Anda di halaman 1dari 10

Gugatan Para Penggugat juga salah orang (eror in persona) dimana gugatan yang

diajukan oleh Para Penggugat tersebut bukan kepada orang-orang yang memiliki dan
menguasai lahan/tanah Para Penggugat, bahwa berdasarkan fakta dan bukti dilapangan
Tergugat I, Tergugat III dan Tergugat IV tidak ada memiliki dan menguasai tanah
seluas lebih kurang 240 (dua ratus empat puluh) hektar pada tanah objek perkara yang
digugat oleh Para Penggugat dalam perkara a quo ;
1. Bahwa didalam gugatan Para Penggugat menyebutkan, tanah Para Tergugat terletak
diarea kurang lebih seluas 240 (dua ratus empat puluh) hektar, sementara Tergugat I,
Tergugat III dan Tergugat IV tidak ada mempunyai tanah pada area 240 (dua ratus
empat puluh) hektar tersebut (objek perkara), tetapi tanah/lahan Tergugat I, Tergugat
III dan Tergugat IV berada/terletak disamping atau bersempadan dengan lahan yang
menjadi objek perkara ini dengan luas lebih kurang 600 (enam ratus) hektar, maka
gugatan ini menjadi salah objek atau salah letak yang digugat oleh Para Penggugat (eror
in objecto) ;
A. Dalam Pokok Perkara
1. Bahwa apa yang telah diuraikan dan dikemukan serta dijelaskan didalam Eksepsi
dianggap diulangi lagi dibawah ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
didalam Pokok Perkara ini ;
2. Bahwa Para Tergugat dengan tegas membantah dan menyangkal seluruh dalil-dalil
gugatan Para Penggugat kecuali terhadap dalil-dalil yang secara tegas, Para Tergugat
mengakui kebenarannya ;
3. Bahwa gugatan yang Para Penggugat ajukan dalam perkara a quo adalah tidak
berdasarkan hukum dan telah melanggar ketentuan hukum yang menjadi syarat-syarat
formil dalam suatu gugatan yaitu kejelasan tentang letak tanah yang menjadi objek
perkara dan tentang pihak-pihak yang harus diikutsertakan dalam gugatan tersebut serta
tidak lengkap atau kurangnya pihak-pihak yang digugat ;
4. Bahwa tidak benar dalam gugatan Para Penggugat pada poin 25 yang mengatakan
Tergugat I dan Tergugat II menggunakan pihak ketiga dana tau menggunakan beberapa
oknum anggota TNI-AD dari Satuan Dinas DENRUDAL 004 Dumai guna untuk
penguasaan tanah Para Penggugat pada bulan Mei tahun 2015, karena keberadaan
beberapa oknum anggota TNI-AD dari Satuan Dinas DENRUDAL 004 Dumai dan
juga ada pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dalam rangka untuk
operasi dan pengamanan kebakaran hutan dan lahan (KARHUTLA) yang pada waktu
itu sedang musim kemarau dan memang terjadi pembakaran lahan oleh orang-orang
yang tidak bertanggung jawab di Desa Pauh, Kecamatan Bonai Darussalam, Kabupaten
Rokan Hulu, atau dilokasi tanag Tergugat I, makanya apparat keamanan tersebut ada
dilokasi objek perkara ;
5. Bahwa tidak benar Tegugat II telah mengaku-ngaku dan menguasai kebun kelapa sawit
milik Para Penggugat, karena Terguggat II memang benar memiliki tanah seluas 10
hektar pada objek perkara ini, tanah seluas 10 hektar tersebut dibeli oleh Tergugat II
dari masyarakat Desa Pauh yang bernama DENGAN pada bulan Agustus Tahun 2011
dengan bukti kepemilikan berupa surat keterangan ganti rugi (SKGK) dengan Register
Nomor : 590/763,764,765,766,767/SKGK/C.BD/VIII/2011 (sebanyak 5 surat) yang
dikeluarkan oleh Kepala Desa Pauh dan Camat Bonai Darussalam, Kabupaten Rokan
Hulu dimana tanah/lahan seluas 10 (sepuluh) hektar tersebut dikuasai dan ditanami
kepala sawit oleh Tergugat II dan saat ini telah menghasilkan buah kepala sawit ;
