1. Apa hubungan psikologi dakwah dengan ilmu komunikasi ?
2. Sebutkan manfaat mempelajari psikologi dakwah ? 3. Jelaskan yang dimaksud dengan pandangan psikologi kognitif ? 4. Dalam tinjauan psikologi dakwah, ada tiga faktor penting yang sangat menentukan keberhasilan dakwah, sebutkan ketiga faktor tersebut ! 5. Sebutkan langkah – langkah yang harus dilakukan da’i sebelum, berdakwah ? 6. Sebutkan dan jelaskan beberapa macam fungsi dari komunikasi dan interaksi dalam dakwah ? 7. Dalam proses dakwah apakah penting seorang da’i memberikan motivasi kepada mad’u ?
JAWABAN
1. Kegiatan berdakwah adalah kegiatan komunikasi, dimana da’i mengkomunikasikan
pesan kepada mad’u baik perorangan ataupun kelompok atau secara teknis dakwah adalah komunikasi antara da’i (Komunikator) dan Mad’u (Komunikan) yang isi pesannya adalah mengajak untuk kembali kepada jalan yang benar agar selamat baik didunia dan diakhirat dan dalam menyampaikan hal tersebut da’i harus mempelajari sikap dan perilaku mad’u sehingga psikologi dakwah berhubungan dengan ilmu komunikasi karena dalam ilmu komunikasi terdapat juga metode yang diajarkan dalam menyampaikan pesan, namun beda antara dakwah dengan ilmu komunikasi ini hanyalah pesan yang disampaikan, komunikasi pesanya bersifat netral atau umum sedangkan dakwah berisi pesan khusus berupa ajakan menuju jalan kebenaran. 2. Manfaat mempelajari psikologi dakwah a. Untuk memperoleh pemahaman tentang gejala – gejala jiwa b. Untuk mengetahui perbuatan – perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa sebagai sarana untuk mengenali tingkah laku manusia c. Memahami hubungan antara psikologi dan dakwah 3. Pandangan psikologi kognitif adalah menempatkan manusia sebagai makhluk yang bereaksi secara aktif terhadap lingkungannya dengan cara berpikir, atau lebih jelasnya pandangan psikologi kognitif mempelajari bagaimana arus informasi yang ditangkap oleh indera diproses dalam jiwa seseorang sebelum diendapkan dalam kesadaran atau diwujudkan dalam tingkah laku, jadi pada psikologi kognitif ini manusia berusaha memahami lingkungan yang sedang dihadapinya dan meresponnya dengan pemikiran yang dimilikinya. 4. 3 faktor penting dalam menentukan keberhasilan dakwah yaitu : a. Pertama, Yang menyampaikan dakwah (Communicator) Da’i b. Kedua, teknik penyampaian dakwah (Communication) Thariqah c. Ketiga, siapa yang menerima dakwah tersebut (Audience) mad’u 5. Langkah – langkah yang dilakukan da’i sebelum berdakwah a. Menentukan topik dakwah b. Mengatur tujuan akhir dari dakwah (Mengajak kejalan yang benar) c. Mengindentifikasi atau menganalisa khalayak yang akan menerima pesan dakwah (Mad’u) d. Menggunakan teknik penyampaian dakwah yang mudah dimengerti dan dipahami oleh mad’u (Penerima dakwah) e. Mempersiapkan materi yang relevan dan konsisten. 6. Beberapa macam fungsi dari komunikasi dan interaksi dalam dakwah a. Membuat pesan yang berisi ajakan Komunikasi dakwah merupakan jenis komunikasi persuasive, oleh karenanya, didalamnya akan sangat identic dengan pesan yang berisi ajakan untuk berbuat kebaikan. b. Membagikan pesan dengan sifat spiritual Komunikasi dakwah juga identic dengan pesannya yang sarat akan nilai spiritual dengan Bahasa yang mudah dipahami. c. Menguatkan kepercayaan Komunikasi dakwah kareana sifatnya mengajak, juga mampu menuatkan kepercayaan seseorang. d. Membagikan pesan yang bermakna Pesan dengan nilai spiritual umumnya akan bersifat penuh makna, ini berarti bahwa komunikasi yang berkesan adalah salah satu ciri khas komunikasi dakwah. e. Sarana sebagai tempat berkumpul dan majelis ilmu Melalui komunikasi dakwah, umat muslim dapat saling berkumpul dan sebagai ajang silaturahmi sekaligus menambah ilmu. f. Memudahkan dalam mengubah sikap dan perilaku Komunikasi dakwah juga memudahkan dalam mengubah sikap dan perilaku seseorang, sifatnya yang persuasif membuat komunikasi dakwah dapat mengubah perilaku seseorang dengan seruan atau ajakan. 7. Dalam proses dakwah penting bagi seorang da’i untuk memberikan motivasi kepada mad’u (penerima dakwah), agar timbul kesadaran yang membawa perubahan tingkah laku dan dapat menggerakan kekuatan dalam diri mad’u, agar dapat menjalankan ajaran – ajaran agama sesuai syariat yang telah disampaikan.