaum eksekutif masyarakat yang memiliki
pengaruh besar hal demikian karna kemampuan mereka untuk
mengakomodasi masa dan pengaruhnya dalam membentuk opini
publik.
b. Jumhur An-nas (mayoritas masyarakat)
Menurut Abdul Karim Zaidan, jumhur an-nas adalah orang yang
paling tanggap menerima seruan dan ajakan dakwah. Hal demikian,
kiranya dapat ditinjau dari dua perspektif historis dan psikologis. Di
tinjau dari perspektif historis, mayoritas manusia yang merupakan
kaum lemah secara faktual adalah mereka yang paling simpatik dan
cepat menerima seruan dakwah para rasul. Hal ini banyak tersurat
dalam al-qur’an maupun sirah nabi. Adapun dari perspektif psikologis
mayoritas manusia yang merupakan kaum yang lemah adalah mereka
yang selalu melawan penindasan kaum penguasa. Dalam kondisi ini ,
mereka senantiasa mendambakan tampilnya sosok yang berani
bersama-sama memperjuangkan nasib mereka.Dan para rasul dan
dakwah nya membawa ajaran kebebasan.
c. Al-munafiqun
Al-munafiqun adalah orang-orang yang menentang dakwah namun
tidak terlihat.
d. Pelaku maksiat
Pelaku maksiat adalah orang-orang melakukan tindakan yang tidak
sesuai dengan ajaran islam.
2
Naharuddin, Kelasifikasi Mad’u, diakses dari
http://naharuddin10.blogspot.com/2014/06/kelasifikasi-madu.html, pada tanggal 17 November
2019 pukul 12.01.
3
dan tanggap terhadap seruan-seruan dakwah baik sunnah apa lagi yang
wajib. Sebaliknya dia amat takut mengerjakan hal-hal yang
diharamkan agama, di sambing berusaha sebisa mungkin menghindari
yang dimakruhkan atau malah hal-hal yang masih di bolehkan
(mubah).
b. Kelompok pertengahan (muqthasid), sedangkan golongan yang
kedua ini menurut Zuhayli, adalah golongan pertengahan. Mereka
merupakan orang-orang yang mengerjakan kebijakan-kebijakan agama
dan meninggalkan yang diharamkan dan kurang tanggap terhadap
kebaikan yang dianjurkan (sunah).
c. Kelompok yang menzalimi dirisendiri (zhalim linafsi) adalah
kelompok yang sedang melampaui batasan-batasan agama, kerap
melakukan larangan-laranan agama. Menurut alqa’i, kelompok ini
yang justuru paling bayak ditemukan dalam masyarakat.
3. Berdasarkan kemampuannya menangkap pesan dakwah
Adapun pengelompokkan mad’u berdasarkan
a. kemampuannya dalam menangkap pesan dakwah, dalam hal ini
berdasarkan orang yang sering bersinggungan dengan kebenaran
dikarenakan pengetahuannya yang mendalam. Kelompok ini terdiri
dari para sarjana, pemikir dan ilmuan.
b. kelompok manusia yang tidak mampu mengendifikasi kebenaran
kecuali setelah melewati proses dialektika dan sintesis. Kelompok ini
terdiri dari mereka yang memiliki pengetahuan namun tidak sampai
mendasar. Dengan kata lain, mereka inilah kelompok yang sedang
menelururi dan mencari hakikat kebenaran.
c. kelompok yang hanyamampu menegendifikasi kebenaran dalam
bentuk-bentuknya yang umum dasn parsial (common sense). Mereka
itulah yang disebut kelompok awam (kebanyakan orang) dan
merekamenempati jumlah terbesar diantara kelompok manuasia
lainnya.
س َتقِيم
ْ م
ُ ِص ََراط
ِ َٰى َّ
َٰ اُء إِل
ُ َشَ م ْن َي
َ سلَامِ َو يَ ْهدِي
َّ َٰى َدا ِر ال
َٰ َوالل ُه يَ ْد ُعو إِل
4
Artinya: “ Alloh menyeru (manusia) ke Dar al-islam. Dan menunjuki orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (islam).
