Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AGAMA ISLAM
PERAN ORGANIASI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS DALAM
PENGEMBANGAN DAKWAH ISLAM DI KAMPUS

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5

DELLA INDRIANI ( J1A122113 )


DHEA SAKILA ( J1A122115 )
DITA LESTARI ( J1A122120 )
EVITRI ANGGRAENI ( J1A122122 )
FAKHRUL MUBARAK AHMAD ( J1A122125 )
HASLINDA ( J1A122129 )
KEISYA AMALIA MAHARANI ( J1A122137 )
NAQIYAH AULIA SULISTIAWATI ( J1A122149 )
RAHMA RAMADANI ( J1A122163 )

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI 2022
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
A. Latar Belakang..............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................
A. Sejarah dan Tujuan Lembaga Dakwah Kampus........................................
B. Ruang Lingkup Dakwah Kampus..............................................................
C. Peranan Lembaga Dakwah Kampus sebagai Media Pembinaan Akhlak.....
D. Upaya Lembaga Dakwah Kampus sebagai Media Pembinaan Akhlak........
BAB III PENUTUP............................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena telah memberikan rahmat dan
hidayahnya yang turut serta merta dalam memperlancar pembuatan dan penyusunan makalah
ini dengan judul ” PERAN ORGANISASI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS DALAM
PENGEMBANGAN DAKWAH ISLAM DI KAMPUS ”.

Makalah ” PERAN ORGANISASI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS DALAM


PENGEMBANGAN DAKWAH ISLAM DI KAMPUS ” disusun guna memenuhi tugas
dosen bapak Muamal Gadafi, S.Ag., M.Pd pada mata kuliah Agama Islam di Universitas
Halu Oleo. Selain itu, kami berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan pembaca
mengenai ” PERAN ORGANISASI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS DALAM
PENGEMBANGAN DAKWAH ISLAM DI KAMPUS ”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
Kritik dan saran yang membangun akan kami terima agar dapat menyempurnakan makalah
ini.

Kendari, 9 Desember 2022

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lembaga Dakwah Kampus (sering disingkat LDK) adalah istilah kolektif
untuk organisasi kemahasiswaan intra kampus di Indonesia yang ditujukan sebagai
persatuan bagi mahasiswa kampus muslim sekaligus sebagai media dakwah Islam.
Sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia memiliki cabang LDK Di setiap
kampus, LDK bisa berbeda-beda dalam organisasinya, di mana sering digunakan
nama yang berbeda, antara lain Unit Kegiatan Mahasiswa Islam, Kerohanian Islam,
Forum Studi Islam, dan Badan Kerohanian Islam.
LDK adalah lembaga yang bergerak di bidang dakwah Islam ini muncul pada
era tahun 60-an, kampus merupakan inti kekuatannya, dan warga civitas akademika
adalah objek utamanya. Ditinjau dari struktur sosial kemasyarakatan, mahasiswa dan
kampus merupakan satu kesatuan sistem sosial yang mempunyai peranan penting
dalam perubahan sosial peri-kepemimpinan di tengah-tengah masyarakat. Sedangkan
dari potensi manusiawi, mahasiswa merupakan sekelompok manusia yang memiliki
taraf berpikir di atas rata-rata. Dengan demikian, kedudukan mahasiswa adalah sangat
strategis dalam mengambil peran yang menentukan keadaan masyarakat pada masa
depan. Perubahan masyarakat ke arah Islam terjadi apabila pemikiran Islam telah
tertanam di masyarakat itu. Dengan berbagai potensi strategis kampus, maka
tertanamnya pemikiran Islam di dalam kampus melalui dakwah Islam diharapkan
dapat menyebar secara efektif ke tengah-tengah masyarakat.
Keberadaan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) dalam konteks dakwah
kampus, memegang peranan yang sangat penting. Meskipun LDK bukan merupakan
satu-satunya sayap dakwah di kampus, LDK merupakan dapur sekaligus laboratorium
dakwah yang utama di kampus. Dari LDK-lah strategi dakwah disusun dan
dikembangkan hingga akhirnya dakwah dapat melebarkan sayapnya ke sektor-sektor
lain yang ada di kampus.
Sudah menjadi kenyataan di lapangan bahwa kondisi LDK berbeda pada
setiap kampus. Perbedaan tersebut mencakup medan dakwah, pengelolaan internal
LDK, dan aktivitas yang dilakukan. Di kampus-kampus tertentu, ada yang sudah
memiliki LDK yang relatif mapan dalam pengelolaan lembaga dan sudah memiliki
lingkaran pengaruh yang cukup luas. Namun, di kampus-kampus lain, LDK yang baru
didirikan, masih harus berkonsentrasi menyiapkan kader-kader inti pendukung
dakwah yang akan menopang kegiatannya. Selain itu, tantangan yang dihadapi adalah
tantangan untuk menjaga kualitas hasil dan proses para aktivis dakwah di dalamnya,
baik dalam hal perkuliahan maupun dalam aktifitas organisasi dan berdakwah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dan tujuan di dirikannya lembaga dakwah kampus?
2. Apa saja ruang lingkup lembaga dakwah kampus?
3. Bagaimana peranan lembaga dakwah kampus sebagai media pembinaan akhlak
mahasiswa/i?
4. Bagaimana upaya lembaga dakwah kampus sebagai media pembinaan akhlak?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui sejarah dan tujuan di dirikannya lembaga dakwah


