Oleh
NIM 180105145
2022
1
STRATEGI GURU DALAM MENANAMKAN KONSEP DIRI PADA
PEMBELAJARAN IPS KELAS VII DI SMPN 2 PUJUT KABUPATEN
LOMBOK TENGAH TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Proposal Skripsi
Oleh
180105145
2022
2
KATA PENGANTAR
panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, taufiq serta inayah-
Nya proposal ini dapat diselesaikan dengan baik guna memenuhi salah satu
Muhammad SAW, yang dengan penuh semangat dan ikhlas berjuang dalam
kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak
kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga proposal ini
3
dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para
pembaca pada umunya semoga Allah SWT meridhoi dan mencatat sebagai
Penulis
NIM. 180105145
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................3
DAFTAR ISI......................................................................................................................5
A. Judul :.....................................................................................................................6
C. Rumusan Masalah..............................................................................................12
1. Tujuan Penelitian...........................................................................................12
2. Manfaaat Penelitian.......................................................................................13
2. Setting penelitian............................................................................................14
F. Telaah pustaka...................................................................................................15
G. Kerangka Teori..............................................................................................17
a. Pengertian Guru.............................................................................................17
b. Tugas Guru.....................................................................................................19
c. Peran Guru.....................................................................................................21
2. Konsep Diri.....................................................................................................23
5
f. Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsep Diri.........................................29
H. Metode penelitian...........................................................................................34
1. Pendekatan Penelitian....................................................................................34
2. Kehadiran Peneliti..........................................................................................35
3. Lokasi penelitian............................................................................................35
4. Sumber Data...................................................................................................36
I. Sistematika Pembahasan...................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................47
6
A. Judul :
Pelajaran 2021/2022
kegiatan yang berkaitan dengan suatu usaha sadar yang terencana dalam
skill atau potensi yang dimiliki, baik dari tingkat spiritual keagamaan,
peserta didik yang baik.2 Sehingga pendidikan menjadi hal yang sangat
sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertera pada
7
tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
dalam sistem pendidikan nasional, oleh karena itu penerapannya tidak lepas
kepribadian peserta didik merujuk pada kemampuan dasar yang sudah ada
4
Nur Efendi, Islamic Educational Sociology (Depok : Rumah Media), Hlm 12
5
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al Qur’an, (Jakarta : Pt Raja Grafindo
2012), H. 45
6 ?
Lukman Hakim, Manajemen Pendidikan (Yogyakarta: Genta Press, 2008), H. 4.
7 ?
Bukhari Umar. Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kencana, 2013), Hlm. 26-27
8
pada diri peserta didik itu sendiri, untuk diarahkan dalam meningkatkan
kegiatan yang di dalamnya terjadi proses interaksi antara guru dan peserta
didik. Guru dan peserta didik adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan
dapat digantikan dengan alat atau media elektronik, karena terdpat banyak
Sebagai guru dan pendidik diharapkan mampu memberi teladan yang baik
8 ?
Muhammad Darwis Dasopang, “Belajar Dan Pembelajaran”, Jurnal Kajian Ilmu
Keislaman, Vol. 3, Nomor 2, Desember 2017, Hlm. 334
9
bagi peserta didik, baik dalam setiap kegiatan yang dilakukan, maupun
menengah dan pendidikan atas sampai perguruan tinggi akan tetapi bisa
sebagainya yang dapat dijadikan sebagai tempat belajar. 10 Selain itu guru
guru. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki fungsi dan posisi sebagai
perkataannya.11
mulia, memilik tingkah laku yang baik dan diharapkan akan menjadi
9 ?
Elly Manizar, “Peran Guru Sebagai Motivator Dalam Belajar”, Jurnal Tadrib, Vol.1,
Nomor 2, Desember 2015, Hlm. 178
10
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif: Suatu
Pendekatan Teoritis Psikologis, (Jakarta, Rineka Cipta, 2010), Hlm. 31
11
Mujtahid, Pengembangan Profesi Guru, (Malang: UIN Maliki Press, 2011), Hlm. 33.
10
mengajarkan cara menanamkan konsep diri kepada peserta didik melalui
pembelajaran.
pada pembelajaran IPS. Oleh sebab itu dalam penanaman konsep diri
pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial
12
Slameto, 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka
Cipta), Hlm 182
13
Ibid, Hlm. 165
11
Social Education, Citizenship Education, dan Social Science Education. 14
memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanitis yang
pendidikan.15
pada dirinya, hal tersebut tercermin dari beberapa keadaan siswa yang
belajar, sulit menerima kritik, dan kurangnya kepercayaan diri dari peserta
didik.16
skripsi dengan judul “Strategi Guru Dalam Menanamkan Konsep Diri Pada
dilakukan karena peneliti bisa mengetahui sejauh mana Strategi Guru Dalam
Pujut.
14
Sapriya, Pendidikan Ips Konsep Dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2009), Hlm.7
15
Muhammad Numan Somantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan Ips. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2001), Hlm.79
16 ?
Observasi, Di SMPN 2 Pujut, Pada Hari Selasa Tanggal 12 Januari 2022
12
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang atau konteks penelitian di atas, maka fokus penelitian
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat guru dalam menanamkan konsep
diri pada Pembelajaran IPS kelas VII di SMPN 2 Pujut Kabupaten Lombok
Tengah ?
