Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEORI PEMIDANAAN
Mata Kuliah : Hukum Penitensier

Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Nur, S.H, M.H.

Disusun Oleh :

ARY RAHMAD (2005100177)

KELAS C
JURUSAN HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
T.A 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas khadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Teori
Pemidanaan” dengan tepat waktu.

Terimakasih saya kepada Bapak yang telah memberikan tugas ini kepada
saya, kiranya dengan tugas yang diberikan ini dapat menambah wawasan saya.
Adapaun tujuan dari makalah yang saya buat untuk menambah wawasan bagi para
pembaca mengenai sesuai dengan judul makalah “Teori Pemidanaan” dan dapat
membantu para pembaca dalam menumbuh kembangkan pengetahuan pembaca.

Saya mengucapkan terimakasih kepada para semua pihak yang telah


membagikan sebagian pengetahuan dan membantu saya dalam menyelesaikan
makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini dengan judul “ Teori
Pemidanaan” masi jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kiranya untuk
memaklumi dengan hasil yang saya tuliskan kepada para pembaca. Kritik dan
saran akan saya terima guna membangun saya dalam membuat makalah dengan
sempurna.

Tanjungbalai, 18 September 2021

ARY RAHMAD

ii
DAFTAR ISI

JUDUL..........................................................................................................i

KATA PENGANTAR................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................................1


B. Rumusan Masalah............................................................................1
C. Tujuan Pembahasan..........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Pidana................................................................2


B. Tujuan Pemidanaan..........................................................................3
C. Teori-Teori Pemidanaan..................................................................3

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan.......................................................................................6
B. Saran ................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesian merupakan negara hukum sesuai yang tercamput dalam UUD


1945 pasal (1) ayat (3). Oleh karena itu, kita harus memamahi bagaimana strukur
hukum, dan perbuatan apa saja, dan bagaimana saja yang dapat dihukum. Bagi
orang awam pasti agak rancu mengenai perbuatan yang bagaimana yang bisa
dihukum. Contohnya adalah perbuatan yang tidak disengaja juga bisa
mendapatkan hukuman menurut KUHP. Maka dari itu kita harus mempelajari
struktur hukum khususnya hukum pidana kita agar kiranya kita bisa
mengantisipasi dan menghindari perbuatan yang dapat menjerumuskan kita ke
jeruji besi.

Hukum pidana secara sempit adalah aturan yang mengatur tindak pidana,
dimana tindakan tersebut berpotensi merugikan hak orang lain baik disebgaja
maupun tidak disengaja. Perbuatan tersebut dapat kita artikan sebagai tindakan
kejahatan. Seperti pembunuhan, pencurian, dll.

Maka untuk dapat mengetahui perbuatan apa saja yang dapat pidana untuk
itu kita harus tau pengertian dari hukum pidana itu sendiri dan teori pemidanaan.
Tujuannya agar kita tahu apa fungsi pemidanaan itu, kenapa orang harus dipidana
untuk itu makalah ini dibuat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Hukum Pidana?


2. Apa saja tujuan pemidanaan?
3. Apa saja teori pemidanaan?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Hukum Pidana


2. Untuk mengetahui tujuan pemidanaan
3. Untuk mengetahui Teori-Teori Pemidanaan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Pidana

Hukum pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yanr berlaku di


suatu negara, yang mengadakan dasar-dasar atau aturan aturan untuk :

a) Menentukan perbuatan-perbuatan yang mana tidak boleh dilakukan,


dilarang, dan dikenbakan sanksi yang berupa pidana tertentu bagi siapa
yang melanggar larangan tersebut
b) Menentukan kapan dan dalam hal apa saja perbuatan yang dapat dipidana
c) Menentukan dengan cara apa pengenaan pidana itu dilaksanakan.1

Dari pernyataan diatas dapat kita simpulkan bahwa hukum pidana adalah
seperangkat aturan yang berisi larangan perbuatan, jika perbuatan tersebut
dilanggar maka akan dikenakan sanksi.