kampus
2. Untuk mengetahui ruang lingkup lembaga dakwah kampus
3. Untuk mengetahui peranan lembaga dakwah kampus sebagai media
pembinaan akhlak mahasiswa/i
4. Untuk mengetahui upaya lembaga dakwah kampus sebagai media
pembinaan akhlak
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Tujuan Lembaga Dakwah Kampus


Lembaga Dakwah Kampus atau LDK, awalnya merupakan perkumpulan
mahasiswa muslim yang pada awalnya memusatkan kegiatannya di masjid-masjid
pada masa orde baru. Perkumpulan tersebut secara rutin membahas masalah-masalah
agama hingga permasalahan yang tengah dihadapi oleh negara.

Pada masa itu, ketika rezim orde baru masih berkuasa, gerakan-gerakan
mahasiswa dibatasi secara ketat. Berbagai bentuk pemikiran dan kebebasan
berpendapat begitu dikekang di era orde baru. Kaum mahasiswa pun mengadakan
diskusi-diskusi mereka dalam bentuk forum-forum kecil di masjid-masjid tersebut.

Bahkan ketika itu, pemerintah orde baru memberlakukan NKK (Normalisasi


Kehidupan Kampus) untuk mencegah aksi dan gerakan mahasiswa. Selan NKK juga
diberlakukan BKK (Badan Koordinasi Kampus) untuk membatasi gerakan tersebut.
Bahkan sistem kredit semester juga diberlakukan demi kepentingan tersebut. Hal
tersebut dilakukan karena dikhawatirkan organisasi-organisasi tersebut berkembang
ke arah politik yang membahayakan pemerintah dan negara. Oleh karena itu, dengan
alasan demi keamanan negara dan terjaganya stabilitas politik pemerintah orde baru
dengan berbagai cara membatasi gerak mahasiswa.

Tidak diizinkannya para pemuda khususnya kaum mahasiswa untuk telibat


dalam kehidupan sosio-polotik menyebabkan berbagai dampak timbul. Tentu saja hal
ini menyebabkan melemahnya peranan mahasiswa dalam kehidupan sosio-politik di
negeri ini pada masa itu. Bahkan di masa orde baru, tidak tanggung-tanggung
pemerintah mengerahkan 3 institusi sekaligus untuk dapat membatasi pergerakan
mahasiswa. Ketiga institusi tersebut secara serempak berusaha memberikan
tekanan dan mengekang segala bentuk aksi mahasiswa. Tiga institusi yang dimaksud
adalah ABRI, Departemen Penerangan, dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Tiga institusi tersebut dengan kewenanganmereka berusaha membatasi gerak dan aksi
mahasiswa terutama di bidang politik dan kenegaraan.

Melalui ABRI, gerakan mahasiswa dibatasi melalui pembubaran Dewan


Mahasiswa. Dengan demikian segala bentuk gerakan dan potensi gerakan mahasiswa
berhasil dilumpuhkan. Lumpuhnya Dewan Mahasiswa menyebabkan kaum
mahasiswa pada masa itu tidak dapat menggalang aksi mahasiswa secara efektif.

