OLEH
RANDI WARDANA
NPM/NIRM : 19.02.0004/019.03.1.1.1.I.0721
PEMATANG SIANTAR
2023
KATA PENGANTAR
Subhanahu Wa Ta’ala, karena atas berkat rahmat, taufik dan hidayah dan bimbingan-
umat Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam. Yang telah menunjukan kepada
kita jalan keselamatan di dunia dan akhirat, yang syafaatnya senantiasa kita
harapkan, serta shalawat dan salam atas keluarga beliau, sahabat serta mereka yang
proposal skripsi ini, akan tetapi dengan segala usaha yang penulis lakukan sehingga
penyusunan skripsi program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) pada program S1
Fakultas Tarbiyah di Sekolah Tinggi Agama Islam “UISU” Pematang Siantar dan
selanjutnya proposal ini sebagai pertimbangan pihak terkait untuk dilanjutkan
kebentuk skripsi.
oleh karena itu bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sangat peneliti harapkan
RANDI WARDANA
19.02.0004 /019.03.1.1.1.I.0721
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah......................................................................................4
C. Rumusan Masalah.........................................................................................4
D. Batasan Masalah............................................................................................5
E. Tujuan Penelitian...........................................................................................5
F. Manfaat Penelitian.........................................................................................5
B. Kenakalan Siswa.........................................................................................12
C. Penelitian Terdahulu.....................................................................................30
A. Jenis Penelitian...........................................................................................32
B. Kehadiran Peneliti......................................................................................32
D. Sumber Data...............................................................................................33
E. Instrumen Penelitian...................................................................................34
H. Sistematika Pembahasan............................................................................39
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................41
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
maupun rohani. Dalam hal ini diharapkan agar masyarakat Indonesia memiliki
pengetahuan yang tinggi, berbudi pekerti yang luhur yang di imbangi dengan
suatu bangsa karena kualitas suatu bangsa sangat di tentukan oleh faktor pendidikan.
perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup
mandiri sebagai individu dan makhluk sosial. Dengan pendidikan diharapkan akan
terbentuk generasi muda yang kreatif, inovatif, mempunyai pengetahuan dan berbudi
pekerti yang luhur sehingga mereka mampu untuk berkompetisi dalam kehidupan
keimanan, ketakwaan yang tercermin dalam ketaatan beribadah dan tingkah laku atau
bernegara. Sikap dan tingkah laku siswa dalam Pendidikan Agama Islam termasuk
materi akhlak. Masalah pembinaan sikap dan tingkah laku anak, sangat di usahakan
sedini mungkin karena pada usia tersebut merupakan usia yang sangat baik untuk
mendidik dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak. Membentuk sikap dan
kepribadian siswa, baik oleh orang tua di rumah maupun oleh guru di sekolah
disiplin pribadi, artinya menerapkan di dalam pribadi mereka sikap-sikap yang baik
dan normatif. Di samping itu juga yang paling dominan dalam pembinaan moral,
pembentukan sikap dan tingkah laku adalah melalui bidang studi aqidah akhlak.
Secara teoritis bidang studi aqidah akhlak sangat efektif untuk itu, karena
materi yang diajarkan dalam bidang studi ini cukup mengarah kepada pembinaan
mutlak, akan tetapi ini merupakan tugas dan tanggung jawab orang tua. Namun
pembentukan sikap dan kepribadian, serta pembentukan moral siswa karena guru
di sekolah adalah usaha yang bersifat sadar, dengan sistematis terarah pada perubahan
tingkah laku siswa. Perubahan moral dapat terjadi melalui proses bimbingan guru dan
lingkungan sekitarnya.
melemahkan kerukunan umat beragama serta persatuan dan kesatuan bangsa. Karena
tujuan pendidikan agama Islam bukan hanya untuk membina seorang muslim yang
baik, tetapi juga untuk membentuk kerukunan umat beragama. Sebagaimana landasan
pandangan seorang muslim disebutkan dalam Al- Qur’an surah shad ayat 29 yang
berbunyi;
ِكَتاٌب َأْنَز ْلَناُه ِإَلْيَك ُمَباَر ٌك ِلَيَّد َّبُروا آَياِتِه َو ِلَيَتَذَّك َر ُأوُلو اَأْلْلَباِب
Artinya:
“Kitab (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka
pelajaran.”1
1
Departemen Agama RI,Alquran dan Terjemahnya ,(Semarang: Toha Putra, 2007),h.323
Kenakalan siswa di MIS HUBBUL WATHON Kabupaten Simalungun
sebagai bentuk pengalihan perhatian, selain itu juga dapat menghilangkan konflik
dikarenakan proses sosialisasi yang lambat baik dalam keluarga maupun teman
melakukan apa yang ada di lingkungannya seperti kurang hormat kepada guru dan
karyawan di mana siswa sering acuh tak acuh terhadap keberadaan guru dan
benda tajam, bahkan merokok di sekolah pada jam istirahat. Sehingga aturan dan tata
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas ,maka identifikasi masalah dalam penelitian ini
yaitu :
C. Rumusan Masalah
Kabupaten Simalungun ?
