Oleh:
FITRIA ROHIMA ATIKA, S.Si
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN
ii
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna karena keadaan
penulis yang terbatas, baik mengenai waktu, kemampuan serta pengetahuan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak.Selain itu, penulis berharap semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membacanya.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.....................................................................................................i
Lembar Pengesahan.............................................................................................ii
Kata Pengantar.....................................................................................................iii
Daftar Isi..............................................................................................................iv
Daftar Gambar.....................................................................................................vi
Daftar Tabel.........................................................................................................vii
Daftar Lampiran...................................................................................................viii
Abstrak.................................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................4
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran....................................4
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran..................................4
iv
B. Saran dan Tindak Lanjut................................................................44
Daftar Pustaka......................................................................................................45
Lampiran
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Spiral Penelitian Tindakan Kelas...................................................22
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Matriks Jenis Data.............................................................................25
Tabel 3.2 Diskriptor Kegiatan Guru Model STAD...........................................26
Tabel 3.3 Pembelajaran Kooperatif Model STAD............................................27
Tabel 3.4 Penentuan Taraf Keberhasilan Tindakan...........................................27
Tabel 4.1 Presentase Kegiatan Belajar Siswa dan Taraf Keberhasilan Tindakan
Siklus I...............................................................................................29
Tabel 4.2 Grafik Kegiatan Belajar Kooperatif Model STAD Siklus I..............30
Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Belajar Pre-test dan Post-test Siklus I....................31
Tabel 4.4 Presentase Kegiatan Belajar Siswa dan Taraf Keberhasilan Tindakan
Siklus II.............................................................................................34
Tabel 4.5 Grafik Kegiatan Belajar Kooperatif Model STAD Siklus II.............35
Tabel 4.6 Perbandingan Kegiatan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II............35
Tabel 4.7 Grafik Peningkatan Kegiatan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II .
36 Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Belajar Pre-test dan Post-test Siklus II..............37
Tabel 4.9 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa...................................................41
vii
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
Atika, Fitria Rohima. 2021. “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Materi Konsep
Perkalian Dasar Melalui Permainan Congklak Pada Siswa Kelas II SD Islam
Surya Buana Tahun Ajaran 2021/2022”.
viii
Kata Kunci: Matematika, Konsep Perkalian, Permainan Congklak, Hasil belajar.
ix
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pendidikan formal yaitu sekolah, guru memegang peranan penting
untuk mentransferkan ilmu atau menyampaikan ilmu kepada siswa. Tak
jarang dalam penyampaian ilmu guru menggunakan metode yang tidak
bervariasi. Sehingga sering dijumpai kurangnya pemahaman siswa yang
berakibat pada tidak adanya peningkatan kemampuan pada diri siswa dan
tidak tercapainya kompetensi dasar. Hal ini akan menjadi masalah di kelas
apabila guru tidak mengadakan evaluasi pembelajaran atau perbaikan
pembelajaran. Perbaikan pembelajaran ini dapat dilakukan melalui penelitian
tindakan kelas, penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian yang
menempatkan guru sebagai peneliti, sebagai agen perubahan yang pola
kerjanya bersifat kreatif dan inovatif. Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan pada tanggal 29 September
2021 di kelas IIB SD Islam Surya Buana Malang diketahui bahwa sebagian besar
kegiatan belajar mengajar (KBM) masih didominasi oleh guru, dan
menggunakan metode ceramah serta papan tulis sebagai medianya. Siswa hanya
duduk mendengarkan, menjawab soal dipapan secara klasikal, sesekali maju
kedepan untuk menjawab soal di papan tulis, dan mengerjakan soal di buku
cetak. Pada saat menegerjakan soal perkalian, beberapa siswa kesulitan
melakukan penjumlahan berulang. Padahal kemampuan berhitung pada operasi
penjumlahan itu merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa
kelas 2 SD. Sedangkan di kelas IIB siswa memiliki kemampuan berhitung
yang berbeda-beda pada operasi penjumlahan, ada yang mahir berhitung, ada
yang perlu dibimbing, serta ada yang kemampuannya sedang (perlu beberapa
kali mencoba baru menemukan hasilnya).
Selain itu berdasarkan observasi nilai ulangan tengah semester didapatkan
bahwa 24 siswa kelas IIB semester ganjil tahun ajaran 2021/2022 diketahui
bahwa hanya sekitar 9 siswa yang memperoleh nilai di atas 65 dengan rincian
sebagai berikut: tidak ada siswa yang memperoleh nilai 100, siswa yang
memperoleh nilai sangat tinggi (80-99) sebanyak 6 siswa, siswa yang
memperoleh nilai tinggi (66-79) sebanyak 3 siswa, nilai cukup (56-65) sebanyak
1
9 siswa, nilai rendah (40-55) sebanyak 5 siswa, dan nilai sangat rendah (0-39)
sebanyak 1 siswa. Rentangan nilai yang digunakan di SD Islam Surya Buana
Malang adalah nilai sangat tinggi (80-100), nilai tinggi (65-79), nilai cukup (56-
64), nilai rendah (40-55), dan nilai sangat rendah (0-39). Jadi dikatakaan
ketuntasan belajar siswa hanya 37,5% yaitu 9 siswa yang nilainya diatas
KKM sedangkan yang tidak tuntas belajar sekitar 62.5% yaitu 15 siswa
nilainya di bawah KKM matematika yaitu 65.
Alternatif permasalahan untuk mengatasi permasalahan di atas, maka perlu
dilakukan penelitian tindakan kelas dalam hal ini menggunakan media
permainan tradisional Congklak dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif. Melalui penerapan media dan model tersebut prioritas yang
diharapkan dapat tercapai yaitu meningkatkan kegiatan pembelajaran dan
prestasi belajar Matematika siswa kelas IIB SD Islam Surya Buana Malang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka rumusan
masalah yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana penerapan media permainan tradisional Congklak untuk
mengenalkan konsep perkalian dasar pada siswa kelas II SD Islam
Surya Buana ?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar mata pelajaran Matematika
khususnya pada materi konsep perkalian dasar siswa kelas II SD Islam
Surya Buana melalui penerapan media permainan tradisional Congklak?
2
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Manfaat Penelitian bagi Guru
Bagi guru penelitian ini mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut:
a. Sebagai salah satu solusi dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi
dalam proses pembelajaran Matematika khususnya dan mata pelajaran
lainnya umumnya.
2. Manfaat PTK Bagi Pembelajaran Siswa
Bagi siswa, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
a. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Matematika
baik secara mental maupun fisik.
b. Pengetahuan yang telah diperoleh siswa akan mempunyai daya tahan
ingatan yang baik dan lama.
c. Penelitian ini, dapat meningkatkan kegiatan belajar dan prestasi belajar
siswa dalam bidang studi Matematika.
3
2. Kajian Pustaka
A. Hasil Belajar
Pengertian Hasil Belajar
Perubahan yang didapat siswa setelah melakukan serangkaian proses
belajar dinamakan hasil belajar. Menurut Purwanto (dalam Abdul Muin dan
Rizki, 2012) menyatakan bahwa hasil belajar adalah penilaian terhadap
pelajaran yang telah di berikan oleh guru kepada murid-muridnya dalam jangka
waktu tertentu yang ditetapkan. Dalam proses belajar mengajar guru melakukan
tugasnya tidak hanya menyampaikan materi kepada siswa, tetapi ia juga dituntut
untuk membantu keberhasilan dalam menyampaikan materi pelajaran yaitu
dengan cara mengevaluasi hasil belajar mengajar. Menurut Sudjana (dalam
Dani, 2015) “evaluasi adalah pemberian cara bekerja, pemecahan, metode,
materil dll”. Dilihat dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu ada suatu
kriteria atau standar tertentu.
4
dilihat apabila peserta didik telah menunjukan perilaku atau perbuatan
tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan
ranah afektifnya.
B. Permainan Congklak
1. Pengertian Permainan Congklak
Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dilakukan oleh dua
orang bahkan lebih. Permainan ini menggunakan papan yang dinamakan
papan congklak dan 98 (14x7) buah biji yang dinamakan biji congklak.
Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan
bijinya terbuat dari cangkang kerang, krikil, kiong, dan biji-bijian. Papan
congklak terdapat 16 lubang terdiri atas 14 lobang kecil saling
berhadapan dan 2 lubang besar di kedua sisinya. Sehingga dengan belajar
sambil bermain menggunakan media Congklak diharapkan bisa
mempertahankan aset budaya.
