Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Fungsi-fungsi Organisasi Al Washliyah


Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ke Al Washliyah

Dosen pengampu: Dahrul, M. Pd, I

Disusun Oleh :
Malik Abdul Aziz
Teguh Rahmad Abadi
Muhammad Fajar Tauhid

Program Studi
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS


UNIVERSITAS AL WASHLIYAH (UNIVA)
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
saya panjatkan puja dan puji atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga akhirnya saya dapat menyelesaikan
pembuatan makalah pada mata kuliah KeAlWashliyah.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar nantinya saya dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata semoga makalah saya yang berjudul”Fungsi
fungsi Organisasi Al Washliyah” dapat bermanfaat untuk kita semua.

Medan.20 Oktober 2022

Pemakalah

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 1


DAFTAR ISI .................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
C. Tujuan Masalah ........................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
1. Peran Organisasi Dakwah ............................................................................ 6
2. Peran Organisasi Pendidikan........................................................................ 12

BAB III PENUTUP


Kesimpulan ..................................................................................................... 16
Daftar Pustaka ................................................................................................. 17

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-jamiyatul Washliyah yang selanjutnya disebut “Al-Washliyah” adalah


ormas islam yang lahir pada tanggal 30 November 1930 di Medan. Al jamiyatul
Washliyah bermula dari sebuah kelompok studi yang dibentuk oleh murid murid
MIT (Maktab Islamiayh Tapanuli) yang duduk dikelas tertinggi pada tahun 1928.
Pada perkembangan selanjutnya para anggota diskusi.Lalu upaya kea rah ini
mulai dirintis dengan melakukan beberapa kali pertemuan. Sehingga puncaknya
pada tanggal 30 November 1930 dideklarasikanlah sebagai Organisasi Al
Jamiyatul Washliyah dengan pengurusnya Ismail Banda sebagai kutua I dan A.
Rahman Syihab sebagai ketua II.
Perhatian utama Organisasi Al Washliyah pada masa awal perkembangannya
mencakup beberapa hal yaitu Program kerjanya, setidaknya mencakup bidang
Tabligh (ceramah agama), Tarbiyah (pengajaran), Pustaka/penerbitan, fatwa,
penyiaran, urusan anggota, dan tolong menolong. Lalu sebagai unit pelaksana dari
program program tersebut Al Jamiyatul Washliyah membentuk majelis majelis,
seperti majelis Tabligh, yaitu majelis yang mengurus kegiatan dakwah islam dalam
bentuk ceramah,
Majelis Tarbiyah, yaitu mengurus masalah pendidikan dan pengajaran,
Majelis studie Founds yaitu majelis mengurus beasiswa untuk pelajar- pelajar
diluar, Majelis fatwa yaitu majelis yang mengeluarkan fatwa mengenai masalah
sosial yang belum jelas statusnya bagi masyarakat, Majelis Hazanatul Islamiyah
yaitu yang mengurus dan bantuan sosisal untuk anak yatim piatu dan fakir miskin,
dan penyiarkan islam di daerah Toba.
Untuk merealisasikan program program tersebut, maka Al-Jamiyatul
Washliyah mulai membuka Madrasah yang pertama dengan nama Maktab