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peneliti yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
menanamkan konsep diri pada Pembelajaran IPS kelas VII di SMPN 2 Pujut
13
2. Manfaaat Penelitian
Adapun Manfaat yang didapat dari penelitian ini, baik manfaat secara teoritis
nilai-nilai pendidikan guru dalam menanamkan konsep diri pada peserta didik
a. Bagi Peneliti, merupakan sarana untuk belajar dan menuangkan pikiran dan
positif bagi pihak sekolah, khususnya bagi pihak SMPN 2 Pujut untuk
membentuk konsep diri terhadap peserta didik terkhusus siswa siswi SMPN 2
Pujut.
c. Bagi Fakultas Tarbiyah dan keguruan, diharapkan hasil penelitian ini dapat
Fakultas Tarbiyah, khususnya program studi IPS UIN Mataram untuk penelitian
selanjutnya.
14
E. Ruang lingkup dan setting penelitian
Untuk memperjelas masalah yang dibahas dalam penelitian ini agar tidak
terjadi pembahasan yang meluas dan menyimpang dari fokus penelitian. Adapun
ruang lingkup permasalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu mengenai strategi
guru dalam menanamkan konsep diri melalui pembelajaran IPS. Selain itu penelitian
ini fokus pada faktor pendukung dan penghambat dalam strategi guru dalam
menanamkan konsep diri melalui pembelajaran IPS pada siswa kelas VII SMPN 2
Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Supaya lebih fokus peneliti dapat merincikan
sebagai berikut:
Tengah yang di dalamnya masih banyak peserta didik yang memiliki konsep diri
negatif yang tercermin dari keadaan individual dari dalam diri pesera didik
konsep diri melalui pembelajaran IPS pada siswa kelas VII SMPN 2 Pujut
c. Guru dan peserta didik terlibat dalam penanaman konsep diri dalam pembelajaran
IPS.
2. Setting penelitian
Kawo, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. SMPN 2
Pujut ini dijadikan sebagai lokasi penelitian karena didalamnya terdapat beberapa
peserta didik yang memiliki konsep diri negatif yang tercermin dari keadaan
15
individual dari dalam diri pesera didik yang mengalami beberapa kesulitan dalam
berbicara dengan orang lain, menunjukkan sikap mengasingkan diri, masih terlihat
malu-malu, kurangnya semangat dalam belajar, sulit menerima kritik, dan kurangnya
kepercayaan diri dari peserta didik. Hal itu membuat peneliti tertarik untuk
diri peserta didik. Selain itu, strategi guru IPS sangat berperan penting dalam
F. Telaah pustaka
Selain mengumpulkan informasi dari buku yang memiliki kaitan dengan strategi
guru dalam menanamkan konsep diri pada Pembelajaran IPS kelas VII di SMPN 2 Pujut
Kabupaten Lombok Tengah, peneliti juga menggali informasi dari skripsi dan jurnal
terdahulu agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menghindari terjadinya
pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan yang serupa maka dari itu
peneliti melakukan telaah pustaka mengenai beberapa tema yang diangkat diantaranya
adalah :
1. Laily Misri menulis skripsi yang berjudul “Upaya Guru BK dalam Meningkatkan
Konsep Diri Positif Siswa (Studi pada MTs Al-Washliyah Tembung)”. Hasil
penelitian ini mengungkapkan bahwa kondisi konsep diri positif siswa MTs Al-
Washliyah Tembung berada pada kategori baik. Kemudian konsep diri positif siswa
konseling kepada para siswa. Dan yang menjadi faktor pendukung adalah peran aktif
seluruh personil sekolah untuk bekerjasama dalam meningkatkan konsep diri positif
16
perhatian orang tua dan lingkungan kepada siswa-siswa MTs Al-Washliyah
terdahulu fokus penelitiannya lebih pada pembentukan konsep diri melalui bimbingan
2. Norman, “Upaya Guru Dalam Menanamkan Konsep Diri Pada Pembelajaran IPS dI
pengarahan, mengarahkan peserta didik pada hal-hal yang positif. Hal tersebut
membuat peserta didik menjadi lebih percaya diri dan mau bersosialisasi dengan
terdahulu adalah sama-sama berkaitan dengan konsep diri siswa melalui pembelajaran
IPS, sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian
3. Hana Nida Khafiya, Dalam Penulisan Skripsinya yang berjudul “Konsep Diri
Akademik Pada Siswa Mts (Studi Pada Siswa Yang Berasal Dari SD Umum)”. Hasil
penelitian ini mengungkapkan bahwa menggambarkan bahwa siswa MTs yang berasal
dari SD umum memiliki konsep diri akademik yang sedang yakni tidak ada siswa
(0%) yang memiliki konsep diri akademik rendah, ada 191 siswa (83.0%), yang
17 ?
Laily Misri, “Upaya Guru BK Dalam Meningkatkan Konsep Diri Positif Siswa (Studi Pada Mts Al-
Washliyah Tembung), (Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Mataram),2020.
18
Norman, “Upaya Guru Dalam Menanamkan Konsep Diri Pada Pembelajaran IPS DI SDN Gonjak
Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2019/2020 “, (Skripsi, Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Mataram), 2020.
17
memiliki konsep diri akademik sedang dan ada ada 39 siswa (16.9%) yang memiliki
penelitian terdahulu adalah sama-sama berkaitan dengan konsep diri siswa, sedangkan
lebih fokus pada konsep diri siswa dalam akademik, sedangkan penelitian sekarang
G. Kerangka Teori
a. Pengertian Guru
Guru juga disebut pengajar atau pendidik, akan tetapi tidak semua
pendidik bisa dikatakan guru, karna guru adalah suatu jabatan profesional yang
kepribadian tertentu yang semuanya bisa diperoleh melalui proses belajar dan
latihan, Roestiyah N.K. mengatakan bahwa guru adalah seorang yang memiliki
memegang teguh kode etik profesinya, ikut seta didalam mengomunikasikan usaha
19 ?