Dikutip dari skripsi Deska Alvisari (2017) permainan Congklak
memiliki beberapa manfaat untuk perkembangan kognitif anak-anak:
a) Menurut Sukirman Dharmamulya, dalam buku permainan tradisional
jawa menyatakan bahwa Permainan congklak yang mahir, memiliki
kekuatan dalam berhitung dan memilih peluang akan pembagian biji-biji
kedalam masing-masing cekungan yang terdapat dalam alat bermainnya.
b) Menurut Novi Mulyani dalam buku super asyik Permainan tradisional
anak Indonesia menyatakan bahwa Bermain congklak juga dapat melatih
anak-anak pandai menghitung.
c) Menurut Euis Kurniati permainan tradisional pada penguasaan
diantaranya adalah untuk melatih keterampilan berhitung anak dan m
orik halus, melatih kesabaran ketika menunggu giliran temannya.
d) Menurut Diah Rahmawati dalam buku aku pintar dengan bermain
menyatakan bahwa permainan congklak juga membutuhkan kecerdasan
berhitung, seperti disaat memasukan kecik disetiap lubang maupun
saat menghitung biji kecik di saat permainan satu babak usai pemain
juga diajarkan untuk bermain spekulasi dengan pertimbangan dan
perhitungan yang matang.
e) Menurut Adi D Tilong dalam buku 49 Aktivitas pendongkrak kinerja
otak kanan dan kiri anak menyatakan bahwa, permain tradisional
congklak ini sangat bermanfaat bagi anak karena dapat melatih otak kiri
anak untuk berfikir.
5
1. Langkah-langkah Bermainan Congklak
Langkah-langkah permainan congklak di antara lain:
1) Permainan dilakukan perkelompok setiap kelompok terdiri dari 4 -5
siswa.
2) Masing-masing kelompok mengambil kelereng
3) Dalam permainan ini, anggota kelompok bekerjasama dan
berkompetensi. Satu anggota kelompok memegang dan memainkan,
sedangkan satu anggota kelompok lainnya membacakan soal dan menulis
jawabannya.
4) Masing-masing kelompok mengambil kelereng untuk dimasukkan
kedalam kolom yang ada di alat peraga congklak sesuai menurut soal.
2. Kekurangan dan Kelebihan Permainan Congklak
Permainan Congklak juga memiliki kelebihan dan kekurangan yang dikutip dari
Jannatul Uzmi (2016) , antaralain:
a) Kelebihannya yaitu; 1) Tidak memerlukan biaya yang sangat besar tetapi
murah meriah, 2) Siswa akan lebih senang dan enjoy dalam belajar
matematika, walaupun dikemas dalam bentuk permainan tetapi tidak
meninggalkan tujuan pembelajaran, 3) Dapat meningkatkan daya kreatifitas
siswa, baik diri kognitif, afektif, dan psikomotor, 4) Menjalin rasa
kebersamaan dan daya saing yang sportif antar siswa dalam pembelajaran
kelompok, 5) Dalam waktu kurun 1 kali pertemuan konsep perkalian dan
pembagian dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa, 6) Mengenakan
permainan tradisional yang bila diimplementasikan pada pelajaran lain.
b) Kekurangannya yaitu; 1) Belum semua siswa dan guru mengerti tentang alat
permainan congklak ini, 2) Media pembelajaran ini cepat rusak, 3) Belum
tentu di semua daerah mengenal permainan ini karena congklak
merupakan permainan tradisional daerah jawa.
6
Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan
atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike berhubungan pula
dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang
artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan
matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan
berpikir/bernalar.”
7
3. Ruang Lingkup Matematika di SD
Sedangkan menurut Nanang (2007), dalam Permendiknas No 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi menyebutkan bahwa mata pelajaran Matematika pada
satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (a) Bilangan,
(b) Geometri dan pengukuran serta (c) Pengolahan data.
8
3. Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian, serta Pihak yang Membantu
Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu
siswa kelas II semester ganjil tahun ajaran 2020-2021 di SD Islam Surya Buana
yang berjumlah 24 orang siswa yang terdiri dari 13 siswa laki – laki dan 11 orang
siswa perempuan.
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Islam Surya Buana
yang beralamat di Jl. Simpang Gajayana No. 610 F, Dinoyo, Lowokwaru,
Malang, Jawa Timur. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian
atau saat penelitian ini dilangsungkan. Adapun waktu penelitian yang dilakukan
oleh peneliti yaitu:
No Siklus Waktu Pelaksanaan
1. Siklus I Kamis, 11 November 2021
2. Siklus II Selasa, 16 November 2021
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) sehingga
dalam pelaksanaannya menuntut kehadiran peneliti di lapangan. Dalam PTK kerja
sama antara peneliti dengan guru bidang studi di lapangan sangat dibutuhkan.
Dalam hal ini peneliti bersama guru kelas II terlibat langsung dalam
merencanakan tindakan, melakukan tindakan, observasi, refleksi, pengumpul
data dan menganalisis data.
9
3) Menentukan pokok bahasan
4) Menyusun RPP
5) Mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data seperti: soal soal
matematika, pedoman penilaian,format penilaian
2) Pelaksanaan Tindakan
a. Kegiatan awal
1). Guru membuka pelajaran memberi salam dan presentasi
2). Guru memberi apersepsi (melakukan tanya jawab berkaita dengan
meteri yang akan diajarkan
b. Kegiatan inti
1) Guru menjelaskan materi perkalian menggunakan Congklak. Siswa
mengamati penjelasan guru.
1
8) Setiap kelompok mulai mengerjakan tugas kelompok secara
bersama sama. Guru membimbing untuk nomor soal pertama.
Selanjutnya secara berkelompok siswa melanjutkan tugasnya. (LKS
1)
11) Siswa bersama sama menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
c. Kegiatan Akhir
3) Observasi
Observasi dilakukan selama kegiatan belajar berlangsung. Observasi
dilakukan oleh 1 orang teman guru dengan berpedoman pada lembar
observasi pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan media permainan
Congklak. Data yang diamati adalah pencapaian prestasi siswa.
4) Refleksi
Dalam tahap ini peneliti menganalisa pengamatan yang diperoleh untuk
menentukan langkah – langkah perbaikan pada siklus berikutnya apabila
ditemukan kelemahan maupun temuan temuan lain yang menyebabkan
kesulitan pada siklus yang bersangkutan.
1
b. Siklus II
1) Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan (planning) meliputi sebagai berikut
1) Melaksanakan pertemuan dengan teman sejawat di SD Islam Buana
Malang untuk membicarakan persiapan tindakan dan waktu
pelaksanaan tindakan
2) Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dikelas
3) Menentukan pokok bahasan
4) Menyusun RPP
5) Mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data seperti: soal soal
matematika, pedoman penilaian,format penilaian
2) Pelaksanaan Tindakan
a. Kegiatan awal
1). Guru membuka pelajaran memberi salam dan presentasi
2). Guru memberi apersepsi (melakukan tanya jawab berkaita dengan
meteri yang akan diajarkan)
b. Kegiatan inti
1) Guru memancing pengetahuan siswa tentang kegiatan bermain
Congklak pada pertemuan sebelumnya. Siswa menjawab pertanyaan
dari guru secara klasikal
1
perkembangan tugas siswa dan menjelaskan apa yang dibutuhkan
siswa.
8) Siswa diberi lembar kerja tugas yang berisi soal cerita dan
memecahkan soal cerita perkalian dengan menggunakan
permainan Congklak bersama kelompoknya.
c. Kegiatan Akhir
3) Observasi
Observasi dilakukan selama kegiatan belajar berlangsung. Observasi
dilakukan oleh 1 orang teman guru dengan berpedoman pada lembar
observasi pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan media permainan
Congklak. Data yang diamati adalah pencapaian prestasi siswa.
4) Refleksi
Tahap refleksi ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan pada pelaksanaan tindakan siklus II.
1
C. Data dan Cara Pengumpulannya
Data dan sumber data dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel
dibawah ini.
Tabel 3.1 Matrik Jenis Data
Jenis Data Sumber Data Instrumen
Penerapan Permainan Penilaian Unjuk Kerja 1. Lembar observasi
Congklak unjuk kerja
2. Catatan lapangan
Hasil belajar 1. Nilai Siklus 1 Bentuk soal tes tulis
2. Nilai Siklus 2 (uraian)
(Sumber: Data dan Instrumen Penelitian)
Instrumen dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Tes Tulis
Tes tulis adalah percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hasil dari hasil tulisan siswa. Pada siklus 1 tes tulis kelompok
dikerjakan perkelompok, namun pada siklus 2 tes tulis kelompok
pemberian lembarkerjanya individu.
