Anda di halaman 1dari 200

PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL

Proposal skripsi oleh Aisyah Nur Wiji Islam/201910430311181 yang berjudul:

Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Berbasis Project Based Learning (PJBL)

Telah diberikan dan disetujui untuk diseminarkan

Malang,
Pembimbing I

Tyas Deviana, M.Pd


NIDN. 0728128804

Malang,
Pembimbing II

Vivi Kurnia Herviani, M.Pd


NIDN.

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

dengan segala berkat dan ramhat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan proposal

skripsi dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LPKD) Berbasis

Project Based Learning (PJBL) Kelas IV SD”. Dapat diselesaikan tepat waktu.

Adapun tujuan penulisan proposal skripsi adalah untuk memenuhi persyaratan dan

tanggung jawab tugas akhir.

Pada dasarnya skripsi merupakan syarat dan kewajiban dalam memperoleh

gelar sarjana dan juga bertujuan untuk memberikan kesempatan mahasiswa untuk

mempelajari topik yang telah di peroleh selama dibangku kuliah. penulis menyadari

bahwa dalam pelaksanaan penulisan proposal skripsi masih terdapat kekurangan

serta jauh dari kata sempurna, oleh karena itu masukan dan saran dapat membangun

serta diharapkan untuk menjadi perbaikan di hari yang akan datang. Semoga

laporan proposal skripsi ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang telah membaca

dan membutuhkannya. Sebelum dan sesudah saya ucapkan terima kasih

ii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL .............................................................. i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi
BAB I ...................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 6
D. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan ........................................................... 6
E. Pentingnya Penelitian Dan Pengembangan .................................................. 8
F. Asumsi Dan Keterbatasan Penelitian & Pengembangan ............................. 9
G. Definisi Operasional................................................................................... 10
BAB II ....................................................................................................................11
A. Kajian Teori .................................................................................................11
1. Kurikulum Merdeka ................................................................................11
2. Bahan Ajar .............................................................................................. 14
3. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) ............................................... 17
4. Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) ........................... 22
5. Pembelajaran IPA Dan IPS (IPAS) ......................................................... 29
B. Kajian Penelitian Yang Relevan ................................................................. 31
C. Kerangka Pikir ........................................................................................... 33
BAB III ................................................................................................................. 34
METODOLOGI PENELITIAN & PENGEMBANGAN ..................................... 34
A. Model Penelitian & Pengembangan ........................................................... 34
B. Prosedur Penelitian & Pengembangan ....................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 50
LAMPIRAN .......................................................................................................... 53

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Model Pengembangan ADDIE .......... Error! Bookmark not defined.

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Perbedaan Kurikulum Merdeka Dengan K13 ...................................... 13
Tabel 2. 2 Penelitian Yang Relevan ....................................................................... 31
Tabel 2. 3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 33
Tabel 3. 1 Kriteria validator media dan materi ...... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 2 kisi-kisi intrumen lembar observasi awalError! Bookmark not
defined.
Tabel 3. 3 kisi-kisi pedoman wawancara ............... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 4 Kriteria Validator ................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 5 kisi-kisi lembar validasi ahli materi ..... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 6 kisi-kisi lembar validasi ahli bahan ajar Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 7 kisi-kisi angket respon peserta didik ..... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 8 Kriteria Validasi Tingkat Pencapaian .... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 9 Kategori Penilaian Skala Likert ............ Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 10 Kriteria Validasi Tingkat Pencapaian .. Error! Bookmark not defined.

v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Observasi Awal .................................................................... 53
Lampiran 2. Pedoman Wawancara ........................................................................ 54
Lampiran 3. Validasi Ahli Materi .......................................................................... 55
Lampiran 4. Validasi Ahli Madia .......................................................................... 58
Lampiran 5. Lembar Angket Respon Siswa .......................................................... 61
Lampiran 6. Modul Ajar ........................................................................................ 62

vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pembelajaran di sekolah dasar merupakan urutan jenjang pertama

pendidikan formal yang mengarah pada pengembangan potensi peserta didik.

Proses dimana peserta didik mendapatkan ilmu, informasi, pengalaman melalui

kegiatan belajar di sekolah. Pembelajaran dilakukan secara langsung atau tatap

muka kepada peserta didik melalui lembaga sekolah yang bernama sekolah

dasar atau SD, dimana guru memberikan Pembelajaran, pelatihan serta

menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan untuk mecapai hasil

belajar yang baik bagi peserta didik.

Pembelajaran dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan

dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Menurut Pane & Darwis

Dasopang (2017) pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik

dengan guru, dengan bahan pelajaran, metode penyampaian, strategi

pembelajaran, dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. Di

sekolah dasar Peserta didik menerima kegiatan pembelajaran selama enam

tahun lamanya. Dengan artian peran guru serta rancangan kegiatan

pembelajaran yang benar sangat berpegaruh untuk keberhasilan pembelajaran

bagi peserta didik.

Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran maka diperlukannya sebuah

kurikulum yang dirancangan untuk memudahkan dalam proses pembelajaran

dengan mencakup tujuan, isi, materi dan bahan pelajaran sebagai pedoman

kegiatan pembelajaran di sekolah sesuai kebutuhan. di sekolah dasar sesuai

1
2

ketetapan pemerintah saat ini sudah menggunakan kurikulum merdeka yang

sebelumnya kurikulum 2013. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum

dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Pembelajaran akan lebih

maksimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep

dan memperkuat kompetensinya (Heppy S & Bagja, 2022).

Dengan adanya kurikulum Merdeka diharapkan mampu meningkatkan

kualitas Pendidikan dan menghasilkan peserta didik yang aktif, kreatif pada

pembelajaran di kelas. Dimana kurikulum merdeka mencakup pembelajaran

yang lebih memusatkan kepada peserta didik, memberikan kesempatan peserta

didik untuk belajar yang menyenangkan, kebebasan mengeksplor

kemampuannya, mampu menunjukkan bakatnya.. Oleh karena itu guru harus

mampu merancang dan mengemas pembelajaran sebaik mungkin agar proses

belajar mengajar berhasil.

Untuk menggugah minat belajar peserta didik dalam pembelajaran salah

satunya dengan memanfaatkan bahan ajar berupa Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) yang dikembangkan atau dirancang secara mandiri oleh guru. Menurut

Kusno (2014) pengembangan LKPD yang baik harus memuat pengetahuan

(fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan/kemampuan, dan sikap yang

harus dipelajari siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan

menurut Prastowo (2012:83), LKPD yang kita kembangkan harus memberikan

pengalaman kepada peserta didik agar dapat belajar secara mandiri dan LKPD

harusnya dibuat semenarik mungkin.Dalam pengembangan LKPD guru harus

memiliki kreativitas dan penguasaan bahan ajar yang menarik serta tetap

menyesuaikan lingkuangan sekolah.


3

Dalam LKPD memuat kegiatan peserta didik untuk ikut berpartisispasi

secara langsung, aktif, serta membantu untuk memecahkan masalah secara

mandiri. Selain itu LKPD memiliki peran yang sangat penting bagi peserta didik

sebagai fasilitator belajar secara mandiri dengan ikut serta berperan secara

langsung dalam pembelajaran dikelas, sehingga hal tersebut menjadi kelebihan

dari LKPD. Namun LKPD juga memiliki kekurangan yang berupa petunjuk

kurang jelas, adanya percobaan yang membutuhkan alat dan bahan sehingga

dalam persiapannya memerlukan waktu cukup lama. Maka dari itu LKPD salah

satu bahan ajar yang penting, dikarenakan dengan adanya LKPD dapat

memudahkan guru dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga peserta didik mudah

memahami materi pelajaran melalui kegiatan langsung yang ada pada LKPD

tersebut.

Selain penggunaan LKPD, Adapun strategi yang dapat digunakan berupa

model pembelajaran bervariatif. Model pembelajaran bertujuan sebagai

gambaran sebuah kerangka atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

melaksanakan pembelajaran di kelas. Salah satu model pembelajaran yang

dapat diimplementasikan yaitu Project Based Learning (PJBL). dimana PJBL

itu pembelajaran yang memusatkan peserta didik sebagai objek utama atau

peran utama dalam pembelajaran.

Menurut Trianto (2014:42) Project Based Learning adalah sebuah model

atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar

kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Sehingga peserta didik

lebih banyak mendapatkan pengalaman secara langsung saat proses

pembelajaran berlangsung. Adapun manfaat yang dapat diperoleh antara lain


4

meningkatkan kemampuan, mampu memecahkan masalah secara individu

maupun kelompok, meningkatkan motivasi belajar, dan meningkatkan

keterampilan peserta didik.Dapat disimpulkan PJBL merupakan model

pembelajaran yang berisikan Langkah pembelajaran dimana siswa berperan

secara langsung dengan hasil jadi berupa proyek atau produk.

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 4 Maret 2022 di SDN 2 Kepatihan

Tirtoyudo Malang pada kelas IV peneliti menemukan beberapa kendala yang

dialami oleh peserta didik dalam pembelajaran. Peserta didik kelas IV masih

menggunakan buku dan mengandalkan penjelasan guru secara keseluruhan

yang nantinya peserta didik hanya mendengarkan serta mencatat ringkasan

materi. Serta pada akhir pembelajaran diberikannya soal latihan evaluasi

pembelajaran. Kurangnya interaksi secara langsung saat pembelajaran

berlangsung, hal tersebut dirasa kurang efektif sehingga ilmu yang disampaikan

oleh guru kurang dipahami oleh peserta didik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru ditemukan fakta bahwa peserta

didik masih mengalami kesulitan dalam pemahaman materi yang disampaikan

oleh guru, karena peserta didik hanya mengamati dan mendengarkan penjelasan

saja, serta kurangya praktek atau interaksi langsung oleh peserta didik tersebut,

sehingga kurangnya terjadi interaksi antara guru dan peserta didik saat

pembelajaran berlangsung. Adapun beberapa peserta didik kurang

memperhatikan dan tidak fokus belajar, dikarenakan bahan ajar yang digunakan

oleh guru kurang menarik minat peserta didik. Bahan ajar yang digunakan oleh

guru biasanya hanya berisika soal-soal evaluasi saja, sehingga mengakibatkan

kurangnya interaksi secara aktif dan menarik minat belajar peserta didik.
5

Sedangkan kebutuhan untuk guru dan peserta didik sendiri diperlukannya

penunjang bahan ajar yang menarik sehingga dapat belajar terlibat secara

langsung. Dengan ditemukannya permasalahan peserta didik kelas IV, maka

peneliti memiliki solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan

mengembangkan bahan ajar berupa LKPD berbasis PJBL.

LKPD dapat dianggap penting, karena berdasarkan observasi pada sekolah

dasar yang diteliti oleh peneliti LKPD yang digunakan hanya berbentuk soal

evaluasi, sehingga pada saat mengerjakan LKPD peserta didik hanya

mengerjakan soal evaluasi dan tidak ada kegiatan kegiata pembelajaran yang

menuntut keterampilan peserta didik. Pembelajaran yang benar yaitu dengan

melibatkan peserta didik untuk melakukan kegitan seperti praktek percobaan,

sehingga peserta didik lebih mudah memahami materi tersebut. Dan untuk

menunjang hal tersebut diperlukannya model pembelajaran seperti PJBL.

Karena pada dasarnya peserta didik memang harus melakukan kegiatan dalam

pembelajaran yang bermakna, dalam pjbl peserta didik harus melakukan

kegiatan dengan membuat prodak yang dilakukan dengan cara praktek secara

langsung.

Dengan adanya pengembangan LKPD berbasis PJBL peserta didik berperan

sebagai tokoh utama dalam proses pembelajaran di kelas, dengan memecahkan

permasalahan pada kegiatan yang sudah guru siapkan di LKPD tersebut, peserta

didik terbentuk secara berkelompok maupun individu’ akan tetapi setiap peserta

didik mampu memahami materi apa yang telah dipelajari. Penelitian terkait

pengembangan LKPD berbasis PJBL telah beberapa kali dilakukan

sebelumnya, adapun penelitian tentang pengembangan LKPD berbasis PJBL


6

yang telah dilakukan oleh Dyah, Mustaji & Rr.Nanik (2022) yang berjudul

“Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik Berbasis Project Based

Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan

Sosial Bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar” Maka dari itu peneliti tertarik untuk

mengambil penelitian di sekolah tersebut dengan judul “PENGEMBANGAN

LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS PROJECT

BASED LEARNING (PJBL) KELAS IV SD NEGERI 2 KEPATIHAN

TIRTOYUDO”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti merumuskan permasalahan:

Bagaimana pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis

Project Based Learning (PJBL) dalam pembelajaran IPAS Kelas IV sekolah

dasar

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian pengembangan ini adalah :

Untuk mengetahui bagaimana proses pengembangan lembar kegiatan peserta

didik (LKPD) berbasis Project Based Learning (PJBL) dalam pembelajaran

IPAS Kelas IV sekolah dasar

D. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan

Penelitian ini akan menghasilkan produk sebagai berikut:

1. Konten Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis Project Based

Learning (PJBL)

a. Capaian Pembelajaran
7

CP Materi TP Indikator
Peserta didik 1. Keunikan 1. Peserta didik dapat 1. Mengidentifikasi
mengenal budaya, Kebiasaan mengenal kearifan makna kearifan lokal
kearifan lokal Masyarakat Di lokal keunikan dan daerah masing-
daerahnya dan Sekitarku kebiasaan yang masing.
upaya dimiliki 2. Menyebutkan
pelestariannya. masyarakat di kearifan lokal yang
tempat tinggalnya ada di Kota Malang
serta 3. Mengkreasikan
menghubungkan barang bekas
konteks kehidupan menjadi hiasan
saat ini. dinding bernuansa
kearifan lokal dan
miniatur candi.

2. Kekayaan 1. Peserta didik dapat 1. Memahami makna


Budaya mengenal kearifan keberagaman
Indonesia lokal dan kearifan lokal
keberagaman daerah.
budaya yang 2. Menyebutkan produk
dimiliki kebudayaan dan
masyarakat di tradisi yang ada di
tempat tinggalnya tempat tinggalnya.
serta 3. Membuat kerajinan
menghubungkan tangan makanan khas
konteks kehidupan daerah tempat
saat ini. tinggalnya dari
plastisin dan kolase
gambar dari
cangkang telor.

3. Manfaat 1. Peserta didik dapat 1. Menyebutkan


Keberagaman mengetahui manfaat adanya
Dan manfaat keberagaman
Melestarikan keberagaman dan budaya.
Keberagaman upaya melestarikan 2. Merasionalkan upaya
Budaya. kebudayaan melestarikan
daerahnya, serta kebudayaan yang
menghubungkan dimiliki oleh
konteks kehidupan masyarakat
saat ini. daerahnya.
3. Membuat scrap book
bertemakan
pelestarian
kebudayaan seperti
tarian dan topeng
sederhana dari
karton.

2. Konstruk LKPD

Bentuk dari LKPD sebagai berikut:

a. LKPD berbentuk buku dengan cover depan dan belakang.


8

b. Terdapat identitas petunjuk penggunaan LKPD

c. Bentuk cetakan LKPD dengan format portrait, berwarna, gambar

berwarna, dan menggunakan kertas A4

d. Jenis kertas antara cover dan isi berbeda, pada halaman cover depan dan

belakang menggunakan kertas buffalo, sedangkan pada bagian isi

menggunakan kertas HVS yang lebih tipis dibandingkan cover.

e. Terdapat booklet untuk membantu penjelasan Langkah-langkah kegitan

pada LKPD yang dikerjakan peserta didik.

E. Pentingnya Penelitian Dan Pengembangan

Di SDN 1 Kepatihan Tirtoyudo Malang, peneliti menjumpai pada saat

pembelajaran peserta didik hanya lebih mendengarkan penjelasan guru saja.

tidak adanya penunjang seperti LKPD yang didalamnya berisikan kegiatan

untuk melakukan praktek percobaan atau menghasilkan sebuat prodak oleh

peserta didik. sehingga peneliti ingin mengembangkan LKPD ini untuk

membantu dan memudahkan peserta didik untuk belajar.

Pentingnya pengembangan LKPD diharapkan dapat membantu proses

pembelajaran sebagai bahan ajar yang telah dirancang secara matang guna

memudahkan peserta didik untuk mampu befikir kreatif, aktif unruk mencapai

hasil belajar baik. LKPD berbasis PJBL dikembangkan semata-mata membantu

peserta didik dalam pembelajaran dikelas, di mana PJBL merupakan model

pembelajarn berpusat pada peserta didik sebagai peran utama dalam pemecahan

masalah atau proyek yang disediakan oleh guru sehingga menghasilkan produk

untuk dipresentasikan di kelas. Jadi guru disini hanya sebagai fasilitator saja.
9

F. Asumsi Dan Keterbatasan Penelitian & Pengembangan

1. Asumsi Peneliti dan Pengembangan

Adapun asumsi dari pengembangan LKPD berbasis PJBL sebagai berikut:

a. Sekolah sasaran telah menggunakan kurikulum merdeka sesuai dengan

kurikulum yang di tetapkan Kemendikbud

b. Peserta didik sudah mampu membaca

c. Peserta didik memahami apa itu LKPD dan bagaimana cara

penggunaannya sesuai petunjuk yang sudah ada pada lembar LKPD

tersebut

d. Ketersediaan alat dan bahan yang mudah didapatkan untuk penunjang

pengembangan LKPD berbasis PJBL

e. Peserta didik kelas IV mampu mengikuti kegiatan sesuai dengan

langkah-langkah yang terdapat dalam LKPD.

2. Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan

a. LKPD disusun memuat capaian belajar IPAS kelas IV dengan materi

Peserta didik mengenal budaya, kearifan lokal daerahnya dan upaya

pelestariannya.

b. LKPD berbentuk cetakan buku sehingga hanya dapat digunakan pada

Sekolah Dasar sehingga tidak dapat diakses dimanapun oleh peserta

didik.

c. LKPD hanya dapat diguakan sekali dalam proses pembelajaran

menggunakan model PJBL


10

G. Definisi Operasional

1. Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum baru yang dirancang untuk

peserta didik mampu belajar secara mandiri, bebas, aktif serta melakukan

interaksi atau praktek pembelajaran secara langsung.

2. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) merupakan lembar yang berisikan

kegiatan pada saat pembelajaran berlangsung, dimana peserta didik mampu

mengerjakan secara individu maupun berkelompok. Dalam LKPD ini juga

mencakup rangkuman materi, langkah-langkah pengerjaan dan soal

evaluasi yang harus dikerjakan

3. Project Based Learning (PJBL) adalah model pembelajaran memusatkan

peserta didik sebagai peran utama dalam pembelajaran, dimana peserta

didik mampu memecahkan masalah atau praktek percobaan yang telah

diberikan secara individu maupun berkelompok.

4. IPAS merupakan gabungan antara mata pelajaran IPA dan IPS, karena

dengan IPAS bertujuan untuk mempelajari fenomena alam dan sosial di

lingkungan sekitar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kurikulum Merdeka

a. Pengertian Kurikulum Merdeka

Kurikulum merupakan suatu bagian terpenting dalam pelaksanaan

pembelajaran di sekolah, karena sebagai pedoman utama atau acuan

pembelajaran. Pada saat ini kurikulum yang telah digunakan adalah kurikulum

merdeka menggantikan kurikulum 2013 atau K13. Kurikulum merdeka

merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakulikuler, agar peserta didik

memiliki cukup waktu untuk memahami konsep dan kemampuannya sesuai

bakat yang dimiliki masing-masing. Gagasan Merdeka Belajar ini disusun oleh

Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam

mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dengan

mengutamakan implementasi nilai-nilai karakter supaya daya pikir,

kreativitas setiap pelajar berkembang. Adanya kebebasan yang hendak diraih

dalam MBKM ini menambah imun setiap kampus untuk terus menjadi lebih

kampus yang lebih baik lagi dengan mencetak lulusan memiliki nilai

karakter, daya pikir, dan kreativitas berkembang (Mambarasi Nehe, 2021).

Kurikulum merdeka berperan untuk menyempurnakan kurikulum

sebelumnya dalam pembelajaran di sekolah. Pengembangan kurikulum

merdeka dalam pembelajaran diharapkan dapat mengatasi ketertinggalam pada

masa pandemi. Kurikulum merdeka menciptakan pembelajaran aktif dan

11
12

kreatif. Program ini bukanlah pengganti dari program yang sudah berjalan,

namun untuk memberikan perbaikan sistem yang sudah berjalan (Achmad dkk.,

2022). Kurikulum merdeka memberikan kebebasan kepada peserta didik, guru

dan sekolah dalam menentukan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi

lingkungan sekolah. Guru bisa menentukan pembelajaran seperti apa yang akan

diajarkan kepada peserta didik.

Peran utama kesuksesan dalam kurikulum merdeka berada pada guru yang

terlebih dahulu harus memahami betul terhadap kurikulum ini. Kurikulum

merdeka memiliki beragam pembelajaran dengan berfokus kepada potensi-

potensi yang dimiliki peserta didik, penggalian pengetahuan, memberikan

keleluasaan waktu memahami pembelajaran di kelas serta menganggkat konsep

merdeka belajar. Merdeka belajar adalah proses pembelajaran yang

memberikan makna dan nilai sehingga menghadirkan kemerdekaan dalam

berpikir, berinovasi, mandiri dan kreatif (Lao & Hendrik dalam Daga, 2021).

Merdeka Belajar merupakan program untuk menggali potensi para guru dan

peserta didik dalam berinovasi meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Merdeka belajar memberikan kesempatan peserta didik untuk mengeksplor

kemampuannya, kebebasan untuk belajar serta kenyamanan kepada peserta

didik. Dengan adanya Kurikulum Merdeka diharapkan dapat melahirkan

generasi penerus bangsa yang unggul dan berguna bagi masyarakat Indonesia.

Dapat disimpulkan bahwa kurikulum merdeka diciptakan untuk

memperbaiki sistem pada kurikulum sebelumnya. Kurikulum ini mengusung

konsep kemandirian belajar, sehingga dengan ini guru memiliki kebebasan

untuk menentukan pembelajaran yang akan diajarkan pada peserta didik. Tidak
13

hanya itu, pada kurikulum merdeka memberikan kesempatan kepada peseta

didik untuk memiliki lebih banyak waktu dalam pembelajaran. Peserta didik

akan lebih aktif, kreatif untuk mengekplor kemampuanya supaya lebih

memahami materi yang dipelajari.

b. Perbedaan Kurikulum Merdeka Dengan K13

Tabel 2. 1 Perbedaan Kurikulum Merdeka Dengan K13


NO. Aspek Kurikulum 2013 Kurikulum Merdeka
1. Strategi Lebih mengutamakan Guru, peserta didik, dan orang
Pembelajaran pemahaman, skill, dan tua dapat memiliki suasana
pendidikan berkarakter, yang menyenangkan (Saleh,
peserta didik dituntut untuk 2020).
paham atas materi, aktif
dalam berdiskusi dan
presentasi serta memiliki
sopan santun disiplin yang
tinggi (Anwar dkk, 2022).

2. Penanaman Nilai Melalui PPK (Penguatan Melalui program P5 (Projek


Karakter Pendidikan Karakter); Penguatan Profil Pelajar
religius, nasionalisme, Pancasila. Terdiri dari
mandiri, gotong royong, dimensi: beriman dan
integritas (Virdaus, 2022). bertaqwa kepada Tuhan YME,
berkebhinekaan global,
bergotong royong, mandiri,
kreativitas, bernalar kritis
(Kemendikburistek, 2022).

3. Tujuan Kurikulum 13 mempunyai Tujuan pelajaran kurikulum


suatu tujuan yang jelas merdeka di sajikan dalam
untuk membentuk karakter capaian pembelajaran (CP).
bangsa. Kurikulum merdeka juga
memiliki penilaian assesmen
yaitu non kognitif dan kognitif
yang mana non kognitif
ditunjukan untuk penilaian di
luar pembelajaran sedangkan
kognitif yaitu penilaian dari
segi pengetahuanya.

4. Kebijakan 1. Berlaku Ujian Nasional Dirangkum dari penelitian


(UN). sebelumnya oleh Nasution
2. RPP dibuat secara (2021), perubahan-perubahan
lengkap dari kebijakan K-13 menjadi
Kompetensi Inti, Kurikulum Merdeka antara
Kompetensi Dasar, lain:
hingga Penilaian. 1. Ujian Nasional (UN) yang
akan ditiadakan dan diganti
14

NO. Aspek Kurikulum 2013 Kurikulum Merdeka


3. Tidak ada kebijakan dengan Assesment
yang berarti mengenai Kompetensi Minimum
PPDB. serta Survei Karakter.
2. Ujian Sekolah Berstandar
Nasional (USBN) terkait
kebijakan ini bahwa USBN
diserahkan seutuhnya pada
sekolah masing-masing.
3. Penyederhanaan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) cukup dibuat dalam
satu halaman tanpa harus
ratusan halaman.
4. Penerimaan Peserta Didik
Baru (PPDB), yakni terkait
kebijakan PPDB lebih
ditekankan dengan
penerapan sistem zonasi,
namun tidak termasuk
wilayah 3T.

2. Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan salah satu perangkat pendukung pembelajaran bagi

peserta didik di sekolah. Dalam proses pembelajaran bahan ajar termasuk

komponen penting, bahan ajar berisikan materi yang disusun secara sistematis

oleh guru untuk peserta didik pada awal pembelajaran. Bahan ajar biasanya

berisikan materi pelajaran, ide, konsep serta evaluasi pembelajaran yang

nantinya harus dikuasai peserta didik pada proses pembelajaran berlangsung.

Sependapat dengan kutipan berikut, bahan ajar adalah landasan awal yang

disusun secara sistematis berdasarkan prinsip-prinsip untuk menentukan

keberhasilan peserta didik (Syukur, Fitria, & F, 2021).

Pengembangan bahan ajar hendaklah disesuaikan dengan kebutuhan peserta

didik. Bahan ajar yang sesuai dapat memudahkan guru untuk memberikan

pemahaman kepada peserta didik dalam meningkatkan kreativitas, aktif serta


15

pemahaman yang baik. (Fajri, 2018) menyatakan bahwa bahan ajar mempunyai

peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai acuan

bagi guru dan peserta didik untuk menghasilkan proses pembelajaran yang

efektif yang dapat meningkatkan pemahaman.

Dapat disimpulkan bahwa bahan ajar termasuk seperangkat pembelajaran

yang berisikan materi, bahan ajar berfungsi sebagai pedoman awal

pembelajaran untuk peserta didik. Dalam bahan ajar membantu peserta didik

belajar dengan optimal, salah satu contoh bahan ajar yang dapat digunakan yaitu

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

b. Manfaat Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki manfaat dalam proses pembelajaran bagi peserta didik

maupun guru di sekolah. Bahan ajar harus disusun sedemikian rupa disesuaikan

dengan kebutuhan. Manfaat bahan ajar untuk peserta didik yaitu membuat

kegiatan belajar menjadi menarik, di dalam bahan memuat materi yang sesuai

kemudian dikemas secara menarik dan krearif oleh guru. bahan ajar

memudahkan peserta didik untuk mempelajari setiap pembelajaran yang harus

dikuasai serta dicapai bagi peserta didik.

Menurut Siti Aisyah, Evih Noviyanti Triyanto (2022: 63) Bahan ajar

memiliki manfaat yang memberikan pengaruh besar terhadap keberhasilan

pencapaian tujuan pembelajaran. bahan ajar bisa diguakan sebagai media utama

penunjangan proses pembelajaran bagi peserta didik, biasanya berbentuk cetak

maupun non cetak. Memberikan informasi materi yang dikemas secara ringkas

dan jelas supaya bisa menarik serta memudahkan peserta didik dalam belajar.
16

Dapat disimpulkan manfaat bahan ajar sebagai alat bantu dalam

prosespembelajaran berlangsung dikelas. Bahan ajar digunakan dalam

pembelajaran berkelompok maupun individu bagi peserta didik, bahan ajar

disusun secara menarik dan singkat namum jelas. Serta dalam pembuatan bahan

ajar isi materi yang digunakan harus sesui dengan kebutuhan peserta didik

sehingga tepat kegunaannya.

c. Tujuan Bahan Ajar

Tujuan bahan ajar adalah menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan

kurikulum dengan memperhatikan kebutuhan siswa, yaitu bahan ajar yang

sesuai dengan karakteristik dan lingkungan atau lingkungan sosial siswa. Hal

ini lah yang membantu siswa untuk memperoleh bahan ajar alternatif pengganti

buku teks yang terkadang sulit diperoleh, sehingga memudahkan guru dalam

melaksanakan pembelajaran (Bawamenewi, 2019). Sedangkan tujuan bahan

ajar menurut Daryanto dan Dwicahyono (dalam Usman dkk, 2019), yakni: (1)

menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan

memperhatikan kebutuhan siswa, yaitu bahan ajar yang sesuai dengan

karakteristik dan lingkungan atau lingkungan sosial siswa; (2) membantu siswa

memperoleh bahan ajar alternatif selain buku teks yang terkadang sulit

diperoleh; dan (3) memfasilitasi guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

Kesimpulannya adalah bahan ajar sebagai bahan pelajaran yang disusun

secara sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran

bertujuan untuk menyediakan bahan-bahan pengajaran untuk siswa yang

membantu siswa sebagai alternatif buku teks, dan dikembangkan sedemikian

rupa menyesuaikan kurikulum yang berlaku. Bahan ajar disusun secara


17

berbeda-beda dengan menyesuaikan kebutuhan siswa. Wujud bahan ajar tidak

hanya berupa buku teks, namun juga dapat berupa audio visual seperti video

pembelajaran interaktif.

3. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

a. Pengertian Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) merupakan salah satu komponen

bahan ajar yang membantu peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas.

LKPD brisikan materi ajar berbentuk cetak yang berupa lembar-lembar

kertas berisi ringkasan materi dan petunjuk yang wajib dikerjakan peserta

didik (Suttrisno, 2021). Hal tersebut membantu guru untuk memudahkan pada

saat proses pembelajaran bagi peserta didik.

LKPD sering diartikan lembar evaluasi yang harus dikerjakan peserta didik,

padahal LKPD yang benar berisikan kegiatan atau aktifitas dilakukan secara

langsung oleh peserta didik. LKPD ialah lembaran kertas yang berisikan

kegiatan maupun soal-soal atau pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh

siswa pada saat melakukan aktivitas nyata dengan objek dan persoalan yang

dipelajari (Noprinda & Soleh, 2019; Syamsu, 2020). Tidak hanya itu, LKPD

juga memuat petunjuk penggunaan, ringkasan materi dan langkah-langkah

kegiatan untuk memudahkan pemahaman peserta didik saat digunakan.

Pengembangan LKPD yang benar tidak luput dari bantuan kreativitas guru

dalam perancangannya. Perancangan LKPD tersebut dibuat semenarik mungkin

seperti penggunaan warna, isi yang jelas, mengajak peserta didik menggali

kemampuannya, serta mampu memberikan motivasi saat pembelajaran. LKPD

merupakan salah satu media yg menjadi panduan pada menaikkan pemikiran


18

dan tanggung jawab anak didik pada mengikuti aktivitas pembelajaran yang

sedang berlangsung (Norita & Hadiyanto, 2021).

Dapat disimpulkan bahwa LKPD memiliki peran penting dalam membantu

pembelajaran di kelas, dimana LKPD digunakan sebagai alat bantu mengajar

dengan pengemasan materi yang jelas. Kegiatan pada LKPD membuat peserta

didik akan melakukan kegiatan tersebut secara individu maupun kelompok, hal

ini mampu mambut peserta didik lebih cepat untuk memahaminya. Adapun soal

evaluasi digunakan sebagai penilaian peserta didik apakah sudah benar-benar

paham terhadap pembelajaran tersebut.

b. Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kegiatan Peserta Didik memiliki fungsi sebagai penunjang proses

pembelajaran bagi peserta didik. LKPD biasanya digunakan sebagai bahan ajar

bagi peserta didik, memberikan pengalaman baru dalam pembelajaran,

sehingga guru harus bisa menuangkan kreativitasnya meciptakan LKPD.

Berdasarkan pengertian dan penjelasan mengenai LKPD yang telah dibahas

sebelumnya, fungsi LKPD sebagai berikut (Andi Pratowo dalam Ega Ayu

Lestari, 2018):

1) Sebagai bahan ajar yang bisa memiliki peran pendidik, namun lebih

mengaktifkan peserta didik.

2) Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami

materi yang diberikan.

3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih.

4) Serta mempermudah pelaksanaan pengajar kepada peserta didik


19

Fungsi utama LKPD bertujuan membantu supaya peserta didik memperoleh

pembelajaran dengan cara pelaksanaan atau interaksi secara langsung. Peserta

didik memahami isi materi yang diberikan guru untuk dipelajari. Dan dengan

adanya LKPD memberikan kemudahan bagi guru sebagai fasilitator

pembelajaran dikelas.

c. Karakteristik Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) memiliki karakteristik yang

pertama menyusun kurikulum yang sesuai dengan pembelajran, terdapat tujuan,

fokus yang diambil untuk peserta didik, konsep LKPD yang disajikan. Hal ini

sejalan dengan Sari (2017) karakteristik Lembar Kerja Peserta Didik /LKPD

terdiri dari : a) penyusunan didasarkan pada kurikulum, b) difokuskan pada

tujuan tertentu, c) berfokus pada proses belajar peserta didik d) pola penyajian

LKPD diselaraskan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik, e)

mengembangkan pada kreativitas siswa dalam proses belajar.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik pada

LKPD yang baik secara penyusunannya sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Mulai urutan kurikulum, tujuan, isi serta bentuk LKPD atau pola hasil jadinya

yang akan digunakan peserta didik pada proses pembelajran.

d. Kelemahan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Sebagaimana definisi yang telah kita ketahui bersama bahwa di dalam

LKPD termuat materi dan soal latihan yang dirancang sedemikian rupa agar

siswa dapat memahami ide-ide komples, maka berdasarkan hasil penelitian

Rizkiyah dkk (2018), tidak semua produk pengembangan LKPD bersifat

universal, karena terdapat beberapa rancangan LKPD yang tidak mudah


20

digunakan di sekolah yang lebih memahami nilai-nilai agama Islam, selain itu

variasi latihan soal dalam LKPD hanya berpola itu-itu saja sehingga berpotensi

siswa akan merasakan bosan.

Selain itu, kekurangan LKPD juga dikemukakan oleh Rahmat (dalam

Lorena dkk, 2019) melalui hasil penelitiannya. Dari hasil penelitiannya tersebut

dapat ditemukan beberapa kekurangan LKPD seperti aplikasinya hanya sebatas

gambar saja sehingga masih kurang memotivasi siswa untuk lebih tertarik

dalam proses pembelajaran, serta tidak banyak terdapat jumlah butir soal

sehingga siswa yang memerlukan lebih banyak latihan akan tidak maksimal

dalam mengikuti pembelajaran yang menggunakan LKPD.

Dari kekurangan-kekurangan di atas yang telah disampaikan oleh beberapa

tokoh, dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKPD harus disesuaikan

dengan kebutuhan siswa yang saat ini sedang diajar, dengan kata lain tidak

disarankan menggunakan LKPD yang dijual bebas dan bersifat umum, sehingga

dengan ini akan meminimalisir kemungkinan ada ketidakcocokan kebutuhan

yang membuat jalannya pembelajaran kurang maksimal.

e. Kelebihan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Pengajaran dengan menggunakan LKPD dalam proses belajar mengajar

menawarkan keuntungan, antara lain kemudahan guru dalam mengelola proses

belajar mengajar, misalnya dalam mengubah kondisi pembelajaran dari yang

semula teacher centered menjadi student centered. Dalam proses pembelajaran

yang berpusat pada siswa akan terjadi interaksi antara siswa dengan guru, dan

antar siswa karena siswa dalam pola ini mendapatkan informasi dari berbagai
21

sumber, misalnya dari perpustakaan, di luar sekolah atau dari pengamatannya

sendiri Darmojo dan Kaligis (dalam Kristyowati, 2018).

Keunggulan lain dari LKPD diungkapkan oleh Kristyowati (2018) adalah

dapat membantu guru membimbing siswa untuk menemukan konsep melalui

kegiatannya sendiri atau dalam kelompok kerja. Selain itu, LKPD juga dapat

digunakan untuk mengembangkan keterampilan proses, mengembangkan pola

pikir ilmiah, dan membangkitkan minat siswa terhadap lingkungan alam. Pada

akhirnya, LKPD juga memudahkan guru untuk melihat keberhasilan siswa

dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Umbaryati (2020), hal ini akan

memberikan dampak yang sangat baik untuk siswa di antaranya:

1) Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.


2) Membantu siswa dalam mengembangkan konsep.
3) Melatih siswa dalam menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses.
4) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
5) Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari
melalui kegiatan belajar.
6) Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari
melalui kegiatan belajar secara sistematis.
Berdasarkan pertanyaan di atas dari beberapa tokoh, dapat diketahui

bahwasannya LKPD memiliki banyak sekali kelebihan dan manfaat bagi siswa.

Siswa akan terbiasa untuk menemukan konsep melalui kegiatannya sendiri atau

dalam kelompok kerja, membiasakan diri dalam berpikir logic dan ilmiah, serta

dapat menuntun siswa dalam berargumentasi. Jika dilakukan komparasi antara

kekurangan dan kelebihan LKPD, maka kelebihan LKPD jauh lebih unggul,

sehingga di dalam pembelajaran LKPD layak untuk digunakan.


22

f. Sistematika Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Sistematika LKPD merupakan komponen yang terdapat dalam LKPD,

sistematika LKPD biasanya berisikan judul, petunjuk penggunaan, isi materi,

Langkah-langkah dan evaluasi pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat

Prastowo (2014:208), bahan ajar LKPD memiliki enam unsur utama, meliputi

judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi

pendukung, tugas atau langkah kerja dan penilaian/evaluasi.

Struktur LKPD yang disusun telah mengikuti panduan penyusunan

(Prastowo, 2015) yang terdiriatas halaman awal (cover), ringkasan materi

(konsep), tujuan pembelajaran, alat dan bahan, prosedur kerja, tabel

pengamatan yang disertai dengan gambar, pertanyaan-pertanyaan yang

harus dijawab oleh peserta didik dan simpulan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan LKPD berisikan kegiatan peserta didik

yang baik dilengkapi dengan judul, petunjuk penggunaan yang jelas, Langkah-

langkah kegiatan, materi yang sesuai dengan kurikulum, serta terdapat evaluasi

pembelajaran bagi peserta didik yang dikemas berupa lembaran. Dengan

adanya kejelasan yang ada pada LKPD dapat memudahkan peserta didik untuk

memahami materi pada proses pembelajaran di kelas.

4. Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL)

a. Pengertian Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL)

Model pembelajaran merupakan sebuah rancangan yang sudah dirancang

terlebih dahulu sebagai gambaran proses pembelajaran. Model pembelajaran

berisikan gambaran seperti apa pembelajaran yang akan diajarkan oleh guru,
23

selain itu juga memudahkan guru untuk menyalurkan materi pembelajaran di

kelas. Kurikulum merdeka saat ini pembelajaran lebih berpusat kepada peserta

didik belajar secara langsung (Student Center), untuk itu penggunaan model

pembelajaran juga harus sesuai dengan penerapan kurikulum merdeka, seperti

model pembelajaran Project Based Learning (PJBL).

Model pembelajaran Project Based Learnig(PJBL) lebih terpusat kepada

peserta didik, guru hanya sebagai fasilitator membantu kesulitan peserta didik

dalam pemahaman materi. Model PjBL dapat membantu peserta didik dalam

belajar kelompok, mengembangkan keterampilan yang dimiliki dan proyek

yang dikerjakan mampu memberikan pengalaman secara pribadi kepada peserta

didik juga menekankan kegiatan belajar yang berpusat pada peserta didik,

(Pasaribu & Simatupang, 2020). PJBL memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk dapat memcahkan permasalahan dalam pembelajaran dan

dituangkan kedalam hasil jadi sebuah produk dari proyek yang telah dikerjakan.

Peserta didik harus berperan aktif dalam pembelajaran untuk dapat

memecahkan masalah pada proyek yang dikerjakan, mampu memberikan

argumentasi dalam pemahaman materi menggunakan pendapatnya secara

mandiri maupun kelompok. Hal tersebut akan lebih memudahkan peserta didik

memahami materi pelajaran.

PjBL merupakan bentuk pembelajaran yang didasarkan pada temuan

konstruktivis bahwa peserta didik mendapatkan pemahaman materi yang lebih

dalam saat mereka secra aktif membangun pemahaman mereka dengan bekerja

menggunakan gagasan (Sujana & Sopandi, 2020). Untuk mendukung hal

tersebut maka pengembangan PJBL disesuaikan dengan kebutuhan


24

pengetahuan dari pesert didik serta perencanaan yang baik. Sehingga peserta

didik bisa mengeksplor pengetahuan, mengembangkan kreativitas, dan

memberikan kenyaman mempelajari ilmu pengetahuan di sekolah.

Perlu diperhatikan dalam penerapan model PJBL terdapat kelebihan dan

kekurangannya, seperti pada kutipan berikut. Aidawati (2016) berpendapat

banyak kelebihan atau keunggulan dari model pembelajaran Project Based

Learning (PjBL), diantaranya: Peserta didik menjadi pembelajar yang aktif,

pembelajaran menjadi lebih interaktif, pembelajaran menjadi student centred

atau lebih banyak berpusat kepada peserta didik, mengembangankan

kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik, memberikan kesempatan

peserta didik untuk memanajemen sendiri kegiatan penyelesaian tugas, dan

memberikan pemahaman pengetahuan secara lebih mendalam kepada peserta

didik. Sholekah (2020) kekurangan ataupun kelemahan dari model project

based learning (PjBL) adalah menyita banyak waktu untuk menyelesaikan

proyek, banyaknya peralatan yang harus di siapkan, dan ada kemungkinan

peserta didik pasif dalam kelompok, dan membutuhkan biaya cukup banyak.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran Project Based Learning (PJBL) yaitu model pembelajaran yang

berpusat kepada peserat didik sebagai peran utama. Peserta didik harus mampu

untuk mengerjakan sebuah proyek dan menghasilkan produk. PjBL juga

menekankan peserta didik untuk berifikir kreatif, pemahaman materi melalui

kegiatan aktif, serta menjelaskan pemahaman materi yang telah diperoleh

dengan bahasa sendiri secara kelompok maupun individu.


25

b. Manfaat Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL)

Daryanto dan Syaiful (2017: 247-248) dalam bukunya yang berjudul

“Pembelajaran Abad 21”, mengungkapkan bahwa PjBL (Project Based

Learning) mempunyai kelebihan atau manfaat seperti berikut ini:

1) Meningkatkan motivasi. Laporan-laporan tertulis tentang proyek itu banyak

yang mengatakan bahwa peserta didik suka tekun sampai kelewat batas

waktu, berusaha keras dalam mencapai proyek.

2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Banyak sumber yang

mendiskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat peserta didik

menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang

kompleks.

3) Meningkatkan kolaboratif.

4) Meningkatkan keterampilan mengelola sumber. Bagian dari peserta didik

yang independen adalah bertanggungjawab untuk menyelesaikan tugas

yang komples. Pembelajaran berbasis proyek yang diimplementasikan

secara baik memberikan kepada peserta didik pembelajaran dan praktek

dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-

sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

5) Increased resourve – management skill. Pembelajaran berbasis proyek

diimplementasikan secara baik memberikan kepada peserta didik

pembelajaran dan praktik dalam pengorganisasian proyek dan membuat

alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk

menyelesaikan tugas.
26

Menurut Fathurrohman dalam Melinda & Zainil (2020), penerapan

pembelajaran model Project Based Learning (PjBL) dapat memberikan

banyak manfaat baik bagi guru maupun bagi peserta didik, adapaun manfaat

model Project Based Learning (PjBL) yaitu (1) peserta didik mendapatkan

pengetahuan dan kemampuan yang baru dalam pembelajaran, (2)

menumbuhkan keterampilan siswa dalam kemampuan pemecahan masalah,

(3) menjadikan siswa lebih antusias dalam proses pembelajaran, (4) memajukan

dan menumbuhkan kemampuan siswa dalam mengolah sumber, (5)

menumbuhkan kerjasama antar siswa, (6) siswa dapat mengeluarkan keputusan

sendiri dan dapat menciptakan kerangka tugas proyek, (7) terdapat

permasalahan yang solusinya belum ditentukan sebelumnya, (8) siswa dapat

mendesain proses untuk mencapai hasil, (9) siswa harus berkewajiban untuk

memperoleh dan mengatur informasi, (10) siswa membuat penilaian secara

berkelanjutan, (11) siswa secara berkala memeriksa kembali pekerjaan yang

telah dilakukan, (12) hasil akhir berupa produk dan dinilai keunggulannya,

(13) kelas mempunyai suasana yang dapat memberikan toleransi terhadap

kesalahan dan perubahan.

Berdasarkan pandangan dua tokoh terkait manfaat pembelajaran model

PjBL sebagai model pembelajaran dapat dapat melibatkan siswa secara aktif

dalam proses pembelajaran dan kegiatan pemecahan masalah, serta siswa

dapat bekerja di dalam kelompoknya dan menghasilkan suatu produk yang

bernilai. Dalam model PjBL peserta didik memperoleh pengetahuan dan

keterampilan baru, peserta didik mampu memecahkan masalah, peserta didik

menjadi aktif dalam proses pembelajaran, dapat meningkatkan kolaborasi


27

peserta didik, peserta didik dapat membuat keputusan dan kerangka kerja

sendiri, peserta didik menjadi bertanggunjawab, peserta didik memiliki

toleransi antar sesama, peserta didik menjadi rajin sekolah, disiplin dan percaya

diri.

c. Sintaks Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL)

Sintaks merupakan keseluruhan alur atau urutan kegiatan pembelajaran.

Sintaks menentukan jenis-jenis tindakan guru, urutannya, dan tugas-tugas untuk

peserta didik. Setiap model pembelajaran memiliki urutan dan fase yang

berbeda-beda, termasuk model pembelajaran PJBL. Pembelajaran Berbasis

memberikan kesempatan kepada tenaga pendidik untuk mengelola

pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Menurut Eliza dkk.

(2019), kerja berbasis proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan

kepada pertanyaan dan permasalahan (problem) yang sangat menantang, dan

menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan,

melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bekerja secara mandiri.

Diadopsi dari Furi dkk, (2018) pada model PjBL terdapat enam langkah-

langkah/fase pembelajaran di antaranya adalah:

1) Pertanyaan mendasar, guru menyampaikan topik dan mengajukan

pertanyaan bagaimana cara memecahkan masalah, kemudian siswa

mengajukan pertanyaan mendasar apa yang harus dilakukan peserta didik

terhadap topik/ pemecahan masalah.

2) Mendesain perencanaan produk, guru memastikan setiap peserta didik

dalam kelompok memilih dan mengetahui prosedur pembuatan


28

proyek/produk yang akan dihasilkan, kemudian peserta didik berdiskusi

menyusun rencana pembuatan proyek pemecahan masalah meliputi

pembagian tugas, persiapan alat, bahan, media, sumber yang dibutuhkan.

3) Menyusun jadwal pembuatan, guru dan peserta didik membuat kesepakatan

tentang jadwal pembuatan proyek (tahapan-tahapan dan pengumpulan),

kemudian peserta didik menyusun jadwal penyelesaian proyek dengan

memperhatikan batas waktuyang telah ditentukan bersama.

4) Memonitor keaktifan dan perkembangan proyek, guru memantau

keaktifanpeserta didik selama melaksanakan proyek, memantau realisasi

perkembangan dan membimbing jika mengalami kesulitan, kemudian

peserta didik melakukan pembuatan proyek sesuai jadwal, mencatat setiap

tahapan, mendiskusikan masalah yang muncul selamapenyelesaian proyek

dengan guru.

5) Menguji hasil, guru berdiskusi tentang prototipe proyek, memantau

keterlibatan peserta didik, mengukur ketercapaian standar, kemudian

peserta didik membahas kelayakan proyek yang telah dibuat dan membuat

laporan produk/ karya untuk dipaparkan kepada orang lain.

6) Evaluasi pengalaman belajar, guru membimbing proses pemaparan proyek,

menanggapi hasil, selanjutnya guru dan peserta didik merefleksi/

kesimpulan, setiap peserta didik memaparkan laporan, peserta didik yang

lain memberikan tanggapan, dan bersama guru menyimpulkan hasil proyek.

Berdasarkan paparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

PjBL/Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang

menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan


29

mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam

beraktifitas secara nyata. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk

digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan siswa dalam

melakukan insvestigasi dan memahaminya dengan betul, cocok untuk

digunakan pada mata pelajaran Sains.

5. Pembelajaran IPA Dan IPS (IPAS)

Pembelajaran IPAS merupakan gabungan antara IPA dan IPS. IPAS secara

konten sangat dekat dengan alam dan interaksi antarmanusia. Pembelajaran IPA

amempelajari kehidupan alam atau makhuk hidup yang ada di bumi. Menurut

Wati dkk (2023), IPA merupakan suatu ilmu yang harus dipelajari melalui

pengamatan secara langsung karena tidak semua materi dapat disampaikan atau

cocok dengan menggunakan metode ceramah saja, namun dapat

dikombinasikan dengan modul dan media yang bervariatif. Hal tersebutlah yang

menjadi salah satu faktor kurang maksimalnya minat peserta didik karena

kurang adanya inisiatif dan variasi (Asrul dkk dalam Wati, 2023).

