Anda di halaman 1dari 98

KURIKULUM 2013

PEDOMAN GURU MATA PELAJARAN


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

Untuk
Sekolah Dasar (SD)

PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2014

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 i


TIM PENGEMBANG PEDOMAN :

Pengarah :
Ramon Mohandas, Ph.D.

Penanggungjawab :
Dr. Herry Widyastono, APU, M.Pd.

Koordinator :
Dra. Mariati Purba, M.Pd.

Anggota :
1. Drs. Djuharis Rasul, M.Ed.
2. Leli Alhapip, S.Pd.
3. Mohamad Irfan

Pengembang Pedoman Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan


Budi Pekerti :
1. Faisal

ii Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


KATA PENGANTAR

Sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013


tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, dokumen kurikulum merupakan perangkat
operasional untuk memfasilitasi pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian
kurikulum. Salah satu dokumen kurikulum yang disediakan oleh Pemerintah
adalah dokumen kurikulum setiap mata pelajaran. Dokumen tersebut dikemas
dalam sebuah dokumen yang dinamakan pedoman mata pelajaran. Disamping
Pedoman mata pelajaran untuk setiap mata pelajaran, Pemerintah juga
menyediakan pedoman pembelajaran tematik terpadu.
Pedoman mata pelajaran yaitu dokumen yang berisikan antara lain karakteristik
mata pelajaran, kompetensi inti dan kompetensi dasar, silabus, desain
pembelajaran, model pembelajaran, penilaian, media dan sumber belajar, serta
guru sebagai pengembang budaya sekolah. Sedangkan pedoman pembelajaran
tematik terpadu antara lain berisikan konsep pembelajaran tematik, desain
pembelajaran tematik terpadu, dan guru sebagai pengembang budaya sekolah.
Kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada para pakar
yang berasal dari berbagai Perguruan Tinggi, guru-guru mata pelajaran dan
tematik, dan staf teknis Pusat Kurikulum dan Perbukuan yang telah bekerjasama
dengan baik sehingga pedoman mata pelajaran dan pedoman pembelajaran
tematik terpadu ini dapat diselesaikan.

Jakarta, Juni 2014

Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan


TTD.
Ramon Mohandas, Ph.D

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 iii


DAFTAR ISI

TIM PENGEMBANG PEDOMAN ....................................................... ii


KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Tujuan dan Sasaran ....................................................... 2
1. Tujuan ..................................................................... 2
2. Sasaran .................................................................... 2
C. Ruang Lingkup .............................................................. 3
BAB II KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ........ 5
A. Kompetensi Inti ............................................................ 5
B. Kompetensi Dasar ......................................................... 6
1. Kelas I .................................................................... 7
2. Kelas II .................................................................... 11
3. Kelas III .................................................................. 15
4. Kelas IV .................................................................. 19
5. Kelas V .................................................................. 24
6. Kelas VI ................................................................. 28
BAB III DISAIN DASAR PEMBELAJARAN
MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI .............. 33
A. Pengembangan Standar Proses ....................................... 33
B. Karakteristik Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti ....... 35
C. Disain Dasar Pembelajaran Pelajaran PAI dan
Budi Pekerti .................................................................. 37

iv Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


BAB IV MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
MATA PELAJARAN ........................................................... 42
A. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) ..... 47
B. Model Pembelajaran Kooperatif ................................... 52
C. Model Pembelajaran Kontekstual .................................. 55
D. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
(Problem Based Instruction) ......................................... 64
BAB V MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI .............. 67
A. Media Belajar PAI dan Budi Pekerti .............................. 67
B. Sumber Belajar PAI dan Budi Pekerti ........................... 71
BAB VI BUDAYA BELAJAR YANG DIKEMBANGKAN 75
A. Kegiatan Intrakurikuler Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti ........................................................... 76
B. Kegiatan Kokurikuler Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti ............................................................ 76
C. Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti .................................................. 77
BAB VII GURU SEBAGAI PENGEMBANG KULTUR
SEKOLAH ........................................................................... 85
BAB VIII PENUTUP ............................................................................ 91

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 v


vi Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti adalah pendidikan yang
memberikan pengetahuan dan keterampilan serta membentuk sikap,
dan kepribadian peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama Islam.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dilaksanakan melalui mata
pelajaran pada semua jenjang pendidikan, yang pengamalannya dapat
dikembangkan dalam berbagai kegiatan baik yang bersifat kokurikuler
maupun ekstrakurikuler.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah pendidikan yang
berlandaskan pada aqidah yang berisi tentang keesaan Allah Swt sebagai
sumber utama nilai-nilai kehidupan bagi manusia dan alam semesta.
Sumber lainnya adalah akhlak yang merupakan manifestasi dari aqidah,
yang sekaligus merupakan landasan pengembangan nilai-nilai karakter
bangsa Indonesia. Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti adalah pendidikan yang ditujukan untuk dapat menserasikan,
menselaraskan dan menyeimbangkan antara iman, Islam, dan ihsan yang
diwujudkan dalam:

1. Hubungan manusia dengan Allah Swt.


Membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada
Allah Swt serta berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur.
2. Hubungan manusia dengan diri sendiri
Menghargai, menghormati dan mengembangkan potensi diri yang
berlandaskan pada nilai-nilai keimanan dan ketakwaan.

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 1


3. Hubungan manusia dengan sesama
Menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antar umat
beragama serta menumbuhkembangkan akhlak mulia dan budi pekerti
luhur.
4. Hubungan manusia dengan lingkungan alam.
Penyesuaian mental keislaman terhadap lingkungan fisik dan sosial.

B. Tujuan dan Sasaran


1. Tujuan
Tujuan penyusunan pedoman ini adalah:
a. Menjadi acuan bagi para guru PAI dan Budi Pekerti jenjang SD/
MI dalam merencanakan, melaksanakan, dan melakukan penilaian
terhadap proses dan hasil pembelajaran.
b. Meningkatkan kemampuan guru PAI dan Budi Pekerti dalam
merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran PAI.
c. Meningkatkan kualitas pembelajaran PAI dan Budi Pekerti di
sekolah sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas.

2. Sasaran
Sasaran yang hendak dicapai pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti
adalah untuk memenuhi kebutuhan guru dalam upaya menciptakan
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan.
Pembelajaran yang dimaksud, mencakup pengembangan ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dikembangkan pada setiap satuan
pendidikan sesuai dengan strategi implementasi kurikulum 2013
dengan menggunakan pendekatan scientific dan penilaian authentic.

2 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi:
1. Urgensi implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran PAI dan
Budi Pekerti.
2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran PAI dan Budi
Pekerti jenjang SD/MI kelas I-VI.
3. Disain dasar pembelajaran mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti.
4. Model-model pembelajaran mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti.
5. Media dan sumber belajar mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti.
6. Budaya belajar yang dikembangkan.
7. Guru sebagai pengembang kultur sekolah.
8. Penutup.

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 3


4 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014
BAB II
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

A. Kompetensi Inti
Isi Kurikulum 2013 dikembangkan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI)
dan Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Inti dikembangkan dari Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) dan merupakan kualitas minimal yang harus
dikuasai peserta didik di kelas untuk setiap mata pelajaran. Kompetensi
Inti terdiri atas jenjang kompetensi minimal yang harus dikuasai peserta
didik di kelas tertentu, isi umum materi pembelajaran, dan ruang lingkup
penerapankompetensi yang dipelajari.Jenjang kompetensi dalam KI
meningkat untuk kelas-kelas berikutnya, KI tidak memuat konten khusus
mata pelajaran tetapi konten umum yaitu fakta, konsep, prosedur,metakognitif
dan kemampuan menerapkan pengetahuan yang terkandung dalam setiap
mata pelajaran. Perluasan penerapan kompetensi yang dipelajari dinyatakan
dalam KI, dimulai dari lingkungan terdekat sampai ke lingkungan global.
Dalam desain Kurikulum 2013, Kompetensi Inti berfungsi sebagai pengikat
bagi Kompetensi Dasar. Oleh karena itu, setiap Kompetensi Dasar yang
dikembangkan harus mengacu kepada Kompetensi Inti.
Kompetensi Inti terdiri atas empat dimensi yang satu sama lain saling
terkait.Keempat dimensi tersebut adalah: sikap spiritual (KI 1), sikapsosial
(KI 2), pengetahuan (KI 3), dan keterampilan (KI 4),yang tercantum
dalam pengembangan Kompetensi Dasar, Silabus, dan RPP. Dalam proses
pembelajaran, KI 1 dan KI 2 dikembangkan di setiap kegiatan sekolahdengan
pendekatan pembelajaran tidak langsung (indirect teaching). Sedangkan
KI 3 dan KI 4 dikembangkan oleh masing-masing mata pelajaran dengan
pendekatan pembelajaran langsung (direct teaching). Kompetensi Inti 3 (KI
3)menitikberatkan pada pengembangan pengetahuan (faktual, konseptual,

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 5


prosedural, dan metakognitif) dalam jenjang kemampuan kognitif dari
mengingat sampai mencipta. Sedangkan KI4 merupakan penerapan dari
apa yang dipelajari pada KI 3 dalam proses pembelajaran yang terintegrasi
ataupun terpisah.Pembelajaran terintegrasi mengandung makna bahwa
proses pembelajaran KI 3 dan KI 4 dilakukan pada waktu bersamaan baik
di kelas, laboratorium maupun di luar sekolah. Pembelajaran terpisah
mengandung makna bahwa pembelajaran mengenai KI 3 terpisah dalam
waktu dan/atau tempat dengan KI 4.
Selanjutnya, setiap KI dijabarkan dalam bentuk Kompetensi Dasar (KD).
Kompetensi Dasar (KD) dari masing-masing KI menjadi rujukan guru dalam
pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan
rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.
RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Lingkup kompetensi minimal pada jenjang SD/MI Kelas I-VI SD/MI
meliputi lingkungan keluarga, teman, gurudan tetangga.Kompetensi
minimal tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut oleh satuan pendidikan
yang telah memenuhi standar nasional pendidikan.

B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi
Inti yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran. Kompetensi
Dasar setiap mata pelajaran dikembangkan dengan merujuk kepada
Kompetensi Inti dan setiap KI memiliki KD yang sesuai. Dengan
perkataan lain, KI 1 memiliki KD yang berkaitan dengan sikap spiritual,
KI 2 memiliki KD yang berkaitan dengan sikap sosial, KI 3 memiliki KD
yang berkaitandengan pengetahuan dan KI 4 memiliki KD yang berkaitan
dengan keterampilan.KI-1, KI-2, dan KI-4 dikembangkan melalui proses
pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI-3. KI-1 dan

6 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


KI-2 tidak diajarkan langsung, tetapi indirect teaching pada setiap kegiatan
pembelajaran.
Setiap kompetensi berimplikasi terhadap tuntutan prosespembelajaran dan
penilaian. Hal ini bermakna bahwa pembelajaran danpenilaian pada tingkat
yang sama memiliki karakteristik yang relatif sama danmemungkinkan
terjadinya akselerasi belajar dalam 1 (satu) tingkatKompetensi. Selain
itu, untuk tingkat kompetensi yang berbeda menuntutpembelajaran dan
penilaian dengan fokus dan penekanan yang berbeda pula.Semakin tinggi
Tingkat Kompetensi, semakin kompleks intensitas pengalamanbelajar
peserta didik dan proses pembelajaran serta penilaianKompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar yang dimaksud diatas mulai dari jenjang SD/MI Kelas I
sampai dengan Kelas VI.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang dimaksud diatas mulai dari
Kelas I sampai dengan Kelas VI sebagaimana terdapat dalam tabel-tabel
berikut ini.

1. Kelas : I ( Satu )

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1. Menerima dan 1.1 Terbiasa berdoa sebelum dan sesudah


menjalankan belajar sebagai bentuk pemahaman
ajaran agama yang terhadap Q.S. Al-Fatihah
dianutnya 1.2 Meyakini adanya Allah SWT yang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
1.3 Mensyukuri karunia dan pemberian
sebagai implementasi dari pemahaman
Q.S. Al-Fatihah dan Q.S. Al-Ikhlas
1.4 Terbiasa bersuci sebelum beribadah
1.5 Terbiasa membaca Basmalah setiap
memulai aktivitas

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 7


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

2. Memiliki perilaku 2.1 Memiliki sikap jujur sebagai


jujur, disiplin, implementasi dari pemahaman sifat
tanggung jawab, “shiddiq” Rasulullah SAW
santun, peduli, dan 2.2 Memiliki perilaku hormat dan patuh
percaya diri dalam kepada orangtua dan guru sebagai
berinteraksi dengan implementasi dari pemahaman Q.S.
keluarga, teman, dan Luqman (31): 14
guru 2.3 Memiliki perilaku hormat kepada
sesama anggota keluarga sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. An-
Nisa (4): 36
2.4 Memiliki sikap pemaaf sebagai
implementasi dari pemahaman kisah
keteladanan Nabi Muhammad SAW
2.5 Memiliki sikap percaya diri sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S.
Al-Ikhlas
2.6 Memiliki sikap yang baik ketika
berbicara sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Al-Baqarah (2): 83
2.7 Memiliki perilaku rajin belajar sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Al-
’Alaq (96): 1-5
2.8 Memiliki perilaku bersih badan,
pakaian, barang-barang, dan tempat
sebagai implementasi pemahaman
makna bersuci

