Anda di halaman 1dari 76

BUKU I

KURIKULUM SLB
SLB BHINNEKA
TAHUN AJARAN 2021-2022

SEKOLAH LUAR BIASA BHINNEKA


BEJI KABUPATEN PASURUAN

JL. UDANG 36 GLANGGANG BEJI


KABUPATEN PASURUAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam upaya meningkatkan
layanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus di SLB BHINNEKA,
telah disusun Kurikulum SLB sebagai acuan bagi pelaksanaan kegiatan
pembelajaran pada tahun pelajaran 2021 – 2022. Penyusunan Dokumen
Kurikulum ini merupakan salah satu upaya mengoptimalkan kegiatan proses
pendidikan yang dilaksanakan oleh madrasah selama masa pandemic covid 19,
sesuai dengan karakteristik kondisi zona/ daerah Sekolah dan zona asal peserta
didik serta berorientasi pada kebutuhan peserta didik.
Penyusunan Kurikulum ini disusun dengan mengacu pada PP. No 21 Tahun
2020, Tentang Pedoman Pembatasan Social Bersekala Besar Dalam Rangka
Percepatan Penangan Covid-19, Surat Keputusan Menteri Kesehatan
No.HK.01.07/ENKES/ 328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian
COVID-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung
Keberlangsungan Usaha Pada Situasi Pandemi. Surat Edaran no 4 tahun 2020
tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran
Covid 19.
Kami mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada semua pihak
yang telah berperan serta aktif dan memberikan kontribusi positif terhadap
seluruh rangkaian kegiatan penyusunan Kurikulum SLB hingga terlaksananya
semua program yang tertuang dalam Kurikulum SLB ini kelak.
Pasuruan , 31 Agustus 2021
Kepala SLB Bhinneka

UMAR, S.Pd.,M.Pd
NIP. 19640426 200701 1 006

iii
DAFTAR ISI

Hal
LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………………………….. i
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………………... ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………. iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. iv
GLOSARIUM ………………………………………………………………………………. v
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………………….. 1
B. Dasar Hukum ………………………………………………........................... 3
C. Tujuan................................................................................................................ 7
D. Karakteristik Kurikulum …………………………………………………… 8
E. Prinsip Dan Mekanisme Pengembangan Kurikulum …………… 9
F. Pihak yang Terlibat ................................................................................. 17
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN PENDIDIKAN .......................................... 18
A. Visi …………………………............................................................................. 18
B. Misi ……………………………………………………………………………….. 18
C. Tujuan Pendidikan …………………………………………………………. 18

BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM ....………………………… 43


A. Struktur Dan Muatan Kurikulum Satuan
Pendidikan ……………………………………………………………………….. 43

B. Pengaturan Beban Belajar ………………….......................................... 54


C. Kriteria Ketuntasan Minimal …………………………………………… 56
D. Penilaian Hasil Belajar …………………………………………………… 63
E. Kenaikan Kelas dan Kelulusan ..………………………………………. 65

BAB IV Kalender Pendidikan ……………………………………………………… 66


BAB V PENUTUP ………………………………………………………………………. 70

iv
GLOSARIUM

 Badan Standar Nasional Pendidikan yang disingkat BSNP adalah badan


mandiri dan independen yang bertugas mengembangkan, memantau
pelaksanaan, dan mengevaluasi standar nasional pendidikan.
 Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap
muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk
mencapai standar kompetensi lulusan serta kemampuan lainnya dengan
memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.

 Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran


peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup
permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif
dan hari libur.

 Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa


pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh
pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran
atau lintas mata pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktu
penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik

 Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses


interaksi antara peserta didik, materi pembelajaran, pendidik dan lingkungan.

 Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang ditetapkan berdasarkan


Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan kurikulum tingkat
satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan pendidikan.
 Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara
konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
dimiliki oleh peserta didik.

 Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar


Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap
tingkat kelas atau program.

 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,isi


dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

v
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional
yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuanpendidikan.

 Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk


setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
P

 Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa


pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh
pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi dan atau
kemampuan lainnya pada kegiatan tatap muka. Waktu penyelesaian
penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Penugasan terstruktur
termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan dan percepatan.

 Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran


pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

 Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan


potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,jenjang, dan
jenispendidikantertentuSilabusadalahrencanapembelajaran pada suatu
dan/atau mata pelajaran/tema tertentu yang sekurang-kurangnya mencakup
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran.

 Program Sekolah Penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan


Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila.

 Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan program


pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata
pelajaran-mata pelajaran yang diikutinya setiap semester pada satuan
pendidikan yang dimaksud.

 Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang


peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan
beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur
kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan yang dimaksud.

vi
 Standar Isi adalahruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

 Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan kualifikasi kemampuan lulusan


yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dapat
dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya disatuan pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. SKL ini dijadikan acuan utama
pengembangan standar isi, standar proses, dan standar penilaian.

 Standar Nasional Pendidikan adalahkriteria minimal tentang sistem


pendidikan di seluru h wilayah hukum Negara KesatuanRepublik Indonesia.

 Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan
pembelajaran.
R

 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang


menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan
dijabarkan dalam Silabus.

 Waktu pembelajaranefektifadalahjumlah jam pembelajaran setiap minggu,


meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk
muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
 Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur
dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum (termasuk hari-hari besar
nasional), dan hari libur khusus.

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kondisi Pandemic sekarang ini, kegiatan pembelajaran tidak


bisa berjalan secara normal seperti biasanya, namun demikian peserta didik
harus tetap mendapatkan layanan pendidikan dan pembelajaran.
Pada masa pandemic Covid-19, sekolah telah melaksanakan kegiatan
pembelajaran di tengah kondisi darurat sesuai dengan kondisi dan
kreatifitas masing-masing madrasah dimana peserta didik belajar dari
rumah dengan bimbingan dari guru dan orang tua.
Menghadapi tahun pelajaran 2021/2022 yang masih dalam masa
pandemic Covid-19, tentunya sekolah membutuhkan pedoman dalam
melaksanakan proses pembelajaran yaitu Kurikulum yang merupakan
kurikulum tingkat satuan pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh
satuan pendidikan pada masa pandemic dengan memperhatikan rambu-
rambu ketentuan yang berlaku serta kondisi keterbatasan masing-masing
satuan pendidikan di masa darurat. Masa darurat yang dimaksud bukan
hanya pada masa pandemi wabah Corona Virus Disease (Covid-19), tetapi
berlaku pula pada masa darurat lainnya karena terjadi bencana alam, huru-
hara dan sebagainya.
Kurikulum ini dikembangkan untuk menghadapi masa pandemi covid
19 oleh Tim Pengembang Kurikulum sekolah yang meliputi kerangka dasar
Kurikulum, tujuan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum, serta kalender pendidikan, sebelum mengembangkan Kurikulum
ini, sekolah melakukan analisis kondisi internal yang ada di satuan
pendidikan, dan analisis kondisi lingkungan eksternal satuan pendidikan
dengan melakukan skrening zona lokasi tempat tinggal guru, tenaga
kependidikan dan peserta didik untuk memastikan tempat tinggalnya bukan
merupakan episentrum penularan Covid-19.
Kurikulum ini disusun dan dilaksanakan pada masa pandemic covid
19. Oleh karena itu semua aspek yang berkenaan dengan perencanaan

1
pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar disesuaikan
dengan kondisi darurat pada setiap satuan pendidikan madrasah. Dalam
menyusun kurikulum darurat, satuan pendidikan dapat melakukan
modifikasi dan inovasi kurikulum, disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan sekolah
Dengan tersusunnya dokumen Kurikulumini, SLB BHINNEKA akan
menjadi Sekolah yang memilikiKurikulum yang disesuaikan dengan situasi
dankondisi lingkungan madrasah dimasa pandemi Covid 19, sehingga
terselenggara proses pendidikan khusus dengan mengembangkan berbagai
keunggulan-keunggulan dan kreatifitas dan inovasi sekolah.
Dalam Rangka pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan
layanan pendidikan selama masa penyebaran Corona Virus Disease (COVID-
19) melalui penyelenggaraan Belajar dari Rumah sebagaimana tercantum
dalam Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan dalam Masa Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19), maka
dari itu pelaksanaan dilakukan melalui Belajar dari Rumah dan Pembelajaran
Jarak Jauh.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di SLB BHINNEKAapabila
kegiatan belajar mengajar mampu membentuk pola tingkah laku peserta didik
sesuai tujuan pendidikan, serta dapat dievaluasi melalui pengukuran dengan
menggunakan tes dan non tes serta dapat diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari peserta didik. Proses pembelajaran akan berjalan
efektif apabila dilakukan melalui persiapan dan perencanaan yang matang
dengan memperhatikan protokol Covid-19 selama pandemi terjadi dimasa
pendemi ini proses belajar mengajar dilaksanakan dengan mematuhi protokol
penanganan Covid-19 dengan memperhatikan :
1. Cuci tangan saat datang dan pulang dengan sabun dan air mengalir.
2. Selalu memakai masker.
3. Tidak berjabat tangan.
4. Selalu menjaga jarak minimal 1 – 2 meter.
5. Penyemprotan desinfektan diarea kelas dan kantor.
6. Pembelajaran dilaksanakan maksimal 5 siswa.

2
dengan harapan dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat setempat
maupun tuntutan masyarakat secara global dan mempersiapkan peserta didik
Berkebutuhan Khusus agar memiliki kecakapan dan kemandirian hidup
sehingga tidak bergantung lagi kepada orang lain.

B. Dasar Hukum

Penyusunan Kurikulum Pendidikan Khusus Pendidikan Dasar Tahun 2013


didasarkan atas landasan Yuridis sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan –Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
5. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 dan kemudian diperbarui menjadi Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017
tentang Perubahan atas 74 Tahun 2008 tentang Guru;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengeolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen


Pegawai Negeri Sipil; Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018

3
tentang Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja
Pegawai negeri Sipil;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar danMenengah;
12. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negera dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentangJabatanFungsional
Guru dan Angka Kreditnya;
13. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor :03/V/PB/2010, Nomor : 14 Tahun 2010
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya;
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;
16. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014
Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014
tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler
Wajib pada Pendidikan Dasar dan Menengah;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahum 2014
tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014
tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015
tentang Penumbuhan Budi Pekerti;
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun2015
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan;

4
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanNomor 20 Tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan;
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 Tahun 2016
Tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru;
27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2018
tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah;
28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2018
tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas
Sekolah;
29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2019
tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah;

30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 43 tahun 2019


tentang Penyelenggaraan Ujian Yang Diselenggarakan Satuan Pendidikan
Dan Ujian Nasional;

31. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor719/P/2020


tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan Pendidikan dalam
Kondisi Khusus.

32. Keputusan Balitbang Nomor 018/H/KR/2020 Tanggal 5 Agustua 2020


tentang Kompetensi Inti & Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum
2013 pada PAUD, Dikdas, dan Dikmen Berbentuk Sekolah Menengah Atas
Untuk Kondisi Khusus.
33. Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 03/KB/2021, Nomor 384 tahun 2021, Nomor

5
HK.01.08/ MENKES/4242/2021 dan Nomor 440-717 tahun 2021
Tentang Panduan penyelenggaraan Pembelajaran Di Masa Pandemi
Corona Virus Disease2019 (COVID-19).
34. Keputusan Menteri Pendidikan dan KebudayaanNomor 1177/M/2020
tentang Program SekolahPenggerak
35. Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan Dalam Masa DaruratPenyebaran Corona Virus Disease
(Covid- 19);
36. Siaran Pers Nomor: 137/sipres/A6/VI/2020 Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran pada TahunAjaran dan TahunAkademikBaru di Masa
Pandemi Covid-19: Satuan Pendidikan di Zona Kuning, Oranye dan Merah
DilarangMelakukanPembelajaranTatapMuka
37. Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/ MENKES/328/2020
tentang Panduan Pencegahan Dan Pengendalian Covid 19 Di Tempat
Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan
Usaha pada Situasi Pandemi
38. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan;
39. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 21 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Perubahan Gubernur Jawa Timur nomor 18
Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar( PSBB )
Tingkat Daerah Provinsi Jawa Timur dalam penanganan Corona Virus
Disease 19 (Covid-19) Pelaksanaan PSBB di Provinsi Jawa Timur
40. SuratEdaranGubernurJawaTimurnomor420/2020/101.1/2020tanggal30
Maret 2020 tentangPerpanjanganPelaksanaanKebijakanPendidikan
dalam masa DaruratPenyebaran Corona Virus Disease 19 di JawaTimur
41. Surat EdaranKepala Dinas Pendidikan ProvinsiJawa Timur Nomor
420/1951/101.1/2020 Tanggal 20 Maret 2020
tentangPelaksanaanKebijakan Pendidikan Dalam Masa
DaruratPenyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) di Satuan
Pendidikan; merupakanperpanjanganpelaksanaan Surat EdaranKepala
DinasPendidikanProvinsiJawaTimurNomor420/2438.1/101.1/2020Tan

6
ggal16 April 2020 tentangPerpanjanganPelaksanaanKebijakan
Pendidikan Dalam Masa DaruratPenyebaran Corona Virus Disease
(COVID-19) di SatuanPendidikan.
42. Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Belajar Dari RumahDalam Masa Darurat penyebaran Corona Virus
Disease(Covid-19).
43. PeraturanGubernurJawa Timur Nomor: 79 Tahun 2014
tentangPembelajaranMuatanLokal Bahasa Daerah pada jenjangSatuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
44. Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan ProvinsiJawa Timur Nomor
420/3319/101.1/2021, tanggal 2 Juni 2021 tentangPedoman Hari
Efektif, Hari EfektifFakultatif, dan Hari LiburBagiSatuan Pendidikan di
ProvinsiJawa Timur Tahun2021/2022
45. Keputusan Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia
Nomor 1177/M/2020 Tentang Program SekolahPenggerak.

