Kepada :
Yth. Ketua Pengadilan Agama Kota Bengkulu
Di
Tempat
Perselisihan antara Tergugat dan Penggugat terjadi sejak lama, hanya saja tergugat
dan penggugat sepakat untuk saling belajar, memahami dan berubah.
Perselisihan Tergugat dan penggugat kemabli terjadi karena Tergugat melakukan
kekerasan fisik disaat Penggugat dalam keadaan Hamil, dan mebyebabkan
Penggugat mengalami Pendarahan, Penggugat meminta tergugat untuk membuat
surat perjanjian yang didalamnya berisi tergugat tidak akan melakukan kekerasan
dalam rumah tangga lagi, namun tergugat enggan membuat surat perjanjian
tersebut, penggugat memaklumi dan memaafkan segala hal yang dilakukan
tergugat terhadap penggugat.
Perselisihan selanjutnya terjadi karena Penggugat meminta Nafkah kepada tergugat
berupa Keluar dari rumah, dan meminta tergugat untuk mengusahakan mencari
rumah tinggal, namun kembali lagi tergugat menggampangkan permintaan
penggugat, dan penggugat merasa tergugat telah lalai dalam pemberian nafkah.
Selanjutnya, Penggugat tidak perna menerima Uang mingguan/Bulanan sebai
Nafkah, karena tergugat memengang penuh Uangnya, Tergugat hanya memberikan
uang Bantuan Wifi sebesar 200.000 dan Sisa uangnya Sepenuhnya di kuasai oleh
tergugat, jika Penggugat membutuhkan keperluan Penggugat HARUS meminta
lebih dahulu kepada tergugat, dan untuk Nafkah Uang Tergugat tidak mampu
memenuhi kebutuhan sehari-hari yang dimana membuat Penggugat meminta Uang
kepada Ibu dan Ayah penggugat demi bisa Memenuhi kebutuhan Papan, Pangan
dan sandang.
Penggugat kembali meminta agar Tergugat memenuhi Nafkah berubah Tempat
tinggal, namun Tergugat mengabaikannya lagi, disini penggugat menilai jika
tergugat enggan keluar dari rumah orang tua penggugat dan enggan berusaha
menghidupi keluarga kecil penggugat dan tergugat, tergugat terkesan tidak sanggup
untuk memberi nafkah kepada penggugat, dan saat ini penggugat sudah merasa
amat sangat enggan meneruskan rumah tangga yang dibangun tanggal 27 september
2020 lalu.
6. Bahwa puncak dari percekcokan antara Penggugat dan Tergugat terjadi pada
bulan Agustus tahun 2021 Yang menyebabkan antara Penggugat dan Tergugat
telah pisah ranjang, dimana Penggugat meminta tergugat untuk tidak berada dalam
satu kamar dengan penggugat, Sehingga sejak saat itu Penggugat dan Tergugat
sudah tidak pernah lagi menjalin hubungan sebagaimana layaknya suami istri;
Berdasarkan dalil dan alasan-alasan tersebut diatas, maka dengan ini Penggugat
memohon kepada Ketua Pengadilan Agama Jakarta selatan cq. Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini untuk dapat menentukan hari persidangan,
kemudian memanggil Penggugat dan Tergugat untuk diperiksa dan diadili,
selanjutnya memberikan putusan yang amarnya sebagai berikut:
PRIMER:
SUBSIDER:
Atau apabila Pengadilan Agama berpendapat lain mohon putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono);
Demikianlah gugatan ini diajukan, atas perhatian dan dikabulkannya gugatan ini,
kami ucapkan terima kasih.