6. Bahwa gugatan Para Penggugat pada poin 26 mengatakan tergugat I dan Tergugat II
dilaporkan oleh Hotman Manurung (Penggugat) ke Polda Riau dengan Laporan Polisi
Nomor : STPL/302/VI/20-15/SPKT Riau tanggal 15 Juli 2015 tentang dugaan
melakukan tindak pidana menggunakan dan membuat surat palsu sebagaimana yang
diatur dalam pasal 263 KUHP. Bahwa benar Tergugat I dan II telah dipanggil sebagai
saksi oleh Penyidik Reskrimum Polda Riau dan Tergugat II telah menjelaskan ada
mempunyai bukti surat kepemilikan berupa Surat Keterangan Ganti kerugian (SKGK)
sedangkan Tergugat I telah menjelaskan tidak mempunyai lahan/kebun pada objek
perkara yang dilaporkan oleh Hotman Manurung tersebut ;
7. Bahwa gugatan Para Penggugat pada poin 29, 30 dan 31 yang menyebutkan adanya
Akta Perikatan Jual Beli Nomor : 02 Tertanggal 06 Januari 2017 yang dibuat dihadapan
Sugiono Harianto, SH.,MKn, Notaris di Pekanbaru antara Togi Mangunsong Dan
Kawan Kawan (Tergugat I) selaku Pihak Pertama dan Hendry Alfiandi serta Darmanto
selaku Pihak Kedua adalah benar, tetapi lahan dan surat tanah yang diaktakan pada
Notaris SUGIONO HARIANTO, SH.,MKn tersebut berada pada areal/lahan seluas 600
(enam ratus) hektar milik Tergugat I Dan Kawan-Kawan dengan bukti kepemilikan
berupa Surat Keterangan Ganti Kerugian (SKGK) atas nama Togi Mangunsong Dan
Kawan-Kawan dan lahan seluas 600 (enam ratus) hektar ini bukan berada pada objek
perkara yang digugat oleh Para Penggugat saat ini ;
8. Bahwa gugatan Para Penggugat pada poin 32 adalah tidak benar dan mengada-ngada,
karena Surat Keterangan Ganti Kerugian (SKGK) yang dimiliki oleh Tergugat I
memiliki Nomor Register dari Desa Pauh dan Nomor Register dari Camat Bonai
Darussalam dengan luas lebih kurang 600 (enam ratus) hektar bukan yang menjadi
objek perkara saat ini dan terbukti surat-surat tanah tersebut ditanda tangani oleh
Kepala Desa Pauh dan Camat Bonai Darussalam pada tahun 2011. Bahwa tidak masuk
akal serta sangat mustahil apabila Pihak Tergugat III dan Tergugat IV berani membeli
tanah seluas lebih kurang 600 (enam ratus) hektar dari Tergugat I dengan surat palsu
atau dokumen yang tidak jelas, tentunya Tergugat III dan IV telah memeriksa dan
meneliti kebenaran dan keabsahan dokumen tersebut pada kantor pemerintah yang
berwenang, sesuai dengan apa yang tertera dalam Surat Keterangan Ganti Kerugian
(SKGK) milik Tergugat I tersebut ;
9. Bahwa gugatan Para Penggugat pada poin 33,34,35,36,37,38,39 dan 40 haruslah
ditolak, karena Para Tergugat tidak pernah menggunakan beberapa oknum anggota
TNI-AD dari Satuan Dinas DENRUDAL 004 Dumai untuk menguasai tanah objek
perkara yang dimaksud oleh Para Penggugat, apa lagi sampai memanen buah kelapa
sawit (TBS) milik Para Penggugat adalah tidak benar. Bahwa tidak ada perbuatan
melawan hukum yang dilakukan oleh Para Tergugat dalam perkara ini dan juga tidak
ada pihak-pihak yang dirugikan oleh Para Tergugat sebagaimana diuraikan oleh Para
Penggugat dalam gugatannya ;
I. DALAM REKONPENSI
1. Bahwa Para Tergugat Konpensi sekarang dalam kedudukannya sebagai Penggugat
Rekonpensi akan mengajukan Gugatan Rekonpensi terhadap Para Penggugat
Konpensi dalam kedudukannya sekarang sebagai Tergugat Rekonpensi ;
2. Bahwa apa telah diuraikan dalam konpensi dianggap diulangi lagi dan menjadi alasan
dalam dalil-dalil Gugatan Rekonpensi ini ;
3. Bahwa gugatan yang diajukan oleh Para Penggugat Konpensi/Para Tergugat
Rekonpensi adalah tidak berdasarkan hukum karena antara Para Penggugat