Ketuntasan belajar siswa diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 100%
Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai 65 sesuai
dengan standar ketuntasan belajar di SD Islam Surya Buana. Ketuntasan
belajar siswa secara klasikal dihitung dengan rumus sebagai berikut :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 = 𝑥 100%
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
2. Lembar observasi
Lembar Observasi unjuk kerja ini berisi tentang penilaian kegiatan unjuk
kerja siswa selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berlangsung
dengan penerapan permainan Congklak. Lembar observasi ini berisi
aspek/kriteria/kegiatan siswa yang dinilai saat melaksanakan unjuk kerja
permainan Congklak. Sering juga terjadi bahwa kualitas praktik digabungkan
1
dengan nilai proses berpikir. Maka rumus unutk penggabungan kualitas
praktik dan pengetahuan yaitu
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘 + 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
𝑁=
2
Perhitungan seperti di atas dapat digunakan bilamana ada pertanyaan
mengatakan bahwa bobot praktik sama dengan bobot teori.
3. Analisis data
Analisis yang digunakan adalah deskripsi, memaparkan data hasil pengamatan
para siklus dan setelah siklus I, siklus II dan menyimpulkan atau pemberian
makna.Data yang telah dikumpulkan dianalisis sebagai berikut:
1) Analisis data hasil belajar siswa
Untuk menentukan ketuntasan belajar pada penelitian ini, yaitu dengan
cara menghitung nilai rata-rata, dan ketuntasan hasil belajar siswa
dengan menggunakan rumus:
Ʃx
𝑋=
𝑁
Keterangan:
ƩX = Jumlah nilai; N = Jumlah siswa
1
4. Hasil Dan Pembahasan
A. Diskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Hasil Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari kamis 11 November
2021 dengan alokasi waktu untuk pokok pembahasan ini yaitu 2 jam pelajaran
(2x35 menit) yang diselesaikan dalam satu kali pertemuan. Pelaksanaan
pembelajaran dilakukan berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Selama proses pembelajaran 2 orang observer melakukan observasi
terhadap kegiatan guru dan siswa dengan menggunakan lembar observasi
guru, lembar observasi siswa dan catatan lapangan. Sebanyak 24 siswa
kelas II SD Islam Surya Buana Malang yang mengikuti proses
pembelajaran. Berdasarkan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan
pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut.
a. Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Perkalian
Kegiatan belajar siswa dicatat dalam lembar observasi siswa yang telah
tersedia. Berdasarkan data kegiatan belajar siswa dan taraf keberhasilan
tindakan pada siklus I seperti Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Persentase Kegiatan Belajar Siswa dan Taraf Keberhasilan
Tindakan Pada Siklus I
Persentase Taraf
Aspek Kegiatan belajar siswa
Kegiatan keberhasilan
Siswa mampu mengikuti instruksi 60.42%
Cukup
permainan Congklak
Siswa terlibat aktif dalam melakukan Cukup
65.63%
permainan Congklak
Siswa mampu memahami konsep Cukup
57.29%
perkalian pada permainan Congklak
Rata-rata kelas 61.11% Cukup
(Sumber: hasil dokumentasi pembelajaran)
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa aspek kegiatan
belajar siswa mampu terlibat aktif dalam melakukan permainan namun
pada aspek mengikuti insruksi dengan taraf keberhasilan 60,42% dan
memahami konsep perkalian pada permainan Congklak dengan taraf
1
keberhasilan 57,29% termasuk dalam kategoti cukup. Secara keseluruhan
persentase kegiatan belajar dan taraf keberhasilan tindakan pada siklus I
adalah 61,11% atau memiliki taraf keberhasilan cukup. Sehingga masih
perlu diperbaiki pada siklus II karena masih kurang maksimal. Kegiatan
belajar siswa pada materi perkalian dengan menggunakan Congklak dapat
dilihat pada grafik berikut.
b. Prestasi Belajar Siswa
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada siklus I ini
dilakukan dengan memberikan tes kepada siswa. Tes yang dilakukan
sebanyak dua kali, yaitu tes LKS 1 dan LKS 2 yang berisi soal perkalian
yang digunakan saat bermain Congklak. Pada nilai total LKS 1 ini
digunakan nilai:
Tabel 4.2 Ringkasan Hasil Belajar LKS 1 dan LKS 2 Siswa pada Siklus I
Jumlah Siswa
Rentangan Nilai Nilai total LKS 1 dan
LKS 1 LKS 2
LKS 2
80-100 0 12 6
65-79 10 8 10
56-64 7 4 6
40-55 7 0 2
0-39 0 0 0
Yang tidak tuntas (%) 58% 17% 33%
Rata-rata kelas (%) 64 % 76% 70%
(Sumber: hasil dokumentasi pembelajaran)
1
Dari tabel ringkasan hasil belajar 24 siswa kelas 2B SD Islam
Surya Buana Malang pada Siklus 1, terlihat ada 14 siswa yang tidak
tuntas di LKS 1 (58%), sedangkan 4 siswa tidak tuntas di LKS 2 (17 %)
dan 8 siswa tidak tuntas dari nilai total keseluruhan (33%). Untuk taraf
keberhasilannya rata-rata kelas pada LKS 1 diperoleh 64% termasuk
kategori cukup, sedangkan pada LKS 2 diperoleh taraf keberhasilan
76% termasuk kategori baik, sehingga untuk keseluruhannya pada
siklus 1 ini diperoleh taraf keberhasilan 70% termasuk dalam kategori
baik. Sehingga perlu ada perbaikan pada siklus selanjutnya sebab rata-rata
kelas pada LKS 1 masih dalam kategori cukup.
1
pembelajaran sedang berlangsung siswa terlihat aktif dan sangat antusias
dengan kelompoknya dalam melakukan kegiatan unjuk kerja permainan
Congklak pada materi konsep perkalian. Namun ternyata pembagian siswa
dalam kelompok termasuk banyak yaitu 4 siswa dalam 1 kelompok untuk
memainkan 1 media permainan Congklak, sehingga pada siklus
berikutnya disarankan untuk mengurangi jumlah siswa yaitu 1 media
Congklak untuk 2- 3 orang. Sebab di lapangan, 4 siswa dengan 1 media
Congklak terlihat kurang kondusif dan efisien, sebab semua siswa ingin
melakukan praktik permainan sehingga hasil perkalian yang diharapkan
tidak sesuai. Selain itu dengan 4 siswa dalam 1 kelompok terlihat
kesulitan dalam menghitung biji Congklaknya karena belum mahir
berkegiatan secara berkelompok.
2. Refleksi
Berdasarkan data aktivitas belajar siswa, hasil belajar, aktivitas guru
dan catatan lapangan pada siklus I dapat disimpulkan bahwa pada siklus
I masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki yaitu tentang hasil belajar
siswa. Pada siklus I persentase aktivitas belajar siswa dan taraf keberhasilan
tindakan 70 % atau memiliki taraf keberhasilan baik. Untuk taraf
keberhasilan pelaksanaan unjuk kerja secara klasikal pada siklus I ini
mencapai 61,11% diharapkan guru dapat mencari permasalahan dan
pemecahan yang tepat untuk memperbaiki teknis permainan Congklak
sehingga pada kegiatan unjuk kerja siswa dapat melaksanakannya
dengan baik di siklus selanjutnya. Sehingga dari hasil belajar dan
kegiatan unjuk kerja siswa diharapkan guru dapat melanjutkan penelitian
ke tahap Siklus II.
Selain itu, berdasarkan hasil observasi kegiatan guru dan catatan
lapangan, maka hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru pada siklus II
adalah bagaimana teknik yang baik untuk menyampaikan konsep perkalian
pada permainan Conglak sehingga suasanan kelas lebih kondusif dan semua
siswa lebih memahami konsep perkalian. Untuk mengatasi hal-hal
tersebut maka perbaikan yang dilakukan guru pada siklus II sebagai
berikut.