Sedangkan pembelajaran IPS mempelajari kehidupan sosial yang berasal

dari latar belakang yang beragam dan tentunya berbeda atau bisa disebut

multikultural (Faizin dkk, 2023). Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

No. 21 Tahun 2016 tentang standar isi menentukan ruang lingkup materi dalam

mata pelajaran IPS dari manusia dan lingkungan yang dipelajari dalam geografi,

waktu, kehidupan sosial, keberlanjutan dan perubahan yang dipelajari dalam

pelajaran sosiologi, perilaku ekonomi dan kesejahteraan dipelajari dalam

pelajaran ekonomi.
30

Berdasarkan uraian di atas, maka pengembangan kegiatan pembelajaran

pembelajaran IPAS harus menerapkan model, pendekatan, metode atau strategi

yang memadai yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di masing-

masing sekolah. Namun sebagai alternatif, guru dapat menggunakan model,

strategi metode berbasis inkuiri, pembelajaran berbasis proyek dan tidak

melupakan proses pembelajaran berdiferensiasi dengan memperhatikan isi,

proses dan produk pembelajaran, karena karakteristik pembelajaran

berdiferensiasi nantinya adalah kreatif, efektif, pembelajaran yang inovatif dan

santai agar anak merasa senang dan nyaman selama proses pembelajaran.
31

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis Project Based

Learning (PJBL) telah banyak dilakukan penelitian sebelumnya. Peneliti

menjadikan beberapa penelitian yang ada sebagai referensi bahan berpandingan

dan pertimbangan. Adapun perbedaan dan persamaan dengan kajian peneliti

terdahulu sebagi berikut:

Tabel 2. 2 Penelitian Yang Relevan


No. Nama dan Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Nama Peneliti: Penggunaan model Pada penelitian tersebut
Rochmi, Laila Aunur (2022) PJBL (Project Based produk yang
Judul Penelitian: Learning) pada proses dikembangkan berupa
Pengembangan LKPD berbasis pembelajaran cukup LKPD kelas 3
pendekatan STEAM model PJBL membantu peserta pembelajaran tatap
untuk peserta didik kelas 3 SD didik. Dalam PJBL muka, sedangkan
tema 6 subtema 1 pembelajaran 2 terdapat kegiatan atau peneliti ini produk yang
proyek yang dikembangkan LKPD
Hasil: menghasilkan produk dilengkapi dengan
Penelitian ini telah mendapatkan jadi, sehingga peserta booklet di bagian
validasi materi maupun bahan ajar didik akan terlibat langakah-langkah
dengan presentase yang cukup langsut saat kegiatan.
tinggi, sehingga sudah dipastikan pembelajaran dan
hasil yang baik dalam penelitian. lebih memahami
materi yang dipejari
dalam kelas

2. Nama Peneliti: Penggunaan LKPD 1. Penggunaan uji coba


Diana Saputri, Sony Irianto,.dkk yang sesuai dengan produk pada penelitian
(2019) kurikulum yang ini menggunakan
Judul Penelitian: berlaku, sehingga isi Lesson Study
Pengembangan Lembar Kerja dari materi yang akan Sedangkan peneliti ini
Peserta Didik (LKPD) materi disampaikan sesuai langsung melibatkan
jaring-jaring kubus dan balok bagi peserta didik. peserta didik sesuai
berbasis Project Based Learnign dengan yang telah
(PjBL) dirancang pada
kegiatan LKPD.
Hasil:
LKPD PJBL dengan model Lesson
Study mampu membantu guru
dalam menunjang proses kegiatan
peserta didik menjadi optimal.

3. Nama Peneliti: Sari,Lifda.,dkk Penggunaan LKPD Pada penelitian tersebut


(2022) berbasis PJBL dinilai masih menggunakan
Judul Penelitian: cukup membantu pada kurikulum 2013, dalam
Validitas LKPD Berbasis Model saat pembelajaran, pengerjaan LKPD
Project Based Learning peserta didik akan ikut melakukan pengamatan
serta aktif sehingga terlebih dahulu.
32

No. Nama dan Judul Penelitian Persamaan Perbedaan


Pembelajaran Tematik Di Kelas V peseta didik bisa Sedangkan peneliti ini
Sekolah Dasar mengeksplor sudah menggunakan
Hasil: pembelajaran dalam kurikulum merdeka,
LKPD yang didapatkan dengan kelas secara proses pengerjaan
contoh PjBL mempunyai kelas berkelompok. LKPD langsung pada
validitas yg tinggi dan layak pembuatan produk
diujikan di lapangan. sesuai denga nisi LKPD
tersebut.
33

C. Kerangka Pikir

Tabel 2.3 Kerangka Berpikir

Kondisi Ideal Kondisi Lapangan

1. Peserta didik bersemangat dan aktif 1. Masih terdapat siswa yang kurang
2. Lembar Kegiatan Peserta Didik bisa dikondisikan pada saat
berisikan kegiatan pembelajaran pembelajaran berlangsung.
bukan berisikan soal evaluasi peserta 2. LKPD hanya berisikan soal-soal
didik. evaluasi
3. Penggunaan model Project Based 3. Belum menggunakan PJBL
Learning (PJBL) untuk mendukung sehingga dalam pembelajaran
pembelajaran proyek kurang ada kegiatan praktek secara
langsung.

Analisis Kebutuhan
Penggunaan bahan ajar saat pembelajaran berisikan materi, dan soal-soal evaluasi tanpa ada
kegiatan bagi peserta didik. Pembelajaran masih terpusat kepada penjelasan guru, sehingga
peserta didik lebih sering menyimak pembelajaran tersebut.

Metodologi penelitian

➢ Model / jenis penelitian : pengembangan

➢ Tempat penelitian : SD Negeri 2 Kepatihan

➢ Pengumpulan data dokumetasi : observasi, wawancara, dokumentasi

➢ Prosedur pengembangan : analisis, desain, pemngembangan, implementasi,


evaluasi

Solusi
Melakukan upaya pembelajaran yang lebih terpusat serta melibatkan peserta didik secara
langsung, seperti kegiatan yang menghasilkan sebuah produk jadi. Dengan didukung oleh bahan
ajar Lemabar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis Project Based Learning (PJBL).

Pada penelitian ini menghasilkan produk bahan ajar “Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
berbasis Project Based Learning (PJBL) kelas IV SD”
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN & PENGEMBANGAN
A. Model Penelitian & Pengembangan

Jenis penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian pengembangan

atau R&D (Research and Development). Penelitian pengembangan dapat

diartikan sebagai suatu penelitian yang mengkondisikan suatu hal yang ada

menjadi lebih baik dari segi kualitas, kapasitas, fungsi dan manfaat. Untuk

menghasilkan produk bahan ajar yang inovatif. Menurut (Sukmadinata, 2017)

penelitian dan pengembangan merupakan suatu cara atau proses yang

digunakan untuk mengembangkan produk baru atau menyempurnakan produk

yang sudah ada sebelumnya dan dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan

menurut Bord and Gall dalam (Hamzah, 2019:1) mendefinisikan penelitian

pengembangan adalah suatu proses yang dilakukan dalam mengembangkan dan

memvalidasi produk yang sudah ada atau mengembangkan produk baru, bisa

juga pengembangan ini dilakukan untuk menentukan pengetauhan atau

menjawab masalah yang dihadapi.

Penelitian pengembangan akan mengasilkan bahan ajar Lembar Kegiatan

Peserta Didik (LKPD) berbasis Project Based Learning (PJBL) kelas IV

Sekolah Dasar, pebelajaran yg digunakan adalah IPAS dengan Capaian

Pembelajaran (Keunikan Kebiasaan Masyarakat Di Sekitarku, Kekayaan

Budaya Indonesia, Manfaat Keberagaman Dan Melestarikan Keberagaman

Budaya). Pada penelitian ini menggunakan model ADDIE pada pengembangan

produk oleh peneliti, model ADDIE dipilih karena dapat digunakan untuk

berbagai pengembangan salah satunya bahan ajar peserta didik.

34
35

Model ADDIE terbagi menjadi beberapa tahap yaitu: Analysis (analisis),

Design (desain), Development (pengembangan), Implementation

(implementasi), dan Evaluation (evaluasi). Pada tahap pengembangan ini

melakukan pengujian terhadap produk kepada validator ahli dalam bidang

tersebut, pengujian dilakukan supaya produk yang dihasilkan layak untuk

digunakan peserta didik. Oleh karena itu dengan adanya LKPD berbasis PJBL

diharapkan mapu untuk membantu peserta didik pada saat pembelajaran

berlangsung.

B. Prosedur Penelitian & Pengembangan

Prosedur penelitian & pengembangan menghasilkan bahan ajar Lembar

Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis Project Based Learning (PJBL).

Bahan ajar ini dikembangkan berdasarkan Langkah-langkah yang sesuai

dengan penelitian pengembangan ADDIE. Model ADDIE dibuat skema oleh

Branch sebagai desain sistem pembelajaran sebagai berikut:

Bagan 3.1 Model Pengembangan ADDIE

Sumber: Hidayat & Nizar 2021


36

Tahap-tahap peneliti pengembangan tersebut dijelaskan seperti dibawah ini:

1. Analysis (Analisis)

Tahap analisis merupakan tahapan yang paling awal dilakukan saat

penelitian. analisis dilakukan dengan mengamati kondisi peserta didik sebagai

objek sasaran peneliti. kegiatan analisis dilaksanakan dengan menganalisis

peserta didik kelas IV pada saat pembelajaran, bahan ajar yang digunakan, serta

sumber belajar yang digunakan di kelas. Maka diperoleh hasil bahwa pada saat

pembelajaran peserta didik kurang terlibat dengan kegiatan secara langsung,

dimana peserta didik cenderung mendengarkan guru menjelaskan materi,

kemudian peserta didik diberikan soal evaluasi untuk dikerjakan. Oleh karena

itu dikembangakan LKPD berbasis PJBL, yang harapannya peserta didik bisa

belajar dengan bertindak, sehingga dapat menambah minat belajar dan

kreatifitas belajar yang membantu pemaham belajar dengan baik. Dan pada

tahap ini setelah melakukan analisis peneliti membutuhkan evaluasi formatif,

untuk mengetahui apakah produk yang akan dirancang sesuai dengan kebutuhan

peserta didik.

2. Desain (Perancangan)

Tahap perancangan adalah tahap kedua setelah analisis dilakukan. Pada

tahap ini ditujukan untuk merancang LKPD yang sesuai dengan kebutuhan

peserta didik. Perancangan memuat seperti capaian pembelajaran (CP), tujuan

pembelajaran, materi, kegiatan dalam LKPD yang berbasis PJBL. Dalam

tahapan ini peneliti menyiapkan intrumen validasi untuk diajukan kepada ahli

validasi materi dan bahan ajar. Setelah merancang bahan ajar peneliti
37

melakukan evaluasi formatif yaitu apakah desain yang telah dibuat sesuai

dengan materi atau sesuai kebutuhan pada objek penelitian.

3. Development (Pengembangan)

Tahap ketiga adalah tahapan pengembangan, pada tahap ini mulai

dikembangkan rancangan LKPD berbasis PJBL. LKPD dikembangkan dengan

aspek seperti penggunaan aplikasi untuk desain cover atau gambar yang ada di

dalam LKPD, font hurus menggunakan times new roman 12, dibutuhkannya

waktu 2 minggu untuk menyelesaikan, kemudian LKPD berbasis PJBL dibuat

15 exampler sesuai dengan jumlah peserta didik kelas IV. Setelah itu LKPD

berbasis PJBL diserahkan kepada validator ahli materi dan bahan ajar, bertujuan

untuk memberikan kritik dan saran terhadap bahan ajar yang telah dibuat.

Setelah mendapatkan penilaian dari validator peneliti akan melakukan revisi

terhadap produk yang dikembangkan. Kemudian melakukan perbaikan produk

sesuai dengan petunjuk yang diberikan validator, hal ini bertujuan agar produk

yang dihasilkan layak untuk digunakan pada proses pembelajaran. Pada tahap

ini perlu dilakukan evaluasi formatif, hal ini diupayakan untuk mengetahui

apakah pada tahap pengembangan produk yang dihasilkan sudah layak bagi

peserta didik. Media (bahan ajar) akan divalidasi oleh 2 validator ahli materi

dan media (bahan ajar) dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kriteria validator media dan materi

Bidang Keahlian Kriteria


Validator ahli media (bahan ajar) a. Memiliki keterampilan dalam
pembelajaran bidang media/ bahan ajar
pembelajaran
b. Tingkat akademik minimal S-2
c. Pengalaman mengajar minimal 5
tahun lamanya.
38

Bidang Keahlian Kriteria


Validator materi a. Memiliki kemampuan terkait ilmu
pengetahuan dalam bidang
pembelajaran.
b. Tingkat akademik minimal S-2
c. Pengalaman mengajar minimal 5
tahun lamanya

4. Implementation (Implementasi)

Tahapan implementasi dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengimplementasikan bahan ajar yang telah dikembangakan di dalam kelas.

Implementasi dilakukan saat rancangan bahan ajar yang dikembangkan sudah

sesuai dengan materi pembelajaran. Implementasi dilakukan secara dua tahapan

yaitu uji coba sekala kecil dengan jumlah 5-8 peserta didik, dan uji coba sekala

besar dengan jumlah 15 atau satu kelas IV. Tidak hanya itu peneliti juga

memberikan angket bagi peserta didik dan guru, angket disusun sesuai

kebutuhan untuk mengetahui keefektifan penggunaan bahan ajar LKPD

berbasis PJBL saat pembelajaran di kelas. Kemudian Pada tahap ini peneliti

membutuhkan evaluasi formatif, untuk mengetahui pada saat penerapan bahan

ajar apakah ada kendala atau tidak.

5. Evaluation (Evaluasi)

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model desain ADDIE, tahap ini

diambil berdasarkan data validasi ahli, responden peserta dan guru. Apabila

ditemukan kekurangan terhadap media (bahan ajar) maka dilakukannya revisi

untuk menyempurnakan produk. Jika tidak ditemukannya kekurangan terhadap

media maka bisa dikatakan media tersebut layak digunakan. Ada dua tahap

evaluasi yaitu meliputi evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif

digunakan untuk mengetahui kesesuaian isi materi produk, tahapan, serta

kualitas produk yang dihasilkan. hasil yang diperoleh berupa umpan balik yang
39

digunakan untuk memeperbaiki produk yang dikembangkan, sesuai dengan

validator atau dosen ahli materi dan media (bahan ajar). Sedangkan evaluasi

sumatif untuk mengetahui tingkat efektivitas media (bahan ajar) dalam

penguasaan materi yang diajarkan.

C. Pengembangan Produk Awal

Tahap awal pengembangan produk dengan cara menentukan ide dan produk

apa yang nantinya akan dikembangkan terlebih dahulu. Setelah itu tentukan isi

dari produk yang dikembangkan seperti isi materi, tujuan produk, dan sasaran

produk untuk SD kelas berapa. tahap perencanaan produk atau penyusunan

produk, desain produk bentuk cetak atau elektronik. Kemudian merelasasikan

produk yang dikembangkan dalam sebuah produk cetak seperti Lembar

Kegiatan Peserta Didik (LKPD), pada tahap akhir melakukan validasi produk

tersebut kepada ahli media supaya produk yang dikembangkan layak untuk

digunakan.

D. Uji Coba Produk

Uji coba produk bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk yang

dikembangkan, serta mengumpulkan data dari produk tersebut. Uji coba produk

dilakupan pada penelitian ini dengan dua tahap sebagai berikut:

1. Uji Lapangan Terbatas

Uji lapangan dilakukan secara terbatas dalam satu kelas dengan jumlah 5-8

peserta didik. uji coba produk dilakukan dengan kriteria peserta didik ungul,

sedang dan tidak unggul pada proses pembelajaran di kelas. uji lapangan

dilakukan di kelas 4 SD Negeri 2 Kepatihan Tirtoyudo. Pelaksanaan uji

lapangan terbatas juga dilakukan evaluasi produk yang bertujuan mengetahui


40

kekurangan produk yang dikembangkan, kemudian dilakukan perbaikan

berguna agar produk yang dikembangkan layak untuk di uji Kembali pada uji

lapangan lebih luas.

2. Uji Lapangan Lebih Luas

Uji lapangan lebih luas dilakukan dalam kelas 4 sebanyak 15 peserta didik

atau 1 kelas, uji lapangan lebih luas dilakukan di kelas 4 SD Negeri 2 Kepatihan

Tirtoyudo. Pelaksanaan uji lapangan lebih luas juga dilakukan evaluasi produk

yang bertujuan mengetahui kekurangan produk yang dikembangkan, kemudian

dilakukan perbaikan berguna agar produk yang dikembangkan layak untuk

dikembangkan.

E. Jenis Data

Jenis data pada penelitian ini berupa deskriptif kualitatif dan deskriptif

kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dengan guru wali

kelas 4 SD, data kualitatif juga diperoleh dari validator mengenai saran dan

kritik oleh ahli media dan materi, mengenai bahan ajar Lembar Kegiatan Peserta

Didik (LKPD) berbasis Project Based Learning (PJBL). Hasil data tersebut

akan dijadikan acuan dalam perbaikan atau evaluasi untuk memperbaiki dan

menyempurnakan pengembangan LKPD berbasis PJBL. Sedangka data

kuantitatif diperoleh dari hasil angket validasi ahli media dan materi serta

angket peserta didik, berupa hasil penilaian terhadap komponen dari bahan ajar

LKPD berbasis PJBL yang dikembangkan.

F. Tempat dan Waktu Penelitian

Pada penelitian pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

berbasis Project Based Learning (PJBL) dilaksanakan di SD Negeri 2


41

Kepatihan Malang, Jl. Banjarsari No. 743 Desa Kepatihan Kec. Tirtoyudo Kab.

Malang, pada tahun ajaran 2022/2023. Subjek penelitiannya merupakan kelas 4

dengan jumlah 15 orang peserta didik.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian pengembangan

bahan ajar LKPD berbasis PJBL menggunakan teknik observasi, wawancara,

angket dan dokumentasi sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi yang digunakan peneliti dalam penelitian adalah observasi

partisipan. Observasi partisipan berupa observasi yang pada saat penerapan

bahan ajar dilakukan oleh guru kelas, peneliti ikut serta pada saat penerapan

tersebut untuk mengarahkan jika ada yang kurang dipahami. Hal ini juga

bertujuan dilakukan untuk mengetahui secara langsung bagaimana kegiatan

pembelajaran peserta didik, sebelum adanya bahan ajar LKPD berbasis

PJBL dan sesudah penggunaannya.

2. Wawancara

Wawancara Wawancara merupakan salah satu Teknik pengumpulan

data dalam penelitian. wawancara digunakan apabila ingin melakukan studi

penelitian terdahulu untuk mengetahui permasalahan yang akan diteliti.

Wawancara yang digunakan berupa wawancara semi terstruktur kepada

guru wali kelas IV SD negeri 2 Kepatihan. Wawancara dilakukan

berhadapan langsung dengan memberikan beberapa pertanyaan, yang

kemudian dijawab oleh narasumber. Hal ini dimaksudkan sebagai teknik


42

pengumpulan data melalui wawancara untuk memperoleh data yang jelas

dan valid.

3. Dokumentasi

Penelitian ini peneliti menggunakan teknik dokumentasi atau

pengambilan gambar untuk memperkuat hasil penelitian. metode ini

digunakan sebagai bukti atau mengetahui berbagai macam keterangan yang

diperoleh di sekolah. Dokumentasi meliputi foto pada saat penelitian

berlangsung, penjelasan yang akurat hasil observasi wawancara yang telah

dilaksanakan. Adapun data yang di dapatkan meliputi kondisi ruang kelas,

modul ajar, hasil wawancara, observasi dan hal-hal mengenai pembelajaran

peserta didik.

4. Angket

Angket digunakan untuk memperoleh hasil data dari responden sasaran

untuk dijawab, angket berisikan pertanyaan yang telah disusun sesuai kebutuhan

oleh peneliti. Angket ditujukan kepada responden sasaran peneliti secara

langsung maupun tidak langsung. Peneliti memberikan angket kepada peserta

didik pada saat penerapan bahan ajar LKPD berbasis PJBL, angket juga diberikan

kepada validator ahli materi dan bahan ajar untuk me ngetahui kelayakan bahan

ajar yang dikembangkan peneliti.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunkan penelitian pengembangan Lembar

Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis Project Based Learning (PJBL)

terdapat pada lembar validasi dari ahli media, ahli materi, lembar observasi,

wawancara dan respon peserta didik. berikut ini tabel untuk mengetahui
43

instrumen penelitian dan pengembangan yang digunakan untuk mengumpulkan

data.

1. Pedoman Observasi

Intrumen digunakan peneliti untuk mengamati proses pembelajaran

peserta didik pada saat pembelajaran

Tabel 3.2 kisi-kisi intrumen lembar observasi awal

No. Aspek Penilaian Indikator Nomer


1. Kondisi Kelas IV a. Kondisi ruang kelas 1,2
IV
b. Kondisi tempat duduk
peserta didik
2. Sarana dan prasarana a. Penggunakan buku 3,4
pembelajaran
b. Penunjang
pembelajaran seperti
papan tulis, Wifi,
LCD dan proyektor
c. Media pembelajaran
3. Proses pembelajaran di kelas a. Media pembelajaran 5,6,7
IV yang digunakan guru.
b. Metode pembelajaran
yang digunakan guru
untuk peserta didik
(Sumber: Olahan Peneliti)

Setelah melakukan observasi untuk mendapatkan data awal mengenai

permasalahan yang ada disekolah, hal ini berguna untuk mengetahui

mengenai permasalahan terkait bahan ajar pembelajaran yang digunakan di

sekolah. Kemudian dilakukan observasi berlanjut pada uji coba produk.

Dalam hal ini observasi digunakan peneliti untuk melakukan evaluasi

terhadap bahan ajar, uji coba atau kelayakan terhadap bahan ajar yang akan

dikembangkan untuk sekolah.


44

2. Pedoman Wawancara

3.3 kisi-kisi pedoman wawancara

No. Aspek Indikator Nomer


1. Pembelajaran IPAS a. Proses pembelajaran IPS 1,2
(Keunikan Kebiasaan Masyarakat
Di Sekitarku, Kekayaan Budaya
Indonesia, Manfaat Keberagaman
Dan Melestarikan Keberagaman
Budaya.)
b. Respon peserta didik terhadap
materi yang telah disampaikan

2. Proses Pembelajaran a. Kondisi kelas pada saat 3,4


pembelajaran dilaksanakan
b. Cara guru menyampaikan materi
terhadap peserta didik
3. Kondisi a. Metode pembelajaran yang 5,6,7
Pembelajaran digunakan guru
b. Penggunaan bahan ajar
c. Hasil evaluasi peserta didik pada
saat pembelajaran dilaksanakan.
(Sumber: Olahan Peneliti)

3. Pedoman Angket

3.4 Kriteria Validator

No. Bidang keahlian Kriteria Subjek Uji


Coba Ahli
1. Validator ahli media/ bahan a. Memiliki keterampilan dalam Subjek I
ajar pembelajaran bidang media/ bahan ajar
pembelajaran
b. Tingkat akademik minimal S-
2
c. Pengalaman mengajar
minimal 5 tahun lamanya.
2. Validator ahli materi a. Memiliki kemampuan terkait Subjek II
ilmu pengetahuan dalam
bidang pembelajaran.
b. Tingkat akademik minimal S-
2
c. Pengalaman mengajar
minimal 5 tahun lamanya
3. Responden a. Seluruh peserta didik kelas IV Subjek III
SD Negeri 2 Keparihan
Malang
(Sumber: Olahan Peneliti)
45

a. Angket validasi ahli materi

3.5 kisi-kisi lembar validasi ahli materi

No. Aspek Indikator No Pertanyaan


1. Penyajian a. Penyampaian materi sesuai dengan 1,2,3
CP, topik dan TP
b. Petunjuk belajar dipaparkan dengan
jelas
c. Kemudaham penggunaan bahan ajar
2. Isi materi a. Kesesuaian materi dengan CP 4,5,6,7,8,9,10
(Keunikan Kebiasaan Masyarakat Di
Sekitarku, Kekayaan Budaya
Indonesia, Manfaat Keberagaman
Dan Melestarikan Keberagaman
Budaya.)
b. Kesesuaian materi dengan topik dan
tujuan pembelajaran kelas IV
c. Materi yang disajikan dapat
menambah pemahaman peserta
didik
d. Menambah rasa ingin tau peserta
didik
e. Materi sesuai dengan sintak model
PJBL
f. Materi yang disajikan menggunakan
bahasa yang tepat
(Sumber: Olahan Peneliti)

b. Instrumen untuk ahli bahan ajar (LKPD)

3.6 kisi-kisi lembar validasi ahli bahan ajar

No. Aspek Indikator Nomer


1. Komponen LKPD a. Judul cover LKPD sesuai dengan 1,2,3,4,5,6,7
Capaian Pembelajaran (CP) IPAS
b. Pusat pembukuan berisikan judul CP,
nama penulis, desain sampul
c. Terdapat kata pengantar, daftar isi dan
petunjuk penggunaan
d. Terdapat Capaian Pembelajaran (CP),
Topik, Tujuan Pembelajaran (TP).
e. Terdapat tujuan pembelajaran tiap
topik
f. Terdapat identitas bagi peserta didik
g. Memuat langkah kegiatan bagi peserta
didik dan dilengkapi soal evaluasi
pembelajaran
2. Desain LKPD a. Desain cover LKPD menarik 8,9,10,11
b. Komponen cover memuat Judul,
Capaian Pembelajaran (CP), identitas
peserta didik, nama penulis.
c. Bentuk buku LKPD menggunakan
kertas ukuran A4
46

No. Aspek Indikator Nomer


d. LKPD berwarna dan dilengkapi
gambar pendukung

3. Aspek desain LKPD a. Topik materi dalam LKPD sesuai 12,13,14


dengan materi dengan Capaian Pembelajaran IPAS
b. Materi dalam LKPD mudah untuk
dipahami
c. Isi materi dalam LKPD mencakup
PJBL
(Sumber: Olahan Peneliti)

c. Angket responden peserta didik

3.7 kisi-kisi angket respon peserta didik

No. Aspek Indikator Nomer


1. Penggunaan media oleh 1. Bahan ajar LKPD berbasis 1,2
peserta didik PJBL mudah digunakan
2. Petunjuk pada bahan ajar mudah
dipahami
2. Reaksi pengguna 1. Antusias peserta didik terhadap 3,4
LKPD berbasis PJBL
2. Peserta didik mengalami
kesulitan dengan LKPD
berbasis PJBL
3. Tampilan 1. Tampilan bahan ajar LKPD 5,6
berbasis PJBL menarik
2. Tampilan bahan ajar LKPD
berbasis PJBL mudah dipahami
(Sumber: Olahan Peneliti)

4. Pedoman Dokumentasi

Dokumentasi pada penelitian ini berupa hasil foto pada saat penelitian

dilakukan. Dokumentasi dilakukan guna untuk melengkapi data saat

wawancara atau angket penelitian. Pada uji coba produk dan lapangan

membutuhkan foto hasil dokumentasi supaya hasil yang diperoleh sesuai

dengan kenyataanya.

