Anda di halaman 1dari 14

1

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi dakwah adalah proses penyampaian
informasi atau pesan dari seseorang atau kelompok kepada
seseorang atau kelompok, dimana pesannnya bersumber
dari

Al-Quran

dan

Al-Hadits

dengan

menggunakan

lambang verbal maupun non verbal, menggunakan media


ataupun

tidak

dengan

tutjuan

untuk

mengubah

pemahaman, sikap dan prilaku orang/sekelompok orang ke


arah yang lebih baik sesuai ajaran islam.1
Saat kita berkomunikasi ataupun berdakwah, upaya
kita adalah agar pesan dakwah kita tersampaikan dan
tujuan kita tercapai yakni madu mengubah prilakunya
agar lebih baik sesuai dengan pesan dakwah yang kita
sampaikan. Namun akan sangat tidak komunikatif bila
pesan yang kita sampaikan tidak dimengerti tau dipahami
oleh madu karena adanya hambatanhambatan yang
membuat komunikasi dakwah gagal. Baik itu yang terduga
maupun yang tak terduga. Untuk itu perlu dipersiapkan
segala hal yang diperlukan agar komunikasi dakwah kita
berjalan dengan efektif dan dapat diterima madu.
Atas dasar itu, dalam makalah ini penulias akan
membahas apa saja indikasi komunikasi agar berjalan
efektif dan disebutkan pula hambatannya agar dalam
komunikasi dakwah kita sukses dan tercapainya tujuan
kita.
1

Ilaihi, wahyu. Komunikasi Dakwah. (Jakarta;remaja rosdakarya, 2010) hlm. 24

B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang di atas, maka dapat
dirumuskan hal yang menjadi pokok pembahasan dalam
penulisan makalah ini, yaitu:
a. Apa pengertian efektivitas dan hambatan komunikasi
dakwah?
b. Apa indikasi komunikasi efektif?
c.

Apa saja factor yang perlu diperhatikan agar


kmunikasi dakwah berlangsung efektif?

d.

Apa saja hambatan dalam komunikasi dakwah?

e.

Bagaimana cara mengatasi hambatan komunikasi


dakwah?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:
a.

Untuk mengetahui dan memahami pengertian


efektivitas dan hambatan komunikasi dakwah

b. Untuk mengetahui dan memahami indikasi komunikasi


efektif
c.

Untuk mengetahui dan memahami factor yang perlu


diperhatikan agar komunikasi dakwah berlangsung
efektif

d.

Untuk mengetahui dan memahami hambatan dalam


komunikasi dakwah

e.

Untuk mengetahui dan memahami cara mengatasi


hambatan komunikasi dakwah

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian efektivitas dan hambatan komunikasi
dakwah
Efektivitas

merupakan

wujud

dari

kemampuan

untuk

mendayagunakan sesuatu secara tepat sesuai dengan standar


yang jelas dan dapat diterima secara universal. Dalam konteks
ini efektivitas menunjukkan taraf mencapai tujuannya secara
ideal, tarap efektivitasnya dapat dinyatakan dengan ukuranukuran yang agak pasti. Pandangan ini memfokuskan bahwa
efektivitas adalah kemampuan untuk mencapai suatu tujuan
dengan ukuran yang pasti.2
Siagian

mengemukakan

bahwa

efektivitas

adalah

pemanfaatan sumber daya, dana, sarana dan prasarana dalam


jumlah tertentu yang secara sadar diterapkan sebelumnya untuk
menghasilkan sejumlah barang atau jasa dengan mutu tertentu
tepat pada waktunya.3 Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas
sebagai suatu kegiatan yang tepat sasaran, berdaya guna dan
berhasil guna untuk mencapai tujuan dalam implementasi suatu
kegiatan tertentu.
Dalam KBBI disebutkan efektivitas berarti menunjukkan
taraf tercapainya suatu tujuan, suatu usaha dikatakan efektif
kalau usaha itu mencapai tujuannya. Jadi, jika seseorang
melakukan perbuatan dengan tujuan tertentu, maka orang

Siagian, Sondang. Filsafat Adminstrasi . (Jakarta: Rineka Cipta, 1997) hlm.


