i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
PENGANTAR
ii
Puji syukur kami panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas bimbingan
dan petunjuk-Nya sehingga penyusunan KTSP SMP Negeri 48 Palembang dapat
diselesaikan. Penyusunan Kurikulum dan Sekolah Berbudaya Lingkungan SMP Negeri
48 Palembang ini dalam rangka merealisasikan upaya peningkatan mutu pendidikan
sekolah seperti yang tertuang dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dan Rencana Aksi Nasional (RAN) 2013 Kementerian Pendidikan Nasional
Tahun 2010 - 2014, setiap sekolah / madrasah perlu mengembangkan kurikulum
berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) dan berpedoman
kepada panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Penyusunan Kurikulum Pembelajaran Jarak Jauh SMP Negeri 48 Palembang
dilaksanakan bersama antara Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru, Komite
Sekolah, dan Pengawas Pembina. Dalam penyusunan ini di dalamnya terdiri atas
beberapa perangkat Kurikulum dan penunjang atas program pengajaran pada tingkat
satuan pendidikan dan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan sekolah selama tahun
pelajaran berjalan.
Dengan disetujuinya Kurikulum SMP Negeri 48 Palembang ini berarti sekolah
mempunyai pedoman sebagai bahan dasar pelaksanaan operasional untuk mencapai
tujuan, sekaligus sebagai payung yang mampu menciptakan ketenangan kerja. Penyusun
menyadari bahwa penyusunan Kurikulum SMP Negeri 48 Palembang masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, dengan hati terbuka Penyusun siap menerima saran, nasehat,
ataupun petunjuk demi kesempurnaan Kurikulum SMP Negeri 48 Palembang ini
khususnya dan penyusunan Kurikulum SMP Negeri 48 Palembang di masa yang akan
datang.
Dalam kesempatan ini pula kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah ikut berperan dalam penyusunan Kurikulum SMP Negeri 48Palembang
dari perencanaan sampai pelaksanaan sehingga berhasil mewujudkan Kurikulum SMP
Negeri 48 Palembang ini. Semoga jerih payah tersebut menjadi nilai ibadah dan
mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………..................... i
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………............ ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………….................. iii
DAFTAR ISI ………………………………………………................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………..... 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………....... 1
1. Rasional Pengembangan Kurikulum ................................................. 1
2. Karakteristik Kurikulum ............................ ...................................... 2
3. Tujuan Kurikulum ...... ........................................................................ 3
4. Kondisi Ideal dan Kondisi Nyata ………………………………….… 4
5. Potensi dan Karakteristik Sekolah …………………………………… 6
B. Landasan Hukum ……………………………………………………. 8
C. Tujuan Pengembangan Kurikulum …………………………………. 9
D. Acuan Konseptual Kurikulum ……………………………………… 11
E. Prinsip Penyusunan Kurikulum …………………………………….. 12
F. Prosedur Operasional ………………………………………………… 13
iv
A. Prinsip Kebijakan ............................................................................... 39
B. Alternatif Model Pembelajaran ........................................................... 40
C. Pembelajaran In-Class ........................................................................ 40
D. Pembelajaran On-Line........................................................................ 41
BAB V PENUTUP.................................................................................................... 45
LAMPIRAN
1. Hari Efektif
2. Contoh Rencana Pekan Efektif
3. Contoh Program Tahunan
4. Contoh Program Semester
5. Contoh Silabus
6. Contoh RPP (daring/luring/blended)
DESKRIPSI TUGAS
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
TAHUN PELAJARAN 2020-2021
A. PENAGGUNG JAWAB
a. Memberikan kebijakan-kebijakan untuk memperlancar kegiatan
b. Mengadakan kontrolterhadap kegiatan
c. Mengevaluasi kegiatan
B. KETUA
a. Menkoordinir seluruh personil dalam melaksanakan tugasnya.
b. Menganalisis anggaran pengembangan madrasah
c. Membantu kepala madrasah dalammemberikan evaluasi kegiatan
C. BIDANG KURIKULUM
a. Menyiapkan program kurikulum.
b. Memantau pelaksanaan kegiatan kurikulum
c. Membua tmatriks pengembangan kurikulum
d. Menyusun jadwal kegiatan kurikulum
E. BIDANG KEPESERTADIDIKAN
a. Menyiapkan program kepesertadidikan,
b. Menyiapkan program ekstrakurikuler
c. Menyiapkan penanganan kedisiplinan pesertadidik
F. BIDANG HUMAS
a. Menyiapkan program Humas,
b. Merencanakan Rapatdengan Komite Madrasah
vi
c. Mendokumentasikan Hasil Rapat Madrasah maupun rapat dengan
Komite,
BIDANG KETATAUSAHAAN
d. Menyiapkan program ketatausahaan
e. Menyiapkan administrasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
f. Menyusun anggaran keuangan madrasah
G. KOMITE SEKOLAH
a. Memberikan input materi/ non materi kepada madrasah,
b. Melakukan evaluasi bersama dengan madrasah, tentang kualiatas
pendidikan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kondisi Masa Kenormalan Baru, kegiatan pembelajaran tidak bisa berjalan
secara normal seperti biasanya, namun demikian peserta didik harus tetap mendapatkan
layanan pendidikan dan pembelajaran.
Pada Masa Kenormalan Baru, sekolah telah melaksanakan kegiatan
pembelajaran di tengah kondisi darurat sesuai dengan kondisi dan kreatifitas masing-
masing sekolah di mana peserta didik belajar dari rumah dengan bimbingan dari guru dan
orang tua.
Menghadapi tahun pelajaran 2020-2021 yang masih dalam masa darurat,
tentunya sekolah membutuhkan pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran
yaitu Kurikulum Masa Kenormalan Baru yang merupakan kurikulum tingkat satuan
pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan pada masa darurat
dengan memperhatikan rambu-rambu ketentuan yang berlaku serta kondisi keterbatasan
masing-masing satuan pendidikan di Masa Kenormalan Baru. Masa Kenormalan Baru
yang dimaksud bukan hanya pada masa darurat wabah Corona Virus Disease (Covid-19),
tetapi berlaku pula pada masa darurat karena terjadi bencana alam, huru-hara dan
sebagainya.