Hana Nida Khafiya, Konsep Diri Akademik Pada Siswa MTS (Studi Pada Siswa Yang Berasal Dari Sd
Umum), (Skripsi, Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang), 2018.
20
Roestiyah NK., Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara,2001), hlm. 175.
18
pendidikan dasar, menengah dan pendidikan atas sampai perguruan tinggi akan
tetapi bisa juga dilaksanakan di masjid, di surau atau mushola, di rumah dan
Selain itu guru juga dapat diartikan sebagai pendidik yang mampu
pendidikan.23
keberhasilan peserta didik atau siswa tergantung dari keterampilan dari seorang
guru. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki fungsi dan posisi sebagai
teladan dan bagi peserta didiknya, baik dari segi perbuatan maupun
perkataannya.24
21
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teoritis
Psikologis, (Jakarta, Rineka Cipta, 2010), Hlm. 31
22
Farida Mayar, Strategi Guru Paud Daam Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini, Jurnal
Pendidikan, Vol.3, Nomor 6, Tahun 2007. Hlm.2
23 ?
Mulyasa, E. Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan,
(Bandung, Pt. Remaja Rosda Karya, 2016), Hlm.134
24
Mujtahid, Pengembangan Profesi Guru, (Malang: Uin Maliki Press, 2011), Hlm. 33.
19
Menurut Undang-Undang No.14 Tahun 2005 BAB 1 Pasal 1 tentang guru
sebagai berikut:
Dari penjelasan di atas guru memiliki peran dan fungsi yang sangat penting
lebih baik. Kebaikan seorang guru tercermin dari perilaku, sikap dan tingkah laku
yang dikerjakan. Baik di dalam sekolah maupun diluar sekolah. Seseorang dapat
dikatakan sebagai seorang guru atau seorang pendidik tidak cukup hanya
mengetahui akan materi pelajaran yang diajarkan, akan tetapi yang pertama kali ia
harus miliki ialah“ kepribadian guru” dengan segala ciri tingkat kedewasaannya.
dengan peserta didik. Kepribadian seorang pendidik akan tercermin dalam sikap
b. Tugas Guru
mendidik anak didik mereka agar menjadi orang yang berkepribadian yang mulia,
memilik tingkah laku yang baik yang diharapkan akan menjadi generasi emas
nantinya. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa guru atau pendidik setiap
harinya memiliki letak tanggung jawab yang besar untuk membawa para peserta
didiknya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Dalam rangka ini
25
Uu Ri No.14 Tahun 2005, Tentang Guru Dan Dosen, (Jakarta: Sinar Grafika,2010), Hlm.3.
20
guru bukan semata-mata sebagai “pengajar” yang mentransfer of knowledge akan
tetapi guru juga sebagai seorang “pendidik” yang transfer of values dan sekaligus
Selain itu guru adalah suatu profesi yang memiliki tugas yang sangat berat
sperti guru bertanggung jawab terhadap pendidikan siswa, sehingga guru harus
1) Merencanakan pembelaran.
6) Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok yang sesuai.
berkelanjutan.29
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru memiliki tiga tugas
utama yaitu tugas dalam bidang profesi, tugas dalam bidang kemanusiaan, serta
tugas dalam bidang kemasyarakatan. Oleh karena itu guru merupakan salah satu
26
Sardiman,Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2003), Hlm.
125
27
Muhammad Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 1.
28
Sadiman., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru, (Jakarta:
Rajawali, 2005), hlm. 125.
29
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017), hlm.7
21
komponen yang terdapat dalam proses belaar mengajar, yang berperan dalam
c. Peran Guru
Peran ialah pola tingkah laku tertentu yang merupakan ciri-ciri khas semua
petugas dari pekerjaan atau jabatan tertentu. Sedangkan guru merupakan faktor
yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar, dan karenanya guru harus
diajarkan. Dengan kata lain Guru harus mampu menciptakan suatu situasi kondisi
“Peran (role) guru artinya terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling
berkaitan yang dilakukan dalam situasi tertentu serta behubungan dengan
kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi
tujuannya.31
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 32
Guru memiliki berbagai macam peran yang harus dilakukannya. Dalam buku sardiman
yang berjudul interaksi dan motivasi belajar dan mengajar, ada beberapa pendapat
30
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), hlm. 33
31
Moh. Uzer Usma, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009), hlm. 4
32
Kunandar,Guru Profesional, Jakarta, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
Sukses Dalam Sertifikasi Guru (Jakarta: Rajawali Pers: 2009), hlm. 51.
22
2. Havighurst berpendapat bahwa guru disekolah memiliki peran sebagai pegawai
dalam hubungannya dengan anak didik, sebagai pengatur disiplin, evaluator dan
pengganti orangtua.
3. James W.Brown, mengemukakan bahwa tugas dan peran guru antara lain:
siswa.
guru di sekolah, tidak hanya sebagai transmiter dari ide tetapi juga berperan
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka disimpulkan bahwa peran guru
adalah keseluruhan tingkah laku atau tindakan yang dimiliki seseorang dalam
peran manakala ia menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan bagian yang tak
Menurut Wilma W. Bidwel dan Thomas E. Curtis bahwa dalam artian yang
sempit guru memiliki peran spesifik pada proses pembelajaran disekolah, yaitu proses
belajar mengajar. Adapun peran utama seorang pendidik adalah sebagai berikut:
33
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), hlm.