Rekonpensi/Para Tergugat Konpensi dengan Para Tergugat Rekonpensi/Para
Penggugat Konpensi tidak ada mempunyai hubungan hukum/perselisihan hukum ;
4. Bahwa gugatan yang diajukan oleh Para Penggugat Konpensi/Para Tergugat
Rekonpensi adalah salah alamat, salah orang dan salah objek, maka ini merupakan
Perbuatan Melawan Hukum (Onrecht Mati gedaad) yang sangat merugikan pihak Para
Penggugat Rekonpensi/Para Tergugat Konpensi, karena gugatan ini tidak ada
mempunyai hubungan hukum dengan Para Penggugat Konpensi/Para Tergugat
Rekonpensi ;
5. Bahwa karena Para Penggugat Konpensi/Para Tergugat Rekonpensi telah melaukan
Perbuatan Melawan Hukum, maka untuk dibebankan mengganti kerugian yang telah
diderita oleh Para Penggugat Rekonpensi/Para Tergugat Konpensi ;
6. Bahwa dengan digugatnya Para Penggugat Rekonpensi/Para Tergugat Konpensi oleh
Para Tergugat Rekonpensi/Para Penggugat Konpensi maka Para Penggugat
Rekonpensi/Para Tergugat Konpensi mengalami kerugian Materil dan Immateril.
Kerugian tersebut diantarannya berupa nama baik Para Penggugat Rekonpensi/Para
Tergugat Konpensi menjadi tercemar kemudian hubungan dengan relai usahanya
menjadi terganggu dan disamping itu Para Penggugat Rekonpensi/Para Tergugat
Konpensi juga mengalami kerugian waktu, tenaga, biaya, dan pikiran ;
7. Bahwa jika dirinci kerugian Para Penggugat Rekonpensi/Para Tergugat Konpensi
dalam buti 6 tersebut diatas adalah sebagai berikut :
a. Kerugian Materil : berupa tidak diperolehnya keuntungan usaha Para Penggugat
Rekonpensi/Para Tergugat Konpensi karena tersitanya waktu untuk mengurus
perkara ini, keuntungan usaha yang diharapkan tersebut adalah sebesar Rp.
24.000.000.000,- (dua puluh empat milyar rupiah).
b. Kerugian Immateril : berupa tercemarnya nama baik dan kredibilitas Para
Penggugat Rekonpensi/Para Tergugat Konpensi, karena telah dituduh/disangkakan
melakukan perbuatan melawan hukum dengan menyuruh anggota TNI-AD
Denrudal 004 Dumai untuk menguasai, menduduki dan mengambil buah kelapa
sawit milik Para Penggugat Rekonpensi/Para Tergugat Konpensi dan kalau
kerugian tersebut dinilai dengan uang maka jumlahnya diperkirakan sebesar Rp.
10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) ;
8. Bahwa dikhawatirkan Para Tergugat Rekonpensi/Para Penggugat Konpensi akan
mengalihkan harta kekayaannya kepada pihak lain, untuk itu dimohonkan kepada
Majelis Hakim Yang Mulia untuk meletakan sita Jaminan (Conservatoir Beslag) atas
harta benda milik Para Tergugat Rekonpensi/Para Penggugat Konpensi yang akan
ditunjukkan langsung oleh Para Penggugat Rekonpensi/Para Tergugat Konpensi ;
9. Bahwa gugatan Rekonpensi ini telah didasarkan pada fakta dan data yang lengkap serta
didukung oleh bukti yang otentik, maka layak apabila putusan ini dapat dijalankan
terlebih dahulu (Uit Voerbaar Bij Vooraad) meskipun ada upaya hukum Verzet,
Banding ataupun Kasasi dari Para Tergugat Rekonpensi/Para Penggugat Konpensi ;
10. Bahwa untuk menjamin permintaan Para Penggugat Rekonpensi/Para Tergugat
Konpensi dalam pelaksanaan putusan, maka wajar dan pantas serta beralasan hukum
Pengadilan Negeri Pasir Pangairaian/Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara a quo untuk menetapkan uang paksa (dwangsom) sebesar Rp. 10.000.000
(sepulug juta rupiah) per hari yang harus dibayar oleh Para Tergugat Rekonpensi/Para
Penggugat Konpensi apabila lalai dalam melaksanakan putusan yang telah berkekuatan
hukum tetap (inkracht van gewjisde) ;

