Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN AGAMA DAN PANCASILA

DI

SUSUN

OLEH :

AHMAD ARIF
NIM : 210301026

PRODI AQIDAH DAN FILSAFAT


ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS UIN AR-RANIRY
BANDA ACEH
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah pendidikan Pancasila tentang “Hubungan Agama Dan
Pancasila”

  Adapun makalah Pendidikan Pancasila tentang “Hubungan Pancasila Dan


Agama” ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam pembuatan makalah ini.

 Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada saya sehingga saya dapat
memperbaiki makalah Pendidikan Pancasila ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Pendidikan


Pancasila tentang “Hubungan Pancasila Dan  Agama” ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Banda Aceh, November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. LatarBelakang...........................................................................................1

B. RumusanMasalah......................................................................................2

C. TujuanPenulisan........................................................................................2

BAB II: PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pengertian pancasila dan agama................................................................3

B. Hubungan agama dan pancasila................................................................3

C. Hubungan negara dan agama dalam pancasila dan UUD 1945.................6

D. Makna sila Pancasila pada agama.............................................................8

E. Peran Pancasila dalam beragama di negara Pancasila...............................9

F. Keberadaan Pancasila dan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa......................10

BAB III: PENUTUP.................................................................................................12

A. Kesimpulan................................................................................................12

B. Saran..........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila merupakan dasar Negara,dan pemersatu bangsa Indonesia yang


majemuk. Pancasila juga jati diri bangsa Indonesia, sebagai falsafah,ideology, dan
alat pemersatu bangsa Indonesia. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila terhadap
bangsa dan Negara Indonesia ? hal ini dikarenakan bangsa Indonesia memiliki
keragaman suku,agama,bahasa,daerah,pulau,adat istiadat, kebiasaan budaya, serta
warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi perbedaan diatas harus dipersatukan.

Sejarah  Pancasila  adalah  bagian  dari  sejarah  inti  negara  Indonesia. Sehingga
tidak heran bagi sebagian rakyat Indonesia, Pancasila dianggap sebagai
sesuatu  yang  sakral  yang  harus  kita hafalkan  dan  mematuhi  apa  yang  diatur  di
dalamnya.  Ada  pula  sebagian  pihak  yang  sudah hampir  tidak  mempedulikan  
lagi semua  aturan-
aturan  yang  dimiliki  oleh  Pancasila.  Namun, di  lain  pihak  muncul orang-orang
yang tidak sepihak atau menolak akan adanya Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia.
Mungkin  kita  masih  ingat  dengan  kasus  kudeta  Partai Komunis  Indonesia
yang  menginginkan  mengganti  ideologi  Pancasila  dengan  ideologi Komunis.  Jug
a
kasus  kudeta  DI/TII  yang  ingin  memisahkan  diri  dari  Indonesia  dan mendirikan
sebuah  negara  Islam.  Atau  kasus  yang  masih  hangat  di  telinga  kita  masalah
pemberontakan  tentara  GAM.

Mengapa banyak orang yang menetang pancasila dengan alasan agama. Masalah
pokoknya adalah kurangnya pemahaman mereka tentang ideologi pancasila dan

1
juga  kesalahan merekadalam  menafsirkan    pelajaran pelajaran atau ilmu agama
yang mereka   dapatkan.  atau mungkin juga mereka mudah di pengaruhi dan di hasut
dengan alasan agama atau kebebasan.dengandemikian sangat  mudah bagi orang
orang yang ingin menghancurkan negri ini memanfaatkan mereka.

B. Rumusan Masalah 

1. Apa yang dimaksud pancasila dan agama?

2. Bagaimana hubungan agama dan pancasila?

3. Bagaimana hubungan Negara dan Agama dalam Pancasila dan UUD 1945?

4. Apa makna sila pancasila dalam agama?

5. Bagaimana peran pancasila dalam beragama di Negara pancasila?

C. Tujuan penulisan makalah

1. Untuk mengetahui sejauh mana kolaborasi antara pancasila dan agama

2. Untuk mengetahui arti penting dari adanya pancasila di NegaraIndonesia.

3. Untuk mengetahui bagaimana seharusnya negara yang memilikimasyarakat


yang beragam agama

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila dan Agama

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua
kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia.Pancasila adalah pedoman luhur yang wajib di ta’ati dan dijalankan
oleh setiap warga negara Indonesia untuk menuju kehidupan yang sejahtera
tentram,adil,aman,sentosa.

