Anda di halaman 1dari 60

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA MENGGUNAKAN


MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY
LEARNING DI KELAS IV SD NEGERI
2 MUARA DUA

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kenaikan


Pangkat/Golongan Melalui Angka Kredit

Oleh

Nur’ainiah, S. Pd
NIP.

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KOTA LHOKSEUMAWE
SD NEGERI 2 MUARA DUA
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirabbil’alamin, berkat rahmat Allah maka segala puji dan

karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian tindakan kelas

(PTK) dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sifat-

sifat Cahaya Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning di Kelas IV

SD Negeri 2 Muara Dua”. Penyusunan PTK ini bertujuan untuk memenuhi salah

satu syarat kenaikan pangkat/golongan melalui angka kredit.

Berbagai pihak telah banyak memberikan bantuan serta masukan

sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu peneliti mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kota Lhokseumawe yang telah mendukung

penelitian ini.

2. Ibu kepala SD Negeri 2 Muara Dua yang telah mengizinkan peneliti untuk

melakukan penelitian ini.

3. Teman-teman seperjuangan guru SD Negeri 2 Muara Dua yang telah

memberikan dukungan dan masukan yang sangat berharga terhadap

penelitian ini.

Demikianlah yang dapat peneliti sampaikan, semoga PTK ini berguna

hendaknya. Atas kritik dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti

harapkan demi kesempurnaan PTK ini di masa mendatang.

Lhokseumawe, 31 Oktober 2022

Peneliti

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..............................................................................................iiii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah..........................................................................5
1.3 Rumusan Masalah.............................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian..............................................................................6
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................6

BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................9


2.1 Hasil Belajar......................................................................................9
2.1.1 Pengertian Belajar............................................................................9
2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar.........................11
2.2 Model Pembelajaran Discovery Learning.......................................12
2.2.1 Model Pembelajaran.......................................................................12
2.2.2 Pengertian Model Pembelajaran Discovery learning......................13
2.2.3 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Discovery Learning........14
2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Discovery
Learning.......................................................................................15
2.3 Materi Sifat-sifat Cahaya.................................................................17
2.4 Penerapan Model Discovery Learning Pada Materi Sifat-sifat
Cahaya............................................................................................23

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................26


3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian......................................................26
3.2 Kehadiran Peneliti...........................................................................27
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian...........................................................28
3.4 Data dan Sumber Data.....................................................................28
3.5 Teknik Pengumpulan Data..............................................................30
3.6 Pengecekan Keabsahan Data...........................................................30
3.7 Teknik Analisis Data.......................................................................31
3.8 Tahap - tahap Penelitian..................................................................33

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................62
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................63

iii
DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Sintak Model Pembelajaran Discovery Learning..........................................15


3.1 Pengelompokkan Materi................................................................................34

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar
Gambar 1. Percobaan Perambat Cahaya................................................................18
Gambar 2. Cahaya Menembus Benda Bening.......................................................18
Gambar 3. Percobaan Pemantulan Cahaya............................................................21
Gambar 4. Pensil Dalam Gelas..............................................................................22
Gambar 5. Siklus Rancangan Penelitian Tindakan Kelas PTK.............................27

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Silabus.............................................................................................................65
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I..................................................83
3. Lembar Kerja Siswa Siklus I..........................................................................89
4. Rencana pelaksanaan Pembelajaran Siklus II.................................................91
5. Lembar Kerja Siswa Siklus II.........................................................................97
6. Kisi-kisi Soal Tes Siklus I dan Siklus II.........................................................99
7. Soal Tes Akhir ..............................................................................................100
8. Lembar Jawaban Tes Akhir ..........................................................................103

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu komponen

dari serangkaian mata pelajaran yang mempunyai peran penting dalam

pendidikan. Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu bidang

studi yang ada pada semua jenjang pendidikan. Mulai dari tingkat sekolah

dasar hingga perguruan tinggi, peranan pendidikan dianggap sanggat

penting untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas

adanya kemajuan dalam bidang pendidikan merupakan dorongan dalam

melakukan berbagai inovasi pendidikan agar tercapai tujuan seperti yang

di harapkan. Pendidikan bertujuan menumbuh kembangkan potensi

manusia agar menjadi manusia yang dewasa, beradab dan normal. Tugas

pendidikan adalah mengembangkan potensi, sedangkan tugas guru adalah

mengarahkan dan membimbing agar siswa mampu tumbuh dan

berkembang sesuai dengan potensi yang terdapat pada dirinya.

Belajar merupakan suatu proses, kegiatan, dan bukan merupakan

hasil atau tujuan. Dengan demikian belajar itu bukan sekedar dengan

mengingat atau menghafal saja namun lebih luas dari itu yaitu

mengalaminya sendiri. Berdasarkan hasil observasi di kelas IV SD Negeri

2 Muara Dua dapat diketahui permasalahan yaitu rendahnya nilai siswa

1
berdasarkan pada materi sifat-sifat cahaya yang di lihat pada nilai ulangan

harian yang belum mencapai KKM.

2
2

Hanya 13 orang siswa yang tuntas dalam pelajaran IPA yaitu memperoleh nilai

diatas 70, sedangkan 21 siswa memperoleh nilai dibawah 70 dan belum sesua

dengan KKM yang ditetapkan disekolah SD Negeri 2 Muara Dua adalah 70%.

Jadi, dapat di simpulkan bahwa nilai siswa yang tuntas adalah 31% sedangkan

siswa yang tidak tuntas mencapai 69%. Rendahnya nilai siswa disebabkan dalam

pembelajaran kususnya pada materi sifat-sifat cahaya guru masih dominan

menggunakan metode ceramah, akibatnya siswa pun merasa bosan dengan

pembelajaran yang sedang berlangsung.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari wawancara dengan

siswa, menunjukkan bahwa siswa penyebab munculnya permasalahan atau

kesulitan yang dialami oleh siswa tersebut karena dalam penyampaian

materi pada anak kelas IV SD Negeri 2 Muara Dua cenderung bersifat

pasif sehingga peserta didik merasa kebingungan dalam memahami materi

yang disampaikan oleh guru tanpa mempraktikan nya langsung. Guru

kurang memberi peluang kepada siswa untuk mengkonstruksi sendiri

konsep-konsep IPA, siswa hanya menyalin apa yang di ajarkan oleh guru.

Selain itu, siswa tidak diberikan kesempatan untuk mengemukakan ide dan

mengkonstruksi sendiri dalam menjawab soal latihan diberikan oleh guru.

Pada pembelajaran IPA siswa mempelajari sifat-sifat cahaya tanpa

mengetahui maknanya, siswa hanya melihat buku atau gambar saja,

pembelajaran IPA masih bersifat pasif karena ketika menjelaskan guru

kurang menggunakan media nyata, sehingga pembelajaran IPA ini mudah

dilupakan siswa sehingga guru harus mengulangkan kembali apa yang

sudah di pelajari siswa sebelumnya.