Bahwa tidak berdasar alasan Eksepsi Tergugat yang menyatakan :


Bahwa dengan diterbitkannya sertifikat a quo, Penggugat yang mengaku sebagai pemilik
bidang tanah terperkara, merasa ada kepentingannya yang dirugikan, sedangkan untuk
membuktikan kebenaran dan keabsahan Penggugat sebagai pihak yang memiliki tanah
sepenuhnya merupakan kewenangan Pengadilan Negeri (kewenangan absolut). Sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang No.4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, karena itu
sudah seharusnya majelis hakim yang terhormat untuk menolak gugatan para Penggugat dan
menyatakan tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara ini ;
Bahwa oleh karena yang dipersoalkan penggugat dalam perkara in casu bukanlah mengenai
permasalahan tentang kepemilikan tanah penggugat, akan tetapi yang dipermasalahkan
penggugat yakni mengenai adanya Surat Keputusan Tata Usaha Negara yang diterbitkan
Tergugat bertentangan dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 10 Tahun 1961 Tentang
Pendaftaran Tanah dus tindakan Tergugat tersebut bertentangan dengan Azas-azas Umum
Pemerintahan Yang Baik khususnya pada Azas Bertindak Cermat dan Azas Kepastian Hukum
dan yang pasti penggugat bukanlah mempersoalkan mengenai kepemilikan bidang tanah ;
sehingga dengan demikian Eksepsi Tergugat sepanjang mengenai kewenangan Absolut yang
didalilkan Tergugat dalam eksepsinya karena tidak berdasarkan pada hukum haruslah
dinyatakan tidak dapat diterima dan/ atau setidak-tidaknya dapat dikesampingkan ;

B. TENTANG POKOK PERKARA :

1. Bahwa apa yang dikemukakan Penggugat dalam menanggapi eksepsi yang telah diajukan
Tergugat, dianggap diulangi kembali serta merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dalam pokok perkara ini ;

2. Bahwa Penggugat tetap pada dalil-dalil yang dikemukakan dalam gugatan/ keberatan dan
menyangkal seluruh dalil-dalil yang dikemukakan Tergugat, terkecuali yang diakui secara
tegas oleh Penggugat ;

3. Bahwa tidak berdasar dalil Tergugat dalam pokok perkara point 2 (dua) yang menyatakan
:
Bahwa Penggugat/ H. SUWITO tidak mempunyai kepentingan lagi terhadap objek
sengketa karena telah mengalihkan haknya kepada TINASARI SUWARLIM melalui
Akte Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi No. 23 tanggal 05 Mei 2009 yang dibuat oleh
ALI ARBEN, SH selaku Notaris Kabupaten Kampar ;
Bahwa oleh karena peralihan hak atas 2 (dua) Surat Akte Jual Beli yang dimiliki penggugat
sekarang ini masih belum dibalik - namakan/ OVER SCHRIJVING keatas nama
TINASARI SUWARLIM akan tetapi peralihan hak mana terikat oleh adanya suatu Akte
Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi vide Akte Nomor : 23 tanggal 05 Mei 2009, diperbuat
dihadapan ALI ARBEN, SH Notaris di Bangkinang, Kabupaten Kampar, sehingga
dengan demikian penggugat sangat beralasan hukum dan berkwalifikasi serta mempunyai
kepentingan terhadap objek sengketa in casu ;