Agama adalah ajaran sistem yang mengatur tata keimanan kepada Tuhan Yang
Maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta  lingkungan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

B. Hubungan agama dan pancasila

Hubungan Negara/ Pancasila dan agama  seringkali menjadi ”rumit”. Agama


seringkali dipergunakan untuk bertentangan dengan pemerintahan atau pemerintahan
sering dijadikan kekuatan untuk menekan agama. Dalam diskursus politik dan
ketatanegaraan serta agama jalinan tersebut masih diperdebatkan dan dikaji baik di
(negara) Barat maupun di (negara) Timur.

Agar hubungan antar agama dan negara tetap harmonis di tengah-tengah dinamika
kehidupan politik, ekonomi, dan budaya kita perlu mendiskusikannya terus menerus,
sehingga kita sampai pada pemahaman bahwa agama dan negara bagai dua sisi mata
uang, di mana keduanya bisa dibedakan, namun tidak bisa dipisahkan satu sama lain
karena keduanya saling membutuhkan.

3
Pancasila yang ada didalamnya terkandung dasar filsafat hubungan negara dan
agama merupakan karya besar bangsa Indonesia melalui TheFounding Fathers negara
Republik Indonesia.

Menurut Notonegoro,asal muasal pancasila secara langsung salah satunya asal


mula bahan (kuasa materialis) yang menyatakan bahwa “bangsa indonesia adalah
sebagai asal dari nilai-nilai pancasila, yang di gali dari bangsa indonesia yang berupa
nilai-nilai adat istiadat kebudayaaan serta nilai-nilai religius yang terdapat kehidupan
sehari-hari bangsa indonesia”.

  Sejak zaman purbakala hingga pintu gerbang (kemerdekaan) negaraIndonesia,


masyarakat nusantara telah melewati ribuan tahun pengaruh agama-agama lokal,
(sekitar) 14 abad pengaruh hinduisme dan budhisme,(sekitar) tujuh abad pengaruh
islam, dan sekitar empat abad pengaruh kristen.

 Dalam buku Sutasoma karangan Empu Tantular di jumpai kalimat yangkemudia di


kenal Bhinneka Tunggal Ika. Sebenarnya kalimat tersebut secaralengkap berbunyi
Bhinneka tunggal Ika Tan Hanna Dharma Mangrua, artinyawalaupun berbeda-beda
tetapi tetap satu jua, sebab tidak ada agama yang mempunyai tujuan yang berbeda.

Kuatnya faham keagamaaan dalam formasi kebangsaan Indonesiamembuat


arus besar pendiri bangsa tidak dapay membayangkan ruang publikhampa Tuhan.
Sejak dekade 1920-an, ketika indonesia mulai dibayangkansebagai komunitas politik
bersama, mengatasi komunitas kulutular dari ragametnis dan agam, ide kebangsaan
tidak terlepas dari ketuhanan.

Secara
lengkap pentingnya dasar ketuhanan ketika dirumuskan oleh founding fathers negarak
ita dapat dibaca pada pidato Ir.Soekarno pada 1 juni 1945, ketika berbicara mengenai
dasar negara (philosophisce grondslag) yang menyatakan, “

4
PrinsipKetuhanan ! bukan saja bangsa indonesia ber-tuhan, tetapi masing-
masingorang indonesia hendaknya bertuhan, tuhannya sendiri.

Dalam hubungan antara agama Islam dan Pancasila, keduanya


dapat berjalan saling mengokohkan. Keduanya tidak bertentangan dan tidak bolehdi
pertentangkan. Juga tidak harus dipilih salah satu dengan sekaligus membuang atau
menanggalkan yang lain. Selanjutnya Kyai Achmad Shiddiq menyatakan bahwa salah
satu hambatan utama bagi proporsionalisasi
ini berwujud hambatan psikologis, yaitu kecurigaan dan kekhawatiran yangdatang
dari dua arah. Hubungan negara dengan agama menurut NKRI yang berdasarkan
pancasila adalah sebagai berikut.

 Negara adalah berdasar atas ketuhanan yang Maha Esa.

 Bangsa Indonesia ialah sebagai bangsa yang ber-Ketuhanan yangMaha Esa.


Konsekuensinya setiap warga memiliki hak asasiuntuk memeluk dan menjalankan
ibadah sesuai dengan agamamasing-masing.

 Tidak ada tempat atheisme dan sekularisme karena hakikatnya manusia


berkedudukan kodrat sebagai makhluk tuhan.

 Tidak ada paksaan bagi setiap agama karena ketakwaan itu bukan hasil paksaan
bagi siapapun juga.

 Memberikan toleransi terhadap orang lain dalam menjalankanagama dalam


negara.

