KODE
PKSBP-SD
BEST PRACTICES
Disusun oleh :
Sukaesih, S.Pd.I
NIP. 19630524 198507 2 001
Kepala SD Gandul 2 Kecamatan Cinere Kota Depok
2020
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
Best Praktices ini tersusun berkat rahmat dan hidayah Allah SWT. maka
sudah sepantasnya sebagai insan bermunajat dan bersyukur atas segala nikmat dan
karunia-Nya.
Kepala sekolah memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas
pendidikan terutama mengembangkan sekolah dan perannya sebagai pelaksana
delam Standar Nasional Pendidikan. Mengingat peran yang demikian penting
maka seorang kepala sekolah harus memiliki sikap visoner dan futuristik terhadap
pembangunan pendidikan secara menyeluruh.
1. Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada ;
2. Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok.
3. Pengawas/ Pembina Gugus 2
4. Para kepala Sekolah seperjuangan di kecamatan Cinere
5. Guru-guru yang selalu kompak dan solid dalam melaksanakan tugas.
Kepada siapapun yang sudah memberikan dorongan untuk berkarya secara
total kami sampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi. Semoda amal
baik Bapak/Ibu semua memperoleh pahala yang setimpal.
Akhirnya semoga Best praktices ini dapat bermanfaat bagi para pemangku
kepentingan.
Penulis,
Sukaesih, S.Pd.I
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Permasalahan ................................................................................... 6
C. Tujuan Pengembangan Best Practices .............................................. 7
D. Manfaat Best Practices....................................................................... 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saya mendapatkan tugas sebagai kepala sekolah untuk memimpin dan
mengelola satuan pendidikan di SD Negeri Pangkalan Jati 2 sejak tanggal 01
April 2014 sampai dengan 30 Juni 2019, selanjutnya mendapatkan perintah
tugas di tempat yang baru sejak tanggal 1 Juli 2019 di SD Negeri Gandul 2.
Selanjutnya menurut pandangan saya, Pendidikan merupakan alat untuk
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia,
pendidikan yang berkualitas akan mencerminkan masyarakat yang maju damai
dan mengarah pada sifat-sifat yang konstruktif. Pendidikan juga menjadi roda
penggerak sehingga kebudayaan dan kebiasaan dari tiap-tiap zaman menjadi
berubah mengikuti perubahan yang diperoleh dari pendidikan itu sendiri.
Maka ketika ingin mencapai kehidupan yang lebih baik tentunya
pendidikanlah yang merupakan jawabannya, karena dari pendidikan
melahirkan hal-hal yang kreatif, inovatif dalam menapaki setiap
perkembangan zaman.
Untuk itu mengingat kepala sekolah adalah seorang guru yang
mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada pada
suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai
tujuan bersama. Kepala sekolah merupakan pimpinan tertinggi di sekolah.
Pola kepemimpinan yang digunakannya akan sangat berpengaruh bahkan
sangat menentukan kemajuan sekolah yang dipimpinnya.
Dalam konteks pendidikan modern kepemimpinan kepala sekolah
termasuk jabatan strategis dalam mencapai tujuan pendidikan sebagaimana
yang sudah tercantum dalam undang-undang. Dalam menjalankan perannya
sebagai pimpinan pada satuan pendidikan, kepala sekolah mempunyai tugas
pokok dan fungsi yang lebih banyak.
Untuk dapat melaksanakan fungsinya tersebut di atas, Kepala Sekolah
harus: 1). memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalitas
1
2
Minimum dan Survei Karakter, RPP satu lembar, dan Zonasi PPDB lebih
Fleksibel.
Bergulirnya program tersebut di atas menimbulkan mispersepsi pada
praktisi pendidikan yang mesti mewujudkan ide merdeka belajar itu.
Mispersepsi itu adalah merdeka belajar berarti pengurangan rutinitas
administratif agar tidak membelenggu guru dan perluasan ruang fisik belajar
sehingga peserta didik tidak terpenjara dalam kelas tertutup.
"Merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir. Dan terutama esensi
kemerdekaan berpikir ini harus ada di guru dulu. Tanpa terjadi di guru, tidak
mungkin bisa terjadi di murid," kata Nadiem dalam Diskusi Standard
Nasional Pendidikan, di Hotel Century Park, Jakarta Pusat pada Jumat, 13
Desember 2019.
Nadiem mengatakan seharusnya tak ada orang yang meremehkan
kemampuan seorang guru, menjadi guru adalah tugas yang sulit, dalam
kompetensi guru di level apapun, tanpa ada proses penerjemahan dari
kompetensi dasar dan kurikulum yang ada, maka tidak akan pernah ada
pembelajaran yang terjadi. Tanpa guru melalui proses interpretasi, refleksi
dan proses pemikiran secara mandiri, bagaimana menilai kompetensinya,
bagaimana menerjemahkan kompetensi dasar, ini menjadi suatu Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang baik. Paradigma merdeka belajar
adalah untuk menghormati perubahan yang harus terjadi agar pembelajaran
itu mulai terjadi diberbagai macam sekolah.