Kurikulum Masa Kenormalan Baru ini dikembangkan untuk menghadapi masa
darurat Covid 19 oleh Tim Pengembang Kurikulum Sekolah yang meliputi kerangka
dasar Kurikulum Masa Kenormalan Baru, tujuan tingkat satuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum, serta kalender pendidikan. Sebelum mengembangkan Kurikulum
Darurat, sekolah melakukan analisis kondisi internal yang ada di satuan pendidikan dan
analisis kondisi lingkungan eksternal satuan pendidikan dengan melakukan skrening zona
lokasi tempat tinggal guru, tenaga kependidikan dan peserta didik untuk memastikan
tempat tinggalnya bukan merupakan episentrum penularan Covid-19.
Kurikulum di Masa Kenormalan Baru ini disusun dan dilaksanakan pada Masa
Darurat Covid 19. Oleh karena itu semua aspek yang berkenaan dengan perencanaan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar disesuaikan dengan
kondisi darurat pada setiap satuan pendidikan sekolah. Dalam menyusun Kurikulum
Masa Kenormalan Baru, satuan pendidikan dapat melakukan modifikasi dan inovasi
kurikulum, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan sekolah.
Dengan tersusunnya Dokumen Kurikulum Masa Kenormalan Baru ini, SMP
Negeri 48 Palembang akan menjadi sekolah yang memiliki Kurikulum Darurat yang
viii
disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan sekolah di Masa Pandemi Covid 19,
sehingga terselenggara proses pendidikan yang berbasis lingkungan sekolah dengan
mengembangkan berbagai keunggulan-keunggulan dan kreatifitas dan inovasi sekolah.
2. Karakteristik Kurikulum
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut.
a. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan,
dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan
masyarakat; Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang
memberikan pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa
yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai
sumber belajar;
b. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
c. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti
kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
d. Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsur pengorganisasi
(organizing elements) Kompetensi Dasar. Semua Kompetensi Dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan
dalam Kompetensi Inti;
e. Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
3. Tujuan Kurikulum
Tujuan Kurikulum 2013 yang diterapkan oleh Kemendikbud tertuang pada
Permendikbud No. 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah) yang berbunyi:
“Tujuan Kurikulum 2013 adalah mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa,bernegara, dan peradaban dunia.”
Dalam tujuan kurikulum 2013, peserta didik dituntut untuk berpikir lebih kreatif,
inovatif, cepat dan tanggap dan selain itu dalam Kurikulum 2013 peserta didik dilatih
untuk menumbuhkan keberanian dalam dirinya. Peserta didik akan dilatih kemampuan
berlogika dalam memecahkan suatu permasalahan. Dalam kurikulum 2013 ini juga
diberikan atau dimasukkan unsur-unsur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara serta unsur keagamaan untuk membentuk peserta didik yang berkarakter.
Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013, Kurikulum ini mempunyai empat
kompetensi inti yang berisi tujuan dari proses pembelajaran. Rumusan kompetensi inti
tersebut tertuang pada Permendikbud No. 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah:
1. Kompetensi inti sikap spiritual;
2. Untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi inti pengetahuan;
x
4. Kompetensi inti keterampilan
Kurikulum 2013 dikembangkan dari kurikulum 2006 (KTSP) yang dilandasi
pemikiran tentang tantangan masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan
pengetahuan dan pedagogi, kompetensi masa depan, dan fenomena negatif yang
mengemuka.
xii
Lingkungan Sekolah.
xiv
sangat dioptimalkan melalui kegiatan pengembangan diri. Menyikapi kondisi ini, SMP
Negeri 48 Palembang melakukan upaya nyata berupa peningkatan mutu pendidik dan
tenaga kependidikan, melengkapi sarana dan prasarana, menjalin kerja sama yang
harmonis dengan orang tua peserta didik/wali peserta didik dan mengadakan kegiatan
pengembangan diri dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dan
masyarakat.
B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
3. Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP;
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 20 tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 21 tahun 2016 tentang
Standar isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 22 tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 23 tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 23 tahun 2017 tentang
Hari Sekolah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 35 tahun 2018 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 58 tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 SMP/MTs;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 37 tahun 2018 sebagai
Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 24 Tahun
2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran;
11. Keputusan Bersama Mendikbud, Menag, Menkes, dan Mendagri Republik
Indonesia
No. 01/KB/2020, No. 516 Tahun 2020, No. HK. 03. 01/Menkes/363/2020, No.
440-882 Tahun 2020 tentang panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada
Tahun Ajaran 2020-2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19);
12. Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang Nomor:
1198/DISDIK/2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada
Tahun Pelajaran 2020-2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease (COVID
19)
xvi
Pengembangan kurikulum SMP Negeri 48 Palembang memperhatikan
keseimbangan tuntutan pembangunan daerah (mendukung Kota Palembang
meraih penghargaan Adipura) dengan menyelenggarakan Mulok Pengelolaan
Lingkungan serta Seni dan Budaya Palembang. Juga tidak melupakan kebutuhan
nasional dan global yang ditandai dengan adanya pembelajaran berbasis internet
menghadapi Revolusi Industri 4.0.
5. Tuntutan dunia kerja
Kurikulum SMP Negeri 48 Palembang harus memuat kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum SMP Negeri 48 Palembang dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni, serta perubahan kurikulum yang berlaku.
7. Agama
Kurikulum SMP Negeri 48 Palembang dikembangkan untuk meningkatkan
toleransi dan kerukunan umat beragama, dan memperhatikan norma agama yang
berlaku di lingkungan sekolah sesuai dengan kompetensi Inti yang diharapkan.
8. Dinamika perkembangan global
Kurikulum SMP Negeri 48 Palembang dikembangkan agar peserta didik
mampu bersaing secara global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa
lain dengan membekali peserta didik dengan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan minatnya, agar mereka mampu mengembangkannya
secara mandiri di dunia nyata/kehidupan sehari-hari.
9. Penerapan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penilaian
autentintik dengan mancakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
10. Pengembangan kegiatan ekstra kurikuler yang dapat mengembangkan potensi
diri peserta didik, serta pengembangan kegiatan pramuka sebagai ekstra
kurikuler wajib yang harus diikuti.
11. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Kurikulum SMP Negeri 48 Palembang dikembangkan mendorong wawasan
dan sikap kebangsaan dan persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan
bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
xviii
RI Nomor 61 Tahun 2014 paling sedikit meliputi:
a. berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang;
Kurikulum SMP Negeri 48 Palembang disusun dengan memperhatikan
keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan
kinestetik peserta didik agar dapat berkembang secara optimal sesuai dengan
tingkat perkembangannya yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
b. belajar sepanjang hayat;
Kurikulum SMP Negeri 48 Palembang disusun dengan memperhatikan konsep
belajar sepanjang hayat. belajar sepanjang hayat adalah suatu idea atau gagasan
yang manyatakan bahwa belajar dalam arti sebenarnya adalah sesuatu yang
berlangsung secara terus-menerus sepanjang kehidupan. Hal ini sesuai dengan
tinjauan psikologis yang menjelaskan bahwa pada setiap fase perkembangan,
setiap individu perlu belajar agar dapat melaksanakan tugas-tugas pada setiap
fase perkembangan tersebut.
c. menyeluruh dan berkesinambungan.
Kurikulum SMP Negeri 48 Palembang disusun secara menyeluruh dan
berkesinambungan. Menyeluruh mencakup keseluruhan dimensi kemampuan dan
substansi yang disajikan secara berkesinambungan.. Kemampuan mencakup
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, pola pikir dan perilaku. Substansi
mencakup norma, nilai-nilai, konsep, serta fenomena dan kenyataan yang
berkembang dalam kehidupan masyarakat.
F. Prosedur Operasional
Prosedur operasional pengembangan KTSP adalah sebagai berikut.
1.Tahap Persiapan
a. Pembentukan Tim Pengembang Kurikulum (TPK) sekolah
1) Kepala Sekolah membentuk Tim Pengembang Kurikulum (TPK) di
satuan pendidikan.
2) TPK terdiri atas Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Ketua
Program Keahlian, MGMP, Guru Mata Pelajaran, Guru BP/BK, Institusi
Pasangan (DU/DI), serta pengarah dari Pengawas satuan pendidikan dan
Komite Sekolah.
3) TPK bertugas selama 1 (satu) tahun pelajaran dan dapat diperpanjang
atau diubah setiap tahunnya.
b. Penyusunan rencana program kegiatan
1) Kepala Sekolah bersama Pengawas satuan pendidikan memberikan
arahan terhadap TPK tentang program pengembangan KTSP.
2) TPK membuat rencana program pengembangan dari reviu, analisis
konteks, pengembangan, pengesahan hingga penetapan.
2. Tahap Analisis
a. Melakukan reviu kurikulum tahun sebelumnya meliputi: analisis terhadap
visi, misi, dan tujuan pendidikan serta analisis kebutuhan peserta didik dan
ketersediaan sumber daya.
b. Melakukan analisis terhadap peraturan perundangan yang berlaku mengenai
kurikulum.
c. Melakukan analisis konteks tentang isi KTSP.
3. Tahap Pengembangan
a. Perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan hasil analisis (BAB II
Buku I KTSP).
b. Perumusan struktur dan muatan kurikulum hasil analisis (BAB III Buku I
KTSP).
c. Pengaturan kalender pendidikan hasil analisis (BAB IV Buku I KTSP).
d. Pengembangan KD dan silabus hasil analisis KI-KD dan analisis silabus
(Buku II KTSP).
e. Penyusunan dan pengembangan RPP hasil analisis guru pada setiap mata
pelajaran (Buku III KTSP).
4. Tahap Penetapan
a. Pembahasan draf KTSP oleh TPK;
b. Revisi draf KTSP oleh TPK;
c. Finalisasi dokumen KTSP oleh TPK, dan
d. Penandatanganan dokumen KTSP oleh Kepala Sekolah, Komite Sekolah dan
dari Institusi Pasangan.
5. Tahap Pengesahan
Terhadap dokumen KTSP yang sudah ditandatangani oleh Kepala Sekolah,
Komite Sekolah, dan Institusi Pasangan perlu dilakukan pengesahan oleh Kepala
Dinas Pendidikan Provinsi.
6. Tahap Implementasi
Satuan pendidikan menggunakan dokumen KTSP Kurikulum 2013 SMK hasil
xx
pengembangan TPK yang sudah ditetapkan dan disahkan.
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN
A. Visi SMP Negeri 48 Palembang
Kurikulum SMP Negeri 48 Palembang disusun oleh tim pemgembang kurikulum
SMP Negeri 48 Palembang berupaya melakukan penyesuaian program pendidikan
dengan kebutuhan dan potensi yang ada di SMP Negeri 48 Palembang. SMP Negeri 48
Palembang sebagai unit penyelenggaran pendidikan dituntut memperhatikan
perkembangan dan tantangan masa depan. Perkembangan dan tantangan itu antara lain :
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Globalisasi yang memungkinkan cepatnya arus perubahan dan mobilitas antar
dan lintas sektor
3. Era reformasi
4. Pengaruh globalisasi terhadap perubahan perilaku dan moral manusia
5. Berubahnya kesadaran masyarakat dan orangtua terhadap pendidikan
6. Era perdagangan bebas
Tantangan sekaligus peluang tersebut telah direspon oleh SMP Negeri 48
Palembang, sehingga visi SMP Negeri 48 Palembang diharapkan sesuai dengan arah
perkembangan tersebut. Visi tidak lain merupakan citra moral yang menggambarkan
profil SMP Negeri 48 Palembang yang diinginkan di masa datang. Namun demikian, visi
SMP Negeri 48 Palembang harus tetap dalam koridor kebijakan pendidikan nasional. Visi
juga harus memperhatikan dan mempertimbangkan :
1. Potensi yang dimiliki SMP Negeri 48 Palembang
2. Harapan masyarakat yang dilayani SMP Negeri 48 Palembang
Dalam merumuskan visi, pihak-pihak yang terkait (stakeholders) bermusyawarah,
sehingga visi sekolah mewakili aspirasi berbagai kelompok yang terkait, sehingga seluruh
kelompok yang terkait (guru, staf tata usaha, peserta didik, orangtua, masyarakat,
pemerintah) bersama-sama berperan aktif untuk mewujudkan visi SMP Negeri 48
Palembang.
Visi pada umumnya dirumuskan dengan kalimat : (1) filosofis, (2) khas, (3)
mudah diingat. Berikut visi yang dirumuskan SMP Negeri 48 Palembang :
“Indah, bersih,berakter, berbudaya lingkungan hidup
Dan berprestasi.”