8 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

3. Memahami 3.1 Mengetahui huruf-huruf hijaiyyah dan


pengetahuan harakatnya secara lengkap
faktual dengan 3.2 Mengenal pesan-pesan yang terkandung
cara mengamati di dalam Q.S Al Fatihah, Al Ikhlas dan
[mendengar, Al ’Alaq (96): 1-5
melihat, membaca] 3.3 Mengenal makna Asmaul Husna: Ar-
dan menanya Rahman, Ar-Rahim, Al-Malik
berdasarkan rasa 3.4 Mengenal makna dua kalimat syahadat
ingin tahu tentang sebagai bagian dari rukun Islam yang
dirinya, makhluk pertama
ciptaan Tuhan 3.5 Mengenal makna do’a sebelum dan
dan kegiatannya, sesudah belajar
dan benda-benda 3.6 Mengenal tata cara bersuci
yang dijumpainya 3.7 Memahami salat dan kegiatan agama
di rumah dan di yang dianutnya di sekitar rumahnya
sekolah melalui pengamatan
3.8 Mengenal kisah keteladanan Nabi Adam
a.s.
3.9 Mengenal kisah keteladanan Nabi Idris
a.s.
3.10 Mengenal kisah keteladanan Nabi Nuh
a.s.
3.11 Mengenal kisah keteladanan Nabi Hud
a.s
3.12 Mengetahui kisah keteladanan Nabi
Muhammad SAW
3.13 Memahami perilaku hormat dan patuh
kepada orangtua dan guru
3.14 Memahami perilaku saling menghormati
antarsesama anggota keluarga

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 9


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

4. Menyajikan 4.1 Melafalkan huruf-huruf hijaiyyah dan


pengetahuan harakatnya secara lengkap
faktual dalam 4.2.1 Melafalkan Q.S. Al-Fatihah dan Q.S.
bahasa yang jelas Al-Ikhlas dan Al ’Alaq (96): 1-5 den-
dan logis, dalam gan benar dan jelas
karya yang estetis, 4.2.2 Menunjukkan hafalan Q.S. Al-Fatihah
dalam gerakan yang dan Q.S. Al-Ikhlas dengan benar dan
mencerminkan jelas
anak sehat, dan 4.3 Melafalkan Asmaul Husna: Ar-Rah-
dalam tindakan man, Ar-Rahim, Al-Malik
yang mencerminkan 4.4 Melafalkan dua kalimat syahadat den-
perilaku anak gan benar dan jelas
beriman dan 4.5 Melafalkan doa sebelum dan sesudah
berakhlak mulia belajar dengan benar dan jelas.
4.6 Mempraktikkan tata cara bersuci
4.7.1 Melaksanakan salat dan kegiatan agama
yang dianutnya di sekitar rumahnya
melalui pengamatan
4.7.2 Mencontohkan kegiatan agama yang
dianutnya di sekitar rumahnya
4.8 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Adam a.s.
4.9 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Idris a.s.
4.10 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Nuh a.s.
4.11 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Hud a.s
4.12 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Muhammad SAW
4.13 Mencontohkan perilaku hormat dan
patuh kepada orangtua dan guru

10 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

4.14 Mencontohkan perilaku saling meng-


hormati antarsesama anggota keluarga

2. Kelas : II ( Dua )

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1. Menerima dan 1.1 Terbiasa berwudhu sebelum salat


menjalankan 1.2 Menunaikan salat sebagai wujud dari
ajaran agama yang pemahaman rukun Islam
dianutnya 1.3 Terbiasa berdoa sebelum dan sesudah
makan
1.4 Meyakini adanya Allah SWT Yang
Maha Mencipta segala yang ada di alam

2. Menunjukkan 1.1 Memiliki sikap jujur sebagai


perilaku jujur, implementasi dari pemahaman Q.S. Al-
disiplin, tanggung Maidah (5): 119
jawab, santun, 1.2 Memiliki perilaku hormat dan patuh
peduli, dan kepada orangtua, dan guru dan sesama
percaya diri dalam anggota keluarga sebagai implementasi
berinteraksi dengan dari pemahaman Q.S. An-Nisa (4): 36
keluarga, teman, dan 1.3 Memiliki perilaku kasih sayang kepada
guru sesama sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Al-Fatihah
1.4 Memiliki sikap kerja sama dan tolong-
menolong sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Al-Maidah ayat 2
1.5 Memiliki sikap berani bertanya sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. An-
Nahl ayat 43

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 11


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1.6 Memiliki sikap berlindung diri kepada


Allah SWT sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. An-Nas
1.7 Memiliki perilaku disiplin sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S.
Al-’Ashr
1.8 Memiliki perilaku hidup sehat dan
peduli lingkungan sebagai implementasi
dari pemahaman makna berwudhu

3. Memahami 1.1 Mengetahui huruf hijaiyyah bersambung


pengetahuan sesuai dengan makharijul huruf.
faktual dengan 1.2 Mengetahui keesaan Allah SWT Yang
cara mengamati Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan
[mendengar, Maha Suci berdasarkan pengamatan
melihat, membaca] terhadap dirinya dan makhluk ciptaan-
dan menanya Nya yang dijumpai di sekitar rumah dan
berdasarkan rasa sekolah
ingin tahu tentang 1.3 Mengenal makna Asmaul Husna: Al-
dirinya, makhluk Quddus, As-Salam, Al-Khaliq
ciptaan Tuhan 1.4 Mengenal hadits yang terkait dengan
dan kegiatannya, anjuran menuntut ilmu
dan benda-benda 1.5 Mengenal hadits yang terkait dengan
yang dijumpainya perilaku hidup bersih dan sehat
di rumah dan di 1.6 Mengenal makna Q.S. An-Nas dan Q.S.
sekolah Al-‘Ashr
1.7 Mengenal doa sebelum dan sesudah
wudhu
1.8 Mengenal tata cara salat dan bacaannya
1.9 Mengenal makna doa sebelum dan
sesudah makan

12 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1.10 Memahami perilaku kasih sayang


kepada sesama sebagai implementasi
dari pemahaman Q.S. Al-Fatihah
1.11 Memahami sikap kerja sama dan saling
tolong menolong sebagai implementasi
dari pemahaman Q.S. Al-Maidah ayat 2
1.12 Mengetahui kisah keteladanan Nabi
Shaleh a.s.
1.13 Mengetahui kisah keteladanan Nabi Luth
a.s.
1.14 Mengetahui kisah keteladanan Nabi
Ishaq a.s.
1.15 Mengetahui kisah keteladanan Nabi
Ya‘qub a.s.
1.16 Mengetahui kisah keteladanan Nabi
Muhammad SAW

4. Menyajikan 1.1 Melafalkan huruf hijaiyyah bersambung


pengetahuan sesuai dengan makharijul huruf.
faktual dalam 1.2 Melakukan pengamatan terhadap diri dan
bahasa yang jelas makhluk ciptaan Allah yang dijumpai
dan logis, dalam di sekitar rumah dan sekolah sebagai
karya yang estetis, implementasi iman kepada Allah SWT
dalam gerakan yang Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,
mencerminkan dan Maha Suci
anak sehat, dan 1.3 Melafalkan Asmaul Husna: Al-Quddus,
dalam tindakan As-Salam, Al-Khaliq dan maknanya
yang mencerminkan 1.4 Menunjukkan perilaku rajin menuntut
perilaku anak ilmu
beriman dan 1.5 Menunjukkan perilaku hidup bersih dan
berakhlak mulia sehat sebagai implementasi dari

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 13


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1.6 pemahaman makna hadits tentang


kebersihan dan kesehatan
1.1.1 Melafalkan Q.S. An-Nas dan Al ‘Ashr
dengan benar dan jelas
1.1.2 Menunjukkan hafalan Q.S. An-Nas dan
Al ‘Ashr dengan benar dan jelas
1.1 Mempraktikkan wudhu dan doanya
dengan tertib dan benar
1.2 Memperaktikkan salat dengan tata cara
dan bacaan yang benar
1.3 Mempraktikkan doa sebelum dan
sesudah makan
1.4 Mencontohkan perilaku kasih sayang
kepada sesama sebagai implementasi
dari pemahaman Q.S. Al-Fatihah
1.5 Mencontohkan sikap kerja sama
dan saling tolong menolong sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Al-
Maidah ayat 2
1.6 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Shaleh a.s.
1.7 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Luth a.s.
1.8 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Ishaq a.s.
1.9 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Ya’qub a.s.
1.10 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Muhammad SAW

14 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


3. Kelas : III ( Tiga )

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1. Menerima dan 1.1 Menunaikan salat secara tertib sebagai


menjalankan wujud dari pemahaman Q.S. Al-Baqarah
ajaran agama yang (2): 3
dianutnya 1.2 Terbiasa berzikir dan berdoa setelah
selesai salat sebagai wujud dari
pemahaman Q.S. Al-Kautsar
1.3 Meyakini adanya Allah SWT Maha
Mengetahui, Maha Melihat dan Maha
Mendengar.

2. Menunjukkan 2.1 Memiliki sikap jujur sebagai


perilaku jujur, implementasi dari pemahaman Q.S. An-
disiplin, tanggung Nisa ayat 135
jawab, santun, 2.2 Memiliki perilaku hormat dan patuh
peduli, dan kepada orangtua, dan guru dan sesama
percaya diri anggota keluarga sebagai implementasi
dalam berinteraksi dari pemahaman Q.S. Al-Isra ayat 23
dengan keluarga, 2.3 Memiliki perilaku peduli terhadap sesama
teman, guru dan sebagai implementasi dari pemahaman
tetangganya Q.S. Al Kautsar.
2.4 Memiliki sikap bersyukur sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S.
Ibrahim ayat 7
2.5 Memiliki sikap disiplin dan tertib sebagai
implementasi pemahaman makna ibadah
salat.
2.6 Memiliki perilaku tawadlu, Ihlas, dan
tanggungjawab sebagai implementasi
dari pemahaman sifat Allah qiyamuhu
binafsihi, wahdaniyat, Qudrah dan Iradah

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 15


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

2.7 Memiliki sikap rasa ingin tahu, sabar,


dan rela berkorban sebagai implementasi
dari pemahaman kisah keteladanan Nabi
Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s.
2.8 Memiliki sikap kerja keras sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Al-
An‘am ayat 132

3. Memahami 3.1 Mengetahui keesaan Allah Yang Maha


pengetahuan Pencipta berdasarkan pengamatan
faktual dengan terhadap dirinya dan makhluk
cara mengamati ciptaanNya yang dijumpai di sekitar
[mendengar, rumah dan sekolah.
melihat, membaca] 3.2 Mengetahui makna Asmaul Husna: Al-
dan menanya Wahhab, Al-‘Alim, As-Sami‘
berdasarkan rasa 3.3 Mengetahui hadits yang terkait dengan
ingin tahu tentang perilaku mandiri, percaya diri, dan
dirinya, makhluk tanggung jawab
ciptaan Tuhan 3.4 Mengerti makna salat sebagai wujud
dan kegiatannya, dari pemahaman Q.S. al-Kautsar
dan benda-benda 3.5 Mengerti makna zikir dan doa setelah
yang dijumpainya salat
di rumah dan di 3.6 Mengetahui hikmah ibadah salat melalui
sekolah pengamatan dan pengalaman di rumah
dan sekolah
3.7 Mengetahui kalimat-kalimat dalam Q.S.
An-Nashr dan Al-Kautsar dengan benar
3.8 Mengetahui perilaku tawaduk, ikhlas,
dan mohon pertolongan sebagai
implementasi dari pemahaman sifat
Allah Qiyamuhu binafsihi, wahdaniyat,
Qudrah, dan Iradah

16 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

3.9 Memahami sikap peduli terhadap sesama


sebagai implementasi dari pemahaman
Q.S. Al-Kautsar.
3.10 3.10 Memahami sikap bersyukur
sebagai implementasi dari pemahaman
Q.S. Ibrahim ayat 7
3.11 Mengetahui kisah keteladanan Nabi
Yusuf a.s.
3.12 Mengetahui kisah keteladanan Nabi
Syu‘aib a.s.
3.13 Mengetahui kisah keteladanan Nabi
Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. (rasa
ingin tahu, sabar, dan rela berkorban,
hormat dan patuh kepada orangtua)
3.14 Mengetahui sikap percaya diri dan
kemandirian sebagai wujud dari
keteladanan nabi Muhammad SAW

4. Menyajikan 4.1 Melakukan pengamatan terhadap


pengetahuan faktual diri dan makhluk ciptaan Allah yang
dalam bahasa yang dijumpai di sekitar rumah dan sekolah
jelas, sistematis sebagai implementasi iman terhadap
dan logis, dalam keesaan Allah Yang Maha Pencipta
karya yang estetis, 4.2 Membaca Asmaul Husna: Al-Wahhab,
dalam gerakan yang Al-‘Alim, As-Sami‘ dan maknanya
mencerminkan 4.3 Mencontohkan perilaku mandiri,
anak sehat, dan percaya diri, dan tanggung jawab
dalam tindakan sebagai implementasi hadits
yang mencerminkan 1.1.1 Menunjukkan contoh makna salat
perilaku anak sebagai wujud dari pemahaman Q.S.
beriman dan al-Kautsar
berakhlak mulia

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 17


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1.1.2 Mempraktikkan tata cara salat yang


baik dan benar

1.4 Mempraktikkan tata cara zikir dan doa


setelah salat secara benar
1.5 Menceritakan pengalaman pelaksanaan
ibadah salat di rumah dan sekolah
1.1.1 Membaca kalimat-kalimat dalam Al-
Quran dengan benar
1.1.2 Menulis huruf hijaiyyah dalam Al-
Quran dengan benar
1.1.3 Menunjukkan hafalan Q.S. An-Nashr
dan Al-Kautsar dengan lancar
1.7 Mencontohkan perilaku tawaduk,
ikhlas, dan mohon pertolongan sebagai
implementasi dari pemahaman sifat
Allah Qiyamuhu binafsihi, wahdaniyat,
Qudrah, dan Iradah
1.8 Mencontohkan perilaku peduli
terhadap sesama sebagai implementasi
dari pemahaman Q.S. Al-Kautsar.
1.9 Mencontohkan sikap bersyukur
sebagai implementasi dari pemahaman
Q.S. Ibrahim ayat 7
1.10 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Yusuf a.s.
1.11 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Syu’aib a.s.
1.12 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s.
1.13 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Muhammad SAW

18 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


4. Kelas : IV ( Empat )

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1. Menerima, 1.1 Menerapkan ketentuan syariat Islam


menjalankan, dalam bersuci dari hadats kecil dan
dan menghargai hadats besar
ajaran agama yang 1.2 Menunaikan salat secara tertib sebagai
dianutnya wujud dari penghambaan diri kepada
Allah Swt.
1.3 Menerapkan kebajikan sebagai
implementasi dari pemahaman ibadah
salat
1.4 Menghindari perilaku tercela sebagai
implementasi dari pemahaman ibadah
salat
1.5 Meyakini keberadaan malaikat-malaikat
Allah Swt.
1.6 Meyakini adanya Rasul-rasul Allah Swt.