200
3
Ibid, hlm. 200

tersebut dikatakan efektif apabila sasaran atau tujuan dapat


tercapai sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya.4
Dalam konteks komunikasi, dapat kita simpulkan bahwa
efektivitas komunikasi dakwah adalah kondisi adanya kesamaan
makna terhadap pesan dakwah yang kita sampaikan dimana hal
tersebut dapat dikatakan efektif jika dapat menimbulkan dampak
respon atau umpan balik dari penerimanya. Seperti contoh
adanya tindakan untuk melakukan, dll.5
Sedangkan

pengertian

hambatan,

hambatan

adalah

halangan atau rintangan.6 Hambatan memiliki arti yang sangat


penting dalam setiap melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan.
Suatu tugas atau pekerjaan tidak akan terlaksana dengan baik
apabila ada suatu hambatan yang mengganggu pekerjaan
tersebut.
Dalam

bukunya

Intercultural

Business

Communication,

Chaney dan Martin (2004) mengungkapkan bahwa hambatan


komunikasi atau communication barrier adalah segala sesuatu
yang menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi yang
efektif.7 Maka dapat kita ambil pengertian bahwa Hambatan
komunikasi dakwah adalah merupakan segala sesuatu yang
dapat menyebabkan pelaksanaan komunikasi dakwah terganggu
dan tidak terlaksana dengan baik.
B. Indikasi Komunikasi Efektif
4

KBBI digital v1.1


Tasamara, toto. Komunikasi dakwah. (Jakarta; gaya media pratama, 1997)
hlm. 47
6
KBBI digital v1.1
7
Sanjaya, Alvin. HAMBATAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA ANTARA STAF
MARKETING DENGAN PENGHUNI BERKEWARGANEGARAAN AUSTRALIA
DAN KOREA SELATAN DI APARTEMEN X SURABAYA. Surabaya. Jurnal ekomunikasi 2013, hlm. 254
5

Membuat komunikasi yang efektif tidaklah mudah, ada


kesulitan-kesulitan
mendapatkan
mengemukakan

yang

komunikasi
bahwa

perlu
yang

dipertimbangkan
efektif.

komunikasi

Steward

dapat

guna

Tubbs

dikatakan

efektif

apabila paling tidak menimbulkan lima indikasi yaitu;


1. Pengertian, penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti
apa yang dimaksud oleh komunikator.
2. Kesenangan, komunikasi ini juga disebut dengan komunikasi
fasis yang dimaksudkan untuk menimbulkan kesenangan.
Komunikasi menjadikan hubungan antar individu menjadi
hangat, akrab dan menyenangkan.
3. Pengaruh pada sikap, komunikasi juga sering dilakukan untuk
mempengaruhi orang lain, seperti seorang khatib yang ingin
membangkitkan sikap keagamaan dan mendorong jamaah
dapat beribadah dengan baik, atau seorang politisi yang ingin
menciptakan citra yang baik kepada public pemilihnya.
4. Hubungan social yang semakin baik, komunikasi

juga

ditujukan untuk menumbuhkan hubungan social yang baik.


Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat bertahan
hidup

sendiri,

untuk

itu

manusia

selalu

berkeinginan

berhubungan dengan orang lain secara positif.


5. Tindakan, tindakan persuasi dalam komunikasi digunakan
untuk mempengaruhi sikap persuasive, juga diperlukan untuk
memperoleh tindakan yang dikehendaki komunikator. Dalam
hal ini efektivitas komunikasi biasanya diukur dari tindakan
nyata oleh komunikan.8
C. Faktor yang Perlu Diperhatikan Agar Komunikasi
Dakwah Berlangsung Efektif

Ilaihi, wahyu. Komunikasi Dakwah. (Jakarta;remaja rosdakarya, 2010) hlm.


157

Selain kita memperhatikan indikasi yang dapat dikatakan


komunikasi dakwah akan efektif bila memenuhi indikasi tersebut,
ada

beberapa

factor

yang

harus

kita

perhatikann

untuk

mengidentifikasi bahwa komunikasi dakwah yang dilakukan oleh


dai benar-benar berjalan dengan efektif. Yakni:

