PROPOSAL SKRIPSI
OLEH:
OLEH
A1A319045
UNIVERSITAS JAMBI
2023
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER
(NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PPKn DIKELAS VIII. 3 SMP NEGERI 12 KOTA JAMBI
PROPOSAL SKRIPSI
OLEH:
Oleh
A1A319045
UNIVERSITAS JAMBI
2023
2
HALAMAN PERSETUJUAN
numbered head together (nht) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran PPKn di kelas VIII. 3 SMP Negeri 12 Kota Jambi: Skripsi Program
Clodia Rezeki Br.S, Nomor Induk Mahasiswa A1A319045 telah diperiksa dan
Pembimbing I
NIP.195907111985031002
Pembimbing II
NIP.199206272022032014
ii
PERNYATAAN
Nim : A1A319045
benar karya sendiri dan bukan merupakan jiplakan dari penelitian pihak lain.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini
merupakan jiplakan atau plagiat, saya besedia menerima sanksi dicabut gelar dan
ditarik ijazah.
jawab.
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn Di Kelas
VIII. 3 SMP Negeri 12 Kota Jambi” Proposal ini merupakan salah satu syarat
Penyusunan proposal skripsi ini tidak akan selesai tanpa ada bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada Drs. M Salam, M.Si selaku dosen pembimbing
I dan Sundari Utami, S.Pd.,M.Sc. selaku dosen pembimbing II, dengan segala
ibunda Sontariani Br. Hombing yang tiada henti mendoakan dan memberikan
perhatian serta dukungan yang luar biasa kepada penulis untuk merahi cita-cita
dan kesuksesan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan dan
kesempurnaan proposal skripsi ini. Semoga proposal skripsi ini dapat memberikan
iv
manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan di lapangan serta bisa
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN .................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
vi
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT..................................................21
2.3.1 Pengertian NHT....................................................................................21
2.3.2 Langkah-Langkah NHT........................................................................23
2.3.3 Kelebihan dan Kelemahan NHT...........................................................26
2.4 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)....................................27
2.4.1 Pengertian Mata Pelajaran PPKn..........................................................27
2.4.2 Tujuan Mata Pelajaran PPKn................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................52
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
viii
DAFTAR GAMBAR
Bagan Halaman
ix
BAB I
PENDAHULUAN
sistem pendidikan supaya menuju lebih baik yang mampu melahirkan sumber
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlakiimulia,iisehat,iiberilmu,iicakap,iikreatif,iimandiri,iidaniimenjadi warga
bersaing dengan perkembangan zaman yang semakin cangih dan maju. Hal ini,
didukung oleh pendidikan yang memadahi agar tercipta sumber daya manusia
permasalahan dan tantangan zaman. Oleh karena itu, perlu pengembangan sistem
1
nasional khususnya memandang sistem pendidikan sebagai satu kesatuan dan
Sejalan dengan hal tersebut mata pelajaran PPKn dirancang agar setiap
individu menjadi warga negara Indonesia yang baik yang memiliki kecerdasan
intelektual, emosional, sosial, maupun spiritual dan rasa tanggung jawab yang
warga negara Indonesia yang baik yang akan mengahasilkan sumber daya
yang baik bermoral dan beretika yang akan mencerminkan sebuah negara yang
mampu membentuk peserta didik mempunyai jiwa dan karakter yang baik bagi
Mata pelajaran PPKn yang sudah ditempuh selama sekolah dasar sampai
perguruan tinggi merupakan proses belajar yang dialami setiap peserta didik.