D. Batasan Masalah
agama islam dalam mengatasi kenakalan dan faktor yang menyebabkan kenakalan di
E. Tujuan Penelitian
disekolah
F. Manfaat Penelitian
bagi penulis dalam penelitian untuk menyusun karya ilmiah dalam bentuk
skripsi.
3. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi buat peneliti selanjutnya yang ingin
LANDASAN TEORITIS
apabila menunjukan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan
didiknya, dan bagai mana cara guru berpakaian dan bicara serta bergaul baik dengan
masyarakat luas.
menghayati, serta mengamalkan sikap kemampuan dan sikap profesinya, yakni sikap
Pekerjaan.2
Pendidikan dinyatakan oleh John Dewey yang dikutip oleh H. M. Arifin yaitu
sebagai “Suatu proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental ,baik yang
2
Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 43
menyangkut daya pikir (Intelektual) maupun daya perasaan (emosional), menuju
ayat 11 :
َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِإَذ ا ِقيَل َلُك ْم َتَفَّسُحوا ِفي اْلَم َج اِلِس َفاْفَس ُحوا َيْفَس ِح ُهَّللا َلُك ْم ۖ َو ِإَذ ا ِقيَل اْنُشُز وا َفاْنُشُز وا
َيْر َفِع ُهَّللا اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِم ْنُك ْم َو اَّلِذ يَن ُأوُتوا اْلِع ْلَم َد َر َج اٍتۚ َو ُهَّللا ِبَم ا َتْع َم ُلوَن َخ ِبيٌر
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui
Disisi lain ada beberapa kemampuan yang mesti dimiliki oleh seorang guru
3
H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Askara, 2012), h. 3
d. Kemampuan mengunakan media atau sumber dengan pengalaman belajar
pengalaman belajar
mengajar
penglaman belajar
Aqidah adalah suatu yang di anut oleh manusia dan diyakininya, Aqidah
merupakan pondasi utama dalam ajaran Islam. Karena itu merupakan dasar-dasar
Guru Aqidah Akhlak adalah guru yang memiliki tugas pokok mendidik dan
4
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendidikan Sistem, (Jakarta: Bumi
Askara, 2008), h. 52-58
5
Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), h. 110-111
Strategi guru aqidah akhlak adalah suatu cara untuk bertindak dalam
mencapai tujuan tertentu. Dalam dunia pendidikan, strategi juga sangat diperlukan
dalam suatu rangkaian kegiatan agar tercapainya suatu tujuan pendidikan yang
diinginkan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum guru Aqidah
Akhlak adalah mereka yang mengajar pendidikan agama Islam baik di sekolah negeri
maupun swasta, baik tetap maupun tidak tetap. Mereka berperan sebagai guru dan
sekaligus pendidik dalam bidang agama Islam. Mereka tidak hanya melakukannya di
sekolah, tetapi mereka tetap melekat pada diri mereka sendiri bahkan di luar sekolah.
Hal ini karena guru akhlak akidah harus selalu memperhatikan sikap keteladanan
adalah suatu konsep yang berbeda dalam pikiran manusia yang sifatnya
Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa tujuan strategi guru aqidah
akhlak yaitu merupakan komponen yang utama segala aktivitas guru dan siswa,
mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.hal ini sangat
penting, sebab mengajar adalah proses yang bertujuan. Oleh sebab itu, keberhasilan
suatu strategi dapat ditentukan dari keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan.