1
a. Mempertahankan keberhasilan tindakan yang sudah diperoleh pada
siklus I yaitu terlihat siswa sangat aktif, antusias dan sangat senang
bermain Congklak sambil belajar konsep perkalian. Sehingga suasa ini
diharapkan tetap muncul di sklus II
b. Guru tetap memantau perkembangan siswa dengan berkeliling,
membantu kesulitan siswa, mengukur pemahaman siswa dalam materi
perkalian.
c. Guru lebih menekankan lagi konsep perkalian ini yaitu kelompok
dikali isi. Perlu ada variasi soal sehingga siswa dapat mencoba
memahami soal perkalian dalam beberapa bentuk.
d. Pemberian LKS kelompok diharapkan siswa dapat memperolehnya
secara masing-masing walau tugas kelompok, agar dapat melatih
kemampuannya dalam menulis hasil perkalian yang sudah mereka
praktikkan.
e. Perlunya kelompok dibentuk dari 2-3 orang siswa saja agar suasana
belajar lebih tenang, dan lebih mudah siswa dalam menghitung jumlah
biji Congklak dalam permainan.
2
a. Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Perkalian
Seperti halnya pada siklus I, kegiatan belajar siswa yang diamati pada
siklus II terlihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Persentase Kegiatan Belajar Siswa dan Taraf
Keberhasilan Tindakan Pada Siklus II
Persentase Taraf
Aspek Kegiatan belajar siswa
Kegiatan keberhasilan
Siswa mampu mengikuti instruksi 80.21% Sangat baik
permainan Congklak
Siswa terlibat aktif dalam melakukan Sangat baik
82.29%
permainan Congklak
Siswa mampu memahami konsep Baik
79.17%
perkalian pada permainan Congklak
Rata-rata kelas 80.56% Sangat baik
(Sumber: hasil dokumentasi pembelajaran)
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa kegiatan belajar
siswa pada siklus II memiliki persentase keberhasilan 80,21% pada aspek
mampu mengikuti instruksi dan 82,29% siswa terlibat aktif dalam
melakukan permainan Congklak. Dua aspek ini daapt masuk dalam kategori
sangat baik. Dan pad aspek siswa mampu memahami kosep perkalian
diperoleh 79,17% dimana persentase ini termasuk dalam kategori baik.
Secara keseluruhan ratarata kelas pada kegiatan pembelajaran siklus II
ini mendapatkan tingkat keberhasilan yaitu 80,56% atau memiliki taraf
keberhasilan sangat baik.
2
secara mandiri guna mengetes kemampuan siswa setelah praktik permainan
Congklak.
Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
Jumlah Siswa
Rentangan Nilai Nilai total LKS 1
LKS 1 LKS 2
dan LKS 2
80-100 16 21 18
65-79 7 3 5
56-64 1 0 1
40-55 0 0 0
0-39 0 0 0
Yang tuntas (%) 96% 100% 96%
Rata-rata kelas (%) 86% 88% 87%
(Sumber: hasil dokumentasi pembelajaran)
Dari tabel ringkasan hasil belajar 24 siswa kelas 2B SD Islam Surya
Buana Malang pada Siklus II, terlihat hanya ada 1 orang siswa yang tidak
tuntas di LKS I, dan siswa lain mendapat nilai tuntas dengan persentase 94%.
Dan pada LKS 2 semua siswa mendapatkan nilai yang tuntas semua yaitu
≥
65 sehingga taraf keberhasilannya mencapai 100%. Untuk taraf
keberhasilannya rata-rata kelas pada LKS 1 diperoleh 86% termasuk
kategori sangat baik, sedangkan pada LKS 2 diperoleh taraf keberhasilan
88% juga termasuk kategori sangat baik, sehingga untuk keseluruhannya
pada siklus II ini diperoleh taraf keberhasilan 87% termasuk dalam kategori
sangat baik.
d. Catatan Lapangan
Selama proses pembelajaran berlangsung, observer mencatat hal-
hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran yang belum tercatat
pada lembar observasi, yaitu kondisi kelas saat pembelajaran sedang
berlangsung. Berdasarkan catatan lapangan pada siklus II diketahui bahwa
situasi saat pembelajaran hamper sama dengan siklus I, siswa terlihat aktif
dan sangat antusias dengan kelompoknya dalam melakukan kegiatan
unjuk kerja permainan Congklak. Jumlah siswa yang lebih sedikit dalam 1
kelompok membuat kerjasama tim semakin terlihat. Siswa lebih mudah
menghitung jumah biji Congklak dan masing-masing menuliskan pada
lembar LKSnya. Hanya sedikit siswa yang merasa kesulitan namun guru
berkeliling kelas untuk memantau dan membantu permasalah siswa.
Berdasarkan catatan lapangan pada siklus II diketahui bahwa situasi saat
pembelajaran sedang berlangsung lebih tenang dari pada siklus I. Siswa
yang kurang aktif atau belum faham istruksinya di siklus I namun terlihat
aktif dalam kelompok dan mulai memahami konsep perkalian saat bermain
dengan kelompoknya. Sedangkan siswa yang terlihat masih pasif pada
siklus I, pada siklus II juga sudah mulai aktif dalam proses pembelajaran.
e. Refleksi
Berdasarkan data kegiatan belajar siswa, prestasi belajar, aktivitas
guru dan catatan lapangan pada siklus II dapat disimpulkan bahwa pada
siklus II ini sudah lebih baik dari pada siklus I. Kegiatan belajar siswa unjuk
kerja dan taraf keberhasilan tindakan meningkat dari persentase aktivitas
dan taraf keberhasilan tindakan sebesar 61,11% atau memiliki taraf
keberhasilan cukup pada siklus I meningkat menjadi 80,56% atau memiliki
2
taraf keberhasilan sangat baik pada siklus II. Untuk prestasi belajar siswa
diketahui bahwa rata-rata skor LKS 1 pada siklus II sebesar 86 dan rata-rata
skor LKS 2 sebesar 88, sedangkan ketuntasan belajar klasikal terjadi
peningkatan dari ketuntasan belajar siswa sebesar 70% pada siklus I
meningkat menjadi 88% pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa
siswa kelas II sudah tuntas belajarnya pada materi perkalian dasar
dengan menggunakan media permainan Congklak karena sudah
mencapai standar minimal ketuntasan belajar klasikal yang ditetapkan
yaitu 85% siswa di dalam kelas mencapai daya serap 65. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran menggunakan
media permainan Congklak ini dapat meningkatkan prestasi belajar
Matematika siswa kelas II SD Islam Surya Buana Malang pada materi
konsep perkalian.
Selain itu berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan guru dan catatan lapangan diketahui bahwa hambatan yang
ditemui guru pada siklus I seperti mengatasi siswa yang pasif, siswa yang
kesulitan dalam melakukan permainan, siswa yang bingung tentang
instruksi, siswa yang belum memahami konsep perkalian dalam permainan
pada siklus II ini sudah dapat diatasi dengan sangat baik, hal ini guru
bekerja sama dengan guru observer, dan guru juga mengevaluasi
kegiatan pembejaran, pembagian kelompok, serta mengevaluasi lembar
kerja. Setelah pembelajaran siklus II ini ternyata siswa sangat antusias
bermain Congklak diluar jam pelajaran dan semakin ceria di kelas.
2
siswa dalam pelaksanaan
2
pembelajaran dengan media permainan Congklak ini. Aspek mengikuti
instruksi meningkat dari 60,42% pada siklus I menjadi 80,21% pada siklus
II, aspek keaktifan dalam kelompok meningkat dari 60,63% pada siklus I
menjadi 82,29% pada siklus II, aspek pemahaman konsep perkalian
meningkat dari 57,29% pada siklus I menjadi 79,17% pada siklus II.
Secara keseluruhan rata-rata kelas persentase keberhasilan kegiatan belajar
siswa meningkat dari 61,11% atau memiliki taraf keberhasilan cukup pada
siklus I menjadi 80,56% atau memiliki taraf keberhasilan sangat baik pada
siklus II.
Berdasarkan catatan lapangan diketahui bahwa kesulitan siswa saat
melaksanakan permainan Congklak itu dikarenakan jumlah siswa dalam 1
kelompok terlalu banyak yaitu 4 orang. Sebab siswa kelas II ini masih belajar
dalam bekerjasama, belum pandai membagi tugasnya maka semuanya
ingin bermain dalam 1 set permainan Congklak, yang pada akhirnya
membuat perhitungan biji Congklak menjadi tidak benar, pemahaman pun
menjadi berkurang, kondisi kelas menjadi sangat ramai, dan guru pun
berkeliling satu demi satu kemlompok untuk membing kesulitan kelompok
pada siklus I. Namun pada siklus II sudah diperbaiki, di cari akar
permasalahannya yaitu membagi kelompok menjadi 2-3 orang dalam
kelompok sehingga siswa lebih mudah bekerjasama, menghing biji
Congklak, serta pemberian LKS yang secara mandiri dapat melatih
kemampuan siswa dalam menuliskan hasil perhitungannya secara mandiri.
Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan media
permainan Congklak dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa.
Selain itu pembelajaran dengan media permainan Congklak ini juga
sangat menarik bagi siswa sebab siswa dikemas seperti bermain padahal
sedang melaksanakan pembelajaran. Media yang diterapkan guru
membuat siswa merasa senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Siswa pun sangat terlihat aktif di siklus I maupun siklus II karena mereka
merasa sedang bermain dan tidak merasa bosan. Bahkan mereka
mengutarakan kepada guru bahwa mereka ingin belajar perkalian dengan
congklak ini lagi dan lagi.
2
2. Prestasi Belajar
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa dilakukan pemberian tes kepada
siswa. Tes yang dilakukan sebanyak dua kali, yaitu dilakukan dengan
pemberian LKS 1 dan LKS II yang bertujuan untuk melatih siswa dalam
menuliskan apa yang ia amati dan untuk mengetahui pemahaman siswa
untuk meningkatan prestasi belajar siswa. Hasil analisis rata-rata prestasi
belajar siswa secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.5 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
No Nama Siswa Siklus 1 Siklus 2
1 ACHMAD AL NABIL WIYANTA 77 82
2 AKBAR IBNU AIDAN 79 95
3 ALVARO GAVRIEL RIZKIANDI 65 82
ANINDYA FAUZIAH
4 WIDYAWATI 65 78
5 BAGAS PUTRA NARATAMA 84 98
6 DANNISH AHMAD FATIHA 68 81
7 DZAKIYYA TALITA SHAKI 94 90
8 FARZAN ARKAAN WAHYUDI 73 86
9 JIHAN ZHAFIRA PRASTICA 74 71
10 KANZA NAFEEZA PERDANA 81 98
11 KEISYA FAYRUS ZAKIYYA 96 98
KEKIRA ATHALETA
12 AZZAHIRA M. 91 100
LABUH JAGAD DWIPANTARA
13 AHMAD 60 65
MOCHAMAD ARKAN
14 HAZIQ ALCARIC 72 82
15 MUHAMMAD ALIF AL AZZAM 70 85
MUHAMMAD FATHIRAYYAN
16 PRADIBTA 94 100
MUHAMMAD RASYAA
17 ATHALLAH 84 100
18 NADHIFA NAJAH MAULIDYA 79 69
19 QINTHAR APTA BHAGASKARA 67 78
20 RAIHANAH ALIESHA PUTRI 86 100
21 RANIA ESHIBIA FILLAH 89 100
22 SHAFA NAURA AZZAHRA 70 90
SHAQUEEL DZAKY
23 PUTRA HENDRAWAN 68 79
24 SYAKIRA AZWAN NAFSI 86 100
Rata-rata kelas (%) 70% 87%
(Sumber: hasil dokumentasi pembelajaran)
2
Berdasarkan analisis data diketahui bahwa pada siklus I rata-rata kelas
sebesar 70% , sedangkan pada siklus II rata-rata kelas sebesar 87% meningkat
17%. Sehingga berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa pembelajaran
perkalian dengan media permainan Congklak dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Hal ini sesuai dengan manfaat-manfaat dari penerapan
permainan Conglak yang dapat melatih kemampuan siswa dalam berhitung
dengan menggunakan otak kirinya. Sehingga kemampuan berhitungnya
dapat meningkat tak ahanya kemampuan dalam menjumlahkan ternyata
permaina Congklak ini juga bisa digunakan sebagai media untuk
mengenalkan konsep perkalian pada siswa.
2
5. Simpulan Dan Saran Tindak Lanjut
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Penerapan pembelajaran materi konsep perkalian menggunakan media
permainan Congklak dapat meningkatkan kegiatan belajar Matematika siswa
kelas II SD Islam Surya Buana Malang. Rata-rata persentase kegiatan belajar
siswa dan taraf keberhasilan tindakan meningkat dari 60,11% (cukup)
pada siklus I menjadi 80,56% (sangat baik) pada siklus II.
2. Penerapan pembelajaran materi konsep perkalian menggunakan media
permainan Congklak dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika
pada siswa kelas II SD Islam Surya Buana Malang. Berdasarkan analisis
data diketahui bahwa pada siklus I rata-rata kelas sebesar 70% ,
sedangkan pada siklus II rata-rata kelas sebesar 87% sehingga meningkat
17%.
B. Saran
1. Guru perlu mengunakan media alternatif yang memudahkan siswa dalam
kegiatan pembelajaran perkalian misalnya permainan tradisional Congklak
yang dapar meningkatkan kemampuan berhitungnya dan banyak sekali
manfaatnya untuk siswa.
2. Dalam memainkan perimainan Congklak ini alangkah baiknya kelompok
hanya terdiri dari 2 orang siswa dan paling banyak 3 siswa.
3. Guru memang sangat perlu berkeliling guna memantau perkembangan belajar
siswa dan mengetahui tingkat pemahaman siswa.
4. Guru perlu menjelaskan cara bermain Congklak dalam materi perkalian ini
dengan sangat jelas agar siswa mudah dalam mempraktikkannya.
5. Siswa perlu diberi lembarnya aktifitasnya masing-masing agar terlatih
untuk menulis, berhitung, mengidentifikasi dan mengambil kesimpulan.
2
DAFTAR PUSTAKA
3
Rencana Perbaikan Pembelajaran
Matematika
Kelas 2
Identifikasi Masalah :
Perkalian menjadi salah satu materi yang dipelajari dalam matematika. Dalam kehidupan
sehari-hari sebenarnya kita sering dihadapkan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan
konsep perkalian, contoh berapa banyak roda mobil dari 7 mobil, berapa banyak kaki meja yang
ada di dalam kelas, berapa banyak roda pada 5 sepeda motor, dan lain sebagainya. Pada jenjang
Sekolah Dasar materi konsep perkalian diajarkan pada kelas 2 khususnya pada Tema 2. Pada
Tema 2 siswa diajarkan konsep perkalian dasar, bahwa perkalian merupakan hasil dari
penjumlahan yang berulang. Jika siswa mampu memahami konsep ini maka siswa akan lebih
mudah untuk melakukan operasi perkalian pada level selanjutnya. Kendala dalam pembelajaran
perkalian dasar ini adalah siswa masih sering mengalami kebingungan tentang konsep perkalian
dengan menggunakan operasi penjumlahan berulang tersebut. Siswa juga kurang fokus saat guru
menerangkan yang disebabkan guru tidak menggunakan media yang menarik. Sehingga siswa
kurang memahami materi yang diajarkan oleh guru.
Pada materi perkalian dasar ini juga menguji kemampuan siswa dalam berhitung dengan
operasi penjumlahan. Beberapa siswa kurang bisa atau kurang mahir dalam melakukan
penjumlahan. Masalah ini juga menjadi salah satu kendala siswa dalam menyelesaikan soal
perkalian dengan menggunakan penjumlahan. Masalah yang lain ditemukan saat siswa diberi
soal perkalian, beberapa siswa terbalik dalam menerjemahkan perkalian ke dalam penjumlahan
berulang. Contohnya pada perkalian 2x3 seharusnya sesuai konsep penjumlahan berulang yaitu 3
dijumlahkan sebanyak 2 kali atau dapat dituliskan 2x3=3+3=6. Beberapa siswa menerjemahkan
dengan 2x3=2+2+2=6, secara hasil mungkin sama namun secara konsepnya berbeda, sehingga
pada 2+2+2 merupakan perkalian 3x2. Dari hasil ulangan siswa diperoleh masih banyak siswa
yang masih tertukar konsep perkaliannya. Hal ini menunjukkan siswa kurang memahami materi
yang disampaikan oleh guru.
Analisis Masalah :
Dalam kegiatan pembelajaran Matematika banyak dijumpai beberapa masalah diantaranya
: (1) guru tidak menggunakan media pembelajaran yang menarik sehingga siswa mengalami
kesulitan dalam memahami konsep perkalian yang merupakan hasil dari penjumlahan berulang
dan (2) Siswa sering mengalami kebingungan sehingga bilangan yang semestinya di jumlahkan
dari sebuah perkalian sering tertukar dengan banyaknya pengali ketika menerjemahkan konsep
perkalian ke dalam operasi penjumlahan yang berulang .