dan pemahaman, keterampilan dan sikap. Dalam proses belajar terjadi suatu
bentuk interaksi yang dilakukan antara pendidik atau guru dan peserta didik atau
siswa, dalam proses belajar mengajar ini melibatkan adanya pola interaksi antara
siswa dan guru untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan hasil
2
menjadi perhatian khusus karena apabila siswa berminat dan aktif mengikuti
pembelajaran maka siswa dapat mengembangkan potensi yang ada dalam diri
mereka. Oleh karena itu, siswa harus memiliki minat belajar yang tinggi dikarena
Adanya peran guru dalam pembelajaran saat ini masih ada yang bersifat
konvensional yaitu masih berpusat pada guru yang dikemukakan oleh Toha
(2022:2). Sistem konvesional yang masih sering dilakukan pada saat pembelajaran
Sehingga, saat anak lulus dari sekolah mereka hanya dapat belajar secara teori,
Oleh sebab itu, pentingnya bagi guru untuk mengembangkan potensi dan
setiap siswa/siswi dalam kelompok harus berkerja sama dan saling membantu
menafsirkan topik.
Realita saat ini, kebanyakan guru hanya terfokus pada penyampaian teori-
teori dengan menggunakan media pembelajaran berupa LKS dan papan tulis yang
3
materi-materi pembelajaran tersebut disampaikan secara konvensional.iiHal
Ungkapan senada juga disampaikan oleh Nurwadani dkk (2022:28) bahwa hasil
perubahan perilaku.
kelas VIII yaitu pada kelas VIII.1 sampai VIII.8 SMP Negeri 12 Kota Jambi
terdapat permasalahan hasil belajar yang masih dimiliki siswa/siswi. Namun dari
keseluruhan kelas VIII yang peneliti amati dari nilai ulangan harian, hasil belajar
4
Prosesiipembelajaran pada kelas VIII. 3 di SMP Negeri 12 Kota Jambi
terdapat permasalahan dimana para siswa banyak ngobrol dan tidak terlibat secara
aktif pada waktu mengikuti pembelajaran, selain itu siswa masih kurang
siswa dan mengakibatkan siswa mengobrol dengan temannya,iilalu pada saat guru
siswa/siswi memberikan jawaban yang berbeda bahkan diam dan tidak bisa
menjawab pertanyaan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru PPKn yaitu Ibu
pada konsep-konsep yang ada pada buku cetak, Lks dan masih menggunakan
TABEL 1.1 Daftar Nilai Ulangan Harian Semester Genap Tahun 2023
Siswa Tuntas
1 90-100 3
5
2 80-89
3 70-79 7
4 60-69 32 13
5 50-59 7
6 40-49 2
Jumlah 10 22
banyak yang belum mencapai nilai kriteria ketentuan maksimal (KKM), dengan
hasil belajarnya sudah mencapai KKM. Jadi, dapat disimpulkan tingkat ketuntasan
hasil belajar siswa kelas VIII.3 masih rendah. Jika nilai yang diperoleh siswa
kurang dari 75 maka dinyatakan belum tuntas dan akan diadakan remedia untuk
memenuhi dan mencapai KKM. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang dipilih
peneliti serta dianggap efektif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran PPKn di kelas VIII.3 melalui model pembelajaran numbered head
together (nht).
6
mempengaruhi pada pola interaksi siswa/siswi yang bertujuan meningkatkan
acak, sehingga siswa yang terpilih secara acak tersebut dapat mempersiapkan diri
dikemukakan oleh Kurniasih dan Sani (Azizah 2017:2). Dengan adanya kesiapan
dalam diri siswa maka keaktifan dalam diskusi kelompok akan terlaksana dan
Head Together (NHT) untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “Apakah penerapan model
7
siswa pada pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan di kelas
mengerahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII. 3 SMP Negeri 12 Kota
(NHT).
