Anda di halaman 1dari 5

KANTOR ADVOKAT DAN KONSULTASI HUKUM

WISNU ADJI KURNIAWAN, S.H.


Jalan Raya Abepura – Sentani, Hedam, Kecamatan Heram, Kota
Jayapura, Papua, Indonesia
Telp. 087720408755

DUPLIK TERGUGAT INTERVENSI


Dalam Perkara Nomor : 03/G./2022/PTUN Jayapura

Antara :

Azra Alvian, Indra Mizzatul Aliyah ………………………………………………...Penggugat

Melawan :

Suci Pertiwi..........................………………………….……………………Tergugat Intervensi

Pada Pengadilan Tata Usaha Negeri Jayapura

Jayapura, 08 Oktober 2022

Kepada yang terhormat,

Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negeri Jayapura

Dalam Perkara Nomor : 03/G./2022/PTUN Jayapura

Di Jalan Raya Sentani – Waena, Kecamatan Heram, Kota Jayapura, Papua

Dengan Hormat

Bersama ini, kuasa hukum TERGUGAT INTERVENSI (Suci Pertiwi), berdasarkan surat
kuasa tanggal 08 Oktober 2022, mengajukan DUPLIK INTERVENSI atas REPLIK nomor
03/G./2022/PTUN JAYAPURA:

Dalam hal ini menyampaikan duplik atas replik sebagai berikut, pada prinsip Tergugat
Intervensi tetap pada jawaban yang telah disampaikan :

DALAM EKSEPSI :
1. Eksepsi Penggugat Tidak Mempunyai Kedudukan Hukum (Legal Standing)

1.1 Bahwa tergugat tetap pada dalil-dalil eksepsi dan jawaban pertama dan menolak
tegas gugatan penggugat maupun replik, kecuali diakui kebenarannya oleh tergugat
intervensi.
1.2 Tergugat tetap dalam jawabannya bahwa penggugat tidak mempunyai kedudukan
hukum,karena penggugat tidak mempunyai kualitas untuk mengajukan gugatan
terkait dengan pengatian jabatan oleh Suci Pertiwi sebagai Ketua Yayasan Ponpes
As Salwa nomor AHU.02.2020, menggingat bahwa penggugat mengambil
keputusan sepihak tanpa persetujuan dari Tergugat Intervensi Suci Pertiwi selaku
Wakil Ketua Yayasan Ponpes As Salwa.
1.3 Bahwa penggugat dalam menggangkat Indra Mizzatul Aliyah yang menjadi Rektor
Universitas As Salwa tanpa persetujuan Tergugat Intervensi Suci Pertiwi sebagai
wakil Ketua Yayasan Ponpes As Salwa serta pengurus lainnya.
1.4 Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, Penggugat tidak mempunyai kedudukan
hukum (legal standing) dalam perkara ini.

2. Eksepsi Kompetensi Absolut

2.1 Bahwa dari replik penggugat tidak adanya kepastian hukum, seharusanya dalam
penggangkatan rektor baru harus dimusyawarahkan dan harus ada pesetujuan dari
Tergugat Intervensi Suci Pertiwi sebagai Wakil Ketua Yayasan Ponpes As Salwa
serta pengurus lainnya.
2.2 Bahwa perkara ini adalah persoalan pengangakatan rektor, dimana keberatan atas
putusan sepihak tanpa persetujuan wakil Ketua Yayasan Ponpes dan penggurus
lainnya.
2.3 Bahwa maksud dari eksepsi dan jawaban tergugat adalah menginformasikan bahwa
Tergugat tidak menerima permohonan dikarenakan Tergugat yakin bahwa
menyetujui Tegugat Intervensi dalam pendaftaran perubahan Susunan
Kepengurusan yang baru pasti telah melalui sejumlah pertimbangan yang sangat
matang dan tidak diputuskan dengan tiba-tiba.
2.4 Bahwa berdasarkan dalil – dalil tersebut diatas sudah jelas bahwa Penggugat telah
salah Kaprah dalam mengajukan gugatan ini ke Pengadilan Tata Usaha Negara
3. Eksepsi Error In Person: Gugatan Salah Pihak

