PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
AYU SULASTRI
NPM. 181434022
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu
perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?(10).
(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan
Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika
kamu mengetahui.(11) (As-Shaff Ayat 10-11)
Segala puji bagi Allah yang telah melimoahkan segala karunia-Nya
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Washliyah.
tahap awal sampai akhir penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima
bimbingan baik moril maupun materil dari beberpa pihak. Ucapan terima kasih
1. Bapak Dr. KRT. Hardi Mulyono K. Surbakti, SE, M.AP selaku Rektor
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan.
2. Bapak Dr. Samsul Bahri., M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pedidikan Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan.
3. Ibu Dra. Sukmawarti, S.Pd., M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
i
4. Ibu Dara Fitrah Dwi, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktunya dan perhatian untuk memberikan bimbingan
kepada penulis.
5. Kepala Sekolah beserta para guru dan siswa SDN 03 Subulussalam yang telah
membantu melengkapi data penelitian ini.
6. Kepada keluarga tercinta yaitu orang tua saya Ayahanda Amirrudin dan Ibu
Nurhayati serta adik saya yang saya sayangi, yang sudah mendukung dan
memberi motivasi, nasehat, dan bimbingan sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal ini.
7. Sahabat-sahabat tersayang seluruh kelas H yang telah banyak memberikan
semangat kepada penulis.
Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam
skripsi ini dapat berguna dan bermanafaat bagi para pembaca. Aamiin.
Ayu Sulastri
181434022
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.............................................................................10
1.3 Batasan Masalah...................................................................................10
1.4 Rumusan Masalah................................................................................11
1.5 Tujuan Penelitian..................................................................................11
1.6 Manfaat Penelitian................................................................................12
1.7 Anggapan Dasar...................................................................................13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................14
2.1 Kajian Teori......................................................................................... 14
2.1.1 Pembelajaran Matematika SD....................................................14
2.1.1.1 Hakikat Matematika.......................................................14
2.1.1.2 Pembelajaran Matematika Menurut Para Ahli...............15
2.1.1.3 Tujuan Pembelajaran Matematika.................................16
2.1.2 Model Pembelajaran Kontektual................................................17
2.1.2.1 Hakikat Pembelajaran Kontektual.................................17
2.1.2.2 Pembelajaran Kontektual Menurut Para Ahli................20
2.1.2.3 Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontektual..........21
2.1.2.4 Tujuan Pembelajaran Kontektual...................................24
2.1.2.5 Manfaat Pembelajaran Kontektual.................................25
2.1.2.6 Kelebihan Pembelajaran Kontektual.............................25
2.1.2.7 Kekurangan Pembelajaran Kontektual..........................25
2.1.3 Bangun Ruang............................................................................26
iii
2.1.3.1 Hakikat Bangun Ruang..................................................26
2.1.3.2 Pengertian Tabung, kerucut dan Bola............................26
2.1.3.3 Sifat-Sifat Bangun Ruang..............................................27
2.2 Penelitian Relevan................................................................................28
2.3 Kerangka Berpikir................................................................................29
2.4 Hipotesis...............................................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................31
3.1 Desain Penelitian..................................................................................31
3.2 Partisipan dan Tempat Penelitian.........................................................32
3.2.1 Partisipan....................................................................................32
3.2.2 Tempat Penelitian.......................................................................32
3.3 Instrumen Penelitian.............................................................................32
3.4 Pengumpulan Data...............................................................................35
3.5 Analisis Data........................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................39
LAMPIRAN..........................................................................................................41
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB 1
PENDAHULUAN
merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi yang ada dalam
dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang sudah dikenal dan diakui
oleh masyarakat, salah satu bentuk dari pendidikan dasar adalah sekolah dasar.
Salah satu mata pelajaran di sekolah dasar adalah mata pelajaran matematika.
meningkatkan kualitas manusia indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah pikir,
olah rasa dan olahraga agar memiliki daya saling dalam menghadapi tantangan
berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerja
sama.