Berdasarkan tujuan PTK di atas, maka hasil PTK ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi:
1. Manfaat Teoritis
(NHT).
b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pemikiran bagi siswa
c) Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan sebagai bahan ajar
2. Manfaat Praktis
8
a) Bagi siswa
b) Bagi sekolah
c) Bagi peneliti
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn melalui model
9
BAB II
KAJIAN TEORETIK
jenjang pendidikan tertentu dapat dilihat dari hasil belajar. Hasil belajar diperoleh
Rusman (2012:67) hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa
yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemudia juga sejalan
kemampuan motorik halus dan kasar (psikomotor) pada peserta didik dalam
menggolongkan ke dalam tiga ranah yang perlu diperhatikan dalam setiap proses
hasil belajar yang berkaitan dengan keterampilan fisik atau gerak ditunjang oleh
kemampuan psikis. Kompetensi mencangkup tiga ranah yang harus dikuasai oleh
10
siswa yang dikembangkan selama proses pembelajaran sehingga hasil
tolak ukur untuk mengetahui seberapa jauh perubahan pada diri siswa setelah
itu, penialian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil belajar
proses belajar . Sejalan dengan pendapat Hamalik (Afandi et al. 2013:5) tujuan
belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa/siswi telah
11
melakukan perbuatan belajar,iyangiumumnya meliputi pengetahuan, keterampilan
dan sikap-sikap yang baru, yang diperlukan dapat dicapai oleh siswa/siswi.
Hal penting menurut Bloom (Afandi et al. 2013:7) tujuan hasil belajar
adalah perolehan hasil belajar peserta didik untuk melatih dan mengasah
secara lebih mandiri. Oleh karena itu, tujuan hasil belajar juga dapat dipandang
sebagai perubahan-perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik dan untuk
20) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
12
1) Faktor internal meliputi :
a. Faktor jasmaniah, terdiri dari faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh.
1. Faktor kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta
2. Cacat tubuh, adalah sesuatu yang membawa dampak kurang baik atau
2. Perhatian, artinya keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata
tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat
terhadap belajar bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat
13
siswa, siswa/siswi tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesuai belajar dan berlatih. Jadi
jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang
baik karna siswa/siswi senang belajar dan pastilah selanjutnya menjadi lebih
menentukan tujuan itu mampu disadari atau tidak, namun untuk mencapai
tujuan itu perlu berbuat, sementara itu yang menjadi penyebab berbuat
kecakapan. Dalam hal ini, kesiapan perlu diperhatikan dalam proses belajar,
14
Sementara itu, kelelahan rohani dapat dirasakan dengan adanya kelesuan dan
b. Faktor sekolah, yang terdiri dari metode mengajar, kurikulum, displin sekolah,
hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, alat pelajaran,
waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode pada
media massa atau pers, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyakarat
dipengaruhi pada faktor internal yang diartikan dalam diri siswa/siswi dan faktor
ekternal diartikan dalam luar diri siswa/siswi. Faktor ini, sangat berpengaruh pada
yang secara umum dikelompokkan menjadi tiga ranah, antara lain sebagai
berikut:
1. Pengetahuan (Kognitif)
15
Domain kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau
kognitif. Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari
(2012: 55) dikategorikan lebih rinci ke dalam enam jenjang kemampuan, yaitu:
16
keseluruhan yang terpadu. Termasuk di dalamnya kemampuan
2. Sikap (Afektif)
dengan sikap dan nilai, berorientasi pada penguasaan dan pemilikan kecakapan
proses atau metode. Ciri-ciri hasil belajar ini akan tampak pada peserta didik
motivasi belajar, rasa hormat kepada guru dan sebagainya. Ranah afektif dirinci
dan karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai. Untuk menilai hasil belajar
dapat digunakan instrumen evaluasi yang bersifat non tes, misalnya kuesioner dan
observasi.
3. Keterampilan (Psikomotor)
hasil belajar kognitif dan afektif, akan tampak setelah siswa menunjukkan
perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung pada
17
kedua ranah tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Ranah ini diklasifikasikan
(creativity/origination).
para siswa/siswi disebabkan olehidua faktor yakni faktor pertama, yaitu dari
dalam diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya dan faktor terakhir, yaitu
datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Hasil belajar tampak sebagai
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang diamati dan diukur dalam
sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi
didik dalam proses belajar mengajar. Untuk mengetahui pencapaian hasil belajar
tersebut terdapat beberapa indikator yang menjadi tolak ukur bahwa proses
dapat berupa angka, huruf, dan symbol. Alat yang digunakan untuk mengukur
18
2.2 Model Pembelajaran Kooperatif
model adalah representasi suatu proses dalam bentuk grafis, dan/atau naratif,
pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru dan
peserta didik di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang
guru sebagai aktivitas peserta didik dengan prosedur sistematis sehingga mencapai
tujuan pembelajaran.