Khususnya bagi siswa Sekolah Dasar yang taraf berfikirnya masih

sangat sederhana untuk dapat menanamkan pemahaman terhadap materi

secara baik perlu adanya dukungan benda-benda konkret atau nyata.

Misalnya dalam mengajar pokok bahasan sifat-sifat cahaya pada kelas IV

SD Negeri 2 Muara Dua, diperlukan dukungan media, alat praga

pembelajaran dan metode yang relevan dengan materi yang akan

disampaikan, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang

materi sifat-sifat cahaya.

Pada dasarnya pembelajaran IPA guru harus memberikan

pengalaman langsung untuk mencari tahu sebab-sebab gejala alam dan

memahami alam secara ilmiah, siswa dituntut aktif dalam pembelajaran

IPA, tidak hanya mendengarkan materi dan mengamati saja, tetapi siswa

dapat paham apa yang di dengarkan dan diamati. Banyak guru yang

menghabiskan waktu pembelajarannya dengan metode ceramah saja di

depan siswa sehingga guru tidak memberi efek apa-apa pada siswa, lebih

banyak pengetahuan yang disampaikan oleh guru terhadap siswa sehingga

siswa hanya mendengarkan saja materi tersebut karena tidak semua siswa

mudah paham dengan materi saja tanpa mempraktikannya langsung secara

konkret atau nyata.

Namun banyak guru yang tidak menyadari hal tersebut, jika siswa

yang nilainya jelek maka pasti guru akan memberi lebel kalau siswa

tersebut kurang belajar, dan kurang memperhatikan guru. Seharunya guru

dapat memilih model mengajar yang tepat yang lebih bervariasi dan dapat

mudah diterima oleh murid sehingga mudah dipahami, seorang guru juga

3
membutuhkan keterampilan mengajar yang lebih dibandingkan dengan

profesi lain, guru harus terampil dengan model dan strategi mengajar yang

tidak membuat siswa mudah bosan dalam pembelajaran.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola

yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran

dikelas. Dengan kata lain model pembelajaran adalah suatu perencanaan

atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar

secara tatap muka di dalam kelas Model Discovery Learning adalah sistem

belajar mengajar dimana guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam

bentuknya final, tetapi dalam bentuk praktik dan evaluasi diakhir

pembelajaran. Setelah peneliti melihat masalah yang terjadi di SD Negeri

2 Muara Dua peneliti memiliki alternatif solusi yang tepat untuk

memecahkan masalah tersebut yaitu dengan menerapkan model

pengajaran yang selama ini dilakukan, karena dengan ceramah siswa

kurang maksimal dalam memahami materi yang di sampaikan guru dan

siswa cenderung bosan, model yang dianggap tepat untuk pembelajaran

IPA adalah Model Discovery Learning.

Model Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan

hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu

kesimpulan. Adapun kelebihan dalam Model Discovery Learning yaitu

mendukung Partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran dan

menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Oleh karena itu, peneliti mencoba

menerapkan Model Discovery Learning dengan menggunakan media

4
kotak sifat cahaya, sehingga dengan kelebihan ini diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat-sifat cahaya.

Hasil penelitian yang terdahulu dilakukan oleh (Yuliana 2018: 28),

bahwa penerapan model discovery learning sangat membantu dalam upaya

guru meningkatkan hasil belajar siswa. Tidak hanya itu model ini juga

membantu dalam meningkatkan keaktifan guru dan siswa, kepercayaan

diri siswa, dan kemampuan bekerja mandiri dalam pemecahan masalah.

Selain itu model ini tidak hanya dapat diterapkan di sekolah dasar

melainkan juga di tingkat pendidikan yang lebih tinggi yaitu Sekolah

Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Penelitian lainnya dilakukan oleh (Rosarina, dkk 2016: 379-380),

Hasil penelitian menerapkan Model Discovery Learning suatu alternatif

untuk meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada materi perubahan

wujud benda. Peningkatan ini dilihat dari persentase ketuntasan tiap siklus.

Siswa yang dinyatakan tuntas pada siklus I berdasarkan hasil tes ada 7

siswa (26, 92%), siklus II menjadi 17 siswa (65, 38%) dan siklus III 23

siswa (88, 46%).

Dengan melihat masalah diatas maka penulis merasa tertantang

untuk meneliti tentang penerapan model pembelajaran discovery learning.

Maka penulis memberi judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Pada Materi Sifat-sifat Cahaya Menggunakan Model Pembelajaran

Discovery Learning di Kelas IV SD Negeri 2 Muara Dua”.

5
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang maka yang menjadi identifikasi

masalah adalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Muara Dua dalam

pembelajaran IPA pada materi sifat-sifat cahaya masih rendah.

2. Aktivitas guru dan siswa kelas IV SD Negeri 2 Muara Dua dalam

memahami konsep pembelajaran IPA khususnya pada materi sifat-sifat

cahaya masih rendah.

3. Respon siswa kelas IV SD Negeri 2 Muara Dua dalam pembelajaran IPA

pada materi sifat-sifat cahaya masih rendah.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada materi sifat-sifat cahaya

dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning di kelas IV SD

Negeri 2 Muara Dua?

2. Bagaimana aktivitas guru dan siswa pada materi sifat-sifat cahaya dengan

menggunakan model pembelajaran discovery learning di kelas IV SD Negeri

2 Muara Dua?

3. Bagaimana respon siswa pada materi sifat-sifat cahaya dengan menggunakan

model pembelajaran discovery learning di kelas IV SD Negeri 2 Muara Dua?

6
1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa pada materi sifat-sifat

cahaya dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning di kelas

IV SD Negeri 2 Muara Dua.

2. Untuk mendeskripsikan aktivitas guru dan siswa pada materi sifat-sifat cahaya

dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning di kelas IV SD

Negeri 2 Muara Dua.

3. Untuk mendeskripsikan respon siswa pada materi sifat-sifat cahaya dengan

menggunakan model pembelajaran discovery learning di kelas IV SD Negeri

2 Muara Dua.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara

lain:

1. Bagi siswa, memperoleh pengalaman belajar dengan menggunakan model

pembelajaran discovery learning pada materi sifat-sifat cahaya di kelas IV SD

Negeri 2 Muara Dua.

2. Bagi peneliti, dengan penelitian ini dapat menambah dan meningkatkan

wawasan pengetahuan yang berkaitan dengan model pembelajaran discovery

learning terhadap hasil belajar siswa.

3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi konstribusi bagi

para pembaca dan dapat dijadikan rujukkan atau sumber yang bermanfaat

untuk pembelajaran IPA pada materi sifat-sifat cahaya.

