Anda di halaman 1dari 6

GUGATAN CERAI

Banda Aceh, 16 Februari 2021

Kepada Yth.
Ketua Mahkamah Syar’iyah Kota Banda Aceh
di-
Banda Aceh

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini :
ALDI KURNIADI MADA, S.H, Advokat pada Kantor Hukum “ALDI MADA
LAWYERS AND CONFLICT RESOLUTION CENTER” yang beralamat di Jl.
DR. MR. T.H. Muhammad Hasan No 2-3, Desa Batoh, Kec.Lueng Bata, Kota
Banda Aceh. Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 15 Januari 2021,
bertindak untuk kepentingan hukum dari:

NOLA NOLIA, Umur + 29 tahun, Pekerjaan Mengurus Rumah Tangga,


Alamat LR. T. Pawang Daut, Dusun Kali Panteriek, Kecamatan Lueng Bata,
Kota Banda Aceh dan untuk ini memilih tempat kediaman hukum (domisili)
pada alamat Kantor Hukum “ALDI MADA LAWYERS AND CONFLICT
RESOLUTION CENTER” yang beralamat di Jl. DR. MR. T.H. Muhammad
Hasan No 2-3, Desa Batoh, Kec.Lueng Bata, Kota Banda Aceh, selanjutnya
disebut: PENGGUGAT.

1
Mengajukan gugatan cerai ke Mahkamah Syar’iyah Kota Banda Aceh
terhadap:
YUDI SAPUTRA, Umur + 29 tahun, Agama Islam, Pekerjaan Wiraswasta,
tempat tinggal di Gp. Pango Raya, Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda
Aceh, selanjutnya disebut sebagai: TERGUGAT.

ALASAN GUGATAN:
1. Bahwa, Penggugat dan Tergugat adalah suami istri sah yang telah
menikah pada tanggal 27 Desember 2014 yang tercatat pada Kantor
Urusan Agama (KUA) Kecamatan Lueng Bata, Kota Banda Aceh, Provinsi
Aceh, sesuai Kutipan Akta Nikah Nomor: 0145/005/XII/2014 tanggal 27
Desember 2014;

2. Bahwa dalam masa perkawinan Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai


1 (satu) orang anak perempuan bernama Azalea Khaliqa Dzahin, lahir di
Banda Aceh tanggal 01 Oktober 2015, umur + 6 tahun.

3. Bahwa setelah menikah, Penggugat dan Tergugat tinggal bersama


layaknya sebagai suami istri di kediaman Penggugat di Lr. T. Pawang
Daut, Dusun Kali Panteriek, Kecamatan Lueng Bata, Kota Banda Aceh;

3. Bahwa kebahagiaan yang dirasakan Penggugat setelah berumah tangga


dengan Tergugat hanya berlangsung sampai lebih kurang tahun 2016,
sehingga kemudian ketentraman dalam rumah tangga antara Penggugat
dan Tergugat sering terjadi percekcokan yang penyebabnya antara lain
dikarenakan Tergugat tidak bekerja dan tidak berusaha untuk bekerja
guna memenuhi kebutuhan hidup keluarga, ditambah lagi sikap Tergugat
yang sering berkata dan berperilaku kasar terhadap Penggugat serta
Penggugat juga sudah tidak dinafkahi lagi secara lahir dan batin oleh
Tergugat hingga saat ini;

2
4. Bahwa Penggugat telah beberapa kali memusyawarahkan secara
kekeluargaan yang melibatkan keluarga besar Penggugat dan Tergugat
untuk mencari penyelesaian demi menyelamatkan perkawinan Penggugat
dan Tergugat, namun tidak berhasil dikarenakan sikap Tergugat yang
tidak mau berubah dan selalu mengulangi kesalahannya;

5. Bahwa Penggugat dan Tergugat telah berpisah rumah kurang lebih


selama 5 (lima) tahun dan selama itu antara keduanya sudah tidak
menjalin hubungan layaknya suami isteri, Penggugat juga tidak memenuhi
kewajibannya sebagai seorang ayah dengan tidak memberikan biaya
kebutuhan untuk anak dan selama ini Penggugat yang berusaha untuk
memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga semakin memperlihatkan bahwa
ikatan perkawinan Penggugat dengan Tergugat sudah tidak mungkin lagi
dipertahankan, sehingga Penggugat harus mengambil sikap mengajukan
gugatan cerai ke Mahkamah Syar’iyah;

