Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERTUMBUHAN PAHAM KEBANGSAAN INDONESIA

Dosen pengampu :
(Abdullah Ma’ruf M.Pd )

Disusun Oleh :
1. Mu’adz Abdul Basith
2. Nur Ariska Rifqianah
3. Vivi Rizkiyah

PROGRAM STUDY EKONOMI DAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM ( IAI ) QOMARUDDIN GRESIK
TAHUN AKADEMI 2018-2019
Kata Pengantar
Alhamdulillah, puja dan puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah pendidikan pancasila
yang berjudul ” Pertumbuhan Paham Kebangsaan Indonesia “.
Sholawat serta salam marilah kita haturkan kepada junungan kita Nabi Muhammad
SAW yang telah mengantarkan kita dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang yakni
addinul islam.
Tujuan penulisan makalah ini adalah tidak lain untuk lebih mengkaji dan
memperdalam pengetahuan kita tentang Pendidikan Pancasila, yang menjadi dasar Negara
Republik Indonesia.
Meskipun demikian kami mengakui bahwa apa yang kami sajikan ke dalam makalah
ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Karena itu, kritik dan saran
dari Bapak Abdullah Ma’ruf M.Pd. selaku dosen pengampu Pendidikan Pancasila.
Akhirnya kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Abdullah Ma’ruf M.Pd yang
telah memberikan kesempatan bagi kami untuk mengkaji materi ini.
Semoga makalah ini bermanfaat dang mendapat ridha dari Allah SWT.

Gresik, 28 September 2018

Penulis

[Date]
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................4
C. Tujuan pembahasan...................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
A. Pengertian Wawasan Kebangsaan.............................................................................5
B. Pengertian Wawasan Nusantara................................................................................5
C. Unsur Dasar Wawasan Nusantara.............................................................................6
D. Nusantara Pada Masa Pra Kolonial Dan Masa Kolonial...........................................7
E. Indonesia Pada Masa Awal Kemerdekaan.................................................................8
F. Indonesia Pada Masa Orde Baru ...............................................................................8
G. Indonesia Pada Masa Orde Lama..............................................................................9
H. Indonesia pada Masa Reformasi..............................................................................10
BAB III PENUTUP................................................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

[Date]
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah kebangsaan bukan sesuatu yang asing bagi kita, selama duduk di bangku sekolah
kita sering mempelajari apa itu kebangsaan. Namun, hanya sedikit dari kita yang memiliki
semangat kebangsaan itu.
Agar pemahaman tentang kebangsaan semakin mendarah daging, ada baiknya kita
mempelajari kembali apa itu kebangsaan.
Tentu bukan hanya mempelajarinya di bangku kuliah, sebab, apa yang kita pelajari di
perkuliahan cenderung berupa teori. Sehingga untuk lebih memperdalam pemahaman serta
pola pikir kritis mahasiswa, maka, membaca buku tentang kebangsaan sangatlah penting.
Terlepas dari semua itu, kami sebagai pembaca sekaligus penyusun makalah ini, sangat
berharap, setelah para pembaca membaca makalah kami ini, semangat kebangsaan pembaca,
bisa lebih besar lagi.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan wawasan kebangsaan itu ?
2. Apakah yang dimaksud dengan wawasan Nusantara ?
3. Bagaimana Nusantara pada masa Pra Kolonial ( kerajaan ) dan Kolonial ?
4. Bagaimana Indonesia Pasca Kemerdekaan (Masa Revolusi, Masa Orde lama, Masa
Orde Baru dan Masa reformasi ) ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui apa itu wawasan kebangsaan.
2. Mengetahui apa itu wawasan Nusantara.
3. Memperdalam wawasan pembaca tentang kebangsaan Indonesia.
4. Membangun pola pikir kritis mahasiswa terhadap bangsa Indonesia.