Sementa Departemen Penerangan berperan dalam membatasi penerbitan pers


mahasiswa untuk mengatur opini publik yang terbentuk. Usaha yang dilakukan
Departemen Penernagan adalah berusaha memperketat prosedur dan mengeluarkan
berbagai ketentuan dalam penerbitan pers mahasiswa.

Selain itu, Departemen tersebut juga mengatur mekanisme dan sistem


pemberitaan mengenai berbagai aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa. Hal ini
bertujuan untuk mempengaruhi opini publik melalui pemberitaan di surat kabar-surat
kabar nasional pada masa itu.
Departemen Pendidikan dan Kebudayan sendiri berperan dalam meredam
gerakan dan aksi mahasiswa melalui mekanisme dan prosedur dunia kampus yang
rumit. Mereka menciptakan sistem birokrasi yang terdapat di setiap perguruan tinggi
dimana segala aktivitas mahasiswa dapat dibatasi. Peranan mereka dalam hal tersebut
dapat dilihat dalam pemilihan jabatan yang mengisi posisi rektor dan dekan yang ada
di setiapa universitas. Bahkan pembentukan unit-uinit terkecil juga turut berperan
serta dalam membatasi peranan mahasiswa di tingkat fakultas.

Mereka membatasi setiap gerakan dan peranan Senat Mahasiswa di tingkat


Fakultas. Selain itu, mereka juga memperkecil ruang gerak mahasiswa melalui
pembuatan mekanisme dan prosedur penyelenggaran kegiatan yang rumit. Tentu saja
pada masa itu, gerakan mahasiswa menjadi sangat terbatas. Gerakan dan setiap
potensi gerakan mahasiswa seolah tidak diberi kesempatan bernapas dan bergerak
dengan leluasa.

Dengan segala keterbatasan tersebut, para mahasiswa memindahkan pusat


kegiatan dan diskusi-diskusi mereka ke masjid-masjid. Karena dengan demikian
mereka dapat berdiskusi mengenai berbagai masalah di orde baru tanpa menimbulkan
kecurigaan pemerintah. Berawal dari berbagai perkumpulan tersebutlah, organisasi
baru bernapaskan dan berasaskan Islam dibentuk, yaitu Lembaga Dakwah Kampus.
Tentu saja bagi pemerintahan orde baru hal tersebut termasuk hal yang dapat
mengganggu stabilitas dan membhayakan negara.

Karena pada masa orde baru, hanya organisasi yang berasaskan Pancasila
yang diizinkan berdiri dan beraktivitas. Organisasi dengan asas selain Pancasila atau
di luar itu merupakan organisasi yang terlarang dan tidak diperbolehkan
keberadaannya. Begitu pula dengan dengan organisasi kampus maupun organisasi
masyarakat, jika tidak menerapkan asas Pancasila maka akan ditindas oleh
pemerintah. Meskipun pada masa itu, pemerintah orde baru merangkul partai Islam
yang moderat demi menjalin hubungan baik.

Hal tersebut dilakukan pemerintah dengan tujuan untuk mendapatkan


dukungan mengingat partai Islam pada masa itu merupakan partai dengan pendukung
mayoritas. Dengan demikian partai Islam tersebut akan lebih memihak pemerintah.

Hal tersebut mengundang beragam reaksi dari umat Islam dalam menyikapi
gagasan asas tunggal. Bahkan hal tersebut menimbulkan banyak penolakan dari
kalangan umat Islam. Umat Islam menolak penunggalan asas sepeti yang diinginkan
pemerintah. Penolakan oleh umat Islam pada masa itu dilatarbelakangi oleh
kekhawatian umat Islam jika Pancasila akan menggantikan fungsi agama. Hal ini pada
akhirnya dikhawatirkan akan menjurus pada terbentuknya negara sekuler yang pada
akhirnya mengesampingkan peranan agama.

Berbagai macam reaksi penolakan tersebut disampaikan dalam berbagai pidato


dan khutbah yang menyerang berbagai kebijakan pemerintah terkait penunggalan
asas. Sikap penolakan yang dilakukan oleh umat Islam justru ditanggapi pemerintah
dengan berbagai bentuk penindasan.