6. Bahwa perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus tersebut


mengakibatkan rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak ada
kebahagiaan lahir dan batin dan tidak ada harapan untuk kembali
membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warrahmah
sebagaimana maksud dan tujuan perkawinan, yang diatur dalam Undang-
undang No. 1 Tahun 1974 sehingga sangat beralasan hukum Penggugat
ajukan Permohonan Gugatan Cerai ini ke Mahkamah Syar’iyah Kota
Banda Aceh;

7. Bahwa Penggugat mengajukan Gugatan Cerai ini terhadap Tergugat


semata-mata disebabkan oleh sifat Tergugat yang tidak bertanggung
jawab selayaknya seorang kepala keluarga dan percekcokan diantara
Penggugat dan Tergugat pun terjadi terus menerus yang tidak ada
harapan untuk hidup rukun lagi dalam suatu ikatan perkawinan, sehingga
telah memenuhi unsur Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975

3
jo. Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam, dengan demikian sangat beralasan
hukum Mahkamah Syar’iyah untuk menyatakan Gugatan Cerai ini dapat
dikabulkan;

8. Bahwa mengingat usia Anak Azalea Khaliqa Dzahin, perempuan, lahir di


Banda Aceh tanggal 01 Oktober 2015 masih berumur + 6 tahun dan
ditambah lagi sikap dan perangai Tergugat yang tidak baik dan tidak
bertanggung jawab serta suka berperilaku kasar, maka sudah sepatutnya
menurut hukum Majelis Hakim menyatakan dan menetapkan hak asuh
anak yaitu Azalea Khaliqa Dzahin, perempuan, lahir di Banda Aceh
tanggal 01 Oktober 2015, umur + 6 tahun berada dalam asuhan
Penggugat;

9. Bahwa berdasarkan Pasal 149 huruf d Jo. Pasal 156 huruf d Kompilasi
Hukum Islam yang pada pokoknya menegaskan bahwa Bapak (Tergugat)
tetap berkewajiban memberikan nafkah kepada anak sekurang-kurangnya
sampai anak tersebut dewasa dan mandiri, maka Sudah sepatutnya
menurut hukum Majelis Hakim menghukum Tergugat untuk membayar
nafkah anak melalui Penggugat sebesar Rp.1.000.000,- per bulan dan
membayar nafkah pemeliharaan dan pendidikan anak sebesar
Rp.1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) terhitung sejak putusan
perkara ini berkekuatan hukum tetap sampai dengan anak tersebut
mandiri/dewasa;

Berdasarkan alasan Gugatan di atas, selanjutnya Penggugat memohon


kepada Ketua Mahkamah Syar’iyah Kota Banda Aceh untuk menetapkan
Majelis Hakim dan selanjutnya memanggil kedua pihak dalam persidangan
yang khusus ditentukan untuk itu dan selanjutnya berkenan memeriksa,
mengadili serta memutuskan demi hukum sebagai berikut :

1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

4
2. Menyatakan perkawinan Penggugat (NOLA NOLIA) dengan Tergugat
(YUDI SAPUTRA) putus karena perceraian;

3. Menghukum Tergugat untuk membayar nafkah Iddah kepada Penggugat


selama 3 (tiga) bulan sebesar Rp.15.000.000,- (lima belas juta rupiah);

4. Menyatakan dan menetapkan hak asuh Anak yaitu Azalea Khaliqa


Dzahin, perempuan, lahir di Banda Aceh tanggal 01 Oktober 2015, umur +
6 tahun berada dalam asuhan Penggugat;

5. Menghukum Tergugat untuk membayar nafkah anak melalui Penggugat


sebesar Rp.1.000.000,- per bulan;

6. Menghukum Tergugat untuk membayar nafkah pemeliharaan dan


pendidikan anak terhitung sejak putusan perkara ini berkekuatan hukum
tetap sebesar Rp.1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) sampai
dengan anak mandiri/dewasa;

7. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara;

8. Mohon putusan yang seadil-adilnya.

Demikian Gugatan Cerai ini Penggugat ajukan dengan harapan semoga


Bapak Ketua Mahkamah Syar’iyah Kota Banda Aceh berkenan
mengabulkannya.

Hormat Kuasa
Penggugat,

5
ALDI KURNIADI MADA, S.H.

Anda mungkin juga menyukai