C. Tujuan
Pada dasarnya pengembangan kurikulum ini bertujuan untuk menjadi acuan
bagi pendidik dan tenaga kependidikan dalam mencapai optimalisasi kualitas
proses dan hasil pembelajaran.

Secara rinci tujuan pengembangan kurikulum ini dapat diuraikan sebagai


berikut:
1. Memastikan hak-hak anak untuk tetap mendapatkan layanan pendidikan,
melindungi warga satuan Pendidikan dan mencegah penyebaran dan
penularan COVID-19 di satuan Pendidikan dan memastikan pemenuha
dukungan psikolososial bagi pendidikan, peserta didik dan orang tua/ wali.
2. Memberikan arah terhadap pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan untuk mencapai kompetensi-kompetensi pada setiap
kelompok mata pelajaran melalui pembelajaran aktif, efektif, efisien, dan
bermakna.
3. Membantu guru dalam pengalokasian waktu belajar.

7
4. Membantu guru dalam penggunaan pendekatan, metode pembelajaran,
sumber belajar, dan cara penilaian sehingga dapat mencapai indikator
keberhasilan atau standar ketuntasan belajar minimum yang diharapkan.
5. Membangun dan mengembangkan program kebutuhan khusus untuk
meminimalisasikan hambatan-hambatan yang diakibatkan oleh kelainan/
kekhususan peserta didik.

D. Karakteristik Kurikulum

Kurikulum ini dirancang dengan karakteristik sebagai berikut :


1. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial,
pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai
situasi di sekolah dan masyarakat;
2. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang
memberikan pengalaman belajar agar peserta didik mampu
menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan
memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
4. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar
matapelajaran;
5. Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsur pengorganisasi
(organizing elements) Kompetensi Dasar. Semua Kompetensi Dasar dan
proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam Kompetensi Inti;
6. Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-matapelajaran
dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Kurikulum ini bertujuan untuk mempersiapkan anak berkebutuhan
khusus Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan
warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan

8
afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

E. Prinsip Dan Mekanisme Pengembangan Kurikulum

Penyusun Kurikulum jenjang SLB ,SLB BHINNEKA diawali dengan


pembentukan Tim Pengembang Kurikulum yang kemudian melakukan
berbagai aktivitas pengembangan KTSP dengan memperhatikan acuan
konseptual, prinsip pengembangan, dan prosedur operasional dan dilakukan
sesuai dengan protocol kesehatan COVID-19

Hasil pengembangan KTSP ini disosialisasikan dan setelah mendapat


persetujuan dari Pengawas Pendidikan Khusus kemudian disahkan oleh Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Timur dan dilaksanakan oleh seluruh unsur pada
satuan pendidikandi SLB BHINNEKA.

1. Pengembangan KTSP

Pengembangan KTSP di SLB BHINNEKA dilakukan melalui rapat kerja


satuan pendidikan dan diskusi terpimpin yang diselenggarakan sebelum
tahun ajaran baru.
Tahap kegiatan pengembangan KTSP secara garis besar meliputi: (1)
Penyusunan draf berdasarkan analisis konteks; (2) Review,revisi, dan
finalisasi;serta (3) Pengesahan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
Dalam pengembangan KTSP ini Tim Pengembang Kurikulum
memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

a. Acuan Konseptual
Acuan konseptual dalam pengembangan KTSP sekurang-kurangnya
mencakup hal berikut ini.
1) Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan
kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua
mata pelajaran dapat meningkatkan iman, takwa, dan akhlak
mulia peserta didik.
Dalam pelaksanaan keseharian di SLB BHINNEKA seperti: selalu
mengucap salam bila bertemu, berdo’a sebelum memulai dan
sesudah mengakhiri kegiatan belajar mengajar, mengadakan

9
sholat dhuha setiap hari, mengadakan amal jariyah di setiap hari
jum’at, sholat berjama’ah secara bergilir per kelas,memperngati
hari besar agama (maulid nabi, isro’ mi’roj,idul adha,idul
fitri/zakat fitrah), halal bi halal bersama warga sekolah ( siswa,
orang tua,guru, komite).
2) Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan
toleransi dan kerukunan interumat dan antarumat beragama.
Pengembangan di SLB BHINNEKA antara lain : menghormati
orang lain tanpa memandang agama yang mereka anut,
membantu sesame dalam keadaan apapun tanpa melihat status
status atau agama orang lain,memberikan kesempatan
menjalankan ibadah menurut agama masing-masing,tidak
memaksakan agama kepada orang lain,saling menghargai dan
menyayangi antar pemeluk agama yang berbeda,mengembangkan
sikap toleransi,empati, tanggung jawab dan gotong royong.
3) Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan
kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi
upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam
kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus
menumbuhkembangnkan wawasan dan sikap kebangsaan serta
persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam
wilayah NKRI.
Pengembangan yang di laksanakan di SLB BHINNEKA adalah:
tidak saling mengejek sesama teman,hidup rukun,musyawarah
bersama,membersihkan lingkungan bersama-sama,menjenguk
warga sekolah yang sakit,bekerjasama dalam menjaga
lingkungan,saling menghormati dan tidak membeda-
bedakan,gotong royong saling membantu,menghormati budaya
lain,membantu teman yang kesulitan,mentaati peraturan,
menjalankan piket kelas.
4) Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat dan Minat sesuai dengan
Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik.
Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik
untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang

10
memungkinkan potensi diri (sikap, pengetahuan, dan
keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu,
kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, bakat, minat,
serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual, emosional,
sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
SEKOLAH LUAR BIASA BHINNEKA mengembangkan kegiatan di
bidang Olah raga, Kesenian dan Vokasional yang disesuaikan
dengan kondisi dan letak geografis sekolah sehingga peserta didik
dapat mengembangkan diri sesuai dengan potensi, bakat dan
minat yang di miliki.
5) Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan
memperhatikan kesetaraan warga negara memperoleh
pendidikan bermutu.
Terbuka seluas-luasnya bagi masyarakat yang memiliki Anak
Berkebutuhan Khusus untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu di SLB BHINNEKA.
6) Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir
kritis dan membuat keputusan, memecahkan masalah yang
kompleks secara lintas bidang keilmuan, berpikir kreatif dan
kewirausahaan, berkomunikasi dan berkolaborasi, menggunakan
pengetahuan kesempatan secara inovatif, mengelola keuangan,
kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.
SLB BHINNEKA mengembangkan konsep dimana peserta didik
aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang di
pelajari, peserta didik secara aktif terlibat dalam pengelolaan
pengetahuan, peserta didik bersama guru belajar bersama dalam
mengembangkan konsep pengetahuan,sikap dan ketrampilan,
penekanan pada pencapaian target kompetensi dan ketrampilan,
dan pemanfaatan sumber belajar yang ada di sekitar.
7) Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh
kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan
dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum

11
perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup
untuk membekali peserta didik dalam melanjutkan studi
dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi peserta didik pada
satuan pendidikan SLB dan peserta didik yang tidak akan
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Pengembangan pada konsep tuntutan dunia kerja di SLB
BHINNEKA di tekankan pada peserta didik untuk melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi yaitu SMPLB dan SMALB. Berdasar letak
geografis SLB BHINNEKA dan keadaan peserta didik yang
mayoritas Anak Tunagrahita Sedang kewirausahaan yang
dikembangkan di sekolah ini adalah belajar bercocok
tanam/berkebun dengan memanfaatkan lahan di sekitar sekolah
atau menanam tanaman di polibag.
8) Perkembangan Iptek
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana iptek sangat berperan
sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus
menerus melakukan penyesuaian terhadap perkembangan iptek
sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh
karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan iptek.
E-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk
memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi
ajar atau informasi, pengiriman sampai ke pengguna terakhir
melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang
standar,memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang
pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional, maka
di SLB BHINNEKA tersedia juga perangkat iptek untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.Saat ini e-learning telah berkembang dalam
berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT
(Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruction),
Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning
Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated

12
Learning Syatem), LCC (Learner-Cemterted Classroom),
Teleconferencing.
Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu
pembelajaran, hal yang harus diwujudkan yaitu:Harus tersedia
materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi
siswa dan guru,Guru harus memiliki pengetahuan dan
ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber
digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik.
9) Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan
pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan
pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu
memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang
relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah dan
lingkungan.
Di SLB BHINNEKA mengembangkan potensi dan karakteristik
daerah melalui pemahaman ketrampilan bertani/bercocok tanam
mulai dari proses pembibitan sampai pemanenan secara
sederhana.
10) Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah
satu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang
dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap
mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu
memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan
nasional.
11) Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian,
baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika
dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang
semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu
bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan bangsa lain.

13
12) Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian
keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya
setempat ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum
mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
13) Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan.
Dalam hal ini SLB BHINNEKA mengembangkan kurikulum
disesuaikan dengan kondisi siswa, budaya dan ketrampilan sesuai
dengan ciri khas sekolah dimana kami berada.

b. Prinsip Pengembangan
1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkunganya pada masa kini dan
yang akan datang.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta
didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis, serta bertanggungjawab. Untuk mendukung
pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta
didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki
posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta
didik.
2) Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara
unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

14
3) Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi
(sikap, pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan,
dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarjenjang pendidikan.

2. Mekanisme Pengembangan Kurikulum


a. Prosedur Operasional
1) Analisis
a) Analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
kurikulum
b) Analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan
lingkungan
c) Analisis ketersediaan sumberdaya pendidikan
2) Penyusunan
a) Perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan
b) Pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan
c) Pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja
pendidik tingkat kelas.
d) Penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan
e) Penyusunan sialbus muatan atau mata pelajaran muatan lokal
f) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan
pembelajaran.
3) Penetapan dilakukan kepala sekolah berdasarkan hasil rapat
dewan pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite
sekolah.
4) Pengesahan dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya.

b. Pelaksanaan
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Oleh karena itu,
pelaksanaan KTSP merupakan tanggung jawab bersama seluruh unsur
satuan pendidikan yakni kepala sekolah, tenaga pendidik, dan tenaga
kependidikan lainnya. Para pendidik di SLB BHINNEKA menyusun dan
melaksanakan KTSP ini setelah melakukan identifikasi dan asesmen.

15
Identifikasi yang dilakukan kepada peserta didik pada setiap tingkatan
kelas mencakup area fungsi belajar, sosial emosi, komunikasi, dan
neuromotor. Hasil identifikasi pada area fungsi belajar ditindaklanjuti
dengan pelaksanaan asesmen akademik, sedangkan hasil identifikasi pada
area fungsi sosial emosi, komunikasi, dan neuromotor, ditindaklanjuti
dengan pelaksanaan asesmen perkembangan atau asesmen non akademik.
Hasil Asesmen tersebut secara rinci dijadikan acuan dalam penyusunan
buku II dan buku III dokumen KTSP.

c. Daya Dukung
1. Kebijakan Satuan Pendidikan
Pengembangan dan pelaksanaan KTSP merupakan kewenangan dan
tanggung jawab penuh dari satuan pendidikan. Oleh karena itu agar
dapat mengembangkan dan melaksanakan KTSP dengan baik
diperlukan kebijakan satuan pendidikan yang ditetapkan dalam rapat
satuan pendidikan dengan melibatkan unsur komite sekolah baik
langsung maupun tidak langsung.
Kebijakan satuan pendidikan SLB BHINNEKA dalam mengembangkan
dan melaksanakan KTSP sebagai berikut.
1) Pembentukan Tim Pengembang Kurikulum yang melibatkan
berbagai unsur.
2) Kewenangan penuh yang diberikan kepada para pendidik dalam
melakukan adaptasi kurikulum dalam menentukan kedalaman dan
keluasan materi ajar serta pola kerja yang diharapkan dapat
memberikan rasa nyaman dan membangkitkan kreativitas yang
memadai dalam menyusun kurikulum yang menyentuh kebutuhan
peserta didik.
2. Ketersediaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pengembangan dan pelaksanaan KTSP merupakan proses
perwujudan kurikulum yang sesungguhnya. Oleh karena itu tenaga
pendidik merupakan unsur yang mutlak diperlukan dalam kuantitas
dan kualitas yang memadai. Selain itu, tenaga kependidikan pada
masing-masing satuan pendidikan sangat diperlukan untuk
mendukung pelaksanaan KTSP.

Pendidik pada satuan pendidikan SLB BHINNEKA berjumlah 15 orang


dengan kualifikasi pendidikan sarjana pendidikan khusus dan sarjana

16
pendidikan umum ( PLB, PAI, dan PLS) yang bertanggung jawab atas
keberlangsungan proses pembelajaran 14 rombongan belajar.
Tenaga kependidikan berjumlah 1 orang dengan kualifikasi pendidikan
Sekolah Dasar ( SD ). Tenaga kependidikan ini bekerja sebagai penjaga
sekolah.
3. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan
Pengembangan dan pelaksanaan KTSP memerlukan dukungan
berupa ketersediaan sarana dan prasarana satuan pendidikan. Yang
termasuk sarana satuan pendidikan adalah segala kebutuhan fisik,
sosial, dan kultural yang diperlukan untuk mewujudkan proses
pendidikan pada satuan pendidikan. Selain itu unsur prasarana seperti
lahan, gedung/ bangunan, prasarana olahraga dan prasarana kesenian,
serta prasarana lainnya sangat diperlukan sebagai unsur penunjang
yang memberikan kemudahan pelaksanaan KTSP.
Prasarana yang dimiliki satuan pendidikan SLB BHINNEKA terdiri atas
beberapa ruang sebagai berikut:
o 1 ruang kepala sekolah (inc. TU)
o 1 ruang guru
o 10 ruang kelas belajar akademik
o 1 ruang Perpustakaan.
o 1 ruang gudang dan dapur
4. Pihak yang Terlibat
1. Tim pengembang kurikulum satuan pendidikan, terdiri atas tenaga
pendidik, dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota.
Dalam kegiatan pengembangan KTSP, tim pengembang kurikulum
satuan pendidikan dapat mengikutsertakan komite sekolah,
narasumber, dan pihak lain yang terkait.