Wahyu/Al-
Qur’an
Malaikat Jibril
Thoriq al-Nuzul
Sebagai nabi muhammad saw berfungsi ganda, yaitu sebagai mad’u dari
dakwah Alloh Swt, sekaligus sebagai da’i yang bertugas meneruskan dakwah
alloh kepada segenap umat manusia menuju dar al-islam.
ِيرا
ً ش ًَرا َو َنذ
ِ م َب
ُ شاهِ ًدا َو
َ اك َ ي إِنَّا أَ ْر
َ س ْل َن ُّ يَا أَيُّ َها ال َّن ِب
ِيرا
ً من ً َو َداعِ يًا إِلَٰى ال َّلهِ ِبإِ ْذنِهِ َوسِ ََر
ُ اجا
Artinya: “wahai nabi (muhammad), kami mengutusmu untuk menjadi saksi, dan
pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Dan untuk jadi da’i (penyeru)
kepada serta Alloh dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.”
3
Tata Sukayat, Op.Cit h.55
5
dipercaya (amanah) sehingga menyampaikan pesan dakwahnya dengan sungguh-
sungguh, tidak dibuat-buat, dan tidak dikurangi atau ditambahkan.4
1. Problematik kualitas pemahaman da’i yang lahir dari hasil interaksi antara
unsur dai’i dan pesan.
2. Problematik citra dan respons mad’u yang lahir dari interaksi da’i dan
mad’u.
3. Problematik efektivitas dan efisiensi yang lahir dari interaksi anatara
da’i,metode, dan media dakwah.
4. Problematik intensifikasi perubahan ma’u serta problematik pengalaman
yang lahir dari interaksi antara mad’u dan pesan dakwah.
5. Problematik keterampilan penggunaan teknologi dakwah yang lahir dari
hasil interaksi dai dan media dakwah.
4
Tata Sukayat, Op.Cit h.56
6
Selain hal tersebut, problematika dakwah yang melekat pada pelaksanaan
dakwah, antara lain :
7
4. Belum ada kesamaan sikap para dai dalam mengembangkan tugas dakwah.
Secara kuantitas, jumlah lembaga dakwahb dan mubalig di
Indonesia sudah cukup memadai, terlepas dari soal berkualitas atau tidak.
Hal itu acapkali memunculkan perbedaan pendapat danpandangan diantara
mereka yang kemudian menimbulkan distabilitas umat. Dalam konteks ini,
kita, boleh berbedapendapat tetapi penyampaiannya harus dengan cara
bijak, jelas, terarah, dan memakai bahasa yang santun.
8
b. Disesuaikan dengan kadar intelektual masyarakat.
c. Mencakup ajaran islam secara kafah dan universal, yaitu aspek ajaran
tentang hidup serta kehidupan.
d. Merespons dan menyentuh tantangan serta kbeutuhan asasi dan
sekunder.
e. Disesuaikan dengan program umum sayriat islam.
f. Adanyasumber kekuatan dakwah, yaitu kekuatan yang bermuladari
kekuatan iman, kemudian kekuatan ukhuwah islamiyah, dan terakhir
kekuatan material serta organisasi.
g. Wasilah-wasilah (jalan-jalan kerja) dakwah. Wasilah didalam
pembinaaan dan pengukuhan setiap dakwah dapat dikenali oleh siapa
saja yang mengkaji sejarah jamaah. Intisari dari wasilah dapat
disimpulkan sebagai: iman, amal, kasih sayang, serta persaudaraan.
h. Berangsur-angsur (tadarruj) dalam langkah kerja. Maksud tadarruj
adalah kita tidak tergesa-gesa dalam bekerja untuk mencapai tujuan.
i. Kesempurnaan dalam pelaksanaan (takamul fi tatbiq).
j. Adanya evaluasi dalam berdakwah, baik dalam penyampaian materi
maupun yang lainnya.