4. Bahwa benar dalil Tergugat yang menyatakan : tanah yang dikuasai oleh Penggugat
berdasarkan Akte Jual Beli No.233/PPAT/1983, tanggal 10 Maret 1983 seluas : 22.680 M2
dan Akte Jual Beli No.168/PPAT/1984, tanggal 06 Februari 1984 seluas : 19.800 M2 belum
pernah terdaftar pada Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar sebagai lembaga yang
ditunjuk oleh pemerintah untuk menentukan dan mengatur hubungan hukum antara
seseorang dengan tanah (menyelenggarakan administrasi pertanahan), Oleh karena itu
belum ada suatu keputusan/ penetapan tentang letak, luas dan batas-batas bidang tanah
tersebut, termasuk penegasan/ pemberian hak oleh Negara ;
Bahwa oleh karena berdasarkan pada data yuridis alas hak tanah yang dikuasasi penggugat
sekarang ini yakni berdasarkan Akte Jual Beli No.233/PPAT/1983, tanggal 10 Maret 1983
seluas : 22.680 M2 serta berdasarkan Akte Jual Beli No.168/PPAT/1984, tanggal 06
Februari 1984 seluas : 19.800 M2 dan yang telah terdaftar di dalam register Kantor
Pertanahan Kecamatan Kampar selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah pada ketika itu
(Selaku Penyelenggara Administrasi Pertanahan Kecamatan Kampar); sehingga di dalam
masing-masing surat Akte Jual Beli tersebut telah ada Keputusan dari Camat Kampar
tentang letak, luas dan batas-batas tanah milik penggugat ;

5. Bahwa tidak benar dalil Tergugat dalam pokok perkara pada point 4 (empat) yang
mengutip ketentuan isi Pasal 32 ayat 2 Peraturan Pemerintah No.24 tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah yang menyebutkan :

“Dalam hal atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertifikat secara sah atas nama orang
atau badan hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan secara nyata
menguasainya, maka pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah itu tidak dapat lagi
menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam waktu 5 ( lima ) tahun sejak
diterbitkannya sertifikat itu tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada pemegang
sertifikat dan Kepala Pertanahan yang bersangkutan ataupun tidak mengajukan gugatan ke
Pengadilan mengenai penguasaan tanah atau penerbitan sertifikat tersebut”.

Bahwa oleh karena berdasarkan pada ketentuan sebagaimana disebut pada Pasal 32 ayat
(2) yang didalilkan Tergugat tersebut tidak dapat diterapkan kepada Penggugat dalam
perkara in casu oleh karena ketentuan mana hanyalah diberlakukan kepada adanya Surat
Keputusan Tata Usaha Negara yang diterbitkan Tergugat dengan tidak cermat dan atau
bertentangan dengan azas-azas umum pemerintahan yang baik, 3 (tiga) bulan setelah
Peraturan Pemerintah tersebut diundangkan pada tanggal 8 Juli 1997 atau untuk jelasnya
Peraturan Pemerintah a quo baru diberlakukan sejak tanggal 8 Oktober 1997,sehingga
ketentuan-ketentuan yang harus diterapkan terhadap permasalahan objek sengketa in casu
adalah Peraturan Pemerintah Nomor : 10 tahun 1966 Tentang Pendaftaran Tanah dan yang
nota bene kedua Sertitikat Hak Milik yang merupakan objek sengketa in casu
penerbitannya baru dilakukan Tergugat secara tidak cermat dan bertentangan dengan azas-
azas umum pemerintahan yang baik pada Tahun 1985 dan pada Tahun 1992 dan selain itu
juga Penggugat berdasarkan kepada ketentuan Pasal 55 Undang-undang Nomor : 5 Tahun
1986 yang diperbaharui dengan Undang-undang Nomor : 9 Tahun 2004, dapat
diperkenankan dalam mengajukan gugatan/ keberatan ini ke Pengadilan Tata Usaha
Negara Pekanbaru, sehingga dengan demikian dalil Tergugat in casu karena tidak
berdasarkan pada hukum haruslah dinyatakan tidak dapat diterima atau dikesampingkan ;

6. Bahwa dalil Penggugat dalam pokok perkara pada point 5 (lima) yang menyatakan :
“Bahwa kegiatan pengumpulan data fisik ( pengukuran ) dan yuridis (alas hak) atas objek
sengketa a quo telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat itu, yaitu
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang pendaftaran Tanah jika
Penggugat tidak mengetahuinya hal itu membuktikan bahwa Penggugat sangat lalai dalam
penguasaan dan pemilikan tanah”.