[Date]
4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Wawasan Kebangsaan

Ada beberapa pengertian tentang bangsa dan kebangasaan yang berkembang. Ernest Renan
menyatakan bahwa bangsa adalah; bukan suatu ras, bukan orang,-orang yang mempunyai
kepentingan yang sama, bukan pula dibatasi oleh batas-batas geografis atau batas alamiah.
Nation (bangsa) adalah suatu solidaritas, suatu jiwa, suatu asa apiritual, suatu solidaritas
yang dapat tercipta oleh perasaan pengirbanan yang telah lampau dan bersedia dibuat di masa yang
akan datang. Nation memiliki masa lampau tetapi berlanjut masa kini dalam suatu realita yang jelas
melalui kesepakatan dan keinginan untuk hidup bersama (le desire d’enter ensemble)
Nation tidak terkait oleh Negara karena Negara berdasarkan hukum. Menurutnya, wilayah
dan ras bukan penyebab timbulnya bangsa. Bagi rakyat Negara yang akan dikuasai ras lain ( Negara
jajahan ).
Para pemimpin pergerakan/kemerdekaan mengobarkan semangat nasionalisme berdasarka
n teori Renan. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa pada negara nasional baru (dikenal
pula sebagai negara dunia ketiga) jiwa nasionalisme tumbuh seperti teori dari ernest ernan.

B. Pengertian Wawasan Nusantara

Budidaya rakyat suatu bangsa dalam membina dan menyelenggarakan tata hidup bangsa
dan Negara yang meliputi baik tata Negara (system pembinaan Negara dan bangsa),tata
budaya, dan tata hokum, sebenarnya merupakan cerminan dari wawasan nasionalnya.
Bagi Indonesia pemikiran tentang wawasan nasional, mula pertama terasa penting dan
mendesak dalam rangka usaha mengembangkan konsepsi ketahanan nasional, jadi untuk
dapat menyelenggarakan dan meningkatkan serta menjamin kelangsungan hidup bangsa
Indonesia memerlukan suatu konsepsi nasional yang merupakan ajaran tentang wawasan
nasionalnya.
Wawasan Nasional adalah cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang
didasarkan pada falsafah dan ideology yang dianutnya, sejarahnya, dan lingkungan alamnya.
Wawasan nasional bangsa Indonesia adalah wawasan nusantara.
Meskipun disamping Indonesia sebagai Negara kepulauan masih ada Negara kepulauan
lain, seperti Fiji, Bahama, Serta Filiphina, tetapi nusantara, yakni terletak dianatara dua
samudra dan dua benua, hanyalah satu, maka wawasan Indonesia dinamakan Wawasan
Nusantara.
Maksud dari wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia yang telah
menegara tentang diri dan lingkungannya yang didasarkan pada pancasila dan UUD 1945,
sejarahnya dan lingkungan alamnya. Istilah ini pada mulanya dicetuskan dalam seminar
Hankam tahun 1966 sebagai wawasan kekuatan agar dapat mengintegrasikan doktrin masing-
masing Angkatan : AD,AL,AU, dan AK menjadi satu doktrin Angkatan yang integral yakni
Catur Dharma Eka Karma.
Geopolitik adalah bagian dari wawasan nusantara. Pengertian Geopolitik Indonesia
berlainan dengan pengertian Geopolitik Nazi Jerman yang ekspansionis dan rasialis.
Pengertian Geopolitik Indonesia adalah politik yang dipengaruhi oleh aspek Geografi.
Ajaran wawasan Nusantara sangat erat kaitanya dengan ajaran ketahanan Nasional. Di dalam
menyusun, membina, dan meningkatkan ketahanan Nasional kita perlu berpedoman pada
wawasan Nusantara.