3
Djam’iatul Washliyah yang terletak pada didaerah Petisah Medan. Selanjutnya
pada tahun 1933 telah dibuka pula beberapa Afdeeling Al Washliyah dimedan,
yaitu Afdeeling Kampung Baru pada tanggal 31 Juli 1933, dan Afdeeling
Titikuning pada tanggal 9 Agustus 1933, dan Afdeeling Sei Kerah pada tanggal 15
Agustus 1933.
Usaha untuk mengembangkan dakwah, pendidikan, sosial, bahkan ekonomi
termasuk agenda yang menjadi fokus kerja. Lembaga pendidikan telah mengalami
perkembangan dari sisi materi pelajaran, dimana pada masa awal lebih fokus
kepada pendidikan agama seperti Ibtida’iyah, Tsanawiyah, dan Aliyah. Namun
pada periode generasi penerus telah dikembangkan pada pendidikan umum.
Bahkan Univa maupun beberapa Perguruan dan Sekolah Tinggi yang muncul tidak
lagi hanya berkonsentrasi pada fakultas agama, tetapi sudah mengembangkan
fakultas umum seperti yang ada di Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al
Washliyah Medan yang didirikan setelah Al Washliyah (UNIVA).
Kemajuan di sector pendidikan tidak diikuti dengan penataan aset yang baik.
Aset seperti lahan dan bangunan dari lembaga pendidikan Al Washliyah terutama
di tingkat Sekolah Dasar, Menengah dan atas tidak terata dengan baik, banyak aset
yang dahulunya berasal dari wakaf dan infaq warga, kemudian beralih fungsi
menjadi milik pribadi. Hal ini terjadi karena sistem managemen kepemilikan aset
tidak langsung kepada pemimpin organisasi. Maka, banyak bermunculan lembaga
dengan nama Yayasan Al Washliyah, tetapi yang menjadi nazirnya adalah pribadi-
pribadi yang menguasai aset Organisasi secara bathil (buruk). Sehingga hal
tersebut menyebabkan timbulnya konflik Internal, dalam kepengurusan Yayasan
Al Washliyah itu sendiri.
Berdasarkan keterangan tersebut, penulis makalah ini tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Fungsi- fungsi Organisasi Al Washliyah”.

4
B. Rumusan Masalah
Peran Kegiatan Dakwah Alwashliyah
Peran Kegiatan Pendidikan Alwashliyah

C. Tujuan Masalah
Untuk Mengetahui Peran Dakwah Organisasi Al Washliyah
Untuk Mengetahui Peran Pendidikan Organisasi Al Washliyah

5
PEMBAHASAN II

1. Peran Kegiatan Dakwah

Islam mengajarkan bahwa Allah SWT menurunkan firman-Nya kepada


manusia melalui para malaikat, nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan
sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus
ke dunia oleh Allah SWT. Islam adalah dakwah, artinya konsep yang selalu
mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah,
kemajuan dan kemunduran umat Islam sangat berhubungan erat dengan dakwah.
Salah satu dakwah yang paling urgen untuk menyeru manusia kejalan Alllah SWT
guna meraih kebahagian dunia akhirat dengan menggunakan metode perbuatan
yang nyata dan sesuai dengan keadaan manusia dinamakan dakwah bil hall,
dakwah bil hall merupakan sebuah metode dakwah dengan menggunakan cara
yang merujuk kedalam aspek sikap dan perbuatan.
AlJami’yatul Washliyah merupakan organisasi kemasyarakatan Islam yang
di dirikan di Medan, Sumatera Utara, pada tanggal 30 Nopember 1930. Sejak awal
kelahirannya, Al-Washliyah cukup concern (konsentrasi) pada kegiatan-kegiatan
dakwah. Dalam tahap perkembangannya, organisasi yang berdiri di Kota Medan
oleh para pelajar Maktab Islam Tapanuli (MIT) ini, mulai tumbuh dan berkembang
ke berbagai daerah di Sumatera Utara. Tanpa sadar, daerah-daerah tempat di mana
Al-Washliyah pernah berkembang, pada kenyataannya di kemudian hari menjadi
daerah-daerah basis Al Washliyah. Adapun, daerah-daerah yang dapat disebut
sebagai daerah basis Al Washliyah sampai hari ini adalah: kota Medan,Deli
Serdang, Langkat, Serdang Bedagai, Asahan, Tanjung Balai, Batubara dan
Labuhanbatu. Sementara itu, Al Washliyah di beberapa daerah lainnya, tidak dapat
disebutkan sebagai daerah basis, karena meski ditemukan adanya struktur
organisasi di daerah-daerah tersebut namun keberadaannya tidak didukung dengan
jumlah jamaah yang besar. Mencermati daerah-daerah yang menjadi basis Al