19
2.2.2 Pembelajaran Kooperatif
kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih giat dalam belajar untuk
pada struktur sosial pertukaran informasi antara anggota dalam kelompok dan tiap
sepenanggungan.
2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu dalam kelompoknya seperti milik
mereka sendiri.
20
3) Siswa harus melihat bahwa semua anggota kelompoknya mempunyai tujuan
yang sama.
4) Siswa harus membagi tugasnya dan tanggung jawab yang sama pada semua
anggota kelompok.
5) Siswa akan dikenalkan evaluasi atau akan diberikan hadiah atau penghargaan
belajar bersama
kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir
peningkatan.
21
didalam kelompok untuk memecahkan permasalahan. Sesuai dengan pendapat
kepala bernomor lebih banyak melibatkan siswa untuk mempelajari materi yang
dirancang untuk mengetahui pola interaksi siswa dan berbagai alternative terhadap
siswa/siswi dan sebagai alternatif terhadap struktur khusus yang dirancang untuk
penguasaan akademik. Model NHT juga dapat diartikan salah satu tipe
22
Menurut Trianto (2017:144) memberikan penjelasan bahwa ada empat fase
dan menjawab. Sejalan dengan pendapat Lie (Arifin 2020:12) model Numbered
Heads Together (NHT) atau kepala bernomor adalah suatu tipe dari pengajaran
kelompok untuk memecahkan masalah dengan cara bertukar ide-ide dari masing-
masing anggota kelompok. Dari tiap-tiap kelompok menemukan beberapa ide atau
masing.
23
5) Guru mengajukan soal dikusi untuk dipecahkan besama dalam
kelompok.
jawaban tersebut.
secara berganti.
individu yang paling tinggi dan kelompok yang paling aktif serta
1) Langkah I (Penomoran)
24
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi
seluruh kelas.
25
2.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Model Numbered Head Together (NHT)
Together (NHT)
1) Terjadinya interaksi antara siswa melalui diskusi atau siswa secara bersama
pengetahuan akan menjadi lebih besar atau kemungkinan untuk siswa dapat
kepemimpinan.
26
5) Tidak ada murid yang mendominasi dalam kelmopok karena ada nomor yang
membatasi.
Together (NHT)
Mata pelajaran PPKn salah satu mata pelajaran yang diajarakan mulai dari
sekolah dasar samapai perguruan tinggi. Mata pelajaran PPKn merupakan salah
sebagai pedoman dalam terampil, berkarakter, dan berbudi pekerti yang luhur
27
sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. Sejalan dengan pendapat
Priyanto (2019:22) mata pelajaran PPKn dapat memupuk jiwa patriotik, rasa cinta
moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan mampu
baik sebagai individu mampu sebagai anggota masyarakat dan mahluk ciptaan
Sehingga PPKn dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran yang ada di lembaga
sekolah.