Bersih,artinya sekolah yang mampu mengembangkan potensi peserta didik untuk selalu
hidup bersih.
Indah,arinya sekolah yang mampu mengembangkan potensi peserta didik untuk
selalu menjaga keindahan ingkungan sekolah dan sekitarnya.
xxii
Berakter, artinya sekolah menanamkan nilai-nilai karakter bangsa.
Berbudaya artinya sekolah yang mampu mengembangkan potensi peserta didik untuk
selalu berkarakter mulia.
Berbudaya lingkungan hidup artinya sekolah yang mampu mengembangkan potensi
peserta didik untuk selalu menjaga budaya yang ada sesuai dengan budaya bangsa
Indonesia.
Berprestasi artinya sekolah yang mampu mengembangkan potensi peserta didik untuk
selalu memperoleh prestasi dan mampu bersaing.
Indikator Visi :
1. Menciptakan sekolah indah,bersih dan rapi
2. Menciptakan sekolah sehat
3. Mewujudkan siswa berakhlak mulia berpribadian
4. Memiliki siswa yang cinta lingkungan.
5. Mewujudkan siswa yang berprestasi akademik
6. Menciptakan siswa berprestasi dalam bidang dalam bidang akademik
non akademik
Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita SMP Negeri 48 Palembang yang:
1. Berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekinian
2. Sesuai dengan norma dan harapan masyarakat
3. Ingin mencapai keunggulan
4. Mendorong semangat dan komitmen seluruh warga sekolah
5. Mendorong adanya perubahan yang lebih baik
6. Mengarahkan langkah-langkah strategis sekolah
xxiv
d. Menciptakan Lingkungan sekolah yang rindang, nyaman dan menyenangkan
e. Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan
f. Mampu bekerja keras dan berwirausaha
g. Meraih Prestasi akademik maupun non akademik minimal tingkat
Kabupaten/ Kota
h. Menanamkan kemampuan dalam mengisi acara keagamaan
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
SMP NEGERI48 PALEMBANG
xxvi
dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa
budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik
peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam
akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk
menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi,
dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa
kini.
3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan
bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin
ilmu (essentialism). Filosofi ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual
dan kecemerlangan akademik.
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik
dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi,
sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan
bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi
ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi
kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan
untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik. Dengan demikian,
Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan
kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai
dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan
diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia.
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan
rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan
nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan ini dimungkinkan
karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu
pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum secara terus menerus.
Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan perubahan sesuai
dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan mampu memberikan
kontribusi secara optimal dalam upaya membangun masyarakat berbasis pengetahuan
(knowledge-based society).
3. Landasan Pedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi
pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks
kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif.
Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana
pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan mendapatkan
perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan jamannya. Kebutuhan ini
terutama menjadi prioritas dalam merancang kurikulum untuk jenjang pendidikan
menengah khususnya SMP. Oleh karena itu implementasi pendidikan di SMP yang
selama ini lebih menekankan pada pengetahuan, perlu dikembangkan menjadi kurikulum
yang menekankan pada proses pembangunan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
peserta didik melalui berbagai pendekatan yang mencerdaskan dan mendidik.
Penguasaan substansi mata pelajaran tidak lagi ditekankan pada pemahaman
konsep yang steril dari kehidupan masyarakat melainkan pembangunan pengetahuan
melalui pembelajaran otentik. Dengan demikian kurikulum dan pembelajaran selain
mencerminkan muatan pengetahuan sebagai bagian dari peradaban manusia, juga
mewujudkan proses pembudayaan peserta didik sepanjang hayat.
4. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based
curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional
sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk
bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di
sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik
(learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal
xxviii
peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar
bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
5. Landasan Yuridis
Landasan Yuridis Kurikulum 2013 adalah:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional,
beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional; dan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
B. Struktur Kurikulum
1. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs)
merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
yang harus dimiliki seorang peserta didik SMP/MTs pada setiap tingkat kelas.
Kompetensi inti dirancang untuk setiap kelas. Melalui kompetensi inti, sinkronisasi
horizontal berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran pada kelas yang sama dapat
dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada mata pelajaran
yang sama pada kelas yang berbeda dapat di jaga pula.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SMP/MTs dapat dilihat pada Tabel berikut.
Kompetensi Inti SMP/MTs
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS VII KELAS VIII KELAS IX
1. Menghargai dan menghayati 1. Menghargai dan 1. Menghargai dan menghayati
ajaran agama yang dianutnya menghayati ajaran agama ajaran agama yang dianutnya
yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati 2. Menghargai dan 2. Menghargai dan menghayati
perilaku jujur, disiplin, menghayati perilaku jujur, perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli disiplin, tanggungjawab, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), peduli (toleransi, gotong (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam royong), santun, percaya santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif diri, dalam berinteraksi berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan secara efektif dengan dengan lingkungan sosial
alam dalam jangkauan lingkungan sosial dan alam dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya dalam jangkauan pergaulan dan
pergaulan dan keberadaannya
keberadaannya
3. Memahami pengetahuan 3. Memahami dan 3. Memahami dan menerapkan
(faktual, konseptual, dan menerapkan pengetahuan pengetahuan (faktual,
prosedural) berdasarkan rasa (faktual, konseptual, dan konseptual, dan prosedural)
ingin tahunya tentang ilmu prosedural) berdasarkan berdasarkan rasa ingin
pengetahuan, teknologi, seni, rasa ingin tahunya tentang tahunya tentang ilmu
budaya terkait fenomena dan ilmu pengetahuan, pengetahuan, teknologi, seni,
kejadian tampak mata teknologi, seni, budaya budaya terkait fenomena dan
terkait fenomena dan kejadian tampak mata
kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan 4. Mengolah, menyaji, dan 4. Mengolah, menyaji, dan
menyaji dalam ranah konkret menalar dalam ranah menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, konkret (menggunakan, (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan mengurai, merangkai, merangkai, memodifikasi,
membuat) dan ranah abstrak memodifikasi, dan dan membuat) dan ranah
(menulis, membaca, membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, abstrak (menulis, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan membaca, menghitung, dan mengarang) sesuai
yang dipelajari di sekolah dan menggambar, dan dengan yang dipelajari di
sumber lain yang sama dalam mengarang) sesuai dengan sekolah dan sumber lain
sudut pandang/teori yang dipelajari di sekolah yang sama dalam sudut
dan sumber lain yang sama pandang/teori
dalam sudut pandang/teori
2. Mata Pelajaran
a. Struktur Mata Pelajaran Kelompok A (Umum) dan Kelompok B (Umum)
Struktur mata pelajaran SMP/MTs terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A
dan mata pelajaran umum kelompok B. Berdasarkan kompetensi inti disusun mata
pelajaran dan alokasi waktu yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan.
xxx
Susunan mata pelajaran dan alokasi waktu di SMP Negeri 48 Palembang untuk
kelas VII, VIII, dan IX.