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 19


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

2. Menunjukkan 1.1 Memiliki sikap jujur sebagai implementasi


perilaku jujur, dari pemahaman Q.S At-Taubah (9): 119
disiplin, tanggung 1.2 Memiliki perilaku hormat dan patuh
jawab, santun, kepada orangtua, dan guru dan sesama
peduli, dan anggota keluarga sebagai implementasi
percaya diri dari pemahaman Q.S. Lukman (31): 14
dalam berinteraksi 1.3 Memiliki sikap santun dan menghargai
dengan keluarga, teman, baik di rumah, sekolah, dan di
teman, guru, dan masyarakat sekitar sebagai implementasi
tetangganya dari pemahaman Q.S. Al-Hadiid (57): 9
1.4 Memiliki sikap yang dipengaruhi oleh
keimanan kepada para malaikat Allah
SWT yang tercermin dari perilaku
kehidupan sehari-hari.
1.5 Memiliki sikap gemar membaca sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Al-
‘Alaq (96): 1-5
1.6 Memiliki sikap amanah sebagai
implementasi dari pemahaman kisah
keteladan Nabi Muhammad SAW
1.7 Memiliki sikap pantang menyerah sebagai
implementasi dari kisah keteladanan Nabi
Musa a.s.
1.8 Memiliki sikap rendah hati sebagai
implementasidari pemahaman Q.S. Al-
Isra (17): 37
1.9 Memiliki perilaku hemat sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Al-
Isra (17): 27

20 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

3. Memahami 3.1 Mengetahui Allah itu ada melalui


pengetahuan pengamatan terhadapmakhluk ciptaan-
faktual dengan Nya di sekitar rumah dan sekolah.
cara mengamati 3.2 Mengertimakna iman kepada malaikat-
dan menanya malaikat Allah berdasarkan pengamatan
berdasarkan rasa terhadap dirinya dan alam sekitar.
ingin tahu tentang 3.3 Mengerti makna Asmaul Husna: Al-
dirinya, makhluk Bashir, Al-‘Adil, Al-‘Azhim
ciptaan Tuhan dan 3.4 Memahami tata cara bersuci dari hadats
kegiatannya, dan kecil dan hadats besar sesuai ketentuan
benda-benda yang syariat Islam
dijumpainya di 3.5 Memahami makna ibadah salat
rumah, di sekolah 3.6 MengetahuiQ.S. Al Falaq, Al-Ma‘un
dan tempat bermain dan Al-Fil dengan baik dan benar
3.7 Memahamisikap santun dan menghargai
teman, baik di rumah, sekolah, dan di
masyarakat sekitar
3.8 Memahami sikap rendah hati sebagai
implementasidari pemahaman Q.S. Al-
Isra ayat 37
3.9 Memahamiperilaku hemat sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Al-
Isra ayat 27
3.10 Mengetahuikisah keteladan Nabi Ayyub
a.s.
3.11 Mengetahuikisah keteladan Nabi
Dzulkifi a.s.
3.12 Mengetahuikisah keteladan Nabi Harun
a.s.
3.13 Mengetahuikisah keteladan Nabi Musa
a.s.

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 21


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

3.14 Mengetahuikisah keteladanan wali


Songo
3.15 Mengetahuisikap santun dan menghargai
sesama dari Nabi Muhammad SAW

4. Menyajikan 4.1 Melakukan pengamatan terhadap


pengetahuan faktual makhluk ciptaan Allah di sekitar rumah
dalam bahasa yang dan sekolah sebagai upaya mengenal
jelas, sistematis Allah itu ada.
dan logis, dalam 4.2 Melakukan pengamatan diri dan alam
karya yang estetis, sekitar sebagai implementasi makna
dalam gerakan yang iman kepada malaikat-malaikat Allah
mencerminkan 4.3 Membaca Asmaul Husna: Al-Bashir,
anak sehat, dan Al-‘Adil, Al-‘Azhim dan maknanya
dalam tindakan 4.4 Memperaktikkan tata cara bersuci dari
yang mencerminkan hadats kecil dan hadats besar sesuai
perilaku anak ketentuan syariat Islam
beriman dan 1.1.1 Memberikan contoh-contoh makna
berakhlak mulia ibadah salat
1.1.2 Menceritakan pengalaman
melaksanakan salat di rumah dan masjid
lingkungan sekitar rumah.
1.1.1 Membaca Q.S. Al Falaq, Al-Ma‘un dan
Al-Fil dengan tartil
1.1.2 Menulis kalimat-kalimat dalam Al Falaq,
Al-Ma‘un dan Al-Fil dengan benar
1.1.3 Menunjukkan hafalan Q.S. Al Falaq, Al
Ma‘un dan Al-Fil dengan lancar.
1.6 Mencontohkan sikap santun dan
menghargai teman, baik di rumah,
sekolah, dan di masyarakat sekitar

22 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1.7 Mencontohkan sikap rendah hati sebagai


implementasi dari pemahaman Q.S. Al-
Isra ayat 37
1.8 Mencontohkan perilaku hemat sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Al-
Isra ayat 27
1.9 Menceritakan kisah keteladan Nabi
Ayyub a.s.
1.10 Menceritakan kisah keteladan Nabi
Dzulkifli a.s.
1.11 Menceritakan kisah keteladan Nabi
Harun a.s.
1.12 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Musa a.s.
1.13 Menceritakan kisah keteladanan wali
Songo
1.14 Mencontohkan sikap santun dan
menghargai sesama dari Nabi
Muhammad SAW

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 23


5. Kelas : V ( Lima )

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1. Menerima, 1.1 Terbiasa membaca Al-Quran dengan


menjalankan, tartil.
dan menghargai 1.2 Menyakini Al-Quran sebagai kitab suci
ajaran agama yang terakhir dan menjadikannya sebagai
dianutnya pedoman hidup
1.3 Menunaikan kewajiban puasa
Ramadhan sebagai implementasi dari
pemahaman rukun Islam
1.4 Menunaikan salat tarawih dan tadarus
Al-Quran di bulan Ramadhan sebagai
wujud ketaatan kepada Allah dan rasul-
Nya

24 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

2. Menunjukkan 1.1 Memiliki sikap jujur sebagai


perilaku jujur, implementasi dari pemahaman Q.S.Al-
disiplin, tanggung Ahzab (33): 23
jawab, santun, 1.2 Memiliki perilaku hormat dan patuh
peduli, dan kepada orangtua, dan guru dan sesama
percaya diri anggota keluarga sebagai implementasi
dalam berinteraksi dari pemahaman Q.S. Al-Baqarah ayat
dengan keluarga, 83
teman, guru, dan 1.3 Memiliki sikap suka menolong sebagai
tetangganya serta implementasi dari pemahaman Q.S.
cinta tanah air Al-Ma’un
1.4 Memiliki sikap saling mengingatkan
dalam kebajikan sebagai implementasi
dari pemahaman Q.S. Al-‘Ashr
1.5 Memiliki sikap menghargai pendapat
sebagai implementasi dari pemahaman
Q.S. Az-Zumar ayat 18
1.6 Memiliki sikap sabar dan pengendalian
diri sebagai implementasi dari
pemahaman puasa Ramadhan
1.7 Memiliki sikap sederhana sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Al-
Furqon ayat 67
1.8 Memiliki sikap ikhlas sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Al-
Bayyinah ayat 5
1.9 Memiliki sikap tabligh sebagai
implementasi dari pemahaman kisah
keteladan Nabi Muhammad SAW

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 25


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

3. Memahami 1.1 Mengenal nama-nama Rasul Allah dan


pengetahuan Rasul Ulul Azmi
faktual dan 1.2 Memahami makna diturunkannya
konseptual dengan kitab-kitab suci melalui rasul-rasul-Nya
cara mengamati, sebagai implementasi rukun iman
menanya dan 1.3 Mengetahui makna Q.S. Al-Ma’un dan
mencoba Q.S. At-Tin dengan benar
berdasarkan rasa 1.4 Mengerti makna Asmaul Husna: Al-
ingin tentang Mumit, Al-Hayy, Al-Qayum, Al-Ahad
dirinya, makhluk 1.5 Mengetahui hikmah puasa Ramadhan
ciptaan Tuhan dan yang dapat membentuk akhlak mulia
kegiatannya, dan 1.6 Mengetahui kisah keteladanan Nabi
benda-benda yang Dawud a.s.
dijumpainya di 1.7 Mengetahui kisah keteladanan Nabi
rumah, di sekolah Sulaiman a.s.
dan tempat bermain 1.8 Mengetahui kisah keteladanan Nabi
Ilyas a.s.
1.9 Mengetahui kisah keteladanan Nabi
Ilyasa’ a.s.
1.10 Mengetahui kisah keteladanan Luqman
sebagaimana terdapat dalam Al-Quran

4. Menyajikan 1.1 Membaca Q.S. Al-Ma’un dan Q.S. At-


pengetahuan faktual Tin dengan baik dan benar
dan konseptual 1.2 Menulis kalimat-kalimat dalam Q.S. Al-
dalam bahasa yang Ma’un dan Q.S. At-Tin dengan baik dan
jelas, sistematis dan benar
logis, dalam karya 1.3 Menunjukkan hafalan Q.S. Al-Ma’un
yang estetis, dan Q.S. At-Tin dengan baik dan benar

26 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

dalam gerakan yang 1.4 Mencontohkan perilaku saling


mencerminkan mengingatkan dalam hal kebajikan
anak sehat, dan sebagai implementasi dari pemahaman
dalam tindakan Q.S. At Tin
yang mencerminkan 1.5 Mencontohkan perilaku suka menolong
perilaku anak sebagai implementasi dari pemahaman
beriman dan Q.S. Al-Ma’un
berakhlak mulia 1.6 Mencontohkan sikap menghargai
pendapat sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Az-Zumar ayat 18
1.7 Mencontohkan sikap sederhana sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Al-
Furqon ayat 67
1.8 Mencontohkan sikap ikhlas sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Al-
Bayyinah ayat 5
1.9 Mencontohkan sikap tabligh sebagai
implementasi dari pemahaman kisah
keteladan Nabi Muhammad SAW
1.10 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Dawud a.s.
1.11 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Sulaiman a.s.
1.12 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Ilyas a.s.
1.13 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Ilyasa’ a.s.
1.14 Menceritakan kisah keteladanan
Luqman sebagaimana terdapat dalam
Al-Quran

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 27


6. Kelas : VI ( Enam )

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1. Menerima, 1.1 Terbiasa membaca Al-Quran dengan


menjalankan, tartil.
dan menghargai 1.2 Meyakini adanya Hari Akhir sebagai
ajaran agama yang implementasi dari pemahaman Rukun
dianutnya Iman
1.3 Menyakini adanya Qadha dan Qadar
1.4 Menunaikan kewajiban berzakat sebagai
implementasi dari pemahaman rukun
Islam
1.5 Terbiasa berinfaq sebagai implementasi
dari pemahaman Q.S. Al-Maidah (5): 2
1.6 Terbiasa bersedekah sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Al-
Maidah (5): 2

28 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

2. Menunjukkan 2.1 Memiliki sikap jujur sebagai


perilaku jujur, implementasi dari pemahaman Q.S. Al-
disiplin, tanggung Ahzab (33): 70
jawab, santun, 2.2 Memiliki perilaku hormat dan patuh
peduli, dan kepada orangtua, dan guru dan sesama
percaya diri anggota keluarga sebagai implementasi
dalam berinteraksi dari pemahaman Q.S. An-Nisa (4): 36
dengan keluarga, 2.3 Memiliki sikap toleran dan simpati
teman, guru, dan kepada sesama sebagai implemantasi
tetangganya serta dari pemahaman isi kandungan Q.S. Al-
cinta tanah air Kafirun dan Q.S. Al-Maidah (5):2
2.4 Memiliki sikap berbaik sangka
kepada sesama sebagai implentasi dari
pemahaman Q.S. Al-Hujurat (49): 12
2.5 Memiliki perilaku hidup rukun sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Al-
Hujurat (49):13
2.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan
iman kepada Hari Akhir
2.7 Memiliki perilaku yang mencerminkan
iman kepada Qadha dan Qadar
2.8 Memiliki sikap berserah diri kepada
Allah SWT sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Al-An’am (6):162-163
2.9 Memiliki sikap fathanah sebagai
implementasi dari pemahaman kisah
Nabi Muhammad SAW

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 29


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

3. Memahami 3.1 Mengetahui makna Q.S. Al-Kafirun dan


pengetahuan Al-Maidah (5): 2 dengan benar
faktual dan 3.2 Mengerti makna Asmaul Husna: Ash-
konseptual dengan Shamad, Al-Muqtadir, Al-Muqadim,
cara mengamati, al-Baqi
menanya dan 3.3 Memahami hikmah beriman kepada
mencoba Hari Akhir yang dapat membentuk
berdasarkan rasa perilaku akhlak mulia
ingin tahu tentang 3.4 Memahami hikmah beriman kepada
dirinya, makhluk Qadha dan Qadar yang dapat
ciptaan Tuhan dan membentuk perilaku akhlak mulia
kegiatannya, dan 3.5 Memahami hikmah zakat , infaq dan
benda-benda yang sedekah sebagai implementasi dari
dijumpainya di rukun Islam
rumah, di sekolah 3.6 Mengetahui kisah keteladanan Nabi
dan tempat bermain Yunus a.s.
3.7 Mengetahui kisah keteladanan Nabi
Zakariya a.s.
3.8 Mengetahui kisah keteladanan Nabi
Yahya a.s.
3.9 Mengetahui kisah keteladanan Nabi Isa
a.s.
3.10 Mengetahui kisah Nabi Muhammad
SAW
3.11 Mengetahui kisah keteladanan sahabat-
sahabat Nabi Muhammad SAW
3.12 Mengetahui kisah keteladanan Ashabul
Kahfi sebagaimana terdapat dalam Al-
Quran