a. Bagi siswa
4) Terjadi persaingan yang sehat dalam mencapai hasil belajar yang efektif
dan efisien
5) Siswa dapat mencapai kepuasan jika dapat mencapai hasil belajar sesuai
b. Bagi guru
3) Guru dapat mengetahui bobot soal yang di pelajari siswa pada saat
mampu.6
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat memiliki strategi terbagi
menjadi dua yaitu manfaat bagi siswa antara lain siswa terbiasa merencanakan
hasil belajar, adanya sehat kompetisi, dan siswa dapat memperoleh kepuasan, siswa
dapat mengulang tes profisiensi. Dan manfaat bagi guru adalah dapat mengatur
proses pembelajaran, guru memegang kendali, guru dapat mengetahui bobot soal,
guru dapat memberikan bimbingan kepada siswa, guru dapat memetakan kemampuan
siswa, dan guru dapat mengembangkan rencana percepatan belajar bagi siswa.
B. Kenakalan Siswa
mengatasi masalah yang sedang dihadapinya, sebab pada dasarnya siswa itu
mempunyai sikap dan prilaku yang baik, akan tetapi karena banyaknya masalah
6
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta 2010)
h. 5
kadang-kadang siswa tidak sanggup untuk mengatasinya sehingga terjadi ketidak
mengemukakan bahwa kenakalan anak adalah tindakan oleh seseorang yang belum
dewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang diketahui oleh anak itu sendiri
bahwa jika perbuatannya itu sampai diketahui oleh petugas hukum ia bisa dikenai
hukuman.7
Menurut Dr. Kusumanto, Kenakalan remaja adalah tingkah laku individu yang
acceptable dan baik oleh suatu lingkungan atau hukum yang berlaku di suatu
“semua perbuatan anak peserta didik (usia belasan tahun) yang berlawanan dengan
ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui bersama) yang ditujukan pada orang,
binatang, barang-barang yang di dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak
lain”.9
7
Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 251
8
Sofyan S. Willis, Remaja & Masalahnya, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 89
9
Taufiqul Rohman Dhohiriri, dkk, Sosiologi 3 (Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat), Ghalia
Indonesia, 2007), h. 17
Berdasarkan berbagai tinjauan diatas maka dapat di simpulkan bahwa
kenakalan remaja atau siswa adalah merupakan perilaku atau perbuatan yang
menyimpang dari nilai-nilai moral maupun sosial yang melanggar norma hukum dan
”adanya suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh anak sebagai siswa
sekolah, bertentangan dengan norma-norma agama dan hukum yang dapat merugikan
Kenakalan siswa yang dimaksud disini adalah prilaku yang menyimpang dari
kebiasaan atau melanggar hukum, Jensen membagi kenakalan anak atau remaja ini
sebagainya.10
Tekanan teman sepermainan atau rekan yang selama masa remaja kadang-
kadang begitu banyak sehingga remaja terlibat dalam tindakan- tindakan anti sosial
berupa kenakalan remaja. Seringkali tindakan ini dilakukkan menerpa kepada anak-
ditentukan oleh kurangnya pengawasan dari orang tua dan disiplin, ketimbang status
sosial ekonomi. Orang tua yang tidak mampu melakukan pengawasan dan
masalah bagi anak-anaknya dikemudian hari. Guru pun mestinya ikut mengajak anak
10
Ibid., h. 256
Masalah kenakalan siswa adalah yang menjadi perhatian umum dimana saja,
baik masyarakat yang telah menjadi maju maupun dalam masyarakat yang primitive
Belakangan ini banyak guru-guru, orang tua, dan orang-orang yang sekitar mengeluh.
Anak-anak terutama remaja atau siswa banyak yang nakal, keras kepala, berbuat
keonaran, dan bnyak lagi ketentraman umum, gejala-gelaja itulah yang terdapat pada
siswa.
a. Tidak patuh pada guru yakni tidak segan-segan menentang gurunya, apabila
c. Cara berpakaian yang tidak sopan atau tidak sesuai dengan peraturan yang
mengakibatkan kriminalitas.11
gangguan tingkah laku siswa yang menurut Dadang Hawari yang di kutip oleh Aat
Syafaat, ditandai dengan tiga atau lebih kriteria dari gejala- gejala berikut ini:
a. Sering membolos.
c. Sering kali lari dari rumah atau minggat dan bermalam di luar rumahnya.
d. Selalu berbohong.
j. Sering kali melawan otoritas yang lebih tinggi, seperti melawan guru atau
disiplin.
kegelisahan dan permasalahan terhadap orang lain. Sering di kemukakan bahwa siswa
Menurut didik hermawan dalam buku yang berjudul aku sudah gede,
disebutkan bahwa bentuk kenakalan remaja/peserta didik dapat di bagi menjadi empat
macam, yaitu:
عن أنس بن مالك رضي هللا عنه أن النبي صلى هللا عليه وسلم أتي برجل قد شرب الخمر فجلده
فقال عبد الرحمن بن, فلما كان عمر استشار الناس, وفعله أبو بكر: قال, بجريدتين نحو أربعين
) ( متفق عليه. فأمر به عمر رضي هللا عنه, أخف الحدود ثمانون: عوف.