Struktur Mata Pelajaran SMP terdiri atas kelompok A dan B sebagai berikut:
ALOKASI WAKTU PER
MATA PELAJARAN MINGGU
VII VIII IX
Kelompok A (Umum)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2 2 2
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2 2 2
3 Bahasa Indonesia
3 3 3
4 Matematika
3 3 3
5 Ilmu Pengetahuan Alam
3 3 3
6 Ilmu Pengetahuan Sosial
2 2 2
7 Bahasa Inggris
3 3 3
Kelompok B (Umum)
1 Seni Budaya
3 3 3
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
2 2 2
Kesehatan
3 Prakarya
2 2 2
Jumlah jam pelajaran per minggu 25 25 25
xxxii
ALOKASI WAKTU PER
MATA PELAJARAN MINGGU
VII VIII IX
.
4 Matematika
3 3 3
5 Ilmu Pengetahuan Alam
3 3 3
6 Ilmu Pengetahuan Sosial
2 2 2
7 Bahasa Inggris
3 3 3
Kelompok B (Umum)
1 Seni Budaya
3 3 3
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
2 2 2
Kesehatan
3 Prakarya
2 2 2
Jumlah jam pelajaran per minggu 25 25 25
3. Beban Belajar
Berdasarkan Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang Nomor:
1198/DISDIK/2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun
Pelajaran 2020-2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease (COVID 19), pengaturan
beban belajar di SMP Negeri 48 Palembang menggunakan sistem paket yang didasarkan
pada struktur dan muatan kurikulum dengan alokasi waktu sebagai berikut ini.
a. Beban belajar di Masa Pandemi Corona Virus Disease (COVID 19) adalah 25 jam
untuk kelas VII, VIII, dan IX per minggu;
b. Alokasi waktu 30 menit untuk setiap mata pelajaran.
Pemanfaatan 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka untuk penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Alokasi waktu untuk penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk SMP Negeri
7 Palembang adalah antara 0% -50% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan
kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
C. Muatan Kurikulum
1. Muatan Nasional
Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu yang
sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan matapelajaran dan alokasi
waktu di SMP Negeri 48 Palembang untuk kelas VII, VIII, dan IX.
Struktur Kurikulum SMP terdiri atas kelompok A sebagai berikut:
xxxiv
terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal
yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi
dengan mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara
terpisah apabila daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan
pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan
kebutuhan satuan pendidikan tersebut.
Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per
minggu untuk tiap mata pelajaran adalah relatif. Guru dapat
menyesuaikannya sesuai kebutuhan peserta didik dalam pencapaian
kompetensi yang diharapkan.
Jumlah alokasi waktu jam pelajaran setiap kelas merupakan jumlah
minimal yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Khusus untuk mata pelajaran Pendidikan Agama di Madrasah Tsanawiyah
dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh
Kementrian Agama.
2. Muatan Lokal
Berdasarkan Permendikbud RI Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal
Kurikulum 2014 bahwa muatan lokal adalah bahan kajian atau mata pelajaran pada
satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan
keunikan lokal.
Muatan lokal dikembangkan atas prinsip:
a. kesesuaian dengan perkembangan peserta didik;
b. keutuhan kompetensi;
c. fleksibilitas jenis, bentuk, dan pengaturan waktu penyelenggaraan; dan
d. kebermanfaatan untuk kepentingan nasional dan menghadapi tantangan global.
Muatan lokal dapat berupa antara lain:
a. seni budaya,
b. prakarya,
c. pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan,
d. bahasa, dan/atau
e. teknologi.
Namun untuk SMP Negeri 48 Palembang untuk tahun pelajaran 2020-2021 belum
melaksanakan mata pelajaran muatan lokal, mengingat di SMP Negeri 48 Palembang
masih banyak terdapat kekurangan ke lima guru mata pelajaran di atas.
Ketuntasan Belajar
Berdasarkan Permendikbud nomor 4 Tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar
oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah, maka
(1) Penilaian hasil belajar oleh Satuan Pendidikan dilaksanakan melalui USBN dan US.
(2) Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilaksanakan melalui UN
xxxvi
3) Kompetensi Sikap = B (Baik)
1 Pendidikan Agama 65 66 67
2 Pendidikan Kewarganegaran 65 66 67
3 Bahasa Indonesia 65 66 65
4 Matematika 65 65 65
5 Ilmu Pengetahuan Alam 65 65 65
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 65 65 65
7 Bahasa Inggris 65 66 65
8 Seni Budaya 65 65 65
9 PJOK 65 66 67
10 Prakarya 65 66 67
E. Kenaikan Kelas
Kriteria Kenaikan Kelas
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
2) Kehadiran tatap muka pada setiap mata pelajaran minimal 90% diperhitungkan dari
tatap muka tanpa memperhitungkan ketidakhadiran karena sakit atau alasan tertentu
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3) Khusus untuk Kelas VII dan VIII, peserta didik harus mencapai KKM untuk
Kompetensi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan sesuai ketentuan penilaian yang
berlaku.
4) Deskripsi sikap dan perilaku harus baik sesuai denagn kriteria yang telah ditetapkan
oleh satuan.
Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas, apabila yang bersangkutan tidak mencapai
ketuntasan belajar minimal 3 (tiga) mata pelajaran atau lebih dan memiliki kepribadian yang
tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
F. KELULUSAN
Kriteria Kelulusan
1). menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2). memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik;
3). mengikuti ujian nasional;
4). lulus Ujian Satuan/ Program Pendidikan (Ujian Praktek, USBN, dan Ujian
Sekolah); dan
5). Penentuan kelulusan dilakukan melalui rapat dewan pendidik.
xxxviii
2. Layanan Bimbingan dan Konseling (BK)
Jenis Layanan Konseling
a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan
baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang
dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar
peran peserta didik di lingkungan yang baru.
b. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan
pendidikan lanjutan.
c. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas,
kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan
kegiatan ekstra kurikuler.
d. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai
konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam
kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
e. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
mengentaskan masalah pribadinya.
f. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu
melalui dinamika kelompok.
g. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.
h. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain
dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
i. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan antarmereka.
b. Bimbingan Kelompok
Konselor memberikan layanan bimbingan kepada peserta didik melalui kelompok
kecil (5 s.d. 10 orang). Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat
para peserta didik. Topik yang di diskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah
masalah yang bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia, seperti: cara-cara
belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, dan mengelola stress. Layanan
bimbingan kelompok ditujukan untuk mengembangkan keterampilan atau perilaku baru
yang lebih efektif dan produktif.
xl
c. Berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas
Program bimbingan akan berjalan secara efektif apabila didukung oleh semua
pihak, yang dalam hal ini khususnya para guru mata pelajaran atau wali kelas. Konselor
berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang s
peserta didik (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya), membantu
memecahkan masalah peserta didik, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang
dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran.
Aspek-aspek itu di antaranya:
menciptakan sekolah dengan iklim sosio-emosional kelas yang kondusif bagi
belajar peserta didik;
memahami karakteristik peserta didik yang unik dan beragam;
menandai peserta didik yang diduga bermasalah;
membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui program
remedial teaching;
mereferal (mengalihtangankan) peserta didik yang memerlukan layanan
bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing;
memberikan informasi tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang kerja yang
diminati peserta didik;
memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga dapat
memberikan informasi yang luas kepada peserta didik tentang dunia kerja
(tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan kerja, dan prospek kerja);
menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial, maupun
moral-spiritual (hal ini penting, karena guru merupakan "figur central" bagi
peserta didik); dan
memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang
diberikannya secara efektif.
xlii
d. Bimbingan Teman Sebaya (Peer Guidance/Peer Facilitation)
Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh peserta didik
terhadap peserta didik yang lainnya. Peserta didik yang menjadi pembimbing sebelumnya
diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor. Peserta didik yang menjadi pembimbing
berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu peserta didik siswa lain dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun non-akademik. Di
samping itu dia juga berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor dengan cara
memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan, atau masalah peserta didik yang
perlu mendapat layanan bantuan bimbingan atau konseling.
2. Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Tujuan Esktrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta
didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah
bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan. Satuan pendidikan adalah Sekolah
Menengah Pertama. Dalam hal ini SMP Negeri 7 Palembang.
Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan
potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik
secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
xliv
2. Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
merupakan Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib diselenggarakan oleh satuan
pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik.
3. Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
berbentuk pendidikan kepramukaan.
4. Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
merupakan Kegiatan Ekstrakurikuler yang dikembangkan dan diselenggarakan oleh
satuan pendidikan sesuai bakat dan minat peserta didik.
5. Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat
berbentuk latihan olah-bakat dan latihan olah-minat.
6. Pengembangan berbagai bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dilakukan dengan
mengacu pada prinsip:
a. partisipasi aktif; dan
b. menyenangkan.
7. Pengembangan berbagai bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dilakukan melalui
tahapan:
a. identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik;
b. analisis sumber daya yang diperlukan untuk penyelenggaraannya;
c. pemenuhan kebutuhan sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau
menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya;
d. penyusunan program Kegiatan Ekstrakurikuler; dan
e. penetapan bentuk kegiatan yang diselenggarakan;
8. Satuan pendidikan wajib menyusun program Kegiatan Ekstrakurikuler yang
merupakan bagian dari Rencana Kerja Sekolah.
9. Program Kegiatan Ekstrakurikuler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat:
a. rasional dan tujuan umum;
b. deskripsi setiap kegiatan ekstrakurikuler;
c. pengelolaan;
d. pendanaan; dan
e. evaluasi.
10. Program Kegiatan Ekstrakurikuler sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disosialisasikan kepada peserta didik dan orangtua/wali pada setiap awal tahun
pelajaran.
11. Pelaksanaan program Kegiatan Ekstrakurikuler mempertimbangkan penggunaan
sumber daya bersama yang tersedia pada gugus sekolah atau klaster sekolah.
12. Penggunaan sumber daya bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (4) difasilitasi
oleh pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya.
13. Satuan pendidikan memberikan penilaian terhadap kinerja peserta didik dalam
Kegiatan Ekstrakurikuler secara kualitatif dan dideskripsikan pada rapor peserta
didik.
14. Satuan pendidikan melakukan evaluasi Program Kegiatan Ekstrakurikuler pada
setiap akhir tahun ajaran untuk mengukur ketercapaian tujuan pada setiap indikator
yang telah ditetapkan.
15. Hasil evaluasi Program Kegiatan Ekstrakurikuler sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) digunakan untuk penyempurnaan Program Kegiatan Ekstrakurikuler tahun ajaran
berikutnya.
Kegiatan pengembangan diri di SMP Negeri 48 Palembang terdiri atas dua
bentuk kegaiatan, yaitu terprogram dan tidak terprogram.
a. Kegiatan pengembangan diri secara terprogram SMP Negeri 48 Palembang
dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk
memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal
melalui penyelenggaraan kegiatan sebagai berikut ini :
Kegiatan Pelaksanaan
Layanan dan kegiatan Individual
pendukung konseling Kelompok : tatap muka guru BK ke kelas
Ekstrakurikuler Pramuka
Olahraga di antaranya: futsal, karate, dan silat.