30 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

4. Menyajikan 4.1 Membaca Q.S. Al-Kafirun dan Al-


pengetahuan faktual Maidah (5): 2 dengan jelas dan benar
dan konseptual 4.2 Menulis Q.S. Al-Kafirun dan Al-Maidah
dalam bahasa yang (5): 2 dengan benar
jelas, sistematis 4.3 Menyebutkan arti Q.S. Al-Kafirun dan
dan logis, dalam Al-Maidah (5): 2 dengan benar
karya yang estetis, 4.4 Mencontohkan perilaku toleran dan
dalam gerakan yang simpati sebagai implementasi dari
mencerminkan pemahaman Q.S. Al Kafirun dan Q.S.
anak sehat, dan Al-Maidah (5): 2
dalam tindakan 4.5 Menunjukkan contoh Qadha dan Qadar
yang mencerminkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai
perilaku anak implementasi dari pemahaman rukun
beriman dan Iman
berakhlak mulia 4.6 Mencontohkan sikap berbaik sangka
kepada sesama sebagai implentasi dari
pemahaman Q.S. Al Hujurat (49): 12
4.7 Mencontohkan perilaku hidup rukun
sebagai implementasi dari pemahaman
Q.S. Al-Hujurat (49): 13
4.8 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Yunus a.s.
4.9 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Dzakariya a.s.
4.10 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Yahya a.s.
4.11 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Isa
4.12 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Muhammad SAW
4.13 Menceritakan kisah keteladanan
sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 31


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

4.14 Menceritakan kisah keteladanan


Ashabul Kahfi sebagaimana terdapat
dalam Al-Qur’an

32 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


BAB III
DISAIN DASAR PEMBELAJARAN
MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI

A. Pengembangan Standar Proses


Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran
padasatuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan.
Standar Proses dikembangkan dengan mengacu pada Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahanatas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didikuntuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagiprakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap
satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
prosespembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, maka prinsip
pembelajaran yang digunakan adalah:
1. dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
2. dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis
aneka sumber belajar;
3. dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah;

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 33


4. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi;
5. dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6. dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7. dari pembelajaran verbalistis menuju keterampilan aplikatif;
8. peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)
dan keterampilan mental (softskills);
9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjanghayat;
10. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi
keteladanan(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing
madyomangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalamproses pembelajaran (tut wuri handayani);
11. pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan dimasyarakat;
12. pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah
guru,siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.
13. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
14. pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya
peserta didik.
Terkait dengan prinsip-prinsip di atas, dikembangkan standar proses
yang mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
prosespembelajaran, penilaian proses dan hasil pembelajaran, dan
pengawasan prosespembelajaran.

34 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


B. Karakteristik Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti
Karakteristik pembelajaran PAI dan Budi Pekerti pada setiap satuan
pendidikan terkait erat padaStandar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi.
Standar Kompetensi Lulusanmemberikan kerangka konseptual tentang
sasaran pembelajaran yang harusdicapai. Standar Isi memberikan kerangka
konseptual tentang kegiatan belajardan pembelajaran yang diturunkan dari
tingkat kompetensi dan ruang lingkupmateri.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran PAI
dan Budi Pekertimencakuppengembangan ranah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang dielaborasiuntuk setiap satuan pendidikan.Ketiga
ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (prosespsikologis)
yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima,menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuandiperoleh melalui
aktivitas mengingat, memahami, menerapkan,menganalisis, mengevaluasi,
dan mencipta. Keterampilan diperolehmelaluiaktivitas mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, danmencipta.Karaktersitik kompetensi beserta
perbedaan lintasan perolehanturut serta mempengaruhi karakteristik standar
proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), dan tematik
internal (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaranberbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untukmendorong
kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual,baik individual
maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakanpendekatan
pembelajaran yang menghasilkan karya(project based learning),dan
berbasis pemecahanmasalah (problem based learning).
Rincian gradasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut

Sikap Pengetahuan Keterampilan


Menerima Mengingat Mengamati
Menjalankan Memahami Menanya

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 35


Sikap Pengetahuan Keterampilan
Menghargai Menerapkan Mencoba
Menghayati Menganalisis Menalar
Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji
Mencipta

Adapun karakteristik mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti adalah:


1. Pendidikan Agama Islamdan Budi Pekerti merupakan mata pelajaran
yang dikembangkan dari materi pokok pendidikan agama Islam (al-
Qur’an dan Hadis, aqidah, akhlak, fiqih dan sejarah peradaban Islam).
2. Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI dan Budi Pekerti
merupakan mata pelajaran pokok yang menjadi satu komponen yang
tidak dapat dipisahkan dengan mata pelajaran lain yang bertujuan
untuk pengembangan moral dan kepribadian peserta didik. Maka,
semua mata pelajaran yang memiliki tujuan tersebut harus seiring dan
sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh mata pelajaran PAI dan
Budi Pekerti.
3. Diberikannya mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti bertujuan untuk
terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Allah
Swt., berbudi pekerti yang luhur (berakhlak yang mulia), dan memiliki
pengetahuan yang cukup tentang Islam, terutama sumber ajaran dan
sendi-sendi Islam lainnya, sehingga dapat dijadikan bekal untuk
memelajari berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran tanpa harus
terbawa oleh pengaruh-pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan
oleh ilmu dan mata pelajaran tersebut.
4. PAI dan Budi Pekertiadalah mata pelajaran yang tidak hanya
mengantarkan peserta didik dapat menguasai berbagai kajian
keislaman, tetapi PAI lebih menekankan bagaimana peserta didik
mampu menguasai kajian keislaman tersebut sekaligus dapat
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah
masyarakat. Dengan demikian, PAI dan Budi Pekertitidak hanya

36 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi yang lebih penting adalah
pada aspek afektif dan psikomotornya.
5. Secara umum mata pelajaran PAI dan Budi Pekertididasarkan pada
ketentuan-ketentuan yang ada pada dua sumber pokok ajaran Islam,
yaitu al-Qur’an dan Hadis Nabi Muhammad saw.,juga melalui metode
ijtihad (dalil aqli), para ulama dapat mengembangkannya dengan lebih
rinci dan mendetail dalam kajian fiqih dan hasil-hasil ijtihad lainnya.
6. Tujuan akhir dari mata pelajaran PAI dan Budi Pekertiadalah
terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak yang mulia (budi
pekerti yang luhur), yang merupakan misi utama diutusnya Nabi
Muhammad saw di dunia. Hal ini tidak berarti bahwa pendidikan
Islam tidak memerhatikan pendidikan jasmani, akal, ilmu, ataupun
segi-segi praktis lainnya, tetapi maksudnya adalah bahwa pendidikan
Islam memerhatikan segi-segi pendidikan akhlak seperti juga segi-
segi lainnya.

C. Disain Dasar Pembelajaran Pelajaran PAI dan Budi Pekerti


1. Perencanaan
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada
Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar,
perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.
Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran
yang digunakan.
a. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran
untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit
memuat:
1) Identitas mata pelajaran

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 37


2) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan
kelas;
3) Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial
mengenai kompetensi dalam aspeksikap, pengetahuan,
danketerampilan yang harus dipelajari peserta didikuntuk
suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
4) kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
terkait muatan atau mata pelajaran;
5) tema(khususSD/MI);
6) materi pembelajaran;
7) pembelajaran,yaitukegiatan yang dilakukan oleh pendidik
danpeserta didik untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan;
8) penilaian, merupakan proses pengumpulan dan
pengolahaninformasi untuk menentukan pencapaian hasil
belajar pesertadidik;
9) alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam
struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun;
dan
10) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan
elektronik,alam sekitar atau sumber belajar lain yang
relevan.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan
danStandar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
sesuaidengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran
tertentu.Silabusdigunakan sebagai acuan dalam pengembangan
rencana pelaksanaanpembelajaran.

38 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana
kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau
lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan
kegiatan pembelajaranpeserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar (KD). Setiappendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secaralengkap dan sistematis
agar pembelajaran berlangsung secarainteraktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasipeserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yangcukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
denganbakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
pesertadidik.RPP disusun berdasarkanKD atau subtemayang
dilaksanakandalamsatu kali pertemuan atau lebih.
Komponen RPP terdiri atas:
1) identitas sekolahyaitunamasatuanpendidikan
2) identitasmatapelajaranatautema/subtema;
3) kelas/semester;
4) materipembelajaran;
5) alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan
untukpencapaian KD dan beban belajar dengan
mempertimbangkanjumlah jam pelajaran yang tersedia
dalam silabus dan KD yangharus dicapai;
6) kompetensi dasar danindikatorpencapaiankompetensi;
7) materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan
proseduryang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir
sesuai denganrumusan indikator ketercapaian kompetensi;
8) media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran
untukmenyampaikan materi pelajaran;

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 39


9) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan
elektronik,alam sekitar, atau sumber belajar lain yang
relevan;
10) langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti (mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan),
dan penutup; dan
11) penilaian hasil pembelajaran.

c. Prinsip Penyusunan RPP


Dalam menyusun RPP hendaknya memerhatikan prinsip-
prinsipsebagai berikut.
1) Perbedaan individual peserta didikantara lain kemampuan
awal,tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi
belajar,kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan
khusus,kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma,
nilai, dan/ataulingkungan peserta didik.
2) Partisipasi aktif peserta didik.
3) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat
belajar,motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi,
inovasi dankemandirian.
4) Pengembangan budaya membaca dan menulisyang
dirancanguntuk mengembangkan kegemaran membaca,
pemahamanberagam bacaan, dan berekspresi dalam
berbagai bentuk tulisan.
5) Pemberian umpan balik dan tindak lanjutRPP memuat
rancanganprogram pemberian umpan balik positif,
penguatan, pengayaan,dan remedi.
6) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduanantara KD,
materipembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator

40 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


pencapaian
7) kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu
keutuhanpengalaman belajar.
8) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu,
keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan
keragaman budaya.
9) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara
terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan
kondisi.

a. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP,
meliputikegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
1) Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikutiproses pembelajaran;
b) memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai
manfaatdan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-
hari, denganmemberikan contoh dan perbandingan lokal,
nasional daninternasional;
c) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuansebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
d) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar
yang akandicapai; dan
e) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuaisilabus.

2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode
pembelajaran,media pembelajaran, dan sumber belajar yang

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 41


disesuaikan dengankarakteristik peserta didik dan mata
pelajaran. Pemilihan pendekatantematik dan/atau scientificdan/
atauinkuiridan penyingkapan (discovery) dan/ataupembelajaran
yangmenghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project
basedlearning)disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan
jenjangpendidikan.
a) Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif
yangdipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima,me
njalankan,menghargai,menghayati,hingga mengamalkan.
Seluruhaktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan
kompetensi yangmendorong siswa untuk melakuan aktivitas
tersebut.
b) Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,
hingga mencipta. Karakteritik aktivititas belajar dalam
domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan
dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan.
Untuk memperkuat pendekatan scientific, dan tematik
sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis
penyingkapan penelitian(discovery/inquiry learning). Untuk
mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan
kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan
menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
c) Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati,

42 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
Seluruh isi materi (topikdan subtopik) mata pelajaran
yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong siswa
untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan.
Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlumelakukan
pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquirylearning) dan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan
masalah (project based learning).

3) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara
individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk
mengevaluasi:
a) seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil
yangdiperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan
manfaatlangsung maupun tidak langsung dari hasil
pembelajaran yang telah berlangsung;
b) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
c) melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian
tugas,baik tugas individual maupun kelompok; dan
d) menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.

b. Penilaian
Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian
otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan siswa, proses,
dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 43


tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar
siswa atau bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effect) dan dampakpengiring (nurturant effect) dari
pembelajaran.

Penilaian merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-


langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan
informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil
belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang
hasil belajar peserta didik. Dalam PAI, penilaian yang dilakukan adalah
penilaian proses dan outcome yang dilaksanakan melalui berbagai
cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap,
penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian
produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik
(portfolio), dan penilaian diri.
a. Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan
dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan
sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian
kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas
tertentu seperti: Praktik salat, baca al-Qu’ran, presentasi, diskusi,
bermain peran, dll.
b. Penilaian Tertulis
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis
merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada
peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta
didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban
tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda,
mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.

44 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


c. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu
tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian
data.
d. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan
dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian
kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan
seni, seperti hasil karya seni kaligrafi Arab dan lain sebagainya.
e. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang
didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan
perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik
dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta
didik, hasil tes (bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang
terkait dengan kompetensi tertentu dalam Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti, antara lain: seni kaligrafi Arab, resensi
buku/literatur, laporan kerja individu atau kelompok, dan lain
sebagainya.
f. Penilaian Diri (Self Assessment)
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik
diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status,
proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya
dalam Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Teknik
penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi
kognitif, afektif dan psikomotor.