2. Dinas pendidikan provinsi sesuai kewenangannya melakukan


koordinasi dan supervisi.

17
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
A. VISI
“Terwujudnya peserta didik yang bertaqwa, cerdas, mandiri, terampil dan
cinta lingkungan.”
Indikator Visi :
1. Menjalankan agama yang dianutnya
2. Tumbuh dan berkembang sesuai kondisi siswa
3. Mandiri tanpa ketergantungan
4. Terampil sesuai potensi yang dimiliki siswa
5. Mencintai lingkungan

B. MISI
1. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap agama yang
dianutnya
2. Melaksanakan pembelajaran yang efektif sehingga potensi siswa tumbuh
dan berkembang maksimal
3. Menumbuhkan sikap mandiri agar tidak ketergantungan pada orang lain
4. Mengajarkan keterampilan sebagai bekal hidup di masa depan
5. Menanamkan sikap cinta lingkungan melalui kegiatan menjaga kebersihan
dan pemeliharaan lingkungan.

C. Tujuan Satuan Pendidikan


1. Diharapkan peserta didik berkebutuhan khusus memiliki pendidikan
keterampilan secara terarah, terukur, terpadu secara berkesinambungan.
2. Anak didik memiliki keterampilan sesuai bakat minat dan dapat
berwirausaha.
3. Mengembangkan potensi anak didik untuk menghadapi masa depan
mereka yang kompeten.
Tujuan-tujuan yang dicanangkan satuan pendidikan tersebut dalam upaya
mencapai standar kompetensi lulusan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan

18
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 20 Tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud tersebut mengamanatkan bahwa peserta didik pada satuan
pendidikan SLB memiliki kualifikasi kemampuan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

1. Kemampuan pada Dimensi Sikap


Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: 1) beriman dan bertakwa
kepada Tuhan YME, 2) berkarakter, jujur, dan peduli, 3) bertanggungjawab,
4) pembelajar sejati sepanjang hayat, dan 5) sehat jasmani dan rohani
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara.
2. Kemampuan pada Dimensi Pengetahuan
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
pada tingkat dasar berkenaan dengan: 1) ilmu pengetahuan, 2) teknologi,
3) seni, dan 4) budaya.
a. Pengetahuan faktual, adalah pengetahuan dasar berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan diri sendiri,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan
negara.
b. Pengetahuan Konseptual, adalah terminologi/istilah yang digunakan,
klasifikasi, kategori, prinsip, dan generalisasi berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni dan budaya terkait dengan diri sendiri,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan
negara.
c. Pengetahuan Prosedural, adalah pengetahuan tentang cara melakukan
sesuatu atau kegiatan yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya terkait dengan diri sendiri, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa dan negara.
d. Pengetahuan Metakognitif, adalah pengetahuan tentang kekuatan dan
kelemahan diri sendiri dan menggunakannya dalam mempelajari ilmu
pengetahuan, teknologi, seni dan budaya terkait dengan diri sendiri,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa dan
negara.

19
Peserta didik diharapkan mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam
konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, dan negara.

3. Kemampuan pada Dimensi Keterampilan


Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, melalui pendekatan ilmiah sesuai
dengan tahap perkembangan anak yang relevan dengan tugas yang
diberikan.
Gradasi untuk dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan antar jenjang
pendidikan memperhatikan: 1) perkembangan psikologis anak; b) lingkup dan
kedalaman; c) kesinambungan; d) fungsi satuan pendidikan; dan e) lingkungan.
Dalam upaya pencapaian kemampuan pada dimensi sikap, SLB BHINNEKA
mengembangkan nilai-nilai karakter melalui penumbuhan budi pekerti
sebagaimana diamanatkan dalam Permendikbud No. 21 Tahun 2015. Nilai yang
diprioritaskan adalah religius, kemandirian, peduli lingkungan, peduli sosial
toleransi dan gemar membaca, dengan kegiatan seperti tertuang dalam tabel
berikut ini.

Tabel 2.1
Garis Besar Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan Penumbuhan Budi Pekerti
SLB BHINNEKA

Nilai yang
Waktu Kegiatan
Dikembangkan
Pagi sebelum o Guru piket datang lebih awal bersiap di Kemandirian
kegiatan pintu gerbang untuk menyambut peserta
didik dan mengucapkan salam.
o Peserta didik masuk sendiri tanpa
ditemani orang tua/ditemani orang tua

06.30-07.30 o Hari Senin: Upacara bendera Kedisiplinan,


o Hari Selasa-Sabtu : Senam Bersama, kemandirian
hormat bendera, dan membaca Cinta Tanah Air
Pancasila Semangat
o Hari Sabtu : Kebangsaan

20
Nilai yang
Waktu Kegiatan
Dikembangkan
Kegiatan ekstrakurikuler

07.30-12.00 Kegiatan pembelajaran rutin di dalam Religius,


kelas kedisiplinan,
o Kegiatan Awal/Pendahuluan kemandirian
 Berdoa Cinta Tanah Air
 Menyanyikan lagu wajib Semangat
 Membaca buku Kebangsaan
o Kegiatan Inti (penyampaian materi Literasi
ajar dengan pendekatan saintifik)
o Penutup
 Berdoa
 Menyanyikan lagu daerah

Optimalisasi pelaksanaan Kegiatan Penumbuhan Budi Pekertidi SLB


BHINNEKA juga dilakukan melalui aktifitas kegiatan rutin, spontan, dan
keteladanan. Kegiatan tersebut secara rinci tertuang dalam tabel dibawah ini.

1. Kegiatan Rutin
Tabel 2.2
Kegiatan Penumbuhan Budi Pekerti melalui Kegiatan Rutin
di SLB BHINNEKA

Nilai-Nilai yang
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Dikembangkan
Religius o Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran dipimpin
oleh guru kelas
o Setiap hari Jumat melaksanakan kegiatan amal
jariyah bagi peserta didik beragama Islam.
o Setiap awal dan akhir jam pelajaran, peserta didik
memberi salam kepada guru.

21
Nilai-Nilai yang
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Dikembangkan
Kedisiplinan o Membuat catatan kehadiran pendidik, tenaga
kependidikan, dan peserta didik.
o Pukul 07.00pendidik, tenaga kependidikan,
danpeserta didik harus sudah berada di dalam
kelas dan pulang sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan.
o Pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik
yang hadir tidak tepat waktu diberi teguran
o Bila berhalangan hadir, maka harus ada surat
pemberitahuan ke sekolah.
o Kerapian dan kebersihan pakaian, dicek setiap
hari oleh seluruh guru, menggunakan seragam
yang ditentukan)
o Seragam dipakai sesuai dengan jadwal
pemakaian.
o Membuang sampah pada tempatnya.
o Meminjam dan mengembalikan
bukuperpustakaan sesuai jadwal pengembalian.
Peduli o Lingkungan sekolah bersih
Lingkungan o Pemberantasan sarang nyamuk
o Membiasakan membuang sampah pada
tempatnya.
o Pendidik melaksanakan piket secara
berkelompok untuk melihat kebersihan
lingkungan.
o Mengambil sampah yang berserakan.
o Piket kelas secara kelompok membersihkan
kelasnya
o Peserta didik secara individu menata meja dan
kursi setiap hari supaya terlihat rapi.
o Tidak mencoret tembok atau
bangku/kursi/fasilitas sekolah.
Peduli Sosial o Mengumpulkan barang-barang yang masih layak
pakai di sekolah dan menyumbangkannya pada
yang membutuhkan, 1 kali setahun.
o Mengumpulkan sumbangan pada waktu-waktu
tertentu untuk menyumbang warga sekolah yang
sakit, terkena bencana seperti gempa bumi,
kebakaran, banjir.
o Mengunjungi warga sekolah yang sakit

Kejujuran o Melaporkan temuan barang hilang


o Trasparansi laporan keuangan sekolah

22
Nilai-Nilai yang
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Dikembangkan
o Menyediakan kotak saran dan pengaduan
o Selalu berkata jujur/tidak bohong
Cinta Tanah Air o Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar
o Menyanyikan lagu kebangsaan setiap upacara
bendera, peringatan hari besar nasional dan
setiap hari sebelum pembelajaran dimulai serta
menyanyikan lagu daerah di akhir pembelajaran
o Memasang lambang negara, foto presiden dan
wakil presiden serta gubernur dan wakil
gubernur
o Memajang foto para pahlawan nasional

2. Kegiatan Spontan
Tabel 2.3
Pelaksanaan Kegiatan Penumbuhan Budi Pekerti melalui Kegiatan Spontan
di SLB BHINNEKA

Nilai-Nilai yang
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Dikembangkan
Religius o Memperingatkan peserta didik yang tidak
melaksanakan sholat bersama
o Mengucapkan salam bila bertemu/berpapasan
o Meminta maaf bila melakukan kesalahan

Kedisiplinan o Memperingatkan peserta didik yang masih ada di


luar kelas saat belajar (sesuai tata tertib sekolah)
o Peserta didik yang tidak berpakaian rapi diminta
merapikannya dan diberitahu caranya.
o Apabila menemukan peserta didik yang
rambutnya tidak sesuai dengan aturan yang
ditetapkan, maka diminta untuk mencukur
rambut
Peduli o Memintapeserta didik memungut sampah yang
Lingkungan dibuang sembarangan
o Mengingatkan peserta didik yang punya
kebiasaan membuang sampah sembarangan.
o Membuang sampah pada tempatnya.
o Menjaga kebersihan lingkungan.

23
Peduli Sosial o Mengunjungi warga sekolah yang sakit, melayat apabila ada
yang meninggal dunia
o Mengumpukan sumbangan untuk membantu korban
bencana alam

Kejujuran o Memperingatkan peserta didik yang mengambil


barang bukan miliknya
o Memperingatkan peserta didik mengembalikan
yang bukan miliknya.
o Bebicara dan bersikap jujur/tidak bohong
o Mau mengakui kesalahan.

3. Kegiatan Keteladanan:
Tabel 2.4
Pelaksanaan Kegiatan Penumbuhan Budi Pekertimelalui Kegiatan
Keteladanan di SLB BHINNEKA

Nilai-Nilai yang
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Dikembangkan
Religius o Pendidik berdoa bersama peserta didik sebelum
dan setelah pembelajaran.
o Melaksanakan sholat berjamaah sesuai dengan
jadwal yang sudah ditentukan
Kedisiplinan o Jam 06.30guru piket sudah berada di sekolah
menyambut peserta didik.
o Pukul 07.00 pendidik dan tenaga kependidikan
sudah berada di sekolah dan pulang paling cepat
pukul 12.30.
o Berbicara yang sopan, menghargai pendapat
orang lain
Peduli o Semua warga sekolah senantiasa menjaga dan
Lingkungan memilihara kebersihan lingkungan sekolah.
Peduli Sosial o Pendidik dan tenaga kependidikan mengumpulkan
sumbangan setiap ada musibah internal dan bencana alam
untuk kegiatan sosial.