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Kualitatif

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian dan pengembangan

LKPD berbasis PJBL berupa deskriptif kualitarif dan deskriptif kuantitatif.


47

Analisi digunakan untuk memperoleh informasi data pada saat penelitian

dilakukan, pada analisis ini membantu peneliti untuk mengetahui permasalahan

yang ada, serta bagaimana solusi dalam masalah penelitian. analisis dilakukan

pada guru wali kelas dan peserta didik sebagai subjek utama penelitian.

a. Pengumpulan Data

Pada tahap ini data yang diperoleh peneliti untuk pengumpulan data

mengenai penggunan bahan ajar, berupa Lembar Kegiatan Peserta Didik

(LKPD) berbasis Project Based Learning (PJBL) pada saat pembelajaran

berlangsung di kelas.

b. Reduksi Data

Merangkum data-data hasil dari penelitian yang terkumpul dengan

memilah data terpenting atau paling utama. Pada tahap ini pemilihan data

yang paling utama disesuaikan dengan tujuan penelitian dan

pengembangan.

c. Penyajian Data

Pada tahap ini peneliti menyajikan data berupa mendeskripsikan

penggunaan bahan ajar, yaitu Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

berbasis Project Based Learning (PJBL) pada saat pembelajaran di kelas.

d. Kesimpulan

Menyimpulkan dan menjawab hasil data yang diperoleh pada saat

penelitian, kemudian dikelolah sesuai kebutuhan penelitian dan pada tahap

ini menyimpulkan jawaban dari rumusan masalah pada penelitian yang

dilakukan.
48

2. Analisis Data Kuantitatif

Digunakan untuk mengetahui kelayakan media (bahan ajar), Lembar

Kegiatan Peserta Didik berbasis Project Based Learning (PJBL), yang

diperoleh dari analisis data angket validasi dan angket respon peserta didik.

a. Analisis Data Angket Validasi

Validasi dilakukan oleh para ahli dengan menggunakan angket untuk

memberikan jawaban, bertujuan menguji kelayakan bahan ajar LKPD

berbasis PJBL sebagai hasil produk yang dikembangkan. Hasil angket

validasi ahli menggunakan skala likert, variable yang akan diukur dan

dijabarkan menjadi indikator variable. Skala likert terdiri dari 5 kategori

sebagai berikut:

3.8 Kriteria Validasi Tingkat Pencapaian

No Kriteria Validitas Tingkat Validitas


1 80,01% – 100% Sangat valid, dapat digunakan tanpa revisi
2 60,01% – 80,00% Valid, dapat digunakan namun perlu direvisi kecil

3 40,01% – 60,00% Kurang valid, disarankan tidak dipergunakan karena


perlu revisi besar
4 20,01% – 40,00% Tidak valid, tidak boleh dipergunakan
5 00,00% – 20,00% Sangat tidak valid, tidak boleh dipergunakan
Sumber: Akbar (2017)

b. Analisis Data Angket Respon Peserta Didik

3.9 Kategori Penilaian Skala Likert

Skor Kategori

5 Sangat Baik

4 Baik

3 Cukup
49

Skor Kategori

2 Kurang

1 Sangat Kurang

Menurut Nesri, 2019 presentase validasi para ahli rata – rata setiap

komponen dihitung menggunakan rumus berkut ini :

𝑓
P x 100%
N

Keterangan :

P = Perolehan presentase respon peserta didik (dibulatkan)

f = Jumlah skor setiap kriteria yang dipilih

N = Jumlah skor ideal

Tabel 3.10 Kriteria Validasi Tingkat Pencapaian

No Kriteria Validitas Tingkat Validitas


1 80,01% – 100% Sangat valid, dapat digunakan tanpa revisi
2 60,01% – 80,00% Valid, dapat digunakan namun perlu direvisi kecil

3 40,01% – 60,00% Kurang valid, disarankan tidak dipergunakan karena


perlu revisi besar
4 20,01% – 40,00% Tidak valid, tidak boleh dipergunakan
5 00,00% – 20,00% Sangat tidak valid, tidak boleh dipergunakan
Sumber: Akbar (2017)
DAFTAR PUSTAKA
Anwar., S. E. (2022, November). KOMPARASI PENERAPAN KURIKULUM
MERDEKA DAN K-13DI SMA ABDUSSALAM . Pendidikan Dasar Dan
Sosial Humaniora, 2, 83-95. Retrieved Maret 2023
Aprima, D. S. (2022, September). Analisis Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi
Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Pelajaran Matematika SD.
Cendekia: Media Jurnal Ilmiah Pendidikan, 13, 95-101. Retrieved Maret
2023
Arahim, I. A. (2021). PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD) DIGITAL MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH
BERBASIS TEORI VAN HIELE PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DISMP NEGERI 1 TEMPUNAK. Pendidikan dan
Pembelajaran, 10. Retrieved Maret 2023
Arsana, I. W. (2021). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (Lkpd) Berbasis
Project Based Learning Dalam Muatan Materi IPS. Ilmiah Pendidikan dan
Pembelajaran, 5, 134-143. Retrieved Maret 2023
Dani, N. R. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Tematik Terpadu Berbasis Life
Skilldengan Menggunakan Model Project Based Learningdi Sekolah Dasar.
Basicedu, 5, 3431-3444. Retrieved Maret 2023
Effendi, R. H. (2021). Pengembangan LKPD Matematika Berbasis Problem Based
Learning di Sekolah Dasar. Basicedu, 5, 920-929. Retrieved Maret 2023
Eliza, F. S. (2019). Peningkatan Kompetensi Psikomotor Siswa Melalui Model
Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) di SMKN 5 Padang : PDS
Project. INVOTEK, 19, 57-65. Retrieved Maret 2023
Furi, L. M. (2018). EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT
BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING
TERINTEGRASI STEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
DAN KREATIVITAS SISWA PADA KOMPETENSI DASAR
TEKNOLOGI PENGOLAHAN SUSU. Penelitian Pendidikan, 35, 49-59.
Retrieved Maret 2023
Hidayat, F. (2021, Desember). MODEL ADDIE (ANALYSIS, DESIGN,
DEVELOPMENT, IMPLEMENTATION AND EVALUATION) DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Inovasi Pendidikan
Agama Islam, 1, 28-37. Retrieved April 2023
Hamzah, Amir. 2019. Metode Penelitian Dan Pengembanga,. Malang: Literasi
Nusantara.
Karuniawati, W. H. (2021, Desember). Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Fisika Berbasis Proyek untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Peserta Didik. JPFT, 7, 141-146. Retrieved Maret 2023

50
51

Kristyowati, R. (2018). LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) IPA


SEKOLAH DASAR BERORIENTASI LINGKUNGAN. Prosiding
Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar, 282-287. Retrieved
Maret 2023
Kurniati, P. K. (2022). Model Proses Inovasi Kurikulum Merdeka Implikasinya
Bagi Siswa Dan guru Abad 21. Citizenship Virtues, 2, 408-423. Retrieved
Maret 2023
Lestari, D. Z. (2022, November). MANFAAT BAHAN AJAR PADA PRODUK
MODEL GOOGLE FORMSEBAGAI MEDIA EVALUASI
PEMBELAJARAN KESETARAAN PAKET C. Jurnal of Lifelong
Learning, 5, 66-71. Retrieved Maret 2023
M, F. (2022, Januari). Pengembangan Bahan Ajar E-Modul Matematika
Berbantuan Flip Pdf Professional pada Materi Peluang Kelas VIII SMP.
Supremum Journal of Mathematics Education, 6, 43-60. Retrieved April
2023
Nasution, W. S. (2021, Desember). Assesment Kurikulum Merdeka Belajar Di
Sekolah Dasar. Prosiding Pendidikan Dasar, 1, 135-142. Retrieved 2023
2023
Nugraha, M. T. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Siswa Sekolah Dasar. Education,
1, 142-167. Retrieved Maret 2023
Pazirah., F. Y. (2022, Januari-Juni). Hasil Pengembangan Bahan Ajar Berorientasi
Model Project Based Learning di Kelas V Sekolah DasarP. Jurnal of Basic
Education Studies, 5, 522-532. Retrieved Maret 2023
Pohan, S. A. (2021). Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar.
Jurnal Basicedu, 5, 1191-1197. Retrieved Maret 2023
Pradana, F. M. (2021, Maret). PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN
SIKAP DISIPLIN MENGGUNAKAN SKALA LIKERT DALAM
PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SD. Jurnal Pendidikan Dasar,
5, 13-29. Retrieved April 2023
Sari, F. I. (2023). Analisis Perbedaan Kurikulum 2013 Dan Kurikulum Merdeka .
Pendidikan dan Konseling, 5, 146-151. Retrieved Maret 2023
Sari, L. F. (2022, Oktober). VALIDITAS LKPD BERBASIS MODEL PROJECT
BASED LEARNING PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS V
SEKOLAH DASAR. Cakrawala Pendas, 8, 1358-1370. Retrieved Maret
2023
Sari, L. F. (2022, Oktober). VALIDITAS LKPD BERBASIS MODEL PROJECT
BASED LEARNING PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS V
52

SEKOLAH DASAR. Cakrawala Pendas, 8, 1358-1370. Retrieved Maret


2023
Sari, L. T. (2020). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Dengan
Menggunakan Model PJBL Di Sekolah Dasar. Basicedu, 4, 813-820.
Retrieved Maret 2023
Sari, R. W. (2020). Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
Berbasis Pendekatan Saintifik Mata Pelajaran Humas dan Keprotokolan
Semester Gasal Kelas XI OTKP di SMK YPM 3 Taman. Pendidikan
Administrasi Perkantoran, 8, 440-448. Retrieved Maret 2023
Sugandi, A. (2022, Juni). WORKSHOP PEMBUATAN LKPD DENGAN
FLIPBOOK BERBASIS KURIKULUM PROTOTYPE. Abdimas
Siliwangi, 5, 314-328. Retrieved Maret 2023
Umbaryati. (n.d.). Pentingnya LKPD pada Pendekatan Scientific Pembelajaran
Matematika. Pentingnya LKPD pada Pendekatan Scientific Pembelajaran
Matematika, 217-225. Retrieved Maret 2023
Usman., G. S. (2019, Desember). PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA
KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KISAH.
Pengembangan Bahan Ajar, VIII, 301-315. Retrieved Maret 2023
Wahyuni, E. F. (2021, Januari-Juni). IMPLEMENTASI MODEL
PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP NEGERI 7 KOTA
TANGERANG. Tadarus Tarbawy, 3, 320-327. Retrieved Maret 2023
Wahyuni, R. S. (2021, Juli). PENERAPAN E-LKPD BERBASIS PROJECT
BASED LEARNING (PJBL) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
DAN HASIL BELAJAR SISWA. Journal of Natural Science, 2, 62-71.
Retrieved Maret 2023
Wati, S. F. (2023, Januari). Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Materi Sistem
Rangka Manusia dan Alat Indra Manusia Di Kelas IV SD Inpres 1
Kabupaten Sorong. Papeda, 5, 17-23. Retrieved Maret 2023
Wulandari, D. M. (2022, Desember). Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta
Didik Berbasis Project Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis dan Keterampilan Sosial Bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasa.
EDUKASIA, 3, 733-741. Retrieved Maret 2023
LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Observasi Awal
LEMBAR OBSERVASI
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD)
BERBASIS PROJECT BASED LEARNING (PJBL)
UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
A. Tujuan Observasi
Untuk mengetahui kondisi pembelajaran dan apa saja yang dibutuhkan
dalam kegiatan pembelajaran untuk mendukung proses
B. Pelaksanaan Observasi
Hari/Tanggal :
Tempat :
Alamat :
C. Pedoman Observasi
Tabel pedoman observasi awal
No. Kategori Ya Tidak
1. Kondisi ruang kelas IV SD Negeri 2 Kepatihan Tirtoyudo
Malang
2. Kondisi tempat duduk peserta didik
3. Penggunaan buku pegangan peserta didik
4. Penunjang pembelajaran seperti papan tulis, Wifi, LCD dan
proyektor
5. Penggunaan media dalam pembelajaran
6. Media pembelajaran yang digunakan guru
7. Metode pembelajaran yang digunakan guru

Mengetahui, Malang,
Guru Kelas Observer

53
54

Lampiran 2. Pedoman Wawancara


LEMBAR WAWANCARA
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD)
BERBASIS PROJECT BASED LEARNING (PJBL)
UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
A. Tujuan Wawancara
Untuk mengetahui kondisi pembelajaran dan kebutuhan yang diperlukan
pada saat proses kegiatan pembelajaran sebelum mengembangkan Lembar
Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis Project Based Learning (PJBL) yang
akan dijadikan sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran.
B. Pelaksanaan Wawancara
Hari/Tanggal :
Tempat :
Alamat :
Narasumber :
C. Pedoman Wawancara
Tabel pedoman wawancara
No. Pertanyaan Jawaban
1. Proses pembelajaran IPAS (Keunikan
Kebiasaan Masyarakat Di Sekitarku,
Kekayaan Budaya Indonesia, Manfaat
Keberagaman Dan Melestarikan
Keberagaman Budaya.)
2. Respon peserta didik terhadap materi
yang telah disampaikan
3. Komdisi kelas pada saat pembelajaran
dilaksanakan
4. Cara guru menyampaikan materi
terhadap peserta didik
5. Metode pembelajaran yang digunakan
guru
6. Penggunaan bahan ajar
7. Hasil evaluasi peserta didik pada saat
pembelajaran dilaksanakan.

Narasumber Malang,
Wali Kelas IV Observer
55

Lampiran 3. Validasi Ahli Materi


Angket Validasi Ahli Materi
Kepada :
Yth. :
Di Malang :

Penelitian skripsi digunakan untuk menyelesaikan studi program sarjana


Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang. Peneliti mengembangan Lembar Kegiatan
Peserta Didik (LKPD) berbasis Project Based Learning (PJBL) pada pembelajaran
IPAS (Keunikan Kebiasaan Masyarakat Di Sekitarku, Kekayaan Budaya Indonesia,
Manfaat Keberagaman Dan Melestarikan Keberagaman Budaya.) kelas IV Sekolah
Dasar. Hal ini dimaksudkan peneliti untuk mengembangkan suatu bahan ajar yang
dapat diwujudkan dalam pembelajaran yang dicita-citakan yaitu pembelajaran yang
menyenangkan, kreatif, dan inovatif .
Hal diatas peneliti memohon kesadaran Bapak/Ibu untuk memberikan
penilaian, tanggapan, saran ataupun kritikan yang sesuai dengan kriteria Bapak/Ibu
berikan yang dapat digunakan peneliti untuk menyempurnakan suatu produk.
Keterangan:
Penilaian yang digunakan terdiri dari 4 kategori pilihan sebagai berikut:
Skor Keterangan
4 Sangat baik
3 Baik
2 Cukup
1 Kurang baik

Saran, kritik ataupun komentar dari Bapak/Ibu sangat bermanfaat bagi peneliti
untuk mengembangkan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis Project
Based Learning (PJBL) pada pembelajaran IPAS (Keunikan Kebiasaan Masyarakat
Di Sekitarku, Kekayaan Budaya Indonesia, Manfaat Keberagaman Dan
Melestarikan Keberagaman Budaya) kelas IV Sekolah Dasar, yang lebih baik lagi.
Atas perhatian Bapak/Ibu peneliti mengucapkan banyak terimakasih.
Berilah tanda centang (√) dibawah ini sesuai yang Bapak/Ibu berikan.
56

No. Aspek Penilaian Indikator Skor


4 3 2 1
1 penyajian Penyampaian materi sesuai dengan CP,
topik dan TP
Petunjuk belajar dipaparkan dengan
jelas
Kemudaham penggunaan bahan ajar

2 Isi materi Kesesuaian materi dengan CP


(Keunikan Kebiasaan Masyarakat Di
Sekitarku, Kekayaan Budaya
Indonesia, Manfaat Keberagaman Dan
Melestarikan Keberagaman Budaya.)

Materi yang disajikan menggunakan


bahasa yang tepat

Kesesuaian materi dengan topik dan


tujuan pembelajaran kelas IV
Materi yang disajikan dapat menambah
pemahaman peserta didik
Menambah rasa ingin tau peserta didik
Materi sesuai dengan sintak model
PJBL
Materi yang disajikan menggunakan
bahasa yang tepat
Total:
Kritik dan saran:

Keterangan:
Penilaian yang digunakan oleh peneliti terdiri dari 5 kategori sebagai berikut:
No. Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan
1. 80,01% – 100% Sangat Baik Sangat valid, dapat
digunakan tanpa
revisi
2. 60,01% – 80,00% Baik Valid, dapat
digunakan namun
perlu direvisi kecil
3. 40,01% – 60,00% Cukup Kurang valid,
disarankan tidak
57

No. Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan


dipergunakan karena
perlu revisi besar

4. 20,01% – 40,00% Kurang Tidak valid, tidak


boleh dipergunakan
5. 00,00% – 20,00% Sangat Kurang Sangat tidak valid,
tidak boleh
dipergunakan

Penjumlahan skor menggunakan rumus:

𝑓
P x 100%
N

Keterangan :

P = Perolehan presentase respon peserta didik (dibulatkan)

f = Jumlah skor setiap kriteria yang dipilih

N = Jumlah skor ideal

Kesimpulan:

Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis Project Based Learning (PJBL)
pada pembelajaran IPAS (Keunikan Kebiasaan Masyarakat Di Sekitarku, Kekayaan
Budaya Indonesia, Manfaat Keberagaman Dan Melestarikan Keberagaman
Budaya.) kelas IV Sekolah Dasar.

Dinyatakan:

Sangat valid atau dapat digunakan tanpa revisi

Cukup valid atau dapat digunakan namun perlu revisi kecil

Kurang valid, disarankan tidak dipergunakan karena revisi besar

Tidak valid atau tidak dapat digunakan


58

Lampiran 4. Validasi Ahli Madia


Angket Validasi Ahli Bahan Ajar
Kepada :
Yth. :
Di Malang :

Penelitian skripsi digunakan untuk menyelesaikan studi program sarjana


Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang. Peneliti mengembangan Lembar Kegiatan
Peserta Didik (LKPD) berbasis Project Based Learning (PJBL) pada pembelajaran
IPAS (Keunikan Kebiasaan Masyarakat Di Sekitarku, Kekayaan Budaya Indonesia,
Manfaat Keberagaman Dan Melestarikan Keberagaman Budaya.) kelas IV Sekolah
Dasar. Hal ini dimaksudkan peneliti untuk mengembangkan suatu media yang dapat
diwujudkan dalam pembelajaran yang dicita-citakan yaitu pembelajaran yang
menyenangkan, kreatif, dan inovatif .
Hal diatas peneliti memohon kesadaran Bapak/Ibu untuk memberikan
penilaian, tanggapan, saran ataupun kritikan yang sesuai dengan kriteria Bapak/Ibu
berikan yang dapat digunakan peneliti untuk menyempurnakan suatu produk.
Keterangan:
Penilaian yang digunakan terdiri dari 4 kategori pilihan sebagai berikut:
Skor Keterangan
4 Sangat baik
3 Baik
2 Cukup
1 Kurang baik

Saran, kritik ataupun komentar dari Bapak/Ibu sangat bermanfaat bagi peneliti
untuk mengembangkan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis Project
Based Learning (PJBL) pada pembelajaran IPAS (Keunikan Kebiasaan Masyarakat
Di Sekitarku, Kekayaan Budaya Indonesia, Manfaat Keberagaman Dan
Melestarikan Keberagaman Budaya) kelas IV Sekolah Dasar. yang lebih baik lagi.
Atas perhatian Bapak/Ibu peneliti mengucapkan banyak terimakasih.
Berilah tanda centang (√) dibawah ini sesuai yang Bapak/Ibu berikan.
59

No. Aspek Indikator Skor

4 3 2 1
1. Aspek Komponen Judul cover LKPD sesuai dengan
LKPD Capaian Pembelajaran (CP).

Pembukuan berisikan judul, Cp, nama


penulis, desain sampul.

Terdapat kata pengantar, daftar isi,


dan petunjuk penggunaan.

Terdapat Capaian Pembelajaran (CP),


topik, Tujuan Pembelajaran (TP).

Terdapat tujuan pembelajaran pada


tiap topik.

Terdapat identitas peserta didik

Memuat Langkah kegiatan bagi


peserta didik dan dilengkapi dengan
soal evaluasi pembelajaran.

2. Aspek Desain LKPD Desain cover LKPD menarik bagi


peserta didik.

Komponen cover memuat judul,


Capaian Pembelajaran (CP), identitas
peserta didik, nama penulis.
Bentuk buku LKPD menggunakan
kertas ukuran A4

LKPD berwarna dan dilengkapi


gambar pendukung

3. Desain LKPD dengan Topik materi dalam LKPD sesuai


materi dengan Capaian Pembelajaran IPAS

Materi dalam LKPD mudah untuk


dipahami

Isi materi dalam LKPD mencakup


PJBL

Keterangan:
Penilaian yang digunakan oleh peneliti terdiri dari 5 kategori sebagai berikut:
No. Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan
1. 80,01% – 100% Sangat Baik Sangat valid, dapat
digunakan tanpa revisi
2. 60,01% – 80,00% Baik Valid, dapat digunakan
namun perlu direvisi kecil
60

No. Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan


3. 40,01% – 60,00% Cukup Kurang valid, disarankan
tidak dipergunakan karena
perlu revisi besar
4. 20,01% – 40,00% Kurang Tidak valid, tidak boleh
dipergunakan
5. 00,00% – 20,00% Sangat Kurang Sangat tidak valid, tidak
boleh dipergunakan

Penjumlahan skor menggunakan rumus:

𝑓
P x 100%
N

Keterangan :

P = Perolehan presentase respon peserta didik (dibulatkan)

f = Jumlah skor setiap kriteria yang dipilih

N = Jumlah skor ideal

Kesimpulan:

Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis Project Based Learning (PJBL)
pada pembelajaran IPAS (Keunikan Kebiasaan Masyarakat Di Sekitarku, Kekayaan
Budaya Indonesia, Manfaat Keberagaman Dan Melestarikan Keberagaman
Budaya.) kelas IV Sekolah Dasar.