Kejelasan target audience


Secara prinsip, semakin jelas target audience yang ingin dibidik,
maka efek komunikasi akan semakin optimal dan tepat sasaran.
Madu dakwah harus menyusun dan membuat klasifikasi target
audience. Dari mereka yang tidak tau sama sekali esensi Islam,
hingga mereka yang tau, mendukung dan mau terlibat. Inilah
yang disebut dengan segmentasi.
Strategi pesan
Aktivitas

komunikasi

dikatakan

berhasil

jika

pesan

yang

disampaikan oleh pengirim pesan dapat dipahami secara benar


oleh target atau sasaran. Untuk itu, paling tidak ada dua hal
yang harus dipersiapkan secara matang dalam melakukan
penggomunikasian.
1. Focus pesan/what to say.
2. Cara atau pendekatan dalam menyampaikannya/ how to say.
Semakin sederhana dan simple pesan yang disampaikan
meski yang disampaikan kompleks, maka semakin besar
kemungkinan audience memahaminya. Bukan sebaliknya.
Strategi Media
Strategi media merupakan bagian akhir dari proses informasi dan
komunikasi yang akan dilakukan. Pemilihan media juga sangat

menentukan keberhasilan, efektifitas dan efisiensi komunikasi


yang dilakukan. Apakah media elektronik, media cetak, maupun
media alternative.
Setelah pendekatan-pendekatan tersebut di atas dilakukan,
maka selanjutnya yang harus dilakukan oleh komunikasi dakwah
agar proses komunkikasi berjalan secara efektif adalah dengan
memperhatikan factor persepsi. Persepsi didefinisikan sebagai
representative obyek eksternal dari proses penyampaian indrawi.
Jika

persepsi

kita

tidak

akurat

kita

tidak

mungkin

bisa

berkomunikasi secara efektif. Proses mencapai kesepakatan,


lazimnya berlangsung secara bertahap karena itu daI perlu
memperhatikan 5 sasaran pokok dalam proses komunikasi, yaitu:
1. Membuat pendengar mendengarkan apa yang kita katakana
[atau melihat apa yang kita tunjukkan pada mereka].
2. Membuat pendengar memahami apa yang mereka dengar
atau lihat.
3. Membuat pendengar menyetujui apa yang telah mereka
dengar [ atau tidak menyetujui apa yang kita katakana, tetapi
dengan pemahaman yang benar].
4. Membuat pendengar mengambil tindakan yang sesuai dengan
maksud kita dan bisa mereka terima.
5. Memperoleh umpan balik dari pendengar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi
efektif akan tercapai jika maksud dari pesan yang disampaikan
oleh komunikator dapat dipahami dengan baik oleh komunikan,
dan

komunikasi

memberikan

umpan

balik

seperti

yang

diharapkan oleh komunikator. Orang yang mampu berkomunikasi


secara efektif, tidak hanya akan mampu memotivasi orangorang, akan tetapi juga mampu berbicara di depan umum dalam
rangka

memberikan

informasi,

motivasi,

membujuk,

mengendalikan

atau memberikan instruksi. Secara

spesifik

komunikasi efektif akan memilki manfaat sebagai berikut:


Dapat menghemat waktu
Disukai orang
Diperhatikan orang
Memberdayakan orang
Memotivasi, menjelaskan, meyakinkan, mempengaruhi orang

atau kelompok.
Mengembangkan hubungan secara luas
Memperkuat profesionalisme9

D. Hambatan dalam Komunikasi Dakwah


Sebagaimana hambatan dalam komunikasi,

hambataan-

hambatan dalam komunikasi dakwah itu meliputi:


Naoise factor
Hambatan yang berupa suara, baik disengaja maupun
tidak disengaja ketika dakwah berlangsung. Seorang yang
sedang ceramah, kemudin lewat pasukan drum band atau
mungkn pesawat terbang , atau ketika mendengarkan dan
menyaksikan sajian pengajian di televise dan tiba-tiba ada
pesawat CB masuk. Diakui atau tidak hal ini sangat
mengganggu keberhasilan tidaknya proses komunikasi

dakwah .
Semantic factor
Hambatan ini berupa pemakaian kosakata yang tidak
dipahami oleh madu. Disinilah pentingnya seorang dai
dalam memahami frame of referensi dan obyek dakwah.
Karunia yang diberikan Allah SWT. Kepada manusia dan
yang membedakan dengan hewan adalah kemampuan
untuk mempelajari bahasa. Bahasa merupakan sarana
utama manusia dalam berpikir dan memperoeh ilmu
pengetahuan.

Bahasa

dalam

kedudukannya

sebagai

simbol-simbol konsep telah memungkinkan manusia untuk


membahas semua konsepsi dalam pemikiran dengan cara
9

Ibid, hlm. 158-161

yang simbolis dan dengan demikian membantunya untuk

merealisasikan kemajuan ilmu pengetahuan yang ada.