6
Washliyah ini, ada satu persoalan menarik yang bisa diamati, bahwa organisasi
yang pernah didirikan oleh para perantau Mandailing di Kota Medan ini ternyata
mengambil basis-basis di daerahdaerah kawasan Melayu (Pantai Timur). Padahal,
diketahui bahwa orang-orang Mandailing merupakan etnis yang menempati
daerah Tapanuli. Jika dilakukan pembacaan lebih jauh terhadap sejarah awal Al
Washliyah, dapat dipahami bahwa tumbuh dan berkembangnya organisasi ini di
daerah-daerah yang menjadi pusat komunitas etnis Melayu boleh jadi diakibatkan
oleh kesamaan Budaya, karena pada kenyataannya orang-orang Mandailing yang
mendirikan organisasi ini adalah orang-orang perantau yang hidup di Medan
sebagai salah satu daerah kekuasaan kesultanan Melayu
Al Washliyah sebagai organisasi kemasyarakatan yang salah satunya
concern (konsentrasi) pada cita-cita dakwah, bisa diasumsikan bahwa cita-cita
yang diemban oleh Al Washliyah itu sendiri hanya mungkin terealisasi secara baik
pada daerah daerah yang menjadi basisnya. Sebab, sangat sulit diharapkan daerah-
daerah di mana keberadaan Al Washliyah hanya merupakan organisasi kecil yang
tidak didukung dengan jumlah jamaah yang cukup besar, untuk mampu
merealisasikan cita-cita dimaksud. Namun demikian, tidak berarti pada daerah-
dearah yang tidak menjadi basis Al Washliyah, cita-cita tersebut tidak diupayakan
terealisasi.
Sebagai organisasi kemasyarakatan beridiologikan Islam, dari keseluruhan
cita-cita Al Washliyah yang dicerminkan pada panca amalnya (amar ma’ruf nahi
munkar, dakwah, pendidikan, ekonom dan amal sosial), cita-cita dakwah
merupakan salah satu dari tujuan Al Washliyah yang benar-benar mencerminkan
tujuan Islam itu sendiri. Sebab, dakwah merupakan sebuah kewajiban yang
diamanahkan agama Islam pada setiap pemeluknya:
Berdasarkan firman Allah SWTsebagaimana yang dikemukakan di atas,
dapat dipahami bahwa Allah SWT mengisyaratkan adanya umat terbaik dari
seluruh umat manusia yang menyerukan amar ma’ruf nahi munkar dan beriman
kepada Allah. Merujuk pada pandangan Ali Mahfudh, kata; ‘khaira ummah’ yang

7
tercermin melalui ayat di atas, ditujukan kepada umat Muhammad (Islam) sebagai
umat terbaik.1
Sama halnya seperti yang ditegaskan Quraisy Shihab dalam bukunya yang
berjudul Membumikan Al Qur’an, dakwah merupakan satu bagian yang pasti
dalam ajaran Islam.2 Jika dakwah merupakan bagian yang pasti dari ajaran Islam
yang mengikat setiap pemeluknya, maka bagi sebuah organisasi Islam seperti Al
Washliyah, semestinya harus menjadikan dakwah sebagai salah satu tujuan wajib
bagi organisasi itu sendiri. Berdasarkan asumsi tersebut, penelitian yang lebih
mendalam tentang peranan dakwah Al Washliyah menjadi penting dilihat.
Sebab, tidak jarang organisasi-organisasi Islam yang tumbuh dan
berkembang di Indonesia pada umumnya, justru lebih concern pada program kerja
yang lain, seperti pendidikan dan amal sosial, meskipun keseluruhannya bisa
ditafsirkan sebagai bentuk lain dari upaya pelaksanaan dakwah Islam itu sendiri.
Dalam rangka melihat peran dan fungsi Al Washliyah dalam kegiatan Dakwah,
salah satu langkah yang harus dilakukan adalah memilih daerah-daerah yang
menjadi basis Al Washliyah, karena sebagaimana telah dijelaskan di atas, pada
daerah-daerah basis tersebutlah berbagai bentuk kegiatan Al Washliyah
diasumsikan bisa berjalan dengan baik. Terkait dengan asumsi tersebut, penulis
ingin mengarahkan penelitian tentang peranan dakwah Al Washliyah ini pada
salah satu daerah basisnya, yaitu kabupaten Asahan. Dipilihnya kabupaten Asahan
sebagai daerah penelitian didasarkan pada keterbatasan peneliti untuk menjangkau
daerah lainnya, di samping itu kabupaten Asahan bisa dianggap sebagai salah satu
kabupaten di mana program-program Al Washliyah bisa berjalan dengan baik.
Di dalam buku yang berjudul “Al Jam’iyatul Washliyah dalam Kancah
Politik Indonesia”3 disebutkan beberapa bentuk dakwah bil hall yang telah dan