7
4. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai masukan untuk

lebih memanfaatkan penggunaan media dan model pembelajaran agar dapat

meningkat kan hasil belajar siswa.

8
BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1 Hasil Belajar

Menurut Abdurrahman (dalam Jihad 2013: 14) hasil belajar adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu

sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh

suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk

perubahan perilaku yang relative menetap. Dalam kegiatan pembelajaran catau

kegiatan intruksional, biasanya guru menetapkan tujuan bekajar. Siswa yang

berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran

atau tujuan intruksional.

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang yang mencakup

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti suatu proses

belajar mengajar tertentu. Pendidikan dan pengajaran dikatakan berhasil apa bila

perubahan-perubahan yang tampak pada siswa merupakan akibat dari proses

belajar mengajar yang dialaminya yaitu proses yang ditempuh melalui program

dan kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam proses

pengajarannya. Berdasarkan hasil belajar siswa dapat diketahui kemampuan dan

perkembangan sekaligus tingkat keberhasilan pendidikan.

2.1.1 Pengertian Belajar

Menurut Syah (dalam Jihad 2013: 1) belajar adalah kegiatan berproses dan

merupakan sumber unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis

dan jenjang pendidikan, hal ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan

8
sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan

lingkungan lingkungan sekitarnya. Pada dasarnya belajar merupakan tahapan

perubahan perilaku siswa yang relative positif dan mantap sebagai hasil interaksi

dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif, dengan kata lain belajar

merupakan kegiatan berproses yang terdiri dari beberapa tahap.

Tahapan dalam belajar Witting yaitu:

a. Tahap acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi

b. Tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan informasi

c. Tahap retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi

Menurut (Sadjana, 1996:2) belajar adalah suatu proses yang

ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai

hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti

perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,

keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang

ada pada individu yang belajar.

Dengan demikian, pengertian belajar adalah suatu upaya untuk

memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau

tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Dengan belajar akan ada

perubahan terhadap sikap dan pola hidup dengan cara pandang dan

kemampuan baru. Terjadinya perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan

(kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).

Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat

disimpan. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan

fisik/kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-

9
obatan. Belajar adalah proses melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah

proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Apabila kita bicara

tentang belajar maka kita belajar bagaimana mengubah tingkah laku

seseorang.

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut teori Gestalt (Ahmad Susanto, 2016: 12). Belajar

merupakan suatu proses perkembangan artinya bahwa secara kodrati jiwa

raga anak mengalami perkembangan. Perkembangan memerlukan sesuatu

baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari

lingkungannya, berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi oleh

dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa dalam arti

kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat dan

kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua lingkungan yaitu

sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber

belajar, metode serta dukungan lingkungan keluarga dan lingkungan

social. Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman (Ahmad

Susanto, 2016: 12). Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik

merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik

faktor internal maupun faktor eksternal, sebagai berikut:

a. Faktor internal. Merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta

didik yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini

meliputi yaitu kecerdasan, minat, dan perhatian, motivasi belajar,

ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

10
b. Faktor eksternal. Merupakan berasal dari luar diri peserta didik yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga sekolah dan masyarakat

keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang

bermasalah dengan keadaan ekonominya pertengkaran suami istri,

perhatian orangtua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-

hari berperilaku yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari

berperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari

berpengaruh dalam hasil belajar peseta didik.

2.2 Model Pembelajaran Discovery Learning

2.2.1 Model Pembelajaran

Istilah model pembelajaran sering dimaknai sama dengan pendekatan

pembelajaran. Bahkan kadang suatu model pembelajaran diberi nama sama

dengan nama pendekatan pembelajaran. Sebenarnya model pembelajaran

mempunyai makna yang lebih luas dari pada makna pendekatan, strategi, metode,

dan teknik. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas. Dengan

kata lain model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita

gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka didalam kelas

dan untuk menentukan material / perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya

buku-buku, media, (film-film), tipe-tipe, program-program media computer, dan

kurikulum (sebagai kursus untuk belajar).

Model pembelajaran merupakan model belajar, dengan model tersebut

guru dapat membantu siswa mendapatakan atau memperoleh informasi, ide,

11
keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri. Selain itu,

model belajar juga mengajarkan bagaimana mereka belajar. Model pembelajaran

mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di

dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran (kompetensi pembelajaran), dan

pengelolaan kelas (Kardi dan Nur 2008:8).

2.2.2 Pengertian Model Pembelajaran Discovery learning

Model pembelajaran discovery pertama kali dikemukakan oleh Jerome

Bruner, beliau berpendapat bahwa belajar penemuan (discovery learning) sesuai

dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, siswa belajar yang

terbaik adalah melalui penemuan sehingga berusaha sendiri untuk mencari

pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan

pengetahuan yang benar-benar bermakna. Dengan model pembelajaran Discovery

pengetahuan yang diperoleh pada situasi baru dan meningkatkan penalaran siswa

Menurut Ratna Wilis Dahar (dalam Nurdin dkk. 2016).

Menurut Robert B. Sund (Malik, 2001: 219) Discovery adalah proses

mental dimana siswa mengasimilasikan suatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses

mental tersebut misalnya: mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan,

menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan. Sedangkan menurut

Suryosubroto: Discovery adalah suatu proses belajar mengajar dimana guru

memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang secara

tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja (B. Suryosubroto) (dalam

Nurdin dkk. 2016).

12
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Discovery

merupakan model pembelajaran yang melibatkan berbagai proses mental siswa

untuk menemukan suatu pengetahuan (konsep dan prinsip) yang dimiliki siswa.

Dalam pembelajaran discovery siswa didorong untuk aktif belajar dengan konsep-

konsep dan prinsip-prinsip dan guru mendorong mereka untuk memiliki

pengalaman-pengalaman dan menghubungkan pengalaman tersebut untuk

menemukan prinsip-prinsip bagi diri mereka sendiri. Sebagaimana dikutip oleh

Oemar Hamalik, mengemukakan bahwa discovery terjadi bila individu terlibat,

terutama dalam penggunaan proses-proses mentalnya untuk menemukan beberapa

konsep dan prinsip (Oemar Hamalik, 2009: 150).

Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa model

discovery learning adalah model belajar yang mendorong siswa untuk

memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya tetapi

sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri dan mempraktik langsung lalu

mengajukan pertanyaan dan membuat kesimpulan, dalam pembelajaran

discovery learning dirancang sebagian rupa sehingga siswa dapat

menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya

sendiri.

2.2.3 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Discovery Learning

Trianto mengemukakan langkah-langkah model pembelajaran discovery

menurut (Eggen & Kauchak 2012: 189) sebagai berikut:

a. Menyajikan pertanyaan atau masalah.

b. Membuat hipotesis.