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 45


46 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014
BAB IV
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN

Dari sekian banyaknya model-model pembelajaran, ada beberapa model pem-


belajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti diantaranya:
A. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Direct Instruction diartikan dengan Instruksi Langsung dikenal juga den-
gan active learning atau ada juga yang menamakan whole-class teaching.
Hal ini mengacu pada gaya mengajar guru yang mengusung isi pelajaran
kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung kepada mereka.
Karena model ini masih merupakan rentetan dari model pembelajaran
behavioral, maka sasaran yang dilakukan oleh guru adalah pencapaian
tingkah laku yang lebih positif dan lebih baik dari sebelumnya, kepada
seluruh peserta didik Dalam model ini juga, guru menjelaskan mengenai
suatu konsep baru kepada peserta didik. Pembelajarannya ditekankan pada
aspek modelling, reinforcement (penguatan), feedback (respon balik), suc-
cessive approximation (perkiraan suksesif), yang pada akhirnya tercipta
tingkah laku peserta didik yang lebih positif.
Oleh karena karakternya yang seperti itu, tidak semua materi dapat meng-
gunakan model ini, model ini hanya dapat diterapkan pada materi-materi
yang membutuhkan latihan, meskipun demikian model ini mempunyai
track record empiris yang cukup solid.
Untuk pembelajaran PAI dan Budi Pekerti misalnya, guru dapat melak-
sanakan model ini pada materi memahami surah dalam al-Qur’an dan ma-
teri praktik bersuci atau salat.

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 47


1. Prinsip
Prinsip-prinsip rancangan dalam model Direct Instruction ini adalah :
a. Konseptualisasi performa pembelajaran ke dalam tujuan-tujuan
dan tugas-tugas;
b. Menguraikan tugas-tugas tersebut ke dalam komponen-komponen
yang lebih kecil;
c. Mengembangkan aktivitas-aktivitas latihan;
d. Memastikan adanya penguasaan;
e. Menyusun seluruh situasi pembelajaran ke dalam rangkaian-
rangkaian yang memastikan adanya transfer antara satu komponen
dengan komponen yang lain;
f. Terpenuhinya prasyarat pembelajaran sebelum menapaki
pembelajaran berikutnya.

2. Keunggulan
Keunggulan dari model direct instruction ini adalah :
a. Fokus terhadap pencapaian akademik peserta didik;
b. Arahan dan kontrol guru sangat dominan
c. Harapan yang tinggi untuk peserta didik;
d. Sistem manajemen waktu sangat ketat sehingga dalam jangka
waktu tertentu pencapaian kemampuan akademik peserta didik
dapat terpenuhi.
Dari keunggulan-keunggulan yang dipaparkan di atas, dapat ditarik satu
kesimpulan bahwa model ini dirancang sedemikian rupa untuk mem-
buat sebuah lingkungan pembelajaran yang berorientasi pada pencapaian
prestasi akademik dan mengharuskan peserta didik untuk terlibat aktif
dalam proses pembelajaran dan pada saat melaksanakan tugas-tugasnya.
Dalam bagian sebelumnya, telah dipaparkan, bahwa model Direct Instruc-
tion ini adalah model pembelajaran yang terdiri dari; penjelasan guru men-

48 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


genai konsep baru, menguji pemahaman peserta didik di bawah bimbingan
guru, dan mendorong mereka untuk terus melaksakan Praktik. Adapun
pelaksanaan dari model ini terbagai menjadi tiga tahap yaitu :
1) Tahap Persiapan
Sebelum melaksanakan model ini, guru membuat ‘kontrak belajar’
yang berisi :
a) Menentukan materi pelajaran;
b) Melakukan peninjauan terhadap materi sebelumnya dan
mengaitkan dengan materi yang akan datang (appersepsi);
c) Menentukan tujuan pelajaran
d) Menentukan prosedur pengajaran diantaranya adalah ;
• arahan yang jelas dan eksplisit tentang tugas yang harus
dilakukan;
• penjelasan tentang aktivitas yang harus dilakukan dan dijalani
selama proses pembelajaran;
• Membuat rekapitulasi hasil pelajaran (daftar nilai).
2) Tahap Pelaksanaan
a) Presentasi yang dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut :
• Menyajikan materi dengan singkat, padat dan memikat;
• Menyediakan beragam contoh tentang keterampilan baru;
• Memberi gambaran mengenai tugas pembelajaran;
• Menghindari digresi, tetap dan konsisten dalam satu topik;
• Menjelaskan poin yang sulit.
b) Praktik yang terstruktur
• Guru menuntun peserta didik dengan cara memberi contoh
• Peserta didik merespons;
• Guru memberikan koreksi terhadap kesalahan dan memperkuat
paraktek yang benar.

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 49


c) Praktik di bawah bimbingan guru
• Peserta didik melakukan Praktik lagi di bawah bimbingan guru
• Guru menyuruh peserta didik melakukan Praktik secara
bergiliran.
d) Diskusi
Guru menguji pemahaman peserta didik tentang skill yang baru
diajarkan dengan cara menanyakan pertanyaan yang efektif kepada
mereka, dengan cara :
• Mengajukan pertanyaan yang konvergen yaitu pertanyaan yang
mengarah pada satu jawaban;
• Memastikan bahwa seluruh peserta didik memiliki kesempatan
untuk merespons;
• Mengajukan pertanyaan pada mereka selama beberapa waktu;
e) Menghindari pertanyaan yang tidak berhubungan dengan
akademik. Guru memberi respons balik
Dalam memberikan respons balik, hendaknya seorang guru
menjadi guru yang efektif dengan kriteria :
• Apabila jawaban peserta didik salah, guru tidak menghakimi;
• Tanggap terhadap peserta didik;
• Guru menjelaskan dengan objektif apabila peserta didik
mempunyai nilai baik.
3) Tahap Akhir
Tahap akhir dari rangkaian model Direct Instruction ini adalah dengan
melaksanakan praktikmandiri, dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a) Peserta didik melakukan Praktik secara mandiri di kelas atau di
rumah
b) Guru menunda memberikan respons terhadap peserta didik apabila
mereka belum menyelesaikan seluruh rangkaian materi pelajaran.

50 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


c) Praktik mandiri dilakukan beberapa kali, dalam jangka waktu yang
lama.
Pada bagian ini penulis akan memaparkan beberapa hal yang
merupakan stressing dari model pembelajaran Direct Instruction ini,
yaitu :
(1) Dengan model ini, peserta didik menghabiskan 50-70% waktu
untuk mengeksplorasi kemampuannya seorang diri, oleh karena
itu guru harus dapat mengarahkan dan membimbing secara
produktif, sehingga mereka menjadi aktif. Cara yang dapat
ditempuh oleh guru dalam mengarahkan mereka adalah dengan
persiapan yang matang dan penyajian yang optimal.
(2) Inti dari model ini adalah aktivitas Praktik peserta didik.
Tingkat Praktik yang dimaksud adalah ;
(a) Memperkenalkan skill baru, dengan cara :
• Membuat pengelompokan
• Peserta didik melaksanakan Praktik
• Peserta didik melaksanakan Praktik mandiri
• Peserta didik menguasai dengan kesalahan yang minimal.
(b) Penggunaan waktu yang optimal, karena panjang pendeknya
sesi berdasarkan pada satu asumsi; semakin sering seseorang
untuk memPraktikan sebuah skill, semakin lama waktu
yang dibutuhkan untuk melupakannya. Sebaliknya semakin
jarang seseorang untuk memPraktikan sebuah skill, semakin
sedikit waktu yang dibutuhkan untuk melupakannya.
(c) Kebutuhan akan pemantauan skill peserta didik
• Peserta didik sangat membutuhkan respons balik dari
guru yang sifatnya korektif untuk mencegah prosedur
yang tidak benar
• Mendorong peserta didik untuk mencapai tingkat prestasi
akademik antara 85-90%.

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 51


• Mereview pelajaran secara berkala
• Peserta didik tidak dibiarkan untuk tidak mengulang-
ulang skillnya, langkah ini merupakan antisipasi supaya
mereka tidak melupakannya.

B. Model Pembelajaran Kooperatif


Cooperative learning mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja
sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesakan
suatu tugas, atau untuk mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan
bersama lainnya. Bukanlah cooperative learning jika siswa duduk bersama
dalam kelompok-kelompok kecil dan mempersilahkan salah seorang
diantaranya untuk menyelesaikan pekerjaan seluruh kelompok. Cooperative
learning menekankan pada kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antar
sesamanya sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan atau membahas suatu
masalah atau tugas.
Ada beberapa hal yang perlu dipenuhi dalam cooperative learning agar
lebih menjamin para siswa bekerja secara kooperatif, hal tersebut meliputi:
pertama para siswa yang tergabung dalam suatu kelompok harus merasa
bahwa mereka adalah bagian dari sebuah tim dan mempunyai tujuan
bersama yang harus dicapai. Kedua para siswa yang tergabung dalam
sebuah kelompok harus menyadari bahwa masalah yang mereka hadapi
adalah masalah kelompok dan bahwa berhasil atau tidaknya kelompok itu
akan menjadi tanggung jawab bersama oleh seluruh anggota kelompok itu.
Ketiga untuk mencapai hasil yang maksimum, para siswa yang tergabung
dalam kelompok itu harus berbicara satu sama lain dalam mendiskusikan
masalah yang dihadapinya.
Pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/belajar
kelompok yangn terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah
lima unsur pokok, yaitu saling ketergantungan positis, tanggung jawab
individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.

52 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


1. Ciri-ciri pembelajaran Kooperatif
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk
menuntaskan materi belajarnya.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah.
c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya,
suku, jenis kelmin berbeda-beda.
d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

2. Tujuan pembelajaran kooperatif


a. Hasil belajar akademik
b. Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik. Banyak ahli berpendapat
bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami
konsep yang sulit.
c. Penerimaan terhadap perbedaan individu
d. Efek penting yang kedua adalah penerimaan yang luas terhadap
orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan
dan ketidakmampuan.
e. Pengembangan keterampilan sosial
f. Model pembelajaran kooperatif bertujuan mengajarkan kepada
siswa keterampilan bekerjasama dan kolaborasi.

3. Prinsip Pembelajaran Kooperatif


Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif:
a. Prinsip ketergantungan positif
Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian
tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap
anggota kelompoknya.

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 53


b. Tanggung jawab perseorangan
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama.
Karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap
anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki
tanggung jawab sesuai dengan tugasnya.
c. Interaksi tatap muka
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang
luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling
memberikan informasi dan saling membelajarkan. Interaksi
tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada
setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap
perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota
dan mengisi kekurangan masing-masing.
d. Partisipasi dan komunikasi
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu
berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat
penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat
kelak. Oleh karena itu, sebelum melakukan pembelajaran, guru
perlu membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi.

4. Prosedur Pembelajaran Koperatif


Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat
tahap, yaitu :
1) Penjelasan materi
Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian
pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam
kelompok. Tujuan utama dalam tahapan ini dalah pemahaman
siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini guru
memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang
harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi
dalam pembelajaran kelompok.

54 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


2) Belajar dalam kelompok
Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok
materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada
kelompoknya masing-masning yang telah dibentuk sebelumnya.
3) Penilaian
Penilain dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan dengan
tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara individual
maupun secara kelompok
4) Pengakuan Tim
Pengakuan tim adalah penetapan tim yang dianggap paling
menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan
penghargaan atau hadiah. Pengakuan dan pemberian penghargaan
tersebut diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi
(Wina Sanjaya: 2008).

C. Model Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang dapat membantu


guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat.
Untuk memperkuat pengalaman belajar siswa diperlukan pembelajaran
yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan, mencoba, dan mengalami sendiri, dan bahkan sekedar sebagai
pendengar yang pasif sebagaimana penerima terhadap semua informasi
yang disampaikan guru. Oleh karena itu melalui pendekatan CTL, mengajar
bukan transformasi pengetahuan dari guru kepada sisawa dengan menghafal
sejumlah konsep-konsep yang sepertinya terlepas dari kehidupan nyata,
akan tetapi lebih ditekankan pada upaya memfasilitasi siswa untuk mencari
kemampuan untuk bisa hidup dari apa yang dipelajarinya.

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 55


Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan
dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan
dan ketrampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari
proses mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah
dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.

1. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual


a. Melakukan hubungan yang bermakna.
Siswa dapat mengatur diri sendiri sebagai orang yang belajar secara
aktif dalam mengembangkan minatnya secara individual, orang
yang dapat bekerja sendiri atau bekerja dalam kelompok, dan orang
yang dapat belajar sambil berbuat.
b. Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan.
Siswa membuat hubungan-hubungan antara sekolah dan berbagai
konteks yang ada dalam kehidupan nyata sebagai pelaku bisnis dan
sebagai anggota masyarakat.
c. Belajar yang diatur sendiri.
Siswa melakukan pekerjaan yang signifikan: ada tujuannya, ada
urusannya dengan orang lain, ada hubungannya dengan penentuan
pilihan, dan ada produknya/hasilnya yang sifatnya nyata.
d. Bekerja sama.
Siswa dapat bekerja sama. Guru membantu siswa bekerja secara
efektif dalam kelompok, membantu mereka memahami bagaimana
mereka saling mempengaruhi dan saling berkomunikasi.
e. Berpikir kritis dan kreatif.
Siswa dapat menggunakan tingkat berfikir yang lebih tinggi
secara kritis dan kreatif, dapat menganalisis, membuat sintesis,
memecahkan masalah, membuat keputusan, dan menggunakan
logika dan bukti-bukti.

56 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


f. Mengasuh atau memelihara pribadi siswa.
Siswa memelihara pribadinya: mengetahui, memberi perhatian,
memiliki harapan-harapan yanng tinggi, memotivasi dan
memperkuat diri sendiri. Siswa tidak dapat berhasil tanda dukungan
orang dewasa. Siswa menghormati temannya dan juga orang dewasa.
g. Mencapai standar yang tinggi.
Siswa mengenal dan mencapai standar yang tinggi: mengidentifikasi
tujuan dan motivasi siswa untuk mencapainya. Guru memperlihatkan
kepada siswa cara mencapai apa yang disebut “excellence”.
h. Menggunakan penilaian autentik.
Siswa menggunakan pengetahuan akademis dalam konteks dunia
nyata untuk suatu tujuan yang bermakna.

