Anda di halaman 1dari 15

IPNU-IPPNU Oleh : PC IPNU IPPNU

SIDOARJO
TINJAUAN SOSIOLOGIS DAN
STRATEGIS KELAHIRAN IPNU/IPPNU

Sosiologis : sederhana Sosisologis dapat diartikan Ilmu yang


mempelajari tentang gejala sosial atau perubahan-perubahan bentuk
kemasyarakatan yang menyangkut budaya dan peradaban dll.

Secara historis (sejarah) dapat kita lihat bahwa sebelum IPNU/IPPNU


berdiri, sudah ada embrio (cikal bakal) organisasi muda yang
berafiliasi dengan NU (Nahdlatul Ulama) yang berdiri tahun 1926,
seperti RAMNO, IMNO, PERPENO dll.
TUJUAN IPNU/IPPNU :

Wadah untuk Ikut


mengkader/mempersiapka menguatkan/memperkuat
nuansa spiritual pemuda
n kader-kader yang akan dikalangan masyarakat
menjadi pejuang dan dan kemantapan
berjuang dimasyarakat beragama
Secara historis, IPNU/IPPNU lahir dengan garapan
pelajar pada tahun 1954/1955, meski pada tahun 1985
IPNU/IPPNU sempat termarginalkan (terpinggirkan)
sehingga berubah menjadi Ikatan Putra Nahdlatul Ulama
dan Ikatan Putri putrid Nahdlatul Ulama, tetapi suatu
langkah bijaksana untuk mengambil khikmah dari setiap
sesuatu pada saat IPNU dialihkan ke Putra dan IPPNU
dialihkan Ke Putri , maka kita bisa melihat keadaan masa
IPNU/IPPNU yang sebenarnya dan tahu apa saja yang
perlu dilakukan..

Untuk merubah kearah yang lebih baik hingga


tahun 2003 di Sukolilo, Surabaya Kongres IPNU yang ke
14 dan IPPNU yang ke 13, IPNU/IPPNU kembali menjadi
pelajar lagi. Hal ini memantapkan kita untuk menggarap 3
segmen lahan pengkaderan yaitu : Pelajar formal (sekolah)
santri formal (pesantren) dan ranting yang beragam
kader (santri, pelajar dll/kader santri tidak formal) 
PERISTIWA-PERISTIWA KEPUTUSAN
PENTING DARI KONGRES IPNU/IPPNU
Diawali dengan berdirinya IPNU pada tanggal 24 Februari 1954 dan IPPNU
pada tanggal 3 maret 1955

Perubahan status IPNU/IPPNU dari Pelajar menjadi putra pada kongres ke-10
di Jombang

Pada kongres ke-13 di Makasar pada tanggal 25 Maret 2000, IPNU/IPPNU


kembali pada visi kepelajaran

Tanggal 18-24 Juni 2003 , pada Kongres IPNU/IPPNU ke-14 di Surabaya,


IPNU/IPPNU berubah menjadi pelajar lagi
POSISI DAN PERAN IPNU – IPPNU
DALAM KONTEKS KEPELAJARAN
DAN KONTEKS KEMASYARAKATAN
Apakah pelajar menjadi
anggota IPNU/IPPNU atau
tidak?
PERAN IPNU/IPPNU DI ERA MODERN

Sebagai organisasi untuk memfilter


informasi negatif

Sebagai benteng dari aswaja dari


aliran-aliran baru

Sebagai wadah untuk bersilaturahmi


“Generasi (pemuda) hari ini adalah
pemimpin di Masa depan, di tanganmulah
maju dan mundurnya bangsa ini
dipertaruhkan”
KEBIJAKAN STRATEGIS IPNU – IPPNU
KEDEPAN

1. Mengedepankan pemberdayaan pelajar dan santri

2. Membangun kultur (budaya) intelektualisme dan membumikan


visi keilmuan

3. Menjadikan IPNU/IPPNU sebagai pembentuk masyarakat


belajar
1. Mengedepankan pemberdayaan pelajar dan santri
Lima kesadaran ynag harus dipunyai oleh pelajar dan santri :
a.Kesadaran beragama
b.Kesadaran berilmu
c.Kesadaran berorganisasi
d.Kesadaran bermasyarakat
e.Kesadaran berbangsa & bernegara
Dengan panca kesadaran tersebut, santri diharapkan mampu menjawab tantangan masa depan, sehingga
sebagai Khalifah fil Ardh, santri dituntut untuk dapat membekali diri dengan tiga kemampuan :
Kemampuan pengetahuan Agama yang sistematis
Kemampuan pengetahuan mengenai persoalan-persoalan zaman
Kemampuan meramu pengetahuannya tentang agama Islam & permasalahannya dalam kerangka
menyusun langkah-langkah bimbingan yang mantap.
2. Membangun kultur (budaya) intelektualisme dan
membumikan visi keilmuan

Dengan berkonsentrasinya IPNU/IPPNU di dunia keilmuan kepelajaran


dan kesantrian maka lahan garapan semakin jelas karena sebagai generasi
pelajar maka IPNU/IPPNU tidak boleh tersisolasi dengan dunia riil
seperti masalah ekonomi/politik kebudayaan dll.
Peran serta dan kepekaan terhadap masalah-masalah sosial yang
melengkapinya adalah sebuah keharusan meski belum jatahnya/masanya
untuk bermain di wilayah tersebut. Minimal memiliki kesadaran dan
pengetahuan tentang apa itu politik ekonomi, kebudayaan dan kehidupan
lainnya sejauh dalam kerangka akademis & keilmuan.
3. Menjadikan IPNU/IPPNU sebagai pembentuk masyarakat
belajar

Dalam memproduksi kader kita harus mempunyai pertimbangan sebagai berikut :


a. Kuantitas kader (jumlah/banyaknya)
b. Kualitas kader (mutu)
c. Penjenjangan kader (Strata/tingkatan).
Dalam prosesnya mampu memahami aspek yang harus diberikan guna
menjadikan IPNU/IPPNU sebagai motivator setiap segmentasi baik pelajar maupun
remaja putus sekolah. IPNU/IPPNU seharusnya menempatkan diri menjadi pelajar
yang baik pelayan yang mampu memenuhi basic need (kebutuhan dasar) yang
diinginkan seorang kader.
Selamat
Belajar
Berjuang
Bertaqwa

Anda mungkin juga menyukai