143-144.
23
Sifat kepemimpinan seorang guru pada peranan ini akan terlihat lebih menonjol.
Guru dalam hal demi menggapai tujuan dan cita-cita siswa, seorang guru memberikan
jalan kepada siswanya dengan membimbing dan mengarahkan kegiatan siswa sesuai
Seorang guru harus bisa meningkatkan gairah dan semangat peserta didik saat
kegiatan belajar. Untuk memenuhi peran tersebut, seorang guru harus bisa
Guru memiliki hak untuk menilai prestasi peserta didik dalam tingkah laku sosial
2. Konsep Diri
dan prestasi yang mereka capai. Dalam pengertia lain Konsep diri merupakan
faktor yang sangat menentukan dalam perilaku siswa, karena setiap siswa
bertingkah laku sesuai dengan konsep dirinya atau secara sederhana dapat
perasaan tentang diri sendiri. Konsep diri setiap siswa berbeda-beda, antara siswa
34
Sardiman,Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2003), Hlm. 146
24
yang satu berbeda dengan siswa lainnya, hal itu dikarenakan setiap siswa memiliki
pemikiran, perasaan terhadap apa yang dimiliki orang tentang dirinya sendiri,
meliputi kemampuan, karakter diri, sikap, perasaan, kebutuhan, tujuan hidup dan
pandangan individu terhadapi dirinya sendiri tentang aspek fisik, sosial dan
orang lain.37
penilaian yang dilakukan individu itu sendiri menyangkut segala hal tentang
dirinya baik itu kondisi fisik (tubuh) maupun kondisi psikis (sosial, emosi, moral
berikut:
35
Slameto, 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta), hlm 182
36
Hendra Surya. 2007. Percaya Diri itu Penting: Peran Orangtua dalam Menumbuhkan Percaya Diri Anak.
(Jakarta: Elex Media Komputindo), hlm 5.
37
9 Indra Darmawan. 2009. Kiat Jitu Taklukkan Psikotes. (Yogyakarta: Buku Kita), hlm 50.
38
Amalia Indah Safitri, Pengaruh Konsep Diri dan Peran Guru Terhadap Kedisiplinan Siswa, (Skripsi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, Bandar Lampung. 2017), hlm. 25.
25
pada gambaran umum tentang dirinya ia menginformasikan itu kedalam
kategori-kategori yang lebih luas dan banyak
2) Multifase Individu mengkategorikan persepi diri itu beberapa wilayah (area)
misalnya: social acceptance, psysical attractiveness, athletic ability and
academic ability.
3) Stabil General self concept itu stabil, hal yang sangat perlu dicatat bahwa
areal self konsep bisa berubah.
4) Tersusun secara hierarkis
5) Berkembang (developmental) Self concept berkembang sesuai dengan umur
dan pengaruh lingkungannya.
6) Evaluatif Individu tidak hanya membentuk deskripsi dirinya pada situasi
yang teristimewa, tetapi juga mengadakan penilaian terhadap dirinya sendiri.
Beberapa orang peserta didik percaya bahwa mereka adalah peserta didik
yang sukses, sementara peserta didik yang lain mereka tidak layak dan
merasa rendah, jika dibandingkan dengan peserta didik satu kelasnya.
perilaku individu. Individu memandang atau menilai dirinya sendiri akan tampak
jelas dari seluruh perilakunya. Hurlock membagi konsep diri menjadi empat
bagian, yaitu: konsep diri dasar, konsep diri sementara, konsep diri sosial dan
konsep diri ideal. Berikut ini diuraikan jenis-jenis konsep diri tersebut.
aspirasinya. Jenis ini merupakan kenyataan yang dilihat tentang dirinya sendiri
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Keadaan ini melekat dalam dirinya
26
2) Konsep Diri Sementara.
Jenis ini merupakan konsep diri yang bersifat patokan sementara. Jika
situasi dan tempat berbeda, konsep tersebut bisa menghilang. Konsep ini
lain tentang dirinya. Konsep ini didapatkan dengan cara berinteraksi dengan
orang lain.
Konsep ini terbentuk dari pandangan dan keyakinan individu tentang apa
menjadi dua jenis yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif. Konsep diri
kelebihannya, bisa menerima kritik dan saran, dan yakin akan kemampuan dirinya
sendiri. Sedangkan Konsep diri negatif Merupakan individu yang kurang percaya
dua pola konsep diri, yakni konsep diri positif dan konsep diri negtif. Orang yang
memiliki konsep diri positif ditandai dengan percaya akan kemampuan yang
dimiliki, merasa sama dengan individu lain, sadar setiap individu memiliki
39
Hurlock, E. B. 1976. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
Terjemahan oleh Med. Meitasari. Tjandrasa & Muslichah Zarkasih. (Jakarta: Erlangga), hlm 78.
40
Ratna Dwi Astuti, Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Sisiwa, (skripsi, Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2014), hlm. 29.
27
berbagai keinginan, perasaan dan perilaku yang tidak seluruhnya di setujui
konsep diri positif ditandai dengan keyakinan akan nilai dan prinsip tertentu serta
kuat, mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa merasa bersalah
yang berlebihan, tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu, memiliki kenyakinan
pada kemampuan untuk mengatasi persoalan dan Mampu menikmati dirinya secara
1) Peka terhadap kritik Bahwa orang yang mempunyai karakter negatif ini merasa
tidak tahan dengan kritikan, mudah marah.