[Date]
5
C. Unsur Dasar Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara sebagai fenomena atau gejala sosial harus dilihat sebagai gejala
dinamis. Dilihat dari segi ini maka wawasan nusantara itu mempunyai 3 unsur utama, antara
lain adalah :
1. Wadah
Dalam meninjau wadah ini maka perlu membicarakan terlebih dahulu azas
archipelago yang Indonesia mengartikannya sebagai suatu kesatuan utuh wilayah, yang
batas-batasnya ditentukan oleh laut, dalam lingkungan mana terdapat pulau-pulau dan
gugusan pulau-pulau.
Wadah tersebut bila dirinci meliputi tiga unsure sebagai berikut :
 Batas ruang lingkup atau bentuk ujud; dimana wawasan nusantara mempunyai
bentuk ujud sebagai
- Nusantara (batas-batas Negara ditentukan oleh lautan dengan di dalamnya pulau-
pulau serta gugusan pulau-pulau yang satu sama lain dihubungkan, tidak
dipisahkan oleh air, baik yang berupa laut maupun selat)
-Manunggal – utuh menyeluruh (yang jelas sifat dan cirri yang terpokok, yaitu
sebagai kesatuan dan persatuan (manunggal)
 Tata susunan pokok/inti organisasi; sarana untuk mengetahui tata inti organisasi
sesuatu Negara ialah Undang-Undang Dasar. Untuk Indonesia ini berarti UUD
1945, terutama yang menyangkut :
1) Bentuk dan kedaulatan Bab 1, pasal (1)
2) Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk Republik.
3) Kedaulatan ada di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR.
4) Kekuasaan Pemerintah Negara,
5) Sistem Pemerintahan
6) Sistem Perwakilan
 Tata susunan pelengkap atau kelengkapan organisasi; agar tujuan nasional
dapat tercapai dengan tertib dan mantap, maka diperlukan suatu tata kelengkapan
organisasi, antara lain :
1) Aparatur Negara
2) Kesadaran politik masyarakat dan kesadaran bernegara
3) Media pers
4) Partisipasi rakyat.
2. Isi
Isi dari wawasan nusantara yaitu :
a) Cita-cita ( terdapat di pembukaan UUD 1945 pada alenea 2 )
b) Sifat dan Ciri-ciri ( 1. Manunggal, yakni keserasian dan keseimbangan yang
dinamis dalam segenap aspek kehidupan yang sesuai dengan makna sesanti
Bhinneka Tunggal Ika. 2. Utuh menyeluruh, sebagai satu kesatuan yang utuh
bulat dan tidak dapat dipecah-pecah oleh kekuatan apa pun dan bagaimanapun,
sesuai dengan satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa.
c) Cara kerja ( berpedoman pada Pancasila sebagai kebulatan pandangan hidup
Indonesia, Mawas diri dan olah budi yang berfungsi untuk melawan kekalutan
dan kekacauan dan tugas ini perlu dilaksanakan berdasarkan rasa wajib
kemanusiaan yang tidak mungkin diwakilkan orang lain.
3. Tata Laku
Mengenai tata laku dapat dirinci dalam 2 unsur, yaitu :
Tata laku batiniah ( sikap batin atau mental tidak lain adalah wujud produk dari kebiasaan-
kebiasaan yang membudaya. Karenanya setiap gejala penyimpangan tafsiran dan penerangan
[Date]
6
falsafah dari pengarahan sesuai falsafah, perlu segera ditertibkan, untuk mencegah agar
jangan sampai menjadi kebiasaan apalagi membudaya.
 Tata laku lahiriah ( dituangkan dalam suatu pola tata laksana yang dapat dirinci
menjadi ; Tata perencanaan, tata pelaksanaan, dan tata pengawasan. )