Kesenian (seni tari dan seni musik)
Baca Tulis Al - Qur’an
Rohis
xlvi
Kegiatan Contoh
Merayakan dan menghormati hari-hari besar agama
Senyum, sapa, salam, dan sopan santun dalam bertutur
kata
b. Karakter peduli lingkungan
Membuang sampah pada tempatnya
Sarapan pagi sebelum berangkat sekolah
Tidak mencoret dan menulis di dinding dan dibangku
Disiplin memakai seragam sekolah
Berpakaian rapi ke sekolah; baju dimasukkan, dasi
dipakai dan dipasang rapi, warna baju dijaga agar
selalu bersih putih biru, sepatu sesuai dengan aturan
yang ditetapkan, dan sepatu selalu bersih
Masuk dan pulang sekolah tepat waktu
Menggunakan bahasa yang sopan dan santun
Mengucapkan maaf, tolong, dan terimakasih, kepada
siapa saja yang memberikan sesuatu atau suatu
bantuan
Menjaga kebersihan kelasnya
Sabtu bersih (operasi semut)
Sabtu sehat (senam pagi)
Membuang sampah pada tempatnya (organik, an-
organik, dan B3)
Pemberantasan Sarang Nyamuk di Sekolah (PSN)
Pengukuran tinggi dan berat badan (setiap triwulan)
Sikat gigi minimal dua kali sehari
Jajan di kantin sehat
BAB IV
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI COVID -19
A. PRINSIP KEBIJAKAN
Pembelajaran di masa pandemi ini, Kemendikbud bersama Kementerian
Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Agama
(Kemenag) telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Panduan
Pembelajaran pada Tahun Ajaran Baru dan Tahun Akademi Baru di Masa Pandemi
COVID-19. Disebutkan Mendikbud, terdapat beberapa kabupaten/kota yang merupakan
zona hijau menurut Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Nasional. Dengan
begitu, dimungkinkan memulai pembelajaran tatap muka dengan persyaratan protokol
kesehatan yang ketat. Kendati demikian, prosesnya dilakukan secara bertahap, yakni
dimulai dari jenjang SMP dan SMA/SMK terlebih dahulu. Tahap I dijadwalkan bagi
pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, dimulai
pada Juli 2020 .Selanjutnya, Tahap II untuk SD, MI, Paket A dan SLB paling cepat
September 2020. Adapun Tahap III untuk PAUD formal (TK, RA, dan TKLB) dan non
formal paling cepat November 2020. Proses pengambilan keputusan dimulainya
pembelajaran tatap muka bagi satuan pendidikan di kabupaten/kota dalam zona hijau
dilakukan secara sangat ketat dengan persyaratan berlapis.
Proses pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Kegiatan belajar dari rumah menuntut adanya kolaborasi, partisipasi dan
komunikasi aktif antara guru, orang tua dan peserta didik.
b. Kegiatan pembelajaran yang tadinya lebih banyak dilaksanakan secara tatap
muka antara guru dengan peserta didik di kelas, berubah menjadi pembelajaran
jarak jauh secara daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan).
c. Belajar dari rumah tidak sekedar memenuhi tuntutan kompetensi (KI-KD) pada
kurikulum, tetapi lebih ditekankan pada pengembangan karakter, akhlak mulia,
dan kemandirian peserta didik.
d. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas.
e. Guru dapat memilih materi pelajaran esensi untuk menjadi prioritas dalam
pembelajaran. Sedangkan materi lain dapat dipelajari peserta didik secara
mandiri.
f. Guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi pelajaran dan
memberi tugas kepada peserta didik, agar terwujud pembelajaran yang
bermakna, inspiratif dan menyenangkan agar peserta didik tidak mengalami
kebosanan belajar dari rumah.
g. Aktivitas dan tugas pembelajaran Belajar dari Rumah dapat bervariasi antar
peserta didik, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk
mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah
xlviii
Penerapan pembelajaran daring ini menuntut kesiapan bagi kedua belah pihak,
baik itu dari penyedia layanan pendidikan atau dari peserta didik sendiri. Bagaimanapun
juga, pembelajaran secara daring dan jarak jauh membutuhkan bantuan teknologi yang
mumpuni dan dapat diakses dengan mudah. Selain itu, para peserta didik juga mesti siap
beradaptasi dengan perubahan pembelajaran yang diatur oleh sekolah.
C. Pembelajaran In – Class
Dalam surat Edaran Menteri tersebut menjelaskan akan adanya pembelajaran di
rumah yang dilalukan secara daring (dalam jaringan) dengan penekanan bahwa
pembelajaran daring dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna
kepada peserta didik tanpa terbebani menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk
kenaikan kelas maupun kelulusan.
Dalam pengelolaan kelas di SMP Negeri 48 Palembang:
a. Guru dapat membentuk kelas virtual untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh
b. Dalam membentuk kelas virtual, guru dapat menggunakan aplikasi pembelajaran
digital yang menyediakan menu/pengaturan kelas virtual.
c. Pada kegiatan pembelajaran bentuk kelas virtual, sebaiknya sekolah mengatur
jadwal kelas secara proporsional, misalnya dalam sehari hanya ada satu atau dua
atau tiga mata pelajaran tiap kelas virtual, agar peserta didik tidak berada di depan
komputer/laptop/HP seharian penuh. Disamping itu juga untuk menghemat
penggunaan paket data internet.
d. Sebelum guru bersama peserta didik melakukan aktifitas pembelajaran, maka
guru wajib menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Sedapat
mungkin RPP disusun yang simple/sederhana, mudah dilaksanakan, serta memuat
hal-hal pokok saja.
e. Dalam menyusun RPP, guru harus merujuk pada SKL, KI-KD dan dan Indikator
Pencapaian yang diturunkan dari KD.
Setelah guru menyusun RPP dan disahkan oleh kepala sekolah, bila
memungkinkan dan dinilai penting, maka RPP tersebut dapat dibagikan kepada
orang tua peserta didik agar orang tua mengetahui kegiatan pembelajaran, tugas
dan target capaian kompetensi yang harus dilakukan anaknya pada masa pandemi.
D. Pembelajaran On-Line
Untuk pembelajaran on-line, seperti yang telah direkomendasikan oleh
Kemendikbud, terdapat 20 laman media pembelajaran jarak jauh daring, yang bisa
digunakan peserta didik sebagai sumber belajar, maka SMP Negeri 48 Palembang
menggunakan antara lain Google Indonesia, Kelas Pintar, Microsoft, Quipper, Ruang
Guru, Sekolahmu, dan Zenius.
Kemudian, untuk metode pembelajaran jarak jauh secara luring, warga satuan
pendidikan khususnya peserta didik dapat memanfaatkan berbagai layanan yang
disediakan oleh Kemendikbud antara lain program belajar dari rumah melalui TVRI,
radio, modul belajar mandiri dan lembar kerja, bahan ajar cetak serta alat peraga dan
media belajar dari benda dan lingkungan sekitar.