2) Bersikap responsif terhadap pujian. Orang yang karakter seperti ini memiliki
antusias terhadap pujian, segala embel-embel yang menunjang harga dirinya
menjadi pusat perhatiannya.
3) Cendrung merasa tidak disenangi orang lain Perasaan subjektif seseorang yang
menggambarkan bahwa setiap orang lai n disekitarnya memandang dirinya
dengan negatif sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban
dalam persahabatan.
4) Bersikap psimis Seseorang yang berkarakter seperti ini akan bersikap psimis
terhadap kompetensi, Ia mengganggap tidak akan berdaya melawan persaingan
yang merugikan dirinya.43
Berdasarkan uraian atas, secara umum konsep diri memliki 2 jenis yaitu
konsep diri negatif dan konsep diri positif. Konsep diri positif merupakan
41
Ibid, hlm. 29-30.
42
Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 104-105.
43
Ratna Dwi Astuti, Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Sisiwa,), hlm. 34.
28
diri negatif merupakan pandangan individu yang tidak mempercayai kemampuan
yang dimiliki dan bisa jadi penghambat perkembangan bakat dan potensi yang
dimiliki.
Menurut Burns dimensi dari konsep diri terdiri dari empat dimensi yaitu
berdasarkan konsep diri sebagai organisasi dari sikap-sikap diri. Oleh karena itu,
menurut Burns dimensi konsep diri sama halnya dengan dimensi sikap pada
umumnya.44
1) Percetual atau self concept merupakan gambaran diri individu yang berkaitan
dengan tampilan fisik, termasuk kesan atau daya tarik yang dimiliki.
Komponen ini disebut juga sebagai konsep diri fisik (physical self concept).
2) Conceptual atau psychological self concept yang disebut juga sebagai konsep
diri psikis (psychological self-concept) merupakan gambaran individu atas
dirinya sendiri, meliputi kemampuan atau ketidakmampuan, masa depan, serta
meliputi kualitas penyesuaian hidup, kejujuran, kepercayaan diri, kebebasan
dan keberanian
3) Attitudinal adalah perasaan individu terhadap dirinya sendiri, meliputi sikap
terhadap keberadaan sekarang dan masa depan, harga diri, rasa kebanggaan,
hinaan.45
dinilai dan dinasehati seorang individu tidak akan pernah merasa sempurna.
Menurut Joan Rais konsep diri terbentuk dari pandangan orang lain terhadap
44
Burns, R. B. 1979. Konsep Diri: Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku. Terjemahan oleh
Eddy. (Jakarta: Arcan), hlm 66
45
Hurlock, E. B. 1976. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
Terjemahan oleh Med. Meitasari. Tjandrasa & Muslichah Zarkasih. (Jakarta: Erlangga), hlm 22
29
dirinya. Apabila seseorang mengatakan secara terus menerus bahwa ia kurang
cerdas, maka lambat laun anak tersebut akan memiliki konsep diri seperti itu.46
konsep diri berasal dari bagaimana pandangan orang lain dan orang-orang terdekat
terhadap dirinya.
Konsep diri bukanlah suatu hal yang dibawa dari lahir, tetapi suatu hal
terbentuk dan dipelajari dari pengalaman hidup seorang individu. Setiap orang
berikut:
46
Singgih Gunarsa D & Yulia. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. (Jakarta: BPK Gunung
Mulia), hlm 238
30
orangtua yang berlebihan dalam melindungi anak akan menyebabkan anak
tidak dapat berkembang dan mengakibatkan anak menjadi kurang tingkat
percaya dirinya dan memiliki konsep diri yang rendah.
e) Jenis kelamin, ras dan status sosial ekonomi. Konsep diri dapat dipengaruhi
oleh ketiga hal tersebut. Pudjijogyanti memberikan pendapatnya melalui
penelitian-penelitian para ahli bahwa berbagai hasil penelitian yang dilakukan
membuktikan kelompok ras minoritas dan kelompok sosial ekonomi rendah
cenderung mempunyai konsep diri yang rendah dibandingkan dengan
kelompok ras mayoritas dan kelompok sosial ekonomi tinggi, selain itu untuk
jenis kelamin terdapat perbedaan Konsep diri antara perempuan dan laki-laki.