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
3. Melalui perkalian dengan satu angka, siswa dapat menghitung hasil kali perkalian
dengan hasil kali bilangan cacah sampai 100 dengan benar.
Pendekatan: scientific
Metode/Model :
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Latihan
D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
KEGIATA WAKT
DESKRIPSI KEGIATAN
N U
1 1. Kelas dimulai dengan do’a dipimpin oleh salah seorang siswa. Siswa yang diminta 10 mnt
membaca do’a adalah siswa siswa yang hari ini datang paling awal. (Menghargai
kedisiplikan siswa/PPK).
2. Kelas lanjutkan dengan dibuka dengan salam, menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran siswa.
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin setiap saat dan
PENDAH menfaatnya bagi tercapainya sita-cita.
U-LUAN 4. Menyanyikan lagu Indonesia Raya. Guru memberikan penguatan tentang
pentingnya menanamkan semangat Nasionalisme.
5. Apersepsi :
Apakah anak anak pernah pergi ke dokter?
Apa yang diberikan dokter saat kalian sakit?
Bagaimana tulisan resep obat dari dokter?
Ayo Mengamati 50 mnt
1 Guru mengajak siswa untuk membaca teks tentang beni, Edo dan
Udin.
2 Siswa mengamati berapa jumlah pistol seluruhnya
3 Guru meminta siswa untuk menyajikannya dalam kalimat
matematika perkalian
4 Siswa mengamati penjelasan guru mengenai konsep perkalian yang
merupakan hasil dari penjumlahan yang berulang.
Ayo Bernyanyi
5 Setelah menyimak penjelasan guru, Siswa bernyanyi bersama sama
lagu tentang perkalian “Belajar Perkalian”
6 Guru memancing siswa apa isi lagu tersebut. Guru menjelaskan arti
INTI dari aturan minum obat pada lagu tersebut. Siswa menyimak
penjelasan guru
7 Guru menjelaskan di papan menggunakan soal yang lain, siswa
menjawab secara klasikal sambil guru memancing dengan lagu
“belajar perkalian”
Ayo Berlatih
8 Siswa diminta untuk menyelesaikan soal perkalian dengan
menyajikannya ke dalam penjumlahan yang berulang pada buku
cetaknya
6 Guru membimbing siswa dengan papan tulis untuk nomor 1-3.
7 Siswa menjawab secara klasikal dan menuliskan jawabnnya pada
buku cetak.
8 Selanjutnya, siswa menyelesaikan soal perkalian secara mandiri
1 Peserta didik bersama guru melakukan refleksi dan umpan balik untuk 10 mnt
PENUTUP mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap proses kegiatan yang sudah
dilaksanakan (sesuai langkah dalam Permendikbud No 22 Th 2016)
E. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
LAMPIRAN:
1. Materi Pembelajaran (Rangkuman)
2. Soal, Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian
3. Rubrik Penilaian
LAMPIRAN 1
RANGKUMAN MATERI
1. Matematika
LAMPIRAN 2
Penilaian Pengetahuan
Menyelesaikan soal perkalian (Tugas individu 1).
Kunci jawaban:
1. 2 × 5 = 5 + 5 = 10
2. 4 × 2 = 2 + 2 + 2 + 2 = 8
3. 5 × 7 = 7 + 7 + 7 + 7 + 7 = 35
4. 6 × 4 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 24
5. 2 × 8 = 8 + 8 = 16
6. 7 × 6 = 6 + 6 + 6 + 6 + 6 + 6 + 6 = 42
7. 4 × 9 = 9 + 9 + 9 + 9 = 36
8. 3 × 6 = 6 + 6 + 6 = 18
9. 5 × 5 = 5 + 5 + 5 + 5 + 5 = 25
10. 8 × 3 = 3 + 3 + 3 + 3 + 3 + 3 + 3 + 3 = 24
Lampiran 3
Penilaian
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
3. Melalui perkalian dengan satu angka, siswa dapat menghitung hasil kali
perkalian dengan hasil kali bilangan cacah sampai 100 dengan benar.
Pendekatan: scientific
Metode/Model :
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Latihan
D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
KEGIATA WAKT
DESKRIPSI KEGIATAN
N U
1 1. Kelas dimulai dengan do’a dipimpin oleh salah seorang siswa. Siswa yang 10 mnt
diminta membaca do’a adalah siswa siswa yang hari ini datang paling awal.
(Menghargai kedisiplikan siswa/PPK).
2. Kelas lanjutkan dengan dibuka dengan salam, menanyakan kabar dan mengecek
kehadiran siswa.
PENDAH 3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin setiap saat dan
U-LUAN menfaatnya bagi tercapainya sita-cita.
4. Menyanyikan lagu Indonesia Raya. Guru memberikan penguatan tentang
pentingnya menanamkan semangat Nasionalisme.
5. Apersepsi :
Apakah anak anak pernah bermain Congklak?
Bagaimana cara bermain congklak yang anak anak ketahui?
Guru menjelaskan materi perkalian menggunakan Congklak. Siswa mengamati 50
1.
penjelasan guru. menit
Guru melakukan tanya jawab kepada siswa untuk memastikan siswa
2.
memahami konsep perkalian dengan menggunakan Congklak.
Siswa menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat dan mendapatkan
3.
penghargaan reward.
Beberapa siswa di tunjuk oleh guru untuk mencoba mempraktikan cara bermain
4.
Congklak untuk memecahkan soal perkalian di depan kelas.
Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok. Masing masing kelompok berisi 4
5.
orang. Masing masing kelompok diberi alat bermain Congklak dan biji-bijian.
Guru menanyakan kepada siswa bagaimanakah cara bermain Congklak dalam
6. kelompok. Siswa mendengarkan penjelasan guru. Guru menjelaskan bahwa
dalam kelompok ini dibutuhkan kerjasama untuk bermain Congklak.
Guru membagikan lembar aktifitas kelompok. Siswa mulai mempersiapkan
7.
KEGIATA kondisi kelompoknya. (Penugasan kelompok)
N INTI Setiap kelompok mulai mengerjakan tugas kelompok secara bersama sama. Guru
8. membimbing untuk nomor soal pertama. Selanjutnya secara
berkelompok siswa melanjutkan tugasnya.
Setelah selesai mengerjakan soal. Guru menunjuk salah satu kelompok
9.
bergantian untuk membacakan hasilnya.
Guru memberikan permasalahan jika yang diketahui adalah kalimat
perkaliannya maka
10. Berapa yang harus dijumlahkan?
Berapa lingkaran yang harus disediakan?
Siswa bersama sama menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Siswa diberi soal perkalian dan menyelesaikan soal tersebut menggunakan
11.
Congklak secara berkelompok. (Tugas Individu)
Guru mengajak siswa untuk mengambil kesimpulan bersama-sama tentang
12. permainan Congklak yang sudah di praktekkan dan mematangkan konsep
perkaliannya.
KEGIATA WAKT
DESKRIPSI KEGIATAN
N U
1 Peserta didik bersama guru melakukan refleksi dan umpan balik untuk
PENUTUP
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap proses kegiatan yang sudah
AN
dilaksanakan (sesuai langkah dalam Permendikbud No 22 Th 2016)
LAMPIRAN:
1. Materi Pembelajaran (Rangkuman)
2. Soal, Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian
3. Rubrik Penilaian
LAMPIRAN 1
RANGKUMAN MATERI
1. Matematika
Contoh 1
Ada 3 lubang Congklak dan masing masing lubang diisi 4 biji. Maka kalimat penjumlahannya
dapat dituliskan 4+4+4= 12, sehingga kalimat perkaliannya dapat dituliskan menjadi 3x4
=12.
Contoh 2
Ada 4 kelompok dan masing masing kelompok berisi 3 biji. Maka kalimat penjumlahannya
dapat dituliskan 3+3+3+3= 12, sehingga kalimat perkaliannya dapat dituliskan menjadi 4 x3
= 12.
Dari Contoh 1 dan Contoh 2 dapat disimpulkan bahwa perkalian hasil perkaliannya sama
namun konsep penjumlahan berulangnya berbeda.