20 tahun 2003 pasal 1:”pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat
1
sepiritual keagamaan, pengadilan diri, keperibadian, kecerdasa, ahlak mulia, serta
kepada peserta didik dalam melakukan proes belajar. Peran dari guru sebagai
belajar tentunya banyak perbedaan, seperti adanya peserta didik yang mampu
mencerna materi pelajaran, ada pula peserta didik yang lambah dalam mencerna
mengatur strategi dalam pembelajaran yang sesuai dengan keadaan setiap peserta
didik. Oleh karena itu, jika hakikat belajar adalah “ perubahan”, maka hakikat
pembelajar adalah”pengaturan”.
pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu
pendidik, dan sumber belajar, maka yang dikatakan dengan proses pembelajaran
adalah suatu system yang melibatkan suatu kesatuan komponen yang saling
berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan
secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Proses pembelajaran
ditandai dengan adanya interaksi edukatif yang terjadi, yaitu interaksi yang sadar
2
akan tujuan. Interaksi ini berakar dari pihak pendidik (guru) dan kegiatan belajar
secara paedagogis pada diri peserta didik, berproses secara sistematis melalui
pendidik menfasilitasi peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Dengan
belajar lain) dengan maksud agar tujuanya dapat tercapai. Dari uraian tersebut,
maka terlihat jelas bahwa pembelajaran itu adalah interaksi dua arah dari pendidik
dan peserta didik, diantara keduanya terjadi komunikasi yang terarah menuju
kepada target yang telah ditetapkan. Pola pembelajaran yang terjadi saat ini sering
kali masih bersifat transmisif, yaitu siswa secara pasif menyerap struktur
pengetahuan yang diberikan guru atau yang ada pada buku pelajaran saja. Adapun
terlihat aktif dalam belajarnya. Siswa belajar materi secara bermakna dengan
bekerja dan berfiki, dan (b) informasi baru harus dikaitkan dengan informasi
3
jadi dapat disimpulkan bahwakegiatan pembelajaran ini dilakukan oleh dua orang
pelaku, yaitu guru dan siswa perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa
adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut tidak terlepas dari
dengan baik, sehingga kegiatan pembelajaran ini bermuara pada dua kegiatan
dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh
pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dan siswanya, Mengingat hal
tujuan pembelajaran, sehingga konsep tersebut dapat di kuasai oleh siswa dengan
baik. Karena dengan adanya konsep yang kuat, maka dalam pembelajaran tidak
matematika tidak sesuai dengan konsep sesungguhnya sehingga siswa akan salah
penafsiran ketika iya kelak dewasa dan terus berlanjut. Selama ini kegiatan
saja siswa tidak bisa melihat gambaran yang jelas tentang materi dipelajari selain
itu pembelajaran juga hanya berpusat kepada guru, sehingga siswa cenderung
4
kurang aktif. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas saja tanpa adanya
ilmu lain, dan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Siswa merupakan pesrta
didik yang secara langsung akan menerima pembelajaran maka dari itu kita
tentang bangun ruang, dengan media siswa mampu dalam memecahkan masalah–
masalah juga merupakan suatu suatu langkah yang menentukan siswa bisa atau
efeknya bagi penunjang kemampuan siswa oleh sebab itu pemecahan masalah
rusuk, sisi dan titik sudut. Usaha yang di kembangkan dari pembelajaran
dengan objek, peristiwa, fakta atau konsep yang dipelajari dan dapat menemukan
pengetahuan tentang suatu hal baru Anggo (dalam “Afdila”: 2018). Jadi masalah
kontektual tersebut tidak hanya dapat dilihat dari suatu hal abstrak saja namun
meliputi masalah yang berkaitan dengan objek nyata, karena hal yang diawali
kenyataan dan dekat dengan kehidupan akan lebih mudah untuk dimengerti. Pada
5
pembelajaran matematika kemampuan menyelesaikan masalah bangun ruang
oleh guru, siswa lebih sering langsung menggunakan persamaan matematis, tanpa
yang lemah tentang prinsip dan aturan matematika, kekurangan dalam memahami
materi dan soal, dan tidak cukup motivasi dari guru terhadap siswa.