2. Fokus Pembelajaran Kontekstual


Pembelajaran kontekstual menempatkan siswa didalam konteks
bermakna yang menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan
materi yang sedang dipelajari dan sekaligus memperhatikan factor
kebutuhan individual siswa dan peranan guru. Sehubungan dengan itu
maka pendekatan pengajaran kontekstual harus menekankan pada hal-
hal berikut:
a. Belajar berbasis masalah (problem-based learning), yaitu suatu
pendekatan pengajaran yangn menggunakan masalah dunia nyata
sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tenrang berfikir kritis
dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran
b. Pengajaran autentik (authentic intruction) yaitu pendekatan
pengajaran yang memperkenankan siswa untuk mempelajari konteks
bermakna
c. Belajar berbasis inquiri (inquiry-based learning) yang membutuhkan
strategi pengajaran yang mengikuti metidologi sains dan
menyediakan kesempatan untuk pembelajaran bermakna

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 57


d. Belajar berbasis proyek/tugas (project-based learning) yang
membutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehebsif dimana
lingkungan belajar siswa didesain agar siswa dapat melakukan
penyelidikan terhadap masalah autentik termasuk pendalama materi
dari suatu topik mata pelajaran, dan melaksanakan tugas bermakna
lainnya.
e. Belajar berbasis kerja (work-based learning) yang memerlukan suatu
pendekatan pengajaran yang memungkinkan siswa mrnggunakan
konteks tempat kerja untuk mempelajari materi pelajaran berbsis
sekolah dan bagaimana materi tersebut dipergunakan kembali
ditempat kerja.
f. Belajar berbasis jasa-layanan (service learning) yang memerlukan
penggunaan metodelogi pengajaran yang mengkombinasikan jasa-
layanan masyarakat dengan suatu struktur berbasis sekolah untuk
merefleksikan jasa-layanan tersebut.
g. Belajar kooperatif (cooperative learning) yang memerlukan
pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa
intuk bekerja sama dalam mencapai tujuan belajar.

3. Strategi Umum Pembelajaran Kontekstual


Center of Occupational Reseach And Development (CORD)
menyampaikan lima strategi bagi pendidik dalam rangka penerapan
pembelajaran kontekstual, yang disingkat react, yaitu:
a. Relating, artinnya belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman
kehidupan nyata.
b. Experiencing artinya Belajar ditekankan kepada penggalian
(eksplorasi), penemuan (discovery), dan penciptaan (invention).
c. Applying yaitu belajar bilamana pengetahuan dipresentasikan
didalam konteks pemanfaatannya.
d. Cooperating maksudnya belajar melalui konteks komunikasi
interpersonal, pemakaian bersama dan sebagainya.

58 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


e. Transferring artinya belajar melalui pemanfaatan
pengetahuan didalam situasi atau konteks baru.

4. Komponen pembelajaran Kontekstual


Dalam pembelajaran kontekstual ad 7 komponen pokok yang harus
dikembangkan oleh guru yaitu:

a. Kontruktivisme
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun
pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan
pengalaman. Pembelajaran melalui CTL, pada dasarnya mendorong
agar siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya melalui proses
pengamatan dan pengalaman. Mengapa demikian? Karena
pengetahuan hanya akan fungsional manakala dibangun oleh
individu. Pengetahuan yang hanya diberikan tidak akan menjadi
pengetahuan yang bermakna. Asumsi inilah yang mendasari
diterapkan asas konstruktivisme dalam pembelajaran melalui
CTL, siswa didorong untuk mampu mengkonstruksi pengetahuan
sendiri melalui pengalaman nyata.

b. Inquiry
Inquiry artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian
dan penemuan melalui proses berpikir sistematis. Pengetahuan
bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil
dari proses menemukan sendiri. Dengan demikian dalam proses
perencanaan, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi
yang harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran yang
memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus
dipahaminya.
Secara umum proses inkuiry dapat dilakukan melalui langkah-
langkah berikut:

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 59


1) Merumuskan masalah
2) Mangajukan hipotesis
3) Mengumpulkan data
4) Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan
5) Membuat kesimpulan

c. Bertanya (questioning)
Belajar pada hakekatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.
Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan
setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan
kemampuan seseorang dalam berpikir.
Dalam suatu pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya akan
sangat berguna untuk:
1) Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam
penguasaan materi pembelajaran.
2) Membangkitkan motivasi untuk belajar
3) Meransang keingintahuan siswa terhadap sesuatu
4) Menfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan, dan
5) Membimbing siswa untuk menemukan atau mengumpulkan
sesuatu.

d. Masyarakat Belajar (learning community)


Konsep masyarakat belajar dalam CTL menyarankan agar hasil
pembelajaran diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain
(kelompok belajar, sharing).
Dalam kelas CTL, penerapan asas masyarakat belajar dapat
dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok
belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya
bersifat heterogen, baik dilihat dari kemampuan dan kecepatan
belajarnya, maupun dilihat dari bakat dan minatnya. Biarkan
dalam kelompoknya mereka saling membelajarkan dan juga

60 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


mendatangkan dan mengundang orang-orang yang dianggap
memilki keahlian khusus untuk membelajarkan siswa.
Setiap orang bisa sering terlibat, bisa saling membelajarkan,
bertukar informasi, dan bertukan pengalaman.

e. Pemodelan (modeling)
Adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu
sebagai contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Proses modeling,
tidak terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga memanfaatkan
siswa yang dianggap memiliki kemampuan.

f. Refleksi (reflection)
Adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang
dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian
atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Melalui proses
refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur
kognitif siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari
pengetahuan yang dimilikinya.
Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan CTL, setiap
akhir proses pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk “merenung” atau mengingat kembali apa yang telah
dipelajarinya.

g. Penilaian Nyata (authentic assessment)


Adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan
informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.
Penilaian yang autentik dilakukan secara terintegrasi dengan
proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus-menerus
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu,
tekanannya diarahkan kepada proses belajar bukan hasil belajar.
Karakteristik authentic assessment adalah:

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 61


a) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran
berlangsung
b) Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif
c) Yang diukur keterampilan dan performasi, bukan hanya
mengingat fakta
d) Berkesinambungan
e) Terintegrasi, dan
f) Dapat digunakan sebagai feed back.
Dengan demikian pembelajaran yang benar memang
seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar
mampu mempelajari (learning how to learn).

h. Strategi Pembelajaran Kontekstual


Berdasarkan pemahaman, karakteristik, dan komponen
pendekatan kontekstual, beberapa strategi pengajaran yang dapat
dikembangkan oleh guru melalui pembelajaran kontekstual, antara
lain:

1) Pembelajaran Berbasis Masalah


Sebelum melalui proses belajar mengajar didalam kelas, siswa
terlebih dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena.
Kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan-
permasalahan yang muncul. Setelah itu tugas guru adalah
meransang siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan
masalah yang ada.
Tugas guru adalah mengarahkan siswa untuk bertanya,
membuktikan asumsi, dan mendengarkan perspektif yang
berbeda dengan mereka.

2) Memanfaatkan lingkungan siswa untuk memperoleh


pengalaman belajar

62 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


Guru memberikan penugasan yang dapat dilakukan diberbagai
konteks lingkungan siswa, antara lain: di sekolah, keluarga,
dan masyarakat. Penugasan diberikan oleh guru, memberikan
kesempatan bagi siswa untuk belajar di luar kelas.
Siswa diharapkan dapat memperoleh pengalaman lansung
tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar
merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa dalam
rangka mencapai penugasan standar kompetensi, kemampuan
dasar, dan materi pembelajaran.

3) Memberikan aktivitas kelompok


Aktivitas belajar secara berkelompok dapat memperluas
perspektif serta membangun kecakapan interpersonal untuk
berhubungan dengan orang lain. Guru dapat menyusun
kelompok terdiri dari tiga, lima, maupun delapan siswa sesuai
dengan tingkat kesulitan penugasan.

4) Membuat aktivitas belajar mandiri


Peserta didik mampu mencari, menganalisis, dan
menggunakan informasi dengan sedikit atau bahkan tanpa
bantuan guru. Agar dapat melakukannya, siswa harus lebih
memperhatikan bagaimana mereka mamproses informasi,
menerapkan strategi pemecahan masalah, dan menggunakan
pengetahuan yang telah mereka peroleh. Pengalaman
pembelajaran kontekstual harus mengikuti uji coba terlebih
dahulu, menyediakan waktu yang cukup, dan menyusun
refleksi serta berusaha tanpa meminta bantuan guru supaya
dapat melakukan proses pembelajaran secara mandiri

5) Membuat aktivitas belajar bekerjasama dengan masyarakat


Sekolah dapat melakukan kerja sama dengan orang tua siswa

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 63


yang memiliki keahlian khusus untuk menjadi guru tamu. Hal
ini perlu dilakukan guna memberikan pengalaman belajar
secara langsung, dimana siswa dapat termotivasi untuk
mengajukan pertanyaan. Selain itu, kerjasama juga dapat
dilakukan dengan institusi atau perusahaan tertentu untuk
memberikan pengalaman kerja.

6) Menerapkan penilaian autentik


Dalam pembelajaran kontekstual, penilaian autentik dapat
membantu siswa untuk menerapkan informasi akademik
dan kecakapan yang telah diperoleh pada situasi nyata untuk
tujuan tertentu.
Penilaian autentik memberikan kesempatan luas bagi siswa
untuk menunjukkan apa yang telah mereka pelajari selama
proses pembelajaran.
Adapun bentuk penilaian yang dapat digunakan oleh guru,
yaitu portofolio, tugas kelompok, demonstrasi, dan laporan
tertulis. Bentuk penilaian seperti ini lebih baik daripada
menghafalkan teks, siswa dituntut untuk menggunakan
keterampilan berpikir yang lebih tinggi agar dapat membantu
memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari.

D. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction)


Model Problem Based Instruction adalah suatu metode yang diajarkan
dengan melihat fakta yang berkembang atau berdasarkan masalah yang
ada kemudian akan dilakukan diskusi dan pemecahan masalah tersebut.
Model Pembelajaran berdasarkan pada masalah tertentu, bertujuan untuk:
1. Membantu siswa mengembangkan ketrampilan berfikir dan
ketrampilan memecahkan masalah.

64 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


2. Belajar menjadi peranan sebagai orang dewasa.
3. Belajar Mandiri.

Pelaksanaan model pembelajaran berdasarkan masalah sebagai berikut:


1. Penetapan tujuan guru mendeskripsikan tujuan model pembelajaran
masalah.
2. Merancang situasi masalah guru merumuskan masalah yang akan
dipelajari/ diselidiki siswa. Masalah tersebut harus otentik, dan
bermakna bagi siswa.

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 65


66 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014
BAB V
MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI

A. Media Belajar PAI dan Budi Pekerti


Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan,
dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga
dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Media
pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang
berupa alat bantu audio-visual, komputer internet dan lain sebagainya.

1. Fungsi Media belajar antara lain:


a. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman
yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta
didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang
menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan
buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media
pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta
didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari,
maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek
dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun
bentuk gambar-gambar yang dapat disajikan secara audio visual
dan audial.
b. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas.
Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam
kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, dikarenakan
obyek terlalu besar, obyek terlalu kecil, obyek yang bergerak
terlalu lambat, obyek yang bergerak terlalu cepat, obyek yang
terlalu kompleks, obyek yang bunyinya terlalu halus, obyek

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 67


mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan
media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada
peserta didik.
c. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung
antara peserta didik dengan lingkungannya.
d. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
e. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan
realistis.
f. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
g. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk
belajar.
h. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari
yang konkrit sampai dengan abstrak.

2. Macam-macam media belajar Pendidikan Agama Islam, diantaranya:


a. Media Visual: grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
b. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan
sejenisnya
c. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus
dan sejenisnya.
d. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR),
komputer dan sejenisnya.
e. Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik
yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected
motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui
satu alat saja yang disebut Multi Media. Sebagai contoh dalam
penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected motion media,
namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.

68 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


3. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media
antara lain:
a. Kesesuaian dengan tujuan,
Didalam pemilihan media harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran, dan kompetensi yang ingin dicapai. 
b. Kesesuaian dengan materi pembelajaran
Media yang akan digunakan harus disesuaikan dengan materi
pembelajaran.
c. Kesesuaian dengan karakteristik pembelajar atau siswa
Dalam hal ini media harus disesuaikan dengan karakteristik
siswa/guru. Karakteristik siswa dilihat dari segi kuantitatif
ataupun kualitatif terhadap media yang akan digunakan. Artinya
ada media yang cocok untuk sekelompok siswa, namun tidak
cocok dengan siswa lainnya. Misalnya ada siswa yang memiliki
kekurangan pada salah satu alat inderanya, maka guru tidak
akan memilih media yang tidak bisa diserap oleh indera peserta
didiknya. Selain itu, dipertimbangkan juga aspek kemampuan
awal siswa, budaya maupun kebiasaan siswa. Hal ini perlu
dilakukan untuk menghindari respon negatif siswa, kesenjangan
pemahaman antara pemahaman peserta didik sebagai hasil
belajarnya dengan isi materi yang terdapat pada media tersebut.
d. Kesesuaian dengan teori
Media yang dipilih bukan karena fanatisme guru terhadap
suatu media yang dianggap paling disukai dan paling bagus,
namun didasarkan atas teori yang diangkat dari penelitian dan
riset sehingga teruji validitasnya. Media yang dipilih harus
menunjukkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
e. Kesesuaian dengan gaya belajar siswa
Siswa yang belajar dipengaruhi oleh gaya belajar, oleh karenanya

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 69


pemilihan media harus didasarkan pada kondisi psikologis
siswa. Menurut Bobbi DePorter, terdapat tiga gaya belajar siswa;
pertama, tipe visual. Siswa yang memiliki tipe visual akan mudah
memahami materi jika media yang digunakan adalah media
visual seperti TV, Video, Gafis dan lain-lain, kedua, tipe auditif.
Siswa tipe ini lebih menyukai cara belajar dengan mendengarkan
dibanding menulis dan melihat tayangan, ketiga, tipe kinestetik.
Siswa pada tipe ini lebih suka melakukan dibandingkan membaca
dan mendengarkan.   