D. Nusantara Pada Masa Pra Kolonial dan Kolonial

Pancasila sebagai dasar Negara republic Indonesia sebelum di syahkan pada 18 agustus
1945 oleh ppki nilai nilainya telah ada pada bangsa Indonesia pada zaman dahulu kala
sebelum bangsa Indonesia ini berdiri menjadi sebuah Negara yang berupa nilai nilai adat –
istiadat ,kebudaya an serta nilai nilai religius .nilai nilai tersebut telah ada dan melekat serta
teramalkan dalam kehidupan sehari hari sebagai pandangan hidup ,sehingga materi pancasila
yang berupa nilai nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa indonesia sendiri maka nilai
nilai ini di angkat menjadi dasar filsafat Negara Indonesia yang dilakukan moleh BPUPKI
dan yang akhirnya di syahkan secara formal yang biasa kita sebut dengan Pancasila.
Sedangkan nilai nilai yang terkandung dari pemahaman bangsa indonesia dari zaman pra
kolonial atau pun kolonial ada 5 yaitu:1.Ketuhanan 2.Kemanusia an 3.Persatuan
4,Kerakyatan 5.Keadilan.Dengan seperti ini maka kenyata anya secara objektif nilai nilai
paham dasar Negara telah di miliki oleh bangsa Indonesia melewati proses sejarah yang
cukup panjang yaitu sejak zaman pra kolonial atau biasa di sebut juga zaman batu sampai
kemudian timbulnya zaman kolonial keraja an keraja an pada abad ke IV ,ke V yang
kemudian dasar dasar paham kebangsaan Indonesia semakin tampak ketika menginjak abad
ke VII,yaitu ketika timbulnya kerajaan sriwijaya dibawah wangsa Syailendra di
Palembang,kemudian keraja an Airlangga dan Majapahit di Jawa Timur serta kerajaan
kerajaan lainnya.
Pada masa kolonia paham kebangsaanl bisa kita lihat dan ketahui dari peninggalan
peninggalan keraja an kerajan terdahulu seperti prasasti ,kitab atau tulisan tulisan terdahulu
hingga sejarah perkembangan adat istiadat kemakmuran kerajaan kerajaan tersebut.
Berawal dari zaman kutai ketika ditemukannya prasasti yang berupa 7 yupa (tiang
batu).berdasarkan prasasti tersebut daoat diketahui bahwa raja Mulawarman keturunan dari
raja Aswawarman keturunan dari Kudungga .Raja Mulawarman menurut prasasti tersebut
mengadakan kenduri dan memberi sedekah kepada para brahmana,dan para brahmana
membangun yupa itu sebagai tanda terima kasih raja yang dermawan(Bambang
Sumadjo,dkk.,1977 h.33-32).Maka terlihalah di sini bahwasannya masyarakat kutai yang
membuka zaman sejarah Indonesia pertama kalinya ini menampilkan nilai nilai paham
kebangsaan pancasila di dalam social politik dan ketuhanan dalam bentuk keraja an
,kenduri,serta sedekah kepada brahmana .
Kemudian munculah suatu kerajaan besar yang terdapat di Sumatra yaitu kerajaan
Sriwijaya di bawah kekuasaan wansa Syailendra.raja Syailendra dalam memimpin keraja an
melakukan kebijakan kebijakan yang mengarah pada nilai nilai pancasila seperti ketika raja
Syailendra mempersatukan para pedagang dan pengawas kerajaan untuk membuat koperasi di
sini raja Syilendra ingin mempermudah rakyat dalam aspek perdagangan
Menurut Mr.M.Yamin1 berdirinya bangsa Indonesia setelah zaman kutai terbentuklah
Negara kebangsaan Indonesia melalui 3 tahap yaitu:
 zama Sriwijaya di bawah wangsa Syailendra (600-1400) bercirikan kedatuan.
 Negara kebangsaan zaman Majapahit (1293-1525) yang bercirikan keprabuan.
Negara kebangsaan modern yaitu Negara Indonesia Merdeka (sekarang Negara Proklamasi
17 Agustus 1945) (sekretariat Negara RI.,h.11).

[Date]
7
Dengan melihat 3 tahap ini maka zaman kolonial tidak bisa di pandang sebelah mata dan
tidak dapat di pisahkan dalam berkembangnya paham kebangsaan Indonesia.
E. Indonesia Pada Masa Awal Kemerdekaan

