Oleh
Kelompok 5
Humsin Faisal Akbar 1614121149
Wulangga Dwi Putra 1614121151
Henky Yoga Ari Pratama 1614121152
Bilqis Azizah 1614121154
Reza Putri 1614121162
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGRIBISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
TAHUN 2016
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi sosial menjadi perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat,
baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang
berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa
dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia
membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak
dapat mereka capai sendiri.
Istilah organisasi dalam bahasa Indonesia atau organization dalam bahasa Inggris
bersumber pada perkataan latin organization yang berasal dari kata kerja bahasa
latin pula . Organizare, yang berarti to form as or into a whole consisting of
independent or coordinated parts (membentuk sebagian atau menjadi keseluruhan
dari bagian-bagian yang saling bergantung atau koordinasi) (Effendy,2009).
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik
yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi
sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara.
Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk
organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka
capai sendiri (Bryson, 2003).
III. PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Sebagai perguruan pencak silat terbesar di Indonesia, Tapak Suci sudah
merambah ke berbagai pelosok Nusantara dan di beberapa negara di Asia dan
Eropa. Di Indonesia, Tapak Suci cukup diminati oleh semua usia mulai dari
anak sampai generasi tua. Perkembangan yang menggembirakan ini tentunya
merupakan takdir Allah SWT dan disebabkan metode penyebaran Tapak Suci
menggunakan lembaga pendidikan di antaranya sekolah, pesantren, dan
perguruan tinggi. Sehingga tidak heran apabila Tapak Suci jarang dijumpai
cabang latihan di kampung-kampung seperti aliran-aliran lain. Tapi cabang
latihan hanya banyak dijumpai di sekolah-sekolah. Ini merupakan metode
pemasaran yang tepat karena di lembaga pendidikan ini memiliki konsumen
yang jelas dan pasti tiap tahunnya setiap sekolah menerima murid baru yang
juga merupakan konsumen Tapak Suci, selain itu juga untuk menjaga citra
Tapak Suci yang merupakan perguruan modern dan terpelajar.
Perguruan tinggi adalah salah satu lembaga yang sangat strategis untuk
memajukan perkembangan pencak silat, karena di sinilah tempat
berkumpulnya intelektual, di antaranya mahasiswa sebagai agen perubahan
(pembaharu) dan dosen sebagai akademisi. Sehingga diharapkan dengan
hadirnya Pencak silat di perguruan tinggi mampu ditelaah secara ilmiah dan
modern sebagai ciri khas dari para intelektual.
Pada 1998, keadaan Unit Kegiatan Mahasiswa (disingkat UKM) bela diri
sangat memprihatinkan dan lesu, bahkan tidak ada sama sekali UKM bela diri
yang mempromosikan atau tampil di acara Program Orientasi Perguruan
Tinggi (disingkat Propti) Unila. Meskipun pada waktu itu sudah ada bela diri
yaitu Kempo dan Taekwondo, namun sangat sedikit sekali mahasiswa yang
berlatih.
Sebenarnya, Tapak Suci sudah pernah didirikan di Unila sejak 1989. Pada saat
itu, Tapak Suci berkembang cukup pesat. Adalah Mukhson Hadiwijaya (kini
menjadi pengusaha tambak udang dan menetap di Tulang Bawang) yang
pertama kali merintis Tapak Suci Unila. Pada waktu justru Tapak Suci Unila
dirintis oleh para mahasiswa Politeknik Unila yang kini sudah menjadi
Politeknik Negeri Lampung. Beliau sendirilah dan dibantu oleh Muhammad
Fuad dan Alfandi Saleh (kini telah menjadi Pendekar Besar) yang melatih.
Namun, sangat disayangkan bahwa Tapak Suci ini hanya mampu bertahan
beberapa tahun saja dan akhirnya tenggelam. Meskipun begitu, UKM tersebut
sempat melahirkan beberapa kader, di antaranya Gina (telah menikah dengan
Abdul Jabar atlet pelatnas andalan Lampung) kini masih aktif sebagai wasit
juri Tapak Suci Wilayah Lampung.