Tindaklanjut dari merdeka belajar di sekolah adalah guru penggerak,
“Guru Penggerak” adalah guru yang mengutamakan murid dan
pembelajaran murid dari hal lain, bahkan dari karirnya sendiri. Menjadi
guru penggerak itu berarti mengambil tindakan-tindakan tanpa disuruh.
Tanpa diperintahkan untuk melakukan yang terbaik bagi muridnya. Saat ini
masih banyak guru yang mengira reformasi pendidikan, peningkatan kualitas
pendidikan, kebijakan dan anggaran, hanya dilakukan oleh pemerintah
maupun berdasarkan kurikulum saja. Guru hendaknya dapat melakukan
perubahan-perubahan kecil yang dimulai dari ruang kelas tanpa menunggu
4
komando. Dengan begitu, bakal terjadi perubahan yang besar pada dunia
pendidikan di Indonesia yakni bergerak maju menatap masa depan.
Nadiem Makarim dalam simposium kepala sekolah dan pengawas di
Jakarta yang mengamanahkan kepala sekolah untuk mencari satu saja guru
penggerak di sekolahnya untuk dilindungi, didukung, dan memberikan
kewenangan untuk melakukan perubahan yang diinginkan. Tanpa ragu Mas
Menteri juga menambahkan bahwa guru penggerak itu biasanya “nakal”,
memodifikasi kurikulum lebih engaging, membuat kelas yang menyenangkan,
tidak segan-segan mengajak muridnya keluar dari kepenatan kelas, meracik
metode baru dari segala sumber yang didapatkan untuk selanjutnya diterapkan
dalam pembelajarannya. Namun, tidak heran juga jika sering kali apa yang
dilakukan guru penggerak tersebut tidak pernah mendapatkan apresiasi dari
beragam inovasi yang dilakukan. Sebaliknya, tidak jarang pula guru-guru
penggerak yang berpikir dan bertindak gila tersebut malah mendapatkan
stigma gila dan merusak tatanan yang telah rapi sebelumnya.
Berdasarkan data Penilaian Kinerja Guru diperoleh nilai rata-rata yang
kurang memuaskan terhadap hal PK Guru di SD Negeri Gandul 2,
sebagaimana data di bawah ini :
Rata-rata
No Komponen Penilaian Keterangan
2018 2019
1. Mengenal Karakter Peserta
2 2
Didik
2. Menguasai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran 2 2
yang mendidik
3. Pengembangan kurikulum 2 2
4. Kegiatan pembelajaran yang
2 3
mendidik
5. Pengembangan potensi anak
2 2
didik
6. Komunikasi dengan peserta
2 2
didik
7. Penilaian dan evaluasi 2 2
8. Bertindak sesuai dengan norma
agama, hukum, sosial dan 2 2
kebudayaan nasional
5
Rata-rata
No Komponen Penilaian Keterangan
2018 2019
9. Menunjukkan pribadi yang
2 2
dewasa dan teladan
10. Etos kerja, tanggung jawab yang
2 3
tinggi, rasa bangga menjadi guru
11. Bersikap inklusif, bertindak
obyektif, serta tidak 2 2
diskriminatif
12. Komunikasi dengan sesama
guru, tenaga kependidikan,
2 2
orang tua, peserta didik dan
masyarakat
13. Penguasaan materi, struktur,
konsep dan pola pikir keilmuan
2 2
yang mendukung mata pelajaran
yang diampu
14. Mengembangkan
keprofesionalan melalaui 2 2
tindakan yang reflektif
Jumlah 28 30
2 2,14
B. Permasalahan
Berdasarkan hasil pengamatan saya selaku kepala sekolah di SD Negeri
Gandul 2, terhadap data Hasil Penilaian Kinerja Guru dua tahun terakhir,
diperoleh permasalah yang mendasar antara lain :
1. Rendahnya kinerja guru khususnya pada pelaksanaan proses pembelajaran
yang menyenangkan.
2. Guru belum memahami esensi konsep merdeka belajar dan guru
penggerak.
3. Guru belum terlatih menyusun rencana pembelajaran yang berorientasi
pada kebutuhan peserta didik.
7
D. Manfaat
Hasil penulis Best practice ini diharapkan dapat memberikan manfaat
yang berguna baik secara teoritis maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoreitis hasil praktik terbaik dapat bermanfaat bagi para
kepala sekolah lain untuk melakukan praktik-praktik inovasi lebih lanjut
terhadap faktor-faktor penyebab timbulnya masalah belajar yang telah
teridentifikasi dan belum digali dalam rangka pengembangan mutu
pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Meningkatnya kualitas proses pembelajaran di SDN Gandul 2
Kecamatan Cinere Kota Depok
2) Siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang permanen baik
dalam bidang akademik maupun non akademik.