Pada masa awal bangsa indonesia setelah memproklamasikan kemerdekaan mengalami


berbagai macam gangguan terutama dalam upaya mempertahankan kemerdekaannya. Pada
masa ini, kolonialisme belanda berupaya mengembalikan kekuasaannnya di indonesia dengan
membonceng tentara sekutu.
Pada saat itu terjadilah suatu perkembangan ketatangaraan yaitu,berubahnya fungsi
komite nasional indonesia pusat dari pembantu presiden menjadi badan yang di serahi
kekuaasaan legislatif dan ikut mntapkan garis-garis besar haluan negara. Hal ini berdasarkan
maklumat wakil presidn no. X tanggal 16 oktobr 1945. Akibat perubahan tersebut pemerintah
menjadi tidak stabil. Sejak tanggal 14 novenber 1945 kekuasaan pemerintah ( eksekutif) di
pegang oleh perdana menteri sebagai pimpinan kabinet. Perdana menteri itu bertanggung
jawab kepada KNIP yang berfungsi sebagai DPR, dan tidak bertanggung jawab kepada
presiden sebagaimana di kehendaki oleh UUD 1945.. Hal ini berakibat semakin tidak
stabilnya negara Indonesia baik dalam bidang politik, ekonomi maupun keamanan.
Pada bulan september 1955 dean desember 1955, diadakan pemilihan umum yang masing-
masing memilih DPR dan anggota konstituante. Tugas konstiuante adalah untuk membentuk ,
menyusun yang tetap sebagai pengganti UUDS 1950.
Dalam kenyataan nya konstituante selama dua tahun bersidang belum mampu
menghasilkan suatu kesepakatan tentang UUD yang baru. Hal ini di karenakan dalam sidang
konstituante munculah suatu usul untuk mengembalikan piagam jakarta dalam pembukaan
UUD baru. Pada tanggal 22 april 1959, presiden memberikan pidatonya di depan konstituante
untuk kembali pada UUD 1945. Hal ini da karenakan konstituante telah mengalami jalan
buntu, terutama setelah separuh anggota nya menyatakan tidak akan menghadiri sidang.
Atas dasar kenyataan tersebut,presiden mengeluarkan dekrit yang di dasarkan pada hukum
darurat negara. Dkri Presiden 5 juli 1959 :
a. Menetapkan pemburuan konstituante
b. Menetapkan UUD 1945 berlaku kembali, bagi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, terhitung mulai tanggal di keluarkannya dekrit
ini,, dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950
c. Pembentukan MPRS yang terediri dari anggota-anggota DPR di tambanh dengan
utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan. Serta Dewan
Pertimbangan Agung Sementara, akan di selenggarakan dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya.
Dekrit ini di umumkan presiden dari Istana Merdeka di hadapan rakyat pada tanggal 5 Juli
1959, pada hari minggu pukul 17:00, Dekrit tersebut termuat dalam keputusan presiden No.
150 tahun 1959 dan di umukan dalam lembaran negara Republik Indonesia no. 75 tahun
1959.

F. Indonesia Pada Masa Orde Lama

Sejak dikeluarkannnya Dekrit Presiden 5 juli 1959, maka UUD 1945 berlaku kembali di
negara republik indonesia. Sekalipun UUD 1945 secara yuridis formal sebagai hukum dasar
tertulis yang berlaku di indonesia, namun realisasi ketatanegaraan indonewia tidak
melaksanakan makna dari UUD 1945 itu sendiri. Sejak itu mulai berkuasa kekuasaan orde
lama yang secara ideologis banyak di pengaruhi oleh paham komunisme. Hal ini nampak
adanya berbagai macam penyimpangan ideologis yang di tuangkan dalam berbagai bidang

[Date]
8
kebijaksanaan dalam negara. Dikukuhkanny ideologi Nasakom, di paksanya ideologi
negara dalam keadaan revolusi. Oleh karena revolusi adalah permanen maka Presiden sebagai
kepala negara atau pemimpin besar revolusi, sehingga presiden masa jabatannya menjadi
seumur hidup. Penyimpamgan ideologis maupun konstiusional ini berakibat pada berbagai
penyimpangan-penyimpangan, sebagai berikut :
a. Demokrasi di indonesia diarahkan menjadi demokrasi terpimpin, yang di pimpin
oleh presiden, sehingga praktis bersifat otoriter.
b. Presiden sebagai pemimpin besar revolusi, maka Presiden memiliki wewenang
yang melebihi sebagaimana di tentukan oleh UUD 1945, yaitu mengeluarkan
produk hukum yang setingkat dengan UU tanpa melalui persetujuan DPR dalam
bentuk penetapan presiden
c. Dalam tahun 1960, karena DPR tidak dapat menyetujui rancangan pendapatan dan
belanja yang di ajukan oleh pemerintah, kemudian presiden waktu itu
membubarkan DPR hasil pemilu 1955 dan kemudian membentuk DPR gotong
royong. Haal ini jelas sebagai pelanggaran konstitusional yaitu kekuasaan
eksekutif di atas kekuasaan legislatif.
d. Pimpinan lembaga tertinggi dan tinggi negra dijadikan menteri negara yang berarti
sebagai pembantu presiden.
Selain penyimpangan-penyimpangan tersebut, masih banyak lagi penyimpangan lainnya
yang terjadi dalam pelaksanaan ketatanegaraan yang seharusnya berdasarkan UUD 1945.
Karena pelaksanaan yang inskonstitusional itulah berakibat pada ketidakstabilan dalam
bidang politik,ekonomi dan bidang keamanan. Puncak dari kekuasaan orde lama di tandai
dengan pemberontakan G 30 S PKI.Tetapi, pemberontakan itu berhasil di gagalkan oleh
generasi muda.
Dengan di pelopori oleh pemuda, pelajar serta mahasiswa indonesia rakyat indonesia
menyampaikan tritura (tri tuntunan rakyat), yang meliputi :
1. Bubarkan PKI
2. Bersihkan kabinet dari unsur-unsur PKI
3. Perbaikan ekonomi.
Sejak peristiwa inilah, sejarah ketatanegaraan indonesia di kuasai oleh kekuasaan Orde Baru.