4. Prinsip-Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran


Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran perlu
mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu:
a. Tidak ada satu media pun yang paling baik untuk semua tujuan.
Jadi kemungkinan suatu media hanya cocok untuk tujuan
pembelajaran tertentu, tetapi mungkin juga bisa digunakan untuk
materi yang lain atau dengan kata lain menggunakan media
sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
b. Media adalah bagian integral dari proses pembelajaran. Hal ini
berarti bahwa media bukan hanya sekedar alat bantu mengajar
saja, tetapi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran. Penetapan suatu media haruslah sesuai dengan
komponen lain dalam perancangan pembelajaran.
c. Media apapun yang hendak digunakan, sasaran akhirnya adalah
untuk memudahkan belajar peserta didik. Kemudahan belajar
peserta didik haruslah dijadikan acuan utama pemilihan dan
penggunaan suatu media.
d. Penggunaan berbagai media dalam satu kegiatan pembelajaran
bukan hanya sekedar selingan, pengisi waktu atau hiburan,
melainkan mempunyai tujuan yang menyatu dengan pembelajaran
yang berlangsung.

70 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


e. Pemilihan media hendaknya objektif, yaitu didasarkan  pada
tujuan pembelajaran, tidak didasarkan pada kesenangan pribadi
tenaga pengajar, dan sebagainya.

B. Sumber Belajar PAI dan Budi Pekerti


Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa
data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik
dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga
mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai
kompetensi tertentu. Dengan demikian sumber belajar itu merupakan
bahan untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru.
1. Fungsi Sumber Belajar
a. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan:
1) Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk
menggunakan waktu secara lebih baik
2) Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi,
sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan
gairah.
b. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih
individual, dengan cara:
1) Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional
2) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang
sesuai dengan kemampuannnya.
c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran
dengan cara
1) Perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis
2) Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh
penelitian.
d. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan
1) Meningkatkan kemampuan sumber belajar
2) Penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 71


e. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu:
1) Mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat
verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit
2) Memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
f. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan
menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.

2. Jenis-jenis Sumber Belajar


Jenis sumber belajar ada dua yaitu:
a. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design),
yakni sumber belajar yang secara khusus dirancang atau
dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk
memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
b. Sumber belajar yang dimanfaatkan(learning resources by
utilization), yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk
keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan,
diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran

3. Bentuk-bentuk sumber belajar


a. Sumber belajar pokok
1) Al-Qur-an
2) Hadis
b. Sumber belajar tambahan
1) Pesan: informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat,
dan sebagainya
2) Orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh
masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya
3) Bahan: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang
dirancang untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan
sebagainya

72 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


4) Alat/perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi,
VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil,
motor, alat listrik, obeng dan sebagainya
5) Pendekatan/ metode/ teknik: disikusi, seminar, pemecahan
masalah, simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa,
diskusi, debat, talk shaw dan sejenisnya
6) Lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman,
kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya.

4. Kriteria memilih sumber belajar


Dalam memilih sumber belajar harus memperhatikan kriteria sebagai
berikut:
a. Ekonomis adalah sumber belajar yang digunakan tidak harus
terpatok pada harga yang mahal
b. Praktis adalah sumber belajar yang digunakan tidak memerlukan
pengelolaan yang rumit, sulit dan langka
c. Mudah adalah sumber belajar yang digunakan dekat dan tersedia di
sekitar lingkungan kita
d. Fleksibel adalah sumber belajar dapat dimanfaatkan untuk berbagai
tujuan instruksional
e. Sesuai dengan tujuan: mendukung proses dan pencapaian tujuan
belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 73


74 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014
BAB VI
BUDAYA BELAJAR YANG DIKEMBANGKAN

Budaya atau kebudayaan tidak hanya berupa fenomena yang berwujud


material semata, baik yang berupa benda, tindakan ataupun emosi, melainkan
sesuatu yang abstrak yang terdapat dalam pikiran manusia, yaitu berupa
model system pengetahuan manusia yang digunakan oleh pemiliknya untuk
menafsirkan benda, tindakan dan emosi (Geodenough dalam Spradley,
1972). Tegasnya kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan pengetahuan
manusia sebagai makhluk sosio budaya yang digunakan untuk memahami
dan menginterpretasikan pengalaman, lingkungannya yang menjadi kerangka
landasan untuk menciptakan dan mendorong terwujudnya kelakuan (Suparlan:
1980). Berdasarkan konsep tersebut, maka budaya belajar juga dipandang
sebagai model-model pengetahuan manusia mengenai belajar yang digunakan
oleh individu atau kelompok social untuk menafsirkan benda, tindakan dan
emosi dalam lingkungannya.

Cara pandang budaya belajar sebagai system pengetahuan mengisyaratkan


bahwa, budaya belajar merupakan “pola kelakuan manusia yang berfungsi
sebagai blueprint (pedoman hidup) yang dianut secara bersama” (Keesing &
Keesing, 1971). Sebagai sebuah pedoman, budaya belajar digunakan untuk
memahami dan menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, yang dapat
menciptakan dan mendorong individu-individu bersangkutan melakukan
berbagai macam tindakan dan pola tindakan yang sesuai dengan kerangka
aturan yang telah digariskan bersama.

Dalam kaitannya itu, maka budaya belajar dapat dipandang juga sebagai
strategi adaptasi yang berupa model-model pengetahuan belajar yang mencakup
serangkaian aturan, petunjuk, resep-resep, rencana, strategi yang dimiliki

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 75


dan digunakan oleh individu pembelajar untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya(spradley, 1972). Resep-resep tersebut berisikan pengetahuan
belajar yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi tujuan-tujuan dan tata
cara yang digunakan untuk mencapai tujuan dengan sebaik-baiknya.

Pendidikan sebagai pranata social selalu berbeda dalam tatanan system social
masyarakat pendukungnya, yang memiliki kedudukan penting yang relative
sama dengan pranata keluarga, agama dan pemerintahan dalam menentukan
tata kelakuan seseorang dan kelompok. Oleh karena itu kepribadian seseorang
adalah produk dari budaya masyarakat pendukung kebudayaan itu.

Berdasarkan penjelasan diatas budaya belajar yang dikembangkan di


sekolah harus berintegrasi dengan kegiatan intrakurikuler, Kokurikuler, dan
ektrakurikuler.

A. Kegiatan Intrakurikuler Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Kegiatan Intrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekolah yang
sudah teratur, jelas. dan terjadwal dengan sistematik yang merupakan
program utama dalam proses mendidik siswa. Jumlah jam mengajar
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti disesuaikan dengan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 tahun
2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

B. Kegiatan Kokurikuler Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Kegiatan Kokurikuler adalah kegiatan yang sangat erat sekali dan
menunjang serta membantu kegiatan intrakurikuler biasanya dilaksanakan
diluar jadwal intrakurikuler dengan maksud agar siswa lebih memahami
dan memperdalam materi yang ada di intrakurikuler, biasanya kegiatan ini
berupa penugasan atau pekerjaan rumah ataupun tindakan lainnya yang
berhubungan dengan materi intrakurikuler yang harus diselesaikan oleh
siswa.

76 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


Dalam melaksanakan kegiatan kokurikuler, adal hal-hal yang harus
diperhatikan, diantaranya:
1. Dalam memberikan tugas kokurikuler hendaknya jelas dan sesuai
dengan pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang sedang diajarkan.
2. Dalam memberikan tugas kokurikuler seorang guru hendaknya
tahu mengenai tingkat kesulitannya bagi siswa sehingga tugas yang
diberikan kepada siswa itu sesuai dengan kemampuannya dan tidak
memberatkan baik pada fisiknya maupun psikisnya.
3. Dalam penilaian tugas kokurikuler, hendaknya jelas dan adil sesuai
dengan hasil masing-masing kemampuan siswanya.
4. Dalam fungsi memberikan tugas kokurikuler, hendaknya selain untuk
memperdalam pengetahuan siswa, guru juga hendaknya dengan tugas
kokurikuler ini bisa membantu dalam penentuan nilai raport.

C. Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Istilah ekstrakurikuler secara etimologi terdiri dari “ekstra” dan “kurikuler”.
Ekstra artinya tambahan diluar yang seharusnya dikerjakan. Sedangkan
kurikuler berkaitan dengan kurikulum, yaitu perangkat mata pelajaran yang
diajarkan pada suatu lembaga tertentu. Akan tetapi mengingat pengertian
kurikulum mengalami banyak perkembangan, maka kurikulum tidak
lagi hanya sekedar jumlah mata pelajaran yang harus dilalui melainkan
program yang disiapkan suatu lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan
tertentu. Program itu berisi rumusan rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, bahan pelajaran, dan cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuanpendidikan
tertentu.

Pendidikan di sekolah secara umum menyelenggarakan 2 kegiatan, yaitu


kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler
adalah kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran yang sudah terstruktur

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 77


dan terjadwal. Sedangkan pendidikan melalui mata pelajaran yang
terstruktur dan terjadwal sesuaidengan standar isi, termasuk kegiatan
intrakurikuler. Adapun kegiatan ekstrakurikuler PAI di sekolah adalah
kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilakukan diluar
jam pelajaran intrakurikuler, yang dilaksanakan disekolah atau diluar
sekolah untuk lebih memperluas pengetahuan, wawasan, kemampuan,
meningkatkan dan menerapkan nilai pengetahuan dan kemampuan yang
telah dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler yang dituangkan dalam standar
kompetensi kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia. Pengertian
ekstrakurikuler yang terdapat pada Peraturan Menteri Agama Nomor 16
tahun 2010 bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah upaya pemantapan dan
pengayaan nilai-nilai dan norma serta pengembangan kepribadian, bakat
dan minat peserta didik pendidikan agama yang dilaksanakan di luar jam
intrakurikuler dalam bentuk tatap muka atau non tatap muka.

1. Tujuan Ekstrakurikuler
a. Memperdalam dan memperluas pengetahuan dan wawasan
keagamaan peserta didik.
b. Mendorong peserta didik agar taat menjalankan agamanya dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Menjadikan agama sebagai landasan akhlak mulia dalam
kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
d. Membangun sikap mental peserta didik untuk bersikap dan
berprilaku jujur, amanah, disiplin, bekerja keras, mandiri, percaya
diri, kompetitif, dan bertanggung jawab.
e. Mewujudkan kerukunan antara umat beragama.

2. Tujuan Ekstrakulrikuler Pendidikan Agama Islam di sekolah


a. Pendalaman, yaitu pengayaan materi Pendidikan Agama Islam,
b. Penguatan, yaitu peningkatan keimanan dan ketaqwaan,

78 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


c. Pembiasaan, yaitu pengamalan dan pembudayaan ajaran agama
serta perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari,
d. Perluasan, yaitu penggalian potensi, bakat, minat, keterampilan
dan kemampuan peserta didik di bidang pendidikan agama.

3. Fungsi Kegiatan Ekstra Kurikuler


a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai
dengan potensi, bakat dan minat mereka.
b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial
peserta didik
c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan
menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses
perkembangan.
d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik.

4. Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler


a. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai
dengan potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.
b. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai
dengan keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.
c. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang
menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.
d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler dalam
suasana yang disukai dan mengembirakan peserta didik.
e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang
membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik
dan berhasil.

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 79


f. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang
dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.

5. Pendekatan Ekstrakurikuler PAI di Sekolah


Beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam program kegiatan
ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah berdasarkan
Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan ekstrakurikuler PAI di sekolah
yang diterbitkan oleh Kemenag RI adalah sebagai berikut:
a. Pendekatan Among
b. Pendekatan kekeluargaan dan sosial kemasyarakatan
c. Pendekatan keterampilan proses
d. Pendekatan pengalaman
e. Pendekatan pembiasaan
f. Pendekatan emosional
g. Pendekatan rasional
Beberapa alternatif metode yang dapat digunakan dalam proses
kegiatan ekstrakurikuler PAI di sekolah adalah sebagai berikut:
a. Metode simulasi
b. Metode sosiodrama
c. Metode demontrasi
d. Metode latihan (drill)
e. Metode karyawisata
f. Metode pemberian tugas
g. Metode tanya jawab
h. Metode diskusi
i. Metode ceramah
j. Metode cerita

80 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


6. Format Kegiatan
a. Individual, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti
peserta didik secara perorangan.
b. Kelompok, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti
oleh kelompok-kelompok peserta didik.
c. Klasikal, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti
peserta didik dalam satu kelas.
d. Gabungan, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti
peserta didik antarkelas/antarsekolah/madraasah.
e. Lapangan, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti
seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar
kelas atau kegiatan lapangan).

7. Ruang Lingkup dan Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler PAI di Sekolah


a. Ruang Lingkup
1) Pembiasaan
a) Salat berjamaah
b) Salat Duha
c) Membaca al-Qur’an mengawali dan mengakhiri suatu
hari proses pembelajaran
d) Membaca doa mengawali dan mengakhiri proses
pembelajaran dan pekerjaan lainnya
e) Membaca Asmaul Husna 10 menit sebelum jam pelajaran
dimulai
f) Mengucapkan dan menjawab salam
g) Menjaga kebersihan, kesehatan dan lainnya.
h) Membiasakan akhlak mulia (salam)

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 81


2) Pentas PAI
a) Musabaqah Tilawatil Qur’an
b) Kaligrafi
c) Hafalan suratpendek
d) Pidato
e) Cerdas cermat
f) Lomba mengarang tentang sejarah Islam
g) Membaca puisi, dan sajak
h) Qasidah
i) Marawis/hadroh

3) Pesantren Kilat, dengan materi antara lain:


a) Keimanan
b) Ibadah
c) Akhlak
d) Praktik-Praktik dan latihan-latihan
e) Latihan pengendalian diri dan kebersamaan.