 Segala aspek dalam melaksanakan dan menyelenggarakan Negara harus sesuai


dengan nilai-nilai Ketuhanan yang Maha Esa terutama norma-norma hukum positif
maupun norma moral baikmoral agama maupun moral para penyelenggara negara.

 Negara adalah pada hakikatnya merupakan “...berakhmat Allah yang Maha Esa”.

5
Berdasarkan kesimpulan Kongres Pancasila (Wahyudi (ed.), 2009:
58),dijelaskan bahwa bangsa Indonseia adalah bangsa yang religius.
Religiusitas bangsa indonesia ini, secara filosofis merupakan nilai fundamental yang
meneguhkan eksistensi negara indonesia sebagai negara yang ber-KetuhananYang
Maha Esa. Ketuhanan yang merupakan dasar kerohanian bangsa dan menjadi
penopang utama bagi persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangkamenjamin
keutuhan NKRI. Karena itu, agar terjalin hubungan selaras danharmonisantara agama
dan negara, maka negara sesuai dengan Dasar negaraPancasila wajib memberikan
perlindungan pada agama-agama di Indonesia.

C. Hubungan Negara dan Agama dalam Pancasila dan UUD 1945

  “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa” [Pasal 29 ayat (1) UUD 1945]
serta penempatan “Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai sila pertama dalam Pancasila
mempunyai beberapa makna, yaitu:

Pertama, Pancasila lahir dalam suasana kebatinan untuk melawan


kolonialisme dan imperialisme, sehingga diperlukan persatuan dan persaudaraan di
antara komponen bangsa. Sila pertama dalam Pancasila ”Ketuhanan Yang Maha Esa”
menjadi faktor penting untuk mempererat persatuan dan persaudaraan, karena sejarah
bangsa Indonesia penuh dengan penghormatan terhadap nilai-nilai ”Ketuhanan Yang
Maha Esa.”

Kerelaan tokoh-tokoh Islam untuk menghapus kalimat “dengan kewajiban


menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” setelah “Ketuhanan Yang
Maha Esa” pada saat pengesahan UUD, 18 Agustus 1945, tidak lepas dari cita-cita
bahwa Pancasila harus mampu menjaga dan memelihara persatuan dan persaudaraan
antarsemua komponen bangsa. Ini berarti,  tokoh-tokoh Islam yang menjadi founding
fathers bangsa Indonesia telah menjadikan persatuan dan persaudaraan di antara

6
komponen bangsa sebagai tujuan utama yang harus berada di atas kepentingan
primordial lainnya.

Kedua, Seminar Pancasila ke-1 Tahun 1959 di Yogyakarta berkesimpulan


bahwa sila ”Ketuhanan Yang Maha Esa” adalah sebab yang pertama atau causa
prima dan sila ”Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan” adalah kekuasaan rakyat dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara untuk melaksanakan amanat negara dari rakyat, negara bagi rakyat,
dan negara oleh rakyat. Ini berarti, ”Ketuhanan Yang Maha Esa” harus menjadi
landasan dalam melaksanakan pengelolaan negara dari rakyat, negara bagi rakyat,
dan negara oleh rakyat.

Ketiga, Seminar Pancasila ke-1 Tahun 1959 di Yogyakarta juga


berkesimpulan bahwa sila ”Ketuhanan Yang Maha Esa” harus dibaca sebagai satu
kesatuan dengan sila-sila lain dalam Pancasila secara utuh. Hal ini dipertegas dalam
kesimpulan nomor 8 dari seminar tadi bahwa: Pancasila adalah (1) Ketuhanan Yang
Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia
(berkebangsaan) yang berkerakyatan dan yang berkeadilan sosial; (2) Kemanusiaan
yang adil dan beradab, yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berpersatuan
Indonesia (berkebangsaan), yang berkerakyatan dan yang berkeadilan sosial; (3)
Persatuan Indonesia (kebangsaan) yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, berkerakyatan dan berkeadilan sosial; (4)
Kerakyatan, yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil
dan beradab, yang berpersatuan Indonesia (berkebangsaan) dan berkeadilan sosial;
(5) Keadilan sosial, yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang
adil dan beradab, yang bepersatuan Indonesia (berkebangsaan) dan berkerakyatan. Ini
berarti bahwa sila-sila lain dalam Pancasila harus bermuatan Ketuhanan  Yang Maha
Esa dan sebaliknya Ketuhanan Yang Maha Esa harus mampu mengejewantah dalam
soal kebangsaan (persatuan), keadilan, kemanusiaan, dan kerakyatan.