Dinyatakan:

Sangat valid atau dapat digunakan tanpa revisi

Cukup valid atau dapat digunakan namun perlu revisi kecil

Kurang valid, disarankan tidak dipergunakan karena revisi besar

Tidak valid atau tidak dapat digunakan


61

Lampiran 5. Lembar Angket Respon Siswa


LEMBAR ANGKET RESPON SISWA
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Berikan tanda checklist ( √ ) pada salah satu kolom dibawah ini sesuai dengan
pilihanmu :
No. Indikator
Sangat Setuju Kurang Tidak
Setuju (3) Setuju Setuju
(4) (2) (1)
Penggunaan media oleh siswa
1. Bahan ajar LKPD berbasis PJBL
mudah digunakan
Petunjuk pada bahan ajar mudah
dipahami
2. Petunjuk pada bahan ajar mudah
dipahami
Reaksi pengguna
1. Antusias peserta didik terhadap
LKPD berbasis PJBL
2. Peserta didik mengalami
kesulitan dengan LKPD berbasis
PJBL
Tampilan
1. Tampilan bahan ajar LKPD
berbasis PJBL menarik
2. Tampilan bahan ajar LKPD
berbasis PJBL mudah dipahami.
Kritik dan Saran : Malang,

(.......................................................)
Lampiran 6. Modul Ajar

MODUL AJAR
IPAS

Disusun Oleh:
Aisyah Nur Wiji islam
FASE B KELAS IV

62
63
64

MODUL AJAR IPAS


INFORMASI UMUM PERANGKAT AJAR
1. Nama Penulis : Aisyah Nur Wiji Islam
Instansi : Universitas Muhammadiyah Malang
Tahun : 2023
2. Jenjang Sekolah : SD/MI
3. Kelas : IV
4. Alokasi Waktu : 4x35 (2 pertemuan)
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Fase B
• Elemen : Pemahaman IPS
• Tujuan Pembelajaran:
a) Peserta didik dapat mengenal kearifan lokal keunikan dan kebiasaan yang
dimiliki masyarakat di tempat tinggalnya serta menghubungkan konteks
kehidupan saat ini. (C1)
• Indikator Pencapaian Tujuan Pembelajaran:
a) Peserta didik dapat mengidentifikasi makna kearifan lokal. (C1)
b) Peserta didik dapat menyebutkan kearifan lokal yang ada di tempat tinggalnya.
(C2)
c) Peserta didik mampu mengkreasikan barang bekas menjadi hiasan dinding
bernuansa kearifan lokal. (C6)
• Konsep Utama: peserta didik mengetahui kearifan lokal tempat tinggalnya,
mengetahui manfaat dan cara melestarikannya, serta membuat hiasan dinding dari
barang bekas bernuansa kearifan lokal.
KOMPETENSI AWAL
1) Peserta didik pada awalnya belum mengetahui definisi kearifan lokal. Setelah
pembelajaran, peserta didik dapat memahami makna kearifan lokal.
2) Peserta didik sebelum mengikuti pembelajaran belum dapat menyebutkan kearifan
lokal apa saja yang ada di daerahnya, sedangkan setelah pembelajaran mampu
menyebutkan kearifan lokal yang ada.
3) Sebelum mengikuti pembelajaran, peserta didik belum bisa memanfaatkan barang
bekas menjadi sebuah karya yang dapat diperjual belikan. Setelah pembelajaran,
65

peserta didik mampu mengkreasikan barang bekas menjadi hiasan dinding yang
indah bernuansa kearifan lokal.
PROFIL PELAJAR PANCASILA
• Beriman dan Bertaqwa Kepada Tuhan YME
Mata pelajaran IPAS merupakan sarana berlatih peserta didik untuk dapat
membangun rasa syukur kepada Tuhan YME atas segala nikmat alam semesta dan
bersosial, melalui elemen ini siswa akan lebih menghargai lingkungan.
• Bernalar Kritis
Melalui pelajaran IPAS materi Kearifan Lokal, peserta didik dapat menumbuhkan
pemikiran kritis bahwa sekelompok manusia memiliki budaya yang beragam dan
menghasilkan masing-masing kearifan lokal yang berbeda di setiap tempat sehingga
ketidaksamaan akan mewujudkan sikap toleransi antar budaya dan masyarakat.
• Berkebhinekaan Global
Melalui mata pelajaran IPAS materi Kearifan Lokal, peserta didik dapat
menumbuhkan rasa bangga akan keragaman yang dimiliki oleh Indonesia dan
daerahnya.
SARANA DAN PRASARANA
Media : Laptop, HP, LCD, dan Proyektor
Sumber Belajar : LKPD, Buku dan Internet
Alat : Stik es krim bekas, Gunting, Lem,
TARGET PESERTA DIDIK
Peserta didik regular
MODEL PEMBELAJARAN:
PJBL (Project Based Learning)
METODE PEMBELAJARAN:
Diskusi, tanya jawab, penugasan, praktek
MODA PEMBELAJARAN :
Tatap Muka (Luring)
KOMPONEN INTI
PEMAHAMAN BERMAKNA
Meningkatkan kemampuan peserta didik tentang pengetahuan kearifan lokal, terkait
makna, manfaat, dan cara melestarikan kearifan lokal tempat tinggalnya. Peserta didik
dapat mengiidentifikasi berbagai bentuk kearifan lokl yang ada di sekitar tempat tinggal.
66

PERTANYAAN PEMANTIK
1. Apakah kamu tahu apa itu kebudayaan dan kearifan lokal?
2. Apa saja keunikan yang dimiliki oleh daerah kalian? Bisakah kalian menyebutkan?
3. Mengapa kita harus menjaga kekhasan daerah kita agar tetap lestari?
URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Awal
Kegiatan Orientasi
• Guru memberi salam dan mengajak peserta didik berdoa sebelum PBM (Proses
Belajar Mengajar) dimulai.
• Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
• Peserta didik menyanyikan lagu Indonesia Raya untuk memperkuat rasa
nasionalisme.
• Guru melakukan apersepsi tentang materi yang akan dipelajari.
a. Peserta didik diajak untuk mengamati dan menyebutkan salah satu kearifan lokal
di sekitar tempat tinggal.
b. Peserta didik bercerita tentang budaya atau kearifan lokal yang mereka ketahui di
daerah tempat tinggal.
• Peserta didik diskusi dengan bertanya pertanyaan yang esensial dan guru
memfasilitasi untuk saling berdiskusi sesama teman.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan kolaborasi
dengan apa yang ingin diketahui peserta didik tentang kearifan lokal.
• Guru menjelaskan manfaat mempelajari topik pembelajaran yang akan dipelajari
dalam kehiupaan sehari-hari.
Kegiatan inti
Pertemuan ke-1
1. Menentukan pertanyaan atau topik utama
a. Guru menyajikan video tentang Budaya dan Kekhasan Kota Malang melalui
kanal YouTube. Link: https://youtu.be/K0000BSh6Ns
b. Peserta didik bersama guru melakukan kegiatan tanya jawab mengenai video
yang ditayangkan.
c. Peserta didik secara mandiri mengerjakan LKPD: Ayo Mengamati.
d. Guru menyampaikan masalah yang akan dipecahkan: Keunikan dan Kearifan
Lokal Kota Malang.
67

e. Peserta didik mengamati dan memahami masalah yang disampaikan guru atau
yang diperoleh dari bahan bacaan pada PowerPoint yang disajikan guru.
f. Peserta didik dan guru terlibat diskusi mengenai materi yang disajikan melalui
PowerPoint.
2. Merencanakan dan mendesain proyek
a. Peserta didik secara mandiri mengerjakan LKPD: Ayo mencoba.
b. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas LKPD: Ayo Mencoba.
c. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok (4 - 5 anggota).
d. Peserta didik secara berkelompok membaca dan memahami tugas pada LKPD:
Unjuk kerja membuat kreasi hiasan dinding bernuansa kearifan lokal dari barang
bekas.
e. Peserta didik melihat video langkah-langkah membuat kreasi hiasan dinding
yang dimaksud melalui kanal YouTube https://youtu.be/OWeHxZ7CUeE.
f. Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data/bahan-bahan/alat
yang diperlukan untuk pembuatan proyek di pertemuan selanjutnya.
g. Peserta didik diberikan PR untuk mencetak 1 foto/gambar yang merupakan salah
satu keunikan yang dimiliki Kota Malang.
3. Membuat jadwal pelaksanaan penyelesaian proyek
a. Peserta didik membuat jadwal atau timeline pengerjaan dan penyelesaian proyek.
b. Guru menentukan batas akhir pengumpulan tugas proyek.
c. Guru mendampingi dan membimbing peserta didik menyusun jadwal
penyelesaian proyek.
d. Guru menyampaikan bahwa proyek yang dibuat harus dengan tema yang
disepakati.
e. Proyek dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya dan harus diselesaikan selama
65 menit, sehingga peserta didik harus membawa lengkap alat dan bahan yang
diminta.
f. Peserta didik mengerjakan proyek sesuai langkah-langkah yang tertera pada
LKPD: Unjuk Kerja.
Pertemuan ke-2
4. Memonitor kemajuan penyelesaian proyek
68

a. Guru memeriksa kesiapan termasuk alat dan bahan yang dibawa peserta didik
untuk mengerjakan proyek, di antaranya: foto yang telah tercetak, stik es krim
bekas yang telah dicuci, lem, dll.
b. Guru memonitoring kegiatan peserta didik dalam menyelesaikan dan melakukan
penilaian sikap pada peserta didik, dan membantu peserta didik yang mengalami
kesulitan dalam pengerjaan proyek.
c. Guru melakukan penilaian sikap berdasarkan rubrik yang telah dibuat.
d. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengecekan dan memberikan
pengarahan untuk melakukan perbaikan atas kerja kelompok mereka sendiri.
e. Guru memonitoring hasil proyek peserta didik apakah sudah sesuai dengan
kriteria penugasan yang ditentukan.
f. Guru mengawasi jalannya pembuatan proyek dan memastikan kegiatan berjalan
dengan lancar dan tepat waktu (65 menit).
5. Mempresentasikan dan menguji hasil penyelesaian proyek
a. Peserta didik atau masing-masing kelompok secara bergantian
mempresentasikan perkembangan proyek yang telah dibuat oleh masing-masing
kelompok, sementara peserta didik dalam kelompok lainnya memberikan
tanggapan.
b. Guru menanggapi dan memotivasi keberanian peserta didik dalam
mempresentasikan hasil karyanya.
6. Mengevaluasi dan refleksi proses dan hasil proyek
a. Peserta didik dan guru melakukan evaluasi dengan merefleksi, memberikan
kesan dan pengalaman selama membuat kreasi dari barang bekas.
b. Peserta didik menyampaikan pendapatnya terkait proyek yang telah dikerjakan.
c. Peserta didik membuat kesimpulan atas proyek yang dilaksanakan dengan
keterkitannya antara tujuan dan manfaat pembelajaran.
d. Guru mengembangkan diskusi peserta didik untuk menjawab permasalahan di
awal serta memberikan penguatan materi pembelajaran terkait kearifan lokal.
e. Guru melakukan penilaian unjuk kerja berdasarkan rubrik yang telah dibuat.

Kegiatan Akhir
• Guru memfasilitasi peserta didik untuk mereview pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
69

• Peserta didik ditugaskan mengisi laporan praktikum di LKPD yang telah disediakan.
• Peserta didik mengerjakan Soal Latihan sebagai pekerjaan rumah.
• Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan
berikutnya.
• Guru dan peserta didik berdoa bersama.
• Guru memberikan salam penutup.
REFLEKSI PENDIDIK
Media PowerPoint yang digunakan merupakan standard media pembelajaran berbasis
teknologi yang sering digunakan di dalam kelas. Kemungkinan peserta didik menjadi
bosan, namun untuk mengantisipasi hal tersebut penyajian video YouTube sangat
membantu menstabilkan konsentrasi dan perhatian peserta didik. Selain itu, proyek yang
dilakukan berisi beberapa elemen P5 salah satunya adalah menggunakan barang bekas
untuk membuat sesuatu yang bernilai dan menghubungkannya dengan materi yang saat
ini dipelajari. Dengan ini peserta didik cenderung dapat berpikir kritis dan kreatif, serta
menghargai alam.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Bahan ajar
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
3. Media pembelajaran
4. Alat evaluasi
5. Lembar Penilaian
PENGAYAAN DAN REMEDIAL
1. Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang menguasai materi ini dengan sangat
baik yaitu dengan cara memberikan ragam soal yang tingkatanya lebih tinggi.
2. Remidial diberikan kepada peserta didik yang belum menguasai materi dengan baik
yaitu dengan cara memberikan pengulangan materi dasar serta materi spesifik yang
kurang dikuasai oleh peserta didik.
BAHAN BACAAN PENDIDIK
1. Buku Guru IPAS Kurikulum Merdeka Kemedikbudristek
2. Bacaan di internet
BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK
1. Buku Siswa IPAS Kurikulum Merdeka Kemedikbudristek
2. PowerPoint
70

DAFTAR PUSTAKA
_______. (2019). Kearifan Lokal Malang, Jawa Timur. Diakses di djerasyifa.blogspot.com,
pada 21 Februari 2023.
Amalia Fitri, dkk. (2021). Buku Panduan Guru Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial untuk
Siswa SD Kelas IV. Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Amalia Fitri, dkk. (2021). Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial untuk Siswa SD Kelas IV.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan
BAHAN AJAR
IPAS

Disusun Oleh:
Aisyah Nur Wiji Islam
FASE B KELAS 4

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023

71
72
73

Lampiran Bahan Ajar:


Rangkuman Materi
Kearifan lokal merupakan sesuatu yang berkaitan secara spesifik dengan budaya
tertentu (budaya lokal) dan mencerminkan cara hidup suatu masyarakat tertentu
(masyarakat lokal). Dengan kata lain, kearifan lokal bersemayam pada budaya lokal
(local culture). Kota Malang adalah salah satu Kota yang berhawa dingin di Indonesia.
Dan wisata sejarah yang tak kalah menariknya adalah mengunjungi candi-candi yang ada.
Malang juga disebut sebagai kota seribu candi. Karena Berbagai candi ada di Kota ini,
mulai dari Candi Singosari, Candi Badut, Candi Sumberawan dan lain-lain.
Selain itu hawanya yang sejuk seperti penjelasan awal tadi. Walaupun sekarang
hawa Malang sudah sedikit panas, tapi citra itu masih ada dibenak setiap orang ketika
pertama kali mendengar kata Malang. Disamping dua hal tadi Malang juga terkenal
dengan budaya dan kerajinannya seperti, Topeng Malangan, Keramik Dinoyo, Tari
Malangan, Jarang Kepang atau Bantengan. Bangunan tuanya juga tak kalah menggoda,
seperti Tokok Es Krim “Oen”, Gereja Kayu Tangan, Rumah Makan Inggil dan lain-lain.
1. Candi-candi di Malang
A. Candi Singosari
Salah satu peninggalan bersejarah di Malang adalah candi Singosari. Dikenal
juga dengan candi Kendedes, dibangun untuk menghormati Raja Kertanegara, raja
terakhir kerajaan Singasari yang meninggal tahun 1292. Didirikan tahun 1300
bersamaan dengan diselenggarakannya upacara shrada ditempat ini. Ciri khas candi
singasari adalah dua arca raksasa Dwarapala, yang diyakini sebagai penjaga istana.
B. Candi Jago
Candi jago atau jajaghu didirikan antara tahu 1275 – 1300 M. dipercaya sebagai
tempat penguburan abu raja Wisnuwardhana, raja ke 4 Singhasara. Memiliki hiasan
ornamen yang indah, identik dengan candi penataran di Blitar. Terletak di desa
Jago kec Tumpang sekitar 22 km arah timur kota Malang.
C. Candi Kidal
Candi Kidal memiliki tinggi 17 meter, namun sekarang tinggal sekitar12,5
meter. Memiliki pondasi persegi empat, dengan pintu candi menghadap ke timur.
Diatas pintu candi terdapat kepala raksasa dan singa dan memiliki ornamen
74

cuplikan kisah mahabharata. Candi ini terletak di desa Rejo Kidal kec
Tumpang, sekitar 24 km arah timur Malang.

D. Candi Badut
Candi Badut terletak di Dukuh Gasek, Desa Karang Besuki, Kesamatan Dau,
Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Candi Badut terletak di kaki Gunung
Kawi. Candi Badut diyakini adalah peninggalan Prabu Gajayana, penguasa
kerajaan Kanjuruhan sebagaimana yang termaktub dalam prasasti Dinoyo bertahun
760 Masehi. Dapat ditempuh dengan kendaraan umum jurusan Tidar. Candi ini
diperkirakan berusia lebih dari 1400 tahun dan diyakini adalah peninggalan Prabu
Gajayana, penguasa kerajaan Kanjuruhan sebagaimana yang termaktub dalam
prasasti Dinoyo bertahun 760 Masehi.
Kata Badut di sini berasal dari bahasa sansekerta “Bha-dyut” yang berarti sorot
Bintang Canopus atau Sorot Agastya. Hal itu terlihat pada ruangan induk candi
yang berisi sebuah pasangan arca tidak nyata dari Siwa dan Parwati dalam bentuk
lingga dan yoni. Pada bagian dinding luar terdapat relung-relung yang berisi arca
Mahakal dan Nadiswara. Pada relung utara terdapat arca Durga
Mahesasuramardhini. Relung timur terdapat arca Ganesha. Dan disebelah Selatan
terdapat arca Agastya yakni Syiwa sebagai Mahaguru. Namun diantara semua arca
itu hanya arca Durga Mahesasuramardhini saja yang tersisa.
E. Candi Sumberawan
Candi Sumberawan hanya berupa sebuah stupa, berlokasi di Kecamatan
Singosari Malang. Dengan jarak sekitar 6 km dari Candi Singosari. Candi ini
Merupakan peninggalan Kerajan Singhasari dan digunakan oleh umat Budha pada
masa itu. Candi Sumberawan terletak di desa Toyomarto, Kecamatan Singosari,
Kabupaten Malang, +/- 6 Km, di sebelah Barat Laut Candi Singosari, candi ini
dibuat dari batu andesit dengan ukuran P. 6,25m L. 6,25m T. 5,23m dibangun pada
ketinggian 650 mDPL, di kaki bukit Gunung Arjuna. Pemandangan di sekitar candi
ini sangat indah karena terletak di dekat sebuah telaga yang sangat bening airnya.
Karena itulah disebut Candi Sumberawan.
2. Bangunan Tua Bersejarah
Kawasan Ijen, siapa yang tidak kenal dengan tempat itu, karena itu telah menj
adi salah satu trade mark Kota Malang. Bangunan Kunonya yang tertata rapi dan juga
jalannya yang membuat nyaman berkendara ataupun untuk berjalan kaki. Sayang saat
75

mulai di renovasi dan diubah ke bangunan yang lebih modern.


Di Kota Malang selain Kawasan Ijen terdapat banyak sekali bangunan tua, seperti T
oko Es Krim Oen, Gereja Kayu Tangan, Rumah Makan Inggil, Wisma Tumapel, Balai
Kota dan lain-lain. Tapi sekali lagi sayangnya banyak yang tidak terawat. Karena
itikad dari Pemkot untuk melestarikannya sangat kurang. Jika bangunan kuno tersebut
kalau bisa dilestarikan akan semakin menarik minat para wisatawan local
maupun wisatawan asing.
3. Bahasa Walikan
Terakhir adalah bahasa walikan. Dimana biasanya para penduduk asli Malang
suka menggunakan bahasa walikan. Bahasa walikan adalah bahasa yang dibolak-balik
seperti makan jadi nakam dan lain-lain.
Konon, bahasa walikan ini digunakan arek-arek Malang pada saat zaman
penjajahan. Ketika itu mereka yang ingin membuat pergerakan menggunakan bahasa
walikan agar percakapan mereka tidak dipahami oleh penjajah. Bahasa walikan
sekarang juga sudah cukup hits di kalangan anak gaul Jakarta. Perbedaannya, bahasa
walikan Malang tidak punya tata bahasa atau aturan yang jelas.
Kata-kata yang dibalik atau bagaimana cara pembalikannya berdasar pada suka-
suka dan enak untuk diucapkan. Kadang bahasa yang dibalik berasal bahasa Jawa
kadang juga bahasa Indonesia. Contoh saja pada kata genaro ngalam, yang artinya
orang malang. Satu ‘ng’ dibalik dan dibaca ‘gen’, sedangkan satu ‘ng’ tetap dibaca
‘ng’.
MEDIA PEMBELAJARAN
IPAS

Disusun Oleh:
Aisyah Nur Wiji Islam
FASE B KELAS 4

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023

76
77
78

Media Pembelajaran
Power Point

Video YouTube

(Kekhasan dan Kearifan Lokal Kota Malang)

(Langkah-langkah membuat bingkai foto dari stik es krim)


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
IPAS

Disusun Oleh:
Aisyah Nur Wiji Islam
FASE B KELAS 4

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023

79
80
81
82

Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran 1

1. Peserta didik mengidentifikasi makna kearifan lokal daerah masing-masing.


2. Peserta didik menunjukkan kearifan local yang ada di tempat tinggalnya.
3. Peserta didik melakukan unjuk kerja dengan mengkreasikan barang bekas menjadi hiasan
dinding, dan miniatur candi dari kardus bekas.

A. Kegiatan 1
1. Melalui kegiatan tanya jawab peserta didik mampu memahami apa itu kearifan lokal.
2. Melalui penggunaan LKPD peserta didik mampu untuk mengkreasikan barang bekas
menjadi figora dari stik ice cream.
3. Melalui kegiatan unjuk kerja mengkreasikan stik ice cream peserta didik memahami
berbagai macam kearifan lokal daerah mereka.
4. Dengan kegiatan untuk kerja yang menghasilkan produk peserta didik mampu untuk
berkreasi dengan kreatif secara berkelompok.

B. Kegiatan 2
1. Melalui tanya jawab peserta didik mampu memahami kearifan lokal daerah sekitar.
2. Melalui penggunaan LKPD peserta didik mampu mengkreasikan barang bekas
menggunakan kardus bekas.
3. Melalui unjuk kerja kelompok peserta didik mengkreasikan kardus bekas menjadi
miniatur candi.
4. Melalui unjuk kerja kelompok peserta didik mampu membuat miniatur candi kidal
dan candi sumberawan.
83

PETUNJUK PEMBELAJARAN

1. Berdo’alah terlebih dahulu kepada Tuhan YME sebelum mengerjakan.


2. Jangan lupa untuk menuliskan identitas diri secara lengkap.
3. Siapkan alat tulis dan bahan yang diperlukan.
4. Kerjakan soal sesuai dengan petunjuk dengan teliti.
5. Jika ada kesulitan dan terdapat hal-hal yang tidak dipahami, tanyakan kepada
gurumu.
84

Mari Mengamati

Apakah kalian tau apa itu kearifan lokal?

Kearifan lokal merupakan sesuatu yang berkaitan secara spesifik dengan budaya
tertentu (budaya lokal) dan mencerminkan cara hidup suatu masyarakat tertentu
(masyarakat lokal). Kearifan lokal dapat diartikan juga sebagai ciri khas etika dan nilai
budaya dalam masyarakat lokal secara turun temurun. Dengan kata lain, kearifan lokal
bersemayam pada budaya lokal (local culture). Kearifan lokal malang memiliki
berbagai macam contohnya saja seperti kampung warna warni, topeng, makanan khas,
bangunan bersejarah dan lain sebagainya.

Pertanyaan mendasar

Perhatikan gambar berikut!

Apa saja yang kalian ketahui mengenai kearifan lokal pada gambar tersebut?

Deskripsikan secara singkat!

Perhatikan gambar
85

Deskripsikan secara singkat!

Perhatikan gambar
86

Mendesain Perencanaan Produk

Unjuk Kerja 1

a) Ayo mengubah barang bekas menjadi benda yang bernilai seperti di bawah ini.

b) Ikuti langkah-langkah yang tersedia agar eksperimenmu dalam membuat prakarya hiasan
dinding berhasil.
c) Cermati video berikut ini agar memudahkanmu dalam bereksperimen!
https://youtu.be/OWeHxZ7CUeE
d) Pastikan kamu mengerjakan di bawah pengawasan guru atau orang tuamu.

A. Siapkan alat dan bahan berikut ini!

Foto kearifan lokal Stik es krim bekas Lem kayu Kertas manila bekas
Malang ukuran 5R

Plastik Pita kecil Gunting


87

B. Langkah-langkah
1. Siapkan semua alat dan bahan.
2. Susunlah stik eskrim membentuk sebuah bingkai sesuai kreativitasmu hingga kamu
benar-benar menemukan model yang pas untuk bingkaimu. Kamu boleh mencari di
internet untuk referensi.
3. Setelah bentuk bingkai ditemukan, rekatkan satu persatu di bagian kanan/kiri/atas stik
es krim menggunakan lem kayu dengan hati-hati.
4. Perlihatkan pada gurumu untuk memastikan bahwa pekerjaanmu telah sesua. Tunggu
5 - 7 menit hingga lem benar-benar lekat.
5. Sembari menunggu, masukkan foto kearifan lokal daerah Malang yang berukuran 5R
ke dalam plastik.
6. Gunting kertas manila bekas sesuai dengan ukuran foto.
7. Masukkan kertas manila bekas ke dalam bingkai untuk digunakan sebagai alas foto
nantinya.

8. Masukkan foto ke dalam bingkai.


9. Gunting tali menjadi ukuran 7x7 cm, lalu bentuklah menjadi gantungan di belakang
bingkai.
10. Selamat! Bingkai foto hiasan dinding buatanmu sudah dapat digunakan untuk
mengihas ruangan.