Interest
Dakwah harus mampu menyodorkan message yang
mempu membangkitkan interest madu yang berbeda.
Sebab pada dasarnya manusia memiliki interest yang
berbeda.bagaimana
materi

dakwah

keahlian
sehingga

seorang

dai

mengemas

madu

tertarik

untuk

menyimaknya. Kalaupun pada awalnya saja madu sudah


tidak interest, niscaya feedback dalam dakawah akan

bersifat negative.
Motivasi
Motivasi ini terlihat dari sudut madu, bukan dari dai
artinya motivasi dapat dikatakan sebagai penghambat
dalam

komunikasi

dakwah,

jika

komunikasi

madu

mendatangi aktivitas dakwah bersifat bersifat negative.


Motivasi

itu

sendiri

sesungguhnya

bukan

merupakan

hambatan, akan tetapi bila isi komunikasi bertentangan


dengan

motivasi

komunikan

maka

komunikasi

akan

mengalami hambatan.
Prasangka
Prasangka adalah hambatan yang paling berat terhadap
kegiatan komunikasi dakwah. Dalam prasangka emosi
memaksa seseorang unntuk menarik kesimpulan atas
dasar prasangka tanpa mengguankan logika.
Selain hambatan-hambatan tersebut juga

terdapat

beberapa factor penghambat kounikasi yaitu:

Hambatan sosio- antro- psikologis


Konteks komunikasi berlansung dalam konteks situasional.
Komunikator

harus

memperhatikan

situasi

ketika

komunikasi berlangsung, sebab situasi mata berpengaruh


terhadap kelancaran kmunikasi terutama situasi yang

10

berhubungan dengan factor-faktor sosiologis-antropologispsikologis.


- Hambatan sosiologis, dalam kehidupan bermasyarakat
terjadi dua jenis pergaulan diklasifikasikan menjadi dua
yaitu gemeinschaft (pergaulan hidup bersifat pribadi)
dan gesellschaft (pergaulan hidup yang bersifat tak
pribadi, dinamis dan rasional). Perbedaan pergaulan
tersebutlah
sehingga
-

yang

menjadikan

kadang-kadang

perbedaan

menimbulkan

karakter
perlakuan

berbeda dalam berkomunikasi.


Hambatan antropologis, hambatan ini terjadi karena
perbedaan pada diri manusia seperti dalam postur,
warna kulit, dan kebudayaan yang pada kelanjutannya
berbeda

dalam

gaya

hidup(way

of

life),

norma

kebiasaan dan bahasa.


Hambatan psikologis, umunya disebabkan komunikator
dalam melancarkan komunikasi tidak mengkaji dulu diri
dari komunikan. Komunikais akan sulit berhasil jika
komunikan
kecewa,

sedang

dan

sedih,

kondisi

bingung

psikologis

marah, merasa

lainnya;

juga

jika

komunikasi menaruh prasangka kepada komunikator.


Hambatan semantic
Hambatan ini menyangkut bahasa yang digunakan
komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan
perasaannya pada komunikan. Demi kelancaran dalam
komunikasi,

komunikator

harus

benar-benar

memperhatikan gangguan semantic, sebab salah ucap


atau salah tulis dapat menimbulkan salah tafisr atau salah
pengertian

yang

pada

gilirannya

menimbulkan

salah

komunikasi.
Hambatan mekanis
Hamabatan ini dijumpai pada media yang dipergunakan
dalam melancarkan komunikasi.

11

Hambatan ekologis
Hambatan ekologis disebabkan oleh gangguan lingkungan
terhadap

proses

datangnya

dari

berlangsungnya
lingkungan.

Seperti

komunikasi.

Jadi

gangguan

yang

dilakukan oleh proses alam.


Demikianlah hambatan-hambatan yang harus diperhatikan
oleh para komunikatr dakwah untuk menuju komunikasi
yang

efektif.