4) Ibadah Ramadan
a) Puasa Ramadan
b) Sahur dan Berbuka Puasa Bersama
c) Salat Lail (Tarawih)
d) Tadarrus al-Qur’an
e) I’tikaf
f) Infak dan Sadaqah
g) Zakat Fitrah.
h) Pesantren Kilat Ramadan
i) Peringatan Nuzulul Qur’an
j) Mendengarkan Ceramah Ramadan
k) Salat Idul Fitri
l) Halal Bil Halal.

82 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


5) Rohani Islam (ROHIS)
a) Keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. dan
pemahaman ajaranIslam
b) Kesadaran untuk berorganisasi
c) Mengorganisasikan tugas sehari-hari
d) Kemampuan keterampilan hidup yang sadar
e) Keterampilan berbahasa yang santun
f) Kesadaran berestetika
g) Kesadaran mentaati peraturan
h) Keterampilan sosial
i) Keterampilan Pengelolaan agresivitas
j) Keterampilan mengelola stress
k) Keterampilan merencanakan.

6) Wajib Belajar Membaca Menulis al-Qur’an


a) Mengenal huruf-huruf dalam al-Qur’an
b) Mengenal kata dalam al-Qur’an
c) Mengenalkata-kata pilihan dalam al-Qur’an
d) Mengenal ayat-ayat dalam al-Qur’an.
e) Mengenal surat-surat dalam al-Qur’an
f) Mengenal hukum baca dalam al-Qur’an berkaitan
dengan Tajwid.

7) Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)


a) Tahun Baru Hijriyah
b) Maulid Nabi Muhammad saw
c) Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw
d) Nuzulul Qur’an
e) Hari Raya Idul Fitri
f) Hari Raya Idul Adha

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 83


8) Praktik Ibadah
a) Praktik berwudu
b) Praktik Tayamum
c) Praktik Salat
d) Praktik Memandikan, mengafani, menyalatkan,
menguburkan Jenazah
e) Praktik Zakat
f) Praktik Haji dan Umrah
g) Praktik Muamalah dan lainnya.

84 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


BAB VII
GURU SEBAGAI PENGEMBANG KULTUR SEKOLAH

Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan menyatakan bahwa
“PendidikanNasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak sertaperadaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berahlak mulia, sehat,berilmu,cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.” Serta
Bab III pasal 4 yang menyatakan “Pendidikan diselenggarakan sebagaisuatu
proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjanghayat.” Dan bab IV pasal 5 yang menyatakan “Setiap warga Negara
mempunyai hakyang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.”

Berdasarkan undang-undang tersebut maka sekolah sebagai sebuah


lembagapendidikan harus melaksanakan amanat yang telah digariskan dengan
caramenyelenggarakan pendidikan yang bermutu dan relevan agar siswa
memiliki kualitassesuai dengan profil peserta didik yang sesuai dengan amanat
UU tersebut.Salah satu faktor penentu keberhasilan penyelanggaraan proses
pendidikanadalah kultur yang dibangun dengan baik. Kultur sekolah yang baik
diharapkan akanberhasil meningkatkan mutu pendidikan yang tidak hanya
memiliki nilai akademiknamun sekaligus bernilai afektif. Kultur sekolah yang
baik akan menunjukkan prestasiakademik siswa yang baik, berbudaya, berahlak
dan berbudi pekerti yang baik.

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 85


Paparan di atas menunjukkan bahwa pengembangan kultur sekolah harus
menjadiprioritas penting. Sekolah harus secara positif membangun kultur
sekolah yang dilakukandengan sebaik-baiknya, mengimplementasikannya
secara konsisten, memperbaikinyasecara berkelanjutan melalui peningkatan
mutu terpadu agar sekolah benar-benar menjadisebuah lembaga pendidikan
yang terhormat yang berhasil melaksanakan amanat Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional.
Kultur sekolah adalah pola nilai, keyakinan dan tradisi yang terbentuk
melaluisejarah sekolah (Deal dan Peterson, 1990). Stolp dan Smith (1994)
menyatakan bahwakultur sekolah adalah pola makna yang dipancarkan secara
historis yang mencakupnorma, nilai, keyakinan, seremonial, ritual, tradisi dan
mitos dalam derajat yangbervariasi oleh warga sekolah. Kultur sekolah adalah
budaya sekolah yang menggambarkan pemikiran-pemikiran bersama (shared
ideas), asumsi-asumsi(assumptions), nilai-nilai (values), dan keyakinan (belief)
yang dapat memberikanidentitas (identity) sekolah yang menjadi standar
perilaku yang diharapkan. (Zamroni,2009).

Lembaga sekolah sebagai pihak internal seharusnya membangun kultur


sekolahberdasarkan pemikiran-pemikiran lembaga yang ditunjang oleh gaya
kepemimpinankepala sekolah, perilaku guru dan siswa serta pegawai dalam
memberikan layanankepada para siswa, orang tua, dan lingkungannya sebagai
pihak eksternal. Kultur positifsekolah seharusnya menjadi kekuatan utama
dalam mengarahkan seluruh warga sekolahmenuju perubahan-perubahan
positif. Pada umumnya setiap sekolah telah memilikikulturnya sendiri namun
sekolah yang berhasil adalah sekolah yang memiliki kulturpositif yang sejalan
dengan visi dan misi sekolah. Kultur sekolah yang baik, dapat menampilkan
figur atau sosok guru sebagai multi fungsi dan keteladanan, memanfaatkan
lingkungan alam, sosial dan budaya.
Bentuk kerjasama yang dapat dikembangkan di sekolah antara lain:
A. Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan
guru mata pelajaran lain

86 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


Hubungan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan guru mata
pelajaran lain harus menunjukkan keharmonisan, baik di luar maupun di
dalam sekolah, ketika di dalam sekolah hubungan itu akan dilihat langsung
oleh siswanya. Oleh karena itu tingkah laku guru harus mencerminkan suri
tauladan yang baik. Keharmonisan antara guru akan menimbulkan suasana
kedamaian yang menyenangkan. Suasana sekolah yang efektif dirasakan
sebagai penuh rasa kekeluargaan, bersifat praktis, dan penuh kejujuran.
Sekolah selalu beranggapan, bahwa lingkungan sekolah yang baik merupakan
prioritas utama untuk pencapaian kemajuan pendidikan di sekolah.

B. Guru dengan siswa


Tugas utama guru adalah berusaha mengembangkan segenap potensi
siswanya secara optimal, agar mereka dapat mandiri dan berkembang
menjadi manusia-manusia yang cerdas, baik cerdas secara fisik, intelektual,
sosial, emosional, moral dan spiritual. Sebagai konsekuensi logis dari tugas
yang diembannya, guru senantiasa berinteraksi dan berkomunikasi dengan
siswanya. Dalam konteks tugas, hubungan diantara keduanya adalah
hubungan profesional.  Berikut ini bentuk kerjasama guru dengan siswa:
1. Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tugas
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.
2. Guru membimbing siswa untuk memahami, menghayati dan
mengamalkan hak-hak dan kewajiban sebagai individu, warga
sekolah, dan anggota masyarakat.
3. Guru mengetahui bahwa setiap siswa memiliki karakteristik secara
individual dan masing-masingnya berhak atas layanan pembelajaran.
4. Guru menghimpun informasi tentang siswa dan menggunakannya
untuk kepentingan proses kependidikan.
5. Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-menerus
berusaha menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 87


sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif
dan efisien bagi siswa.
6. Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan
yang dapat mempengaruhi perkembangan negatif bagi siswa.
7. Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya untuk
membantu siswa dalam mengembangkan keseluruhan kepribadiannya,
termasuk kemampuannya untuk berkarya.
8. Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali
merendahkan martabat siswanya.
9. Guru bertindak dan memandang semua tindakan siswanya secara adil.
10. Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi
kebutuhan dan hak-hak siswanya.
11. Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan
penuh perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan siswanya.
12. Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta
didiknya dari kondisi-kondisi yang menghambat proses belajar, 
menimbulkan gangguan kesehatan, dan keamanan.

C. Guru dengan orang tua


Hubungan Kerjasama Antara Guru dan Orangtua dalam meningkatkan
aktivitas belajar Murid:
1. Adanya Kunjungan kerumah siswa (home visit)
Pelaksanaan kunjungan kerumah anak didik berdampak positif
diantaranya :
Kunjungan melahirkan perasaan pada diri siswa bahwa sekolahnya
selalu memperhatikan dan mengawasinya. Kunjungan tersebut
memberi kesempatan kepada guru melihat sendiri dan mengobservasi
langsung cara siswa belajar, latar belakang hidupnya, dan tentang
masalah-masalah yang dihadapinya dalam keluarga. Guru
berkesempatan untuk memberikan penerangan kepada orangtua siswa
tentang pendidikan yang baik, cara-cara menghadapi masalah yang

88 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


sedang dialami anaknya. Hubungan antara orangtua dengan guru
akan bertambah erat. Kunjungan dapat memberikan motivasi kepada
orangtua siswa untuk lebih terbuka dan dapat bekerjasama dalam
upaya memajukan pendidikan anaknya. Guru mempunyai kesempatan
untuk mengadakan interview mengenai berbagai macam keadaan atau
kejadian tentang sesuatu yang ingin ia ketahui. Terjadinya komunikasi
dan saling memberikan informasi tentang keadaan anak serta saling
memberi petunjuk antara guru dengan orangtua.
2. Diundangnya Orangtua Kesekolah
Kalau ada berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah yang
memungkinkan untuk dihadiri oleh orangtua maka akan positif sekali
bila orangtua diundang untuk datang kesekolah.
3. Case Conference
Case Conference merupakan rapat atau conference tentang
penyelesaian masalah. Conference biasanya dipimpin oleh orang
yang paling mengetahui persoalan bimbingan konseling khususnya
tentang permasalahan yang dimaksud tujuannya agar mencari jalan
yang paling tepat agar masalah anak didik dapat diatasi dengan baik.
4. Komite sekolah
Komite sekolah adalah organisasi orangtua siswa atau wali murid yang
dimaksudkanuntuk menjalin kerjasama dalam usaha pengembangan
sekolah baik dari segi pembelajaran atau segi yang lain yang dapat
membantu menciptakan suasana sekolah yang kondusif.
5. Mengadakan Surat Menyurat antara Sekolah dan Keluarga
Surat menyurat diperlukan terutama pada waktu-waktu yang sangat
diperlukan pada perbaikan pendidikan siswa, seperti surat peringatan
dari guru kepada orang tua jika anaknya perlu lebih giat, sering
membolos, sering berbuat keributan dan sebagainya.

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 89


D. Guru dengan masyarakat
Bentuk-bentuk hubungan kerja sama guru dengan masyarakat antara lain :
1. Mengikutsertakan guru dalam kegiatan masyarakat
Partisipasi warga sekolah dalam kegiatan masyarakat sekitarnya,
misalnya dalam kegiatan kerja bakti, perayaan-perayaan hari
besar nasional atau keagamaan, sanitasi, dan sebagainya. Selain
itu keikutsertaan guru dan siswa dalam kegiatan masyarakat bisa
ditunjukkan dengan adanya program baksos (bakti sosial) untuk
masyarakat yang kurang mampu ataupun yang terkena musibah/
bencana, kegiatan bazar sekolah dengan memamerkan hasil karya
siswa, termasuk pementasan karya tulis, karya seni dan karya
keterampilan pada saat hari kemerdekaan Republik Indonesia,
kunjungan guru ke rumah tokoh masyarakat.
Hal ini akan menambah kesan masyarakat sekitar akan kepedulian
sekolah terhadap lingkungan sekitar sebagai anggota masyarakat yang
senantiasa sadar lingkungan demi baktinya terhadap pembangunan
masyarakat. Bagi sekolah sendiri, kegiatan tersebut dapat melatih para
siswanya untuk lebih mudah dalam bersosialisasi dengan masyarakat
dan untuk meningkatkan kepeduliannya terhadap sesama.
2. Menjadi fasilitator dalam hal penyediaan fasilitas sekolah untuk
keperluan masyarakat. Sekolah dapat menyediakan fasilitasnya
untuk kepentingan masyarakat sekitar sepanjang tidak mengganggu
kelancaran kegiatan pembelajaran.

90 Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014


BAB VIII
PENUTUP

Proses pembelajaran merupakan   tahapan-tahapan yang dilalui dalam


mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa, dalam
hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa. Salah satu peran
yang dimiliki oleh seorang Pendidik untuk melalui tahap-tahap ini adalah
sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik Pendidik harus berupaya
dengan optimal  mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik anak didik,  demi  mencapai tujuan pembelajaran. Tugas guru tidak
hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus menjadi
fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning)
kepada seluruh siswa.  Untuk mampu melakukan proses pembelajaran ini guru
harus mampu menyiapkan proses pembelajarannya.

Proses pembelajaran yang akan disiapkan oleh seorang guru hendaknya terlebih
dahulu harus memperhatikan teori-teori yang melandasinya, dan bagaimana
implikasinya dalam proses pembelajaran. Semua metode yang menjadi dasar
dan prinsip pendidikan Islam beserta sederatan contohnya termasuk katagori
metode pendidikan Islam yang secara operasional dapat digunakan untuk
melakukan proses pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti.

Mudah-mudahan pedoman ini menjadi acuan bagi para guru PAI dan Budi
Pekerti jenjang SD/MI, dalam merencanakan, melaksanakan, dan melakukan
penilaian terhadap proses pembelajaran di sekolah sehingga menghasilkan
lulusan yang berkualitas.

Buku Pedoman Guru Kurikulum 2014 91

Anda mungkin juga menyukai