Kejujuran o Pendidik memberikan penilaian secara objektif


o Pendidik menepati janji pada peserta didik
Cinta Tanah Air o Pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik
melaksanakan upacara dan peringatan hari besar
bersama peserta didik

24
Penanggung jawab setiap kegiatan seperti tercantum pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.5
Penanggungjawab Pelaksanaan Kegiatan Penumbuhan Budi Pekerti
SLB BHINNEKA

Nilai yang Waktu Penanggung


Kegiatan
Dikembangkan Pelaksanaan Jawab
Pembiasaan Rutin
a. Pemyambutan Peduli sesama Setiap hari Guru piket
kedatangan (sosial)
peserta didik
b. Memberi senyum, Peduli sesama Setiap hari Warga
salam, sapa (sosial) Sekolah
c. Upacarabendera Semangat Setiap hari Senin Koordinator
kebangsaan, kesiswaan
disiplin
d. Pemeriksaan Disiplin dan Setiap hari Koordinator
kebersihan tanggung jawab UKS
e. Latihan Semangat Setiap hari Rabu Pembina
Kepramukaan kebangsaan, Gudep
disiplin
f. Senam Disiplin dan Setiap Jumat Guru PJOK
tanggung jawab
g. Doa bersama Religius Setiap awal dan Guru Kelas/
akhir kegiatan Guru Mapel
pembelajaran
h. Menyanyikan Semangat Setiap awal & Wali Kelas/
lagu wajib kebangsaan, akhir Guru Mapel
nasional dan lagu
daerah
disiplin pembelajaran
i. Membaca buku di Gemar membaca Setiap awal Wali Kelas/
luar konteks pembelajaran Guru Mapel
pembelajaran
j. Lingkungan Peduli lingkungan Selasa dan Jumat Guru Piket
bersih/
Pemberantasan
Sarang Nyamuk
k. Kesehatan diri Disiplin dan Setiap hari Warga
tanggung jawab Sekolah
l. Sholat Dzuhur Religius Setiap hari Koordinator
berjamaah

25
Nilai yang Waktu Penanggung
Kegiatan
Dikembangkan Pelaksanaan Jawab
kesiswaan
Pembiasaan Spontan
a. Membuang Peduli lingkungan Setiap hari Warga
sampah pada Sekolah
tempatnya
b. Budaya antri Peduli sesama Setiap hari Warga
(sosial) Sekolah
c. Mengatasi silang Peduli sesama Setiap ada Warga
pendapat (sosial) insiden Sekolah
(pertengkaran)
d. Saling Disiplin, tanggung Setiap saat Warga
mengingatkan jawab Sekolah
ketika ada
pelanggaran tata
tertib sekolah
e. Kunjungan rumah Peduli sosial Setiap ada kasus Wali kelas
f. Kesetiakawanan Toleransi Setiap ada kasus Warga
sosial Sekolah
g. Anjangsana Peduli sosial Setiap ada kasus Wali kelas
Pembiasaan Keteladanan
a. Berpakaian rapi Disiplin Setiap hari Warga
sekolah
b. Berbahasa yang Cinta tanah air, Setiap saat Warga
baik komunikatif, Sekolah
semangat
kebangsanaan
c. Rajin membaca Gemar membaca Setiap saat Warga
Sekolah
d. Memuji kebaikan Menghargai Setiap saat Warga
dan keberhasilan prestasi Sekolah
orang lain
e. Datang tepat Disiplin Setiap hari Warga
waktu Sekolah

Dalam menanggulangi dampak COVID-19, Pemerintah mengambil


kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan menetapkan bencana
non-alam penyebaran COVID-19 sebagai Bencana Nasional. Kegiatan ini
berdampak langsung terhadap kegiatan yang bersifat komunal atau

26
menghimpun orang banyak dalam suatu tempat. Satuan pendidikan merupakan
institusi ang diliburkan dan peserta didik melakukan pembelajaran dari rumah.
Dalam situasi darurat bencana, merujuk kepada Peraturan Menteri
Pendiidkan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 72 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus dan sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomer 33 Tahun 2019
tentang Penyelenggaraan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB),
dalam situasi darurat, pendidikan harus tetap berlangsung dengan akses dan
layanan pendiidkan dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan berpusat pada
pemenuhan hak pendidikan anak. Di Tahun ajaran 2020/2021 Pembelajaran
dilakukan secara virtual atau yang dikenal dengan Belajar Dari Rumah. Dengan
demikian pendidikan yang ditanamkan kepada anak selama Belajar Dari
Rumah yang utama adalah pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak mengajarkan
anak untuk berperilaku sesuai norma agama dan norma sosial. Pendidikan
akhlak diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan perlaku terpuji kepada
anak. Pendidikan akhlak yang ditanamkan kepada anak seperti beribadah,
berdo’a setiap memulai suatu pekerjaan, berkata baik, menghargai sesama,
berbagi kepada sesama. Selain kegiatan Belajar Dari Rumah untuk tahun ajaran
2020/2021 juga dilaksanakan pembelajaran tatap muka langsung atau home
visit ke rumah murid-murid. Karena setelah di review jika hanya pembelajaran
melalui daring tidak akan maksimal karena masih banyak orang tua yang
belum memiliki alat komunikasi dan kesulitan dalam pelaksanaan daring.

1. KONSEP KURIKULUM
a. Kurikulum disusun dan dilaksanakanhanya pada masa pandemic
covid 19.
b. Penyusunan kurikulum dilakukan dengan cara memodifikasi dan
melakukan inovasi pada struktur kurikulum, beban belajar,
strategi pembelajaran, penilaian hasil belajar dan lain sebagainya
sesuaidengan kondisi madrasah.
c. Pada masa pandemi 19, seluruh peserta didik tetap mendapatkan
layanan pendidikan dan pembelajaran dari madrasah.
d. Kurikulum hanya diterapkan pada masa darurat covid 19 dan
dilakukan apabila madrasah mampu memenuhi persyaratan
protocol kesehatan yang ditetapkan pemerintah setempat yang

27
meliputi sarana yaitu Tempat cuci tangan, hand sanitizer,
penataankelas yang memenuhiphysicaldistanching, bilik untuk
penyemprotan disinfektan, Alat pengukursuhu badan, masker
cadangan, pengoptimalanfungsi UKSdll. Bilakondisi sudah normal
maka kegiatan pembelajaranakan kembali dilaksanakansecara
normal seperti biasanya.

2. KONSEP PEMBELAJARAN MASA PANDEMI COVID


a. Kegiatan pembelajaran pada masa pandemic dilakukan dengan
berpedoman pada Kalender Pendidikan provinsi jawa timur
tahun pelajaran 2021/2022 yang ditetapkan oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan dan kebudayaan.
b. Kegiatanpembelajaranmasa darurat dilakukan tidak hanya untuk
mencapai ketuntasan kompetensi dasar (KD) kurikulum, namun
lebihmenititikberatkan pada penguatankarakter, praktekibadah,
peduli pada lingkungan dan kesalehansociallainnya.
c. Kegiatan pembelajaran masa pandemi covid 19 melibatkan guru,
orang tua, pesertadidik dan lingkungan sekitar.
d. Kegiatan pembelajaran dilakukan setelah madrasah melakukan:
Pemetaan/skrining zona desa/kelurahan tempat tinggal peserta
didik, guru serta tenaga kependidikan yang ada di madrasah
sebagai bahan penentuan pelaksanaan metode pembelajaran
yang akan dilaksanakan oleh madrasah, selainituuntuk
memastikan tempat tinggalnya bukan merupakan episentrum
penularan Covid-19 (zona hijau) atauter masuk lingkungan yang
tidak aman (zona merah), dalam hal ini dapat diketahui antara
lain melalui gugus tugas penanganan covid 19, melalui aplikasi
pemantauan covid 19 atau surat keterangan dari kepala desa/
kelurahan atau kecamatan, selain itu pemetaan/ skrining
kesehatan bagi pesertadidik, guru dan tenaga kependidikan
untuk memastikan kondisi kesehatannya tidak berpotensi untuk
menularkan atau tertular Covid-19 hal tersebut dapat

28
ditunjukkan melalui surat keterangan sehat dari puskesmas
sebagai bentuk pemenuhan kelengkapan apabila proses
pembelajaran akan dilakukan secara tatap muka atau kelas nyata.
e. Kegiatan pembelajaran masa darurat dilaksanakan
denganmempertimbangkan terjaganya kesehatan, keamanan, dan
keselamatanpesertadidik, pendidik, tenaga kependidikan dan
masyarakatbaik pada aspek fisik maupun psikologi, untuk
pembelajaran tatap muka atau kelas nyata hal tersebut
ditunjukkan dengan surat rekomendasi dari pemerintah
setempat melalui Kementerian Agama dan surat persetujuan dari
orang tua.

3. PRINSIP PEMBELAJARAN MASA PANDEMI


a. Pembelajaran dilakukan dengan tatap muka, tatap muka terbatas,
dan/atau pembelajaran jarakjauh, baik secaraDaring (dalam
jaringan) dan Luring (luar jaringan) kegiatan tersebut
dilaksanakan untukmemberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan
menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas
maupun kelulusan;
b. Pembelajaran berlangsung di madrasah, rumah, dan di
lingkungan sekitar sesuai dengan kondisi masing-masing
termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/ fasilitas
belajar dirumah.
c. Pembelajaran dikembangkan secara kreatif dan inovatif dalam
mengoptimalkan tumbuhnya kemampuan kritis, kreatif,
komunikatif, dan kolaboratif pesertadidik.
d. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah pesertadidik, dan di mana saja adalah kelas.
e. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran

29
f. Pembelajaran yang dilaksanakan dari rumah lebih
menitikberatkan pada pendidikan kecakapan hidup, misalnya
pemahaman mengatasi pandemi Covid-19, penguatan nilai
karakter atau akhlak, serta keterampilan beribadah pesertadidik
di tengah keluarga;
g. Keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik,
kepala satuan pendidikan dan seluruh warga satuan pendidikan
menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan belajar dari
rumah
h. Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang
positifantara guru dengan peserta didik dan orang tua/wali
i. Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan
balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa
diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif.

4. MATERI, METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN MASA PANDEMI


COVID -19
a. Pengembangan Materi Ajar.
Guru memilih materi pelajaran esensi untuk dijadikan prioritas
dalam pembelajaran. Sedangkan materi lain dapat dipelajari
peserta didik secara mandiri. Materi pembelajaran diambilkan
dan dikumpulkan serta dikembangkan dari:
1. Buku-buku sumber seperti buku peserta didik, buku
pedoman guru, maupun bukuatau literatur lain yang
berkaitan dengan ruanglingkup yang sesuai dan benar.
2. Hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan dan/atau
berkaitan dengan fenomenasosial yang bersifat
kontekstual, misalnya berkaitan dengan pandemi Covid-19
atauhal lain yang sedang terjadi di sekitar peserta didik.
b. Model dan Metode Pembelajaran.
1. Desain pembelajaran untuk memperkuat pendekatan
berbasis ilmiah/saintifikberbentuk model-

30
modelpembelajaran, seperti model Pembelajaran Berbasis
Penemuan (Discovery learning) model Pembelajaran
Berbasis Penelitian(Inquiry learning), Model Pembelajaran
BerbasisProyek (Project Based Learning), Model
Pembelajaran BerbasisMasalah (Problem Based Learning),
dan model pembelajaran lainnya yang memungkinkan
peserta didik belajar secara aktif dan kreatif.
2. Guru memilih metode yang memungkinkan pencapaian
tujuan pembelajaran pada kondisi darurat.
3. Guru secara kreatif mengembangkan metode pembelajaran
aktif yang disesuaikan dengan karakteristik materi/tema dan
karaktersituasi yang dihadapi madrasah pada
kondisidarurat.
4. Aktivitas dan tugas pembelajaran pada masa belajar dari
rumah dilaksanakan bervariasi antar pesertadidik, sesuai
minat dan kondisi masing-masing, termasuk
mempertimbangkan kesenjangan akses/ketersediaan
fasilitas belajar di rumah.
5. Pemberian tugas pembelajaran dilaksanakan dengan
mempertimbangkan konsep belajar dari rumah, yaitu
sebagai usaha memutus mata rantai penyebaran Covid-19,
maka beban tugas yang diberikan kepada peserta didik
dipastikan dapat diselesaikantan pake luar rumah dan tetap
terjaga kesehatan, serta cukupnya waktu istirahat untuk
menunjang daya imunitas pesertadidik
c. Media dan Sumber Belajar.
Guru menggunakan media yang adadi sekitar lingkungan,dapat
berupa benda-bendayang dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran sederhana. Pemilihan media disesuaikan dengan
materi/temayang diajarkan dan tagihan dengan tetap
mempertimbangkan kondisi kedaruratan. Selain itu guru dan
pesertadidik dapat menggunakan media dan sumbe rbelajar

31
antara lain: buku sekolah elektronik (
https://bse.kmendikbud.go.id), sumberbahan ajar peserta didik,
Guru berbagi (E-Learning Madrasah), web
RumahBelajarolehPusdatinKemendikbud(https://belaj
ar.kemdikbud.go.id), TVRI, TV edukasi Kemendikbud
(https:tve.kemendikbud.go.id/live/), Pembelajaran Digital oleh
Pusdatin dan SEAMOLEC, Kemendikbud
(http://rumahbelajar.id), Tatap muka daring program sapaduta
rumah belajar Pusdatin Kemendikbud (pusdatin.webex.com),
Aplikasi daring untukpaket A,B,C.(
http://setara.kemdikbud.go.id/), Guru berbagi
(http://guruberbagi.kemdikbud.go), Membaca digital
(http://aksi.puspendik.kemdikbud.go.id/membacadigital/),
Video pembelajaran ( Video pembelajaran), Radio edukasi
Kemendikbud (https://radioedukasi.kemdikbud), Ruang guru
PAUD Kemendikbud (http://anggunpaud.kemdikbud), Mobile
edukasi - Bahan ajar multimedia (
https://medukasi.kemdikbud.go.id/meduka), Modul Pendidikan
Kesetaraan (https://emodul.kemdikbud.go.id/), Kursus daring
untuk Guru dari SEAMOLEC (http://mooc.seamolec.org/),

5. LANGKAH-LANGKAH PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MASA


PANDEMI COVID 19
A. Langkah- Langkah Penyiapan sarana pendukung pembelajaran
kurikulum Masa Pendemi yang dilakukan oleh SLB
BHINNEKA :
1. Melakukan pemetaan/ skrining zona tempat tinggal peserta
didik, pendidik dan tenaga kependidikan untuk menentukan
model pengelolaan pembelajaran dan mengajukan
rekomendasi apabila termasuk pada zona hijau
2. Menetapkan model pengelolaan pembelajaran selama masa
darurat

32
3. Memastikan system pembelajaran yang terjangkau bagi semua
pesertadidik termasuk peserta didik penyandang disabilitas
4. Membuat program pengasuhan untuk mendukung orang
tua/wali dalam mendampingi pesertadidik belajar, minimal satu
kali dalam satuminggumelalui materi pengasuhan pada laman
https://sahabatkeluarga. kemdikbud.go.id/laman
5. Membentuk tim siaga darurat untuk penanganan COVID-19 di
sekolah terdiri dari unsur guru, tenaga kependidikan, komite
sekolah, dan memberikan pembekalan mengenai tugas dan
tanggungjawab kepada tim.
6. Memberikan laporan secara berkala ke cabang dinas pendidikan
wilayah Pasuruan melalui pengawas sekolah tentang kondisi
kesehatan warga sekolah, metodepembelajaran yang digunakan
( kelasnyata, daring/luring ataukombinasi), kendala
pelaksanaan dan praktik pelaksanaannya serta capaian hasil
belajar pesertadidik.
B. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kurikulum
Pandemi Covid-19 yang dilakukanoleh guru:
1. Menyiapkan Perencanakan Pembelajaran
a. Sebelum melakukan aktifitaspembelajaran, guru menyusun
rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun
secara simple/sederhana, mudah dilaksanakan, serta
memuat hal-hal pokok saja namun tetap berpedoman pada
SK Dirjen PendisNomor 5164 Tahun 2018 dan
permendikbudNomor 37 tahun 2018.
b. Dalam menyusun RPP, guru merujuk pada SKL, KI-KDdari
materiesensidan dan Indikator Pencapaian yang
diturunkan dari KD.
c. Guru membuat pemetaan KD dan memilih materi
esensiyang akan di ajarkan kepada peserta didik pada masa
darurat.