3) Meningkatnya minat belajar dan minat baca siswa melalui Gerakan
Literasi Sekolah.
9
10
11
belajar dengan mandiri dan kreatif. Esesnsinya guru dan siswa diberikan
kebebasan untuk membuka ruang inovasi dalam proses pembelajaran.
Nadeim Makarim menyatakan bahwa merdeka belajara adalah
kemerdekaan berpikir. Terutama, esensi kemerdekaan berpikir ini terlebih
dahulu harus ada di guru. Tanpa terjadi di guru, tidak mungkin bisa terjadi di
murid. Merdeka Belajar sebagai bentuk pemenuhan aspek dan akses
pendidikan berupa kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan yang
profesional sehingga menghasilkan lulusan/peserta didik yang berdaya saing.
Melalui konsep merdeka belajar instsitusi, guru dan siswa, memiliki
kesempatan mengembangkan kreativitasnya, guru dan siswa harus bekerja
sama dalam meningkatkan kompetensi, dimulai dari pengembangan dan
peningkatan kompetensi guru. Kemudian, pelaksanaan pembelajaran yang
menumbuhkan kreativitas dan inovasi peserta didik hingga pengembangan
potensi peserta didik. "Sedangkan bagi siswa, mereka mempunyai kebebasan
belajar yang sesuai gaya belajarnya. Mereka juga diberi kesempatan untuk
mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Sistem pengelolaan pendidikan yang sesuai standar mutu sebagai
indikator keberhasilan lembaga pendidikan. Kemudian, untuk tata kelola
pendidikan berupa perumusan visi, misi dan tujuan lembaga yang jelas serta
terukur demi mendukung program tersebut. Perencanaan dan pengembangan
sekolah sesuai perkembangan zaman. Juga, pengendalian dan pengawasan
pelaksanaan program, pengukuran ketercapaian program serta pelaksanaan
perbaikan dan peningkatan dalam pendidikan.
Program Merdeka Belajar, berfokus pada peningkatan penguasaan tiga
indikator utama pendidikan. Yaitu numerasi atau kemampuan penguasaan
tentang bilangan, literasi atau kemampuan menganalisis dan memahami
bacaan dan pengembangan karakter atau budi pekerti yang memiliki nilai-nilai
luhur ke-Indonesiaan. Ketiga hal tersebut merupakan esensi dan tujuan utama
pendidikan yang sesungguhnya untuk meningkatkan mutu sumber daya
manusia melalui beragam kegiatan yang kaya akan kreativitas sehingga
peserta didik berpikir lebih divergen dengan alternatif yang banyak dan
14
bervariasi. Program ini pun memberikan peluang bagi peserta didik untuk
memperoleh pengalaman belajar dari perguruan tinggi, lembaga atau institusi
lain.
Untuk itu, saya selaku kepala sekolah harus mampu
mendemonstrasikan kepemimpinan pembelajaran (instructional leadership)
beserta guru SD Negeri Gandul 2 di dalamnya. Hanya saja, ini memang tidak
akan mudah untuk diimplementasikan. Pasalnya, guru-guru selama bertahun-
tahun tidak pernah merdeka dalam mengajar dan belajar. Harus diakui,
prinsip-prinsip merdeka dalam belajar belum biasa bagi para guru di SD
Gandul 2. Jadi untuk mengubahnya memang perlu persiapan yang matang.
Ibarat membelokkan truk container yang besar diperlukan ancang-ancang agar
bisa berbelok dengan mulus.
Bagi saya gagasan Merdeka Belajar merupakan seruan universal
“Revolusi Mental” membangun jiwa merdeka menuju bangsa yang besar.
Revolusi mental adalah suatu gerakan untuk menggembleng manusia agar
menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat
elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala.
20
21
A. Kondisi Awal
Berdasarkan hasil pengamatan saya selaku kepala sekolah di SD Negeri
Gandul 2, terhadap data Hasil Penilaian Kinerja Guru dua tahun terakhir,
diperoleh permasalah yang mendasar antara lain :
1. Rendahnya kinerja guru khususnya pada pelaksanaan proses pembelajaran
yang menyenangkan.
2. Guru belum memahami esensi konsep merdeka belajar dan guru
penggerak.
3. Guru belum terlatih menyusun rencana pembelajaran yang berorientasi
pada kebutuhan peserta didik.
4. Belum semua guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan
untuk membantu proses belajar peserta didik, sehingga membuat peserta
didik merasa tertekan.
5. Guru belum menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai
tahapan proses pembelajaran, bukan semata-mata kesalahan yang harus
dikoreksi.
