Anda di halaman 1dari 5

KANTOR ADVOKAT DAN KONSULTASI HUKUM

ZANETTA ALIEF MAHARDIKA, S.H.


Jalan Muspagco No.7 Kota Jayapura, Provinsi Jayapura,
Indonesia
Telp 085746835622

EKSEPSI DAN JAWABAN TERGUGAT

Dalam Perkara Nomor : 03/G./2022/PTUN Jayapura

Antara :

Azra Alvian, Indra Mizzatul Aliyah ………………………………………………...Penggugat

Melawan :

Kementrian Hukum dan HAM………………………….……………………………Tergugat

Pada Pengadilan Tata Usaha Negeri Jayapura

Kepada yang terhormat,

Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negeri Jayapura

Dalam Perkara Nomor : 03/G./2022/PTUN Jayapura

Di Jalan Raya Sentani – Waena, Kecamatan Heram, Kota Jayapura, Papua

Dengan Hormat

Bersama ini, kuasa hukum Tergugat berdasarkan surat kuasa pada tanggal 8
Oktober 2022 perkenankanlah mengajukan eksepsi dan jawaban atas gugatan
Dalam Perkara Nomor : 03/G./2022/PTUN Jayapura. Sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI :

1. Eksepsi Penggugat Tidak Mempunyai Kedudukan Hukum (Legal Standing)


1.1 Bahwa dalam gugatannya Penggugat bertindak selaku Ketua Yayasan
Ponpes As Salwa mengangkat Indra Mizzatul Aliyah sebagai Rektor
Universitas As Salwa tanpa persetujuan Wakil Ketua Yayasan Ponpes As
Salwa serta pengurus yang lain dengan Surat Keputusan Nomor : 02/As
Salwa/2020 pada tanggal 1 Juli 2020 tentang susunan Kepengurusan.

1.2 Bahwa merujuk dari Surat Keputusan Nomor : 02/As Salwa/2020 pada
tanggal 1 Juli 2020 bahwa Azra Alvian sebagai Ketua Yayasan Ponpes As
Salwa mengangkat Indra Mizzatul Aliyah diangkat menjadi Rektor
Universitas As Salwa tanpa persetujuan Suci Pertiwi Selaku Wakil Ketua
Yayasan Ponpes As Salwa

1.3 Bahwa terlihat dapat Legal Standing sebagai mana yang Tergugat
sampaikan pada poin 1.1 – 1.2, Penggugat tidak mempunyai kualitas
untuk mengajukan gugatan terkait dengan persoalan pergantian jabatan
oleh Suci Pertiwi sebagai Ketua Yayasan Ponpes As Salwa baru sesuai
dengan surat keputusan baru dari Kementrian Hukum dan HAM Nomor
AHU.02.2020, mengingat bahwa Penggugat mengambil suatu keputusan
sepihak tanpa persetujuan dari Suci Pertiwi sebagai Wakil Ketua Yayasan
Ponpes As Salwa serta pengurus yang lain.

2. Eksepsi Kompetensi Absolut

2.1 Bahwa apa yang disampaikan Penggugat didalam surat gugatan pada
pokok perkara intinya adalah mengenai Pemberhentian sepihak oleh
Tergugat Intervensi yaitu Suci Pertiwi sebagai Ketua Yayasan As Salwa
yang baru di Kota Jayapura;

2.2 Bahwa Suci Pertiwi sebagai Ketua Yayasan As Salwa yang baru tentunya
mengambil Tindakan yang didasarkan Pada Surat Keputusan
Kepengurusan yang baru Nomor AHU.02.2020 yang dikeluarkan pada
tanggal 7 Juli 2022

2.3 Bahwa maksud dari eksepsi dan jawaban tergugat adalah


menginformasikan bahwa Tergugat tidak menerima permohonan
dikarenakan Tergugat yakin bahwa menyetujui Tegugat Intervensi dalam
pendaftaran perubahan Susunan Kepengurusan yang baru pasti telah
melalui sejumlah pertimbangan yang sangat matang dan tidak diputuskan
dengan tiba – tiba.