33
d. Dalam setiap menyusun RPP, terdapat 3 (tiga) ranah yang
perludicapai dan perlu diperhatikan pada setiap akhir
pembelajaran,yaitu dimensi sikap, aspek pengetahuan dan
aspekketerampilan.
e. Dimensi sikap mencakup nilai-nilai spiritual sebagai
wujudiman dan takwa kepada Allah Swt, mengamalkan
akhlak yangterpuji dan menjadi teladan bagi keluarga
masyarakat danbangsa, yaitu sikap peserta didik yang jujur,
disiplin,tanggungjawab, peduli, santun, mandiri, dan
percaya diri danberkemauan kuat untuk
mengimplementasikan hasilpembelajarannya di tengah
kehidupan dirinya danmasyarakatnya dalam rangka
mewujudkan kehidupan beragama, bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara yanglebih baik.
f. Dimensi pengetahuan yaitu memiliki dan mengembangkan
pengetahuan secara konseptual, faktual, prosedural dan
metakognitif secara teknis dan spesifik dari tingkat
sederhana,kongkrit sampai abstrak, komplek berkenaaan
dengan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya masyarakatsekitar, lingkungan alam, bangsa, negara
dan kawasan regional, nasional maupun internasional.
g. Dimensi keterampilan yaitu memiliki keterampilan berpikir
tingkat tinggi dan bertindak: kreatif, produktif, kritis,
mandiri,kolaboratif, dan komunikatif serta mampu bersaing
di era global dengan kemampuan sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki.
h. Setelah penyusunan RPP selesaidan disahkan oleh kepala
madrasah,RPP tersebut dapat juga dibagikan kepada orang
tua peserta didik agar orang tua mengetahui kegiatan
pembelajaran, tugas dan target capaian kompetensi yang
harus dilakukan anaknya pada masa darurat.

34
2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran:
A. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara Kelas
Nyata (tatapmuka)
1) Kegiatan Pendahuluan.
a) Guru menyiapkan kondisi Fisik dan psikis
pesertadidik
b) Mengucapkan salam dan doa bersama sebelum mulai
pembelajaran
c) Guru menyapa dengan menanyakan kondisi
pesertadidik dan keluarganya
d) Guru melakukan Pretest secara lisan.
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
f) Guru menyampaikan lingkup materi pelajaran.
2) Kegiatan Inti.
a) Guru mengorganisir pesertadidik dalam
pembelajaran.
b) Guru menyampaikan materi pelajaran dan
mendiskusikan bersama peserta didik.
c) Pesertadidik melakukan kegiatan saintifik yang
meliputi: mengamati, menanya, mencari informasi,
menalar/ mengasosiasi, dan mengomunikasikan/
menyajikan/ mempresentasikan.
d) Guru menggunakan media ataualatperaga yang
sesuai dengan karakteristik materi di masa darurat.
e) Hasil pekerjaan pesertadidik dapat berupa video,
animasi,portofolio, proyek, produk, gambar,
keterampilan, puisi,cerpen dan lain sebagainya yang
memungkinkan dilaksanakan pesertadidik di masa
darurat.
f) Guru memberapresiasi terhadap hasil karya
pesertadidik.

35
g) Guru melaksanakan penilaiansikap selamaaktivitas
pesertadidikbelaja rmelalui pengamatan dan/atau
menanyakan kepada orang tuasisiwa.
3) Kegiatan Penutup.
a) Post test, dapat dilakukan dengan tes dan non tes.
b) Guru dan peserta didik melakukan refleksi dengan
mengevaluasi seluruh aktivitas pembelajaran
sertamenyimpulkan manfaat hasil pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
c) Kegiatan penutup diakhiri dengan guru memberikan
nformasi kepada pesertadidik tentang
materi/kompetensi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan memberikan pesan
moral serta informasi pandemic covid 19.
d) Penugasan, atau pekerjaan rumah dapat dilakukan
secara individu maupun kelompok dan diberikan
secara memadai sehingga tidak menyita banyak
waktu, tenaga dan biaya.
e) Doa penutup dan salam

B. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara Daring


1) Kegiatan pra pembelajaran
a) Guru menyiapkan nomor telepon pesertadidik
atau orang tua/wali pesertadidik dan
membuatgrup WhatsApp (atau
aplikasikomunikasilainnya) sebagai media
interaksi dan komunikasi
b) Guru melakukan diskusi dengan orang tua/ wali
dan pesertadidik untuk memastikan orang
tua/walipeserta didik atau peserta didik
mendukung proses pembelajaran daring

36
c) Memberikan penjelasan tentang materi, media/
aplikasi yang akan dipakai pembelajaran daring
d) Guru menyiapkan RPP yang sesuai dengan
kondisi dan akses pembelajaran daring.
2) Kegiatan saat pembelajaran
a) Guru memeriksa kehadiran pesertadidik dan
pastikan peserta didik dalam kondisi sehat dan
siap mengikuti pembelajaran
b) Guru mengajak pesertadidik berdoa sebelum
pembelajaran
c) Guru menyampaikan materi sesuai dengan
metode yang direncanakan
d) Guru memberikan kesempatan kepada
pesertadidik untuk bertanya, mengemukakan
pendapat dan/atau melakukan refleksi
3) Kegiatan pasca pembelajaran
a) Setiap pesertadidik mengisilembar aktivitas
sebagaibahan pemantauan belaja rharian.
b) Mengingatkan orang tua/wali peserta didik atau
peserta didik untuk mengumpukan foto
aktifitas/lembar tugas atau file penugasan
c) Memberikan umpan balik terhadap hasilkarya/
tugas peserta didik/lembar refleksi pengalaman
belajar
d) Kegiatan penutup diakhiri dengan membaca doa,
guru memberikan informasi kepada pesertadidik
tentangmateri/kompetensi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya dan memberikan
pesan moral sertainformasitentang
pandemic covid 19

37
C. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara Luring
1. Kegiatan Pra Pembelajaran
a) Guru menyiapkan RPP, bahan ajar, jadwal dan
penugasan
b) Jadwal pembelajarandan penugasan belajar
dikirim melalui kurir atau diambil oleh
orangtua/wali peserta didik sekali seminggu di
akhir minggu dan atau disebarkanmelalui media
komunikasi yang tersedia.
c) Guru memastikan semua peserta didik telah
mendapatkan bahan ajar, lembar jadwal dan
penugasan.
d) Guru dan orangtua/walipesertadidikyang
bertemu untuk menyerahkan jadwal dan
penugasan diwajibkan melakukan prosedur
keselamatan pencegahan COVID-19.
2. Saat Pembelajaran
a) Pembelajaran luring dibantu orang tua/wali
pesertadidik sesuai dengan jadwal dan penugasan
yang telah diberikan.
b) Guru dapat melakukan kunjungan kerumah
pesertadidik untuk melakukan pengecekan dan
pendampingan belajar dengan wajib melakukan
prosedur pencegahan penyebaran COVID19.
c) Berdoa Bersama sebelum dan sesudahbelajar.

3. Pasca Pembelajaran
a) Setiap pesertadidik mengisi lembar aktivitas
sebagai bahan pemantauan belajar harian.
b) Orang tua/walipeserta didik memberikan tanda
tangan pada tiap sesibelajar yang telah tuntas
dilembar pemantauan harian

38
c) Memberikant ambahan muatan penugasan yaitu
Pendidikan kecakapan hidup, antara lain
mengenai pandemic COVID-19. Selainitu,
menambahkan kontenr ekreasional dan ajakan
melakukan olahraga/ kegiatan fisik dalam upaya
menjaga kesehatan mental dan fisik peserta didik
selamam asa belajar dari rumah.
d) Hasil penugasandan lembar pemantauan aktivitas
harian dikumpulkan setiap akhir minggu sekaligus
mengambil jadwal dan penugasan untuk minggu
berikutnya yang dilakukan pengirimannya dapat
juga melalui alat komunikasi atau kurir.

Sedangkan pembelajaran saat masa new normal pembelajaran dilaksanakan tatap


muka di sekolah dengan maksimal pembelajaran di sekolah hanya 4 jam setiap
harinya. Dan dilaksanakan dengan mengikuti protokol kesehatan yang sesuai.

Kegiatan masa pandemi COVID-19

No JenisKegiatan Metode Keterangan

1 RapatPenyusunan Tatapmukalangsung Diterbitkannya Surat Tugas Guru dan


Program PBM dan Karyawan untuk melakukan kegiatan
Program pembelajaran sesuai dengan kelas
PelayananAdministrasiSe yang diampu dan WFH untuk Tenaga
kolah (TU/Tenaga Kependidikan Sekolah (TU).
Kependidikan)
2 Membuatsuratedarankep Surat
ada orang diberikansecaralangs
tua/walisiswatentangpel ungkepada orang
aksanaanpembelajaranda tua/dikirimmelalui
rirumah (home WA (Whatsapp)
learning/daring)
dalamrangkameningkatk

39
ankewaspadaan dan
pencegahanpenularan
virus corona disekolah
3 Melakukansosialisasikep Informasidisampaika
ada guru dan nmelalui group WA
siswamengenai link (whatsapp) orang
media pembelajaran di tua/walisiswamaupu
rumah (gratis) yang ndisampaikanlangsu
disarankan oleh ngmelalui group WA
Kementrian Pendidikan (whatsapp) siswa
dan Kebudayaan.
4 Guru menentukan media Beberapa media yang Orang
belajar yang sesuai agar dapatdipilihuntukme tuasiswamemberikanresponmelalui
belajar di ngirimkanmaterianta salah satudari media
rumahberjalansecaraefek ra lain HP (Group tersebutdengantetapmemantau dan
tif Whatsapp), email, mengikutiinstruksi yang diberikan
linkyoutube dan oleh guru.
google drive
5 Guru membuat media Mengirimsecaralangs Guru meresponhasilpekerjaansiswa
evaluasi yang ungfoto/video dan memberikantanggapan yang
tepatuntukbisamemberik melalui WA dapatdipantau oleh orang
anpenilaian pada (Whatsapp) tua/walisiswa
jalannya PBM Evaluasisecaraaplika
simenggunakanaplik
asi google form
6 Melakukanpengendalian Mengirim format Pengumpulan file monitoring hasil
dan monitoring yang PBM dilakukan oleh Tenaga
pengawasanataspelaksan telahdiisi oleh guru KependidikanSekolah (TU) dan di
aan PBM yang berupa file Microsoft rekapuntukdiserahkankepadasekolah
ditugaskankepada guru word yang melalui email/link google drive
dikirimmelalui WA
(whatsaap) Group
KedinasanKepadaKe
palaSekolah
7 Pendistribusiantugaslaya Tugasdikirimmelalui
nanadministrasikepada WA (whatsapp)
Tenaga group office
kependidikanSekolah ataumelalui email

40
(TU) yang sedang WFH untuk di tindaklanjuti
(Work From Home) oleh Tenaga
KependidikanSekolah
(TU)
sesuaitupoksikerjam
asing-masing
8 Pengirimanbuktihasillaya Tugasdikirimmelalui Hasil
nanadministrasi WA (whatsaap) layananadministrasidikirimkannkepa
group office dabidangatauinstansi yang
ataumelalui email memberikaninstruksi
yang
ditujuidengantetapm
engetahuiKepalaSeko
lah
9 Melakukanpengendalian Mengirim format Pengumpulan file monitoring
dan monitoring yang hasilLayananAdministrasirekapuntuk
pengawasanataselaksana telahdiisi oleh diserahkankepadaKepalaSekolahmela
anLayananAdministrasiS Tenaga Kependidikan lui email/ link google drive
ekolah yang (TU) berupa file
ditugaskankepada Microsoft word yang
Tenaga Kependidikan dikirimmelalui WA
(TU) (whatsaap) Group
KedinasanKepadaKe
palaSekolah
10 RapatRutinSekolahselam Melalui WA Musyawarahbisamelalui video call
aPandemi (whatsaap) group WA group ataudenganmengetik
kedinasan SLB manual.
BHINNEKA

41
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum
Muatan KTSP terdiri atas muatan nasional dan muatan lokal yang diwujudkan
dalam bentuk struktur kurikulum satuan pendidikan dan penjelasannya.

a. Struktur Kurikulum SDLB

KELAS DAN ALOKASI


WAKTU PERMINGGU
MATA PELAJARAN
I II III IV V VI
KELOMPOK A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
Pendidikan Pancasila dan
2. 2 2 2 2 2 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 3 3 3
4. Matematika 2 2 4 3 3 3
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 2 2 2
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 2 2 2
KELOMPOK B
1 1 1 1 1 1
7. Seni Budaya dan Prakarya