Paling

menganalisis

tidak

dengan

hambatan-hambatan

berkomunikasi

dapat

mengetahui
tersebut

mengantisipasi

dan

sebelum

kemungkinan

gagalnya sebuah komunikasi dengan madu. atau paling


tidak mengeliminasi lebih dini rintangan-rintangan yang
akan dihadapi dalam komunikasi dakwah.10
E. Cara Mengatasi Hambatan dalam Komunikasi
Ada hambatan dalam berkomunikasi tentunya juga ada usaha
untuk

mengatasi

Citrobroto

hambatan-hambatan

(1982)

mengemukakan

komunikasi

beberapa

tersebut.

cara

untuk

mengatasi hambatan dalam berkomunikasi, diantaranya :


1) Belajar dan Berlatih, yaitu belajar mengenai teorinya
kemudian mempraktekkannya. Belajar dan berlatih untuk
menjadi pembicara sekaligus pendengar yang baik.
2) Memperdalam hubungan kemanusiaan, yaitu mempelajari
tentang

etiket.

Dalam

memperdalam

hubungan

kemanusiaan ini yang diiperlukan adalah sikap simpatik,


muka manis, tidak sombong, rendah hati, dan cukup tegas
dalam melakukan sesuatu.
3) Memahami

sistem

sosial,

baik

komunikator

maupun

komunikan harus dapat memahami kondisi sosial lawan


bicaranya. Hal ini perlu karena bila pembicara kurang
10

Hakim, lukman dkk. Komunikasi dakwah. (Surabaya; IAIN sunan ampel


pers,2013). Hlm. 131-135

12

memahami sistem sosial, maka pembicaraannya tidak


dapat tepat, demikian pula si pendengar, bila kurang
memahami si pembicara tidak akan menangkap dengan
tepat.
4) Positive thinking, yaitu mencoba untuk selalu berpikir
secara positif. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan
prasangka

yang

sering

menjadi

penghambat

dalam

berkomunikasi.
5) Menggunakan media komunikasi yang tepat, pemanfaatan
media

yang

tepat

akan

memperlancar

jalannya

komunikasi, karena komunikasi kurang bermakna jika


hanya dengan kata-kata belaka. Pemilihan media tentunya
juga disesuaikan dengan tema atau topic pembicaraan.
6) Menggunakan bahasa yang dipahami oleh komunikator dan
komunikan, pemilihan bahasa yang tepat ini dimaksudkan
untuk menghindari gangguan semantik yang menjadi
penghambat komunikasi.
7) Jarak fisik, semakin dekat dengan lawan bicara maka akan
semakin baik. Komunikasi akan efektif jika dilakukan secara
bertatap muka antara komunikator dengan komunikan.
Sedangkan menurut Gitisudarmo dan Sudito (1997:216),
untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam komunikasi dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Meningkatkan umpan balik, untuk mengetahui apakah


pesan atau informasinya sudah diterima, dipahami, dan
dilaksanakan atau tidak.

Empati, penyampaian pesan disesuaikan dengan keadaan


penerima.

Pengulangan,
dimengerti.

untuk

menjamin

bahwa

pesan

dapat

13

Menggunakan bahasa yang sederhana, agar setiap orang


dapat memahami isi pesan yang disampaikan.

Penentuan waktu yang efektif, pesan disampaikan pada


saat penerima siap mendengarnya.

Mendengarkan secara efektif, sehingga komunikasi antara


bawahan dan atasan dapat berlangsung secara baik.

Mengatur arus informasi, komunikasi harus diatur mutunya,


jumlahnya, dan cara penyampaiannya.

14

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Efektivitas komunikasi dakwah adalah kondisi adanya
kesamaan

makna

terhadap

pesan

dakwah

yang

kita

sampaikan dimana hal tersebut dapat dikatakan efektif jika


dapat menimbulkan dampak respon atau umpan balik dari
penerimanya.

Seperti

contoh

adanya

tindakan

untuk

melakukan, dll.
Hambatan komunikasi dakwah adalah merupakan segala
sesuatu yang dapat menyebabkan pelaksanaan komunikasi
dakwah terganggu dan tidak terlaksana dengan baik.
komunikasi efektif akan tercapai jika maksud dari pesan
yang disampaikan oleh komunikator dapat dipahami dengan
baik oleh komunikan, dan komunikasi memberikan umpan
balik seperti yang diharapkan oleh komunikator. Orang yang
mampu berkomunikasi secara efektif, tidak hanya akan
mampu memotivasi orang-orang, akan tetapi juga mampu
berbicara
informasi,

di

depan

motivasi,

memberikan instruksi.

umum

dalam

membujuk,

rangka

memberikan

mengendalikan

atau

Anda mungkin juga menyukai