12
Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan, (Bandung : Pustaka Setia,2006), h. 98
Artinya :“Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a., katanya: “Sesungguhnya
seorang lelaki yang meminum arak telah di hadapkan kepada Nabi SAW., kemudian
beliau memukulnya dengan dua pelepah kurma sebanyak empat puluh kali. Anas
berkata lagi, “hal tersebut juga dilakukan oleh Abu Bakar”. Ketika Umar meminta
delapan puluh kali pukulan”. Kemudian Umar pun menyuruhnya demikian”.( HR.
Muttafaq ‘Alaih).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada berbagai bentuk kenakalan
yang bersifat universal. Manifestasi spesifik dari pelanggaran disiplin siswa termasuk
konfrontasi dengan guru, ketidakhadiran, pakaian yang tidak sesuai dengan peraturan
sekolah, taruhan dan perkelahian, dll. Dilihat dari perbuatan melawan hukum di atas,
semua itu berdampak buruk bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar.
Aspek tersebut meliputi aspek yang melanggar aturan dan status, aspek yang
membahayakan diri sendiri dan orang lain, aspek yang menimbulkan kerugian
pada saat senang, dalam masalah serius atau karena frustasi. Frustrasi adalah “suatu
kontradiksi antara dua atau lebih jenis dorongan yang berbeda, yang saling
bertentangan dan tidak mungkin diterapkan pada saat yang bersamaan. Konflik ini
juga dapat diselesaikan dengan bijak dan bijaksana, jika seseorang tahu bagaimana
menggunakan akal sehat dan suasana hati yang tenang, terutama dalam menentukan
sebagai seorang yang berjiwa sosial, sudah sewajarnya terdapat kebutuhan yang harus
dipenuhi, jika kebutuhannya tidak terpenuhi maka ia akan merasa khawatir dan
merasakan tekanan batin. Pada saat yang sama, kecemasan dan tekanan batin ini
memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu yang terkadang tidak biasa. Bagi orang
yang sehat mental, segala upaya yang mereka lakukan selalu masuk akal dan mereka
dapat dengan mudah mencapai tujuannya. Kebutuhan ini termasuk cinta, keamanan,
Tabel 1
- Terlambat
anak laki-laki
guru
- Mengganggu teman
- Berkelahi
- Tidur dikelas
KETERANGAN
kelakuan yang tidak baik yang mereka dapatkan dari orang dewasa, film-film, cerita-
cerita pendek, komik-komik yang bersifat porno, tidak mengindahkan nilai dan mutu,
tapi hanya memandang segi komersilnya saja. Pengaruh sosial dan kultural
memainkan peran yang besar dalam pembentukan atau pengkondisian tingakah laku
penyebabnya.
a. Faktor intern
1) Faktor kepribadian
b. Faktor ekstern
a. Faktor intern:
13
Taufiqul Rohman Dhohiri , dkk. Problematika Keluarga, (Bandung: PT Indonesia, 2010), h. 19
14
Aat Syafaat, Sohari Sahrani, Muslih, Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan
Remaja, h. 75
6) Tidak ada kegemaran, tidak memiliki hobi yang sehat
b. Faktor Ekstern:
3) Menurunkan wibawa orangtua, guru dan pemimpin masyarakat. Hal ini erat
masyarakat.
7) Ketidak tahuan keluarga dalam menanggani masalah anak atau remaja, baik
mempengaruhi tindak pidana pelajar adalah faktor internal yang bersumber dari
dalam diri pelajar. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri
seseorang apabila siswa tersebut kurang mendapat bimbingan dan kasih sayang baik
memecahkan masalah dalam kehidupan generasi muda, karena salah satu faktor yang
Lemahnya pendidikan agama yang mereka terima membuat mereka sangat rentan
terhadap perilaku menyimpang dalam kehidupan pribadi dan sosialnya. Oleh karena
itu, untuk mengatasi dan mencegah semua itu perlu penguatan pendidikan agama
untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dan menjadi generasi yang diinginkan oleh
a. Tindakan preventif
menyimpang.