Tidak jelas tenggelamnya Tapak Suci pada waktu itu, namun disinyalir hal ini
disebabkan pada waktu itu belum ada kaderisasi dan penataan organisasi yang
baik. Di samping itu juga pada 1990-1995, Muhammad Fuad melanjutkan studi
untuk menempuh pendidikan magister di Yogyakarta. Dengan tidak adanya
Muhammad Fuad otomatis tidak ada orang dalam kampus yang mengawasi
aktivitas Tapak Suci Unila. Namun demikian ketika beliau kuliah di
Universitas Gadjah Mada (disingkat UGM), juga memanfaatkan peluang untuk
mencapai tingkat pendekar muda. Ini merupakan anugerah terbesar Unila
memiliki pendekar Tapak Suci yang juga sebagai dosen, karena jarang sekali
perguruan tinggi yang memiliki pakar di bidang pencak silat.
Pada tahun 1995 Tapak Suci Unila kembali berdiri, kali ini Tapak Suci Unila
didirikan oleh Andi Gustiawan (kini telah menjadi jaksa di Bandar Lampung).
Pada awal berdirinya, UKM ini cukup diminati tidak sedikit mahasiswa Unila
yang berlatih Tapak Suci, bahkan sejak itu setiap kegiatan POMNAS (Pekan
Olah Raga Mahasiswa Nasional) selalu dari Tapak Suci yang dikirim.
Namun sejarah kembali terjadi, Tapak Suci Unila kembali tenggelam pada
tahun 1998. Kemungkinan penyebabnya adalah hal yang sama yaitu belum
adanya penataan organisasi yang baik meskipun jumlah anggota tidak sedikit.
Namun demikian angkatan ini sempat melahirkan kader yaitu Bagus Dwitomo
(Pendiri UKM Pencak Silat Unila).
Pada 1999 di GOR Saburai Bandar Lampung, Pimpinan Wilayah Tapak Suci
Provinsi Lampung menggelar Kejuaraan Wilayah se-Provinsi Lampung. Dari
situlah timbul gagasan dari para alumni Tapak Suci Unila untuk mendirikan
kembali UKM tersebut. Tidak disangka-sangka kalau kejuaraan ini juga
dihadiri oleh Mukhson Hadiwijaya (pendiri pertama Tapak Suci Unila) yang
hadir sebagai manajer kontingen Tulang Bawang. Saat yang sama Gina, Andi
Gustiawan, dan Bagus Dwitomo menjadi wasit juri pada kejuaraan tersebut.
Setahun kemudian, tepatnya pada 9 Maret 2000 pukul 16.30 WIB di lapangan
rektorat Unila, Tapak Suci Unila kembali dibuka oleh Rektor Unila yang
diwakili oleh Pembantu Rektor III Bapak Drs. Sulton Djasmi, M.Pd, yang
sebelumnya dibentuk panitia pembukaan latihan Tapak Suci Unila yang
beranggotakan Iman Darmawan, Widiyatmoko, Bagus Dwitomo, Okta Defi,
Khairunisa, Eko Praspondita. Acara itu juga tidak terlepas dari bantuan kader
dan siswa Tapak Suci Bandar Lampung. Pada acara pembukaan ini dihadiri
oleh PR III Unila Drs. Sulton Djasmi, M.Pd, Muhammad Fuad, Dirzon
Hisbullah (Pembina UKM Pencak Silat Unila), Pendekar Besar Alfandi Saleh,
dan pengurus UKM lain di Unila, juga anggota Tapak Suci Bandar Lampung.
Pada pertama kali Tapak Suci didirikan kembali, latihan rutin dipegang oleh
Iman Darmawan, Bagus Dwitomo, dan Widiyatmoko. Ketika dibuka
pendaftaran kurang lebih 50 mahasiswa yang bergabung dengan Tapak Suci, di
antaranya Topik Ibnu Groho, Niken, Agung Mulyono, yang ketika mendaftar
sudah menduduki tingkat kader sehingga langsung dijadikan anggota pelatih.
Pada tanggal 10-11 Juni tahun 2000 dilaksanakan Muscab pertama, dan
terpilihlah Iman Darmawan menjadi ketuanya dan sekretaris adalah
Widiyatmoko. Selama kepengurusan angkatan satu yang angkatan perintis
kegiatan yang dilakukan lebih difokuskan pada konsolidasi ke dalam dan
pemenuhan sarana latihan. Angkatan pertama pernah mengikuti kejuaraan
nasional Tapak Suci Antar Perguruan Tinggi di Universitas Brawijaya dan
mendapatkan mendali perak untuk kelas A putri yang diwakili oleh Eko
Fitriyani. Kelebihan dana pada kejuaraan itu akhirnya dapat dibelikan peralatan
latihan yang cukup memadai. Pada Silatnas I (Silaturahmi Nasional Tapak Suci
Antar Perguruan Tinggi) di Yogyakarta, Tapak Suci Unila mengutus siswa
baru yaitu Angga Busra Lesmana, Bambang Sutejo, Dimas Prakasa,
Mohammad Ibrahim untuk mengikuti kegiatan tersebut. Tapak Suci Unila
pernah mendapat kehormatan untuk tampil pada acara Dies Natalis. Pada
angkatan pertama melahirkan acara-acara tradisi di antaranya pendadaran.