Penyusunan Jadwal Pembuatan

Dengan adanya Langkah-langkah kegiatan maka peserta didik dapat menyelesaikan


kegiatan yang sudah dirancang selama 1 hari kurun waktu 60-90 menit.
88
89

NO. Hasil Ya Tidak


1. Cobalah bingkai foto ini dengan memasukkan
contoh foto kearifan lokal yang sudah kalian
bawa apakah ukurannya sudah sesuai?
2. Apakah fotonya terlihat jelas (tidak ada bagian
yang terpotong)?
3. Apakah struktur bingkai foto yang kalian buat
tidak mudah lepas/kuat?
4. Dengan membuat bingkai foto kearifan lokal
apakah kalian bisa mengenali macam-macam
kearifan lokal daerah?
90

Mengevaluasi Hasil Belajar

Hasil Jadi Produk


Tuliskan hasil diskusi kelompok secara singkat

Nama :
Kelompok :
91

Mendesain Perencanaan Produk

Unjuk Kerja 2

a) Ayo membuat miniatur dari kardus bekas menjadi benda bernilai seperti contoh di
bawah ini.

b) Perseta didik dibagi menjadi 2 kelompok dalam satu kelas


c) Ikuti langkah-langkah yang tersedia agar eksperimen membuat miniatur candi
sumberawan dan candi kidal
d) Cermati contoh video berikut ini agar memudahkan dalam eksperimen
https://youtu.be/nPZHj3rCpxE
e) Kerjakan dengan pengawasan guru

A. Siapkan alat dan bahan

Stik ice cream Lem Kardus bekas sterofoam

Gunting Cuter bola plastik kecil Penggaris


92

B. Langkah-langkah
1. Siapkan semua alat dan bahan yang sudah ada
2. Ambil kardus bekas ukur dan potong sesuai ketentuan yang diinginkan.
3. Setelah kardus berbentuk potongan segi empat mulailah untuk menyusun kardus.
4. bentuk kardus menjadi susunan bangunan candi, dan lem menggunakan lem tembak
supaya menempel.
5. Perlihatkan hasil setengah jadi produkmu kepada guru, untuk dinilai untuk
memastikan sudah benar apa belum.
6. Sembari menunggu lem pada kardus kering, mulailah untuk menyiapkan sterofoam,
dan ukur sesuai dengan bersarnya bangunan atau sesuai keinginan.
7. Setelah itu siapkan stik ice cream, bentuk stik ice cream menjadi bentuk pagar pada
bangunan, potong stik sesuai keinginan yang diinginka.
8. Kemudian letakkan bangunan candi dari kardus bekas yang sudah dibuat diatas
sterofoam, lem menggunakan lem tembak untuk memperkokoh suapaya tidak jatuh.
9. Pasang pagar yang terbuat dari stik ice cream diatas sterofoam, lalu lem suapaya
tidak lepas
10. Produk sudah jadi dan bisa ditunjukkan kepada guru.

Penyusunan Jadwal Pembuatan

Dengan adanya Langkah-langkah kegiatan maka peserta didik dapat menyelesaikan


kegiatan yang sudah dirancang selama 1 hari kurun waktu 60-90 menit.
93
94

NO. Hasil Ya Tidak


1. Apakah pada saat penyiapan bahan untuk
miniatur candi mengalami kesulitan?
2. Apakah miniatur candi yang dibuat sudah sesuai
dengan contoh candi yang ditentukan?
3. Apakah struktur miniatur candi yang kalian buat
tidak mudah lepas/kuat?
4. Dengan membuat miniatur candi sederhana dari
kardus bekas kalian lebih mengenali macam
candi di daerah sekitar?
95

Evaluasi Pengalaman Belajar

Hasil Jadi Produk

tulislah hasil diskusi bareng kelompokmu secara singkat

Nama :
Kelompok :
96

Lampiran Soal Evaluasi:


1. Sesuatu yang berkaitan secara spesifik dengan budaya tertentu dan mencerminkan cara
hidup suatu masyarakat tertentu disebut…
A. Produk kebudayaan
B. Kearifan lokal
C. Tradisi
D. Kepercayaan
2. Bahasa walikan merupakan ragam bahasa yang berasal dari daerah…
A. Surabaya
B. Jember
C. Malang
D. Sidoarjo
3. Berikut ini merupakan candi-candi yang terletak di daerah Malang, kecuali…
A. Candi Jago
B. Candi Kidal
C. Candi Brahu
D. Candi Singhasari
4. Candi berikut terletak di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, kecuali…
A. Candi Kidal
B. Candi Singhasari
C. Candi Sumberawan
D. Candi Tikus
5. Di bawah ini yang merupakan produk kearifan lokal berupa ritual atau upacara adat adalah…

A.

B.
97

C.

D.

6. Berikut ini merupakan bangunan tua bersejarah yang berlokasi di Kota Malang, kecuali…
A. Gereja Kayu
B. Toko Es Krim Oen
C. Rumah Tua Darmo
D. Rumah Makan Inggil
7. Kota Malang adalah kota terpadat di Jawa Timur dengan urutan ke...
A. 2
B. 4
C. 6
D. 1
8. Perhatikan kearifan lokal berikut!
a) Sedekah bumi
b) Kampung warna warni
c) Topeng Malangan
d) Bahasa walikan
Dari keempat kearifan lokal di atas, yang bukan merupakan produk kebudayaan masyarakat,
melainkan sebatas keunikan atau ikon yang dimiliki suatu daerah adalah…
A. B dan C
B. D saja
C. B saja
D. A saja

9. Terdapat relung-relung yang berisi arca Mahakal dan Nadiswara di bagian dinding-dinding
luar candi…
A. Candi Badut
B. Candi Kidal
C. Candi Singhasari
D. Candi Tikus
98

10. Wisma tumapel merupakan bagian dari produk kearifan lokal yang dimiliki masyarakat
daerah Malang, yaitu pada aspek…
A. Kebudayaan candi
B. Makanan khas
C. Bangunan bersejarah
D. Penghasilan Masyarakat
INSTRUMEN, DAN RUBRIK
PENILAIAN

IPAS

Disusun Oleh:
Aisyah Nur Wiji Islam
FASE B KELAS 4

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023

99
100
101

A. LEMBAR PENILAIAN

No. Jenis Asesmen Jenis Keterampilan Teknik Jenis Bentuk


1 Asesmen Diagnostik Pengetahuan Non Tes Observasi Rubrik
(sebelum Sikap Non Tes Observasi Rubrik
pembelajaran)
2 Asesmen Formatif Pengetahuan Tes Tertulis Uraian
(selama pembelajaran) Keterampilan Non Tes Penilaian Rubrik
Kinerja Penilaian
Kinerja
Sikap Non Tes Observasi Rubrik
3 Asesmen Sumatif Pengetahuan Tes Tertulis Pilihan Ganda,
(akhir pembelajaran) Jawaban
singkat,
Uraian

PENILAIAN PERFORMA (KETERAMPILAN)


1. RUBIK PENILAIAN PRODUK
Kriteria Penilaian Sangat Baik Baik Cukup Perlu Perbaikan

Skor 4 3 2 1
Hasil karya Produk berfungsi Produk cukup Produk Produk belum
berfungsi berfungsi sesuai
sesuai dengan berfungsi
tujuan.
sesuai sesuai dengan
tujuan dengan dengan tujuan. tujuan namun
sangat baik. masih perlu
perbaikan.
Kreativitas dan Memenuhi Memenuhi 2 Memenuhi 1 Seluruh kriteria
estika: semua kriteria yang kriteria yang tidak terpenuhi
1.memanfaatkan kriteria yang diharapkan. diharapkan.
penggunaan bahan diharapkan.
yang ada;
102

2. siswa membuat
modifikasi atau
pengembangan
sendiri di luar arahan;
3. tampilan produk
menarik, rapi, dan
tersusun dengan baik.

Penyelesaian Aktif mencari Bisa mencari Memerlukan Pasif jika


masalah dan ide atau mencari solusi namun bantuan setiap menemukan
Kemandirian solusi jika ada dengan arahan menemukan kesulitan.
hambatan. sesekali. kesulitan namun

ada inisiatif
bertanya.

2. RUBIK PENILAIAN PRESENTASI


Kriteria Penilaian Sangat Baik Baik Cukup Perlu Perbaikan

Skor 4 3 2 1
Isi presentasi: Memenuhi Memenuhi 3-4 Memenuhi 1-2 Seluruh kriteria
semua kriteria. kriteria isi yang tidak terpenuhi
1. Judul Proyek kriteria isi yang
baik.
baik
2. Tujuan Proyek

3. Alat dan Bahan


3. Cara Pembuatan
4. Hasil proyek
103

Kriteria Penilaian Sangat Baik Baik Cukup Perlu Perbaikan

Skor 4 3 2 1
Sikap presentasi: Memenuhi Memenuhi 3-4 Memenuhi 1-2 Seluruh kriteria
semua kriteria isi yang tidak terpenuhi
1. Berdiri tegak. kriteria isi yang
baik.
kriteria. baik.
2. Suara terdengar
jelas.
3. Melihat ke arah
audiens .
4. Mengucapkan
salam pembuka.
5. Mengucapkan
salam penutup.
Pemahaman konsep 1. Saat 1. Melihat bahan 1. Sering 1. Membaca
menjelaskan presentasi melihat terus selama
tidak melihat sesekali. bahan presentasi.
bahan. presentasi.
2. Penjelasan 2. Penjelasan
presentasi.
bisa dipahami 2. penjelasan tidak dapat
2. Penjelasan kurang bisa dipahami.
bisa dipahami dipahami

3. NILAI AKHIR KETERAMPILAN PRODUK DAN PRESENTASI


Pedoman Pensekoran = skor perolehan x 100
Skor maksimal
Skor maksimal 24

4. KATEGORI

Nilai Akhir
≥91 ≥81 ≥71 ≤70
Sangat terampil Terampil Cukup terampil Perlu Bimbingan
104

5. INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN


LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN UNJUK KERJA IPAS
Berilah tanda centang (√) pada skor yang terpenuhi!
Penyelesaian

Jumlah Skor
masalah dan

Nilai Akhir
Nama Hasil Karya Kreativitas dan Isi presentasi Sikap Presentasi Pemahaman

Kategori
kemandirian
estika Konsep
No
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.
105

PENILAIAN SIKAP

a. Teknik : non tes

b. Bentuk : observasi

c. Instrument : rubrik

Rubrik Penilaian Sikap

Penilaian
No Sikap Belum Terlihat (BT) Mulai Terlihat (MT) Mulai Sudah
Berkembang (MB) Membudaya
(SM)
1 Gotong Royong Jika tidak ada sikap Jika salah satu sikap Jika dua sikap yang Jika semua sikap
yang ditunjukkan yang ditunjukkan ditunjukkan yang ditunjukkan
• Bersedia membantu teman
• Aktif dalam kerja kelompok
• Tidak mendahulukan kepentingan pribadi
2 Bernalar Kritis Jika tidak ada sikap Jika salah satu sikap Jika dua sikap yang Jika semua sikap
yang ditunjukkan yang ditunjukkan ditunjukkan yang ditunjukkan
• Mampu merumuskan pokok permasalahan
• Mampu bertanya dan menjawab
• Membuat rangkuman
Keterangan BT (Belum Terlihat) : D (Kurang) MT (Mulai Terlihat) : C (Cukup) MB (Mulai Berkembang) : B (Baik) SM (Sudah Membudaya)

: A (Sangat baik).
106

Lembar Penilaian Sikap (Afektif)


No. Nama Siswa Gotong royong Bernalar Kritis
BT MT MB SM BT MT MB SM
1

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27
MODUL AJAR
IPAS

Disusun Oleh:
Aisyah Nur Wiji Islam
FASE B KELAS IV

107
108
109

MODUL AJAR IPAS


INFORMASI UMUM PERANGKAT AJAR
1. Nama Penulis : Aisyah Nur Wiji Islam
Instansi : Universitas Muhammadiyah Malang
Tahun : 2022/2023
2. Jenjang Sekolah : SD/MI
3. Kelas : IV
4. Alokasi Waktu : 4x35 (2 pertemuan)
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Fase B
• Elemen : Pemahaman IPS
• Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik dapat mengenal kearifan lokal dan keberagaman budaya yang dimiliki
masyarakat di tempat tinggalnya serta menghubungkan konteks kehidupan saat ini.
(C1)
• Indikator Pencapaian Tujuan Pembelajaran:
a) Peserta didik menyatakan makna keberagaman kebudayaan. (C1)
b) Peserta didik menunjukkan produk kebudayaan dan tradisi yang ada di tempat
tinggalnya. (C2)
c) Peserta didik membuat kerajinan tangan makanan khas daerah tempat tinggalnya
dari plastisin. (C6)
• Konsep Utama: peserta didik mengetahui kearifan lokal tempat tinggalnya,
keberagaman budaya yang dimiliki Indonesia, dan mengetahui manfaat dan cara
melestarikannya, serta membuat kerajinan tangan makanan khas melalui plastisin.
KOMPETENSI AWAL
1) Peserta didik pada awalnya belum mengetahui makna keberagaman dan kekayaan
budaya Indonesia. Setelah pembelajaran, peserta didik dapat memahami makna
keberagaman dan kekayaan budaya, serta budaya yang dimiliki masyarakat di
daerahnya.
2) Peserta didik sebelum mengikuti pembelajaran belum dapat menyebutkan apa saja
produk kebudayaan yang ada di daerahnya, sedangkan setelah pembelajaran mampu
menyebutkan kebudayaan-kebudayaan yang ada di daerahnya.
110

3) Sebelum mengikuti pembelajaran, peserta didik belum bisa memanfaatkan membuat


replika makanan khas Kota Malang melalui plastisin. Setelah pembelajaran, peserta
didik mampu membuat kerajinan tangan berupa replika makanan khas kota malang
melalui plastisin.
PROFIL PELAJAR PANCASILA
• Beriman dan Bertaqwa Kepada Tuhan YME
Mata pelajaran IPAS merupakan sarana berlatih peserta didik untuk dapat
membangun rasa syukur kepada Tuhan YME atas segala nikmat alam semesta dan
bersosial, melalui elemen ini siswa akan lebih menghargai lingkungan.
• Bernalar Kritis
Melalui pelajaran IPAS materi Kearifan Lokal, peserta didik dapat menumbuhkan
pemikiran kritis bahwa sekelompok manusia memiliki budaya yang beragam dan
menghasilkan masing-masing kearifan lokal yang berbeda di setiap tempat sehingga
ketidaksamaan akan mewujudkan sikap toleransi antar budaya dan masyarakat.
• Berkebhinekaan Global
Melalui mata pelajaran IPAS materi Kearifan Lokal, peserta didik dapat
menumbuhkan rasa bangga akan keragaman yang dimiliki oleh Indonesia dan
daerahnya.
SARANA DAN PRASARANA
Media : Laptop, HP, LCD, dan Proyektor
Sumber Belajar : LKPD, Buku dan Internet
Alat : Plastisin, gunting, mangkok kecil (mangkok sambal)
TARGET PESERTA DIDIK
Peserta didik regular
MODEL PEMBELAJARAN:
PJBL (Project Based Learning)
METODE PEMBELAJARAN:
Diskusi, tanya jawab, penugasan, praktek
MODA PEMBELAJARAN :
Tatap muka (Luring)
KOMPONEN INTI
PEMAHAMAN BERMAKNA
111

Meningkatkan kemampuan peserta didik tentang pengetahuan kearifan lokal, terkait


makna, manfaat, dan cara melestarikan kearifan lokal tempat tinggalnya.
PERTANYAAN PEMANTIK
1. Apakah kamu tahu apa itu keberagaman budaya dan tradisi?
2. Apa saja kebudayaan yang dimiliki oleh daerah kalian? Bisakah kalian menyebutkan?
3. Mengapa kita harus menjaga kebudayaan kita agar tetap lestari?
URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Awal
Kegiatan Orientasi
• Guru memberi salam dan mengajak peserta didik berdoa sebelum PBM (Proses
Belajar Mengajar) dimulai.
• Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
• Peserta didik menyanyikan lagu Indonesia Raya untuk memperkuat rasa
nasionalisme.
• Guru melakukan apersepsi tentang materi yang akan dipelajari.
a. Peserta didik diajak untuk mengamati dan menyebutkan salah satu kebudayaan
di sekitar tempat tinggal.
b. Peserta didik bercerita tentang kebudayaan yang mereka ketahui di daerah
tempat tinggal.
• Peserta didik diskusi dengan bertanya pertanyaan yang esensial dan guru
memfasilitasi untuk saling berdiskusi sesama teman.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan kolaborasi
dengan apa yang ingin diketahui peserta didik tentang keragaman budaya.
• Guru menjelaskan manfaat mempelajari topik pembelajaran yang akan dipelajari
dalam kehiupaan sehari-hari.
Kegiatan inti
Pertemuan ke-1
1. Menentukan pertanyaan atau topik utama
a. Guru menyajikan video tentang Keberagaman Budaya melalui kanal YouTube.
Link: https://youtu.be/Egam_63F108
b. Peserta didik bersama guru melakukan kegiatan tanya jawab mengenai video
yang ditayangkan.
c. Peserta didik secara mandiri mengerjakan LKPD: Ayo Mengamati.
112

d. Guru menyampaikan masalah yang akan dipecahkan: Macam-Macam


Kebudayaan Kota Malang
e. Peserta didik mengamati dan memahami masalah yang disampaikan guru atau
yang diperoleh dari bahan bacaan pada PowerPoint yang disajikan guru.
f. Peserta didik dan guru terlibat diskusi mengenai materi yang disajikan melalui
PowerPoint.
2. Merencanakan dan mendesain proyek
a. Peserta didik secara mandiri mengerjakan LKPD: Ayo mencoba.
b. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas LKPD: Ayo Mencoba.
c. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok (2 - 3 anggota).
d. Peserta didik secara berkelompok membaca dan memahami tugas pada LKPD:
Unjuk kerja membuat replika makanan khas kota Malang dari bahan plastisin.
e. Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data/bahan-bahan/alat
yang diperlukan untuk pembuatan proyek di pertemuan selanjutnya.
3. Membuat jadwal pelaksanaan penyelesaian proyek
a. Peserta didik membuat jadwal atau timeline pengerjaan dan penyelesaian proyek.
b. Guru menentukan batas akhir pengumpulan tugas proyek.
c. Guru mendampingi dan membimbing peserta didik menyusun jadwal
penyelesaian proyek.
d. Guru menyampaikan bahwa proyek yang dibuat harus dengan tema yang
disepakati.
e. Proyek dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya dan harus diselesaikan selama
60 menit, sehingga peserta didik harus membawa lengkap alat dan bahan yang
diminta.
f. Peserta didik mengerjakan proyek sesuai langkah-langkah yang tertera pada
LKPD: Unjuk kerja.
Pertemuan ke-2
4. Memonitor kemajuan penyelesaian proyek
a. Guru memeriksa kesiapan termasuk alat dan bahan yang dibawa peserta didik
untuk mengerjakan proyek, di antaranya: foto yang telah tercetak, stik es krim
bekas yang telah dicuci, lem, dll.
113

b. Guru memonitoring kegiatan peserta didik dalam menyelesaikan dan melakukan


penilaian sikap pada peserta didik, dan membantu peserta didik yang mengalami
kesulitan dalam pengerjaan proyek.
c. Guru melakukan penilaian sikap berdasarkan rubrik yang telah dibuat.
d. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengecekan dan memberikan
pengarahan untuk melakukan perbaikan atas kerja kelompok mereka sendiri.
e. Guru memonitoring hasil proyek peserta didik apakah sudah sesuai dengan
kriteria penugasan yang ditentukan.
f. Guru mengawasi jalannya pembuatan proyek dan memastikan kegiatan berjalan
dengan lancar dan tepat waktu (60 menit).
5. Mempresentasikan dan menguji hasil penyelesaian proyek
a. Peserta didik atau masing-masing kelompok secara bergantian
mempresentasikan perkembangan proyek yang telah dibuat, sementara peserta
didik dalam kelompok lainnya memberikan tanggapan. (Nama makanan khas,
bahan-bahan yang digunakan, dll).
b. Guru menanggapi dan memotivasi keberanian peserta didik dalam
mempresentasikan hasil karyanya.
6. Mengevaluasi dan refleksi proses dan hasil proyek
a. Peserta didik dan guru melakukan evaluasi dengan merefleksi, memberikan
kesan dan pengalaman selama membuat replika makanan khas kota Malang.
b. Peserta didik menyampaikan pendapatnya terkait proyek yang telah dikerjakan.
c. Peserta didik membuat kesimpulan atas proyek yang dilaksanakan dengan
keterkitannya antara tujuan dan manfaat pembelajaran.
d. Guru mengembangkan diskusi peserta didik untuk menjawab permasalahan di
awal serta memberikan penguatan materi pembelajaran terkait keragaman
budaya.
e. Guru melakukan penilaian unjuk kerja berdasarkan rubrik yang telah dibuat.

Kegiatan Akhir
• Guru memfasilitasi peserta didik untuk mereview pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
• Peserta didik ditugaskan mengisi laporan praktikum di LKPD yang telah disediakan.
• Peserta didik mengerjakan Soal Latihan sebagai pekerjaan rumah.
114

• Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan


berikutnya.
• Guru dan peserta didik berdoa bersama.
• Guru memberikan salam penutup.
REFLEKSI PENDIDIK
Media PowerPoint yang digunakan merupakan standard media pembelajaran berbasis
teknologi yang sering digunakan di dalam kelas. Kemungkinan peserta didik menjadi
bosan, namun untuk mengantisipasi hal tersebut penyajian video YouTube sangat
membantu menstabilkan konsentrasi dan perhatian peserta didik. Selain itu, proyek yang
dilakukan berisi beberapa elemen P5 salah satunya adalah melatih kreativitas peserta
didik dan psikomotorik peserta didik dengan membuat replika makanan khas dan
menghubungkannya dengan materi yang saat ini dipelajari. Dengan ini peserta didik
cenderung dapat berpikir kritis dan kreatif, dan berwawasan global.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Bahan ajar
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
3. Media pembelajaran
4. Alat evaluasi
5. Lembar Penilaian
PENGAYAAN DAN REMEDIAL
1. Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang menguasai materi ini dengan sangat
baik yaitu dengan cara memberikan ragam soal yang tingkatanya lebih tinggi.
2. Remidial diberikan kepada peserta didik yang belum menguasai materi dengan baik
yaitu dengan cara memberikan pengulangan materi dasar serta materi spesifik yang
kurang dikuasai oleh peserta didik.

BAHAN BACAAN PENDIDIK


1. Buku Guru IPAS Kurikulum Merdeka Kemedikbudristek
2. Bacaan di internet
BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK
1. Buku Siswa IPAS Kurikulum Merdeka Kemedikbudristek
2. PowerPoint
115

DAFTAR PUSTAKA
_______. (2019). Kearifan Lokal Malang, Jawa Timur. Diakses di djerasyifa.blogspot.com,
pada 21 Februari 2023.
Amalia Fitri, dkk. (2021). Buku Panduan Guru Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial untuk
Siswa SD Kelas IV. Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Amalia Fitri, dkk. (2021). Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial untuk Siswa SD Kelas IV.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
Malang-guidance. Kesenian & Kebudayaan Kota Malang. Diakses di malang-
guidance.com, pada 26 Februari 2023.
BAHAN AJAR
IPAS

Disusun Oleh:
Aisyah Nur Wiji Islam
FASE B KELAS 4

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023

116
117
118

Rangkuman Materi
Malang terkenal dengan budaya dan kerajinannya seperti, Topeng Malangan,
Keramik Dinoyo, Tari Malangan, Jaran Kepang atau Bantengan. Bangunan tuanya juga
tak kalah menggoda, seperti Tokok Es Krim “Oen”, Gereja Kayu Tangan, Rumah Makan
Inggil dan lain-lain. Bumi Arema atau sebutan Kota Malang menyimpan berbagai
kekayaan seni dan budaya bangsa yang luar biasa. Mulai dari makanannya seperti Bakso,
Keripik Tempe dan Apel Malang.
1. MAKANAN KHAS KOTA MALANG
- KERIPIK TEMPE
Jajanan khas malang yang menggugah selera. Jajanan yang terbuat dari kedelai ini
bernama “tempe”. Selain tidak menimbulkan efek samping jika mengkonsumsinya,
jajanan ini terkenal merakyat. Jajanan ini bisa di konsumsi siapa saja tidak mengenal
kalangan, yup karena harganya yang tidak menguras kantong. Karena warga malang
sangat kreatif dia menyulap tempe menjadi “keripik tempe” yang menjadi andalan kota
Malang.
- ES PISANG IJO
Kini selera makan masyarakat Indonesia makin beragam. Tidak melulu makanan londo
cepat saji yang sekarang kian merebak, penikmat kuliner juga mulai melirik makanan
tradisional Nusantara. Salah satunya adalah pisang ijo asal Makassar, Sulawesi Selatan.
Yang sekarang mulai merebak di kawasan kota Malang tercinta. Kalau sudah berkunjung
ke kota Malang tapi tidak mengincipi jajanan satu ini rasanya kurang lengkap. Menu
makanan dengan bahan dasar pisang berbalut tepung berwarna hijau ini sangat
menggugah selera. Di daerah Malang jajanan es pisang ijo oni tersaji dalam berbagai
aneka rasa. Dari pisang ijo tradisional dikembangkan dengan campuran vla ditambahkan
dengna berbagai rasa vanila, keju, hingga durian. Di bandingkan dengan dengan es pisang
ijo makassar yang hanya dibungkus terigu berwarna hijau pandan plus lumuran vla
ditambah sirup sebagai pemanis es pisang ijo malang memiliki varian rasa yang lebih
menggugah selera dan lebih unik.
- BAKSO KHAS MALANG
Bakso Cak Kribo adalah salah satu bakso yang telah banyak dikenal di kota Malang. Rasa
yang begitu khas dan berbeda dari yang lain adalah salah satu keunggulan bakso ini
sehingga selalu banyak pelanggan. Dengan bumbu rahasia turun temurun, bakso Cak
Kribo mampu menyajikan masakan bakso khas kota Malang yang sangat enak dan pas
dengan segala kondisi cuaca kota Malang. Selain menyajikan masakan bakso khas kota
119