Menurut kartini kartono, tindakan preventif yang bisa dilakukan antara lain
berupa:
b. Tindakan Refresif
nakal
bagi remaja
c. Tindakan Kuratif
Tindakan Kuratif adalah tindakan pembinaan khusus untuk memecahkan dan
2) Kalau dilakukan oleh orang lain, maka hendaknya orang lain itu berfungsi
d. Tindakan Hukuman
1) Sangsi hukum
e. Tindakan Rehabilitasi
Tindakan Rehabilitasi secara keagamaan yaitu dengan memasukkan anak-
tersebut tentu saja dianggap sangat penting ketika memahami dunia anak yang
diwujudkan oleh siswa melalui tindak pidana siswa, pada dasarnya hanya untuk
pada keterlibatan siswa dan imajinasi. Penanggulangan tindak pidana pelajar tidak
hanya dilakukan oleh satu pihak saja seperti sekolah, akan tetapi peran pemerintah,
sekolah dan orang tua juga penting, karena jika semua bersatu untuk menjadikan anak
didik orang yang berguna untuk masa depan, tujuan ini dapat tercapai. dicapai.
dicapai Memahami peserta didik sebagai individu yang tidak menyimpang dari
a. Faktor-faktor pertumbuhan
Pada masa ini terjadi perubahan jasmani cepat pada seseorang, dia
16
Ibid., h. 139-146
karena itu, perubahan-perubahan jasmani remaja biasanya menjadi
goncang. Boleh jadi ia akan berontak kepada orang tua, saudara atau
b. Faktor lingkungan
dan adat.
1) Keluarga
2) Sekolah
3) Masyarakat
pada umumnya.
4) Lembaga Keagamaan
keluarga.
5) Adat
C. Penelitian Terdahulu
17
Gunarsa, Singgih. Psikologi Remaja, (Jakarta:libri, 2012) h. 23
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Usaha Orangtua
yang resah tetapi juga para pendidik. Terutama Guru Pendidikan Agama
Islam, karena Peranan Guru Pendidikan Agama Islam sangat dominan sekali
Berdasarkan pada beberapa penelitian diatas, tampak belum ada yang meneliti
tentang “Strategi Guru Aqidah Akhlak dalam mengatasi kenakalan siswa. Oleh
karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Strategi Guru
Aqidah Akhlak dalam mengatasi kenakalan siswa di MIS HUBBUL WATHON Desa
18
Lutfi Mahfina, Usaha Orangtua dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja di Desa Tulus Rejo
Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur, Skripsi 2004
19
Eka Agustina, peranan guru Al-Islam dalam menanggulangi peserta didk di SMK
Muhammadiyah 2 Metro, Skripsi 2016
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Field research (Penelitian lapangan), yakni
penelitian dimana peneliti turun langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh data
yang konkrit yang ada hubungannya dengan judul penelitian. Adapun jenis penelitian
menggambarkan secara utuh dan mendalam tentang realitas sosial dan berbagai
digambarkan dalam penelitian ini yaitu tentang Strategi Guru Aqidah Akhlak Dalam
B. Kehadiran Peneliti
Menurut Moleong, sarana pengumpulan data yang paling penting dalam penelitian
20
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan,(Bandung: Kencana Prenada Media Group, 2013), h.47.