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan


8. 2 2 2 2 2 2
Kesehatan
KELOMPOK C
9. Program Kebutuhan Khusus 4 4 4 4 4 4

3 3 3 3 3 3
JUMLAH ALOKASI WAKTU PERMINGGU

42
b. Struktur Kurikulum SMPLB

KELAS DAN
MATA PELAJARAN ALOKASI
WAKTU
PERMINGGU
VII VIII IX
KELOMPOK A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 2 2 2
2 Pendidikan Pancasila danKewarganegaraan 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 2 2 2
4 Matematika 2 2 2
5 Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 2
6 Ilm Pengetahuan Sosial 2 2 2
7 Bahasa Inggris 2 2 2
KELOMPOK B
8 Seni Budaya 2 2 2
9 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 2 2 2
Kesehatan
10 Keterampilan Pilihan 18 18 18
KELOMPOK C
11 Program Kebutuhan Khusus 2 2 2
JUMLAH ALOKASI WAKTU PERMINGGU 38 38 38

c. Struktur Kurikulum SMALB

KELAS DAN
MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU
PERMINGGU
X XI XII
KELOMPOK A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 2 2 2

43
KELAS DAN
MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU
PERMINGGU
X XI XII
2. Pendidikan Pancasila dan 2 2 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 2 2 2
4. Matematika 2 2 2
5. Ilmu Pengetahuan Sosial 2 2 2
6. Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 2
7. Bahasa Inggris 2 2 2
KELOMPOK B
8. Seni Budaya 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 2 2 2
Kesehatan
10. Keterampilan Pilihan 24 26 26
KELOMPOK C
11. Program Kebutuhan Khusus 2*) 2*) 2*)
JUMLAH ALOKASI WAKTU PERMINGGU 42 44 44

Keterangan:
a. Mata Pelajaran Kelompok A
Mata pelajaran kelompok A merupakan program kurikuler yang
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai
dasar dan penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara yang muatan dan acuannya
dikembangkan oleh pusat.

b. Matapelajaran Kelompok B
a) Mata pelajaran Kelompok B merupakan program kurikuler yang
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait
lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni yang muatan
dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi
dengan muatan lokal. Muatan lokal dapat berupa mata pelajaran
yang berdiri sendiri.

44
b) Bidang keterampilan pada mata pelajaran keterampilan
pilihandisediakan oleh satuan pendidikan sesuai dengan kondisi
satuan pendidikan dan kearifan lokal. Peserta didik memilih satu
bidang keterampilan yang diharapkan dapat menjadi bekal
hidup dan penghidupannya kelak.
c. Kelompok C berupa program kebutuhan khusus yang diberikan
sesuai dengan kekhususan peserta didik. Program Kebutuhan
Khusus untuk:
a) tunanetra adalah Pengembangan Orientasi, Mobilitas, Sosial dan
Komunikasi (POMSK);
b) tunarungu adalah Pengembangan Komunikasi, Persepsi Bunyi,
dan Irama (PKPBI);
c) tunagrahita adalah Pengembangan Diri (PD);
d) tunadaksa adalah Pengembangan Diri dan Gerak (PDG); dan
e) autis berupa Pengembangan Komunikasi, Interaksi Sosial, dan
Perilaku (PKISP).
Pada satuan pendidikan SMALB, program kebutuhan khusus
bersifat fakultatif dengan alokasi waktu ekivalen 2 jam pelajaran.
d. Satu jam pelajaran tatap muka SDLB 30(tiga puluh) menit, SMPLB
35 (tiga puluh lima) menit, dan SMALB 40 (empat puluh) menit.
e. Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu
sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan
akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.
f. Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya terdiri
atas empat aspek yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni
teater. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan
untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap
semesternya.

g. Mata pelajaran yang menggunakan pendekatan tematik:


a) SDLB : PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan
Seni Budaya dan Prakarya menggunakan pendekatan
tematik.
b) SMPLB dan SMALB : PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika,
IPA, IPS, dan Seni Budaya
h. Mata pelajaran yang tidak menggunakan pendekatan tematik:

45
a) SDLB : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk kelas IV, V, VI
dan Program Kebutuhan Khusus
b) SMPLB dan SMALB : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti,
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Bahasa
Inggris, Program Kebutuhan Khusus, dan
Keterampilan Pilihan.

i. Kelompok Mata Pelajaran

1) Mata pelajaran umum Kelompok A merupakan program kurikuler


yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta
didik sebagai dasar dan penguatan kemampuan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat. Kelompok A terdiri atas 6
mata pelajaran yang bersifat akademis, terdiri atas Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial.

2) Mata pelajaran Kelompok B merupakan program kurikuler yang


bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait
lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan
muatan lokal. Muatan lokal dapat berupa mata pelajaran yang
berdiri sendiri. Kelompok B terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya,
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, dan Bahasa Daerah.

3) Kelompok C merupakan program kebutuhan khusus yang


disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Peserta didik di SLB
Bhinneka terdiri atas peserta didik dengan kekhususan tunarungu,
tunagrahita. Oleh karena itu program kebutuhan khusus yang
diselenggarakan berupa:

o Pengembangan Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama (PKPBI)


o Pengembangan Diri (PD), dan
o Pengembangan Komunikasi, Interaksi Sosial, dan Perilaku.

46
j. Bimbingan dan Konseling
Tujuan layanan bimbingan dan konseling adalah membantu peserta
didik agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam
kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang
mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir secara utuh dan optimal.
Layanan bimbingan dan konseling di SLB BHINNEKA dilakukan untuk
membantu peserta didik agar mampu:
1) memahami dan menerima diri dan lingkungannya;
2) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir
dan kehidupannya di masa yang akan datang;
3) mengembangkan potensinya seoptimal mungkin;
4) menyesuaikan diri dengan lingkungannya;
5) mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam
kehidupannya; dan
6) mengaktualiasikan dirinya secara bertanggung jawab.

Layanan bimbingan konseling di SLB BHINNEKA ini dilakukan


berdasarkan beberapa permasalahan yang terjadi pada peserta didik,
seperti; masalah perkembangan individu, perbedaan individual,
kebutuhan individu, penyesuaian diri, kelainan tingkah laku, dan
masalah belajar. Pelaksanaan bimbingan konseling dilakukan oleh wali
kelas, hal ini dilakukan karena sekolah belum memiliki tenaga khusus
bimbingan konseling. Wali kelas membuat program bimbingan,
melaksanakan dan mengevaluasi hasil bimbingan.

k. Ekstrakurikuler
Program ekstrakurikuler terdiri atas ekstrakurikuler wajib
berupa Pendidikan Kepramukaan dan ekstrakurikuler pilihan,
berupa olahraga, dan seni. Ekstrakurikuler olahraga yang
dikembangkan berupa bocce, bulutangkis, sementara
ekstrakurikuler seni berupa melukis, menyanyi, dan menari.
Ekstrakurikuler wajib diselenggarakan setiap hari Jumat dan
ekstrakurikuler pilihan atau pengembangan minat dan bakat
diselenggarakan pada hari Kamis.
Satuan pendidikan mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler
sesuai dengan kondisi, potensi, dan kebutuhan masing-masing
peserta didik.

47
l. Gerakan Literasi Sekolah
SLB BHINNEKA menjalankan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
Literasi dalam konteks kemampuan mengakses, memahami, dan
menggunakan informasi secara cerdas. Gerakan ini dilakukan secara
menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai
organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat
melalui pelibatan publik. Secara sederhana, dapat disimpulkan
bahwa kegiatan literasi merupakan cara peserta didik mengakses,
memahami, dan menggunakan informasi yang berada di sekitarnya
untuk mengatasi berbagai permasalahan hidupnya.
Gerakan Literasi Sekolah merupakan merupakan suatu usaha
atau kegiatan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan seluruh
warga sekolah. Aktifitas di SLB BHINNEKAdalam melaksanakan
Gerakan Literasi sebagai berikut.
1) Pendidik mengajarkan menyimak, mengajarkan keterampilan
berbicara, mengajarkan baca tulis;
2) Pendidik bercerita/membacakan cerita;
3) Pendidik memperdengarkan rekaman cerita; peserta didik bermain
peran dari isi cerita yang telah dibaca;
4) Peserta didik membaca naskah/cerita fiksi dengan atau tanpa
bimbingan dari pendidik;
5) Membimbing peserta didik berdiskusi ringan mengenai karakter
dari tokoh cerita dengan teman sekelas disesuaikan dengan tingkat
hambatan intelektual; dan
6) Mengajak peserta didik secara rutin mengunjungi dan membaca
buku di perpustakaan sekolah.

m. Penguatan Pendidikan Karakter

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kebijakan


pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengimplementasikan
Nawacita dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan PPK ini
terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yaitu
perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik.
Nilai-nilai utama PPK adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong
royong, integritas. Nilai-nilai ini ingin ditanamkan dan dipraktikkan
melalui sistem pendidikan nasional agar diketahui, dipahami, dan

48
diterapkan di seluruh sendi kehidupan di sekolah dan di masyarakat.
PPK lahir karena kesadaran akan tantangan ke depan yang semakin
kompleks dan tidak pasti, namun sekaligus melihat ada banyak
harapan bagi masa depan bangsa. Hal ini menuntut lembaga
pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik secara keilmuan dan
kepribadian, berupa individu-individu yang kokoh dalam nilai-nilai
moral, spiritual dan keilmuan. Memahami latar belakang, urgensi, dan
konsep dasar PPK menjadi sangat penting bagi kepala sekolah agar
dapat menerapkannya sesuai dengan konteks pendidikan di daerah
masing-masing.
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dapat berbasis pada budaya
sekolah dengan memotret berbagai macam bentuk pembiasaan, model
tata kelola sekolah, termasuk di dalamnya pengembangan peraturan
dan regulasi yang mendukung PPK. Proses pembudayaan menjadi
sangat penting dalam penguatan pendidikan karakter karena dapat
memberikan atau membangun nilai-nilai luhur kepada generasi muda.
Budaya sekolah yang baik diharapkan dapat mengubah perilaku
peserta didik menjadi lebih baik. PPK berbasis budaya sekolah
mengembangkan berbagai macam corak relasi, kegiatan dan interaksi
antar individu di lingkungan sekolah yang mengatasi sekat-sekat kelas,
yang membentuk ekosistem dan budaya pendidikan karakter di
lingkungan sekolah. Membangun budaya sekolah yang baik dapat
dilakukan melalui kegiatan-kegiatan di sekolah. Contoh kegiatan yang
dapat dikembangkan dalam membangun budaya sekolah adalah 1)
pembiasaan dalam kegiatan literasi; 2) kegiatan ekstrakurikuler, yang
mengintegrasikan nilai- nilai utama PPK, dan 3) menetapkan dan
mengevaluasi tata tertib atau peraturan sekolah. Budaya sekolah yang
baik dapat mengembangkan iklim akademik yang kompetitif dan
kolaboratif, yang diperlukan sekolah dalam menetapkan atau
memperkuat branding sekolah.

n. Kompetensi Abad ke-21


Dokumen I KTSP mengintegrasikan perkembangan dunia abad ke-
21 ditandai dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
dalam segala segi kehidupan, termasuk dalam proses pembelajaran.
Dunia kerja menuntut perubahan kompetensi. Kemampuan berpikir

49
kritis, memecahkan masalah, dan berkolaborasi menjadi kompetensi
penting dalam memasuki kehidupan abad ke-21. Sekolah dituntut
mampu menyiapkan peserta didik didik berkebutuhan khusus
memasuki abad ke-21.
Pembelajaran pada abad ke-21 disesuaikan dengan kemajuan dan
tuntutan zaman. Untuk itulah maka Kurikulum 2013 Pendidikan
Khusus yang dikembangkan dituntut untuk mengubah pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered learning)
menjadi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
(student-centered learning). Hal ini sesuai dengan tuntutan dunia masa
depan peserta didik yang harus memiliki kecakapan berpikir dan
belajar (thinking and learning skills).
Kecakapan-kecakapan tersebut diantaranya adalah kecakapan
memecahkan masalah (problem solving), berpikir kritis (critical
thinking), kolaborasi, dan kecakapan berkomunikasi. Semua kecakapan
ini bisa dimiliki oleh peserta didik apabila guru mampu
mengembangkan rencana pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan
yang menantang peserta didik untuk berpikir kritis dalam
memecahkan masalah. Kegiatan yang mendorong peserta didik untuk
bekerja sama dan berkomunikasi harus tampak dalam setiap rencana
pembelajaran yang dibuatnya.
Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik memiliki beberapa
karakter yang sering di sebut sebagai 4C.
1) Communication
Pada karakter ini, peserta didik dituntut untuk memahami,
mengelola, dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam
berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan, dan multimedia.
Peserta didik diberikan kesempatan menggunakan kemampuannya
untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi
dengan teman-temannya maupun ketika menyelesaikan masalah
dari  pendidiknya.