Kesulitan tersebut dapat dilihat dari rendahnya nilai ujian siswa yang
masih dibawah KKM. Berdasarkan wawancara terhadap wali kelas IV, beliau
mengatakan bahwa nilai siswa kelas IV pada materi bangun ruang kurang
memuaskan karena lebih dari 50% hasil belajar siswa mendapatkan nilai di bawah
rata-rata. Penelitian ini penting dilakukan karena dengan mengetahui sejauh mana
kesulitan siswa dalam memecahkan masalah pada bangun ruang, guru dapat
mengambil tindakan yang tepat sesuai dengan kesulitan yang di alami siswa
tersebut. Maka dari itu penelitian yang bertujuan menganalisis kesulitan siswa
pemecahan masalah bangun ruang matematika harus dilakukan agar guru dan
6
siswa dapat bekerja sama untuk memperbaiki dan menemukan solusi bagaimana
mengetahui kesulitan siswa dalam proes pembelajaran yang sering di alami oleh
menjadi masalah bagi siswa. Peneliti tertarik untuk mengetahui faktor kesulitan
siswa pembelajaran matematika di kelas IV karena kelas ini adalah kelas yang
tinggi di sekolah dasar. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan
keterhambatan tersebut tidak berkelanjutan di kelas V dan VI. Oleh karena itu,
7
Batasan masalah perlu dilakukan agar masalah tidak menjadi terlalu luas,
dan karena materi bangun ruang terlalu meluas sehingga peneliti membatasi
kelas IV SDN
ruang ?
8
Untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran
1. Manfaat Teoritis
menyenangkan.
2. Manfaat Praktis
baik.
9
pemecahan masalah bangun ruang dengan model pembelajaran
membosankan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Hal ini dimaksudkan bukan berarti
ilmu lain diperoleh tidak melalui penalaran, akan tetapi dalam matematiaka lebih
menekankan aktivitas dalam dunia rasio (penalaran) sedangkan dalam dunia lain
Sutawidjaja dan Dahlan (2011) matematika itu memiliki sifat aksiomatik yaitu
bahwa suatu struktur matematika dimulai dari istilah yang tidak di tentukan
(undefined term) atau istilah pangkal dan kaidah yang berkaitan dengan istilah
pangkal tersebut yang disepakati kebenaranya yang disebut aksioma. Banyak para
ahli yang mengartikan tentang matematika baik secara umumnya maupun secara
thinking”. Hal ini berarti matematika adalah sarana untuk berfikir. Suherman
(2001) metematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Hal
ini dimaksudkan bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui penalaran, akan
sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau eksperimen
11
Berdasarkan penjelasan hakikat matematika diatas, dapat disimpulkan
yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat
Disamping itu juga dapat dikatakan bahwa matematika itu terdiri atas unsur-
unsur yang saling berkaitan bukan saling terpisah, dalam matematika ada hierarki
yaitu adanya unsur yang satu merupakan syarat dari yang lain atau suatu konsep
atau entitas matematika dibangun dari konsep atau entitas lainnya. Contohnya jika
kembangkan daya nalar, yang berfikir logis, sistematis, dan kritis. Matematika
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya fikir
penguasaan matematika yang kuat sejak dini, sehingga mata pelajaran matematika
di berikan kepada semua peserta didik mulai dari usia dini. Dalam kenyataanya
setiap individu mempunyai minat dan pandangan yang berbeda tentang pelajaran
12
Di sisi lain ada juga yang memandang matematika sebagai pelajaran yang sulit
pada umumnya belum mampu berfikir secara abstrak . fakta demikian mendorong
tersebut. olah karena itu, guru membantu siswa untuk memvisualisasikan konsep
yang abstrak tersebut menjadi sesuatu yang nyata sehingga mudah di pahami
siswa. Perlu di tegaskan disini bahwa setiap konsep matematika dapat di pahami
dengan baik apabila disajikan kepada siswa dengan bantuan media pembelajaran
senangi karena di angap mata pelajaran yang sulit dimengerti, karena banyak
menjadi pelajaran yang di takuti dan kalau bisa di hindari oleh para pelajar. Tidak
jika siswa memiliki kemampuan memahami konsep abstrak yang rendah terhadap
pelajaran matematika, maka hasil belajar juga akan rendah. beda halnya dengan
13
kemungkinan siswa mendapat hasil belajar yang baik lebih tinggi. Belajar
dimiliki. Hal ini sesuai dengan pandangan Hudojo (dalam “Kurniasih”: 2017)
bahwa agar transfer belajar dapat optimal, dalam mengajar guru harus
siswa diberikan latihan yang cukup, jika siswa hanya diberikan keterampilan
tanpa pemahaman, maka siswa akan mengalami kesulitan belajar pada materi
memudahkan berfikir”.