Muscab, Milad. Selain mahasiswa, atas prakarsa Bagus Dwitomo,
Widiyatmoko, dan Ridwan Awaludin, dosen-dosen Unila yang sebagian besar
Pengurus BP KKN, pada akhirnya menyatakan diri bergabung untuk berlatih
Tapak Suci yaitu Heni Siswanto, S.H., M.H.; Dr. Ir. M. A. Syamsul Arif; Ir.
Sapto Kuncoro; Drs. Hertanto, M.Si.; Drs. Piping Setia Priangga, M.Si.; Ir.
Yanuar, M.T.; Drs. Budi Harjo; drh. Purnama Edi Santoso; Gunawan Jatmiko,
S.H., M.H.; dan Drh. Madi Hartono. Untuk latihan dosen dipegang oleh
Muhammad Fuad. Semua dosen yang ikut berlatih akhirnya dijadikan Dewan
Pembina Tapak Suci Unila. Angkatan pertama telah melahirkan kader-kader, di
antaranya Purnomo, Budi Susilo, Ahmad Zainudin.
Pada PORDA (Pekan Olah Raga Daerah) Lampung tahun 2002 Pesilat Tapak
Suci Unila mendapatkan 3 mendali emas untuk kategori : regu putri yaitu Sri
Widarti, Andra Desti Ratih, Larasati, klas A putri yaitu Eko Fitriyani, kelas E
putri yaitu Zulia, 2 medali perak untuk kategori : beregu putra yaitu Angga
Busra Lesmana, Mohammad Ibrahim, Dimas Prakarsa, dan beregu putri oleh
Yunita Dewi yang mewakili kabupaten Tanggamus. 4 mendali perunggu
kategori : kelas B putra yaitu Ridwan Awaludin, kelas D putri yaitu Andriyani
Diah, F putra oleh Widiyatmoko, dan kategori ganda putra oleh Bambang
Sutejo dan Fajar Hidayat. Pada Kejuaraan Daerah Pencak Silat Banten pesilat
Tapak Suci Unila diminta untuk mewakili Kabupaten Lebak dan mendapatkan
2 mendali perak yaitu kategori tunggal putri oleh Andra Desti Ratih, dan
beregu putri oleh Sri Widarti, Andra Desti Ratih, dan Larasati. Pada PORDA
Banten tahun 2002 pesilat Tapak Suci Unila kembali diminta untuk mewakili
Kabupaten Lebak yang pada akhirnya mendapat mendali perunggu untuk
kategori beregu putri yaitu Yunita Dewi, Andra Desti Ratih, dan Sri Widarti.
Angkatan dua berhasil menciptakan logo dan moto Tapak Suci Unila. Logo
dibuat oleh Wiwi Irmawati yang memenangkan lomba merancang logo Tapak
Suci Unila pada milad yang pertama. Moto di buat Oleh Deti Noviyanti yang
berbunyi “Berlatih dengan kesucian hati berprestasi untuk ridho Ilahi” yang
memenangkan lomba membuat moto pada acara pendadaran. Pada Muscab
yang ke dua, menginspirasikan perlunya Tapak Suci Unila memiliki AD/ART
dan pedoman acara tradisi Tapak Suci Unila. Angkatan kedua telah melahirkan
kader-kader, di antaranya Sri Widarti, Ridwan Awaludin, Eko Fitriyani,
Bambang Sarjiono, Fajar Hidayat, Suharno Zen, Wiwi Irmawati, Angga Bursa
Lesmana, Bambang Sutejo, Suhendro Prihandono, Dimas Prakasa, Yunita
Dewi, Azwar Sitompul, Mohammad Ibrahim.
Angkatan lima diketuai oleh Chandra Budiman dan sekretaris Agung Sayekti,
Peristiwa terpenting pada angkatan ini adalah telah resminya rancangan tradisi
Tapak Suci Unila menjadi tradisi Tapak Suci Unila melalui Musyawarah
Cabang Luar Biasa dan dimulainya kegiatan kejuaraan rutin tahunan antar
pelajar se-Lampung dengan nama Kejuaraan Daerah Pencak Silat Universitas
Lampung antar pelajar se-Lampung yang memperebutkan piala bergilir
Gubernur Lampung dan Rektor Unila.