3.1 Bahwa penggugat dalam gugatannya salah pihak karena hal ini merupakan
masalah internal dalam keputusan kepungurusan dan penggangkatan rektor yang
dilakukan oleh keputusan sepihak.
3.2 Bahwa penggugat tidak mempunyai kepentingan untuk menggugat Tergugat
Intervensi, dalam perkara ini kami berpendapat bahwa sejatinya perkara ini adalah
perselisihan internal didalam keputusan kepungurusan dan penggakatan rektor
tanpa persetujuan Wakil Yayasan Ponpes As Salwa serta pengurus lainnya dengan
surat 02/As Salwa/2020 pada tanggal 1 Juli 2020 tentang susunan kepengurusan.

4. Eksepsi Obscuur Libel : Gugatan Tidak jelas/Kabur

4.1 Bahwa pengugat tidak mempunyai kepentingan untuk memasukkan tergugat


kedalan perkara ini karena sejatinya perkara ini perselisihan internal di dalam
sususnan kepengurusan.
4.2 Bahwa sebelum mengambil suatu tindakan dalam melakukan pemberhentian
penggugat, tergugat Intervensi tidak mengkomunikasikan terlebih dahulu kepada
penggugat selaku pemilik pondok pesantren besar dikota Jayapura .
4.3 Bahwa penggugat terlebih dahulu meneliti dan mencermati bahwa tergugat
termasuk dalam perkara ini penggugat merasa dirugikan atas tindakan
pemberhentian jabatan secara tidak hormat.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, tergugat memohon kepada Majelis Hakim yang
memeriksa, mengadili, dan memutus perkara ini untuk memberikan putusan sebagai
berikut :
1. Menerima Eksepsi Jawaban gugatan Tergugat Intervensi untuk seluruhnya.
2. Menolak gugatan Penggugat untyuk seluruhnya.
3. Menghukum penggugat untuk membayar seluruh biaya perkara ini.
Namun demikian ,apabila Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini berpendapat
lain, dengan ini tergugat mengajukan DUPLIK dalam pokok perkara atas gugatan
penggugat dibawah ini.

DALAM POKOK PERKARA


1. Bahwa mohon kepada Majelis Hakim perkara nomor 03/G/2022/PTUN Jayapura untuk
memerhatikan sebagaimana yang telah dituangkan kedalam eksepsi untuk menjadi
bagian dalam DUPLIK TERGUGAT INTERVENSI pada pokok perkara.
2. TERGUGAT INTERVENSI menolak dan membantah secara tegas dalil-dalil
PENGGUGAT kecuali hal-hal yang diakui menurut hukum.
3. Bahwa TERGUGAT INTERVENSI menolak tegas dalil penggugat karena
TERGUGAT INTERVENSI hanya melakukan yang harus dilakukan.
4. Bahwa sikap penggugat yang menolak segala dalil jawaban TERGUGAT
INTERVENSI hak penggugat, namun TERGUGAT INTERVENSI masih kekeh pada
jawaban TERGUGAT INTERVENSI,bahwa tindakan TERGUGAT INTERVENSI
telah sesuai dengan peraturan.

DALAM EKSEPSI

1. Menerima EKSEPSI TERGUGAT;


2. Menolak Gugatan PENGGUGAT atau setidak-tidaknya Gugatan PENGGUGAT tidak
dapat diterima;
3. Tidak memberikan kewajiban kepada TERGUGAT INTERVENSI untuk membayar
ganti rugi dan pengembalian nama baik kepada PENGGUGAT.
DALAM POKOK PERKARA

1. Menolak gugatan PENGGUGAT seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan


gugatan PENGGUGAT tidak diterima;
2. Menyatakan SK baru No AHU.02.2020 tentang perubahan kepengurusan Yayasan
baru, tanggal 7 Juli 2022, yang dikeluarkan oleh TERGUGAT INTERVENSI sah;
3. Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara ini.

Atau
Apabila Majelis Hakim Yang Terhormat berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya
(Ex Aequo Et Bono)

Hormat Kami
Kuasa Hukum Tergugat Intervensi

(Wisnu Adji Kurniawan, S.H)

Anda mungkin juga menyukai