Contoh 3
Contoh 4
Sediakan 3 lubang pada papan Congklak lalu isi masing-masing lubang dengan 3 biji.
Lalu jumlahkan semua biji ke lubang besar dengan menghitung semua bijinya. Maka
akan diperoleh 9 biji. Sehingga pada perkalian 3x3= 3+3+3=9
LAMPIRAN 2
1) Rubrik Penilaian
Tingkat kemampuan
No Kriteria yang dinilai 4
1 2 3
Kriteria Penskoran
1. Baik Sekali = 4
2. Baik =3
3. Cukup =2
4. Kurang =1
Lembar Observasi/Pengamatan Mempraktikkan Permainan Congklak Perkalian
Penilaian Nilai
Nama Siswa ((K1+K2+K3)/12)
No Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3
*100
1 ACHMAD AL NABIL WIYANTA 3 3 2 67
2 AKBAR IBNU AIDAN 3 3 2 67
3 ALVARO GAVRIEL RIZKIANDI 3 2 2 58
4 ANINDYA FAUZIAH WIDYAWATI 3 2 1 50
5 BAGAS PUTRA NARATAMA 2 3 2 58
6 DANNISH AHMAD FATIHA 1 1 2 33
7 DZAKIYYA TALITA SHAKI 3 3 4 83
8 FARZAN ARKAAN WAHYUDI 2 2 3 58
9 JIHAN ZHAFIRA PRASTICA 2 2 2 50
10 KANZA NAFEEZA PERDANA 3 3 3 75
11 KEISYA FAYRUS ZAKIYYA 3 4 3 83
12 KEKIRA ATHALETA AZZAHIRA M. 3 4 3 83
13 LABUH JAGAD DWIPANTARA AHMAD 1 1 1 25
14 MOCHAMAD ARKAN HAZIQ ALCARIC 2 3 2 58
15 MUHAMMAD ALIF AL AZZAM 2 3 2 58
16 MUHAMMAD FATHIRAYYAN PRADIBTA 3 3 3 75
17 MUHAMMAD RASYAA ATHALLAH 2 3 2 58
18 NADHIFA NAJAH MAULIDYA 2 3 1 50
19 QINTHAR APTA BHAGASKARA 2 1 2 42
20 RAIHANAH ALIESHA PUTRI 3 3 3 75
21 RANIA ESHIBIA FILLAH 3 3 2 67
22 SHAFA NAURA AZZAHRA 2 3 2 58
23 SHAQUEEL DZAKY PUTRA HENDRAWAN 2 2 1 42
24 SYAKIRA AZWAN NAFSI 3 3 3 75
Rata‐rata kelas (%) 60.42% 65.63% 55.21% 60.42%
Penilaian Pengetahuan
LKS 1 MENYELESAIKAN SOAL PERKALIAN (TUGAS INDIVIDU 1)
Nama :
Kelas : 2/_
1.
…… + …… + …… + …… = …… x …… = ……
2.
…… + …… + …… + …… = …… x …… = ……
3.
…… x …… = ……
4.
…… x …… = ……
NNilailiai
Kunci jawaban:
1. 4x 5 = 5+5+5+5= 20
2. 4 x 4 = 4+4+4+4=16
3. 6 × 3 = 3 +3+3+3+3+3 = 18
4. 8 × 4 = 4 + 4 + 4+ 4 + 4 + 4 + 4 = 32
Kunci jawaban:
1. 2 × 5 = 5 + 5 = 10
2. 4 × 2 = 2 + 2 + 2 + 2 = 8
3. 5 × 7 = 7 + 7 + 7 + 7 + 7 = 35
4. 2 × 8 = 8 + 8 = 16
5. 3 x 6 = 6 + 6 + 6 = 18
Lampiran 3
Penilaian
NILAI SIKLUS I
LKS 2 =
LKS 1 (KELOMPOK)
Nama Siswa KKM (INDIVIDU)
No (LKS1+LKS2)/2
NILAI UNJUK
NILAI NILAI LKS
KERJA LKS 1 2
https://drive.google.com/drive/folders/1gAEEjYDz4OpUoiH0Gz2TH5M4- GW2YY5a?
usp=sharing
Dokumentasi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KURIKULUM 2013
SIKLUS II
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
3. Melalui perkalian dengan satu angka, siswa dapat menghitung hasil kali
perkalian dengan hasil kali bilangan cacah sampai 100 dengan benar.
Pendekatan: scientific
Metode/Model :
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Latihan
D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
KEGIATA WAKT
DESKRIPSI KEGIATAN
N U
1 1. Kelas dimulai dengan do’a dipimpin oleh salah seorang siswa. Siswa yang 10 mnt
diminta membaca do’a adalah siswa siswa yang hari ini datang paling awal.
(Menghargai kedisiplikan siswa/PPK).
2. Kelas lanjutkan dengan dibuka dengan salam, menanyakan kabar dan mengecek
kehadiran siswa.
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin setiap saat dan
PENDAH menfaatnya bagi tercapainya sita-cita.
U-LUAN
4. Menyanyikan lagu Indonesia Raya. Guru memberikan penguatan tentang
pentingnya menanamkan semangat Nasionalisme.
5. Apersepsi :
Apakah anak anak masih ingat cara bermain congklak untuk
memecahkan soal perkalian?
Bagian apa yang dijumlahkan? Bagian kelompok atau isi?
Guru memancing pengetahuan siswa tentang kegiatan bermain Congklak pada 50
1. MENIT
pertemuan sebelumnya. Siswa menjawab pertanyaan dari guru secara klasikal
Guru membagi kelas menjadi 5 kelompok, dimana masing masing kelompok terdiri
dari 2 orang sebanyak 4 kelompok dan 1 kelompok yang berisi 3 orang. Siswa
2.
berkumpul dengan pasangan kelompoknya. Guru membagikan papan
Congklak beserta bijinya dan lembar latihan soal perkalian.
Guru memberikan penjelasan bahwa tugas ini adalah tugas kelompok namun
3. lembar kerjanya harus dikerjakan individu. Siswa menyiapkan alat tulis dan
menyimak penjelasan guru.
Siswa secara berpasangan mencoba memecahkan soal perkalian
4. menggunakan permainan Congklak. Guru berkeliling memantau
perkembangan tugas siswa dan menjelaskan apa yang dibutuhkan siswa.
KEGIATA
N INTI Setelah selesai tugas yang pertama, siswa membacakan hasil perkalian yang telah
5.
dihitung. Dan kelompok lain mendengarkan.
Siswa menyimak penjelasan Guru mengenai soal cerita yang berkaitan dengan
6.
perkalian.
Guru menyajikan bentuk perkaliannya pada papan Congklak. Siswa secara klasikal
7.
ikut menghitung bersama sama menggunakan Congklak.
Siswa diberi lembar kerja tugas yang berisi soal cerita dan memecahkan soal cerita
8. perkalian dengan menggunakan permainan Congklak bersama
kelompoknya.
Siswa dan guru menyimpulkan kegiatan permainan perkalian dengan Congklak
9. ini bahwa perkalian adalah penjumlahan berulang dimana bentuk perkaliannya adalah
kelompok dikali isi.
1. Peserta didik bersama guru melakukan refleksi dan umpan balik untuk 10
PENUTUP mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap proses kegiatan yang sudah MENIT
AN
dilaksanakan (sesuai langkah dalam Permendikbud No 22 Th 2016)
E. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
LAMPIRAN:
1. Materi Pembelajaran (Rangkuman)
2. Soal, Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian
3. Rubrik Penilaian
LAMPIRAN 1
RANGKUMAN MATERI
1. Matematika
Perkalian merupakan penjumlahan berulang. Konsep perkalian adalah Kelompok dikali isi.
Soal-soal perkalian sering kita temui dalam kehidupan sehari hari. Contohnya:
a) Ibu menyiapkan makanan untuk acara arisan. Ibu menyediakan 5 piring, masing
masing piring di beri 6 kue. Berapa banyak kue yang ada dipiring?
Kita menganggap bahwa piring itu merupakan lingkaran pada Congklak.
Ada 5 piring diibaratkan dengan 5 lubang Congklak dan masing masing lubang diisi 6 biji.
Maka kalimat penjumlahannya dapat dituliskan 6+6+6+6+6 = 30, sehingga kalimat
perkaliannya dapat dituliskan menjadi 5x6=30.