Angkatan VI diketuai oleh Amiril Yusuf dan sekretarsi Asna Yanti Delasari.
Pada kepengurusan ini melanjutkan kegiatan sebelumnya, yaitu Kejuaraan
Daerah Pencak Silat Universitas Lampung antar pelajar se-Lampung yang
memperebutkan piala bergilir Gubernur Lampung dan Rektor Unila.
Angkatan VII diketuai oleh Agus Kurnia Tanjung dan sekretaris Ari
Prasetiawan. Mengulang kesuksesan pada dua kegiatan sebelumnya,
kepengurusan ini juga melanjutkan Kejuaraan Daerah Pencak Silat Universitas
Lampung antar pelajar se-Lampung yang memperebutkan piala bergilir
Gubernur Lampung dan Rektor Unila.
Untuk pertama kalinya pada angkatan X diketuai oleh seorang wanita yaitu,
Marita Dwi Yesida dan sekretaris Hana Yakhfi Aningsih. Pada Kepengurusan
ini dicetuskan kejuaraan Tapak Suci Pelajar se-Lampung, karena mengingat
kecintaan pengurus terhadap perguruan.
Angkatan XI diketua Wawan Santoso dan sekretaris umum Ummu Hanifah.
Tapak suci terbagi atas tiga departemen, yaitu kaderisasi, organisasi, dan
prestasi. Kepengurusan ini berlangsung dua periode, dan pada periode kedua
ada beberapa perubahan dan penambahan pada kepengurusan yaitu sekretaris
umum, wakil sekretaris umum, bendahara umum, wakil bendahara umum,
kepala departemen kaderisasi, sekretaris departemen kaderisasi, kepala
departemen organisasi, sekretaris departemen komunikasi, kepala departemen
prestasi dan sekretaris departemen prestasi. Untuk kepengurusan angkatan ini
telah menyelenggarakan beberapa kejuaraan yaitu Tapak Suci Unila Cup 2
Pelajar SD, SMP, SMA se-Lampung dan Kejuaraan Pelajar Tapak Suci se-
Regional Sumatra dan Jawa. Dan terjadi sejarah besar juga pada kepengurusan
angkatan ini karena telah terjadi perpindahan sekretariat dari gedung pusat
komputer lantai satu menuju gedung serba guna Unila.
Angkatan XII diketuai Ali Usman dan sekretaris umum Wahyu Arif Furqon.
Dan untuk pertama kalinya dilakukan penambahan departemen, yaitu
departemen hubungan masyarakat yang dikepalai oleh Putri F. Arinal H.
Sesuai hasil wawancara pada turun lapang, struktur organisasi Unit Kegiatan
Mahasiswa Tapak Suci Universitas Lampung masa bakti 2015-2016 adalah
sebagai berikut.
B. Pembahasan
Unit Kegiatan Mahasiswa Tapak Suci Universitas Lampung adalah salah satu
organisasi resmi yang ada di Universitas Lampung. Hal ini ditandai dengan
adanya pembentukan organisasi tersebut oleh sekumpulan mahasiswa yang
memiliki suatu struktur yang dirumuskan dengan baik yang menerangkan
hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung
jawabnya, serta memiliki kekuatan hukum. Hubungan-hubungan otoritas,
kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya tercermin dari adanya
penetapan peraturan dasar/peraturan rumah tangga pada kepengurusan
angkatan ketiga untuk menjaga organisasi tersebut agar tidak meleset dari
tujuan utamanya serta pembentukan berbagai kepengurusan di setiap angkatan.
Kekuatan hukum berdirinya organisasi ini adalah keputusan dari rektor.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari laporan tersebut sebagai berikut:
1. Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah,
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, sedangkan Kota adalah sebuah area urban yang berbeda dari desa
ataupun kampung berdasarkan ukuranya,kepadatan penduduk, kepentingan
atau status hukum.
2. Perbedaan antara kota dan desa yaitu Kota memiliki penduduk yang
jumlahnya lebih banyak dibandingkan desa, lingungan di desa masih dekat
dengan alam dengan udara yang bersih sedangkan di kota lingkungan yang
padat dengan pemukiman serta polusi udara yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Ketua
Ali Usman