2) Collaboration
Pada karakter ini, peserta didik menunjukkan kemampuannya
dalam kerjasama berkelompok dan kepemimpinan, beradaptasi
dalam berbagai peran dan tanggungjawab, bekerja secara produktif
dengan yang lain, menempatkan empati pada tempatnya,

50
menghormati perspektif berbeda. Peserta didik juga menjalankan
tanggungjawab pribadi dan fleksibitas secara pribadi, pada tempat
kerja, dan hubungan masyarakat, menetapkan dan mencapai
standar dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain,
memaklumi kerancuan.
3) Critical Thinking and Problem Solving
Pada karakter ini, peserta didik berusaha untuk memberikan
penalaran yang masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan
yang rumit, memahami interkoneksi antara sistem. Peserta didik
juga menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk berusaha
menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan mandiri,
peserta didik juga memiliki kemampuan untuk menyusun dan
mengungkapkan, menganalisa, dan menyelesaikan masalah.
4) Creativity and Innovation
Pada karakter ini, peserta didik memiliki kemampuan untuk
mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-
gagasan baru kepada yang lain, bersikap terbuka dan responsif
terhadap perspektif baru dan berbeda.

o. Higher Order Thinking Skill (HOTS)


Selain mengintegrasikanperkembangan dunia abad ke-21,
pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus di SLB
BHINNEKAdiharapkan mencapaiHigher Order Thinking Skill (HOTS).
HOTS merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, dimana
diharapkan PDBK SLB BHINNEKA memiliki kemampuan
berpikir kritis, logis, reflektif, metakognisi,  dan kreatif sesuai dengan
karakteristik dan potensinya. Semua keterampilan tersebut aktif ketika
seseorang berhadapan dengan masalah yang tidak
biasa, ketidakpastian, pertanyaan dan pilihan. Penerapan yang
sukses dari keterampilan ini terdapat dalam penjelasan,keputusan,
penampilan,dan produk yang valid sesuai dengan konteks dari
pengetahuan dan pengalaman yang ada serta lanjutan perkembangan
keterampilan ini atau keterampilan intelektual lainnya.
Mengacu pada tingkatan berpikir peserta didik, maka HOTS dapat
digambarkan seperti pada tabel berikut ini.

51
KATEGORI DESKRIPSI

Mengingat Menyajikan fakta dari ingatan (mengenai fakta


(Remember) penting/recognizing; memanggil/recalling/retrieving)

Memahami Memaknai materi yang dipelajari dengan


(Understand) kata-kata/kalimat
sendiri(interpretasi/interpreting,memberi
contoh/illustrating,
mengkalsifikasi/classifying/categorizing,meringkas/s
ummarizing/abstracting, menyimpulkan/
concluding/ektrapolating/interpolating, predicting,
membandingkan/comparing/contrasting/
mapping/matching, menjelaskan/constructing model
e.g. cause-effect)

Menerapkan Melaksanakan (executing), menggunakan prosedur


(Apply) (implementing) untuk suatu situasi baru (melakukan,
menerapkan)

Menganalisis Mengelompokkan informasi/fenomena dalam bagian-


(Analyze) bagian penting (differentiating/focusing/selecting),
menentukan keterkaitan antar komponen
(organizing/finding
coherence/integrating/outlining/structuring),menemu
kanpikiran pokok/bias/nilai penulis
(attributing/deconstructing)

Mengevaluasi Menentukan apakah kesimpulan sesuai dengan


HOTS
(Evaluate) uraian/fakta
(checking/coordinating/detecting/monitoring/testing)
, menilai metode mana yang paling sesuai untuk
menyelesaikan masalah (critiquing/judging)

Mencipta(Cre Mengembangkan hipotesis (generating),


at) merencanakan penelitian (planning/designing),
mengembangkan produk baru
(producing/constructing)

p. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang dapat
terintegrasi di dalam mata pelajaran yang ada.

52
Muatan lokal dikembangkan oleh pemerintah daerah provinsi
sesuai dengan kewenangannya dan/atau satuan pendidikan.
Mengingat substansi muatan lokal dapat ditentukan oleh satuan
pendidikan, maka muatan lokal yang dikembangkan di SLB
BHINNEKA terintegrasi dalam mata pelajaran yang relevan,
terutama pada mata pelajaran Seni Budaya dan keterampilan
pilihan yang bersifat temporer.
Muatan lokal yang dikembangkan dan terintegrasi pada mata
pelajaran seni budaya antara lain Bahasa Daerah dimana materi
ajarnya mencakup tentang kondisi Daerah Pasuruan dari masa ke
masa, permainan-permaian yang dilakukan oleh masyarakat
Pasuruan, dan tari daerah Pasuruan. Sementara materi ajar yang
terintegrasi pada keterampilan pilihan antara lain budi daya
tanaman pada polibag.

B. Pengaturan Beban Belajar


1. Beban Belajar Sistem Paket
Beban belajar pada satuan pendidikan SLB diatur dalam sistem paket,
yaitu sistem penyelenggaraan program pendidikandimana peserta didik
diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar
yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur
kurikulum yang berlaku. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem
paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan
oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem
tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri yang tidak
terstruktur untuk mencapapi standar kompetensi lulusan sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik. Beban belajar kegiatan tatap muka
per jam pembelajaran pada satuan pendidikan SLB berlangsung selama
30 menit dengan jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu pada
rentang 34 sampai dengan 38 jam pembelajaran.
Beban belajar tatap muka setiap tingkatan kelas berdasarkan
penghitungan minggu belajar efektif digambarkan dalam tabel berikut ini.

53
Tabel 2.6
Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan untuk SLB
di SLB BHINNEKA.
Minggu
Satu jam Jumlah jam Efektif Waktu Jumlah jam
pembela- pembela- Tatap pembela- per tahun
Kls
jaran tatap jaran per Muka per jaran per (@60
muka minggu tahun tahun menit)
ajaran
35.520
I 30 menit 30 jampel 37 minggu 592 jam
menit
37.740
II 30 menit 30 jampel 37 minggu 629jam
menit
39.960
III 30 menit 32 jampel 37 minggu 666 jam
menit
42.180
IV 30 menit 36 jampel 37 minggu 703 jam
menit
42.180 703 jam
V 30 menit 36 jampel 37 minggu
menit
42.180
VI 30 menit 36 jampel 37 minggu 703 jam
menit

VII 35 menit 42.180


38 jampel 37 minggu 703 jam
menit
35 menit 42.180 703 jam
VIII 38 jampel 37 minggu
menit
42.180
IX 35 menit 38 jampel 37 minggu 703 jam
menit

62.160
X 40 menit 42 jampel 37 minggu 1.036 jam
menit

65.120 1.085,33
XI 40 menit 44 jampel 37 minggu
menit jam

65.120 1.085,33
XII 40 menit 44 jampel 37 minggu
menit jam

54
2. Beban Belajar Tambahan

Beban belajar tambahan didasarkan atas pertimbangan kebutuhan lain


yang dianggap penting oleh satuan pendidikan, yaitu pengembangan
bakat dan minat, mengacu pada kegiatan festival dan lomba seni serta
olimpiade olahraga yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan
Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Beban belajar tambahan tersebut
ekivalen 4 jam pembelajaran tatap muka per minggu.

C. Kriteria Ketuntasan Minimal

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalan kriteria ketuntasan belajar


yang ditentukan oleh satuan pendidikan. Penetapan KKM oleh satuan
pendidikan mengacu/mempertimbangkan hal-hal berikut: 1) karakteristik
peserta didik, 2) karakteristik mata pelajaran, dan 3) kondisi/daya dukung
satuan pendidikan.
Penetapan ketuntasan belajar di SLB BHINNEKA dilakukan melalui
kegiatan menganalisis karakteristik peserta didik, karakteristik muatan
pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan yang dilakukan oleh pendidik di
bawah koordinasi koordinator bidang kurikulum dan kepala sekolah.
Berdasarkan pertimbangan tersebut dilakukan penetapan kriteria
ketuntasan minimal untuk satuan pendidikan SLB di SLB BHINNEKAsebagai
berikut.

55
Tabel 2.7
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)Tunarungu
di SLB BHINNEKA
Kriteria Ketuntasan Minimal

MATA PELAJARAN I II III IV V VI


S P K S P K S P K S P K S P K S P K
KELOMPOK A

1 Pendidikan Agama dan Budi B 70 70B 75B B 70 70B 75B


73 70 75 73 70 75
Pekerti

2 Pendidikan Pancasila dan B 70 B 75B B 70 B 75B


70 70 70 70 70 70 70 70
Kewarganegaraan

3 Bahasa Indonesia 70 67 75 70 70 70 70 67 75 70 70 70

4 Matematika 75 75 73 75 72 72 75 75 73 75 72 72

5 Ilmu Pengetahuan Alam 70 73 75 70 75 73 70 73 75 70 75 73

6 Ilmu Pengetahuan Sosial 70 70 73 75 70 75 70 70 73 75 70 75

KELOMPOK B

7 Seni Budaya dan Prakarya 70 70 70 70 73 75 70 70 70 70 73 75

8 PJOK 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

9 Muatan Lokal 65 65 65 65 60 60 65 65 65 65 60 60

KELOMPOK C

10 Program Kebutuhan Khusus 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

Keterangan :
S = Sikap P = Pengetahuan K = Keterampilan

56
Tabel 2.8
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Tunagrahita
di SLB BHINNEKA
Kriteria Ketuntasan Minimal

MATA PELAJARAN I II III IV V VI


S P K S P K S P K S P K S P K S P K
KELOMPOK A

1 Pendidikan Agama dan Budi B 70 70B 75B B 70 70B 75B


73 70 75 73 70 75
Pekerti

2 Pendidikan Pancasila dan B 70 B 75B B 70 B 75B


70 70 70 70 70 70 70 70
Kewarganegaraan

3 Bahasa Indonesia 70 67 75 70 70 70 70 67 75 70 70 70

4 Matematika 75 75 73 75 72 72 75 75 73 75 72 72

5 Ilmu Pengetahuan Alam 70 73 75 70 75 73 70 73 75 70 75 73

6 Ilmu Pengetahuan Sosial 70 70 73 75 70 75 70 70 73 75 70 75

KELOMPOK B

7 Seni Budaya dan Prakarya 70 70 70 70 73 75 70 70 70 70 73 75

8 PJOK 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

9 Muatan Lokal 65 65 65 65 60 60 65 65 65 65 60 60

KELOMPOK C

10 Program Kebutuhan Khusus 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

Keterangan :
S = Sikap P = Pengetahuan K = Keterampilan

Tabel 2.9
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMPLB Tunarungu
di SLB BHINNEKA
Kriteria Ketuntasan Minimal

MATA PELAJARAN VII VII IX


S P K S P K S P K
KELOMPOK A

1 Pendidikan Agama dan Budi B 70 70 B 73 75 B 70 75


Pekerti

2 Pendidikan Pancasila dan B 70 70 B 70 75 B 70 70


Kewarganegaraan

3 Bahasa Indonesia 70 67 75 70 70 70

4 Matematika 75 75 73 75 72 72

5 Ilmu Pengetahuan Alam 70 73 75 70 75 73

6 Ilmu Pengetahuan Sosial 70 70 73 75 70 75

7 Bahasa Inggris 70 70 72 70 70 70

KELOMPOK B

7 Seni Budaya dan Prakarya 70 70 70 70 73 75

8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, 70 70 70 70 70 70


dan Kesehatan

9 Keterampilan Pilihan 65 65 65 65 60 60

KELOMPOK C

10 Program Kebutuhan Khusus 70 70 70 70 70 70

Keterangan :
S = Sikap P = Pengetahuan K = Keterampilan

Tabel 3.0
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMPLB Tunagrahita1
di SLB BHINNEKA
Kriteria Ketuntasan Minimal

MATA PELAJARAN X XI XII


S P K S P K S P K
KELOMPOK A

1 Pendidikan Agama dan Budi B 70 70 B 73 75 B 70 75


Pekerti

2 Pendidikan Pancasila dan B 70 70 B 70 75 B 70 70


Kewarganegaraan

3 Bahasa Indonesia 70 75 73 75 75 75

4 Matematika 70 70 70 70 72 72

5 Ilmu Pengetahuan Alam 73 75 70 73 70 70

6 Ilmu Pengetahuan Sosial 70 72 73 75 72 75

7 Bahasa Inggris 70 70 70 70 70

KELOMPOK B

7 Seni Budaya dan Prakarya 70 70 70 70 73 75

8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, 70 70 70 70 70 70


dan Kesehatan

9 Keterampilan Pilihan 70 70 70 70 70 70

KELOMPOK C

10 Program Kebutuhan Khusus 70 70 70 70 70 70

Keterangan :
S = Sikap P = Pengetahuan K = Keterampilan

Tabel 3.1
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMALB Tunarungu
di SLB BHINNEKA
Kriteria Ketuntasan Minimal

MATA PELAJARAN X XI XII


S P K S P K S P K
KELOMPOK A

1 Pendidikan Agama dan Budi B 70 70 B 73 75 B 70 75


Pekerti

2 Pendidikan Pancasila dan B 70 70 B 70 75 B 70 70


Kewarganegaraan

3 Bahasa Indonesia 70 67 75 70 70 70

4 Matematika 75 75 73 75 72 72

5 Ilmu Pengetahuan Alam 70 73 75 70 75 73

6 Ilmu Pengetahuan Sosial 70 70 73 75 70 75

7 Bahasa Inggris 70 70 72 70 70 70

KELOMPOK B

7 Seni Budaya dan Prakarya 70 70 70 70 73 75

8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, 70 70 70 70 70 70


dan Kesehatan

9 Keterampilan Pilihan 65 65 65 65 60 60

KELOMPOK C

10 Program Kebutuhan Khusus 70 70 70 70 70 70

Keterangan :
S = Sikap P = Pengetahuan K = Keterampilan

Tabel 3.2
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMALB Tunagrahita
di SLB BHINNEKA
Kriteria Ketuntasan Minimal

MATA PELAJARAN X XI XII


S P K S P K S P K
KELOMPOK A

1 Pendidikan Agama dan Budi B 70 70 B 73 75 B 70 75


Pekerti

2 Pendidikan Pancasila dan B 70 70 B 70 75 B 70 70


Kewarganegaraan

3 Bahasa Indonesia 70 75 73 75 75 75

4 Matematika 70 70 70 70 72 72

5 Ilmu Pengetahuan Alam 73 75 70 73 70 70

6 Ilmu Pengetahuan Sosial 70 72 73 75 72 75

7 Bahasa Inggris 70 70 70 70 70

KELOMPOK B

7 Seni Budaya dan Prakarya 70 70 70 70 73 75

8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, 70 70 70 70 70 70


dan Kesehatan

9 Keterampilan Pilihan 70 70 70 70 70 70

KELOMPOK C

10 Program Kebutuhan Khusus 70 70 70 70 70 70

Keterangan :
S = Sikap P = Pengetahuan K = Keterampilan

D. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti
tentang capaian pembelajaran peserta didik secara berkesinambungan, sedangkan
penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan menilai pencapaian Standar
Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran. Kedua penilaian hasil belajar
tersebut mencakup kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan dan dilakukan secara terencana dan
sistematis.