1
Abdullah, Wawasan Dakwah: Kajian Epistemologi, Konsepsi dan Aplikasi Dakwah,
(Medan: IAIN Press, 2002), h. 69.
2
M. Quraisy Shihab, Membumikan Al Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1993), h. 194.
3
Al Jam‟iyatul Washliyah dalam Kancah Politik Indonesia

8
akan dilakukan oleh Al Washliyah dalam mengabdikan diri untuk kemajuan
agama dan bangsa, seperti di bidang politik, ekonomi, pendidikan, hokum, sosila
dan budaya. Demikian pula di Kabupaten Asahan, ada beberapa kegiatan yang
telah direncanakan oleh pengurus Pimpinan Daerah Al Washliyah Kabupaten
Asahan, di antara gerakan-gerakan tersebut adalah:

a. Di bidang Politik
AlWashliyah, sebagai salah satu organisasi independent yang tidak terikat
dengan salah satu partai politik secara kelembagaan, telah dan sedang berupaya
membangun kekuatan politik. Salah satu jalan yang ditempuh adalah dengan
bergabungnya beberapa kader Al Washliyah kedalam partai politik, dan berusaha
berkompetisi sehat untuk menduduki jabatan legislatif di Kabuapaten Asahan. Jika
ditinjau dari sisi dakwah, hal ini merupakan bentuk nyata (dakwah bil hall) dari
para kader Al Washliyah, melebur dalam kancah politik, dengan maksud untuk
mencoba memperbaiki sistem yang dirasakan carut marut dan tak tentu arah,
mencoba memperjuangkan dan mengangkat aspirasi rakyat, memperlihatkan
kebenaran yang tertimbun jauh di dalam lautan kepentingan pribadi dan golongan
semata.
Oleh sebab itu, Al Washliyah akan berupaya mengambil peran penting
dalam bidang politik di Kabupaten Asahan, seperti misalnya: ikut menentukan
jalannya pemerintahan daerah dan mengambil posisi yang strategis, serta
bergabung dalam organisasi yang diperhitungkan di Kabupaten Asahan. 4 Hal ini
dapat dilakukan dengan leluasa, dikarenakan konsep independen yang ditanamkan
di Al Washliyah, sehingga konsep trias politika, yakni pelaksanaan (eksekutif),
pengawasan (yudikatif) serta pembenaran (legislatif) dapat dijalankan dengan
benar.

4
Syahrul Nasution, SH, MA, Ketua PD Al Washliyah Kab. Asahan, Wawancara Pribadi,
Kantor PD. Al Washliyah Asahan, Kisaran, 15 Maret 2020

9
b. Dibidang ekonomi
Pengertian dakwah tidak hanya terbatas kepada konsep-konsep nilai,
memberikan kesempatan kepada masyarakat (anngota) untuk mendapatkan biaya
hidup, juga merupakan nilai-nilai dakwah bil hall. Sehingga mereka dapat
merasakan manfaat yang begitu berharga, untuk keluarganya. Oleh sebab itu, Al
Washliyah dengan konsep para pemikir-pemikir ekonomnya telah berupaya
membangun berbagai wadah perekonomian, seperti misalnya: Koperasi simpan
pinjam, koperasi jual beli, koperasi madrasah, UKM dan lain sebagainya.
Kedepan, UKM merupakan salah satu target strategi Al Washliyah untuk
memajukan perekonomian masyarakat pada umumnya, dan anggota organisasi
pada khususnya. Pengembangan UKM ini dapat melalui perorangan, dan dapat
melalui badan usaha yang dinaungi oleh organisasi.5