2.4 Bahwa berdasarkan dalil – dalil tersebut diatas sudah jelas bahwa
Penggugat telah salah Kaprah dalam mengajukan gugatan ini ke
Pengadilan Tata Usaha Negara karena pada dasarnya Pengangkatan
Rektor baru oleh Penggugat tanpa persetujuan dari Tergugat Intervensi.

Berdasarkan hal tersebut di atas, Tergugat memohon kepada Majelis Hakim yang
memeriksa, mengadili, dan memutus perkara ini untuk memberikan putusan
sebagai berikut:

1. Menolak gugatan PENGGUGAT seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan


gugatan PENGGUGAT tidak diterima;

2. Menyatakan SK baru No AHU.02.2020 tentang perubahan kepengurusan


Yayasan baru, tanggal 7 Juli 2022, yang dikeluarkan oleh TERGUGAT sah;

3. Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara ini.

Namun demikian, apabila Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini


berpendapat lain, dengan ini Tergugat mengajukan jawaban gugatan dalam
pokok perkara atas gugatan Penggugat di bawah ini.

DALAM POKOK PERKARA

1. PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Berdasarkan Pasal 1 angka 6 UU Peradilan TUN No. 5 Tahun 1986. Pihak


Tergugat dalam sengketa TUN adalah badan atau pejabat tata usaha negara
yang mengeluarkan suatu keputusan baik berdasarkan wewenang yang
bersifat atributif (pemberian), distributif (pembagian) maupun delegatif
(pelimpahan) karena adanya penyalahgunaan wewenang.

a. Bahwa dalam gugatan penggugat poin 2 Penggugat mendalilkan bahwa


Tergugat mengeluarkan SK Nomor 02/As-Salwa/2020 tentang
pengangkatan sepihak. Bagi Tergugat hal itu adalah sebuah ketidakadilan,
Tergugat mengeluarkan SK baru AHU.02.2020 tentang pembaharuan
kepengurusan baru, tanggal 7 Juli 2022.
b. Bahwa Tergugat adalah pejabat yang tunduk kepada aturan hukum yang
berlaku dalam mengambil tindakan tidak seperti yang disampaikan oleh
Penggugat.

2. TENTANG PROVISI

a. Bahwa berdasarkan Pasal 67 ayat (4) UU Peradilan Tata Usaha Negara,


permohonan dapat dikabulkan hanya pada saat keadaan yang sangat
mendesak yang mengakibatkan kepentingan Penggugat sangat dirugikan
jika Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat tetap dilaksanakan.

b. Bahwa Penggugat tidak mampu menjelaskan keadaan yang sangat


mendesak tersebut.

DALAM PROVISI

1. Menolak permohonan Provisi PENGGUGAT untuk seluruhnya;

2. Menolak permohonan PENGGUGAT yang ditujukan kepada TERGUGAT karena


tidak mendasarkan pada fakta hukum yang sebenarnya.

DALAM EKSEPSI

1. Menerima EKSEPSI TERGUGAT;


2. Menolak Gugatan PENGGUGAT atau setidak-tidaknya Gugatan PENGGUGAT
tidak dapat diterima;
3. Tidak memberikan kewajiban kepada TERGUGAT untuk membayar ganti rugi
dan pengembalian nama baik kepada PENGGUGAT.
DALAM POKOK PERKARA

1. Menolak gugatan PENGGUGAT seluruhnyaatau setidak-tidaknya menyatakan


gugatan PENGGUGAT tidak diterima;

2. Menyatakan SK baru No AHU.02.2020 tentang perubahan kepengurusan


Yayasan baru, tanggal 7 Juli 2022, yang dikeluarkan oleh TERGUGAT sah;

3. Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara ini.


Atau

Apabila Majelis Hakim Yang Terhormat berpendapat lain, mohon putusan yang
seadil-adilnya (Ex Aequo Et Bono)

Hormat Kami
Kuasa Hukum Tergugat

(Zanetta Alief Mahardika)

Anda mungkin juga menyukai