Adanya berbagai tekanan yang dialami umat Islam menjadikan gerakan-


gerakan mahasiswa Islam tersebut semakin kuat. Selama kekuasaan pemerintah orde
baru gerakan organisasi Islam seolah menemui jalan buntu selama lebih dari tiga
dekade. Karena mengalami berbagai macam tindakan diskrimintaif yang justru
dilakukan oleh pemerintah, gerakan Islam akhirnya mengalami kebangkitannya. Di
samping itu, kebangkitan Islam di negara-negara Timur Tengah juga turut
mempengaruhi kebangkitan tersebut.

Kelompok kecil yang awalnya memusatkan kegiatannya di masjid-masjid


dengan berdiskusi seputar keislaman menjadi salah satu pionir kebangkitan Islam di
masa orde baru. Kelompok kecil tersebut tumbuh dan berkembang menjadi kegiatan
rutin yang terstruktur dan melembaga. Kebangkitan gerakan (ormas) Islam tersebut
tampak terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga sebelumnya. Hal ini menyebabkan
kebangkitan ormas Islam tampak diwarnai dengan karakternya yang formalistik,
militan dan radikal.

Setelah runtuhnya rezim orde baru di negeri ini, Lembaga Dakwah Kampus
seolah mendapatkan napas baru bagi kehidupan mereka. Organisasi yang pada awal
kelahiranya menglami banyak tekanan dan penindasan dapat bertahan setelah
berakhirnya masa orde baru.

Dengan napas baru tersebut, Lembaga Dakwah Kampus (LDK) terus berjalan
sebagai sebuah organisasi yang mengusung ajaran Islam sebagai asasnya. Dengan
menjadikan dunia kampus sebagai beserta civitas akademikanya sebagai ladang
dakwahnya.

B. Ruang Lingkup Lembaga Dakwah Kampus

Menurut GAMAIS (2007: 12) salah satu karakteristik dakwah adalah


syumuliyah atau menyeluruh. Sehingga dalam melakukan aktivitas dakwah haruslah
meliputi segala aspek. Akan tetapi dakwah kampus punya orientasi tersendiri dalam
menjalankan agenda dakwahnya. Dakwah kampus haruslah punya dakwah tertentu
agar energi yang telah dikeluarkan oleh seorang aktivis dakwah kampus dapat
tersalurkan dengan efektif dan efisien. Ruang lingkup dakwah kampus yakni:

a) Amal Assasiyatu Dakwah (dasar – dasar dakwah)


Dakwah kampus diharapkan dapat menyampaikan risalah Islam dan
menegakkan kalimat – kalimat Allah secara jelas di kampus. Mahasiswa yang
menjadi subjek dakwah kampus harus bisa menjadi da‟i yang menyeru kepada
kebenaran dan menolak kemungkaran.

b) Amal Khidamy (pelayanan)


Salah satu sasaran dalam dakwah ini adalah bagaimana agar dakwah ini bisa
diterima oleh semua kalangan dan Islam dan menjadi rahmatan lil‟alamin. Sebelum
mencapai tahapan tersebut Islam haruslah mampu menjadi khidmatul ummah, yakni
pelayan umat.

c) Amal Ilmiah Fanniyah ( ilmu dan profesi )


Tujuan mahasiswa di kampus adalah kuliah. Sebagai seorang muslim haruslah
mempunyai kompetensi akademik yang baik serta betul – betul memahami keilmuan
yang dipelajari di bangku kuliah. Mahasiswa merupakan tumpuan bagi bangsa, dan
saat ini salah satu fungsi mengembalikan kejayaan Islam adalah dengan menggunakan
teknologi dan ilmu pengetahuan, sehingga peran mahasiswa dalam hal ini sangatlah
dominan.

d) Amal Siyasi (politik)


Mahasiswa memiliki peran sebagai komponen penekan kebijakan pemerintah.
Terutama kebijakan yang merugikan rakyat. Patut mahasiswa sadari bersama bahwa
masyarakat berharap banyak agar mahasiswa bisa menjadi jembatan perubah kondisi
bangsa.