Penilaian sikap merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh


informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik. Penilaian pengetahuan
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur penguasaan pengetahuan
peserta didik. Penilaian keterampilan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan
tugas tertentu. Penilaian dimensi sikap merupakan nilai modus atau nilai terbanyak
capaian pembelajaran pada ranah sikap. Penilaian dimensi pengetahuan diambil
dari nilai rerata capaian pembelajaran , sedangkan penilaian dimensi keterampilan
diambil dari nilai tertinggi (nilai optimum) capaian pembelajaran pada ranah
keterampilan.

Penilaian yang dapat dilakukan berupa; (1) penilaian harian atau penilaian
yang dilakukan setiap menyelesaikan satu muatan pembelajaran melalui daring atau
pengerjaan soal yang diberikan saat home visit, (2) penilaian tengah semester atau
penilaian yang dilakukan untuk semua muatan pembelajaran yang diselesaikan
dalam paruh pertama semester yang diberikan saat home visit oleh guru masing-
masing, dan (3) penilaian akhir semester atau penilaian yang dilakukan untuk
semua muatan pembelajaran yang diselesaikan dalam satu semester. Tetapi pada
tahun pelajaran 2020/2021 tidak dituntut untuk menyelesaikan sesuai kurikulum
tetapi lebih menonjolkan kepada pengembangan ketrampilan di rumah.

Bentuk atau cara Penilaian yang dilakukan dalam menilai capaian


pembelajaran peserta didik, misalnya dengan cara penilaian unjuk kerja, penilaian
projek, dan penilaian tertulis yang dikirimkan lewat grub Whattsapp dan hasil
portopolio home visit. Sementara instrumen penilaian atau alat yang digunakan
untuk menilai capaian pembelajaran peserta didik, dapat berupa tes dan skala sikap.
Penilaian yang dilakukan harus berpegang pada prinsip-prinsip penilaian berikut
ini.
o Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur;
o Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
o Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender;
o Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;
o Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
o Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta didik;
o Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku;
o Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan; dan
o Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
mekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.

1. Mekanisme Penilaian oleh Pendidik


a. Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam
bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap,
penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan
portofolio, dan penilaian diri.
b. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus;
c. Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan dan teknik
penilaian lain yang relevan, dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali
kelas atau guru kelas;
d. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan
penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
e. Penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio,
dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
f. Peserta didik yang belum mencapai KKM satuan pendidikan harus mengikuti
pembelajaran remedi; dan
g. Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan peserta didik
disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.

2. Mekanisme Penilaian Satuan Pendidikan


a. Penetapan KKM yang harus dicapai oleh peserta didik melalui rapat dewan
pendidik;
b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan pada semua mata pelajaran
mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
c. Penilaian pada akhir jenjang pendidikan dilakukan melalui ujian sekolah;
d. laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester dan akhir tahun
ditetapkan dalam rapat dewan pendidik berdasar hasil penilaian oleh Satuan
Pendidikan dan hasil penilaian oleh Pendidik; dan
e. kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan
melalui rapat dewan pendidik.

E. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

1. Kenaikan Kelas
Penentuan peserta didik yang naik kelas dilakukan oleh sekolah dalam suatu
rapat dewan guru. Berdasarkan rapat dewan guru tersebut telah diputuskan
bahwa peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
b. Kehadiran 75% dengan aktif dalam grub whattsapp wali kelas.
c. Akumulasi nilai kurang tidak lebih dari tiga.

2. Kelulusan

Sesuai dengan ketentuan PP 19 Tahun 2005 dan perubahannya dinyatakan


bahwa peserta didik lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan
menengah setelah:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
b. Memperoleh minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok A, B, dan C.
c. Lulus ujian sekolah (US)/ujian nasional (UN).
BAB IV

Kalender Pendidikan

Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarkan dengan
mengikuti kalender pendidikan. Kalender pendidikan merupakan pengaturan waktu
untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup
permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan
hari libur.

1. Permulaan Tahun Ajaran


Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada
awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan. Berdasarkan keputusan Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Timur, maka permulaan tahun pelajaran 2021 – 2022
dimulai pada tanggal 13 Juli 2021
2. Pengaturan Waktu Belajar Efektif
b. Minggu efektif adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Berdasarkan Permendikbud
Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
minggu efektif belajar reguler setiap tahun minimal 36 minggu.
Berdasarkan hasil penghitungan minggu efektif yang dilakukan pada rapat
kerja dewan pendidik SLB BHINNEKA, minggu efektif tahun pelajaran 2021-
2022 adalah 43 minggu dengan jumlah minggu efektif tatap muka (KBM) 38
minggu.
c. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu
yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran
termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang
dianggap penting oleh satuan pendidikan. Berdasarkan hal tersebut, maka
waktu belajar efektif pada satuan pendidikan SLB BHINNEKAyaitu hari Senin
s.d Jumat, dimulai pukul 07.00 s.d 12.15
3. Pengaturan Waktu Libur
Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku
tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk
jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun ajaran, hari libur
keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional dan hari libur
khusus

4. Kegiatan Khusus Sekolah


Kegiatan khusus sekolah ditetapkan oleh satuan pendidikan tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif. Kegiatan khusus
tersebut berupa perayaan hari besar keagamaan, perayaan hari besar nasional,
dan program outing class.

KALENDER PENDIDIKAN SLB BHINNEKA


PASURUAN
TAHUN PELAJARAN 2021–2022

JULI 2021 Minggu Efektif = 3 Tanggal


Nama Kegiatan
M S S R K J S Khusus
1 2 3 1–11 Libur Smt. II (Libur Akhir Tahun 2020/2021)
4 5 6 7 8 9 10 12 - 13 MPLS ( Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah )
11 12 13 14 15 16 17 Kegiatan Pembelajaran ( Daring ) / Home visit
18 19 20 21 22 23 24 20 Libur Idul Adha 1442H
25 26 27 28 29 30 31 Libur (5 hari kerja)

AGUSTUS 2021Mingu Efektif = 5 Tanggal


Nama Kegiatan
M S S R K J S Khusus
7 Kegiatan Pembelajaran ( Daring ) /
1 2 3 4 5 6
Home visit
8 9 10 11 12 13 14 11 Libur Tahun Baru Hijriyah 1443 H
15 16 17 18 19 20 21 17 Libur HUT KemerdekaanRI
22 23 24 25 26 27 28
29 30 31 Libur ( 5 hari kerja)

SEPTEMBER 2021Minggu Efektif = 5 Tanggal


Nama Kegiatan
M S S R K J S Khusus
4 Kegiatan Pembelajaran ( Daring )/ Home
1 2 3
Visit
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25 20-24 PTS (Penilaian Tengah Semester)
26 27 28 29 30 Libur (5 hari kerja)

OKTOBER 2021Minggu Efektif = 5 Tangga


M S S R K J S l Nama Kegiatan
Khusus
2 Kegiatan Pembelajaran ( Daring )/
1
Home Visit
9 19 Libur Nasional (Maulid Nabi Muhammad
3 4 5 6 7 8
SAW)
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24/3 25 26 27 28 29 30 Libur (5 hari kerja)
1

NOVEMBER 2021Minggu Efektif = 5 Tanggal


Nama Kegiatan
M S S R K J S Khusus
1 2 3 4 5 6 Kegiatan Pembelajaran daring / Home Visit
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 Libur (5 hari kerja)

DESEMBER 2021Minggu Efektif =2 Tanggal


Nama Kegiatan
M S S R K J S Khusus
1 2 3 4 Kegiatan Pembelajaran daring / Home Visit
5 6 7 8 9 10 11 PAS Semester I
12 13 14 15 16 17 18 17 Kegiatan Pembagian Raport SMT- I
19 20 21 22 23 24 25 25 Libur Natal
26 27 28 29 30 31 Libur akhir semester I
Libur (5 hari kerja)

JANUARI 2022 Minggu Efektif = 4 Tanggal


Nama Kegiatan
M S S R K J S Khusus
1 1 Libur Tahun Baru 2021
2 3 4 5 6 7 8 Kegiatan KBM Rotin
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31 Libur (5 hari kerja)

FEBRUARI 2022Minggu Efektif = 4 Tanggal


Nama Kegiatan
M S S R K J S Khusus
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12 1 Libur Tahun Baru Imlek
13 14 15 16 17 18 19 Kegiatan KBM Rutin
20 21 22 23 24 25 26
27 28 Libur (5 hari kerja)

MARET 2022Minggu Efektif = 5 Tanggal


M S S R K J S Khusus Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 1 Isro’ Mi’roj 1442 H
6 7 8 9 10 11 12 3 Libur Hari Raya Nyepi
13 14 4 5 17 18 19 Kegiatan KBM Rutin
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30 31
Libur (5 hari Kerja)

APRIL 2022Minggu Efektif = 4 Tanggal


M S S R K J S Khusus Nama Kegiatan
1 2 2-5 Permulaan Awal Puasa
3 4 5 6 7 8 9 15 Wafat Isa Al-Masih.
10 11 12 13 14 1516 Ujian Sekolah SMALB
17 18 19 20 21 22 23 Kegiatan KBM / Keg. Ramadhan
24 25 26 27 28 29 30 25,26,27 Efektif Fakultatif

MEI 2022 Minggu Efektif = 4 Tanggal


Nama Kegiatan
M S S R K J S Khusus
1 2 3 4 5 6 7 1 Libur Hari Buruh
8 9 10 11 12 13 14 2-3 Libur Hari Raya Idul Fitri 1441 H
15 16 17 18 19 20 21 Ujian Jenjang SDLB dan SMPLB
22 23 24 25 26 27 28 16 Hari Raya Waisak
29 30 31 26 Kenaikan Isa Al Masih
Kegiatan KBM Rotin

JUNI 2022 Juni Efektif = 2 Tanggal


Nama Kegiatan
M S S R K J S Khusus
1 2 3 4 01 Libur Hari Lahir Pancasila
5 6 7 8 9 10 11 13-17 PAS 2021/2022
12 13 14 15 16 17 18 Kegiatan KBM
19 20 21 22 23 24 25 Libur Akhir Semester II
26 27 28 29 30 Libur (5 hari kerja)

Pasuruan, Juli 2021


Kepala SLB BHINNEKA

UMAR,S.Pd.,M.Pd
NIP. 19640426 200701 1 006
BAB V
PENUTUP

Dengan telah selesainya penyusunan dokumen Kurikulum SLB BHINNEKA


pada awal tahun pelajaran 2021/2022 maka salah satu pedoman dokumen
dalam penyelenggaraan pendidikan di SLB BHINNEKA telah tersedia.
Sangat besar harapan kami, semoga Dokumen Kurikulum ini dapat
digunakan dan mengoptimalkan kegiatan-kegiatan dalam proses
penyelenggaraanpendidikan di masa pandemic ccovid 19. Kami juga sangat
mengharap dukungan dari semua pihak, khususnya guru, karyawan, maupun
para peserta didik serta masyarakat yang peduli terhadap pendidikan agar
dapat bekerja sama mendukung keterlaksanaan kurikulum pada masa
pandemic ini. Banyak bantuan yang sudah diberikan kepada kami dari berbagai
pihak ,kami mengucapkan banyak terimakasih. Kepada pemerintah khususnya
Kepala cabang dinas pendidikan wilayah Pasuruan provinsi wilayah kabupaten
Pasuruan yang memberi dukungan dan bimbingan kepada kami dalam
MenyusunKurikulum ini. Dan apabila kondisi telah normal atau pandemic covid
-19 telah berakhir maka akan ditinjau kembali KTSP dan disesuaikan dengan
kondisi normal sesuai adanya.
Semoga Dokumen Kurikulum SLB BHINNEKA ini mampu menjadi sarana
bagi sekolah lainnya untuk ikut mencerdaskan generasi muda harapan bangsa
di masa pandemic covid 19 ini dan semoga keadaan pandemic ini segera
berakhir.
Amiiin.
LAMPIRAN – LAMPIRAN

A. SK TIM Pengembangan KTSP

B. Profil Sekolah

C. Jadwal Visitasi / Home Visite

D. Jadwal pelajaran Belajar Dari Rumah (BDR)

E. Jadwal Pelajaran Normal

F. Jadwal Pelajaran New Normal

G. Program Tahunan

H. Program Semester

I. KI, KD, Silabus, dan RPP

Anda mungkin juga menyukai