PPKn merupakan mata pelajaran yang pada dasarnya telah memfokuskan pada
pembentukan diri seseorang yang beragamiidari segiiiagama, ras, bahasa, usia dan
28
2.4.2 Tujuan Mata Pelajaran PPKn
pedoman dalam terampil, berkarakter, dan berbudi pekerti yang luhur sesuai
dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. Sejalan dengan pendapat Nurmalisa dan
adalah sebuah bentuk pendidikan untuk generasi penerus yang bertujuan agar
mereka menjadi warga negara yang berpikir tajam dan sadar mengenai hak dan
membangun kesiapan seluruh warga negara agar menjadi warga dunia (global
society) yang cerdas. Menurut pendapat Isep (Nurmalisa dan Mentari 2020:37)
dasarnya telah memfokuskan pada pembentukan diri seseorang yang beragam dari
29
2.5 Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
kooperatif tipe Numbered Head Together sebagai upaya peningkatan hasil belajar
siswa agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran yang memprioritaskan dan
siswa berpikir secara mandiri tentang permasalahan yang diberikan oleh guru dan
2.6.1 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mohamad Toha yang berjudul
peningkatan terhadap hasil belajar PKn siswa kelas VII 5 SMP Negeri 3
30
Kota Bengkulu. Kesimpulan yang di dapat dari penelitian tersebut
meningkat pada siklus II menjadi 57,14 dengan nilai rata-rata siswa 75.
2.6.2 Hasil penelitian oleh Nersy Banneringgi, Anggraini, Bakri yang berjudul
2.6.3 Hasil penelitian oleh I Made Sudana yang berjudul “Penerapan Model
berdasarkan skor rata-rata hasil belajar PKn siswa pada siklus I sebesar
75,86 daya serapii75,86% sedangkan jumlah sisa yang tuntas pada siklus
31
pertama ini sejumlahii26 orang siswa dan 9 orang siswa belum tuntas. Jadi
mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan
keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan-perubahan itu dapat berupa suatu hasil
yang baru atau penyempurnaaniiterhadap hasil yang telah diperoleh dan terjadi
selama jangka waktu tertentu. Jadi, belajar merupakan proses perubahan tingkah
sebagai tolak ukurnya adalah prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini,
peserta didik setelah proses pembelajaran, yang dinyatakan dengan nilai atau
angka sesuai dengan batas ketuntasan minimum yang telah ditetapkan sekolah
Kota Jambi masih terdapat banyak siswa yang tidak mencapai KKM.
telah terjadi perubahan tingkah laku dalam dirinya, baik dalam pengetahuan dan
32
keterampilan maupun dalam bentuk sikap yang bernilai.iiSalah satu model yang
Together (NHT).
mewakili kelompoknya dengan cara acak, sehingga cara ini merupakan suatu
upaya yang tepat dalam meningkatkan tanggung jawab individual melalui diskusi
meningkatkan hasil belajar siswa dan tentunya menggunakan model ini bisa
pembelajaran PKn, pendekatan ini sangat berguna untuk siswa karena siswa
dituntut untuk menyelesaikan masalah dalam hal ini yang berkaitan dengan
33
penerapan konsep PKn. Selain itu,idalam membangun pengetahuannya sendiri
34
2.1 Kerangka Pikir
Peristiwa
Kondisi Awal Proses Belajar
Pembelajaran
Refleksi
Pemberian Memotivasi siswa
untuk terlibat dalam SIK
Rangsangan kegiatan LUS Hasil
I Belajar
Pemahaman Menjelaskan
kompetensi dan
Kompetensi
tujuan pembelajaran
Refleksi
SIK Hasil
LUS Belajar
III
35
2.8 Hipotesis Tindakan
berpikir, maka hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
hasil belajar siswa kelas VIII. 3 SMP Negeri 12 Kota Jambi akan meningkat.”
36
BAB III
METODE PENELITIAN
Jambi.
ini juga mengikuti kebijakan dariisekolah dan guru yang mengampu mata
yang efektifiidikelas.
37
8 Refleksi
Siklus III
9 Tatap muka I
10 Tatap muka II
12 Refleksi
Tahap Penyelesaian
13 Tabulasi dan analisis
data
14 Penyusunan hasil
penelitian
15 Penyampaian Hasil
38
3.2 Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan untuk kelas VIII. 3 SMP Negeri
menemukan hasil belajar pada kelas VIII.3 masih banyak yang belum mencapai
KKM. Hal ini dibuktikan dari data hasil belajar nilai ulangan harian yang peneliti
dapat dari guru mata pelajaraniiPPKn di SMPiiNegeri 12 Kota Jambi. Oleh karena
itu subjek penelitian adalahiisiswa kelas VIII. 3 SMP Negeri 12 Kota Jambi
hasil belajar siswa dengan menerapkan model Numbered Head Together (NHT).