7
Keempat, “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa” juga harus
dimaknai bahwa negara melarang ajaran atau paham yang secara terang-terangan
menolak Ketuhanan Yang Maha Esa, seperti komunisme dan atheisme. Karena itu,
Ketetapan MPRS No. XXV Tahun 1966 tentang Larangan Setiap Kegiatan untuk
Menyebarkan atau Mengembangkan Faham atau Ajaran Komunis/Marxisme
Leninisme masih tetap relevan dan kontekstual. Pasal 29 ayat 2 UUD bahwa  “Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing …” bermakna bahwa negara hanya menjamin kemerdekaan untuk beragama.
Sebaliknya, negara tidak menjamin kebebasan untuk tidak beragama (atheis). Kata
“tidak menjamin” ini sudah sangat dekat dengan pengertian “tidak membolehkan”,
terutama jika atheisme itu hanya tidak dianut secara personal, melainkan juga
didakwahkan kepada orang lain

D. Makna Sila Pancasila dalam Agama

Keterkaitan hubungan antara rukun Islam sebagai landasan agama Isalam dan
Pancasila sebagai landasan negara Indonesia. Adapun hubungan itu yaitu pertama
dari segi jumlah, rukun Islam berjumlah lima begitupun pancasila. Kedua, dari segi
makna yaitu:

1.      Ketuhanan Yang Maha Esa, sila ini kerat aitannya denagn rukun Islam yang
pertama yaitu syahadat. Secara umum, sila ini menerangkan tentang ketuhanan begitu
pun syahadat yang mempunyai makna pengakuan terhadap tuhan yaitu Allah SWT.
Selain itu, kata Esa sendiri berarti tunggal, yang sebagaimana yang kita ketahui
bahwa Isalm sebagai agama mayoritas penduduk negeri ini mempunyai tuhan tunggal
Allah SWT.  

2.  Kemanusiaan yang adil dan beradab sila kedua pancasila, berkaitan dengan
rukun Islam kedua yaitu Shalat. Shalat dalam Islam selain sebagai ibadah wajib juga

8
dilakukan untuk mendidik manusia menjadi manusia yang beradab. Sholat adalah
sebuah media untuk mencegah perbuatan yang tidak terpuji, sebagai mana yang di
firmankan oleh Allah bahwa Shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar.

3. Persatuan Indonesia yang artinya seluruh elemen rakyat yang ada di Indonesia
yang terdiri dari berbagai macam suku dan adat bersatu dan membentuk kesatuan
dalam wadah bangsa Indonesia. Kaitannya dengan itu, persatuan terbentuk ketika
jurang pemisah sudah tidak ada lagi di masyarakat. salah satu jurang pemisah yang
paling nyata yaitu jurang antara yang miskin dan yang kaya. Untuk menyatukan
jurang pemisah tersebut maka di agama Islam diwajibkan membayar zakat bagi
orang-orang kaya yang akan disalurkan untuk kepentingan kaum miskin dan duafa.
Zakat yang notabennya adalah rukun Islam ketiga sangat erat kaitannya dengan poin
pancasila ketiga tersebut. Dengan zakat akan terbentuk rasa kasih sayang pada umat
yang akan menghasilkan persatuan yang di cita-citakan.

4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat, kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan sangat erat kaitannya dengan rukun islam keempat yaitu
puasa. Dengan pusas akan terbentuk sifat bijaksana dan kepemimpinan. Ciri orang
bijaksana, yaitu ia mampu merasakan dan mempumnyuai rasa kasih sayang sesame,
semua itu adalah hikmah dari puasa. Selain itu, dalam menentukan waktu puasa, perlu
dilakukan suatu musyawarah yang dikenal dengan siding istbat.

5. Keadialan sosial bagi seluruh rakyat Indionesia. Pada rukun Islam, terdapat
yang namanya haji. Haji adalah proses sosial yang terbesar di dunia ini, dimana setiap
orang datang dari berbagai negara dengan berbagai bahasa dan kebiasaan bergabung
menjadi satu dalam satu tempat dan waktu dalam kedudukan yang sama. Di dalalam
haji, tidak memandang itu siapa dan siapa, semuanya sama, pakaiannya sama dan
peraturan dan hukumnya sama. Semua itu adalah cerminan dari keadilan tuhan.