13
c. Merancang percobaan.

d. Melakukan diskusi untuk memperoleh informasi.

e. Mengumpulan dan menganalisis data.

f. Membuat kesimpulan.

Table 2.1 Sintak Model Pembelajaran Discovery Learning

Fase Perilaku Guru Aktivitas Siswa


1. Menyajikan Guru membimbing siswa Siswa
pertanyaan atau mengidentifikasi masalah dan mengidentifikasi
masalah. masalah dituliskan dipapantulis masalah dan siswa
guru membagi siswa dalam duduk dalam
kelompok. kelompok.
2. Membuat Guru memberikan kesempatan Siswa memberi
hipotesis. pada siswa untuk curah sebuah pendapat
pendapat dalam membentuk pada guru tentang
hipotesis guru membimbing masalah yang
siswa dalam menentukan harus dibahas.
hipotesis yang relevan dengan
permasalahan dan
memprioritaskan hipotesis
mana yang menjadi prioritas
pendidikan.
3. Merancang Guru memberikan kesempatan Siswa menentukan
percobaan. pada siswa untuk menentukan langkah-langkah
langkah-langkah yang sesuai dengan cara siswa
dengan hipotesis yang akan mencoba
dilakukan. Guru membimbing mempraktikkan
siswa mengurutkan langkah- media
langkah pemecahan masalah. pembelajaran.
4. Melakukan diskusi Guru membimbing siswa Siswa
untuk memperoleh mendapatkan informasi melalui mendapatkan
informasi. diskusi. informasi.
5. Mengumpulan dan Guru memberi kesempatan Siswa
menganalisis data. pada tiap kelompok untuk menyampaikan
menyampaikan hasil hasil pengolahan
pengolahan data yang yang di diskusikan.

14
terkumpul.
6. Membuat Guru membimbing siswa dalam Siswa membuat
kesimpulan. membuat kesimpulan. kesimpulan dari
hasil diskusinya.
Sumber: Nurdin (2016)

2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Discovery Learning

Menurut (Nurdin, 2016) Model pembelajaran discovery learning

memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan model

pembelajaran discovery learning adalah sebagai berikut:

a. Dapat membentuk dan mengembangkan “self concept” pada diri siswa,

sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses

belajar yang baru.

c. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap

objektif, jujur dan terbuka.

d. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya

sendiri.

e. Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.

f. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.

g. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.

h. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

i. Siswa dapat menghindari cara-cara belajar tradisonal.

j. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat

mengasimilasi dan mengakomodasi informasi (Roestiyah N.K.: 76-77).

15
Disamping memiliki beberapa kelebihan, model discovery learning

juga mempunyai beberapa kekurangan Menurut (Nurdin, 2016). Berikut

ini kekurangan model discovery learning:

a. Siswa harus memiliki kesiapan dan kemantangan mental, siswa harus berani

dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

b. Keadaan kelas di kita kenyataannya gemuk jumlah siswanya maka model ini

tidak akan mencapai hasil yang memuaskan.

c. Guru dan siswa yang sudah sangat terbiasa dengan proses belajar mengajar

gaya lama maka model discovery ini akan mengecewakan.

d. Ada kritik, bahwa proses dalam model discovery terlalu mementingkan proses

pengertian saja, kurang memerhatikan perkembangan sikap dan keterampilan

bagi siswa (Hanafiah, M. dan Cucu Suhana, M: 79).

Dari pendapat diatas jelaslah dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran discovery mempunyai kelebihan dan kekurangan, Kelebihan

model discovery learning dapat mengembangkan konsep yang mendasar

pada diri siswa, daya ingatan siswa akan lebih baik, dan dapat

mengembangkan kreatifitas siswa dalam kegiatan belajarnya, serta melatih

siswa untuk belajar sendiri. Model discovery learning ini akan dapat

membantu tercapainya tujuan pengajaran yang diinginkan oleh pengajar.

Adapun kekurangan model ini adalah bahwa para pendidik dituntut benar-

benar menguasai konsep-konsep dasar, harus pandai merangsang siswa,

tujuan yang diinginkan harus benar-benar jelas serta pendidik dituntut

untuk memberi pertanyaan-pertanyaan yang bersifat mengarahkan pada

tujuan.

16
2.3 Materi Sifat-sifat Cahaya

Cahaya adalah elektromagnetik yang dapat dilihat oleh manusia,

sedangkan benda yang memancarkan cahaya disebut dengan sumber cahaya.

Cahaya dihasilkan oleh sumber cahaya. Sumber cahaya adalah benda-benda yang

dapat memancarkan cahaya sendiri, misalnya matahari, senter, lampu, lilin,

kunang-kunang, dan api. Sifat-sifat cahaya antara lain sebagai berikut:

Gambar 1: Percobaan Perambat Cahaya


Sumber :https://materiipa.com/sifat-sifat-cahaya

1) Merambat lurus

Sifat cahaya yang pertama adalah sifat cahaya merambat lurus.

Pembuktian sifat cahaya ini dapat dibuktikan dengan meninjau

berdasarkan bias atau tidaknya benda untuk meneruskan cahaya. Benda

yang tidak dapat ditembus cahaya tidak bias meneruskan cahaya yang

mengenainya. Sedangkan benda yang dapat tembus cahaya akan

meneruskan cahaya yang mengenai benda tersebut. Pada saat cahaya

matahari masuk ke dalam ruang melaui celah yang sempit, seperti pintu

atau jendela. Maka cahaya yang masuk itu akan terlihat merambat lurus.

Hal ini menunjukkan bahwa cahaya merambat lurus.

17
Gambar 2: Cahaya Menembus Benda Bening
Sumber : dokumen penerbit ; illustrator : Dewi Isnaeni

2) Cahaya menembus benda bening

Pada saat merambat, cahaya dapat terhalang suatu benda. Jika mengenai

suatu benda, ada tiga kemungkinan yang akan terjadi, yaitu cahaya diteruskan,

cahaya diteruskan sebagian atau cahaya diteruskan seluruhnya. Benda bening

18
18

merupakan jenis benda yang dapat ditembus oleh cahaya yang termasuk sebagai

benda bening misalnya kaca, plastik, air jenih, botol bening, dan sebagainya. Sifat

ini juga memungkinkan cahaya matahari menembus permukaan air jenih,

sehingga ikan dan tumbuhan air juga dapat menerima sinar matahari.

BAB III

18
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Muara Dua pada

semester ganjil tahun ajaran 2022/2023, dilaksanakan mulai tanggal 10

Februari s.d 22 Mei 2023.

3.2 Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa

kelas IV di SD Negeri 2 Muara Dua yang berjumlah 32 siswa.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam


penelitian ini adalah:
1. Soal tes

Pemberian tes di gunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami


materi.

2. Lembar observasi
Lembar observasi merupakan catatan yang menggambarkan tingkat aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran.

3. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang di gunakan untuk memperoleh


informasi atau data siswa secara langsung. Angket di sebut juga wawancara
tertulis karena isi angket merupakan satu rangkaian pertanyaan tertulis yang
ditunjukan kepada siswa dan didisi sendiri oleh siswa.

19
3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam pengumpulan

data adalah sebagai berikut:

1. Tes

Tes adalah sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat benar atau

salah. Tes yang di gunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa

dalam menguasai materi sumber energi menggunakan media animasi

berupa tes akhir. Tes akhir dilakukan pada akhir tindakan, alat

pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu berbentuk soal pilihan ganda

berjumlah 10 soal untuk mengukur hasil belajar siswa.

2. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati semua aktivitas yang

berlangsung di kelas yang meliputi aktivitas peneliti sebagai pengajar dan

aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan media animasi pada

materi sumber energi. Dalam pelaksanaan observasi peneliti dibantu oleh

dua orang pengamat yaitu guru mata pelajaran IPA dan seorang teman

sejawat guru SD Negeri 2 Muara Dua. Alat pengumpulan data dalam

penelitian ini yaitu menggunakan lembar observasi.

3. Angket

Angket adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

20
3.5 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah bersumber

dari:

1. Data hasil belajar

Hasil belajar siswa di peroleh dari hasil nilai tes akhir persiklus

yang di berikan peneliti kepada siswa yang berupa soal.

Jumlah siswa yang Tuntas


Skor persentase (SP) = × 100 %
Jumlah siswa seluruhnya
Anas sudijono, 2010 : 35

Data dianalisis dengan menghitung daya serap siswa di mana

ketuntasan klasikal adalah jika daya serap siswa mencapai 70%. Siswa di

kelas yang diteliti memiliki skor ≥ 80.

2. Data aktivitas guru dan siswa

Aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran di peroleh

dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh dua orang pengamat, yaitu

menggunakan lembar observasi guru dan siswa.

Jumlah Skor
Skor persentase (SP) = × 100 %
Skor Maksimal
Anas sudijono, 2010 : 35

Untuk menentukan skor presentase rata-rata terhadap aktivitas guru dan siswa

digunakan rumus:

SP 1+SP 2
NR=
2

Keterangan :

21
NR : Nilai rata-rata
SP 1: Skor Presentase Pengamat I
SP 2: Skor Presentase Pengamat II
3. Respons Siswa

Untuk mengetahui respon siswa dengan mempresentasikan

jawaban dari angket yang diberikan kepada siswa dengan statistik

deskriptif sebagai berikut.

f
P= × 100 %
N

Keteranagan:

P = Angka persentase yang di cari

F = Frekuensi jawaban siswa

N = Jumlah Siswa

3.6 Prosedur Penelitian

Menurut Arikunto (2012:20). Ada empat tahapan penting dalam

penelitian tindakan yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)

pengamatan dan (4) refleksi. Keempat tahap dalam penelitian tindakan

tersebut adalah unsur untuk membentuk siklus yaitu satu putaran kegiatan

berurutann yang kembali ke langkah semula. Jadi dalam satu siklus adalah

dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi.

22
Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Tindakan

Observasi

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Tindakan

Observasi

Gambar 3.1 Siklus Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


(Sumber: Arikunto 2012: 16)

a. Tahap perencanaan

Adapun desain atau rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

yang di gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan prosedur

Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK) Arikunto (2012:20):

1. Tahap perencanaan (Planning)

Kegiatan perencanaan ini meliputi:

a. Menyiapkan Modul sesuai dengan materi yang di ajarkan

menggunakan media animasi.

23
b. Menyiapkan media animasi sesuai materi yang akan di ajarkan.

c. Menyiapkan LKPD.

d. Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan siswa yang di

gunakan oleh dua orang pengamat dalam proses pembelajaran.

e. Menyiapkan perangkat tes akhir pada setiap tindakan kelas.

2. Tahap pelaksanaan (Action)

Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan rencana

pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan. Pelaksanaan

pembelajaran dibagi dalam dua siklus diantaranya.

Siklus I : Pembelajaran tentang sifat-sifat cahaya.

Siklus II : Pembelajaran tentang percobaan sifat-sifat cahaya.

3. Pengamatan (Observing)

Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati perilaku guru dan

siswa selama kegiatan pembelajaran dan mengidentifikasi kendala-kendala

yang timbul dalam pembelajaran baik kendala untuk guru maupun kendala

untuk siswa. Kegiatan observasi adalah mengamati dan mencatat segala

sesuatu yang berhubungan dengan proses pembelajaran dengan

menggunakan lembar observasi.

4. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini peneliti melakukan analisa data, memahami,

melakukan serta menyimpulkan segala sesuatu yang terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung. Kesimpulan yang diperoleh merupakan

informasi yang akurat tentang segala sesuatu yang telah terjadi setelah

24
dilakukan tindakan penelitian dan kemudia merumuskan tindakan apa

yang akan diambil selanjutnya untuk tindakan pada siklus berikutnya.

25
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta

Choiril Azmiyawati dkk. 2008. IPA 5 Salingtemas. Jakarta: Pusar Perbukuan


Departemen Pendidikan Nasional.

Gina Rosadina dkk. (2016). Penerapan Model Discovery learning untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perubahan Wujud Benda.
Dalam Jurnal Pena Ilmiah. [Online]. VOL 1. No 1. Tersedia
https://ejournal.upi.edu/index.php/penailmiah/article/download/3043/pdf.
[ 24 Januari 2021].
Jihad, Asep dkk. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Mona Ekawati. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tema II Siswa Kelas V. Dalam Jurnal
Pendidikan Tambusai [Online]. Vol 2. No 3. Tersedia:
https://core.ac.uk/download/pdf/228958672.pdf. [4 Juli 2021].
Nabila Yuliana. (2018). Penggunaan Model Pembelajaran Discovery learning
dalam Peningkatan hasil belajar siswa di Sekolah Dasar. Dalam Jurnal
Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran PPs Universitas Pendidikan Ganesha
[Online]. Vol 2. No 1. Tersedia:
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JIPP/article/download/13851/867
1. [24 Januari 2021].
Ngalimun. 2017. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Dua Satria Offet
Nurdin dkk. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Jogjakarta: Pustaka Belajar.
Supriyantiningtyas dkk. 2019. Buku Siswa Pahlawanku. Klaten: Saka Mitra
Kompetensi.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas
Tema 5. Jakarta: PT Bumi Akasara.
Supriyantiningtyas dkk. 2017. Silabus Buku Guru Pahlawanku Tema 5. Klaten:
Saka Mitra Kompetensi.