2. Problem dakwah dari segi subjek dakwah
Seorang da’i dalam menentukan staregi dakwahnya, memerlukan
pengetahuan dibidang metodologi. Dakwah pada abad ke-21 ini memiliki
tantangan berat dan kompleks ketika umat terbuai dan dininabobokan oleh
kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi.
Terdapat beberapa rancangan dakwah yang dapat dilakukan untuk
menjawab problematik ini, yaitu:
a. Memfokuskan aktivitas dakwah pada pengentasan kemiskinan umat.
b. Menyiapkan elite muslimuntuk disuplai keberbagai jalur
kepemimpinan sesuai dengan keahliannya
c. Membuat peta sosial umat sebagai infrmasi awalbagi pengembangan
dakwah.
d. Mengintegrasikan wawasan etika, estetika, logika dan budaya dalam
berbagaiperencanaan dakwah.
e. Mendirikan pusat-pusat studi dan informasi umat secara profesional
dan beroientasi pada kemajuan iptek.
f. Menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan ekonomi, kesehatan, dan
kebudayaan umat islam.
g. Menjadi pelopor propertis, humanis, dan transformatif.
3. Problem dakwah dari segi dakwah sebagai profesi
Dinamika kehidupan global yang semakin tinggi dan kompetitif
telah menggiring umat manusia senantiasa memandang problematik hidup
secara pragmatis, logis serba instan, dan bahkan matematis. Keadaan
tersebut selain membawa manfaat berupa kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang memudahkan aktivitas manusia, juga membawa implikasi
9
negatif berupa lemahnya semangat transendental dan memudarkan
hubungan sosial.
Dengan demikian, inti dari problematik dakwah, antara lain:
1. Problematik internal maupun eksternal.
2. Kerawanan moral dan etika.
3. Kemaksiatan yang mengalamipeningkatan kualitas dan kuantitas.
4. Meledaknya informasi dan kemajuan teknologi.
5. Banyak yang terbuai oleh kemewahan hidup.
6. Kelemahan (sumber daya manusia) dalam berbagai bidang hidup.
10
2. Setiap organisasi islam berminat dengan tugas-tugas dakwahperlu
membangun laboratorium dakwah. Dari hasil laboratorium dakwah
tersebut, dapat diketahui masalah-masalah riil dilapangan agar jelas apa
yang akan dilakukan.
3. Proses dakwah tidak terbatas pada dakwahbil-lisan, tetapi harusdiperluas
dengan dakwah bil-hal, bil-kitaabah (lewat tulisan), bil-hikmah (dalam arti
politik), bil-iqtisyadiyah (ekonomi),dan sebagainya.
4. Media massa, terutama media elektronik harus dipikirkan sekarang
juga.media elektronik yang menjadi wahana atau sarana dakwah perlu
dimiliki dan dimanfaatkan.
5. Memfokuskan pembinaan pada usia remaja.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Mad’u adalah salah satu elemen penting dalam kegiatan dakwah yang
dilakukan seorang Da’i, selama melakukan kegiatan dakwah tersebut seorang Da’i
akan dihadapi dengan karakteristik mad’u yang berbeda-beda. Maka dari
perbedaan tersebut muncul pengelompokan atau klasifikasi mad’u untuk
mempermudah mencapai tujuan dari kegiatan dakwah yang dilakukan oleh Da’i.
Kegiatan dakwah pun tidak akan terlepas dari problematika yang akan menjadi
hambatan seorang Da’i, tinggal bagaimana cara seorang Da’i dapat memecahkan
problematika tersebut dengan cara yang baik agar kegiatan dakwah dapat berjalan
secara efisien dan efektif.
12
DAFTAR PUSTAKA
Internet :
Naharuddin. Kelasifikasi Mad’u. diakses dari
http://naharuddin10.blogspot.com/2014/06/kelasifikasi-madu.html, pada
tanggal 17 November 2019 pukul 12.01.
13