Menurut penelitian kualitatif, kehadiran peneliti merupakan hal yang paling
penting dan esensial. Peneliti adalah sarana utama untuk mengungkapkan makna dan
mengumpulkan informasi. Oleh karena itu, peneliti juga harus terlibat secara terbuka
dalam kehidupan masyarakat yang ditelitinya. Oleh karena itu, peneliti sendiri terjun
siswa tergolong nakal, oleh karena itu strategi guru Aqidah Akhlak sangat dibutuhkan
dalam mengatasi kenakalan siswa dan objek penelitiannya adalah guru Agama,
kepsek dan siswa MIS HUBBUL WATHON Desa Silau Malaha Kecamatan Siantar
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah suatu subjek dari mana data dapat
1. Data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung yang memberikan
data kepada pengumpul data. Adapun sumber data utama yang ditentukan
21
Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta,2014),h.225
dalam penelitian ini adalah:
2. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah suatu alat yang di gunakan untuk mengukur fenomena alam
yang di amati. Instrument merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
informasi tentang data secara objektif. Instrument mempunyai peranan yang sangat
penting dalam penelitian, karena kualitas data yang diperoleh dan kualitas hasil
penelitian dapat diartikan sebagai alat bantu yang dipakai dalam penelitian yang
dengan beberapa cara sebagaimana yang dikatakan oleh Suharsimin Arikunto bahwa
dalam pengumpulan data menggunakan beberapa instrument pengumpulan data yang
terdiri dari:
terhadap objek yang akan diteliti. Pedoman observasi yang akan digunakan
Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Informan
yang akan diwawancara dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru
dan siswa/I di MIS HUBBUL WATHON Desa Silau Malaha Kecamatan Siantar
Kabupaten Simalungun :
siswa?
3. Untuk siswa/I
d. Selain guru BK, apakah guru aqidah akhlak juga menasehati anda untuk
data adalah upaya yang dilakukan dengan bekerja dengan data 22, mengorganisir data,
menemukan apa yang penting dan dapat dipelajari, dan membuat keputusan. apa yang
bisa dilakukan. berkata kepada orang lain. Teknik analisis data yang digunakan dalam
1. Pengumpulan data
wawancara, dan dokumentasi. Dalam tahap pengumpulan data ini, peneliti mencatat
atau mencatat semua data yang diperoleh dari tempat penelitian tentang Strategi
Kabupaten Simalungun.
2. Reduksi data
memfokuskan pada hal-hal yang penting, memilah menurut konsep, topik dan
kategori tertentu sedemikian rupa sehingga diperoleh gambaran yang jelas, yang
memudahkan pengumpulan data oleh peneliti. Dalam penelitian ini peneliti kembali
mencatat semua catatan yang diperoleh melalui teknik observasi, wawancara dan
22
LexyJ.Moeloeng,Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:Remaja Rosda karya. 1991),h.190.
dokumentasi untuk memberikan gambaran yang sebenarnya tentang upaya guru
3. Penyajian Data
penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, dll.
Hasil deduksi ini disajikan dalam laporan yang sistematis untuk membentuk hasil
Kemudian ditarik dari temuan penelitian reduksi dan penyajian data. Kesimpulan
yang dibuat pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat
dapat dipercaya.
observasi yang merupakan salah satu tahapan utama dari prosedur siklus.
Penyederhanaan seleksi dan klasifikasi dilakukan dari data yang terkumpul pada
tahap reduksi data. Hasil pengurangan data yang tersedia kemudian diorganisasikan
atau ditampilkan untuk pengambilan keputusan. Selain itu, informasi yang diterima
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat diakui valid jika tidak ada
perbedaan antara apa yang diperoleh peneliti dengan apa yang sebenarnya terjadi
pada subjek. Namun, perlu dicatat bahwa kebenaran realitas dan menurut penelitian
kualitatif tidak lebih tinggi, melainkan jamak dan bergantung pada struktur makna
yang terbentuk secara internal dalam diri seseorang secara berbeda sebagai akibat dari
1. Perpanjangan Pengamatan
melakukan pengamatan, wawancara dengan orang yang diamati ulang atau sumber
informasi yang diterima, apakah sudah ada perubahan atau tetap tidak berubah.
a) Triangulasi sumber
b) Triangulasi teknis
dilakukan pada tahap ini jika pengetahuan atau informasi yang diperoleh
H. Sistematika Pembahasan
Karena penelitian ini bersifat sistemati, maka berikut sistematis laporan kegiatan
yang dilakukan:
1. Bagian Awal yang terdiri dari halaman sampul, kata pengantar dan daftar isi.
2. BAB I: Pendahuluan
Pada bab I berisi penjelasan yang dimulai dari latang belakang masalah,
manfaat penelitian.
3. Bab II Landasan Teoritis
Pada bab II ini berisi tentang landasan teori. Dalam bab ini jelaskan seputar
kenakalan siswa.
Pada bab ini berisi tentang jenis penelitian, kehadiran peneliti, kehadiran
pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA
Aat Syafaat, Sohari Sahrani, Muslih, Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam
Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, (2007)
Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam, Bandung: Pustaka Setia, (2003),
(2011)
(2004)