Malang, warung bakso Cak Kribo juga menyajikan mie ayam dengan cita rasa tinggi.
Rasa mie ayam begitu gurih dan nikmat sehingga tidak membuat cepat bosan bagi yang
menikmatinya. Saat ini bakso Cak Kribo memiliki beberapa cabang di kota Malang atau
kota Batu. Diantaranya di pusat kota Batu, jalan Landungsari, dan jalan Aris Munandar
(belakang Ramayana). Pusat baksi Cak Kribo ada di jalan Terusan Borobudur no.11
tepatnya di depan karaoke studio I. Angkutan umum yang melewati adalah LIN ABG.
Anda bisa menghubungi di nomor telepon 081 252 335 557.
Di Kota Malang terdapat seni pemahatan topeng yang asli bercirikan khas Malang.
Berdasarkan beberapa catatan sejarah menyebutkan bahwa Topeng Malang adalah
sebuah kesenian kuno yang usianya lebih tua dari keberadaan Kota Apel ini. Topeng ini
pun sudah diperkenalkan sejak zaman kerajaan Gajayana kala itu. Para pemahat Topeng
Malangan sudah turun temurun sampai sekarang, walaupun jumlahnya tidak terlalu
melonjak banyak. Pada jaman dulu apresiasi pada Topeng Malang ini diwujudkan dengan
bentuk pertunjukan saat ada acara tertentu seperti pernikahan, selamatan, dan hiburan
pejabat tinggi kala itu.
Topeng Malang sedikit berbeda dengan topeng yang ada di Indonesia, dimana
corak khas dari pahatan kayu yang lebih kearah realis serta menggambarkan karakter
wajah seseorang. Ada banyak ragam dari jenis Topeng Malang yang dibuat seperti
karakter jahat, baik, gurauan, sedih, kecantikan, ketampanan, bahkan sampai
karakter yang sifatnya tidak teratur. Sajian ini nantinya dikolaborasikan dengan tatanan
rias dan pakaian untuk memainkan sebuah pewayangan atau cerita tertentu menggunakan
Topeng Malang. Perkemgbangan saat ini Topeng Malang sudah dapat dinikmati dalam
bentuk drama, ada yang menceritakan tentang sosial dan humoran.
Di kota Malang juga terdapat tempat yang merupakan sarana apresiasi budaya
Jawa Timur yaitu Taman Krida Budaya Jawa Timur, di tempat ini sering ditampilkan
aneka budaya khas Jawa Timur seperti Ludruk, Ketoprak, Wayang Orang, Wayang Kulit,
Reog, Kuda Lumping, Sendra tari, saat ini bertambah kesenian baru yang semakin
berkembang pesat di kota Malang yaitu kesenian “BANTENGAN” kesenian ini
merupakan hasil dari kreatifitas dan inovasi masyarakat asli Kota Malang, sejak dahulu
sebenarnya kesenian ini sudah dikenal oleh masyarakat Malang namun baru sekaranglah
“BANTENGAN” lebih dikenal oleh masyarakat tidak hanya masyarakat lokal namun
juga sampai luar daerah bahkan mancanegara. Khusus di Malang sering diadakan
pergelaran bantengan hampir setiap perayaan hari besar baik keagamaan maupun
peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia.
MEDIA PEMBELAJARAN
IPAS

Disusun Oleh:
Aisyah Nur Wiji Islam
FASE B KELAS 4

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

120
121
122

Media Pembelajaran
Power Point

Video YouTube

(Keragaman Budaya Indonesia)

(Langkah-langkah membuat replika makanan tradisional dari plastisin)


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
IPAS

Disusun Oleh:
Aisyah Nur Wiji Islam
FASE B KELAS 4

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023

123
124
125
126

Tujuan Pembelajaran
TUJUAN PEMBELAJARAN 2

1. Peserta didik memahami makna keberagaman kearifan lokal daerah


2. Peserta didik menunjukkan produk kearifan lokal yang ada di tempat tinggalnya.
3. Peserta didik membuat kerajinan tangan makanan khas daerah dari plastisin dan kolase
foto dari cangkang telor.

A. Kegiatan 1
1. Melalui kegiatan tanya jawab peserta didik mampu memahami produk kearifan lokal
daerah
2. Melalui penggunaan LKPD peserta didik mampu berkreasi membuat kerajinan tangan
3. Melalui kegiatan unjuk kerja peserta didik mampu bertindak kreatif membuat
kerajinan dari plastisin betemakan makanan khas daerah
4. Melalui unjuk kerja langsung peserta didik mampu membuat kreasi

B. Kegiatan 2
1. Melalui kegiatan tanya jawab peserta didik mampu memahami berbagai produk
kearifan lokal daerah sekitar
2. Melalui penggunaan LKPD peserta didik mampu berfikir kreatif untuk membuat
kreasi kerajinan tangan
3. Melalui unjuk kerja kelompok peserta didik mampu bekerja sama untuk membuat
kerajinan tangan dari bahan sederhana
4. Melalui unjuk kerja peserta didik mampu membuat kolase foto dari cangkang telur.
127

PETUNJUK PEMBELAJARAN

1. Berdo’alah terlebih dahulu kepada Tuhan YME sebelum mengerjakan.


2. Jangan lupa untuk menuliskan identitas diri secara lengkap.
3. Siapkan alat tulis dan bahan yang diperlukan.
4. Kerjakan soal sesuai dengan petunjuk dengan teliti.
5. Jika ada kesulitan dan terdapat hal-hal yang tidak dipahami, tanyakan kepada
gurumu.
128

Mari Mengamati

Apakah kalian tau apa itu kearifan lokal?

Kearifan lokal merupakan sesuatu yang berkaitan secara spesifik dengan budaya
tertentu (budaya lokal) dan mencerminkan cara hidup suatu masyarakat tertentu
(masyarakat lokal). Kearifan lokal dapat diartikan juga sebagai ciri khas etika dan nilai
budaya dalam masyarakat lokal secara turun temurun. Dengan kata lain, kearifan lokal
bersemayam pada budaya lokal (local culture). Keberagaman kearifan lokal malang
seperti makanan khas, bangunan bersejarah, kesenian. Salah satu contoh kearifan lokal
malang seperti bakso malang, apel malang dan lainnya.

Pertanyaan Mendasar

Perhatikan gambar berikut!

Apa saja yang kalian ketahui mengenai kearifan lokal pada gambar tersebut?

Deskripsikan secara singkat!

Perhatikan gambar
129

Deskripsikan secara singkat!

Perhatikan gambar
130

Mendesain Perencanaan Produk

Unjuk Kerja 1

Makanan Khas Daerah dari Plastisin

a) Buatlah kelompok berjumlah 4-5 orang. Pilih dan tentukan satu makanan khas kota
daerahmu.
b) Ayo membuat replika dari plastisin makanan khas daerahmu yang sudah kamu pilih.

c) Contoh langkah-langkah membuat replika makanan dari plastisin dapat dilihat di sini
https://youtu.be/whm5meFrauk
d) Pastikan kamu mengerjakan di bawah pengawasan guru atau orang tuamu.

A. Siapkan alat dan bahan berikut ini!

Plastisin Warna Warni Piring mainan Gunting


131

B. Langkah-langkah
1. Siapkan semua alat dan bahan.
2. Pastikan kamu sudah menentukan replika makanan apa yang akan kamu buat.
3. Cari gambar makanan yang kamu pilih dari internet, kemudian cetaklah agar
mempermudah pekerjaanmu melihat bentuk makanannya saat mengerjakan.
4. Buatlah bentuk makanan sesuai dengan warnanya atau/warna yang mendekati (jika
tidak ada).
5. Jangan menyampur warna plastisin, agar tidak merusak kualitas dan estetika warna
plastisin.

6. Buatlah dari bentuk yang paling mudah.


7. Jika kamu mendapati kesulitan, jangan malu untuk bertanya atau meminta bantuan
kepada guru.
8. Jika replika makanan khas daerahmu sudah selesai, letakkan di atas piring mainan.
9. Presentasikanlah hasil replika makanan khas buatanmu di teman guru dan teman-
temanmu!

Menyusun Jadwal Pembuatan

Dengan adanya Langkah-langkah kegiatan maka peserta didik dapat menyelesaikan


kegiatan yang sudah dirancang selama 1 hari kurun waktu 60-90 menit.
132
133

NO. Hasil Ya Tidak


1. Apakah pada saat penyiapan bahan untuk
pembuatan makanan khas daerah menggunakan
plastisin mengalami kesulitan?
2. Apakah pembuatan makanan khas daerah
menggunakan plastisin sudah sesuai contoh
yang ditentukan?
3. Apakah struktur makanan khas dari plastisin
yang kalian buat tidak mudah lepas/kuat?
4. Dengan membuat kerajinan makanan khas dari
plastisin kalian lebih mengenali macam candi di
daerah sekitar?
134

Evaluasi Pengalaman Belajar

Hasil Jadi Produk


Tulislah hasil diskusimu secara singkat!

Nama :
Kelompok :
135

Mendesain Perencanaan Produk

Unjuk Kerja 2

a) Buatlah kelompok berjumlah 4-5 anak di dalam kelas


b) Ayo membuat kerajinan tangan sederhana Bersama kelompok, yaitu kolase gambar
makanan klas malang menggunakan cangkang telur

c) Ikuti Langkah-langkah pembuatan yang sudah tersedia


d) Cermati contoh video pembuatan kolase gambar dari cangkang telur
https://youtu.be/4iMHUqlrOCs
e) Pastikan kamu mengerjakan dibawah pengawasan gurumu

A. Siapkan alat dan bahan

Kertas HVS Spidol Kuas cat air Lem

Cangkang telur Cat air


136

B. Langkah-langkah
1. Siapkan kertas HVS dan spidol. Kemudian gambar sketsa Apel Malang di kertas
HVS tersebut
2. Siapkan cangkang telur, remukkan menjadi sedikit kecil
3. Ambil kertas HVS yang sudah digambar, berikan lem pada seluruh gambar di kertas
HVS
4. Tempelkan remahan cangkang telur diatas gambar yang sudah diberikan lem,
berikan cangkang telur sampai menutupi seluruh permukaan sketsa gambar.
5. Lalu siapkan kuas dan cat air sesuai warna yang diinginkan
6. Kemudian mulailah mewarnai cangkang telur hingga menutupi permukaan
cangkang telur
7. Gambar kolase cangkang telur sudah selesai

Menyusun Jadwal Pembuatan

Dengan adanya Langkah-langkah kegiatan maka peserta didik dapat menyelesaikan


kegiatan yang sudah dirancang selama 1 hari kurun waktu 60-90 menit.
137
138

NO. Hasil Ya Tidak


1. Apakah pada saat penyiapan bahan untuk
pembuatan makanan khas daerah menggunakan
plastisin mengalami kesulitan?
2. Apakah pembuatan makanan khas daerah
menggunakan plastisin sudah sesuai contoh
yang ditentukan?
3. Apakah struktur makanan khas dari plastisin
yang kalian buat tidak mudah lepas/kuat?
4. Dengan membuat kerajinan makanan khas dari
plastisin kalian lebih mengenali macam candi di
daerah sekitar?
139

Evaluasi Pengalam Belajar

Hasil Jadi Produk


Tulislah hasil diskusimu secara singkat!

Nama :
Kelompok :
140

Lampiran Soal Evaluasi:


1. Kota Malang menyimpan berbagai kekayaan seni dan budaya bangsa yang luar biasa,
seperti…
A. Bangunan tua bersejarah
B. Tari tradisional pendet
C. Keramik Tumapel
D. Tari remo
2. Di Kota Malang terdapat seni pemahatan topeng yang asli bercirikan khas Malang
disebut…
A. Topeng kuno
B. Topeng Arjuna Wiwaha
C. Topeng Malangan
D. Patung
3. Apresiasi pada Topeng Malang diwujudkan dengan bentuk pertunjukan saat ada acara
tertentu, kecuali…
A. Pernikahan
B. Upacara bela sungkawa
C. Hiburan pejabat
D. Pesta rakyat
4. Makanan tradisional Malang berbahan dasar kedelai dengan tekstur kriuk dan garing
disebut…
A. Apel goreng krispi
B. Malang strudel
C. Keripik tempe
D. Lapis kukus malang
5. Candi berikut terletak di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, kecuali…
A. Candi Kidal
B. Candi Singhasari
C. Candi Sumberawan
D. Candi Jago
141

6. Di bawah ini yang bukan merupakan makanan khas Malang adalah…

A.

B.

C.

D.
7. Tempat yang merupakan sarana apresiasi budaya di Jawa Timur yang terletak di Malang
yaitu…
A. Taman Krida Budaya
B. Samantha Krida
C. Pendopo Sela Kencana
D. Kampung warna warni
8. Malang memiliki makanan tradisional yang mirip dengan daerah lain di Indonesia.
Makanan tersebut berbahan dasar pisang berbalut tepung berwarna hijau, disebut…
A. Sang pisang
B. Es pisang ijo
C. Kue pisang ijo
D. Pisang goreng
9. Perhatikan makanan tradisional berikut!
a) Sate ayam bumbu kacang dan kecap
b) Keripik yang terbuat dari buah-buahan
c) Opor ayam dengan santan kelapa
d) Seblak kuah pedas
Dari makanan tradisional di atas, yang merupakan makan tradisional khas Malang adalah…
142

A. B dan C
B. D saja
C. B saja
D. Semuanya benar
10. Berikut ini adalah kesenian tradisional Malang, kecuali…
A. Reog
B. Jaranan
C. Bantengan
D. Topeng malangan
INSTRUMEN, DAN RUBRIK
PENILAIAN

IPAS

Disusun Oleh:
Aisyah Nur Wiji Islam
FASE B KELAS 4

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023

143
144
145

A. PENILAIAN

No. Jenis Asesmen Jenis Keterampilan Teknik Jenis Bentuk


1 Asesmen Diagnostik Pengetahuan Non Tes Observasi Rubrik
(sebelum Sikap Non Tes Observasi Rubrik
pembelajaran)
2 Asesmen Formatif Pengetahuan Tes Tertulis Uraian
(selama Keterampilan Non Tes Penilaian Rubrik
pembelajaran) Kinerja Penilaian
Kinerja
Sikap Non Tes Observasi Rubrik
3 Asesmen Sumatif Pengetahuan Tes Tertulis Pilihan
(akhir pembelajaran) Ganda,
Jawaban
singkat,
Uraian

PENILAIAN PERFORMA (KETERAMPILAN)


1. RUBIK PENILAIAN PRODUK

Perlu
Kriteria Penilaian Sangat Baik Baik Cukup
Perbaikan
Skor 4 3 2 1
Hasil karya Produk Produk cukup Produk Produk belum
berfungsi berfungsi berfungsi berfungsi
sesuai dengan sesuai sesuai dengan sesuai tujuan.
tujuan dengan dengan tujuan namun
sangat baik. tujuan. masih perlu
perbaikan.
Kreativitas dan Memenuhi Memenuhi 2 Memenuhi 1 Seluruh kriteria
estika: semua kriteria yang kriteria yang tidak terpenuhi
1.memanfaatkan kriteria yang diharapkan. diharapkan.
penggunaan bahan diharapkan.
yang ada;
2. siswa
membuat
modifikasi atau
pengembangan
sendiri di luar
arahan;
146

3. tampilan produk
menarik, rapi, dan
tersusun dengan
baik.
Penyelesaian Aktif mencari Bisa mencari Memerlukan Pasif jika
masalah dan ide atau mencari solusi namun bantuan setiap menemukan
kemandirian solusi jika ada dengan arahan menemukan kesulitan.
hambatan. sesekali. kesulitan
namun
ada inisiatif
bertanya.

2. RUBIK PENILAIAN PRESENTASI


Perlu
Kriteria Penilaian Sangat Baik Baik Cukup
Perbaikan
Skor 4 3 2 1
Isi presentasi: Memenuhi Memenuhi 3-4 Memenuhi 1-2 Seluruh kriteria
1. Judul Proyek semua kriteria. kriteria isi Kriteria isi tidak terpenuhi
2. Tujuan Proyek yang baik. yang baik.
3. Alat dan Bahan
4. Cara Pembuatan
5. Hasil proyek
147

Perlu
Kriteria Penilaian Sangat Baik Baik Cukup
Perbaikan
Skor 4 3 2 1
Sikap presentasi: Memenuhi Memenuhi 3- Memenuhi 1-2 Seluruh kriteria
semua tidak terpenuhi
1. Berdiri tegak. 4 kriteria isi kriteria isi
2. Suara terdengar kriteria. yang baik. yang baik.
jelas.
3. Melihat ke
arah audiens .
4. Mengucapkan
salam pembuka.
5. Mengucapkan
salam penutup.
Pemahaman konsep 1. Saat 1. Melihat 1. Sering 1. Membaca
menjelaskan bahan melihat terus selama
tidak melihat presentasi bahan presentasi.
bahan. sesekali. presentasi. 2. Penjelasan
presentasi. 2. Penjelasan 2. penjelasan tidak dapat
2. Penjelasan bisa dipahami kurang bisa dipahami.
bisa dipahami dipahami

3. NILAI AKHIR KETERAMPILAN PRODUK DAN PRESENTASI


Pedoman Pensekoran = skor perolehan x 100
Skor maksimal
Skor maksimal 24

4. KATEGORI
Nilai Akhir
≥91 ≥81 ≥71 ≤70
Sangat terampil Terampil Cukup terampil Perlu Bimbingan
148

5. INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN

LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN UNJUK KERJAIPAS


Berilah tanda centang (√) pada skor yang terpenuhi!

Penyelesaian

Jumlah Skor
Nilai Akhir
Kreativitas dan masalah dan Pemahaman

Kategori
No Nama Hasil Karya Isi presentasi Sikap Presentasi
estika kemandirian Konsep

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.
149

PENILAIAN SIKAP

a. Teknik : non tes


b. Bentuk : observasi
c. Instrument : rubrik

Rubrik Penilaian Sikap


Penilaian
Belum Terlihat Mulai Terlihat Mulai Sudah
No Sikap
(BT) (MT) Berkembang Membudaya
(MB) (SM)
1 Gotong Royong Jika tidak ada sikap Jika salah satu sikap Jika dua sikap yang Jika semua sikap
• Bersedia membantu teman yang ditunjukkan yang ditunjukkan ditunjukkan yang ditunjukkan
• Aktif dalam kerja kelompok
• Tidak mendahulukan kepentingan pribadi
2 Bernalar Kritis Jika tidak ada sikap Jika salah satu sikap Jika dua sikap yang Jika semua sikap
• Mampu merumuskan pokok permasalahan yang ditunjukkan yang ditunjukkan ditunjukkan yang ditunjukkan
• Mampu bertanya dan menjawab
• Membuat rangkuman

Keterangan BT (Belum Terlihat) : D (Kurang) MT (Mulai Terlihat) : C (Cukup) MB (Mulai Berkembang) : B (Baik) SM (Sudah Membudaya)
: A (Sangat baik).
150

Lembar Penilaian Sikap (Afektif)


Gotong royong Bernalar Kritis
No. Nama Siswa
BT MT MB SM BT MT MB SM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
MODUL AJAR
IPAS

Disusun Oleh:
Aisyah Nur Wiji islam
FASE B KELAS IV

151
152
153

MODUL AJAR IPAS


INFORMASI UMUM PERANGKAT AJAR
A. Nama Penulis : Aisyah Nur Wiji Islam
Instansi : Universitas Muhammadiyah Malang
Tahun : 2022/2023
B. Jenjang Sekolah : SD/MI
C. Kelas : IV
D. Alokasi Waktu : 4x35 (2 pertemuan)
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Fase B
• Elemen : Pemahaman IPS
• Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik dapat mengetahui manfaat keberagaman dan upaya melestarikan
kebudayaan daerahnya, serta menghubungkan konteks kehidupan saat ini. (C1)
• Indikator Pencapaian Tujuan Pembelajaran:
a) Peserta didik menyebutkan manfaat adanya keberagaman budaya. (C1)
b) Peserta didik merasionalkan upaya melestarikan kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat daerahnya. (C2)
c) Peserta didik mendemonstrasikan tarian tradisional daerah tempat tinggalnya.
(C3)
• Konsep Utama: peserta didik mengetahui kearifan lokal tempat tinggalnya,
keberagaman budaya yang dimiliki Kota Malang, dan mengetahui manfaat dan cara
melestarikannya, serta membuat kerajinan tangan makanan khas melalui plastisin.
KOMPETENSI AWAL
1) Peserta didik pada awalnya belum mampu menyebutkan manfaat keberagaman
budaya. Setelah pembelajaran, peserta didik dapat memahami dan menyebutkan
manfaat keberagaman budaya yang dimiliki daerahnya.
2) Peserta didik sebelum mengikuti pembelajaran belum dapat merasionalkan
bagaimana upaya melestarikan kebudayaan yang dimiliki, sedangkan setelah
pembelajaran mampu merasionalkan cara melestarikan kebudayaannya.
3) Sebelum mengikuti pembelajaran, peserta didik belum belum mampu
mendemostrasikan tarian tradisional daerahnya. Setelah pembelajaran, peserta didik
154

mampu mempraktikkan tari tradisional sebagai upaya melestarikan kebudayaan


daerahnya.
PROFIL PELAJAR PANCASILA
• Beriman dan Bertaqwa Kepada Tuhan YME
Mata pelajaran IPAS merupakan sarana berlatih peserta didik untuk dapat
membangun rasa syukur kepada Tuhan YME atas segala nikmat alam semesta dan
bersosial, melalui elemen ini siswa akan lebih menghargai lingkungan.
• Bernalar Kritis
Melalui pelajaran IPAS materi Kearifan Lokal, peserta didik dapat menumbuhkan
pemikiran kritis bahwa sekelompok manusia memiliki budaya yang beragam dan
menghasilkan masing-masing kearifan lokal yang berbeda di setiap tempat sehingga
ketidaksamaan akan mewujudkan sikap toleransi antar budaya dan masyarakat.
• Berkebhinekaan Global
Melalui mata pelajaran IPAS materi Kearifan Lokal, peserta didik dapat
menumbuhkan rasa bangga akan keragaman yang dimiliki oleh Indonesia dan
daerahnya.