Dataiidalam penelitian ini berupa tuturan guru dan siswa baik lisan
Sumber data utama dalam penelitian ini adalah hasil observasi selama
pelaksanaan tindakan kelas, catatan lapangan, hasil wawancara dengan siswa dan
guru, serta hasil tes sebagai data pendukung ditambah data hasil Febrianti
(2021:42). Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VIII.3
39
Pada teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data
3.4.1 Observasi
PTK sekaligus sebagai alat untuk pengumpulan data. Observasi sangat sesuai
langsung oleh peneliti dalam proses pembelajaran yang dilakukan bersama guru
dan siswa. Pada tahap ini peneliti membuat suatu lembar atau pedoman observasi
untuk mengamati aktivitas belajar siswa serta aktivita mengajar guru. Dalam
Berikan tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan keadaan saat proses
yakni:
40
No Aspek Yang Diamati SB B CB KB
1 Guru membuka √
pembelajaran dengan salam
pembuka dan doa
2 Guru memastikan siswa √
siap untuk belajar baik fisik
maupun psikis
3 Guru mengabsen siswa √
Berikut tanda centang (√) pada kolom yang sesuai dengan keadaan saat
pembelajaran berlangsung.
41
menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran
Numbered Head Together
(NHT)
Dst.
mengajar. Observasi aktivitas guru dan siswa dilakukan dalam proses belajar
mengajar yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas belajar guru dan siswa
together.
3.4.2 Tes
untuk dijawab. Tes merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa.iiTes hasil belajar
siswa adalah tes yang diberikan setelah materi pembelajaran diberikan kepada
siswa berupa tes lisan, tes tertulis atau tes perbuatan untuk mengetahui
42
3.4.3 Wawancara
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
ditanyakan.
guna menjelaskan suatu haliiatau situasi dan kondisi tertentu, untuk melengkapi
suatu penyelidikan ilmiah, dan untuk memeperoleh data agar dapat memperoleh
situasi atau orang tertentu. Wawancaraiidilakukan oleh dua pihak dalam penelitian
peserta didik dikelas VIII. 3 SMP Negeri 12 Kota Jambi. Pada guru mata
3.4.4 Dokumentasi
43
Menurut Sugiyono (2020:124) dokumen merupakan catatan peristiwa yang
seseorang. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
pembelajaran (RPP) dan silabus PPKn, dan dokumen hasil belajar siswa beserta
Teknik analisis data dalam penelitian ini menelaah semua data yang
diperoleh melalui observasi dan catatan lapangan. Jenis data atau informasi yang
direkam selama observasi dan monitoring dapat berupa data kuantitatif tergantung
dari objek yang akan diamati. Saat melakukan observasi digunakan paduan
sebagai alat untuk mempermudah menilai siswa secara klasikal baik pada silkus I
yang telah disusun. Data selanjutnya hasil belajar siswa terhadap model
tuntas jika mendapatkan nilai lebih besar atau sama dengan kriteria ketuntasan
f
P= X 100 %
N
44
(Sudjana, 2011:131)
Keterangan :
Skor Kategori
50-75 Baik
menggunakan rumus:
X=
∑ siswa yang tuntas belajar x 100 %
∑ seluruh siswa
Indikator keberhasilan kentutasan Hasil belajar Pendidikan
atauiituntasiiapabila memenuhiiiKKMiisebesar = 75
45
Untuk mengukur aktivitas siswa digunakan dengan melakukan
pencapaian siswa meningkat antara Siklus I, Siklus II, dan Siklus III. Rumusan
NO Persentase Kategori
2. 50%-75% Baik
3. 25%-50% Cukup
4. 0%-25% Kurang
menggunakan rumus:
X=
∑ siswa yang tuntas belajar x 100 %
∑ siswa
atauiituntasiiapabila memenuhiiiKKMiisebesar = 75
46
1. Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil, apabila terjadi:Yang
sebagai berikut:
b) 50-75% = Baik
Prosedur PTK ini di desain untuk 3 (tiga) siklus, dimana tiap-tiap siklus
47
hasil pengamatan, kemudian diulang lagiiidengan perencanaan tindakan
Dalam penelitian ini akan dilaksanakan tiga siklus dimana siklus akan
siswa serta siswa telah terbiasa dengan model pembelajaran numbered head
together. Penelitian ini akan dilaksanakan dengan berkolaborasi dengan Ibu Yanti
Yunita, S.Pd selaku guru PPKn di kelas VIII SMP Negeri 12 Kota Jambi.