c. Di bidang Sosial.
Di bidang sosial, Al Washliyah telah dan sedang meningkatkan perhatiannya
terhadap pembangunan panti asuhan dan panti sosial guna menampung masyarakat
lansia, anak-anak gelandangan, anak-anak putus sekolah dan masyarakat yang
membutuhkan lainnya. Kegiatan amal sosial ini tidak menutup kemungkinan
dilaksanakan dan dikembangkan dengan konsep komersial, hal ini dimaksudkan
agar terjadi umpan balik terhadap pengelola (kader). Seperti misalnya para orang
tua yang sibuk bekerja dan tak sempat mengurus orang tuanya yang telah uzur,
tidak punya waktu yang banyak untuk mengasuh anaknya atau keluarganya yang
punya kelainan jasmani atau lain sebagainya, dapat mempercayakannya kepada
lembaga asuh (panti social) Al Washliyah dengan kontribusi yang setara.

5
Drs. Abdul Rajak Damanik, Wakil Ketua PD Al Washliyah Kab. Asahan Bid. Ekonomi,
Wawancara Pribadi, Kisaran, 17 Maret 2020.

10
d. Di bidang Budaya
Perjalanan budaya di Kabupaten Asahan tidak bias dibiarkan saja kemana ia
condong, tugas ormas islam adalah bagaimana melakukan control dan memberi
warna, agar perjalanan budaya tetap di dalam garis agama. Oleh sebab itu kedepan,
Al Washliyah di Kabupaten Asahan akan berusaha mewarnai kegiatan-
kegiatannya dengan budaya yang Islami, sehingga pada akhirnya budaya Islam
tersebut mengakar di seluruh penjuru daerah.

e. Di bidang Pendidikan.
Salah satu bentuk dakwah bil hall yang telah cukup banyak dilakukan oleh
Al Washliyah adalah membentuk madrasah di berbagai daerah Kabupaten Asahan.
Selain dari perealisasian panca amal Al Washliyah, hal ini dimaksudkan untuk
membantu masyarakat mencari ilmu dan menggali pengetahuan di bertbagai
bidang. Salah satu rencana yang baru dan akan ditargetkan Al Washliyah di
Kabupaten Asahan adalah membangun sebuah universitas Islam di bawah naungan
Al Washliyah, hal ini merupkan cita dan harapan yang murni untuk membangun
kecerdasan masyarakat Kabupaten Asahan.6

6
Drs. Daman Huri Lubis, Wakil Ketua PD Al Washliyah Kab. Asahan Bid. Pendidikan,
Wawancara Pribadi, Kisaran, 18 Maret 2020

11
2. Peran Kegiatan Pendidikan Al Washliyah

Pendidikan adalah salah satu bidang amal usaha Al Washliyah yang sejak
berdiri sudah menjadi perhatian utama bagi para tokoh pendiri. Terlihat dari
sejarahnya setelah dua tahun AlWashliyah berdiri, para pengurus mulai
memikirkan perlunya perguruan untuk tempat putra dan putri mereka menimba
ilmu. 7
Pada tahun 1932 berdirilah sebuah Madrasah pertama dijalan Sinagar,
Petisah Medan. Dibuka pada tanggal 1 Agustus 1932. Sejak saat itulah majelis
Tarbiyah’ Pendidikan mulai mengatur tentang kurikum yang akan diajarkan di
Madrasah.
Kurikulum yang diterapkan di Madrasah ini bukan saja mengajar Kitab-
kitab Fiqh, Tafsir, dan Hadits dari sumbernya yang asli, tetapi menyatukan dua
model Pendidikan yaitu Barat dan modern islam, meskipun sistemnya masih
sedehana. Setelah satu tahun model Pendidikan didalam kelas mendapat simpati
masyarakat.
Beberapa anggota pengurus Al Washliyah yang memiliki Madrasah mulai
ikut menggabungkan diri dengan cara menyerahkan pendidikannya ke Al
Jami’yatul Washliyah diantara Madrasah-madrasah tersebut ialah:

1. Madrasah Kota Ma’sum Jalan Puri, Pimpinan oleh M. Arsyad Thalib Lubis.
2. Madrasah Sei Kera/ Sidodadi, Pimpinan oleh Baharuddin Ali.
3. Madrasah Kampung Sekip Sei Sikambing, Pimpinan oleh Usman Deli.
4. Madrasah Glugur (Gang pensiunan), Pimpinan oleh Jusuf Ahmad Lubis dan
Sulaiman Taib
5. Madrasah Tanjung Mulia, Pimpinan oleh Suhailuddin.