14
3. Menurut ruseffendi (1980) “Matematika adalah ilmu keteraturan, ilmu
15
dalam Saja’ah (2018) menyatakan bahwa pembelajaran matematika
gagasan dengan symbol, table, diagram, atau media yang lain untuk
kegiatan manusia yang mengkaji berbagi benda abstrak yang berkaitan dengan
secara sistematik
16
4. Melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam
yang mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata, dan
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga ,warga Negara, dan tenaga
dan mengalami apa yang yang sedang di ajarkan dengan mengacu pada masalah-
masalah dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan tanggung jawab mereka
sebagi anggota keluarga, warga Negara, siswa, dan tenaga kerja (University of
membantu guru mengaitkan antara materi yang di ajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
makna konteks sesuai dengan situasi nyata lingkungan seseorang, dan itu dapat
17
terjadi melalui pencariang hubungan yang masuk akal dan bermanfaat.
mendalam dimana siswa kaya akan pemahaman masalah dan cara untuk
kontektual menjadikan pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam
yang mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan konteks dimana
materi itu digunakan, serta berhubungan dengan bagaimana seseorang belajar atau
Pembelajaran akan berarti jika siswa mempelajari materi pelajaran pelajaran yang
18
sekolah untuk menyelesaikan masalah dunia nyata yang kompleks, baik secara
kelas yang di dalamnya siswa akan menjadi peserta aktif bukan hanya pengamat
dengan situasi dunia nyata, dan memotivasi siswa untuk membentuk hubungan
diantaranya ruang kelas dan lain sebagainya. Iya mendorong para guru untuk
menemui hubungan yang sangat bermakna antara ide-ide abstrak dan penerapan
praktis di dalam konteks dunia nyata: konsep dipahami melaui proses penemuan,
yaitu:
19
2.1.2.2 Pembelajaran Kontektual Menurut Para Ahli
1. Menurut Depdiknas
kehidupan mereka
4. Menurut Suherman
20
Berdasarkan uraian di atas kontektual merupakan pembelajaran yang
bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaanya (Depdiknas,
2002).
1. Konstruktivisme (Constructivism)
yaitu bahwa pengetahuan di bangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang
nyata.
21
2. Inkuiri (Inkuiry)
3. Bertanya (Kuestioning)
diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Ketika seorang anak baru
belajar. Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua
arah. Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi apabila tidak ada pihak yang
dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk
bertanya, tidak ada pihak yang merasa paling tahu, semua pihak mau saling
mendengarkan. Setiap pihak harus merasa bahwa setiap orang lain memiliki
22
pengetahuan, pengalaman, atau keterampilan yang berbeda yang perlu di
pelajari.
5. Pemodelan (Modeling)
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir
kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan dimasa yang lalu. Siswa
kemacetan dalam belajar, maka guru segera bisa mengambil tindakan yang
23
diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan
proses pembelajaran.
tersebut.
24
2.1.2.5 Manfaat Pembelajaran Kontektual
3. Melatih siswa agar dapat berfikir kritis dan terampil dalam memproses
hari siswa.
cukup lama.
25
2.1.3 Bangun Ruang
mempunyai bentuk dapat di lihat dari berbagai sudut pandang. Berbeda dengan
bangun datar, bangun ruang tidak hanya mempunyai dua dimensi, akan tetapi
memiliki ukuran yaitu panjang, lebar dan tinggi. Suharjana (2008) menyatakan
bahwa bangun ruang adalah bagian ruang yang di batasi oleh himpunan titik-titik
mempunyai tiga ukuran yaitu panjang, lebar dan tinggi dimana di dalam bangun
1. Tabung
2. Kerucut
dari lingkaran
3. Bola
Bola merupakan salah satu bangun ruang sisi lengkung yang dibatasi
26
sebuah bangun ruang berbentuk setengah lingkaran yang diputar
1) Sifat tabung
f. Tabung memiliki sisi alas serta sisi atas berhadapan yang kongruen
selimut tabung
panjang
2) Sifat Kerucut
27
3) Sifat Bola
diameter
pembelajaran Kontektual.