Simon dalam bukunya Leer Boek Nederland Strafecht 1973 memberikan


definisi sebagai berikut:

Hukum pidana adalah kesemuanya perintah-perintah dan larangan-larangan


yang diadakan oleh negara dan yang diancam oleh nestapa (pidana) barang
siapa yang tidak menaatinya, kesemuanya aturan-aturan yang menentukan
syarat-syarat bagi akibat hukum itu dan kesemuanya aturan-aturan untuk
mengadakan (menjatuhi) dan menjalankan pidana tersebut.2

Van Hamel dalam bukunya inlending Studie Ned. Stafrech 1927 memberi
definisi sebagai berikut :

Hukum pidana adalah semua dasar-dasar dan aturan-aturan yang dianut oleh
suatu negara dalam menyelenggarakan ketertiban umum (rechtsorde) yaitu
dengan melarangan apa yang bertentangan dengan hukum dan mengenakan suatu
nestapa kepada yang melanggar larangan-larangan tersebut.3

Hukum pidana yang kita gunakan merupakan hukum positif yang


dikodifikasikan dalam satu kitab undang-undang (KUHP). Hukum ini merupakan
warisan dari penjajahan Kolonial Belanda. Dimana dalam Undang –Undang Dasar
1945 dalam aturan peralihan mengatakan bahwa semua aturan yang berlaku selagi
belum ada aturan yang baru, maka aturan tersebut boleh digunakan.

1
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana,(Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hal.1
2
Ibid., hal.7
3
Ibid., hal.8
Unsur-unsur tindak pidana

Menurut S.R. Sianturi, secara ringkas unsur-unsur tindak pidana, yaitu


(hal. 208)

 Adanya subjek
 Adanya unsur kesalahan
 Adanya perbuatan yang melawan hukum
 Tindakan tersebut dilarang oleh undang-undang dan diancam pidana
 Dalam suatu waktu, tempat, dan keadaan tertentu.4

B. Tujuan Pemidanaan

Dalam RKUHP 2015 menjelaskan bahwa tujuan pemidanaan adalah


sebagai berikut:

1. Mencegah dilakukannya tindak pidana dengan menegakkan norma hukum


demi pengayoman masyarakat.
2. Memasyarakatkan terpidana dengan melakukan pembinaan, sehingga
menjadi orang yang baik dan berguna.
3. Menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh tindak pidana, memulihkan
keseimbangan, dan mendatangkan rasa damai dalam masyarakat.

C. Teori-Teori Pembidanaan

Teori Pembidanaan terbagi menjadi tiga golongan pokok, yaitu teori


pembalasan, teori tujuan, dan teori gabungan.

1. Teori Pembalasan/Absolut

Teori pembalasan atau juga bisa disebut dengan teori absolut adalah dasar
hukum harus dicari dari kejahatan itu sendiri, karena kejahatan itu menimbulkan
penderitaan bagi orang lain,maka si pelaku kejahatan juga harus dibalas dengan
suatu hukuman.5 Pencetus teori ini adalah Imanuel Kant yang mengatakan “Fiat
Justitia ruat coelum” yang berarti walaupun besok dunia akan kiamat namun
penjahat terakhir harus tetap dihukum. Imanual Kant mendasarkan teori ini
dengan prinsip moral dan etika. Pencetus lain adalah Hegel yang mengatakan
bahwa hukum adalah perwujudan kemerdekaan, sedangkan kejahatan adalah
tantangan hukum dan keadilan. Karena itu, menurutnya penjahat harus
dilenyapkan. Sedangkan menurut Thomas Aquinas pembalasan sesuai dengan
ajaran tuhan karena itu harus dilakukan pembalasan kepada penjahat.6

4
Httsp://www.hukumonline.com/Arif Maulana, S.H., M.H./Mengenal Unsur Pidana dan Syarat
Pemenuhannya (18 September 2021)
5
Leden Marpaung, Asas-Asas Praktik Hukum Pidana. (Jakarta: Sinar Gratika,2012), hal.105.
6
Erdianto Efendi. Hukum Pidana Indonesia,(Bandung:Refika Aditama,2011), hal.142
Teori pembalasan absolut dibagi menjadi dua macam, yaitu:7

a. Teori absolut objektif, berdasarkan pada orientasi rasa ingin balas dendam
dari kalangan masyarakat. Dalam hal ini para pelaku pidana harus
diberikan sanksi atau kerugian atas tindak pidana yang dilakukan.
b. Teori pembalasan yang subjektif, berorieantasi pada pelaku pidana.
Menurut teori ini kesalahan pelaku kejahatanlah yang harus mendapatkan
balasan. Apabila kerugian yang disebabkan ringan, maka sanksi yang
diberikan juga ringan.