7
Majelis Pendidikan Pengurus Besar Al Washliyah, Pelajaran KeAlWashliyahan Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah kelas VIII.h.27

12
Dengan prinsip keterbukaan ini Al Jami’yatul Washliyah membuat
kemajuan dibidang. Pada Tahun 1938 Al Jami’yatul Washliyah sudah mengelola
Madrasah tingkat Aliyah/Muallimin dan Al Qismul Ali. Pada sector pendidikan
umum. Dibuka pula Hollandsch Inlansche School (HIS) berbahasa Belanda di
Porsea dan Medan dengan menambahkan pelajaran agama Islam pada
kurikulumnya. Pada Kongres ke III Tahun 1941, Al Jami’yatul Wasliyah,
dilaporkan sudah mengelola 242 sekolah dengan jumlah siswa lebih dari 12000
orang. Sekolah-sekolah ini terdiri atas berbagai jenis, yang tediri dari: Tajhiziy,
Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah/Muallimin, Al Qismul Ali, Volkschool,Vervolg
School, Hollandsch Inslansche School (HIS), dan Schakel School.
Usaha yang dilakukan Al Jami’yatul Washliyah dalam membangun
Pendidikan telah diupayakan dari pendidikan rendah hingga pendidikan tinggi,
yaitu pada usia pra-sekolah atau pra-madrasah, usaha ini dimulai dengan
membangun Taman kanak- kanak atau Raudhatul Athfal hingga sampai ke
Universitas. Banyaknya jumlah madrasah dan sekolah yang didirikan oleh Al
Washliyah menandakan organisasi ini mudah diterima oleh masyarakat dan telah
berperan dalam mencerdaskan bangsa. Dengan jumlah yang terus bertambah dari
waktu ke waktu, dibutuhkan pengelolaan dan pengawasan yang lebih professional.
Karena itu keberadaan Majelis Pendidikan Al Washliyah sangat diperlukan.
Disebutkan bahwa tugas Majelis pendidikan ini adalah memimpin dan mengatur
kesempurnaan jalannya perguruan, pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan
didalam segala jenis tingkatan madrasah/ perguruan serta pendidikan dasar,
lanjutan dan perguruan tiinggi, mendirikan madrasah-madrasah, sekolah-sekolah,
pesantren dan perguruan-perguruan yang bersifat agama dan umum, menyiapkan,
menyediakan dan mengangkat tenaga kependidikan (guru dan dosen) yang
memiliki kompetensi professional, mengadakan hubungan kerjasama dengan
berbagai lembaga dalam maupun diluar negeri, berwenang mengangkat dan
memberhentikan pimpinan dan tenaga kependidikan dilingkungan satuan

13
pendidikan dalam berbagai jenjang dan jenis, serta mengadakan dan
mengusahakan beasiswa.

Tujuan umum Pendidikan Al-Washliyah menurut Peraturan Pelaksanaan


Sistem Pendidikan Al-Washliyah tahun 2017 adalah:
1. Menghasilkan manusia mukmin yang bertaqwa, berilmu pengetahuan luas dan
dalam, berakhlakul karimah, sukses di dunia dan selamat di akhirat.
2. Mengembangkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau
kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat guna mencapai dunia dan akhirat.
3. Menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas kader untuk melanjutkan
perjuangan dan amaliyah Al-Washliyah.
4. Menghasilkan lulama dan umara uswatun hasanah yang menjadi panutan umat.

Tujuan pendidikan Al-Washliyah secara khusus dijelaskan dalam Keputusan.


Pengurus Besar Al-Washliyah Tentang Sistem Pendidikan Al Washliyah Tentang
Pendidikan Pra Sekolah, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dalam pasal
2 sebagai berikut:
1. TK Al-Washliyah bertujuan untuk membantu meletakkan dasar ke arah
perkembangan sikap, perilaku pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang
diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan
untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.
2. Sekolah Dasar bertujuan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa dalam
mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga
negara, serta mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke sekolah lanjutan tingkat
pertama.
3. SLTP bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar yang merupakan perluasan
serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan

14
kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara sesuai dengan
tingkat perkembangannya serta mempersiapkan siswa untuk hidup dalam
masyarakat dan mengikuti pendidikan menengah.
4. SMU bertujuan meningkatkan pengetahuan siswa dan melanjutkan pendidikan
pada jenjang yang lebih tinggi, mengembangkan diri sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian serta meningkatkan
kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan
timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar.
5. SMK bertujuan mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi dan meluaskan pendidikan dasar serta meningkatkan kemampuan
siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik
dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar, dan untuk dapat
mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan kesenian serta mempersiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan
mengembangkan sikap profesional.
Maka dari itu sangat penting kita untuk menjaga peran organisasi tentang
pendidikan Al Jamiyatul Washliyah.

Dalil Al Quran:
ِ‫ٱَّلل لٰ ُك ۡۖۡم وإِذٰا ق‬ ۡ ۡ ِِ ۡ ِ
َُّ ‫ٱنشُزواْ يٰ ۡرفٰ ِع‬
‫ٱَّلل‬ ُ ٰ‫ٱنشُزواْ ف‬
ُ ‫يل‬ٰ ٰ ُ ٰ ٰ ُ ٰ ٰ‫يل لٰ ُكم تٰ ٰف َّس ُحواْ ِف ٱل ٰم ٰٓجلس ف‬
َّ ‫ح‬
ِ ‫س‬ ‫ف‬ ‫ي‬ ‫ا‬
ْ‫و‬‫ح‬ ‫س‬ ‫ٱف‬ ۡ ِ ِ
ٰ ‫ين ءٰ ٰامنُ أواْ إذٰا ق‬
ِ َّ
ٰ ‫ٰٓأَيٰيُّ ٰها ٱلذ‬
ۡ ۡ
ٖ‫ٱَّللُ ِِبٰا تٰ ۡع ٰملُو ٰن ٰخبِري‬
َّ ‫ين أُوتُواْ ٱلعِل ٰم ٰد ٰر ٰٓجتٖۚ ٰو‬ ِ َّ ۡ ِ
ٰ ‫ين ءٰ ٰامنُواْ من ُكم ٰوٱلذ‬
ِ َّ
ٰ ‫ٱلذ‬
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan”.

15
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Diakhir Makalah ringkas ini dapat disimpulkan bahawa peranan al Washliyah
dalam dunia pendidikan cukup signifikan.
Terutama dalam melahirkan pelajar-pelajar yang mahir Pendidikan Dan
Dakwah.
Alumni al Washliyah banyak yang meneruskan pelajaran ke Timur Tengah,
seperti: Mesir, Saudi Arabia, Iraq,
Sudan, dan Lybia. Dan mereka dapat meneruskan pelajaran di universiti-
universiti tersebut dalam menghadapi sebarang masalah dari segi ilmu alat.
Hal itu kerana mereka telah diberikan bekalan yang cukup memadai semasa
mereka belajar di AlWashliyah. Alumni-alumni al Washliyah banyak yang
memberikan pengabdian baik di pemerintahan ataupun di lembaga-lembaga bukan
pemerintahan.

16
Daftar Pustaka
Abdullah, Wawasan Dakwah: Kajian Epistemologi, Konsepsi dan Aplikasi Dakwah,
Medan: IAIN Press, 2002
Al Jam‟iyatul Washliyah dalam Kancah Politik Indonesia
Majelis Pendidikan Pengurus Besar Al Washliyah, Pelajaran KeAlWashliyahan
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah kelas VIII
Shihab M. Quraisy, Membumikan Al Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 1993

17

Anda mungkin juga menyukai