Perempuan mempunyai sumber konsep diri yang bersumber dari keadaan fisik
dan popularitas dirinya, sedangkan konsep diri laki-laki bersumber dari
agresifitas dan kekuatan dirinya. Dengan kata lain, wanita akan bersandar
pada citra kewanitaannya dan laki-laki akan bersandar pada citra kelaki-
lakiannya dalam membentuk konsep dirinya masing-masing
f) Keberhasilan dan kegagalan. Konsep diri dapat juga dipengaruhi oleh
keberhasilan atau kegagalan yang telah dialami individu. Keberhasilan dan
kegagalan mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosialnya dan ini berarti
mempunyai pengaruh yang nyata terhadap konsep diri individu. Keberhasilan
akan mewujudkan suatu perasaan bangga dan puas akan hasil yang telah
dicapai dan sebaliknya rasa frustasi bila individu mengalami kegagalan
g) Orang-orang yang dekat dengan individu. Tidak semua orang mempunyai
pengaruh yang sama terhadap diri individu. Ada yang paling berpengaruh,
yaitu orang-orang yang paling dekat dengan individu, misalnya: orangtua,
saudara dan orang yang tinggal satu rumah dengan individu. Dari mereka
secara perlahan-lahan individu membentuk konsep dirinya. Senyuman, pujian,
penghargaan, pelukan mereka menyebabkan individu menilai diri secara
positif, tetapi ejekan, cemoohan, hardikan membuat individu menilai dan
memandang dirinya secara negatif.47
konsep diri seorang individu, seperti: pandangan orang lain, tuntutan dari orang
tua, orang-orang terdekat, keadaan keluarga, keadaan fisik dari individu tersebut,
47
Laily Misri, “Upaya Guru BK Dalam Meningkatkan Konsep Diri Positif Siswa (Studi Pada Mts Al-
Washliyah Tembung), (Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Mataram),2020. Hlm. 54
31
a. Pengertian Pembelajaran IPS
mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial
asing disebut dengan berbagai istilah seperti Social Studies, Social Education,
IPS merupakan bahan kajian yang wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan
dasar dan menengah yang antara lain mencakup ilmu bumi, sejarah, ekonomi,
merupakan subject matter yang dapat dikemas menjadi satu atau beberapa mata
pelajaran atau diintegrasikan dengan bahan kajian lain sesuai dengan kebutuhan
pendidikan. 49
memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanitis yang
ini tentu saja menghambat ketercapaian tujuan IPS itu sendiri yang dirumuskan
48
Sapriya, Pendidikan Ips Konsep Dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009), Hlm.7
49
Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam Undang-Undang Sisdiknas,
(Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam, 2003), Hlm. 34.
50
Muhammad Numan Somantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan Ips. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001), Hlm.79
32
atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan
pelajaran IPS adalah adanya integrasi atau perpaduan berbagai mata pelajaran
potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,
memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi,
dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa
dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Menurut Groos tujuan utama
pembelajaran IPS adalah untuk melatih siswa bertanggung jawab sebagai warga
negara yang baik.52 Sapriya menjelaskan tujuan pendidikan IPS di tingkat sekolah
adalah untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang
(attitudes and values) yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah pribadi
dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik”.53
Oleh karena itu, tujuan Pendidikan IPS dapat dicapai dengan baik manakala
51
Model Pembelajaran Terpadu Ips, Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan
Pengembangan Pendidikan Nasional Pusat Kurikulum
52
Sekar Purbarini Kawuryan, Pentingnya Pendidikan Ips Di Sekolah Dasar Sebagai Kerangka Dasar
Nation And Character Building. Dinamika Pendidikan. Majalah Ilmu Pendidikan, 2008,Hlm.24
53
Sapriya, Pendidikan Ips Konsep Dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009), Hlm.12
33
bahan pendidikan diorganisasikan secara bervariasi mulai dari pendekatan “mono-
sosial seperti tauran antar pelajar, konflik antar warga, maraknya kriminalitas,
dan metode) yakni menciptakan perubahan sikap, yakni menjadi warga negara
(Indonesia dan dunia) yang baik (good citizenship) dan demokratis serta
dihadapi oleh peserta didik di sekolah dapat dilakukan oleh guru dalam
sebagai berikut:
a) Strategi Preventif yaitu kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru secara
sistematis, terencana, dan terarah, untuk menjaga agar permasalahan konsep
diri peserta didik tidak akan terjadi.
b) Strategi Kuratif yaitu strategi yang dilakukan oleh guru untuk menanggulangi
masalah konsep diri yang sedang dihadapi oleh peserta didik disekolah.
c) Strategi Responsif yaitu strategi layanan bimbingan yang bertujuan untuk
membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh peserta
didik saat ini. Strategi ini lebih bersifat preventif atau mungkin kuratif.
Strategi yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan ini adalah bimbingan
secara individual, bimbingan secara kelompok, dan konsultasi.54
H. Metode penelitian.
1. Pendekatan Penelitian
54
Sofyan S. Wilis, Remaja dan Masalahnya, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 140.
34
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menggunakan jenis penelitian
Penelitian kualitatif ini disebut juga dengan penelitian dengan metode interpretatif
karena data hasil penelitiannya lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data-data
penelitian tentang ilmu-ilmu sosial yang mengumpulkan dan menganalisis data baik
berupa kata-kata lisan maupun tulisan dan perbuatan atau tindakan manusia serta
peneliti tidak berusaha menghitung data kualitatif yang diperoleh dengan demikian
Jadi pendekatan ini lebih ditujukan dalam menemukan jawaban yang valid
dari masalah yang akan diteliti secara alamiah. Pendekatan kualitatif ini bertujuan
untuk mengungkapkan fakta atau kejadian yang terjadi secara apa adanya berdasarkan
kondisi yang terjadi dan keadaan yang sesungguhnya tanpa adanya rekayasa, dalam
hal ini terkait dalam strategi guru dalam menanamkan konsep diri pada Pembelajaran
2. Kehadiran Peneliti
Untuk memperoleh informasi mengenai data yang valid, peneliti harus datang
langsung di lokasi tempat penelitian, dengan demikian bisa mengetahui lebih dekat
55 ?