1) Tahap Perencanaan
a. Menyusunirencanaipelaksanaanipembelajaran (RPP)
48
d. Menyusun alatiievaluasi berupa tes untuk mengetahui hasil belajar siswa
peserta didik.
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
49
a) Fase I (Penomoran): guru membagi siswa ke dalam kelompok
tanya.
3. Kegiatan Penutup
bahwa siswa yang memperoleh nilai peringkat hasil belajar individu yang
paling tinggi dan kelompok yang paling aktif serta nilai hasil diskusinya
Pengamatan pada penelitian ini yaitu guru dan siswa yang menjadi mitra
kerja dalam PTK ini. Observasi dilakukan pada setiap akhir pertemuan setiap
siklus atau sebanyak 2 (dua kali) selama penelitian tindakan kelas berlangsung,
50
a. Perhatian siswa kelas VIII.3 SMP Negeri 12 Kota Jambi dalam mengikuti
sajian bahan ajar atau scenario dari awal hingga akhir pembelajaran.
b. Pemahaman siswa kelas VIII.3 SMP Negeri 12 Kota Jambi tentang tujuan dan
manfaat materi yang diperkenalkan dan tugas yang harus diselesaikan selama
pembelajaran.
d. Kesulitan belajar dan hambatan siswa kelas VIII.3 SMP Negeri 12 Kota Jambi
diterapkan.
setiap akhir kegiatan pembelajaran dan pemberian tes pada setiap akhir siklus,
a. Respon siswa kelas VIII.3 SMP Negeri 12 Kota Jambi sebagai tampilan untuk
kerja yang menggambarkan apakah siswa kelas VIII.3 SMP Negeri 12 Kota
pembelajaran.
b. Hasil belajar siswa kelas VIII.3 SMP Negeri 12 Kota Jambi setelah mengikuti
51
a. Hasil observasi dan evaluasi pada masing-masing siklus dipandang sebagai
“akibat”.
Hasil analisis di atas menjadi dasar dalam penyusunan refleksi ini akan
menjadi dasar dalam merencanakan tindakan yang akan diterapkan untuk siklus
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Muhamad, Evi Chamalah, and Oktarina Puspita Wardani. 2013. Model
Dan Metode Pembelajaran Di Sekolah. Vol. 180.
Akhnaf, Ardhito Faza, Muhammad Arif, Ghadafi Junior, and Nur Hasna
Fauziyyah. 2022. “IMPLEMENTASI NUMBER HEADS TOGETHER
SEBAGAI STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN STUDENTS
ENGAGEMENT PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS.”
4(1):96–106.
Arifin, Moh. 2020. “Strategi Pembelajaran Numbered Head Together ( NHT )
Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Materi Statistika.” 2(2):11–
20.
Azizah, N. N. 2017. “ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER.” 5:1–4.
Barutu, Anwar, Dewi Rahimah, and Dewi Herawty. 2017. “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (Nht) Dengan
52
Media Kartu Soal Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa
Smp.” Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS)
1(2):2581–253.
Era Destiyandani, Tti Nova Hasti Yunianta, Helti Lygia Mampouw. 2016.
“Penerapan Model Pembelajaran Number Heads Together (Nht) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Viia Smp Negeri 2 Tuntang Pada
Materi Segitiga.” 32:65–78.