C. Peranan Lembaga Dakwah Kampus sebagai Media Pembinaan Akhlak

Dakwah merupakan sebuah keharusan dan keniscayaan yang harus


dilaksanakan oleh setiap orang yang mengaku beragama Islam. Tanpa dakwah dapat
dipastikan bahwa Islam akan segera lenyap dari permukaan bumi ini. Sebab hanya
dakwahlah yang mampu mempertahankan eksistensi Islam hingga saat ini. Setiap
zaman memberikan pengaruh terhadap perkembangan Islam. Tantangan dan tuntutan
zaman menghendaki dakwah ini harus terus berjalan di semua sisinya baik secara
struktural maupun kultural dan integral di seluruh dimensi, serta putaran amalnya.
Dakwah kampus merupakan bagian tak terpisahkan dari proyek kebangkitan ini. Oleh
karena itu dakwah harus menaruh perhatian yang besar terhadap para pemuda
khususnya mahasiswa. Dakwah kampus merupakan puncak aktifitas dan medan yang
paling banyak berhasil dan memberikan pengaruh terhadap perubahan masyarakat.

Sebagai organisasi internal kampus, Lembaga Dakwah Kampus tentunya


memiliki peran serta tanggung jawab dalam mengemban visi misi dakwah dan syi'ar
Islam disetiap perjalanannya. Dalam mencapai tujuan utamanya Lembaga Dakwah
Kampus harus melakukan berbagai langkah yang tentunya mengarah pada perubahan
tingkah laku mahasiswa yang menjadi objek dakwahnya, salah satunya adalah dengan
menggunakan pembinaan terhadap mahasiswa sehingga menjadi manusia seutuhnya
yang berpedoman pada Alquran dan Sunnah.

D. Upaya Lembaga Dakwah Kampus sebagai Media Pembinaan Ahklak

Secara etimologi, metode berasal dari bahasa Yunani metodos yang artinya
cara atau jalan. Jadi, metode dakwah adalah jalan atau cara untuk mencapai tujuan
dakwah yang dilaksanakan secara efektif dan efesien.

Berdasarkan rumusan masalah pada bab 1 bagaimana upaya yang dilakukan


oleh Lembaga Dakwah Kampus sebagai media pembinaan akhlak ialah sebagai
berikut :

dakwah Bil-Lisan seperti Liqo/Mentoring Akhwat dan Ikhwan, Bimbingan


atau Kajian Tahsin dan Tahfidz, Kajian Rutin Tematik, Talkshow atau Seminar
Kemuslimahan. Dakwah Bil-Qalam seperti Digital Communication, dan Dakwah Bil-
Hal seperti International Hijab Solidarity Day (IHSD), memperingati hari anak,
Rihlah, Jaulah, Memperingati Hari ibu, Gerakan Menutup Aurat (Gemar), dan
Ramadhan Berkarisma (Ramadhan Champ).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Lembaga Dakwah Kampus (sering disingkat LDK) adalah istilah kolektif
untuk organisasi kemahasiswaan intra kampus di Indonesia yang ditujukan sebagai
persatuan bagi mahasiswa kampus muslim sekaligus sebagai media dakwah Islam.
Sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia memiliki cabang LDK Di setiap kampus,
LDK bisa berbeda-beda dalam organisasinya, di mana sering digunakan nama yang
berbeda, antara lain Unit Kegiatan Mahasiswa Islam, Kerohanian Islam, Forum Studi
Islam, dan Badan Kerohanian Islam. Sebagai organisasi internal kampus, Lembaga
Dakwah Kampus tentunya memiliki peran serta tanggung jawab dalam mengemban visi
misi dakwah dan syi'ar Islam disetiap perjalanannya.
DAFTAR PUSTAKA
Amanah,siti. 2018. “ Peran lembaga dakwah
kampus”https://123dok.com/document/y833n0rq-bab-ii-siti-amanah-pai.html.
Diakses pada 7 Desember 2022 pukul 05.50 pm.
Ristiyanti, ragil. “Sejarah dan Perkembangan Lembaga Dakwah Kampus (LDK)”
https://www.academicamicindonesia.com/sejarah-lembaga-dakwahkampus-ldk/. Di
akses pada 7 desember 2022 pukul 06.22

Anda mungkin juga menyukai