25
Susanto, Ahmad (2016). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. (Cet.
Keempat). Jakarta: Kencana.

26
27
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SD Negeri 2 Muara Dua


Mata Pelajaran : IPA (Cahaya merambat lurus)
Kelas / Semester : IV / I (satu)
Pertemuan :I
Alokasi Waktu : 2 × 30 Menit

A. Kompetensi Inti
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis
dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar
3.1 Menerapkan sifat-sifat cahaya merambat lurus dan keterkaitannya
dengan indera Penglihatan
3.2 Menyajikan laporan hasil percobaan tentang sifat-sifat cahaya
merambat lurus

C. Indikator
1. Menjelaskan penerapan sifat-sifat cahaya merambat lurus
2. Melakukan percobaan untuk membuktikan cahaya merambat lurus

28
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan melakukan percobaan siswa dapat menjelaskan penerapan
sifat-sifat cahaya merambat lurus
2. Dengan melakukan percobaan siswa dapat membuktikan cahaya
merambat lurus

E. Materi Ajar
 Sifat cahaya merambat lurus

F. Model dan Metode Pembelajaran


1. Model : Discovery Learning
2. Metode : Diskusi, penemuan , penugasan

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Guru Peserta Didik waktu

Pendahuluan  Guru mengucapkan  Peserta didik 10


salam sebagai menjawab salam dari
(menit)
pembuka pelajaran guru dan salah satu
dan meminta salah peserta didik
satu peserta didik memimpin doa
untuk memimpin doa  Peserta didik
 Guru memberikan menemukan
motivasi dan pengetahuan awal
apersepsi untuk memulai
pembelajaran
Apersepsi : “  Peserta didik
Cobalah perhatikan memahami tujuan
apakah didalam pembelajaran yang
kelas memiliki disampaikan oleh
cahaya? Coba guru
perhatikan jendela
kelas apakah ada
cahaya matahari

29
yang merambat lurus
kedalam kelas”

Motivasi : “ Cahaya
sangat berguna bagi
manusia dalam
kehidupan sehari-
hari”

 Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
yang akan dicapai

Inti  Guru membagi  Peserta didik 40


siswa menjadi mendengar
(menit)
beberapa arahan
kelompok pembagian
masing-masing kelompok dari
kelompok terdiri guru
dari 4 siswa
 Guru meminta
siswa untuk
duduk sesuai
dengan  Peserta didik
kelompoknya duduk sesuai
masing-masing dengan
 Guru kelompoknya
menyajikan masing-masing
permasalahan  Siswa mendengar
tentang sifat dan memahami
cahaya permasalahan
merambat lurus yang
 Guru meminta disampaikan oleh
siswa guru tentang sifat
menyelesaikan cahaya merambat
masalah lurus
 Guru meminta  Siswa
siswa menyelesaikan
melakukan masalah yang
percobaan dan diberikan oleh

30
memberikan guru
media kosifacay
untuk
melakukan
percobaan
 Guru Menemukan
membimbing
 Siswa mencoba
siswa dalam
mempraktikan
melakukan
media dengan
percobaan sifat
teman kelompok
cahaya
dan menemukan
merambat lurus
contoh sifat
 Guru meminta
cahaya merambat
siswa
lurus dan
mempresentasik
mencatat hasil
an hasil
percobaan
percobaannya
dikertas jawaban
tentang sifat
 Siswa
cahaya
mendengarkan
merambat lurus
arahan
bimbingan oleh
guru tentang sifat
cahaya merambat
lurus

 Siswa
mempresentasika
n hasil percobaan
tentang sifat
cahaya merambat
lurus didepan
kelas

Penutup  Guru  Siswa membuat 10


menginstruksika kesimpulan
(menit)
n kepada siswa pembelajaran
untuk membuat hari ini tentang
kesimpulan sifat cahaya
pembelajaran merambat lurus
hari ini tentang  Siswa mendengar

31
sifat cahaya penguatan
merambat lurus kesimpulan dari
 Guru memberi guru tentang sifat
penguatan cahaya merambat
kesimpulan lurus
tentang sifat  Siswa membaca
cahaya doa bersama
merambat lurus diakhir
 Guru melakukan pembelajaran
refleksi dan
menyuruh siswa
untuk membaca
doa diakhir
pembelajaran

H. Alat / Bahan dan Sumber Belajar


 Buku siswa pembelajaran ipa untuk Sekolah Dasar kelas IV
 Lembar kerja siswa (LKS)
 Alat dan bahan : Media sifat cahaya merambat lurus
Lampu senter

I. Penilaian Hasil Belajar


1. Teknik Penilaian : Tes tertulis
2. Bentuk instrument : Uraian singkat

Mengetahui Lhokseumawe,……….
Kepala SD Negeri 2 Muara Dua Peneliti

Eka Syafrida, S.Pd, M.Pd Nur’ainiah


NIP. 19780205 200212 2 002 NIP.

32
LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS I

Nama Kelompok :
Kelas :
Nama Anggota : 1.
2.
3.
4.
Hari / Tanggal :

Judu : Cahaya merambat lurus


Petunjuk : Agar siswa dapat menjelaskan proses cahaya merambat
lurus
Masalah : Saat Andi berjalan dikegelapan, Andi memerlukan senter
ketika senter Andi dinyalakan, bagaimana arah rambatan yang keluar dari senter
tersebut? Cahaya dari lampu senter arah rambatnya menurut garis lurus, benarkah
cahaya merambat lurus? Bila arahan cahaya lampu senter terhalang oleh tembok
atau karton bekas apakah cahaya tidak dapat di lihat?

Alat dan bahan : 1. Media kosifacay (kotak sifat cahaya)


2. Lampu senter
Cara Kerja : 1. Cobalah mempraktikkan media kosifacay (kotak sifat
cahaya)
2. Nyalakan cahaya lampu senter
3. Arahkan cahaya lampu senter kelubang-lubang dinding
karton media Kosifacay yang sejajar lurus
Pertanyaan:
1. Apakah kamu bisa melihat cahaya lampu senter melalui lubang-lubang
dinding karton media tersebut?
2. Bila salah satu bidang karton tergeser, masihkah kamu bisa melihat cahaya
lampu senter tersebut? Mengapa demikian?

33
3. Apakah kesimpulan dari percobaan ini?
Berdasarkan hasil kegiatan tersebut, buatlah laporan dengan format seperti contoh
dibawah. Selanjutnya, bacakan hasil laporan kelompokmu di depan kelas.
Mintalah pendapat dari kelompok yang lain mengenai hasil
percobaanmu.Gunakan bahasa yang sopan dan santun dalam menyampaikan
pendapat.