28
Pemecahan Masalah Matematis Siswa”. Hasil penelitian menunjukan
Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam
guru dituntut untuk memilih dan menerapkan model pembelajaran yang dapat
memacu semangat siswa untuk terlihat aktif dalam belajar. Ada banyak model
29
Dengan di terapkannya model pembelajaran kontektual ini siswa semakin
termotivasi untuk lebih aktif di dalam kelas selama pembelajaran dan memahami
2.4 Hipotesis
30
BAB III
METODE PENELITIAN
dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya akibat dari sesuatu yang
dikenakan pada subjek yaitu siswa . penelitian ini melibatkan dua kelompok yang
masing kelas, dan setiap perlakuan diberikan tes akhir (post test) dengan soal
berbeda. Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah jenis data
Table 3.1
Desain penelitian
Kelas Perlakuan Tes Akhir
X1.1 T1
Pembelajaran X1.2 T2
Kontektual X1.3 T3
X2.1 T1
Tidak Kontektual X2.2 T2
X2.3 T3
Keterangan
31
X2.1 = Perlakuan Pertama Model Pembelajaran Tidak Kontektual
3.2.1 Partisipan
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah di olah.
pengukuran.
berikut :
32
1. Instrumen tes
tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dalam bentuk pilihan
materi tabung, kerucut dan bola. Peneliti merancang instrument ini untuk
kerucut dan bola.dalam hal ini peneliti membedakan tiga keriteria dalam
kemampuan tinggi sedang dan rendah.begitu juga dengan hasil instrument tes
ini akan di berikan tingkat kemampuan tinggi dengan nilai 85 sampei 100
33
ruang tersebut peserta didik dapat
menentukan sifat-sifat bangun ruang
3. Disajikan sifat-sifat bangun ruang, dengan C4
menganalisis pada percobaan yang telah
dilakukan peserta didik dapat
membedakan bangun ruang berdasarkan
sifat-sifatnya
4. Disajikan tabel berisi data bangun ruang, C2
dengan meganalisis sifat-sifat bangun
ruang pada percobaan yang telah
dilakukan, peserta didik dapat
membedakan bangun ruang berdasarkan
sifat-sifatnya
5. Disajikan gambar dan permasalahan C1
kehidupan sehari-hari, dengan
menganalisis sifat-sifat bola pada
percobaan yang telah dilakukan, peserta
didik dapat mengidentifikasikan benda apa
yang berbentuk bola
2. Instrumen Wawancara
subjek peneliti untuk mengali sebanyak banyak tentang apa, mengapa, dan
meggunakan alat pengambilan data seperti suara atau foto, tujuannya untuk
34
pelajaran dengan maksud agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar
diluar jam pelajaran di kelas dan siswa pun tidak merasa keberatan dalam
3. Instrumen observasi
SUBULUSSALAM
4. Instrumen dokumentasi
1. Observasi
35
untuk mengetahui proses penerapan model pembelajaran kontektual dan
2. Wawancara
guna memperoleh data yang berkaitan dengan proses dan hasil pembelajaran
3. Tes
tindakan. Tes yang diberikan kepada siswa, yakni tes objektif materi bangun
ruang.
adalah proses mencari data, menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting dan
yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
36
Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Miles dan Huberman (1984) Teknik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif. Model
Data, Reduksi Data, penyajian Data dan Penarikan Kesimpulan. Berikut ini
penjelasanya.
1. Pengumpulan Data
Data yang didapat dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dicatat
pada catatan lapangan yang terdiri atas 2 bagian yaitu bagian deskriptif dan
catatan mengenai apa yang disaksikan, didengar, dilihat dan di alami sendiri
mengenai apa penemuan yang dijumpai. Selain itu merupakan bahan rencana
2. Reduksi Data
data yang relevan dan mempunyai makna, memfokuskan data yang mengarah
3. Penyajian Data
Penyajian data bisa berbentuk tulisan, gambar, tabel dan grafik. Tujuan
37
gambaran terhadap keadaan yang terjadi. Dalam hal ini, supaya peneliti tidak
4. Penarik Kesimpulan
halnya proses reduksi data, sesudah data terkumpul memadai maka akan
38
DAFTAR PUSTAKA
Ranti Kurniasih. 2017. Penerapan Strategi Pembelajaran Fase Belajar Model Van
Hiele Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Di Smp Islam Al Azhaar
Tulungagung. Jurnal Silogisme , 2, 61-68. Abstrak di peroleh dari
http://journal.umpo.ac.id/index.php/silogisme/article/view/626/612
Nurul, F. A., Yenita, R., & Maimunnah. (2018). Analisis Kesalahan Siswa Dalam
Menyelesaikan Masalah Kontektual Materi Bangun Ruang Sisi Datar
Berdasarkan Tahapan Kastolan. Letters Of Mathematics Education, 5, 65-
72. Abstrak di peroleh dari
https://www.researchgate.net/publication/336610650_ANALISIS_KESAL
AHAN_SISWA_DALAM_MENYELESAIKAN_MASALAH_KONTEKS
TUAL_MATERI_BANGUN_RUANG_SISI_DATAR_BERDASARKAN_
TAHAPAN_KASTOLAN
Agung, S., Tri. L., & Arief, S. (2015). Pengenalan Rumusan Bangun Ruang
Matematika Berbasis Augmented Reality. Prosiding Snatif, 2, 602-1180.
