0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
29 tayangan15 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang berdirinya organisasi IPNU dan IPPNU sebagai wadah untuk mengkaderi pelajar dan santri. IPNU berdiri pada 1954 sementara IPPNU pada 1955. Dokumen ini juga menjelaskan perubahan status dan tujuan IPNU/IPPNU serta kebijakan strategis ke depan untuk terus memperkuat peran sebagai pembentuk masyarakat belajar.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang berdirinya organisasi IPNU dan IPPNU sebagai wadah untuk mengkaderi pelajar dan santri. IPNU berdiri pada 1954 sementara IPPNU pada 1955. Dokumen ini juga menjelaskan perubahan status dan tujuan IPNU/IPPNU serta kebijakan strategis ke depan untuk terus memperkuat peran sebagai pembentuk masyarakat belajar.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang berdirinya organisasi IPNU dan IPPNU sebagai wadah untuk mengkaderi pelajar dan santri. IPNU berdiri pada 1954 sementara IPPNU pada 1955. Dokumen ini juga menjelaskan perubahan status dan tujuan IPNU/IPPNU serta kebijakan strategis ke depan untuk terus memperkuat peran sebagai pembentuk masyarakat belajar.
SIDOARJO TINJAUAN SOSIOLOGIS DAN STRATEGIS KELAHIRAN IPNU/IPPNU
Sosiologis : sederhana Sosisologis dapat diartikan Ilmu yang
mempelajari tentang gejala sosial atau perubahan-perubahan bentuk kemasyarakatan yang menyangkut budaya dan peradaban dll.
Secara historis (sejarah) dapat kita lihat bahwa sebelum IPNU/IPPNU
berdiri, sudah ada embrio (cikal bakal) organisasi muda yang berafiliasi dengan NU (Nahdlatul Ulama) yang berdiri tahun 1926, seperti RAMNO, IMNO, PERPENO dll. TUJUAN IPNU/IPPNU :
Wadah untuk Ikut
mengkader/mempersiapka menguatkan/memperkuat nuansa spiritual pemuda n kader-kader yang akan dikalangan masyarakat menjadi pejuang dan dan kemantapan berjuang dimasyarakat beragama Secara historis, IPNU/IPPNU lahir dengan garapan pelajar pada tahun 1954/1955, meski pada tahun 1985 IPNU/IPPNU sempat termarginalkan (terpinggirkan) sehingga berubah menjadi Ikatan Putra Nahdlatul Ulama dan Ikatan Putri putrid Nahdlatul Ulama, tetapi suatu langkah bijaksana untuk mengambil khikmah dari setiap sesuatu pada saat IPNU dialihkan ke Putra dan IPPNU dialihkan Ke Putri , maka kita bisa melihat keadaan masa IPNU/IPPNU yang sebenarnya dan tahu apa saja yang perlu dilakukan..
Untuk merubah kearah yang lebih baik hingga
tahun 2003 di Sukolilo, Surabaya Kongres IPNU yang ke 14 dan IPPNU yang ke 13, IPNU/IPPNU kembali menjadi pelajar lagi. Hal ini memantapkan kita untuk menggarap 3 segmen lahan pengkaderan yaitu : Pelajar formal (sekolah) santri formal (pesantren) dan ranting yang beragam kader (santri, pelajar dll/kader santri tidak formal) PERISTIWA-PERISTIWA KEPUTUSAN PENTING DARI KONGRES IPNU/IPPNU Diawali dengan berdirinya IPNU pada tanggal 24 Februari 1954 dan IPPNU pada tanggal 3 maret 1955
Perubahan status IPNU/IPPNU dari Pelajar menjadi putra pada kongres ke-10 di Jombang
Pada kongres ke-13 di Makasar pada tanggal 25 Maret 2000, IPNU/IPPNU
kembali pada visi kepelajaran
Tanggal 18-24 Juni 2003 , pada Kongres IPNU/IPPNU ke-14 di Surabaya,
IPNU/IPPNU berubah menjadi pelajar lagi POSISI DAN PERAN IPNU – IPPNU DALAM KONTEKS KEPELAJARAN DAN KONTEKS KEMASYARAKATAN Apakah pelajar menjadi anggota IPNU/IPPNU atau tidak? PERAN IPNU/IPPNU DI ERA MODERN
Sebagai organisasi untuk memfilter
informasi negatif
Sebagai benteng dari aswaja dari
aliran-aliran baru
Sebagai wadah untuk bersilaturahmi
“Generasi (pemuda) hari ini adalah pemimpin di Masa depan, di tanganmulah maju dan mundurnya bangsa ini dipertaruhkan” KEBIJAKAN STRATEGIS IPNU – IPPNU KEDEPAN
1. Mengedepankan pemberdayaan pelajar dan santri
2. Membangun kultur (budaya) intelektualisme dan membumikan
visi keilmuan
3. Menjadikan IPNU/IPPNU sebagai pembentuk masyarakat
belajar 1. Mengedepankan pemberdayaan pelajar dan santri Lima kesadaran ynag harus dipunyai oleh pelajar dan santri : a.Kesadaran beragama b.Kesadaran berilmu c.Kesadaran berorganisasi d.Kesadaran bermasyarakat e.Kesadaran berbangsa & bernegara Dengan panca kesadaran tersebut, santri diharapkan mampu menjawab tantangan masa depan, sehingga sebagai Khalifah fil Ardh, santri dituntut untuk dapat membekali diri dengan tiga kemampuan : Kemampuan pengetahuan Agama yang sistematis Kemampuan pengetahuan mengenai persoalan-persoalan zaman Kemampuan meramu pengetahuannya tentang agama Islam & permasalahannya dalam kerangka menyusun langkah-langkah bimbingan yang mantap. 2. Membangun kultur (budaya) intelektualisme dan membumikan visi keilmuan
Dengan berkonsentrasinya IPNU/IPPNU di dunia keilmuan kepelajaran
dan kesantrian maka lahan garapan semakin jelas karena sebagai generasi pelajar maka IPNU/IPPNU tidak boleh tersisolasi dengan dunia riil seperti masalah ekonomi/politik kebudayaan dll. Peran serta dan kepekaan terhadap masalah-masalah sosial yang melengkapinya adalah sebuah keharusan meski belum jatahnya/masanya untuk bermain di wilayah tersebut. Minimal memiliki kesadaran dan pengetahuan tentang apa itu politik ekonomi, kebudayaan dan kehidupan lainnya sejauh dalam kerangka akademis & keilmuan. 3. Menjadikan IPNU/IPPNU sebagai pembentuk masyarakat belajar
Dalam memproduksi kader kita harus mempunyai pertimbangan sebagai berikut :
a. Kuantitas kader (jumlah/banyaknya) b. Kualitas kader (mutu) c. Penjenjangan kader (Strata/tingkatan). Dalam prosesnya mampu memahami aspek yang harus diberikan guna menjadikan IPNU/IPPNU sebagai motivator setiap segmentasi baik pelajar maupun remaja putus sekolah. IPNU/IPPNU seharusnya menempatkan diri menjadi pelajar yang baik pelayan yang mampu memenuhi basic need (kebutuhan dasar) yang diinginkan seorang kader. Selamat Belajar Berjuang Bertaqwa
Albert Bandura dan faktor efikasi diri: Sebuah perjalanan ke dalam psikologi potensi manusia melalui pemahaman dan pengembangan efikasi diri dan harga diri