Tabel Laporan Kegiatan Percobaan Sifat Perambatan cahaya


Laporan Kegiatan Percobaan

Judul Kegiatan :

Tujuan Percobaan :

Alat dan Bahan :

Langkah Kerja :

Kesimpulan :

34
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SD Negeri 2 Muara Dua


Mata Pelajaran : IPA (Cahaya Menembus Benda Bening)
Kelas / Semester : IV / I (satu)
Pertemuan : II
Alokasi Waktu : 2 × 30 Menit

A. Kompetensi Inti
5. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
6. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangga.
7. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
8. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis
dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar
3.1 Menerapkan sifat-sifat cahaya menembus benda bening dan
keterkaitannya dengan indera penglihatan
3.2 Menyajikan laporan hasil percobaan tentang sifat-sifat cahaya
menembus benda bening

C. Indikator
1. Menjelaskan penerapan sifat-sifat menembus benda bening

35
2. Melakukan percobaan untuk membuktikan cahaya menembus benda
bening
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan melakukan percobaan siswa dapat menjelaskan penerapan
sifat-sifat cahaya menembus benda bening
2. Dengan melakukan percobaan siswa dapat membuktikan cahaya
menembus benda bening

E. Materi Ajar
 Sifat cahaya menembus benda bening

F. Model dan Metode Pembelajaran


3. Model : Discovery Learning
4. Metode : Diskusi, penemuan , penugasan

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Guru Peserta Didik waktu

Pendahuluan  Guru mengucapkan  Peserta didik 10


salam sebagai menjawab salam dari (menit)
pembuka pelajaran guru dan salah satu
dan meminta salah peserta didik
satu peserta didik memimpin doa
untuk memimpin  Peserta didik
doa menemukan
 Guru memberikan pengetahuan awal
motivasi dan untuk memulai
apersepsi pembelajaran
Apersepsi : “  Peserta didik
Cobalah perhatikan memahami tujuan
jendela kelas apakah pembelajaran yang
ada cahaya disampaikan oleh
merambat lurus guru
kedalam kelas?dan

36
cahaya juga dapat
menembus benda
bening”
Motivasi : “ Cahaya
sangat berguna bagi
kehidupan sehari-
hari dan cahaya juga
dapat menembus
benda -benda
bening”

 Guru
menyampaikan
tujuan pembelajaran
yang akan dicapai

Inti  Guru membagi  Peserta didik 40


siswa menjadi mendengar arahan (menit)
beberapa pembagian
kelompok kelompok dari guru
masing-masing  Peserta didik duduk
kelompok sesuai dengan
terdiri dari 4 kelompoknya
siswa masing-masing
 Guru  Siswa mendengar
menginstrusika dan memahami
n untuk duduk permasalahan yang
sesuai dengan disampaikan oleh
kelompoknya guru tentang sifat
masing-masing cahaya menembus
 Guru benda bening
menyajikan
permasalahan  Siswa
tentang sifat menyelesaikan
cahaya masalah yang
menembus diberikan oleh guru
benda bening
 Guru meminta
siswa

37
menyelesaikan Menemukan
masalah
 Guru meminta  Siswa mencoba
siswa melakukan mempraktikan
percobaan dan media dengan
memberikan alat teman
untuk percobaan kelompok dan
sifat cahaya menemukan
menembus benda contoh sifat
bening cahaya
menembus
 Guru membimbing
benda bening
siswa dalam
dan mencatat
menentukan sifat
hasil percobaan
cahaya menembus
dikertas
benda bening
jawaban
 Guru meminta
 Siswa
siswa
mendengarkan
mempresentasikan
arahan
hasil percobaannya
bimbingan oleh
tentang sifat cahaya
guru tentang
menembus benda
sifat cahaya
bening
menembus
benda bening
 Siswa
mempresentasi
kan hasil
percobaan
tentang sifat
cahaya
menembus
benda bening
didepan kelas

Penutup  Guru  Siswa 10


menginstruksik membuat (menit)
an kepada siswa kesimpulan
untuk membuat pembelajaran
kesimpulan hari ini tentang
pembelajaran sifat cahaya

38
hari ini tentang menembus
sifat cahaya benda bening
menembus  Siswa
benda bening mendengar
 Guru memberi penguatan
penguatan kesimpulan
kesimpulan dari guru
tentang sifat tentang sifat
cahaya cahaya
menembus menembus
benda bening benda bening
 Guru  Siswa
melakukan membaca doa
refleksi dan bersama
menyuruh diakhir
siswa untuk pembelajaran
membaca doa
diakhir
pembelajaran

H. Alat / Bahan dan Sumber Belajar


 Buku siswa pembelajaran ipa untuk Sekolah Dasar kelas IV
 Lembar kerja siswa (LKS)
 Alat dan bahan : Media sifat cahaya menembus benda bening
Lampu senter
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian : Tes tertulis
2. Bentuk instrument : Uraian singkat

Mengetahui Lhokseumawe,…………
Kepala SD Negeri 2 Muara Dua Peneliti

Eka Syafrida, S.Pd, M.Pd Nur’ainiah, S. Pd


NIP. 19780205 200212 2 002 NIP.

39
LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS II

Nama Kelompok :
Kelas :
Nama Anggota : 1.
2.
3.
4.
Hari / Tanggal :
Judul : Cahaya menembus benda bening

Petunjuk : Agar siswa dapat menjelaskan proses cahaya menembus


benda bening
Masalah : Percobaan menggunakan cahaya matahari / cahaya senter,
gelas, benda-benda transparan / bening , benda-benda berwarna gelap, dan benda-
benda bening, tetapi berwarna, apakah cahaya lampu senter ketika diarahkan
kearah benda bening akan terjadi penembusan cahaya ?

Alat dan bahan : 1. Media sifat cahaya menembus benda bening


2. Lampu senter
Cara Kerja : 1. Cobalah mempraktikkan media sifat cahaya menembut
benda bening
2. Nyalakan cahaya lampu senter
3. Arahkan cahaya lampu senter kearah benda bening
tersebut.

Pertanyaan:

1. Apakah kamu bisa melihat cahaya lampu senter melalui benda bening
tersebut?
2. Bila benda tersebut tidak bening, apakah cahaya lampu senter tetap
tembus? Mengapa demikian?
3. Apakah kesimpulan dari percobaan ini?

Berdasarkan hasil kegiatan tersebut, buatlah laporan dengan format seperti contoh
di bawah. Selanjutnya, bacakan hasil laporan kelompokmu di depan kelas.