Abstrak di peroleh dari
http://jurnal.umk.ac.id/index.php/SNA/article/view/298
Afrida, P., Muhammad, D. D., (2017). Belajar dan Pembelajaran. Fitrah Jurnal
Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 03, 2460-2345. Abstrak di peroleh dari
http://jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/index.php/F/article/download/
945/795
Rismatul, A., Lia, Y., & Eni, L. (2015). Kesulitan Pemecahan Masalah Fisika
Pada Siswa SMA. Jurnal penelitian fisika dan aplikasinya (JPFA) 5, 2807-
9946. Abstrak di peroleh dari
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpfa/article/view/821/621
39
Romika., Yuli. A. (2014) Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Dengan Teori Van Hiele.
Jurnal Binagogik, 1, 2355-3774. Abstrak di peroleh dari
https://ejournal.stkipbbm.ac.id/index.php/pgsd/article/download/35/33
40
INDIKATOR YANG INGIN DI CAPAI
41
Soal Pilihan Berganda
3. Dalam permainan tebak bangun ruang disediakan tabung, kerucut dan bola
di dalam kantong tertutup. Fida mengambil sebuah bangun dan
menyembunyikan. Gina menebak bangun yang disembunyikannya dengan
melakukan percakapan berikut.
Gina : apakah bangun itu memiliki satu sudut ?
Fida : ya
Gina : apakah bangun itu memiliki rusuk-rusuk yang sejajar ?
Fida : tidak
Bangun yang disembunyikan fida adalah ?
a. Prisma
b. Kerucut
c. Tabung
d. Bola
42
4. Tabel berikut menunjukan sifat-sifat bangun
Sifat-sifat Ya Tidak
Memiliki rusuk lengkung
Semua rusuknya lurus
Tidak memiliki titik sudut
Memiliki 5 titik sudut
Memiliki 8 titik susut
b.
c.
d.
43
Menurut kamu, benda manakah yang di maksud Adi ?
a. Bulan
b. Batang kayu
c. Tenda
d. Gunung
44
PERTANYAAN WAWANCARA
1. Apakah yang ada di pikiran ibu ketika mendengar kata perangkat ajar atau
alat peraga ?
2. Adakah perangkat ajar untuk matematika di sekolah ini ?
3. Bagaimana cara ibu mengajarkan materi bangun ruang ?
4. Apakah sulit untuk ibu memberi materi mengenai bangun ruang ?
5. Bagaimana kalau di buat perangkat ajar mengenai bangun ruang ?
6. Menurut ibu apakah perlu ada soal dalam materi bangun ruang ?
7. Apakah menurut ibu dengan adanya perangkat ajar mengenai bangun
ruang dapat memudahkan siswa dalam memahami materi bangun ruang
tersebut ?
menggunakan skala nominal. Skala nominal adalah skala berdasarkan fakta yang
45
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran ke : 1-2
A. Standar Kompetensi
B. Kompetensi Dasar
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
46
peserta didik dapat membedakan bangun ruang berdasarkan sifat-
sifatnya
sifatnya
bola
E. Materi Ajar
F. Metode pembelajaran
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan awal
Kegiatan inti
kontektual
47
Guru menjelaskan materi secara ringkas kepada siswa
berkelompok
masing-masing kelompok
Kegiatan Akhir
Sumber
Media
I. Penilaian (asesmen)
Penilian terhadap materi ini dapat di lakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari
tes yang dilakukan dan kerja kelompok atau dengan rubric penilaian.
48
Mengetahui Subulussalam
…………………… …………………..
49