G. Indonesia Pada Masa Orde Baru

Orde baru di bawah pimpinan Soeharto pada awalnya untuk mengembalikan keadaan
setelah pemberontakan PKI bertekad untuk mempelopori pembangunan nasional indonesia
sehingga orde baru juga sering di istilahkan dengan orde pembangunan. Maka, MPRS
mengeluarkan berbagai macam keputusan penting, yaitu :
a. Tap MPRS No. XIII/MPRS/1966 tentang kabinet Ampera, yang isinya agar
presiden menugasi pengemban super semar, Jenderal Soeharto untuk segera
membentuk kabinet Ampera.
b. Tap MPRS No. XVIII/MPRS/1966 yang dengan permintaan maaf, menarik
kembali pengangkatan Pemimpin Besar Revolusi menjadi persiden seumur hidup.
c. Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang Memorandum DPRGR mengennai
sumber tertib hukum Republik Indonesia dan tata urutan perundang-undangan.
d. Tap MPRS No. XXII/MPRS/1966 mengenai penyederhanaan kepartaian,
keormasan dan kekaryan.
Tap MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang pembubaran partai komunis indonesia dan
pernyataan tentang partai tersebut sebagai partai terlarang di seluruh wilayah negara
indonesia, dan larangan pada setiap kegiatan untuk mnyebar luaskan atau mengembangkan
faham ajaran komunisme. Pada masa awal kekuasaan Orde Baru berupaya untuk

[Date]
9
memperbaiki nasib bangsa dalam segala bidang seperti ekonomi, politik, sosial dan
keamanan. Dalam kaitannya pada bidang politik dilaksanakanlan pemilu yang di tuang dalam
UU No. 15 tahun 1969 tentang pemilihan umum. UU No. 16 tentang sususnan dan
kedudukan MPR, DPR, dan DPRD.
Atas dasar ketenuan itu pemerintah orde baru berhasil mengadakan pemilu pertama.
Dengan hasil pemilu tersebut, pemerintah berharap dapat mengubah nasib bangsa inddonesia.
Pada awalnya bangsa indonesia merasakan perubahan tersebut, karena sejak tahun 1945
setelah kemerdekaan, nasib bangsa indonesia senantiasa berada dalam kemiskinan. Namun,
lambat-laun, program-program bukannya di peruntukan kepada rakyat melainkan demi
kekuasaan.
Mulailah ambisi kekuasaan orde baru menjalar keseluruh sendi-sendi kehidupan
ketatanegaraan indonesia, Kekuasaan orde baru menjadi otoriter namun seakan-akan di
laksanakan secara demokratis.
Oleh karena kekuasaan politik orde baru di bawah pimpinan Soeharto yang semakin sulit
untuk di kontrol, kemudian menjadi krisis ekonomi di Asia Tenggara, dan di Indonesia terjadi
krisis ekonomi dan berkembang menjadi krisis kepercayaan kemudian menjalar menjadi
krisis politik. Atas dasar kenyataan penyimpangan ketatanegaraan secara politis tersebut
maka generasi muda di bawah pelopor garda depan, mahasiswa mengadakan gerakan
reformasi untuk mengembalikan dan menata negara ke arah tatanan negara yang demokratis.