Bahwa dalil yang sedemikian ini adalah merupakan dalil yang tidak benar dan hanya
bersifat mengada-ada, oleh karena sampai gugatan ini diajukan Penggugat ke Pengadilan
Tata Usaha Negara Pekanbaru pun Tergugat tidak dapat memberikan kepada Penggugat
tentang klarifikasi faktual atas penguasaan data fisik dan data yuridis tentang penerbitan
objek sengketa in casu, hal ini jelas telah membuktikan bahwa Tergugat tidak melakukan
pengumpulan data fisik (pengukuran) dan data yuridis (alas hak) untuk menerbitkan
Sertifikat objek sengketa in casu dengan demikian terbukti pula Tergugat tidak bertindak
cermat di dalam menerbitkan 2 (dua) Sertifikat Hak Milik objek sengketa in casu karena
telah melalaikan dan tidak melakukan tindakan sebagaimana ditentukan dan diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor : 10 tahun 1961 Tentang Pendaftaran Tanah khususnya
terhadap ketentuan Pasal 18 ayat (1), (2) dan (3) Jo Pasal 14 Ayat (1) dan (2) yang berbunyi
sebagai berikut :

Pasal 18 Ayat (1) : Atas permohonan yang berhak, maka sesuatu hak atas tanah di
desa-desa yang pendaftaran tanahnya belum diselenggarakan secara lengkap dapat
pula dibukukan dalam daftar buku tanah. Untuk membukukan hak tersebut, kepada
Kepala Kantor Pendaftaran Tanah harus disampaikan surat atau surat-surat bukti
hak dan keterangan Kepala Desa yang dikuatkan oleh Asisten Wedana, yang
membenarkan surat atau surat-surat bukti hak itu.

Ayat (2) : Setelah menerima surat atau surat-surat bukti hak berserta keterangan
yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, maka Kepala Kantor Pendaftaran Tanah
mengumumkan permohonan pembukuan hak itu di Kantor Kepala Desa dan Kantor
Asisten Wedana selama 2 bulan berturut-turut. Kalau dianggapnya perlu, maka
selain pengumuman di Kantor Kepala Desa dan Kantor Asisten Wedana itu Kepala
Kantor Pendaftaran tanah dapat juga mengumumkan dengan cara lain.

Ayat (3) :Jika dalam waktu 2 bulan yang dimaksud dalam ayat (2) pasal ini tidak ada
yang mengajukan keberatan, maka hak atas tanah itu dibukukan oleh Kepala Kantor
Pendaftaran Tanah dalam daftar buku tanah yang bersangkutan, Jika ada yang
mengajukan keberatan, Kepala Kantor Pendaftaran Tanah menunda
pembukuannya sampai ada keputusan hakim yang membenarkan hak permohonan
atas tanah itu.

Pasal 14 Ayat (1) : Semua surat – keputusan mengenai pemberian hak atas tanah
yang dikuasai langsung oleh Negara (selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah ini
disebut tanah Negara) dikirim oleh pejabat yang berwenang memberi hak itu
kepada Kepala Kantor Pendaftaran Tanah yang bersangkutan , untuk dibukukan
dalam daftar buku-tanah yang bersangkutan.