9
E. Peran pancasila dalam beragama di Negara pancasila

Kebebasan Beragama dalam Pancasila ialah diperjelas dalam beberapa Pasal-


pasal dalam UUD 1945, yaitu Pasal 28E “bahwa setiap orang bebas Memeluk agama
dan beribadah menurut agamanya” serta Pasal 29 ayat (1) UUD “bahwa
Negara berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa” dan Pasal 29 ayat (2)“bahwa
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk Agamanya
masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan Kepercayaannya
itu” Konsekuensi dari keilmuan di atas adalah:

1. Negara hanya menjamin kebebasan warga Negara untuk memelukAgama


masing-masing ini berarti, kebebasan untuk tidak memeluk Agama
tidakdijamin, bahkan bisa dikatakan dilarang jika disertai Dengan upaya
mengajak oranglain untuk melakukan hal yang Sama, karena secara tidak
langsung merusakjaminan Negara Kepada warganya untuk memeluk agamnya
masing-masing.
2. Setiap warga Negara harus patuh pada ketentuan peribadatanBerlaku pada
agamanitya masing-masing. Kalau memeluk Agama Islam
harus beribadah menurut Islam, bukan berdasarkan cara lain. Begitu pula kalu 
memelukKatolik, Protestan, Hindu, Budha, Khonghucu, Kristen.
3. Ritus-ritus keagamaan yang dijalankan ististusi agama bersamaPemeluknya
harus dapat mempertegas pelaksanaan prinsip Ketuhanan yang MahaEsa
dalam segala aspeknya serta dapat Memperteguh persatuan dan persaudaraan
dikalangan masyarakat Indonesia,bukan sebaliknya menjadi pemicu terjadinya
konflik Horizontal.

F. Keberadaan Pancasila dan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

A.  ARTI PENTING KEBERADAAN PANCASILA

10
Pancasila sebagai dasar negara memang sudah final. Menggugat Pancasila
hanya akan membawa ketidakpastian baru. Bukan tidak mungkin akan timbul
chaos (kesalahan) yang memecah-belah eksistensi negara kesatuan. Akhirnya
Indonesia akan tercecer menjadi negara-negara kecil yang berbasis agama dan
suku. Untuk menghindarinya maka penerapan hukum-hukum agama (juga
hukum-hukum adat) dalam sistem hukum negara menjadi urgen untuk
diterapkan. Sejarah Indonesia yang awalnya merupakan kumpulan Kerajaan
yang berbasis agama dan suku memperkuat kebutuhan akan hal ini. Pancasila
yang diperjuangkan untuk mengikat agama-agama dan suku-suku itu harus
tetap mengakui jati diri dan ciri khas yang dimiliki setiap agama dan suku.

B. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

Sebagai negara yang bermayoritas penduduk agama islam, Pancasila sendiri


yang sebagai dasar negara Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh agama
yang tertuang dalam sila pertama yang berbunyi sila “Ketuhanan yang Maha
Esa”. yang pada awalnya berbunyi “… dengan kewajiban menjalankan syariat
islam bagi pemeluknya” yang sejak saat itu dikenal sebagai Piagam Jakarta.
Namun dua ormas Islam terbesar saat itu dan masih bertahan sampai sekarang
yaitu Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah menentang penerapan Piagam
Jakarta tersebut, karena dua ormas Islam tersebut menyadari bahwa jika
penerapan syariat Islam diterapkan secara tidak langsung namun pasti akan
menjadikan Indonesia sebagai negara Islam dan secara “fair” hal tersebut
dapat memojokkan umat beragama lain. Yang lebih buruk lagi adalah dapat
memicu disintegrasi bangsa terutama bagi provinsi yang mayoritas beragama
nonislam. Karena itulah sampai detik ini bunyi sila pertama adalah
“ketuhanan yang maha esa” yang berarti bahwa Pancasila mengakui dan
menyakralkan keberadaan Agama, tidak hanya Islam namun termasuk juga
Kristen, Katolik, Budha dan Hindu sebagai agama resmi negara pada saat itu.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan latar belakang, pembahasan di atas, maka dapat di simpulkansebagai


berikut:Pancasila adalah ideologi yang sangat baik untuk di terapkan di negara
Indonesiayang terdiri dari berbagai macam agama, suku, ras dan bahasa. sehingga
jika bangsa indonesia mengaplikasikannya dengan bijaksana maka negara Indonesiaa
kan menjadi negara yang makmur dan sejahtera.

B. Saran

Untuk mengembangkan nilai-nilai Pancasila dan memadukannya denganagama,


diperlukan rasa nasionalisme yang tinggi . selain itu juga harusmempunyai kemauan
yang keras guna mewujudkan negara Indonesia yangaman, makmur dan nyaman

12
DAFTAR PUSTAKA

https://suraya-atika.blogspot.com/2014/11/pancasila-dan-agama.html

https://www.academia.edu/37980798/pancasila_dan_agama

https://boneeta2012.blogspot.com/2012/09/hubungan-negara-pancasila-dan-
agama.html

https://unikpol.blogspot.com/2012/09/hubungan-pancasila-dengan-agama-di.html

13

Anda mungkin juga menyukai