BAB V
KALENDER PENDIDIKAN
l
ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni
tahun berikutnya. Tahun Pelajaran 2020-2021 dimulai pada hari Senin, tanggal 13 Juli
2020 dan berakhir pada hari Sabtu, tanggal 26 Juni 2020.
Pemulaan tahun pelajaran di SMP Negeri 48 Palembang peserta didik kelas VII
diawali dengan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) selama 3 hari
dimulai tanggal 13 sampai 15 Juli 2020.
B. SEMESTER GENAP
No Tanggal Kegiatan
1 4 Januari 2021 Hari Pertama Belajar Semester Genap
2 12 Januari 2021 Tahun Baru Imlek 2572
3 1–6 Maret 2021 PTS (Penilaian Tengah Semester)
4 11 Maret 2021 Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW
5 14 Maret 2021 Hara Raya Nyepi
2021 Perkiraan Asesmen Kompetensi Minimum
6 April
13 – 18 (ASM)
78 15 – 17 April 2021 Libur Awal Puasa
8 1 Mei 2021 Hari Buruh Nasional
9 10 – 21 Mei 2021 Libur Idul Fitri
10 13 Mei 2021 Kenaikan Isa Almasih
11 15 – 16 Mei 2021 Hari Raya Idul Fitri
12 20 Mei 2021 Hari Raya Waisak
13 1 Juni 2021 Hari Lahir Pancasila
14 2–8 Juni 2021 Penilaian Akhir Tahun
15 9 – 15 Juni 2021 Class Meeting
16 18 atau 19 Juni 2021 Pembagian Raport
17 21 – 30 Juni 2021 Libur Semester Genap
lii
BAB VI
PENUTUP
liv
Mengingat 328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19
di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung
Keberlangsungan Usaha Pada Situasi Pandemi.
2. Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Nomor 3063 Tahun 2019
tentang Kalender Pendidikan Sekolah Tahun Pelajaran 2019/2020,
3. Surat Keputusan Dinas Pendidikan kota Palembang Nomor 0965
Tahun 2020 tentang Kegiatan Penyelenggaraan Belajar dari Rumah
Masadarurat Coronavirus Disease (Covid 19), dan
4. Surat Edaran No. 15 tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Belajar dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus
Covid 19
5. Program Kepala Sekolah
6. Rapat Dinas Tanggal 13 Juli 2020
JABATAN DALAM
NO NAMA JABATAN DALAM TIM
DINAS
lvi
10 E.Muchtar, B.Pd.,Music Anggota Guru Ilmu Pengetahuan Sosial
11 Iwan Wijaya, B.Pd. Anggota Guru Bahasa Inggris
12 Habasyiah, S.Pd, M.Pd Anggota Guru Seni Budaya
13 Kasad, B.Pd. Anggota Guru Guru PJOK
14 Salina, B.Pd. Anggota Guru Prakarya
15 Rosmelia Dewi, S.Pd. Anggota Guru BK
lviii
Siti Zubaidah, S.Pd., M.Si
NIP 19620622 198302 2 001
JABATAN DALAM
DINAS
NO NAMA JABATAN DALAM TIM
lx
Palembang, 13 Juli 2020
Kepala Sekolah,
BERITA ACARA
PENGEMBANGAN SILABUS KTSP
SMP NEGERI 7 PALEMBANG
Pada hari ini, Senin, 13 Juli tahun 2020 bertempat di Sekolah SMP Negeri 7
Palembang telah melaksanakan Penyusunan Silabus yang dihadiri oleh Kepala Sekolah,
Dewan Guru, Komite Sekolah untuk penyusunan KTSP Tahun Pelajaran 2020-2021
Dalam rapat ini telah dicapai kesimpulan sesuai dengan hasil KTSP
sebagaimana terlampir
Demikian berita acara ini dibuat sebagai tanda kesepakatan bersama dalam
penyusunan Silabus, dan sebagai landasan bagi Sekolah untuk dapat
melaksanakannya dengan sebaik – baiknya.
BERITA ACARA
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
SMP NEGERI 7 PALEMBANG
Pada hari ini, Senin, 13 Juli tahun 2020 bertempat di Sekolah SMP Negeri 7
Palembang telah melaksanakan Pengembangan Kurikulum yang dihadiri oleh Kepala
Sekolah dan Dewan Guru, pada Tahun Pelajaran 2020-2021
Dalam rapat ini telah dicapai kesimpulan sesuai dengan hasil KTSP
sebagaimana terlampir
Demikian berita acara ini dibuat sebagai tanda kesepakatan bersama dalam
pengembangan kurikulum, dan sebagai landasan bagi Sekolah untuk dapat
melaksanakannya dengan sebaik – baiknya.
lxii
Palembang, 13 Juli 2020
Kepala Sekolah,
BERITA ACARA
PEMBERLAKUAN KURIKULUM
SMP NEGERI 7 PALEMBANG
Pada hari ini, Senin, 13 Juli tahun 2020 bertempat di Sekolah SMP Negeri 7
Palembang telah melaksanakan Pemberlakuan Kurikulum yang dihadiri oleh Kepala
Sekolah, Dewan Guru, Komite Sekolah pada Tahun Pelajaran 2020-2021
Dalam rapat ini telah dicapai kesimpulan sesuai dengan hasil KTSP
sebagaimana terlampir
Demikian berita acara ini dibuat sebagai tanda kesepakatan bersama dalam
Pemberlakuan Kurikulum SMP Negeri 7 Palembang, dan sebagai landasan bagi
Sekolah untuk dapat melaksanakannya dengan sebaik – baiknya.
lxiv
INSTRUMEN
VERIFIKASI DAN VALIDASI KURIKULUM MASA KENORMALAN BARU
i
2. KonsepPembelajaran Masa Kenormalan Baru
3. PrinsipPembelajaran Masa Kenormalan Baru
STRUKTUR
B DAN MUATAN KURIKULUM
1. Struktur Kurikulum
2. Pengaturan Beban Belajar
IV Kalender Pendidikan
V Penutup
Lampiran-lampiran
silabus dan RPP yang disederhanakan sesuai dengan
kurikulum darurat
SK TimPengembangKurikulum, UraianTugas Tim
Penyusun, program dan jadwalkerja TPK
SARAN/CATATAN/REKOMENDASI:
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..
....................., 13 Juli 2020
Verifikator/Validator Kepala Sekolah,
Pengawas Sekolah
ii
(…………………………..) (………………………….)
iii