Ada 3 aquarium diibaratkan dengan 3 lubang Congklak dan masing masing lubang diisi
5 biji. Maka kalimat penjumlahannya dapat dituliskan 5+5+5 = 15, sehingga kalimat
perkaliannya dapat dituliskan menjadi 3x5=15.
LAMPIRAN 2
Penilaian Pengetahuan
LKS 1 Menyelesaikan soal perkalian (Tugas individu 1)
Nama :
Kelas : 2/
1. 3x7= …… + …… + …… = ……
2. 7x3= …… + …… + …… + …… + …… + …… + …… = ……
3. 5x2= …… + …… + …… + …… + …… = ……
4. 2x5= …… + …… = ……
5. 6x4= …… + …… + …… + …… + …… + …… = …… NNilailiai
6. 4x6= …… + …… + …… + …… = ……
Kunci jawaban:
1. 3x7 = 7+7+7=21
2. 7x3 = 3+3+3+3+3+3+3=21
3. 5x2 = 2+2+2+2+2=10
4. 2x5 = 5+5=10
5. 6x4 = 4+4+4+4+4+4=24
6. 4x6 = 6+6+6+6=24
Penilaian Pengetahuan
LKS 2 Menyelesaikan Tugas kelompok
Nama :
Kelas : 2/
1. Aku ada 5 kelompok, isilah masing-masing kelompok dengan 4 manik-manik. Berapa hasil perkalian ku
…… x …… = …… + …… + …… + …… + …… = ……
7+7+7+7+7= …… x …… = ……
3. Ibu punya 6 piring. Masing-masing piring diberi 5 tempe. Berapakah semua tempe Ibu?
…… x …… = …… + …… + …… + …… + …… = ……
Kunci Jawaban:
1. 5 x 4 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 5 ( 30 point )
2. 7+7+7+7+7= 5 x 7 = 35 (20 point )
3. 6 x 5 = 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 (30 point)
Kriteria Penskoran
Lembar1.Observasi/Pengamatan
Baik Sekali = 4 Mempraktikkan Permainan Congklak Perkalian
2. Baik =3
3. Cukup =2 Penilaian Nilai
= 1 Nama Siswa ((K1+K2+K3)/12)
No4. Kurang Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3
*100
1 ACHMAD AL NABIL WIYANTA 3 3 3 75
2 AKBAR IBNU AIDAN 3 4 4 92
3 ALVARO GAVRIEL RIZKIANDI 3 3 3 75
4 ANINDYA FAUZIAH WIDYAWATI 2 3 2 58
5 BAGAS PUTRA NARATAMA 4 4 3 92
6 DANNISH AHMAD FATIHA 2 2 3 58
7 DZAKIYYA TALITA SHAKI 4 3 4 92
8 FARZAN ARKAAN WAHYUDI 1 2 2 42
9 JIHAN ZHAFIRA PRASTICA 3 3 3 75
10 KANZA NAFEEZA PERDANA 4 4 3 92
11 KEISYA FAYRUS ZAKIYYA 4 4 3 92
12 KEKIRA ATHALETA AZZAHIRA M. 4 4 4 100
13 LABUH JAGAD DWIPANTARA AHMAD 2 2 2 50
14 MOCHAMAD ARKAN HAZIQ ALCARIC 3 3 3 75
15 MUHAMMAD ALIF AL AZZAM 3 3 3 75
16 MUHAMMAD FATHIRAYYAN PRADIBTA 4 4 4 100
17 MUHAMMAD RASYAA ATHALLAH 4 4 4 100
18 NADHIFA NAJAH MAULIDYA 3 3 2 67
19 QINTHAR APTA BHAGASKARA 2 2 3 58
20 RAIHANAH ALIESHA PUTRI 4 4 4 100
21 RANIA ESHIBIA FILLAH 4 4 4 100
22 SHAFA NAURA AZZAHRA 4 4 3 92
23 SHAQUEEL DZAKY PUTRA HENDRAWAN 3 3 3 75
24 SYAKIRA AZWAN NAFSI 4 4 4 100
Lampiran 3
Penilaian
NILAI SIKLUS I
LKS 1 LKS 2
=
Nama Siswa KKM (individu) (kelompok)
No (LKS1+LKS2)/2
NILAI
NILAI LKS 1 UNJUK NILAI LKS 2
KERJA
1 ACHMAD AL NABIL WIYANTA 65 83 75 87.5 82
2 AKBAR IBNU AIDAN 65 100 92 87.5 95
3 ALVARO GAVRIEL RIZKIANDI 65 83 75 87.5 82
ANINDYA FAUZIAH
4 65 83 58 87.5 78
WIDYAWATI
5 BAGAS PUTRA NARATAMA 65 100 92 100 98
6 DANNISH AHMAD FATIHA 65 83 58 100 81
7 DZAKIYYA TALITA SHAKI 65 83 92 100 90
8 FARZAN ARKAAN WAHYUDI 65 100 42 100 86
9 JIHAN ZHAFIRA PRASTICA 65 67 75 75 71
10 KANZA NAFEEZA PERDANA 65 100 92 100 98
11 KEISYA FAYRUS ZAKIYYA 65 100 92 100 98
KEKIRA ATHALETA AZZAHIRA
12 65 100 100 100 100
M.
LABUH JAGAD DWIPANTARA
13 65 67 50 75 65
AHMAD
MOCHAMAD ARKAN HAZIQ
14 65 83 75 87.5 82
ALCARIC
15 MUHAMMAD ALIF AL AZZAM 65 83 75 100 85
MUHAMMAD FATHIRAYYAN
16 65 100 100 100 100
PRADIBTA
MUHAMMAD RASYAA
17 65 100 100 100 100
ATHALLAH
18 NADHIFA NAJAH MAULIDYA 65 67 67 75 69
19 QINTHAR APTA BHAGASKARA 65 83 58 87.5 78
20 RAIHANAH ALIESHA PUTRI 65 100 100 100 100
21 RANIA ESHIBIA FILLAH 65 100 100 100 100
22 SHAFA NAURA AZZAHRA 65 83 92 100 90
SHAQUEEL DZAKY PUTRA
23 65 83 75 75 79
HENDRAWAN
24 SYAKIRA AZWAN NAFSI 65 100 100 100 100
Link Video Pembelajaran Siklus II
https://drive.google.com/drive/folders/1MH4BD5NcDWrx_WzT3Ru7mqnGSHyC2dTO?usp
=sharing
Dokumentasi
LEMBAR OBSERVASI GURU
SIKLUS I
Kemunculan
No Aspek yang Diobservasi Komentar
Tidak
Ada
Ada
1 Persiapan
RPP, media sudah
Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan √
a dipersiapkan dengan
pembelajaran (RPP).
Materi yang akan diberikan memiliki baik. Guru juga
b kaitan atau dapat dikaitkan dengan materi √
sebelumnya. mampu
√ mengkondisikan
c Guru mempersiapkan media pembelajaran.
kelas dan memulai
d Guru mengatur kondisi kelas. √ pembelajaran dengan
Guru mengkondisikan siswa untuk memulai √ baik.
e
pembelajaran.
2 Presentasi/penyampaian pembelajaran
Tujuan pembelajaran
1
Petunjuk-petunjuk pembelajaran singkat √
e dan jelas sehingga mudah dipahami.
Kemunculan
No Aspek yang Diobservasi Tidak Komentar
Ada
Ada
1 Persiapan
Guru mempersiapkan rencana
a √
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Materi yang akan diberikan Guru sudah mengkondisikan
memiliki kaitan atau dapat kelas dengan baik, materi yang
b √
dikaitkan dengan materi disampaikan merupkan
sebelumnya. kelanjutan dari materi
Guru mempersiapkan media sebelumnya, dan sudah
c √
pembelajaran. mempersiapkan RPP dengan
√ baik pula
d Guru mengatur kondisi kelas.
Media pembelajaran √
d
digunakan secara efektif.
Supervisor 2
YAYASAN BAHANA CITA PERSADA MALANG
SEKOLAH DASAR ISLAM (SDI) SURYA BUANA
TERAKREDITASI (A)
NSS : 102056104006 NPSN : 20533895
Jl. Simpang Gajayana 610-F Malang Telp. (0341) 555859Fax. (0341) 574185 Malang.
Adapun Notulen Jalannya Acara Seminar, Print Ouat Bahan Tayang Paparan Penyaji serta Foto Kegiatan Seminar
sebagaimana terlampir dalam Berita Acara ini.
Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
.
Dokumentasi kegiatan Seminar PTK