“HUKUM PIDANA”
Kelas : IP 3G
Kelompok :4
Disusun oleh
FAKULTAS SYARIAH
PRODI ILMU PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI 2022
KATA PENGANTAR
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi
para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki
makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
W.L.G. Lemaire
Hukum pidana itu itu terdiri dari norma-norma yang berisi
keharusan-keharusan dan larangan-larangan yang (oleh pembentuk
undang-undang) telah dikaitkan dengan suatu sanksi berupa hukuman,
yakni suatu penderitaan yang bersifat khusus. Dengan demikian dapat
juga dikatakan, bahwa hukum pidana itu merupakan suatu sistem
norma-norma yang menentukan terhadap tindakan-tindakan yang
mana (hal melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dimana
terdapat suatu keharusan untuk melakukan sesuatu) dan dalam
keadaan-keadaan bagaimana hukum itu dapat dijatuhkan, serta
hukuman yang bagaimana yang dapat dijatuhkan bagi tindakan-
tindakan tersebut.
Simons
Menurut Simons hukum pidana itu dapat dibagi menjadi hukum
pidana dalam arti objek tif atau strafrecht in objectieve zin dan hukum
pidana dalam arti subjektif atau strafrecht in subjectieve zin.
Hukum pidana dalam arti objektif adalah hukum pidana yang
berlaku, atau yang juga disebut sebagai hukum positif atau ius
poenale.Simons merumuskan hukum pidana dalam arti objektif
sebagai:
1. Keseluruhan larangan dan perintah yang oleh negara diancam dengan
nestapa yaitu suatu pidana apabila tidak ditaati;
2. Keseluruhan peraturan yang menetapkan syarat-syarat untuk
penjatuhan pidana, dan;
3. Keseluruhan ketentuan yang memberikan dasar untuk pen-jatuhan dan
penerapan pidana.
Hukum pidana dalam arti subjektif atau ius puniendi bisa diartikan
secara luas dan sempit, yaitu sebagai berikut:
Selain itu atas dasar wilayah berlakunya hukum, hukum pidana masih juga
dapat dibedakan antara hukum pidana nasional dan hukum pidana
internasional (hukum pidana supranasional). Hukum pidana internasional
adalah hukum pidana yang dibuat, diakui dan diberlakukan oleh banyak atau
semua negara di dunia yang didasarkan pada suatu konvensi internasional,
berlaku dan menjadi hukum bangsa-bangsa yang harus diakui dan diberlaku-
kan oleh bangsa-bangsa di dunia, seperti:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah
pikiran(science des ideas). Ideologi mencerminkan cara berpikir
masyarakat, bangsa maupun Negara, namun juga membentuk masyrakat
menuju cita-citanya. Ideologi berfungsi sebagai pemberian identitas
nasional dan fungsi pemersatu. Ideologi dapat dibedakan menjadi dua mcam
yaitu :
a. Ideologi tertutup dan ideologi terbuka
b. Ideologi particular dan ideologi komprehensif
Pancasila sebagai ideologi bangsa indonesia menggambarkan jati diri
bangsa indonesia serta karakteristik bangsa indonesia. Sebagai sebuah
ideologi, pancasila adalah sebuah gagasan yang berorientasi futuristik yang
berisi keyakinan yang jelas yang membawa komitmen untuk diwujudkan
atau berorientasi pada tindakan.
Ideologi pancasila tentunya berbeda dengan ideologi liberal dan
ideologi sosialisme. Ideologi pancasila menitikberatkan kepada hubungan
warga negaranya dengan agama, dalam ideologi pancasila agama
merupakan hal yang sangat penting bagi warga Negara, serta memberikan
kebebsan bagi individu dalam mengembangkan kreativitasnya asalkan tidak
bertentangan dengan nilai-nilai pancasila. Pada ideologi liberal lebih
menekankan kepada rasionalisme, materialism dan empirisme sebagai nilai
tertinggi dalam Negara, sedangkan pada ideologi sosialisme lebih
menekankan kepada masyarakat banyak tanpa memandang kelas, hanya saja
dalam ideologi sosialisme ini semuanya di atur oleh pemerintah dan
kebebasan individupun terbatas. Ideologi sosialisme ini merupakan tempat
berkembangnya paham komunisme.
Pancasila berfungsi baik dalam menggambarkan tujuan NKRI maupun
dalam proses pencapaian tujuan NKRI. Hal ini berarti tujuan negara yang
dirumuskan sebagai “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”,
mutlak harus sesuai dengan semangat dan nilai-nilai Pancasila.
Oleh sebab itu pancasila dapat dijadikan sebagai identitas nasional,
dengan ciri, ide, gagasan dan karakteristik yang sama serta dapat
menyatukan perbedaan sehingga pancasila merupakan landasan bagi bangsa
indonesia untuk bertindak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
B. Saran
Pancasila sebagai ideologi nasional menggambarkan identitas bangsa
indonesia. Pancasila merupakan dasar Negara republik indonesia yang
dijadikan sebagai pedoman bagi bangsa indonesia untuk bertindak sekaligus
menggambarkan jati diri bangsa indonesia. Pancasila sebagai identitas
nasional hendaknya mampu membuat bangsa indonesia disegani didunia
internasional.
Pengamalan nilai-nilai pancasila hendaknya diterapkan secara utuh
oleh masyarakat indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
terutama dikalangan mahasiswa karena mahasiswa agent of change dalam
kehidupan bermasyarakat yang mampu membawa perubahan ke arah yang
lebih baik. Dengan penerapan nilai-nilai pancasila dapat meminimalisir
konflik perbedaaan dan menyatukan bangsa indonesia dalam kesatuan yang
utuh sehingga menggambarkan identitas suatu bangsa..
DAFTAR PUSTAKA
Afrani, Riza Noer.1996. Demokrasi Indonesia Kontemporer. Jakarta: PT
Erlangga.