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2009), H.13
56
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2012), Hlm.1
57
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif, (Depok: Rajagrafindo Persada,2017), Hlm.13
35
dengan subyek, demikian peneliti dengan subyek akan lebih terbuka dalam
menyampaikan beberapa persoalan yang berkaitan langsung dengan data yang diteliti.
dan izin langsung dari kepala sekolah yang bersangkutan. Sehingga bisa hadir
berpengaruh dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan secara fakta
data yang utama adalah observasi dan wawancara, yang dilakukan secara bersama-
sama, artinya sambil melakukan wawancara peneliti juga bisa melakukan observasi
atau pengamatan.58 Peneliti bisa berhubungan langsung dengan pihak sekolah seperti
kepala sekolah, guru IPS, dan siswa kelas VII SMPN 2 Pujut yang menjadi objek
penelitian.
3. Lokasi penelitian
Pujut, yang beralamat di Desa Kawo Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah,
Nusa Tenggara Barat. Adapun alasan dipilih lokasi tersebut karena di SMPN 2 Pujut
karna SMPN 2 Pujut merupakan sekolah yang maju di Desa Kawo, hal ini bisa dilihat
dari SMPN 2 Pujut memiliki banyak siswa dan guru yang memiliki kemampuan yang
baik. Lokasi penelitian ini juga, sangat berdekatan dengan rumah masyarakat.
4. Sumber Data
58
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2017), H.332
36
Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara
purposive, yaitu penelitian yang dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Sumber data
data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain.59 Dari pengertian tersebut dapat
dipahami bahwa sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan
informasi tentang data. Selain itu sumber data adalah segala sesuatu yang terdapat
dibutuhkan.
Adapun yang menjadi sumber data atau informan dalam penelitian ini adalah:
Data dalam penelitian ini ada dua yakni data primer dan data sekunder. Data
primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.
Sedangkan data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, seperti lewat dokumentasi. 60 Sedangkan data yang
dikumpulkan adalah data deskriptif tentang strategi guru dalam menanamkan konsep
diri pada Pembelajaran IPS kelas VII di SMPN 2 Pujut Kabupaten Lombok Tengah
59
Ibid, H. 193
60 ?
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), H. 114.
37
memperoleh informasi yang saling menunjang dan lebih rill tentang strategi guru
dalam menanamkan konsep diri pada Pembelajaran IPS kelas VII di SMPN 2 Pujut
a. Metode observasi
cara observasi atau melakukan pengamatan secara langsung dan mengkaji lebih
harus jeli dan teliti.62 Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi
1) Observasi Partisipan
61
Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), Hlm. 70.
62
Sandu Siyoto, Ali Sodik, Dasar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015),
Hlm.65
38
Disamping melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang
maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui
2) Observasi Nonpartisipan
dalam bekerja seperti yang dikerjakan oleh sumber data hanya saja dijadikan
mendalam, dan tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai
dibalik perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis. 63 Dari segi
b. Metode Wawancara
dengan cara tatap muka dengan dua orang atau lebih, mendengarkan atau
penelitian ini adalah wawancara bebas dan terpimpin dapat juga disebut
39
ini peneliti mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang lengkap sebelum
kepala sekolah, guru IPS dan siswa kelas VII.64 Supaya konsep ini dapat
1) Wawancara Terstruktur
informasi apa yang diperoleh. Maka dari itu, dalam melakukan wawancara,
2) Wawancara Semiterstruktur
ini memiliki ciri-ciri yakni berupa pertanyaan terbuka namun ada batasan
memiliki pedoman wawancara yang dijadikan patokan dalam alur, urutan dan
64
Hafiz Mubarok, Upaya Guru Al-Qur’an Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur’an Di
Sdit Ukhuwah Banjarmesin, Vol, 1, No.1 (Studio Insania,2013)
65
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, Hlm. 319.
66
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Salemba Humanika, 2011), Hlm. 121.
40
Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara yang bebas
wawancara semi terstruktur. Hal ini dikarenakan peneliti tidak ingin terlalu
c. Metode Dokumentasi
yaitu pelengkap dari kedua metode yakni metode observasi dan wawncara.
Pengumpulan data ini ini dilakukan dengan tujuan sebagai bahan pengecekan
67
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, Hlm. 320.
41
wawasan penelitian, hal itu sebagai pertanggung jawaban atas apa yang
diteliti.68
Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan dan dapat
dipahami. Dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses
a. Pengumpulan Data
untuk pengumpulan data dari hasil wawancara, hasil observasi, dan berbagai
dilapangan.
b. Reduksi Data
memfokuskan pada hal-hal yang penting, menghapus data yang tidak perlu dan
68
Sugiyono, Metodologi Penelitian…., hlm. 240.
69
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, Hlm. 337
70
Ibid, Hlm. 337-338.
42
mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga simpulan final dapat
c. Penyajian Data
membuat kesimpulan riset dapat dilakukan. Dalam hal ini dimaksudkan untuk
teknik data yang dilakukan dengan menggunakan gambaran peristiwa yang telah
penganalisis untuk mengungkapkan strategi apa yang digunakan oleh guru dalam
menanamkan konsep diri pada Pembelajaran IPS kelas VII di SMPN 2 Pujut
merupakan penelitian yang harus mengungkapkan kebenaran yang objektif atau dapat
43
diartikan sebagai sebuah bukti bahwasanya apa yang telah di teliti oleh peneliti sesuai
dengan yang terjadi. Hal itu untuk memperoleh keabsahan data diperlukan teknik
sebagai berikut:
a. Perpanjangan Pengamatan
b. Ketentuan Pengamatan
c. Triangulasi
d. Pemeriksaan Sejawat
e. Kecukupan Refresensial
f. Pengecekan Anggota71
a. Ketekunan pengamatan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu-isu yang
sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara
yang menonjol, mencari suatu usaha dalam membatasi berbagai pengaruh terkait
mengatasi kesulitan belajar peserta didik.. Dalam penelitian ini, peneliti terlibat
71
J. Moleong Lexy, Metodelogi Penelitian Kualitatif…, Hlm. 326-333.
44
mengamati satu atau dua kali saja, tetapi berulang kali agar memperoleh data
yang valid.