6. Guru belum melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan
waktu yang cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia
dan tingkat kemampuan belajar dan mempertahankan perhatian peserta
didik.
7. Guru mengelola kelas kurang efektif, mendominasi atau sibuk dengan
kegiatannya sendiri sehingga semua waktu peserta didik tidak dapat
termanfaatkan secara produktif.
8. Guru belum memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain.
9. Guru belum mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara
sistematis untuk membantu proses belajar peserta didik.
29
30
B. Proses
Berdasarkan permasalahan di atas maka selaku kepala sekolah
menerapkan program Supervisi Artistik guna meningkatkan kualitas proses
pembelajaran yang berorientasi pada konsep Merdeka Belajar.
Kebijakan program Supervisi Artistik yang dilakukan meliputi
peningkatan kualitas proses pembelajaran berorientasi pada Program Merdeka
Belajar, Guru Penggerak dan Penyusunan RPP 1 lembar, dengan strategi
sebagai berikut :
1. Penyusunan Program Upgrading, dengan materi meliputi : Program
Merdeka Belajar, Program Guru Penggerak, Gerakan Sekolah
Menyenangkan, dan Revisi RPP satu lembar.
2. Sosialisasi Program Supervisi Artistik
Sosialisasi Program Supervisi artistik diperlukan sebagai upaya
memberikan pemahaman tentang hakikat pendekatan Supervisi Artistik,
tehnik supervisi artistik, dan waktu pelaksanaan serta tindaklanjutnya.
3. Pelaksanaan Program Supervisi Artistik
Pelaksanaan Program Supervisi Artistik lebih diarahkam kepada
peningkatan kualitas proses pembelajaran dengan delapan indikator
meliputi : 1) pendidik memahami landasan edukatif 2) pendidik
memahami karakter peserta didik 3) pendidik mampu mengembangkan
kurikulum/silabus 4) mampu menyusun perencanaan pembelajaran sesuai
kebutuhan 5) mampu menyelenggarakan proses pembelajaran yang
menyenangkan 6) mampu memanfaatkan teknologi kekinian dalam
31
C. Hasil Akhir
Setelah dilaksanakan Program Supervisi Artistik dalam upaya
meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang berorienbtasi pada konsep
Merdeka Belajar, Guru Penggerak, RPP satu lembar, dan Gerakan Sekolah
Menyenangkan (GSM), serta dilanjutkan dengan pelaksanaan Supervisi
artistik maka diperoleh hasil berikut ini.
1. Guru telah memahami hakikat Merdeka Belajar yang dapat dikembangkan
dalam pembelajaran menganduing arti bahwa tugas guru menjadi orang
terdepan yang dapat memfasilitasi penciptaan suasana belajar yang
menyenangkan untuk semua warga sekolah yakni menyenangkan pada
siswa, orang tua, bahkan guru sebagai satu-satunya tumpuan harapan
pendidikan.
33
A. Simpulan
Setelah dilaksanakan Program Supervisi Artistik dalam upaya
meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang berorienbtasi pada
konsep Merdeka Belajar, Guru Penggerak, RPP satu lembar, dan Gerakan
Sekolah Menyenangkan (GSM), serta dilanjutkan dengan pelaksanaan
Supervisi artistik maka diperoleh hasil berikut ini.
1. Guru telah memahami hakikat Merdeka Belajar yang dapat
dikembangkan dalam pembelajaran menganduing arti bahwa tugas
guru menjadi orang terdepan yang dapat memfasilitasi penciptaan
suasana belajar yang menyenangkan untuk semua warga sekolah yakni
menyenangkan pada siswa, orang tua, bahkan guru sebagai satu-
satunya tumpuan harapan pendidikan.
2. Guru memahami bahwa sistem penilaian yang dilakukan menjadi
tanggung jawab sepenuhnya para guru dan satuan pendidikan,
sehingga guru harus mampu mengembangkan kemampuan berfikir
kritis, dan bernalar siswa.
3. Fokus merdeka belajar adalah kebebasan berpikir siswa, dan
kreativitas ditumbuhkembangkan seoptimal mungkin sehingga fokus
utama merdeka belajar adalah numerasi atau kemampuan penguasaan
tentang bilangan, literasi atau kemampuan menganalisis dan
memahami bacaan dan pengembangan karakter atau budi pekerti yang
memiliki nilai-nilai luhur ke-Indonesiaan.
4. Guru Penggerak yang dikembangkan di sekolah memberikan peluang
kepada para guru untuk lebih kreatif lagi dan berinovasi
mengembangkan kreativitas pembelajaran yang bermakna,
menyenangkan, klreatif, dinamis, dan dialogis.
37
38
42
43
Kesimpulan
Saran
Sukaesih, S.Pd.I
NIP. 19630524 198507 2 001
45
PROGRAM SUPERVISI