H. Indonesia Pada Masa Reformasi

Awal keberhasilan gerakan Reformasi adalah di tandai dengan mundurnya presiden


Soeharto dari singgasana kepresidenan dan di ganti oleh Prof. Dr. BJ. Hab ibie pada tanggal
21 mei 1998. Pemerintahan Habibie inilah yang merupakan Pemerintahan transisi yang akan
membawa bangsa indonesia, untuk melakukan reformasi secara menyeluruh, terutama
menata ketatanegaraan indonesia seusai dengan UUD 1945.
Bangsan Indonesia menilai bahwa penyimpangan atas makna UUD 1945 yang telah di
lakukan pemerintah orde baru selain karena moral penguasa negara, juga terdapat berbagai
kelemahan yang terkandung dalam beberapa pasal UUD 1945. Oleh karena itu selain
melakukan reformasi dalam bidang politik yang harus melalui beberapa mekanisme peraturan
perundang-undangan juga di karenakan terdapat beberapa pasal UUD 1945 yang mudah di
interperetsi secara ganda , sehingga bangsa Indonesia perlu untuk mengadakan amandemen
terhadap beberapa pasal dalam UUD 1945.
Berbagai macam produk peraturan perundang – undangan yang telah di hasilkan dalam
reformasi hukum antara lain UU. Politik Tahun 1999, yaitu UU No.2 Tahun 1999, tentang
Partai Politik, UU No. 3 Tahu 1999 tentang Pemilihan Umum, dan UU No. 4 Tahun 1999
tentang susunan dan kedudukan MPR. DPR dan DPRD . UU Otonomi Daerah meliputi UU.
NO. 25 tahun 1999 tentang pemerintaha daerah, UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan dan Pemerintahan pusat dan Daerah. Dan UU No. 28 Tahun 1999 tentang
penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN. Atas dasar hasil reformasi tersebut
bangsa Indonesia telah mampu mengadakan pemiliu pada tahun 1999, yang kemudian
menghasilkan MPR, DPR, serta DPRD yang benar-benar merupakan hasil aspirasi rakyat
secara demokratis.

[Date]
10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjabaran yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa


pekembangan paham bangsa Indonesia merupakan faktor penting dalam negara Indonesia.
Agenda ekonomi, politik, sosial, pendidikan dan keagamaan yang digerakkan oleh para
orang orang pendahulu terbukti telah mengusung cita-cita luhur memperjuangkan
terwujudnya kemerdekaan dan pemerintahan sendiri oleh rakyat Indonesia dengan nilai nilai
dasar kepahaman bangsa yang luar biasa.
Adapun perkembangan paham kebangsaan sekarang dapat di kembangkan melalui
pendidikan formal maupun tidak formal. Dimana pendidikan formal melalui jenjang jenjang
pendidikan mulai dari SD sampai perkulyahan, sedangkan yang tidak formal bisa melalui
kegiatan sehari hari seperti membuat organisasi atau sebagainya.

B. Saran

Dengan meletakkan paham kebangsaan Indonesia secara tegas dan menjadikan pancasila
sebagai sumber pedoman inspirasi dan nilai atas negara, maka diharapkan akan segera
menyatukan perpecahan maupun propaganda dari internal maupun eksternaluntuk
mewujudkan Indonesia bersatu yang selama ini terbangun. Ketegasan itu dirasa penting untuk
memberikan “persatuan dan kemakmuran” mengenai hubungan rakyat dan pemimpin
pemimpin negara, di saat partai partai politik yang semakin menguat akhir-akhir ini di
Indonesia.
Para ormas politik maupun agama hendaknya tidak terlalu gegabah dalam
memperjuangkan kepentingan pribadi masing masing ormas di Indonesia. Pemerintah
ataupun negara seharusnya memaklumi, bahwa rakyat di Indonesia adalah mayoritas
sehingga mereka harus dijadikan titik berat dalam setiap pembuatan kebijakan-kebijakan atau
peraturan yang akan diberlakukan.

[Date]
11
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan , 2001 . Penddidikan pancasila , Paradigma, Yogyakarta.


TABRANI, Primad . 1999 . Belajar dari Sejarah dan lingkungan , ITB , Bandung .
PRASOJO, Eko . 2009 . Reformasi kedua : Melanjutkan estafet reformasi , Salemba Humanika,
Jakarta .
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud . 1988 .Kewiraan untuk mahasiswa, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta .
FATTAH, Saefullah . 2000 . Penghianatan demokrasi ala orde baru . Ghalia Indonesia , Bandung

[Date]
12

Anda mungkin juga menyukai