Febrianti. 2021. "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS XI TBSM DI SMK NEGERI 4 KERINCI PADA MATA
PELAJARAN PPKN MELALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN INQUIRY".
Hanidda, Hamdani Azzhariah, Munawar Rois, and Dina Indriyani. 2020.
“PENGARUH PENDIDIKAN PANDASILA DAN
KEWARGANEGARAAN DALAM MEMPERKUAT KARAKTER SISWA
DI SMAN 1 CIRANJANG.” 10(2):54–62.
Huda,Miftahul.2015.Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta.Pustaka Belajar
Ibrahim, M. dkk. 2019. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.
Marhadi, Hendri. 2014. “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS Vd SDN 184
PEKANBARU.” 3:73–81.
Mardiana. 2018. "PENGARUH MODEL PEMEBALAJARAN INQUIRY
LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X DI SMA
NEGERI 1 MUARO JAMBI PADA MATA PELEJARAN PPKN."
Nurmalisa, Yunisca, and Ana Mentari. 2020. “PERANAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.” 07(1):34–46.
Nurwadani, pri ayu, Syarifuddin, Gunawan, and Dusalan. 2022. “Hubungan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together ( NHT )
Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Siswa Di Kelas VII SMP Negeri 4 Kota
Bima Tahun Pelajaran 2021 / 2022.” Kajian Pendidikan Dan Sosial 2:25–38.
Octaviani, Sinta Rahayu. 2019. “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF METODE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK
MENINGKATAN KETRAMPILAN Oleh : Sinta Rahayu Octaviani.”
Priyanto, Arba’in Mahmud Eko. 2019. “IMPLEMENTASI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS
TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN PPKN DI SMK DR.
TJIPTO SEMARANG.”
Rahmawati, Desi. 2016. “Hubungan Antara Kemandirian Belajar Dengan Hasil
53
Belajar Siswa Sd Negeri Purwoyoso 06 Semarang.” Skripsi 15–26.
Rauf, Asnaeni, Yusminah Hala, and A. Mushawwir Taiyeb. 2017. “Pengaruh
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap
Motivasi Dan Hasil Belajar IPA Biologi Siswa Kelas VII MP Negeri 1
Watampone.” Jurnal Nalar Pendidikan 5(1):46–54.
Rusman.(2012). Model – Model Pembelajaran. Depok : PT Rajagrafindo Persada.
Sasongko, Rizal Teguh. 2012. “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
HASIL BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASI BAGI SISWA KELAS
IV SD NEGERI 03 PEGIRINGAN.”
Slameto. 2012. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Sudana, I. Made. 2013. “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN
HASIL BELAJAR PKn.”
Sugiyono. 2020. "MOTODE PENELITIAN KUALITATIF."
Sukhesti, Fitri. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
Heads Together ( Nht ) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Kompetensi Dasar
Membukukan Jurnal Penyesuaian Pada Siswa Kelas X Akuntansi.
Sulistio, Andi. 2021. “Model Pembelajaran Kooperatif.”
Syaiful. 2018. “Model-Model Pembelajaran Inovatif.” Scolae: Journal of
Pedagogy 1(1):23–30. doi: 10.56488/scolae.v1i1.12.
Tibahary, Abdul Rahman, and Muliana Muliana. 2018. “Model-Model
Pembelajaran Inovatif.” Scolae: Journal of Pedagogy 1(1):54–64. doi:
10.56488/scolae.v1i1.12.
Toha, Mohamad. 2022. “MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK
COOPERATIVE LEARNING METHODS NUMBERED HEAD " PPKn "
IN HIGH SCHOOL STUDENTS.” V:1–8.
Trisianawati, Eka, Tomo Djudin, and Yayuk Dwi Stianingsih. 2018. “Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Terhadap
Hasil Belajar Siswa.” Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika 6(3):354. doi:
10.20527/bipf.v6i3.5295.
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Depdiknas.
54