b. Teknik triangulasi
dari satu hal dalam studi. Maksudnya ialah sebagai peneliti harus menggunakan
lebih dari satu metode penelitian. Peneliti dapat menggunakan dua atau lebih
dengan data penelitian kuantitatif dalam studi satu.72 Dalam penelitian ini
tidak hanya menggunakan informasi dari satu informan saja, tetapi beberapa
informan tersebut adalah kepala sekolah, tenaga pendidik, dan peserta didik.
I. Sistematika Pembahasan
72
Michael D. Myers, Penelitian Kualitatif Di Manajemen Dan Bisnis, (Sidoarjo: Zifatama Publisher,2014),
Hlm.11
73
Sugiyono, Metode Penelitian Adalah Teknik Tentang Pemeriksaan Keabsahan Data Yang Memanfaatkan
Sesuatu Yang Lain Diluar Data Tersebut Untuk Keperluan Pengecekan Atau Sebagai Perbandingan Kualitatif,
Kuantitatif Dan R&D, (Bandung: Alfa Beta, 2018), Hlm. 225.
45
Dalam skripsi yang dibuat alur pembuatannya, akan memperjelas dari pembuatan
proposal skripsi ini, maka peneliti dapat merangkaikan demi rangkaian pembahasan
1. Bagian awal, terdiri dari halaman judul, halaman pernyataan keaslian, halaman
transliterasi, halaman moto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,
a. BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini akan dibahas pendahuluan yang meliputi latar belakang
Dibagian ini akan dibahas atau diungkapkan seluruh data yang ditemukan
dilapangan secara murni dan jelas tanpa ada campur tangan dari teori manapun.
Pada pembahasan dalam bab ini yakni tentang pembahasan dari rumusan
masalah yang terkait dengan penelitian yang dibuat sehingga dalam bab ini
46
a. BAB IV Penutup
tentang penelitiannya beserta saran bagi para pembaca atau yang menerima
manfaat penelitian
berikut:
2. Pengajuan Judul √
2. Penyusunan Proposal √ √
4. Ujian Proposal √
5. Memasuki √
lapangan/Penelitian
6. Penyusunan Skripsi
7. Penyempurnaan Ujian Skripsi
47
DAFTAR PUSTAKA
Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2015.
Elly Manizar, “Peran Guru Sebagai Motivator Dalam Belajar”, Jurnal Tadrib, Vol.1,
Nomor 2, Desember 2015.
Farida Mayar, Strategi Guru Paud Daam Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini,
Jurnal Pendidikan, Vol.3, Nomor 6, Tahun 2007.
Hana Nida Khafiya, Konsep Diri Akademik Pada Siswa Mts (Studi Pada Siswa Yang
Berasal Dari SD UMUM), (Skripsi, Fakultas Psikologi, Universitas
Muhammadiyah Malang), 2018.
Hendra Surya. 2007. Percaya Diri itu Penting: Peran Orangtua dalam Menumbuhkan
Percaya Diri Anak. (Jakarta: Elex Media Komputindo
Heru Setiawan, Integrasi Imtaq Dan Iptek Dalam Pengembangan Pendidikan Islam,
Jurnal Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 September 2016.
Indra Darmawan. 2009. Kiat Jitu Taklukkan Psikotes. Yogyakarta: Buku Kita
Laily Misri, “Upaya Guru BK Dalam Meningkatkan Konsep Diri Positif Siswa (Studi
Pada Mts Al-Washliyah Tembung), (Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan Universitas Islam Mataram),2020.
48
Muhammad Darwis Dasopang, “Belajar Dan Pembelajaran”, Jurnal Kajian Ilmu
Keislaman, Vol. 3, Nomor 2, Desember 2017
Norman, “Upaya Guru Dalam Menanamkan Konsep Diri Pada Pembelajaran IPS DI
SDN Gonjak Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran
2019/2020 “, (Skripsi, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009
Ratna Dwi Astuti, Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Sisiwa,
skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta,
2014
Sandu Siyoto, Ali Sodik, Dasar Metode Penelitian, Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015.
Sapriya, Pendidikan Ips Konsep Dan Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya,
2009.
49
Singgih Gunarsa D & Yulia. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:
BPK Gunung Mulia
Slameto, 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono, Metode Penelitian Adalah Teknik Tentang Pemeriksaan Keabsahan Data Yang
Memanfaatkan Sesuatu Yang Lain Diluar Data Tersebut Untuk Keperluan
Pengecekan Atau Sebagai Perbandingan Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D,
Bandung: Alfa Beta, 2018
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif: Suatu
Pendekatan Teoritis Psikologis, Jakarta, Rineka Cipta, 2010.
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al Qur’an, Jakarta : Pt Raja Grafindo
2012
Yosep Aspat Alamsyah, Membedah Syarat-Syarat Untuk Menjadi Guru Ahli Atau
Ekspert Teacher, Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran Dasar, Volume 3, Nomer 1
Juni 2016
50
LAMPIRAN
51
Lampiran I
Kegiatan Observasi Peneliti di lokasi penelitian
52
53