QUIS
Dosen Pengasuh:
Dr. Sulaiman, S.H., M.Hum
Di susun oleh,
UNIVERSITASMALIKUSSALEH
2021/2022
Soal
3. Buatlah satu contoh surat gugatan yang di ajukan oleh Penggugat dan apa saja yang
harus ada dalam isi surat gugatan tersebut.!
Jawaban:
SURAT GUGATAN CERAI
Kepada Yth.
Bapak / IbuKetua Pengadilan Negeri / Lhokseumawe
Di
Tempat
Dengan Hormat
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan Hormat,
Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
2.Bahwa, sesaat setelah akad nikah Tergugat mengucapkan sighat taklik talak
(talak bersyarat) terhadap Penggugat yang bunyinya sebagaimana tercantum di
dalam Buku Kutipan Akta Nikah tersebut ;
4. Bahwa pada mulanya rumah tangga Penggugat dan Tergugat dalam keadaan
rukun namun sejak bulan September tahun 2017 ketentraman rumah tangga
Penggugat dengan Tergugat mulai goyah, yaitu antara Penggugat dengan
Tergugat sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang penyebabnya antara
lain :
• Tergugat sama sekali tidak mau memperhatikan Penggugat beserta anaknya,
yakni ia lebih mementingkan diri sendiri daripada kepentingan Penggugat dan
anaknya, contoh halnya seperti soal kewajiban seorang istri dalam melayani atau
menunaikan hak-hak suami dan anak-anaknya;
8. Bahwa atas dasar uraian diatas gugatan Penggugat telah memenuhi alasan
perceraian sebagaimana diatur dalam Undang- Undang No.1 tahun 1974 Jo.
Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1975 pasal 19 Jo. Kompilasi Hukum Islam
pasal 116.
PRIMAIR
1. Mengabulkan gugatan Penggugat;
2. Menceraikan perkawinan Penggugat ( Faizal Hakim Muttakin Bin Abdul
Salmana ) dengan Tergugat ( Bulan Permata Sari Binti Mbokyem Kinara );
3. Membebankan biaya perkara menurut Hukum;
SUBSIDAIR
Atau menjatuhkan putusan lain yang seadil-adilnya;
Apa saja yang harus ada dalam isi surat gugatan tersebut?
Persyaratan mengenai isi gugatan dapat dijumpai dalam Pasal 8 nomor 3 Reglement Op de
Burgerlijke Rechts Vordering (“RV”). Menurut ketentuan tersebut gugatan pada pokoknya harus
memuat:
b. Alasan-alasan gugatan (fundamentum petendi atau posita) yang terdiri dari dua bagian:
1) Bagian yang menguraikan kejadian atau peristiwanya (fetelijkegronden);
2) Bagian yang menguraikan tentang dasar hukumnya (rechtgronden);
c. Tuntutan (onderwerp van den eis met een duidelijke ed bepaalde conclusie) atau petitum:
1) Tuntutan pokok atau tuntutan primer yang merupakan tuntutan sebenarnya atau apa yang
diminta oleh penggugat sebagaimana yang dijelaskan dalam posita;
2) Tuntutan tambahan, bukan tuntutan pokok yang langsung berhubungan dengan pokok
perkara yang merupakan tuntutan pelengkap daripada tuntutan pokok, tuntutan tambahan
berwujud:
i. Tuntutan agar tergugat dihukum untuk membayar biaya perkara;
ii. Tuntutan uitvoerbaar bij voorraad yaitu tuntutan agar putusan dapat dilaksanakan
lebih dulu meskipun ada perlawanan, banding dan kasasi. Di dalam praktik,
permohonan uitvoerbaar bij voorraad sering dikabulkan, namun demikian Mahkamah
Agung menginstruksikan agar hakim jangan secara mudah mengabulkan (permohonan
tersebut, editor);
Catatan editor: Mengenai poin ini lihat juga Surat Edaran Mahkamah Agung No. 6
Tahun 1975 perihal Uitvoerbaar bij voorraad tanggal 1 Desember 1975, editor);
iii. Tuntutan agar tergugat dihukum untuk membayar bunga (moratair) apabila tuntutan
yang dimintakan oleh penggugat berupa sejumlah uang tertentu;
iv. Tuntutan agar tergugat dihukum untuk membayar uang paksa (dwangsom), apabila
hukuman itu tidak berupa pembayaran sejumlah uang selama ia tidak memenuhi isi
putusan.
v. Dalam hal putusan cerai sering disebut juga tuntutan nafkah bagi istri (Pasal 59 ayat
[2], Pasal 62, Pasal 65 Huwelijks Ordonantie voor Christen Indonesiers, S. 1933
No. 74, S. 1936 No. 607 [HOCI] atau Ordonansi Perkawinan Kristen, Pasal 213,
Pasal 229 KUHPerdata/Burgerlijk Wetboek) atau pembagian harta (Pasal 66 HOCI,
Pasal 232 KUHPerdata).