SARANA DAN PRASARANA


Media : Laptop, HP, LCD, dan Proyektor
Sumber Belajar : LKPD, Buku dan Internet
Alat : gambar print kearifan local, lem, kertas karton/ buku polos kecil, spidol
TARGET PESERTA DIDIK
Peserta didik regular
MODEL PEMBELAJARAN:
PJBL (Project Based Learning)
METODE PEMBELAJARAN:
Diskusi, tanya jawab, penugasan, praktek
MODA PEMBELAJARAN :
Tatap muka (Luring)
KOMPONEN INTI
PEMAHAMAN BERMAKNA
Meningkatkan kemampuan peserta didik tentang pengetahuan kearifan lokal, terkait
makna, manfaat, dan cara melestarikan kearifan lokal tempat tinggalnya.
155

PERTANYAAN PEMANTIK
1. Apakah kamu tahu apa manfaat kita memiliki kebudayaan?
2. Mengapa kita harus menjaga kebudayaan kita agar tetap lestari?
3. Bagaimana kita sebagai masyarakat menjaga kebudayaan kita?
URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Awal
Kegiatan Orientasi
• Guru memberi salam dan mengajak peserta didik berdoa sebelum PBM (Proses
Belajar Mengajar) dimulai.
• Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
• Peserta didik menyanyikan lagu Indonesia Raya untuk memperkuat rasa
nasionalisme.
• Guru melakukan apersepsi tentang materi yang akan dipelajari.
a. Peserta didik diajak untuk mengamati dan menyebutkan salah satu kebudayaan
di sekitar tempat tinggal.
b. Peserta didik bercerita tentang kebudayaan yang mereka ketahui di daerah
tempat tinggal.
• Peserta didik diskusi dengan bertanya pertanyaan yang esensial dan guru
memfasilitasi untuk saling berdiskusi sesama teman.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan kolaborasi
dengan apa yang ingin diketahui peserta didik tentang kearifan lokal dan keragaman
budaya.
• Guru menjelaskan manfaat mempelajari topik pembelajaran yang akan dipelajari
dalam kehiupaan sehari-hari.
Kegiatan inti
Pertemuan ke-1
1. Menentukan pertanyaan atau topik utama
a. Guru menyajikan video tentang Pemanfaatan dan Pelestarian Kebudayaan melalui
kanal YouTube. Link: https://youtu.be/6RN9u5c4R7k
b. Peserta didik bersama guru melakukan kegiatan tanya jawab mengenai video yang
ditayangkan.
c. Peserta didik secara mandiri mengerjakan LKPD: Ayo Mengamati.
156

d. Guru menyampaikan masalah yang akan dipecahkan: Macam-Macam Kebudayaan


Kota Malang
e. Peserta didik mengamati dan memahami masalah yang disampaikan guru atau yang
diperoleh dari bahan bacaan pada PowerPoint yang disajikan guru.
f. Peserta didik dan guru terlibat diskusi mengenai materi yang disajikan melalui
PowerPoint.
2. Merencanakan dan mendesain proyek
a. Peserta didik secara mandiri mengerjakan LKPD: Ayo mencoba.
b. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas LKPD: Ayo Mencoba.
c. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok (3-4 anggota).
d. Peserta didik secara berkelompok membaca dan memahami tugas pada LKPD:
Unjuk kerja membuat scrapbook sederhana mengenai tari tradisional Kota Malang.
e. Peserta didik melihat contoh pembuatan scrapbook di kanal youtube, link:
https://youtu.be/si4PJh-bz1I
f. Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data/bahan-bahan/alat
yang diperlukan untuk pembuatan scrapbook sederhana di pertemuan selanjutnya.
3. Membuat jadwal pelaksanaan penyelesaian proyek
a. Peserta didik membuat jadwal atau timeline pengerjaan dan penyelesaian proyek.
b. Guru menentukan batas akhir pengumpulan tugas proyek.
c. Guru mendampingi dan membimbing peserta didik menyusun jadwal penyelesaian
proyek.
d. Guru menyampaikan bahwa tari tradisional yang dimaksud adalah tari tradisional
daerah Malang.
e. Peserta didik menentukan isi dari scrapbook terkait tarian apa saja yang ada di kota
malang.
f. Peserta didik mempersiapkan alat dan bahan untuk pembuatan scrapbook sedehana
secara berkelompok pada pertemuan ke-2.
Pertemuan ke-2
4. Memonitor kemajuan penyelesaian proyek
a. Guru memeriksa kesiapan peserta didik sebelum membuat scrapbook, sebelum itu
peserta didik meneliti persiapan alat dan bahan dalam pembuatan scrapbook
tersebut.
157

b. Guru memonitoring kegiatan peserta didik dalam menyelesaikan dan melakukan


penilaian sikap pada peserta didik, dan membantu peserta didik yang mengalami
kesulitan dalam pengerjaan proyek.
c. Guru melakukan penilaian sikap berdasarkan rubrik yang telah dibuat.
d. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengecekan dan memberikan
pengarahan untuk melakukan perbaikan atas kerja kelompok mereka sendiri.
e. Guru memonitoring hasil proyek peserta didik apakah sudah sesuai dengan kriteria
penugasan yang ditentukan.
f. Guru mengawasi jalannya pembuatan proyek dan memastikan kegiatan berjalan
dengan lancar dan tepat waktu (60 menit).
5. Mempresentasikan dan menguji hasil penyelesaian proyek
a. Peserta didik atau masing-masing kelompok secara bergantian dan berkelompok
menampilkan hasil scrapbook terkait tarian tradisional daerah Malang di depan guru
dan teman-temannya.
b. Guru menanggapi dan memotivasi keberanian peserta didik dalam
mempresentasikan hasil karyanya.
6. Mengevaluasi dan refleksi proses dan hasil proyek
a. Peserta didik dan guru melakuan evaluasi dengan merefleksi, memberikan kesan dan
pengalaman selama proses pembuatan scrapbook.
b. Peserta didik menyampaikan pendapatnya terkait proyek yang telah dikerjakan.
c. Peserta didik membuat kesimpulan atas proyek yang dilaksanakan dengan
keterkitannya antara tujuan dan manfaat pembelajaran.
d. Guru mengembangkan diskusi peserta didik untuk menjawab permasalahan di awal
serta memberikan penguatan materi pembelajaran terkait kearifan lokal dan
keberagaman kebudayaan.
e. Guru melakukan penilaian unjuk kerja berdasarkan rubrik yang telah dibuat.
Kegiatan Akhir
• Guru memfasilitasi peserta didik untuk mereview pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
• Peserta didik mengerjakan Soal Latihan sebagai pekerjaan rumah.
• Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan
berikutnya.
• Guru dan peserta didik berdoa bersama.
158

• Guru memberian salam penutup.


REFLEKSI PENDIDIK
Media PowerPoint yang digunakan merupakan standard media pembelajaran berbasis
teknologi yang sering digunakan di dalam kelas. Kemungkinan siswa menjadi bosan,
namun untuk mengantisipasi hal tersebut penyajian video YouTube sangat membantu
menstabilkan konsentrasi dan perhatian peserta didik. Selain itu, proyek yang dilakukan
berisi beberapa elemen P5 salah satunya adalah melatih keberanian siswa untuk tampil
di depan umum dengan mempresentasikan seni tari tradisional daerahnya. Dengan ini
siswa cenderung dapat berpikir kritis dan kreatif, gotong royong, dan berkebhinekaan
global.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Bahan ajar
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
3. Media pembelajaran
4. Alat evaluasi
5. Lembar Penilaian
PENGAYAAN DAN REMEDIAL
1. Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang menguasai materi ini dengan sangat baik
yaitu dengan cara memberikan ragam soal yang tingkatanya lebih tinggi.
2. Remidial diberikan kepada peserta didik yang belum menguasai materi dengan baik
yaitu dengan cara memberikan pengulangan materi dasar serta materi spesifik yang
kurang dikuasai oleh peserta didik.
BAHAN BACAAN PENDIDIK
1. Buku Guru IPAS Kurikulum Merdeka Kemedikbudristek
2. Bacaan di internet
BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK
1. Buku Siswa IPAS Kurikulum Merdeka Kemedikbudristek
2. PowerPoint
DAFTAR PUSTAKA
Amalia Fitri, dkk. (2021). Buku Panduan Guru Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial untuk
Siswa SD Kelas IV. Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Amalia Fitri, dkk. (2021). Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial untuk Siswa SD Kelas IV.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan
159

Mulyaningtyas, D. (2019). Mengenal 4 Tari Tradisional Khas Malang, Jawa Timur -


Surabaya. Diakses di Liputan6.com, pada 26 Februari 2023).
BAHAN AJAR
IPAS

Disusun Oleh:
Aisyah Nur Wiji Islam
FASE B KELAS 4

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023

160
161
162

Rangkuman Materi
Tarian merupakan seni yang menggunakan tubuh secara berirama. Seni ini
biasanya dilakukan di tempat dan waktu dengan tujuan tertentu. Tarian yang berasal dari
Jawa Timur memang banyak macamnya. Salah satu daerah yang kaya akan seni tari
adalah Kota Malang, Jawa Timur. Tidak hanya memiliki berbagai tempat wisata alam
yang melimpah. Pesona keindahan ragam corak kesenian yang dimiliki
Kota Malang sangat sayang untuk dilewatkan. Seperti seni tari yang dimilki kota Malang.
1. Tari Beskalan
Tari Beskalan merupakan salah satu kesenian khas Malang, Jawa Timur. Tari
tradisional ini awalnya difungsikan sebagai tarian ritual atau tari upacara. Tari
Beskalan biasanya diadakan pada saat ritual yang berkaitan dengan ritus tanah atau
kesuburan tanah. Namun seiring berjalannya waktu, kini menjadi tari penyambutan.
Tari Beskalan ditarikan dengan mengusung gerakan yang lincah, dinamis dan
feminim sebagai gambaran atau pencitraan tarian seorang perempuan. Uniknya, di
masa lalu tari ini dibawakan oleh laki-laki berkostum perempuan. Beskalan lahir
seiring pesatnya perkembangan Ludruk sekitar 1930an.
Pertunjukan tari beskalan diiringi dengan alunan musik tradisional. Pada
awalnya iringan musik hanya menggunakan alat musik sederhana seperti kendang,
jidor dan lainnya. Namun kini, kamu akan lebih sering menemui Tari Beskalan yang
diiringi dengan alunan musik gamelan jawa laras slendro yang menjadi ciri khas
gamelan Jawa Timur.
2. Tari Topeng Malangan
Tari Topeng Malangan atau Wayang Topeng merupakan pertunjukan yang
telah ada sejak abad ke delapan. Tarian ini termasuk dari kesenian Jawa Timur yang
telah ditetapkan dalam Warisan Budaya Tak Benda Nasional oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. Para pemain tari tradisional ini biasanya mengenakan
topeng. Secara umum, cerita yang diangkat sebagai konsep tarian adalah cerita
Panji. Cerita tersebut merupakan kumpulan cerita yang berasal dari tanah Jawa
periode klasik.
Meski begitu, cerita dalam tari topeng juga dikembangkan dengan
menceritakan kehidupan sosial dan cerita humor. Topeng Malangan juga memiliki
keragaman warna yang unik dan berbeda dengan topeng dari daerah lain. Selain itu,
karakteristik topeng malangan diperkuat dengan kombinasi lima warna dasar, yaitu
163

merah, putih, hitam, kuning, dan hijau. Masing-masing warna menyimbolkan


keberanian, kesucian, kebijaksanaan, dan kebahagiaan
3. Tari Bedayan Malang
Tari Bedayan merupakan tarian yang bertujuan untuk menyambut
kedatangan tamu. Tari tradisional ini sarat dengan makna keterbukaan diri dan
kesederhanaan. Hal tersebut menggambarkan sifat dan sikap masyarakat Malang
pada umumnya yang terbuka, sederhana dan lugas.
Berdasarkan cerita masyrakat, Tari Bedayan mengusung sebuah legenda
tentang pertemuan raja-raja Jawa dengan sang penguasa laut selatan, yakni Nyi
Roro Kidul. Tari tradisional ini tersiri dari sembilan penari yang masing-masing
memiliki peran tersendiri, namun tetap menyatu dalam kesatuan gerak yang indah.
4. Tari Grebeg Wiratama
Tari Grebek Wiratama merupakan salah satu tari tradisional khas Malang.
Tarian ini menggambarkan jiwa keperwiraan prajurit yang akan berangkat menuju
peperangan. Maka gerakan yang ditampilkan sangat maskulin dan tegas. Selain itu,
tarian ini juga menggambarkan sisi humoris yang menjadi bagian dari sifat
manusia.
MEDIA PEMBELAJARAN
IPAS

Disusun Oleh:
Aisyah Nur Wiji Islam
FASE B KELAS 4

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023

164
165
166

Media Pembelajaran
Power Point

Video YouTube

(Pemanfaatan dan Pelestarian Kebudayaan)


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
IPAS

Disusun Oleh:
Aisyah Nur Wiji Islam
FASE B KELAS 4

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023

167
168
169
170

Tujuan Pembelajaran
TUJUAN PEMBELAJARAN 3

3. Peserta didik menyebutkan manfaat adanya keberagaman budaya.


4. Peserta didik merasionalkan upaya melestarikan kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat
daerahnya.
5. Peserta didik membuat scrapbook tarian tradisional daerah tempat tinggal.

A. Kegiatan 1
1. Melalui kegiatan tanya jawab peserta didik mampu menyebutkan manfaat adanya
kearifan lokal daerah
2. Penggunaan LKPD peserta didik mampu berkreasi dengan tema pelestarian
kebudayaan
3. Melalui unjuk kerja peserta didik mampu membuat kreasi scrapbook sederhana
menenai kearifan lokal .
4. Melalui unjuk kerja peserta didik mampu mengenali keberagaman kearifan lokal dari
scrapbook sederhana yang dibuat secara kelompok

B. Kegiatan 2
1. Melalui kegiatan tanya jawab peserta didik mampu menyebutkan manfaat adanya
kearifan lokal daerah sekitar.
2. Penggunaan LKPD peserta didik mampu membut kreasi dengan memilih kearifan lokal
topeng daerah.
3. Melalui unjuk kerja peserta didik mampu membuat topeng malangan dari bahan
sederhana menggunakan kertas karton.
171

PETUNJUK PEMBELAJARAN

1. Berdo’alah terlebih dahulu kepada Tuhan YME sebelum mengerjakan.


2. Jangan lupa untuk menuliskan identitas diri secara lengkap.
3. Siapkan alat tulis dan bahan yang diperlukan.
4. Kerjakan soal sesuai dengan petunjuk dengan teliti.
5. Jika ada kesulitan dan terdapat hal-hal yang tidak dipahami, tanyakan kepada
gurumu.
172

Mari Mengamati

Apakah kalian tau apa itu kearifan lokal?

Kearifan lokal merupakan sesuatu yang berkaitan secara spesifik dengan budaya
tertentu (budaya lokal) dan mencerminkan cara hidup suatu masyarakat tertentu
(masyarakat lokal). Kearifan lokal dapat diartikan juga sebagai ciri khas etika dan nilai
budaya dalam masyarakat lokal secara turun temurun. Dengan kata lain, kearifan lokal
bersemayam pada budaya lokal (local culture). Keberagaman kearifan lokal malang
seperti makanan khas, bangunan bersejarah, kesenian. Salah satu contoh kearifan lokal
malang seperti topeng malang, topeng malang, tari bedayan dan lainnya.

Pertanyaan Mendasar

Perhatikan gambar berikut!

Apa saja yang kalian ketahui mengenai kearifan lokal pada gambar tersebut?

Deskripsikan secara singkat!

Perhatikan gambar
173

Deskripsikan secara singkat!

Perhatikan gambar
174

Mendesain Perencanaan Produk

Unjuk Kerja 1

a) Ayo melestarikan tarian tradisional daerah Malang dengan mengenali ragam tarian
yang ada di Malang!
b) Buatlah kelompok 3 - 4 anggota.
c) Pilih beberapa tari tradisional daerah Malang untuk di print/ cetak beberapa gambar
bersama kelompokmu.
d) Perhatikan lagi tari tradisonal dari Malang tersebut.

Tari Tradisional Daerah Malang

Tari Bedayan Tari Topeng Malang

Tari Beskalan Tari Grebeg Wiratama


175

A. Siapkan alat dan bahan berikut ini!

Gunting Penggaris Spidol kertas karton

Lem Foto tari Cutter

B. Langkah-Langkah
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk membut scrapbook sederhana
bersama kelompok. Seperti gunting, penggaris, sepidol, kertas karton manila A3, lem,
gambar tarian dan silet.
2. Bagi kertas karton manila A4 menjadi 2 bagian menggunakan penggaris dan silet,
kemudian potongan kerta tersebut lipat menjadi 2 bagian kembali.
3. Lem seluruh bagian salah satu kertas, kemudian tempel antara sati sisi dengan sisi
lainnya kertas tersebut.
4. Setelah pola dasar dari scrapbook jadi tunggu lemnya sampai kering.
5. Kemudian siapkan gambar tari tradisional malang yang telah disipakan berupa print
atau cetakan gambar
6. Tempel gambar tersebut pada scrapbook yang telah dibuat tadi, setelah itu tulislah
setiap gambar sesuai dengan nama tari menggunakan spidol.
7. Tahap terakhir bisa menghiap scrapbook yang dibuat dengan krearif oleh masing-
masing kelompok tersebut.
8. Setelah selesai presentasikanlah hasil jadi dari produk secara bergantian di depan kelas
kepada guru dan teman-temanmu.

Menyusun Jadwal Pembuatan

Dengan adanya Langkah-langkah kegiatan maka peserta didik dapat menyelesaikan


kegiatan yang sudah dirancang selama 1 hari kurun waktu 60-90 menit.
176
177

NO. Hasil Ya Tidak


1. Apakah pada saat penyiapan bahan untuk
pembuatan scrapbook mengalami kesulitan?
2. Apakah pembuatan scrapbook kearifan lokal tari
daerah sudah sesuai contoh yang ditentukan?
3. Apakah struktur scrapbook kearifan lokal tari
daerah yang kalian buat tidak mudah lepas/kuat?
4. Dengan membuat scrapbook kearifan lokal tari
daerah sekitar kalian lebih mengenali macam
candi di daerah sekitar?
178

Evaluasi Pengalaman Belajar

Hasil Jadi Produk


Tulislah hasil diskusimu secara singkat!
179

Mendesain Perencanaan Produk

Unjuk Kerja 2

a) Buat kelompok terlebih dahulu dengan jumlah 4-5 peserta didik


b) Tentukan desain topeng malangan yang ingin dibuat

c) Ikuti langkah-langkah membuat yang sudah tersedia


d) Cermati contoh video pembuatan topeng malangan dari kertas karton
https://youtu.be/ToVhMauIjaY
e) pastikan kamu mengerjakan dibawah pengawasan gurumu

A. Alat dan bahan

Spidol Pensil Gunting Cutter

Kuas cat air Lem kertas Cat air


180

B. Langkah-langkah
1. Siapkan bahan-bahan yang dibutuhkan membuat topeng
2. Ambil kertas karton, mulailah menggambar sketsa topeng yang dipilih
menggunakan pensil
3. lalu tebali sketsa tersebut menggunakan spidol.
4. Setelah itu potong desain topeng sesuai bentuk gambar
5. Warnai topeng yang sudah dibuat sesuai dengan keinginan menggunakan cat air
6. Tunggu cat mengering
7. Kemudian bisa menambahkan karet gelang samping kanan dan kiri, yang berfungsi
sebagai konektor ditelinga untuk digunakan
8. Topeng sudah jadi, berikan hasilnya kepada guru kelas

Menyusun Jadwal Pembuatan

Dengan adanya Langkah-langkah kegiatan maka peserta didik dapat menyelesaikan


kegiatan yang sudah dirancang selama 1 hari kurun wak tu 60-90 menit.
181
182

NO. Hasil Ya Tidak


1. Apakah pada saat penyiapan bahan untuk
pembuatan topeng malangan sederhana
mengalami kesulitan?
2. Apakah pembuatan topeng malangan sesuai
dengan contoh yang ditentukan?
3. Apakah struktur topeng malangan sederhana
yang kalian buat tidak mudah lepas/kuat?
4. Dengan membuat topeng malangan kalian lebih
mengenali macam candi di daerah sekitar?
183

Evaluasi Pengalaman Belajar

Hasil Jadi Produk


tulislah hasil diskusi kalian secara singkat!

Nama :
Kelompok :
184

Lampiran Soal Evaluasi:


1. Agar kesenian dan budaya yang dimiliki oleh masyarakat tetap eksis keberadaannya,
maka perlu untuk…
A. Melestarikannya
B. Memanfaatkannya
C. Menjualnya
D. Mengabaikannya
2. Di bawah ini adalah salah satu upaya melestarikan kebudayaan yaitu…
A. Membicarakannya
B. Mempraktikkannya
C. Mengingatnya
D. Melihatnya
3. Malang memiliki beberapa tari tradisional di antaranya adalah berikut ini…
A. Tari piring
B. Tari bedayan
C. Tari selamat datang
D. Tari jaranan
4. Tari tradisional Malang yang biasanya diadakan pada saat ritual berkaitan dengan ritus
tanah atau kesuburan tanah…
A. Tari beskalan
B. Tari topengan
C. Tari bedayan
D. Tari piring
5. Tari tradisional Malang yang bertujuan untuk menyambut kedatangan tamu disebut…
A. Tari selamat dating
B. Tari bedayan
C. Tari beskalan
D. Tari topeng
6. Tari tradisional di bawah ini menggambarkan jiwa keperwiraan prajurit yang akan
berangkat menuju peperangan…

A.
185

B.

C.

D.
7. Karakteristik topeng malangan diperkuat dengan kombinasi lima warna dasar yaitu…
A. Merah, putih, hitam, kuning, hijau
B. Merah, putih, hitam, hijau, biru
C. Merah, putih, hitam, biru, kuning
D. Merah, putih, hitam, merah, hijau
8. Tari yang konon mengusung sebuah legenda tentang pertemuan raja-raja Jawa dengan
sang penguasa laut selatan, yakni Nyi Roro Kidul, yaitu…
A. Tari bedayan
B. Tari topeng malangan
C. Tari grebeg wiratama
D. Tari remo
9. Perhatikan tari tradisional berikut!
a) Tari bedayan
b) Tari selamat datang
c) Tari remo
d) Tari grebeg wiratama
Dari tari tradisional di atas, yang merupakan tari tradisional Malang adalah…
A. B dan C
B. A dan D
C. A dan C
D. semuanya
10. Di masa lalu tari ini dibawakan oleh laki-laki berkostum perempuan, tari ini disebut…
A. Beskalan
B. Jaranan
C. Bedayan
D. Bantengan
INSTRUMEN, DAN RUBRIK
PENILAIAN

IPAS

Disusun Oleh:
Aisyah Nur Wiji Islam
FASE B KELAS 4

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023

186
187
188

E. PENILAIAN
No. Jenis Asesmen Jenis Teknik Jenis Bentuk
Keterampilan
1 Asesmen Diagnostik Pengetahuan Non Tes Observasi Rubrik
(sebelum pembelajaran) Sikap Non Tes Observasi Rubrik

2 Asesmen Formatif Pengetahuan Tes Tertulis Uraian


(selama pembelajaran) Keterampilan Non Tes Penilaian Rubrik
Kinerja Penilaian
Kinerja
Sikap Non Tes Observasi Rubrik
3 Asesmen Sumatif (akhir Pengetahuan Tes Tertulis Pilihan Ganda,
pembelajaran) Jawaban
singkat,
Uraian

PENILAIAN PERFORMA (KETERAMPILAN)


1. RUBIK PENILAIAN PRODUK

Perlu
Kriteria Penilaian Sangat Baik Baik Cukup
Perbaikan
Skor 4 3 2 1
Hasil karya Produk Produk cukup Produk Produk belum
berfungsi berfungsi berfungsi berfungsi
sesuai dengan sesuai sesuai dengan sesuai tujuan.
tujuan dengan dengan tujuan namun
sangat baik. tujuan. masih perlu
perbaikan.
Kreativitas dan Memenuhi Memenuhi 2 Memenuhi 1 Seluruh kriteria
estika: semua kriteria yang kriteria yang tidak terpenuhi
1.memanfaatkan kriteria yang diharapkan. diharapkan.
penggunaan bahan diharapkan.
yang ada;
2. siswa
membuat
modifikasi atau
pengembangan
sendiri di luar
arahan;
189

tampilan produk
menarik, rapi, dan
tersusun dengan
baik.
Penyelesaian Aktif mencari Bisa mencari Memerlukan Pasif jika
masalah dan ide atau mencari solusi namun bantuan setiap menemukan
Kemandirian solusi jika ada dengan arahan menemukan kesulitan.
hambatan. sesekali. kesulitan
namun
ada inisiatif
bertanya.

2. RUBIK PENILAIAN PRESENTASI


Perlu
Kriteria Penilaian Sangat Baik Baik Cukup
Perbaikan
Skor 4 3 2 1
Isi presentasi: Memenuhi Memenuhi 3-4 Memenuhi 1-2 Seluruh kriteria
1. Judul Proyek semua kriteria. kriteria isi Kriteria isi tidak terpenuhi
2. Tujuan Proyek yang baik. yang baik
3. Alat dan Bahan
3. Cara Pembuatan
4. Hasil proyek
190

Perlu
Kriteria Penilaian Sangat Baik Baik Cukup
Perbaikan
Skor 4 3 2 1
Sikap presentasi: Memenuhi Memenuhi 3-4 Memenuhi 1-2 Seluruh kriteria
semua tidak terpenuhi
1. Berdiri tegak. kriteria isi kriteria isi
2. Suara terdengar kriteria. yang baik. yang baik.
jelas.
3. Melihat ke
arah audiens .
4. Mengucapkan
salam pembuka.
5. Mengucapkan
salam penutup.
Pemahaman konsep 1. Saat 1. Melihat 1. Sering 1. Membaca
menjelaskan bahan presentasi melihat terus selama
tidak melihat sesekali. bahan presentasi.
bahan. 2. Penjelasan presentasi. 2. Penjelasan
2. presentasi. bisa dipahami 2.penjelasan tidak dapat
Penjelasan kurang bisa dipahami.
bisa dipahami dipahami

3. NILAI AKHIR KETERAMPILAN PRODUK DAN PRESENTASI


Pedoman Pensekoran = skor perolehan x 100
Skor maksimal
Skor maksimal 24

4. KATEGORI
Nilai Akhir
≥91 ≥81 ≥71 ≤70
Sangat terampil Terampil Cukup terampil Perlu Bimbingan
191

5. INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN

LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN UNJUK KERJAIPAS


Berilah tanda centang (√) pada skor yang terpenuhi!

Penyelesaian

Jumlah Skor
Kreativitas dan Pemahaman

Nilai Akhir
Hasil Karya masalah dan Isi presentasi Sikap Presentasi

Kategori
No estika Konsep
kemandirian
Nama
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.
192

PENILAIAN SIKAP

a. Teknik : non tes


b. Bentuk : observasi
c. Instrument : rubrik

Rubrik Penilaian Sikap


Penilaian
Belum Terlihat Mulai Terlihat Mulai Sudah
No Sikap
(BT) (MT) Berkembang Membudaya
(MB) (SM)
1 Gotong Royong Jika tidak ada sikap Jika salah satu sikap Jika dua sikap yang Jika semua sikap
• Bersedia membantu teman yang ditunjukkan yang ditunjukkan ditunjukkan yang ditunjukkan
• Aktif dalam kerja kelompok
• Tidak mendahulukan kepentingan pribadi
2 Bernalar Kritis Jika tidak ada sikap Jika salah satu sikap Jika dua sikap yang Jika semua sikap
• Mampu merumuskan pokok permasalahan yang ditunjukkan yang ditunjukkan ditunjukkan yang ditunjukkan
• Mampu bertanya dan menjawab
• Membuat rangkuman

Keterangan BT (Belum Terlihat) : D (Kurang) MT (Mulai Terlihat) : C (Cukup) MB (Mulai Berkembang) : B (Baik) SM (Sudah Membudaya)
: A (Sangat baik).
193

Lembar Penilaian Sikap (Afektif)


Gotong royong Bernalar Kritis
No. Nama Siswa
BT MT MB SM BT MT MB SM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
194

Anda mungkin juga menyukai