40
Laporan Kegiatan Percobaan Cahaya Menembus Benda Bening
Laporan Kegiatan Percobaan

Judul Kegiatan :

Tujuan Percobaan :

Alat dan Bahan :

Langkah Kerja :

Kesimpulan :

41
KISI – KISI SOAL SIKLUS I DAN SIKLUS II

Materi Indikator Nomor Ranah Jumlah


Soal Kognitif Soal
Merambat  Menjelaskan bukti 1 C2
lurus cahaya merambat
lurus
4
 Menyebutkan 3 C1
cahaya merambat 7 C1
lurus 19 C2
Menembus  Menyebutkan 2 C1
benda bening benda tembus 5 C1
cahaya 6 C1
 Menjelaskan 10 C1 7
cahaya dapat 4 C2
menembus benda 15 C1
bening 20 C2
Cahaya  Menyebutkan 8 C1
cahaya 9 C1
 Menjelaskan sifat 11 C1
cahaya 12 C1
13 C1 9
14 C1
16 C1
17 C2
18 C1

42
SOAL TES AKHIR

A. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang paling benar dibawah ini!
1. Peristiwa yang merupakan bukti cahaya merambat lurus yaitu . . . .
a. memantulnya cahaya pada cermin
b. rambatan cahaya matahari yang lurus ketika melewati genting kaca
c. cahaya menembus benda bening
d. terbentuknya pelangi pada saat hujan
2. Di bawah ini yang termasuk benda tembus cahaya yaitu . . . .
a. kertas
b. air jernih
c. tripleks
d. kayu
3.Cahaya merambat dengan jalur?
a. Berkelok
b. Lurus
c. Melengkung
d. Zig-zag
4. Sinar matahari yang masuk melalui jendela rumah menunjukkan sifat
cahaya ?
a. Menembus benda bening
b. Dapat dibiaskan
c. Dapat dipantulkan
d. Dapat diuraikan
5. Gambar dibawah ini menunjukkan sifat cahaya yaitu?

43
a. Merambat lurus
b. Menembus benda bening
c. Dapat diuraikan
d. Dapat dipantulkan
6. Benda yang dapat ditembus cahaya disebut?
a. Benda kasar
b. Benda gelap
c. Benda cokelat
d. Benda bening
7. Manakah yang bukan termasuk sumber cahaya?
a. Lilin
b. Matahari
c. Batu
d. Lampu
8. Pensil yang dimasukkan kedalam air akan terlihat patah menunjukkan sifat
cahaya?
a. Merambat lurus
b. Diuraikan
c. Dipantulkan
d. Dibiaskan
9. Cahaya merambat dengan jalur?
a. Berkelok
b. Lurus
c. Melengkung
d. Zig-zag
10. Sinar matahari yang masuk melalui jendela rumah menunjukkan sifat
cahaya ?
a. Menembus benda bening
b. Dapat dibiaskan
c. Dapat dipantulkan
d. Dapat diuraikan

44
B. Jawablah soal di bawah ini dengan jelas dan benar!
11.Semua benda yang dapat menghasilkan cahaya disebut….
12. Sumber energi cahaya terbesar di bumi adalah….
13.Kita dapat melihat benda karena adanya….
14. Contoh sumber cahaya antara lain….
15. Cahaya dapat menembus benda….
16. Benda yang tidak dapat ditembus cahaya disebut benda….
17. Cahaya yang dipancarkan oleh sinar laser menunjukkan cahaya
memilik sifat yaitu cahaya….
18. Contoh benda gelap antara lain….
19. Agus mengamati cahaya matahari yang masuk lewat celah-celah
genteng. Cahaya tersebut Merambat dengan bentuk….
20. Cahaya yang masuk melalui jendela rumah menunjukkan bahwa
cahaya memiliki sifat…

45
KUNCI JAWABAN

1. B
2. B
3. B
4. A
5. B
6. A
7. C
8. D
9. B
10. A
11. Sumber cahaya
12. Matahari
13. Cahaya
14. Matahari, api, lampu
15. Bening
16. Gelap
17. Merambat lurus
18. Batu, tripleks
19. Merambat lurus
20. Menembus benda bening

46
47
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSAAN
MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

Petujuk :
Berikut ini di berikan satu daftar keterlaksaan model pembelajaran Discovery Learning yang di gunakan guru dalam kelas.
Berilah tanda () yang sesuai menurut penilaian anda menurut kolom yang tersedia.
Nama Sekolah : SD Negeri 2 Muara Dua
Mata Pelajaran : IPA
Sub Pokok Bahasan : Sifat-sifat Cahaya

No. Kegiata Guru 4 3 2 1 Kegiatan Peserta Didik 4 3 2 1

Pendahuluan
 Guru mengucapkan salam sebagai  Peserta didik menjawab salam dari guru dan
pembuka pelajaran dan meminta salah satu peserta didik memimpin doa
1.
salah satu peserta didik untuk
memimpin doa
2.  Guru memberikan motivasi dan  Peserta didik menemukan pengetahuan awal
apersepsi untuk memulai pembelajaran

3.  Guru menyampaikan tujuan  Peserta didik memahami tujuan pembelajaran


pembelajaran yang akan dicapai yang disampaikan oleh guru
Kegiatan Inti
1.  Guru membagi siswa menjadi  Peserta didik mendengar arahan pembagian
beberapa kelompok masing- kelompok dari guru
masing kelompok terdiri dari 4
siswa
2.  Guru meminta siswa untuk duduk  Peserta didik duduk sesuai dengan
sesuai dengan kelompoknya kelompoknya masing-masing
masing-masing
3.  Guru menyajikan permasalahan  Peserta didik mendengar dan memahami
tentang sifat cahaya merambat permasalahan yang disampaikan oleh guru
lurus tentang sifat cahaya merambat lurus
4.  Guru meminta siswa  Peserta didik menyelesaikan masalah yang
menyelesaikan masalah diberikan oleh guru
5.  Guru meminta siswa melakukan  Peserta didik mencoba mempraktikan media
percobaan dan memberikan media dengan teman kelompok dan menemukan
kosifacay untuk melakukan contoh sifat cahaya merambat lurus dan
percobaan
mencatat hasil percobaan dikertas jawaban
6.  Guru membimbing siswa dalam  Peserta didik mendengarkan arahan
melakukan percobaan sifat cahaya bimbingan oleh guru tentang sifat cahaya
merambat lurus merambat lurus
7.  Guru meminta siswa  Peserta didik mempresentasikan hasil
mempresentasikan hasil percobaan tentang sifat cahaya merambat
percobaannya tentang sifat cahaya lurus didepan kelas
merambat lurus

28
Penutup
1.  Guru menginstruksikan kepada  Peserta didik membuat kesimpulan
siswa untuk membuat kesimpulan pembelajaran hari ini tentang sifat cahaya
pembelajaran hari ini tentang sifat merambat lurus
cahaya merambat lurus
2.  Guru memberi penguatan  Peserta didik mendengar penguatan
kesimpulan tentang sifat cahaya kesimpulan dari guru tentang sifat cahaya
merambat lurus merambat lurus
3.  Guru melakukan refleksi dan  Peserta didik membaca doa bersama diakhir
menyuruh siswa untuk membaca pembelajaran
doa diakhir pembelajaran

Lhokseumawe, …………….2022
Pengamat,

………………………………………

29

Anda mungkin juga menyukai