Ayat (2) : Untuk pembuatan sertipikatnya maka dari bidang tanahyang


bersangkutan dibuat surat-ukur sebagai yang dimaksud dalam pasal 11.
Dan terbukti pula dilapangan terdapat fakta hukum bahwa selama dalam penguasaan
penggugat fisik tanahnya, merawat maupun memeliharanya sejak tahun 1983 sampai
dengan sekarang ini, bahwa benar yang namanya ROBERT LUMENTUT maupun
JAHJA LUMENTUT tidak pernah sama sekali berada dan ada menguasai, merawat
fisik tanah sesuai Sertifikat Hak Milik yang diterbitkan Tergugat yang merupakan objek
sengketa a quo dan berlebihan sekali jikalau Tergugat menyatakan Penggugat sangat lalai
dalam penguasaan dan pemilikan tanah a quo ; sehingga dengan demikian alasan Tergugat
yang tidak benar dan yang hanya bersifat mengada-ada a quo haruslah dinyatakan tidak
dapat diterima atau dikesampingkan ;

7. Bahwa dengan dalil Tergugat pada point 6 (enam) dalam pokok perkara, sehingga semakin
memperjelas akan ketidak - cermatan Tergugat di dalam menerbitkan kedua Sertifikat Hak
Milik Objek Sengketa in casu sebab telah terbukti Tergugat tidak melakukan tindakan
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 18 Ayat (1), (2) dan (3) Peraturan Pemerintah Nomor
10 Tahun 1961 : Tentang Pendaftaran Tanah dan sesuai dengan pengakuan Tergugat di
dalam Eksepsi dan Jawabannya dalam pokok perkara bahwa Tergugat di dalam Penerbitan
Surat Keputusan Tata Usaha Negara atas ( 2 ) dua Sertifikat yang merupakan Objek
Sengketa a quo tidak melalui adanya tindakan PENGUMUMAN sebagaimana diatur
dalam Pasal 18 Ayat (2) jo Ayat (1) dan Ayat (3) Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1961
tersebut; Dan yang walaupun menurut Tergugat dalam pemberian hak atas objek sengketa
in casu yakni dengan suatu Keputusan Pejabat Tata Usaha Negara dalam hal ini Tergugat
sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat 1 Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1961, namun
Surat Keputusan Tergugat yang memberi Hak atas Tanah Negara dengan sendirinya harus
disertai warkah atau warkah-warkah yang menguraikan letak, keadaan, serta luas tanah
(penjelasan Pasal 14 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1961) dan tindakan ini juga
tidak dilakukan Tergugat sehingga proses dan ketentuan sebagaimana dalam Peraturan
Pemerintah in casu tidak dilakukan Tergugat dengan bertindak cermat namun Tergugat
tetap menerbitkan 2 (dua) Sertifikat Hak Milik yang merupakan objek sengketa in casu ;
Dengan demikian Sertifikat Hak Milik No.1204/ 1985, Desa Rimbo Panjang Surat Ukur
No.231/1985, tanggal 23 Februari 1985 seluas : 18.887 M2 atas nama : ROBERT
LUMENTUT Dan Sertifikat Hak Milik No.3277/ 1992, Desa Rimbo Panjang Surat Ukur
No. 36483/ 1991, tanggal 24 Desember 1991 seluas : 20.000 M2 atas nama : JAHJA
LUMENTUT karena selain telah diterbitkan dengan tidak cermat juga telah melanggar
Azas-azas Umum Pemerintahan Yang Baik khususnya pada Azas bertindak cermat dan
Azas Kepastian Hukum sehingga oleh karenanya adalah wajar dan sangat beralasan hukum
ke 2 (dua) Sertifikat Hak Milik yang merupakan Objek Sengketa a quo haruslah dinyatakan
batal dan/ atau tidak sah ;

8. Bahwa untuk dalil-dalil Tergugat untuk selebihnya tidak perlu penggugat tanggapi, oleh
karena hal tersebut sudah Penggugat tanggapi baik dalam eksepsi maupun dalam pokok
perkara replik ini serta Penggugat tetap pada dalil-dalil dalam gugatan penggugat
sebagaimana diuraikan dalam dalil-dalil gugatan terdahulu.

---Demikian Replik atas Eksepsi/ Jawaban Tergugat ini diperbuat dan disampaikan
kehadapan Hakim Majelis pada Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru dan atas
kebijaksanaan Hakim Majelis untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, sebelumnya
dihaturkan banyak terimakasih.

Pekanbaru, 04 Agustus 2010


Hormat Client Kami/ Kuasa Hukumnya :
PM. HUTAJULU, S.H.

-4-

Anda mungkin juga menyukai