2. Teori Tujuan

Menurut teori ini, pemidanaan dilaksanakan untuk memberikan maksud


dan tujuan suatu pemidanaan,yakni memperbaiki ketidakpuasan masyarakat
akibat perbuatan tersebut. Teori ini juga dapat diartikan sebagai pencegahan
terjadinya kejahatan dan sebagai perlindungan terhadapat masyarakat. Pencetus
teori ini adalah Paul Anselm van Feurbach yang mengemukakan “hanya dengan
mengenakan ancaman pidana saja tidak akan memadai, melaikan diperlukan
penjatuhan pidanakepada si penjahat.”8

Mengenai teori tujuan terdapat tiga sub-teori, yaitu untuk menakuti, untuk
memperbaiki, dan untuk melindungi.9

a. Untuk Menakuti
Menurut teori ini hukuman harus diberikan sedemikian rupa, agar orang
akan takut dann tidak lagi melakukan kejahatan. Hukuman sebaiknya
diberikan seberat-beratnya pada pelaku tindak pidana.
b. Untuk memperbaiki
Menurut teori tujuan ini hukuman yang dijatuhkan bertujuan untuk
memeperbaiki si pelaku agar dikemudian hari ia bisa berguna untuk
masyarakat
c. Untuk melindungi
Tujuan pemidanaan yaitu untuk melindungi masyarakat dengan
mengasingkan si pelaku untuk sementara waktu agar menimbulkan rasa
aman

3. Teori Gabungan

7
Ibid.,hal. 142
8
Ibid., hal 142
9
Ibid., hal 142
Teori ini lahir sebagai jalan keluar dari teori absolut dan teori relatif yang
belum dapat memberikan hal yang memuaskan. Aliran ini berdasarkan pada
tujuan pembalasan dan mempertahankan kehidupan masyarakat secara terpadu.10

Teori ini terbagi menjadi dua, yaitu:11

 Teori gabungan yang mengutamakan pembalasan, tetapi


pembalasan itu tidak boleh melampaui batas dari apa yang perlu
dan cukup untuk dapatnya dipertahankan tata tertib masyarakat.
 Teori gabungan yang mengutamakan perlindungan tata tertib
masyarakat, tetapi penderitaan atas dijatuhinya pidana tidak boleh
melebihi perbuatan yang dilakukan.

BAB III

10
Niniek Suparni, Eksistensi Pidana Denda dalam Sistem Pidana dan Pemidanaan,(Jakarta: Sinar
Gratika,2007), hal. 19
11
Adami Chazaw, Pelajaran Hukum Pidana,(Jakarta: Grafindo Persada,2002),hal.162
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Pidana adalah suatu tindakan yang dilarangan menurut hukum yang mana
perbuatan tersebut dapat merugikan orang lain, dan bagi pelaku tindak pidana
akan diberikan sanksi bagi yang melakukan tindak pidana.

Pidana juga tidak semata-mata dijatuhkan begitu saja kepada pelaku tindak
pidana. Banyak aspek yang harus diperhatikan demi kenyamanan bersama. Sesuia
dengan teori gabungan karna pidana bukan saja bentuk pembalasan atas perbuatan
yang ia lakukan, tetapi juga untuk melindungi masyarakat dan juga sipelaku dari
hukuman yang diberikan. Artinya hukuman yang diberikan kepada pelaku tindak
pidana harus sesuai dengan yang dilakukan. Jika perbuatan tersebut menyebabkan
kerugian yang ringan, maka hukuman yang diberikan juga ringan guna terjaganya
hak pelaku dan juga sebagai perlindungan bagi masyarakat.

Maka oleh karena itu, sebagai orang yang tau tentang hukum maka
layaknya kita melihat beberapa aspek dari suatu pemidanaan terhadap tindak
pidana kiranya kita dapat menjaga hak pelaku dan juga dapat memberikan
gambaran kepada masyarakat bahwa tindak pidana itu tidak boleh dilakukan.

B. Saran

Semoga para mahasiswa hukum lebih giat lagi dalam mempelajari ilmu
hukum, kiranya agar kita bisa memutuskan suatu perkara denganbijaksana tanpa
merugikan siapa pun.

DAFTAR PUSTAKA
Moeljatno. 2000. Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta: Rineka Cipta.

Arif Maulana. ”Mengenal Unsur Pidana dan Syarat


Pemenuhannya”.httsp//www.hukumonline/mengenal-unsur-pidana-dan-syarat-
pemenuhannya, diakses 18 September 2021.

Efendi, Erdianto. 2011. Hukum Pidana Indonesia. Bandung: Refika Aditama.

Suparni, Niniek. 2007. Eksistensi Pidana Denda dalam Sistem Pidana dan
Pemidanaan. Jakarta: Sinar Gratika.

Chazaw, Adami. 2002. Pelajaran Hukum Pidana. Jakarta: Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai