Anda di halaman 1dari 65

NIP: 19711228 199605 2 001

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya
penyusunan dokumen 1 Kurikulum SD Negeri Triyagan 02. Penyusunan dokumen ini
dalam rangka menindaklanjuti program Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo yang
menetapkan Penerapan Kurikulum 2013 mulai tahun pelajaran 2023 / 2024 untuk kelas
III dan VI Sekolah Dasar. Kurikulum ini disusun dengan dasar :
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Undang –undang Standar Nasional Pendidikan
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 67 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 71 Tahun 2013 tentang
Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru untuk Pendidikan Dasar dan
Menengah
7. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A
Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum 2013
8. Penyempurnaan kurikulum yang telah dilakukan mengacu pada Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
nomor 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan antara lain berkenaan
dengan standar isi, proses, kompetensi lulusan, Permendikbud RI Nomor 57
Tahun 2014 penetapan kerangka dasar serta struktur kurikulum oleh pemerintah
Pada dokumen ini selain berisi deskripsi Kompetensi Dasar, berisi pula
Kompetensi Inti dan Struktur Kurikulum. Dokumen ini juga memuat berbagai tema
yang diintegrasikan dari Kompetensi Dasar berbagai mata pelajaran. Kompetensi Dasar
dikembangkan dari Kompetensi Inti, sedangkan pengembangan Kompetensi Inti

v
mengacu pada Struktur Kurikulum. Kompetensi Inti merupakan kompetensi yang
mengikat berbagai Kompetensi Dasar ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan
mata pelajaran. Kompetensi Inti harus dimiliki peserta didik untuk setiap kelas melalui
pembelajaran Kompetensi Dasar yang diorganisasikan dalam pembelajaran tematik
integratif dengan pendekatan pembelajaran siswa aktif. Kompetensi Dasar merupakan
kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas.
Penghargaan dan ucapan terimakasih disampaikan kepada Pembina Teknis,
Dewan Guru dan Komite Sekolah atas peran pemikiran yang komprehensif dalam
mewujudkan Dokumen Kurikulum 2013 ini. Penghargaan yang sama juga kami
sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan masukan saran dan kritik
membangun guna penyempurnaan Kurikulum in.

Triyagan, 17 Juni 2023


Tim Penyusun Kurikulum 2013

vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
TIM PENYUSUN KURIKULUM 2013 ........................................................... iii
REKOMENDASI ............................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Landasan .............................................................................................. 5
C. Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013 ............................................... 10
D. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 ............................................... 11
BAB II TUJUAN PENDIDIKAN .................................................................. 14
A. Tujuan Pendidikan Dasar...................................................................... 14
B. Misi Visi Sekolah ................................................................................ 14
C. Tujuan Sekolah .................................................................................... 16
BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM .................................. 18
A. Struktur Kurikulum ............................................................................. 18
B. Muatan Kurikulum .............................................................................. 19
1. Mata Pelajaran dan Tujuan ............................................................. 19
2. Pengembangan Diri ........................................................................ 22
3. Beban Belajar ................................................................................ 29
4. Penilaian ......................................................................................... 30
5. Ketuntasan Belajar .......................................................................... 31
6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan ....................................................... 34
7. Kenaikan Kelas ............................................................................... 34
8. Penentuan Kelulusan ....................................................................... 36
9. Pendidikan Kecakapan hidup .......................................................... 36
10. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global ........................ 37
BAB. IV KOMPETENSI DASAR DAN KOMPETENSI INTI
A. Kompetensi Inti ..................................................................................... 40
B. Pembelajaran Tematik Terpadu ............................................................. 43
C. Pendekatan saintifik (ilmiah) ................................................................. 45
D. Penilaian Autentik (Responsif) .............................................................. 46
BAB V KALENDER PENDIDIKAN ............................................................ 47
A. Alokasi Waktu....................................................................................... 47
B. Penetapan Kalender Pendidikan ............................................................. 48
C. Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2023 / 2024 ................................ 49

vii
BAB VI PENUTUP ......................................................................................... 58

LAMPIRAN: .................................................................................................... 59
I. SK Kepala UPTD SD tentang TPK
II. SK Kepala UPTD SD tentang Pemberlakuan K13
III. Rekap KKM

viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004


tentang Pemerintahan Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan,
demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang semula
bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi pengelolaan
pendidikan dengan diberikannya wewenang kepada sekolah untuk menyusun
kurikulumnya mengacu pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yaitu pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional
dan pasal 35 tentang standar nasional pendidikan. Juga adanya tuntutan globalisasi
dalam bidang pendidikan yang memacu agar hasil pendidikan nasional dapat
bersaing dengan hasil pendidikan negara-negara maju.

Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi


kebutuhan dan kondisi daerah perlu segera dilaksanakan. Bentuk nyata dari
desentralisasi pengelolaan pendidikan ini adalah diberikannya kewenangan kepada
sekolah untuk mengambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan pendidikan,
seperti dalam pengelolaan kurikulum, baik dalam penyusunannya maupun
pelaksanaannya di sekolah.

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi


dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu
ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi
dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum
disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program
pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam


mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional

1
pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan


peserta didik untuk : (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu
melaksanakan secara efektif; (3) belajar untuk bekerjasama dan berguna untuk orang
lain; (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar
yang aktif kreatif, efektif dan menyenangkan.

1. Kewenangan sekolah dalam menyusun kurikulum memungkinkan sekolah


menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi
daerah. Dengan demikian, daerah dan atau sekolah memiliki cukup kewenangan
untuk merancang dan menentukan hal-hal yang diajarkan, pengelolaan
pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan belajar mengajar.
Rasional Pengembangan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut.

a. Tantangan Internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan


dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar
Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan.

Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia


dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk
Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif
(anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah
penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2021 -2035
pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang
dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia
produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya

2
manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar
tidak menjadi beban.

b. Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu
yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan
informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan
pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola
hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat
industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade
Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)
Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free
Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran
kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi,
dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi
International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS)
dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999
juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan
dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini
disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan
PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

c. Penyempurnaan Pola Pikir

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai


berikut:
1) Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta
didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari dan
gaya belajarnya (learning style) untuk memiliki kompetensi yang sama;
2) Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-
masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);
3) Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba
ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta
diperoleh melalui internet);

3
4) Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari
semakin diperkuat dengan pendekatan pembelajaran saintifik);
5) Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim);
6) Penguatan pembelajaran berbasis multimedia;
7) Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap
memperhatikan pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta
didik;
8) Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines);
dan
9) Penguatan pola pembelajaran kritis.

d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut.


1) Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif;
2) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen
kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
3) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.

e. Penguatan Materi

Penguatan materi dilakukan dengan cara pengurangan materi yang tidak


relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta
didik.

B. Landasan Penyusunan Kurikulum 2013

1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas


peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum,
proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan
peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan


dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

4
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan
manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013
dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang
beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk
membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi
kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda
bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa
menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan
masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan
pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini
dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan
kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli
terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.

b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut


pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di
masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk
dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan
akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar,
dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan
oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis
serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan
berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan

5
rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi,
dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.

c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan


kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran
adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.

d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang
lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi
untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini,
Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik
menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah
sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat
demokratis yang lebih baik.

Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas


dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama,
seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang
sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa
dan umat manusia.

2. Landasan Sosiologis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan


rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan
pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak
bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam
masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada

6
tuntutan perubahan kurikulum secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar
pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan perubahan sesuai dengan
jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan mampu memberikan
kontribusi secara optimal dalam upaya membangun masyarakat berbasis
pengetahuan (knowledge-based society).

3. Landasan Psikopedagogis

Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi


pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks
kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif.
Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana
pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan
mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan
jamannya. Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang
kurikulum untuk jenjang pendidikan dasar khususnya SD. Oleh karena itu
pendidikan di SD yang selama ini sangat menonjolkan kurikulum dan
pembelajaran berbasis mata pelajaran, perlu dikembangkan menjadi kurikulum
yang bersifat tematik-terpadu. Konsep kurikulum tematik-terpadu
mencerminkan pertimbangan psikopedagogis anak usia sekolah yang sangat
memerlukan penanganan kurikuler yang sesuai dengan perkembangannya.

4. Landasan Teoritis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”


(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum
berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-
luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,
berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

7
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil
belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

5. Landasan Yuridis

Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:


a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan
d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
e. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 tahun 2017 tentang
Pendidikan Karakter
f. Permendikbud RI Nomor 57 tahun 2014 tentang Kerangka Dasar
Kurikulum dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah.
g. Permendikbud RI Nomor 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
h. Permendikbud RI Nomor 62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler
Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
i. Permendikbud RI Nomor 63 tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan
Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.
j. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi lulusan
pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

8
k. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi pada Pendidikan
Dasar dan Menengah.
l. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang standar Proses pada
Pendidikan Dasar dan Menengah.
m. Permendikbud Nomor 23 Tahun 23 Tahun 2016 tentang Standar penilaian
n. Permendikbud RI Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter di Satuan Pendidikan Formal
o. Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar
p. Surat edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun
2021 tertanggal 18 Mei 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar
dari Rumah dalam masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease
(Covid-19)
q. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor :
01/KB/2021 , Nomor: 516 Tahun 2021 , Nomor:
HK.03.01/menkes/363/2021 , dan Nomor: 440-882 tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2021 / 2022 dan tahun
Akademik 2021 / 2022 di masa Pandemi Corona Virus Disease2019
(Covid-19)
r. Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 34 Tahun 2018 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter
s. Surat Edaran Bupati Sukoharjo Nomor :420/1448/2021 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan dalam rangka Pencegahan Penularan dan
Penyebaran Infeksi Corona Virus Disease (Covid-19) di Kabupaten
Sukoharjo

C. Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013

Tujuan pedoman ini untuk menjadi acuan bagi:

1. Kepala sekolah/madrasah dan tenaga pendidik dalam menyusun dan mengelola


Kurikulum 2013 secara optimal di satuan pendidikan;

2. Dinas pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi dan kabupaten/kota


sesuai dengan kewenangannya dalam melakukan koordinasi dan supervisi
penyusunan dan pengelolaan kurikulum di setiap satuan pendidikan; dan

9
3. Pemangku kepentingan bidang pendidikan dalam membantu penyusunan
kurikulum.

Selain itu, Kurikulum 2013 disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan
peserta didik untuk:
1. Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Belajar untuk memahami dan menghayati
3. Belajar untuk mampu melaksanakan secara efektif
4. Belajar untuk bekerjasama dan berguna untuk orang lain
5. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang
aktif kreatif, efektif dan menyenangkan.
Dalam situasi Pandemi Covit-19 maka : ambil Permendikbud 61/2014 hal 6
1. Beban belajar pada sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap muka,
penugasan, dan kegiatan mandiri
2. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40%
untuk SD/MI
3. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri disesuaikan
dengan kondisi lingkungan, kemampuan siswa dan masyarakat

D. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik


dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki


posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada
peserta didik.

10
2. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik


peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan
tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status
sosial ekonomi dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan
wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta
disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat
antarsubstansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,


teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat
dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku


kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia
usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,
keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan
keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian


keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan


pemberdayaan peserta didik agar mampu dan mau belajar yang berlangsung
sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur
pendidikan formal, nonformal, dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan

11
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan


kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling
mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

12
BAB II

TUJUAN , VISI, DAN MISI SEKOLAH


A. Tujuan Pendidikan Dasar
Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadai warga
Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti
pendidikan selanjutnya.
B. Visi dan Misi Sekolah

1. Visi SD Negeri Triyagan 02 adalah :


“ TERWUJUDNYA INSAN YANG BERIMAN , CERDAS ,UNGGUL
DALAM PRESTASI, BERKARAKTER PANCASILA, LINGKUNGAN
SEKOLAH YANG SEHAT, BERSIH, DAN INDAH, DAN
TERCIPTANYA BUDAYA LINGKUNGAN DI SEKOLAH”
2. Misi Sekolah
a. Menanamkan dan menumbuhkembagkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan karakter mulia melalui proses pembelajaran,pembiasaan dan
keteladanan;
b. Menanamkan dan menumbuhkembagkan sikap kemandirian dan semangat
gotong royong melalui penyelenggaraan proses pembelajaran yang konstruktif
dan kolaboratif;
c. Menumbuhkembangkan semangat berprestasi untuk mewujudkan budaya yang
kompetitif yang jujur , sportif bagi seluruh warga sekolah dalam berlomba
meraih prestasi yang unggul;
d. Menanamkan dan menumbuhkembagkan cara berpikir kritis dan berpikir kreatif
melalui penyelenggaraan proses pembelajaran yang berkualitas;
e. Menanamkan dan menumbuhkembagkan bakat da minatpeserta didik melalui
penyelenggaraan kegiatan intra kulrikuler,kokurikuler,dan ekstrakurikuler yang
akomodatif;
f. Menanamkan nilai-nilai karakter Pancasila melalui proses
pembelajaran,pembiasaan dan keteladanan dalam menciptakan generasi yang
berkarakter Pancasila;
g. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, bersih dan indah.
h. Membudayakan hidup dan perilaku berwawasan dan peduli lingkungan.

13
C. Tujuan Sekolah.
Tujuan yang diharapkan oleh SD Negeri Triyagan 02 dalam implementasi
kurikulum sebagai bentuk dan cara mewujudkan misi sekolah yang telah ditetapkan
adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Jangka Pendek (1 Tahun ke depan)
a. Mengoptimalkan sarana prasana sekolah untuk menunjang kenyamanan
peserta didik saat belajar di sekolah
b. Menyelenggarakan sistem penilaian dengan sistem digitalisasi
c. Merancang pembelajaran yang mengacu pada penguatan Profil Pelajar
Pancasila
d. Mengembangkan pembelajaran yang berbasis Project, untuk memperkuat
nalar kritis dan kreatifitas peserta didik
e. Membentuk peserta didik yang menjaga adab dan prinsip Islami dalam
ibadah dan pergaulan.
f. Meningkatkan simpati dan empati peserta didik dalam kepedulian sosial.
e. Merancang program sekolah untuk mengenalkan implementasi
kebhinekaan global di masyarakat.
f. Merancang pembelajaran yang bangga akan potensi daerah.
g. Melaksanakan pembelajaran untuk mengasah kemampuan literasi dan
numerasi.
h. Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran ekstra kurikuler maupun
intrakuler yang dapat menunjang berkembangnya bakat dan minat anak,
dan berpusat pada peserta didik
i. Mempertahankan prestasi yang sudah tercapai sebelumnya.
2. Tujuan Jangka Menengah (2-3 tahun ke depan)
a. Merancang pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perbedaan
kemampuan kognitif peserta didik mengarahkan pada keterampilan
dan kecakapan hidup sesuai bakat dan minatnya.
b. Sekolah mampu melaksanakan penilaian secara akuntabel dan valid
dengan sistem digitalisasi.
c. Penanaman karakter kepada peserta didik melalui pembiasaan
sehari hari

14
d. Pembiasaan perilaku tertib dalam ibadah di kehidupan sehari-hari
melalui pemantauan secara berkala
e. Melakukan penataan lingkungan sekolah agar semakin bersih, indah
dan rapi, sehingga anak nyaman belajar di sekolah
f. Pemenuhan sarana dan prasarana sekolah untuk menunjang proses
pembelajaran
g. Mengembangkan sekolah sebagai sekolah yang ramah anak
h. Meningkatkan kecintaan dan kebanggaan terhadap potensi daerah.
i. Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler yang optimal dalam
mengembangkan prestasi sesuai bakat dan minta dan potensi
peserta didik.
3. Tujuan Jangka Panjang (4 tahun ke depan)
a. Merancang pembelajaran dengan model pembelajaran yang
menjadi ciri khas sekolah.
b. Menyusun pembelajaran dengan bahan ajar mandiri untuk
meningkatkan kecintaan pada budaya lokal.
c. Menjalin kerjasama dengan pihak luar untuk melengkapi
program sekolah yang memfasilitasi berbagai keragaman potensi,
minat dan bakat peserta didik.
d. Menyediakan fasilitas untuk mengembangkan kreativitas, inovasi
dan minat bakat peserta didik.
e. Terbinanya peserta didik yang memegang teguh adab dan prinsip
keimanan dalam sendi kehidupan
f. Membudayakan peserta didik yang memiliki pola pikir sehat,
terbuka, dan berwawasan global
g. Terwujudnya peserta didik yang memiliki kesadaran belajar dan
dasar-dasar komunikasi dan kerjasama
h. Tumbuhnya kepercayaan diri dan keberanian mencoba hal-hal
baru
i. Menjadikan peserta didik yang memiliki jiwa kompetitif dalam
meraih prestasi di bidang keagamaan, akademik, dan olahraga

15
J. Menjadikan peserta didik yang memiliki kontrol diri terhadap arus
informasi dan perkembangan tehnologi.

16
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis
pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas lima kelompok mata pelajaran, yaitu meliputi :
1. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
2. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
3. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
4. kelompok mata pelajaran estetika;
5. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Adapun cakupan setiap kelompok mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah yang tertuang dalam Standar Isi adalah sebagai berikut:

Cakupan Kelompok Mata Pelajaran Tingkat Sekolah Dasar

Kelompok Mata
Cakupan
Pelajaran
1. Agama dan Akhlak Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
Mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai
perwujudan dari pendidikan agama.

2. Kewarganegaraan Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan


dan Kepribadian kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran
dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas
dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan
kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara,
penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup,
kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial,
ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan
sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.

17
Kelompok Mata
Cakupan
Pelajaran
3. Ilmu Pengetahuan Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
dan Teknologi teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan
kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis,
kreatif dan mandiri.

4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk


meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi
keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi
dan mengekspresikan keindahan serta harmoni
mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan
individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri
hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan
sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang
harmonis.

5. Jasmani, Olahraga Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan


dan Kesehatan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta menanamkan
sportivitas dan kesadaran hidup sehat.

Tabel Struktur Kurikulum SD Negeri Triyagan 02


ALOKASI WAKTU PER
MINGGU
MATA PELAJARAN
III VI
Kelompok A : Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4
2. Pendidikan Pancasila dan
6 4
Kewarganegaran
3. Bahasa Indonesia 10 7
4. Matematika 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam - 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - 3
7. Seni Budaya dan Prakarya 4 5
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
4 4
Kesehatan
Kelompok B : Muatan Lokal
1 Bahasa Jawa 2 2

18
ALOKASI WAKTU PER
MINGGU
MATA PELAJARAN
III VI
2 Bahasa Inggris 2 2
3 Komputer
C, Pengembangan Diri 2)* 2)*
Jumlah jam pelajaran per minggu 40 42
Keterangan:
 Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan
dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
 Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan
local dan acuannya dikembangkan oleh Propinsi (Bahasa Jawa), kabupaten
(Bahasa Jawa) , dan sekolah
 Mata pelajaran Kelompok C dapat Pengembangan Diri
 Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 35 menit.
 Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40% dari
waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
 Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya,
dan faktor lain yang dianggap penting.
 Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, satuan pendidikan wajib
menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta
didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester,
aspek yang diikuti dapat diganti setiap semesternya.
 Khusus untuk Madrasah Ibtidaiyah struktur kurikulum dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan yang diatur oleh Kementerian Agama.
 Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib),
Kesenian, dan lainnya sesuai dengan kondisi dan potensi masing-masing
satuan pendidikan.
 Pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran Tematik-Terpadu
kecuali mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

19
B. Muatan Kurikulum
1. Muatan Nasional dan Muatan lokal
a. Muatan Pelajaran
Muatan pelajaran untuk kelas III terdiri atas :
1) Kelompok A meliputi :
a) Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
b) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
c) Bahasa Indonesia
d) Matematika
e) Seni Budaya dan Prakarya
f) Pendidikan Jasmani, Olah raga dan Kesehatan
2) Kelompok B meliputi :
a) Bahasa Jawa
b) Bahasa Inggris
c) Komputer
3) Kelompok C Muatan Lokal.meliputi :
Pengembangan diri
Muatan pelajaran untuk kelas VI terdiri atas :
1). Kelompok A meliputi :
a) Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
b) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
c) Bahasa Indonesia
d) Matematika
e) Ilmu Pengetahuan Alam
f) Ilmu Pengetahuan Sosial
g) Seni Budaya dan Prakarya
h) Pendidikan Jasamni, Olah Raga , dan Kesehatan
3). Kelompok B Muatan Lokal.meliputi :
a) Bahasa Daerah
b) Bahasa Inggris
c) Komputer
4). Kelompok C
Pengembangan diri.

Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata
pelajaran lain dan/atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran
tersendiri. Berdasarkan SK Gubernur Jawa Tengah Nomor 895.5/01/2005
tanggal 23 Februari 2005 Tentang Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Jawa

20
Tahun 2004 untuk jenjang pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs dan
SMA/SMALB/ SMK/MA Negeri dan Swasta sebagai Mulok Wajib di
Provinsi Jawa Tengah adalah Bahasa Jawa. Sedangkan di tingkat kabupaten,
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo menetapkan Bahasa
Inggris sebagai muatan lokal wajib. Sekolah diberi keleluasaan untuk
menambah mulok lain selama tidak melebihi beban belajar maksimal.
untuk menambah mulok lain selama tidak melebihi beban belajar maksimal.

a. Bahasa Jawa (Muatan Lokal Bahasa Jawa Provinsi Jawa Tengah)

Mata pelajaran Bahasa Jawa bertujuan untuk mengembangkan kompetensi


kemampuan berbahasa Jawa baik lisan maupun tulisan dalam rangka
melestarikan bahasa Jawa.
b. Bahasa Inggris (Muatan Lokal Kabupaten Sukoharjo)
Tujuan mata pelajaran Bahasa Inggris di SD adalah:
Membina ketrampilan berbahasa dan berkomunikasi baik secara lisan
maupun tertulis untuk menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam rangka menyongsong era globalisasi.
c. TIK/ Komputer (Muatan Lokal Pilihan Sekolah)
Tujuan:
Materi pelajaran TIK/ Komputer bertujuan untuk membentuk siswa agar:
1) Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang terus berubah sehingga termotivasi untuk mengevaluasi
dan mempelajarinya sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat .

2) Memotivasi siswa untuk dapat beradaptasi dan mengantisipasi


perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sehingga dapat
melaksanakan dan menjalani aktivitas kehidupan sehari-hari secara
mandiri dan percaya diri.

3) Mengembangkan potensi kemampuan siswa dalam menggunakan


teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar,
bekerja dan berbagai sktivitas lainya.

4) Mengembangkan kemampuan belajar berbasis teknologi informasi dan


komunikasi sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal dan

21
terampil dalam berkomunikasi, mengorganisasi informasi, belajar dan
bekerjasama/.

2. Pengembangan Diri
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan
pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian
peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri berupa
pelayanan bimbingan dan konseling difasilitasi oleh konselor atau guru,
sedangkan kegiatan ekstra kurikuler dapat dibina oleh konselor, guru dan atau
tenaga kependidikan lain sesuai dengan kemampuan dan kewenangnya.
Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan pelayanan bimbingan
konseling dan kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kompetensi dan
kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.

Kegiatan pengembangan diri secara terprogram direncanakan secara khusus dan


diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya,
melalui:
a. Kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling :
Kegiatan pelayanan Bibingan dan Konseling yang meliputi pengembangan:
1) Kehidupan pribadi.
2) Kemampuan sosial.
3) Kemampuan belajar.
4) Wawasan dan perencanaan karir.
b. Kegiatan melalui ekstrakurikuler:
Kegiatan melalui ekstrakurikuler, yang meliputi:
1) Ekstrakurikuler wajib:

Pramuka
Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan Ekstrakurikuler wajib pada
pendidikan dasar dan menengah. Hal ini berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014
Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib

22
Ekstrakurikuler Wajib merupakan program ekstrakurikuler yang
harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi Peserta Didik dengan
kondisi tertentu yang tidak memungkinkan untuk mengikuti kegiatan
Ekstrakurikuler tersebut. Adapun di tingkat Sekolah Dasar Pendidikan
Kepramukaan meliputi Golongan Siaga ( Mula, Bantu, Tata) dan Golongan
Penggalang ( Ramu).

Materi Siaga

Area Kompetensi Dasar Kompetensi


Pengemban Siaga Mula Siaga Bantu Siaga Tata Akhir
gan
Spiritual mengenal aturan memahami melaksanakan aturan- dapat
agama yang aturan aturan aturan agama yang melaksanakan
agama yang dianutnya dan aturan-aturan
dianutnya dan dianutnya menghormati
dan toleransi penganut agama dan agama di
agama serta
terhadap budaya lain. lingkungannya
budaya lain dengan
penganut
agama dan benar,melaksana
budaya lain; kan ibadah sesuai
dengan agama
yang dianutnya,
berperilaku jujur
serta setiap hari
berbuat kebaikan.

Emosional mengenal Memahami Mengamalkan Dapat mengenal,


Dwisatya dan Dwisatya dan Dwisatya dan menyikapi,
mengekspresikan
Dwidarma Dwidarma Dwidarma nilai-nilai
kepramukaan,
keindahan dan
harmoni yang
dicerminkan
dengan perubahan
sikap dan
perilaku.

Sosial mengenal mengenal menaati aturan-aturan taat pada aturan


anggota lingkungan sosial yang berlaku di keluarga,
keluarga, teman lingkungannya dan
satu barung dan dan melaksanakan tugas- perindukan dan
mengenal teman mengetahui tugas yang diberikan sekolah, serta
satu Perindukan. aturan-aturan dengan penuh lingkungannya,
sosial yang tanggungjawab serta menghormati
mengetahui wawasan

23
ada kebangsaan. sesama serta
dilingkungan mengetahui
nya wawasan
kebangsaan
Inteletual mengenal melaksanaka menceritakan mengenal,
pengetahuan, n pengetahuan dan menyikapi dan
teknologi dan pengetahuan keterampilan mengapresiasi
keterampilan teknologi kepramukaan yang (menghargai)
kepramukaan. kepramukaan dimilikinya dalam pengetahuan dan
serta dapat barung dan teknologi serta
memanfaatka perindukan. membiasakan
nnya. berfikir dan
berperilaku yang
kritis dan kreatif.
Fisik mengenal organ memahami membiasakan hidup meningkatkan
tubuh, gerakan fungsi organ bersih dan sehat potensi fisik
dasar olahraga, tubuh, dengan menjaga (melakukan
kebersihan dan gerakan dasar kebersihan, olahraga), dan
kesehatan olahraga, berolahraga secara menanamkan
kebersihan teratur dengan sportivitas serta
dan mematuhi aturannya, kesadaran hidup
kesehatan minum cukup dan bersih dan sehat.
makan dengan menu
gizi seimbang.

Materi Penggalang Ramu

Area
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Pengembangan
Spiritual Taat beribadah sesuai agama Dapat melaksanakan ibadah
dan sesuai dengan agama dan
kepercayaannya dan mampu kepercayaan
hi-dup rukun dalam atas kemauan sendiri dan
keberagaman tanpnya mengetahui adanya perbedaan
diskriminasi. keyakinan
Emosional -Dapat mengelola emosi dan - dapat menerima berbagai
perasaannya untuk kestabilan perasaan serta emosi.
dirinya
-Dapat mengelola emosi -Mengenal dan menerima emosi
Sosial Mampu menerima dan Menerima dan mematuhi
mendorong orang lain untuk peraturan yang diciptakan
menaati norma-norma dan masyarakat dengan rasa

24
nilai-nilai yang berada di tanggungjawab.
masyarakat lingkungannya.
Intelektual Mampu menganalisis situasi Memahami pentingnya
dan perkembangan iptek, dan
menyikapinya serta ketrampilan kepramukaan
mengaplika
sikan iptek, dan keterampilan
kepramukaan secara kreatif
dan inovatif.
Fisik Mampu menjelaskan Memiliki pengetahuan
perbedaan antara membentuk tubuh yang
pertumbuhan dan perkem kuat,menjaga kesehatan
bangan tubuh (fisik dan pribadi dan lingkungannya serta
psikis), mengetahui perubahan
termasuk kesehatan yang terjadi pada perkembangan
lingkungan. fisik
maupun psikisnya.

2). Ekstrakurikuler Pilihan:


(a). Rebana
(b). Seni Tari Daerah
(c). Pramuka
Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dilaksanakan secara
langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yang diikuti oleh
semua peserta didik melalui kegiatan rutin, spontan dan keteladanan

Pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan Kompetensi Dasar dari


berbagai mata pelajaran yaitu intradisipliner, interdisipliner, multidisipliner,
dan transdisipliner.
Integrasi intradisipliner dilakukan dengan cara mengintegrasikan dimensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan menjadi satu kesatuan yang utuh di
setiap mata pelajaran.

Integrasi interdisipliner dilakukan dengan menggabungkan Kompetensi Dasar


Kompetensi Dasar beberapa mata pelajaran agar terkait satu dengan yang
lainnya, sehingga dapat saling memperkuat, menghindari terjadinya tumpang
tindih, dan menjaga keselarasan pembelajaran.

25
Integrasi multidisipliner dilakukan tanpa menggabungkan Kompetensi Dasar
tiap mata pelajaran sehingga tiap mata pelajaran masih memiliki Kompetensi
Dasarnya sendiri.

Integrasi transdisipliner dilakukan dengan mengaitkan berbagai mata pelajaran


yang ada dengan permasalahanpermasalahan yang dijumpai di sekitarnya
sehingga pembelajaran menjadi kontekstual. Tema merajut makna berbagai
konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial.
Dengan demikian, pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada
peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.
Tematikterpadu disusun berdasarkan gabungan proses integrasi seperti
dijelaskan di atas sehingga berbeda dengan pengertian tematik seperti yang
diperkenalkan pada kurikulum sebelumnya.

Selain itu, pembelajaran tematik terpadu ini juga diperkaya dengan penempatan
Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I dan II sebagai penghela mata
pelajaran lain. Melalui perumusan Kompetensi Inti sebagai pengikat berbagai
mata pelajaran dalam satu kelas dan tema sebagai pokok bahasannya, sehingga
penempatan Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia sebagai penghela mata
pelajaran lain menjadi sangat memungkinkan.

Penguatan peran Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan secara utuh


melalui penggabungan Kompetensi Dasar Muatan Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial ke dalam Muatan Pelajaran Bahasa
Indonesia. Kedua ilmu pengetahuan tersebut menyebabkan Muatan Pelajaran
Bahasa Indonesia menjadi kontekstual, sehingga pembelajaran Bahasa
Indonesia menjadi lebih menarik.

Pendekatan sains seperti itu terutama di Kelas II menyebabkan semua Muatan


pelajaran yang diajarkan akan diwarnai oleh Muatan Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Untuk kemudahan
pengorganisasiannya, Kompetensi DasarKompetensi Dasar kedua Muatan
pelajaran ini diintegrasikan ke mata pelajaran lain (integrasi interdisipliner).

26
Kompetensi Dasar Muatan Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diintegrasikan ke
Kompetensi Dasar Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia dan Kompetensi Dasar
Muatan Pelajaran Matematika.

Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial diintegrasikan ke


Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia, ke Kompetensi Dasar
Muatan Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan ke
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika.

Sedangkan untuk kelas III, V dan VI Kompetensi Dasar Muatan Pelajaran


Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial masing-masing berdiri
sendiri, sehingga pendekatan integrasinya adalah multidisipliner, walaupun
pembelajarannya tetap menggunakan tematik terpadu.

Prinsip pengintegrasian interdisipliner untuk Muatan Pelajaran Ilmu


Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial seperti diuraikan di atas dapat
juga diterapkan dalam pengintegrasian muatan lokal.

Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya,


keterampilan, dan bahasa daerah diintegrasikan ke dalam Muatan Pelajaran
Seni Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan
dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam Muatan
Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

*Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa


Pada prinsipnya, pendidikan budaya dan karakter bangsa tidak dimasukkan
sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran,
pengembangan diri dan budaya sekolah. Guru dan sekolah perlu
mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam literasi, pendidikan
budaya dan karakter bangsa ke dalam KTSP, silabus dan RPP yang sudah ada.
Indikator nilai-nilai budaya dan karakter bangsa ada 2 jenis yaitu (1) indikator
sekolah dan kelas, dan (2) indikator untuk mata pelajaran.
Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh kepala sekolah,
guru dan personalia sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya dan

27
karakter bangsa. Indikator ini berkenaan juga dengan kegiatan sekolah yang
diprogramkan dan kegiatan sekolah sehari-hari (rutin). Indikator mata pelajaran
menggambarkan perilaku efektif seseorang peserta didik berkenaan dengan mata
pelajaran tertentu. Perilaku yang dikembangkan dalam indicator pendidikan
budaya dan karakter bangsa bersifat progresif, artinya perilaku tersebut
berkembang semakin komplek antara satu jenjang kelas di atasnya, bahkan
dalam jenjang kelas yang sama. Guru memiliki kebebasan dalam menentukan
berapa lama suatu perilaku harus dikembangkan sebelum ditingkatkan ke
perilaku yang lebih kompleks.

Pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakan pendekatan


proses belajar efektif dan berpusat pada anak, dilakukan melalui berbagai
kegiatan di kelas, sekolah, dan masyarakat. Di kelas dikembangkan melalui
kegiatan belajar yang biasa dilakukan guru dengan cara integrasi. Di sekolah
dikembangkan dengan upaya pengkondisian atau perencanaan sejak awal tahun
pelajaran, dan dimasukkan ke kalender akademik dan yang dilakukan sekian hari
sebagai bagian dari budaya sekolah sehingga peserta didik memiliki kesempatan
untuk memunculkan perilaku yang menunjukkan nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa.

Di masyarakat dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler dengan


melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang menumbuhkan rasa cinta tanah air
dan melakukan pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian dan
kesetiakawanan sosial.

Adapun penilaian dilakukan secara terus menerus oleh guru dengan mengacu
pada indicator pencapaian nilai-nilai budaya dan karakter, melalui pengamatan
guru ketika seseorang peserta didik melakukan suatu tindakan di sekolah, model
anecdotal record (catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perilaku yang
berkenaan dengan nilai yang dikembangkan) maupun memberikan tugas yang
berisikan suatu persoalan atau kejadian yang memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menunjukkan nilai yang dimiliki.

28
Dari hasil pengamatan, catatan anecdotal,yang dinyatakan dalam pernyataan
kualitatif sebagai berikut ini :
SB : Sangat Baik (apabila peserta didik memperlihatkan semua tanda- tanda
perilaku yang dinyatakan dalam indicator)
B : Baik (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-
tanda perilaku yang dinyatakan dalam indicator konsisten)
C : Cukup (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda
perilaku yang dinyatakan dalam indicator tetapi belum konsisten)
PB : Perlu Bimbingan (apabila peserta belum memperlihatkan perilaku dalam
indikator)

3. Beban Belajar
1. Pengaturan beban belajar menggunakan sistim paket dengan beban belajar
bagi siswa Kelas III: 38 jam, Kelas VI : 42 jam pelajaran per minggu,
masing-masing jam pelajaran lamanya 35 menit,
2. Alokasi waktu penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
dalam sistem paket maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka
dari mata pelajaran yang bersangkutan
3. Rekap beban belajar kegiatan tatap muka di SD adalah sebagai berikut :

BEBAN BELAJAR
Satu Jam Minggu
Jumlah Jam Waktu Jumlah Jam
Kelas Pembelajaran Efektif
Pembelajaran Pembelajaran Per Tahun
Tatap Muka Per Tahun
Per Minggu Per Tahun (@ 60 menit)
(menit) Ajaran
1.710 jam
45 997,50
III 35 menit 38 JP pembelajaran
minggu jam
(59.850 menit)
1.630 jam
39 955,50
VI 35 menit 42 JP pembelajaran
minggu jam
(57.330 menit)

29
4. Penilaian
Sesuai Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 Penilaian pendidikan sebagai
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian
berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi,
ujiannasional, dan ujian sekolah/madrasah,
5. Ketuntasan Belajar
a. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Substansi ketuntasan belajar minimal setiap indikator tiap-tiap Kompetensi
Inti dari setiap muatan ditetapkan dalam kompetensi dasar berkisar antara 0
- 100%. Sedangkan acuan dari Departemen Pendidikan Nasional, kriteria
ideal penentuan ketuntasan belajar untuk masing-masing indikator adalah
75%. Namun mengingat tingkat kompleksitas SK/KD (kerumitan dan
kedalaman materi), intake siswa, dan daya dukung baik sarana prasana
maupun SDM guru yang ada, maka sekolah menetapkan Kriteria Ketuntasan
Minimal. Kriteria Ketuntasan Belajar ini meliputi KKM Pengetahuan (KI-3)
dan KKM Ketrampilan (KI-4) tahun pelajaran ini adalah sebagai berikut :

REKAP KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)


KOMPETENSI INTI 3 ( PENGETAHUAN)
UPTD SDN TRIYAGAN 02 KECAMATAN MOJOLABAN
KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2023 / 2024

KKM KKM Kelas


KKM SP
No Mata Pelajaran Sekolah (%)
(%) III VI
Kelompok A : Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi
75 75 75 75
Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan
75 75 75 75
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 70 70 70 70
4. Matematika 70 70 70 70
5. Ilmu Pengetahuan Alam 70 - 70 70
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 70 - 70 70
7 Seni Budaya dan Prakarya 75 75 75 75
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, 75 75 75 75
dan Kesehatan

30
Kelompok B: Muatan Lokal
1 Bahasa Jawa 70 70 70 70
2 Bahasa Inggris 75 75 75 75
3 Komputer 75 75 75 75
Jumlah KKM KI-3 814 660 800 800
KKM KI-3 73
Kelompok C
Pengembangan Diri Kualifikasi Baik

Dari analisa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tiap-tiap mata pelajaran dari
masing-masing kelas dapat ditentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Satuan
Pendidikan. KKM Satuan Pendidikan dapat ditentukan dengan menganalisis KKM
mata pelajaran dari keseluruhan kelas, KKM satuan pendidikan ditentukan KKM
yang paling rendah. KKM Satuan Pendidikan dapat ditentukan pula rentang nilai
untuk menentukan predikatnya. KKM satuan Pendidikan untuk Pengetahuan (KI-3)
UPTD SD Negeri Triyagan 02 adalah 73 sehingga dapat ditentukan predikannya
sbb:
Rentang Predikat
KKM Panjang A B C D
SP Interval (Sangat Baik) (Baik) (Cukup) (Perlu
Bimbingan)
73 100- 93 < A ≤ 100 83< B ≤ 92 73 ≤ C ≤ 82 D < 73
73=27/3=9

REKAP KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)


KOMPETENSI INTI 4 ( KETERAMPILAN)
UPTD SDN TRIYAGAN 02 KECAMATAN MOJOLABAN
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2023 / 2024

KKM KKM Kelas


KKM SP
Sekola (%)
No Mata Pelajaran
h III VI
(%)
Kelompok A : Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi
75 75 75 75
Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan
75 75 75 75
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 70 70 70 70
4. Matematika 70 70 70 70
5. Ilmu Pengetahuan Alam 70 - 70 70

31
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 70 - 70 70
7 Seni Budaya dan Prakarya 75 75 75 75
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, 75 75 75 75
dan Kesehatan

Kelompok B: Muatan Lokal


1 Bahasa Jawa 70 70 70 70
2 Bahasa Inggris 75 75 75 75
3 Komputer 75 75 75 75
Jumlah KKM KI-3 800 660 800 800
KKM KI-3 73
Kelompok C
Pengembangan Diri Kualifikasi Baik

Dari analisa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tiap-tiap mata pelajaran dari
masing-masing kelas dapat ditentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Satuan
Pendidikan. KKM Satuan Pendidikan dapat ditentukan dengan menganalisis KKM
mata pelajaran dari keseluruhan kelas, KKM satuan pendidikan ditentukan KKM
yang paling rendah. KKM Satuan Pendidikan dapat ditentukan pula rentang nilai
untuk menentukan predikatnya. KKM satuan Pendidikan untuk Keterampilan (KI-
4) UPTD SD Negeri Triyagan 02 adalah 73 sehingga dapat ditentukan predikannya
sbb:
Rentang Predikat
KKM Panjang A B C D
SP Interval (Sangat Baik) (Baik) (Cukup) (Perlu
Bimbingan)
73 27/3=9 93 < A ≤ 100 83 < B ≤ 92 73 ≤ C≤82 D < 73

a. Pelaksanaan Konsep Ketuntasan Belajar


1) Sekolah menetapkan kriteria ketuntasan minimal masing-masing standar
kompetensi dan atau kompetensi dasar yang wajib dikuasai siswa.
2) Seorang siswa yang mempelajari unit satuan pelajaran tertentu dapat
berpindah ke unit satuan pelajaran berikutnya jika siswa yang
bersangkutan telah menguasai secara tuntas sekurang-kurangnya sama
dengan KKM dari setiap standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indikator unit satuan pelajaran yang telah ditetapkan sekolah.

32
3) Jika semua indikator dalam suatu kompetensi dasar telah dikuasai siswa,
maka siswa tersebut dianggap telah menguasai kompetensi dasar yang
bersangkutan, dan pada akhirnya dapat menguasai standar kompetensi
dan mata pelajaran.
4) Siswa yang belum memenuhi standar ketuntasan belajar wajib mengikuti
program remidial atau perbaikan. Sedangkan siswa yang telah memenuhi
standar ketuntasan belajar berhak mendapatkan program pengayaan, atau
melanjutkan ke kompetensi dasar berikutnya.
b. Program Remidial
1) Remedial dilakukan kepada siswa yang belum mencapai kriteria
ketuntasan belajar minimal pada indikator tertentu.
2) Remedial dapat dilaksanakan setiap saat baik pada jam efektif maupun
diluar jam efektif, hal ini tergantung bentuk penugasan maupun bentuk
proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.
3) Penilaian kegiatan remedial dapat berupa tes maupun penugasan yang
lain, misalnya :
(a) Penugasan terstruktur atau mandiri tak terstruktur
(b) Pembelajaran Ulang
(c) Belajar Mandiri
(d) Belajar Kelompok dengan Bimbingan Alumni atau tutor sebaya dan
sebagainya.
4) Semua kegiatan remidial diakhiri dengan ulangan/ujian

c. Program Pengayaan

1) Pengayaan dilakukan terhadap siswa yang telah mencapai ketuntasan


belajar ketika sebagian besar siswa yang lain belum.
2) Program pengayaan berbentuk tugas-tugas individual yang bertujuan
untuk mengoptimalkan pencapaian hasil belajar siswa.
3) Pengayaan dilaksanakan setiap saat baik pada jam efektif maupun diluar
jam efektif. Tergantung bentuk penugasannya maupun bentuk proses
belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.
4) Hasil penilaian kegiatan pengayaan dapat menambah nilai siswa pada
mata pelajaran yang bersangkutan.
5) Penguatan pada KD tertentu dengan memberi tugas membaca, tutor
sebaya, diskusi, mengerjakan soal yang hasilnya dinilai dan direkam,
namun tidak mempengaruhi nilai raport namun tetap diungkapkan dalam
keterangan profil hasil belajar siswa.

33
6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan :
a. Kriteria Kenaikan Kelas
Jika semua indikator, KD, SK suatu mata pelajaran telah terpenuhi
ketuntasannya, maka siswa dianggap telah layak naik ke kelas berikutnya.
Namun jika banyak terdapat indikator, KD, SK pada lebih dari 25% mata
pelajaran siswa masih belum tuntas sampai batas akhir tahun ajaran, maka
siswa harus mengulang di kelas yang sama. Untuk memudahkan
administrasi maka siswa diharapkan mengulang semua mata pelajaran
beserta SK, KD dan indikatornya dan sekolah mempertimbangkan mata
pelajaran, SK, KD dan indikator yang telah tuntas pada tahun ajaran
sebelumnya.

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun. Penentuan kenaikan


kelas dilakukan melalui rapat dewan guru dengan mempertimbangkan KKM,
sikap/perilaku/budi pekerti dan kehadiran siswa.

Adapun kriteria kenaikan kelas untuk siswa kelas III dan VI diatur sebagai
berikut :

1. Siswa dinyatakan naik kelas bila jumlah mata pelajaran yang belum tuntas
tidak boleh lebih dari 3 mata pelajaran (25%) dari Kriteria Ketuntasan
Minimal Satuan Pendidikan.

2. Memiliki nilai minimal baik pada aspek kepribadian.

3. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester pada


kelas yang diikuti.
b. Kriteria Kelulusan
Dengan mengacu pada ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 sekolah menetapkan kriteria kelulusan
dari masing-masing Kompetensi yaitu Kompetensi Sikap, Kompetensi
pengetahuan , dan Kompetensi Ketrampilan bahwa peserta didik dinyatakan
lulus jika :

1. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

34
2. memiliki nilai rapor semester II pada setiap jenjang kelas sejak dari kelas
III dan kelas VI;
3. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk Sikap dan
Ketrampilan.
4. lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan
5. lulus Ujian Sekolah.

Penentuan kelulusan
1. Penentuan kelulusan siswa dilakukan melalui rapat dewan guru dengan
mempertimbangkan nilai rapor, nilai ujian sekolah, sikap dan perilaku/budi
pekerti siswa dan memenuhi kriteria kelulusan.
2. Siswa yang dinyatakan lulus berhak memperoleh Ijasah, SKHU, dan buku
rapor.

3. Siswa yang tidak lulus tidak memperoleh Ijasah dan kepadanya wajib
mengulang kembali di kelas terakhir.

9. Pendidikan Kecakapan Hidup

Pendidikan kecakapan hidup dimaksudkan untuk membekali siswa agar


memiliki keberanian dalam menghadapi problema hidup dan kehidupan secara
wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan
menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya.

Tujuan pendidikan kecakapan hidup:

a. Mengaktualisasikan potensi siswa untuk digunakan dalam memecahkan


problema.

b. Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan


pembelajaran fleksibel sesuai prinsip pendidikan berbasis masyarakat luas.

c. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya di lingkungan sekolah,


masyarakat sesuai prinsip MBS.

35
Pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup tidak dikemas dalam bentuk mata
pelajaran baru tetapi dilakukan dengan cara mengintegrasikan pada mata
pelajaran yang telah ada.

Bidang kecakapan hidup yang dikembangkan di sekolah meliputi kecakapan


personal (kecakapan potensi diri dan kecakapan berfikir), kecakapan sosial,
kecakapan akademik awal dan kecakapan pra vokasional, diantaranya:
a. Kecakapan potensi diri, meliputi:

1) Kesadaran diri sebagai makhluk Tuhan.


2) Kecakapan mengembangkan potensinya dalam membaca dan menulis.
3) Kecakapan berhitung dengan atau tanpa bantuan teknologi.

b. Kecakapan berfikir, meliputi:

1) Kecakapan menggali informasi


2) Kecakapan mengolah informasi.
3) Kecakapan mengambil keputusan sendiri
4) Kecakapan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-
hari.
c. Kecakapan sosial, meliputi:
1) Kecakapan berkomunikasi secara lisan
2) Kecakapan berkomunikasi secara tertulis
3) Kecakapan melakukan kerjasama dengan orang lain.
d. Kecakapan akademik awal, meliputi:
1) Kecakapan berfikir ilmiah, eksploratoris, discovery dan inventory
2) Kecakapan melakukan penelitian sederhana.
e. Kecakapan pra vokasional, meliputi:
1) Kecakapan memahami beraneka ragam teknologi sederhana dalam
bidang pertanian, peternakan, perindustrian, kerumahtanggaan,
perdagangan, informasi, komunikasi, dan transportasi.
2) Kecakapan mengelola sumber daya alam, sosial, budaya dan
lingkungan sebagai bekal hidupnya.

10. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

36
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global merupakan pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global baik dalam
aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi, ekologi, dan lain-lain. Hal ini
diharapkan dapat memberi manfaat bagi pengembangan kompetensi peserta
didik sehingga mampu bersaing di tingkat lokal, nasional, dan internasional.

a. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal

Pendidikan berbasis keunggulan lokal yang dikembangkan di sekolah dan


wajib dikuasai siswa antara lain meliputi:

1) Bahasa Daerah, karena sebagai bahasa ibu di lingkungan masyarakat


sekitar maka Bahasa Jawa dijadikan sebagai mata pelajaran muatan
lokal wajib yang harus dilatihkan dan dikuasai siswa.
Catatan: Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar muatan lokal Bahasa
Jawa disajikan tersendiri dalam lampiran.

2) Seni Rupa dan Ketrampilan , hal ini untuk melestarikan dan


mengembangkan budaya daerah khususnya seni rupa yang , maka
sekolah mengangkat budaya Seni Rupa ini sebagai materi unggulan
lokal yang perlu dikembangkan dan dilatihkan kepada siswa.
Catatan: Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar muatan lokal Seni
Rupa disajikan tersendiri dalam lampiran.

b. Pendidikan Berbasis Keunggulan Global

Guna menyikapi adanya berbagai tantangan di era globalisasi, arus


informasi yang cepat dan persaingan semakin kuat, maka siswa perlu
dipersiapkan sejak dini agar mampu bersaing di era globalisasi yang
semakin ketat.

Adapun pendidikan keunggulan global yang perlu dilatihkan adalah:

1) Bahasa Inggris, hal itu dikarena statusnya sebagai bahasa


internasional, maka agar mampu mengikuti arus perkembangan dunia
luar, sekolah memandang perlu memberikan materi Bahasa Inggris

37
sebagai muatan lokal berbasis keunggulan global untuk dilatihkan dan
dikuasai siswa.

Catatan: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar muatan lokal


Bahasa Inggris disajikan tersendiri dalam lampiran.

2) Teknologi Informasi dan komonikasi ( Komputer ), hal ini dikarenakan


semakin cepat dan derasnya arus informasi global dewasa ini menuntut
akan penguasaan teknologi tersebut, oleh karena itu materi TIK (
Komputer ) dipandang perlu untuk diajarkan dan dilatihkan kepada
peserta didik

38
BAB IV
KOMPETENSI DASAR DAN KOMPETENSI INTI

A. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) merupakan
tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang
harus dimiliki seorang peserta didik SD/MI pada setiap tingkat kelas.
Kompetensi Inti dirancang untuk setiap kelas/usia tertentu. Melalui
Kompetensi Inti, sinkronisasi horisontal berbagai Kompetensi Dasar antarmata
pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal
berbagai Kompetensi Dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang
berbeda dapat dijaga pula.

Rumusan Kompetensi Inti menggunakan notasi sebagai berikut:


1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk Kompetensi Inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk Kompetensi Inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk Kompetensi Inti keterampilan.

Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SD/MI dapat dilihat pada Tabel
berikut.
Tabel 1: Kompetensi Inti SD/MI Kelas III
Kompetensi Inti
Kelas III
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah
dan tempat bermain
4.Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia

39
Tabel 2: Kompetensi Inti SD/MI Kelas VI
Kompetensi Inti
Kelas VI
1,Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2, Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya serta cinta tanah air.
3, Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati,
menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah, di sekolah dan tempat bermain
4, Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

II. Pembelajaran Tematik Terpadu


Kurikulum UPTD SD Negeri Triyagan 02 menggunakan pendekatan
pembelajaran tematik integratif dari kelas III dan VI. Pembelajaran tematik
integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai
kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.
Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap,
keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai
konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga
peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian
pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti
tercermin pada berbagai tema yang tersedia.
Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan dengan
alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas III, keduanya merupakan pemberi
makna yang substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke
mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang
Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya.
Dari sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikir abstrak
untuk memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas VI sudah

40
mulai mampu berpikir abstrak. Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt
memberi dasar yang kuat untuk integrasi Kompetensi Dasar yang diorganisasikan
dalam pembelajaran tematik. Dari sudut pandang transdisciplinarity maka
pengotakan konten kurikulum secara terpisah ketat tidak memberikan keuntungan
bagi kemampuan berpikir selanjutnya.
Di bawah ini adalah tema-tema telah disiapkan untuk peserta didik Sekolah
Dasar kelas III dan VI pada Kurikulum 2013.

Tabel 6.
Tema-Tema di Sekolah Dasar
Daftar Tema Kelas III
KELAS III
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup
2. Menyayangi Tumbuhan dan Hewan
3. Benda di Sekitarku
4. Kewajiban dan Hakku
5. Cuaca
6. Energi dan Perubahannya
7. Perkembangan Teknologi
8. Praja Muda Karana

Daftar Tema Kelas VI


KELAS VI
1, Selamatkan Makhluk Hidup
2, Persatuan dalam Perbedaan
3, Tokoh dan Penemu
4 Globalisasi
5 Wirausaha
6 Menuju Masyarakat Sejahtera
7 Kepemimpinan
8 Bumiku
9 Menjelajah Angkasa Luar

C.Pendekatan saintifik (ilmiah)


Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses
pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
1. Mengamati;

41
2. Menanya;
3. Mengumpulkan informasi/eksperimen;
4. Mengasosiasikan/mengolah informasi; dan
5. Mengkomunikasikan.
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar
sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 7:
Keterkaitan antara Langkah Pembelajarandengan Kegiatan Belajar dan Maknanya
Langkah Kompetensi yang
Kegiatan Belajar
Pembelajaran Dikembangkan
Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, Melatih kesungguhan,
melihat (tanpa atau dengan alat) ketelitian, mencari
informasi
Menanya Mengajukan pertanyaan tentang Mengembangkan
informasi yang tidak dipahami kreativitas, rasa ingin tahu,
dari apa yang diamati atau kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk mendapatkan pertanyaan untuk
informasi tambahan tentang apa membentuk pikiran kritis
yang diamati yang perlu
(dimulai dari pertanyaan faktual untuk hidup cerdas dan
sampai ke pertanyaan yang belajar sepanjang hayat
bersifat hipotetik)
Mengumpulka - melakukan eksperimen Mengembangkan sikap
n informasi/ teliti, jujur,sopan,
- membaca sumber lain selain
eksperimen menghargai pendapat orang
buku teks
lain, kemampuan
- mengamati objek/ kejadian/ berkomunikasi, menerapkan
- aktivitas kemampuan mengumpulkan
informasi melalui berbagai
- wawancara dengan narasumber cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan
belajar dan belajar
sepanjang hayat.
Mengasosiasik - mengolah informasi yang sudah Mengembangkan sikap
an/ dikumpulkan baik terbatas dari jujur, teliti, disiplin, taat
hasil kegiatan aturan, kerja keras,
mengolah
mengumpulkan/eksperimen kemampuan menerapkan
informasi
mau pun hasil dari kegiatan prosedur dan kemampuan
mengamati dan kegiatan berpikir induktif serta
mengumpulkan informasi. deduktif dalam
menyimpulkan .
- Pengolahan informasi yang

42
Langkah Kompetensi yang
Kegiatan Belajar
Pembelajaran Dikembangkan
dikumpulkan dari yang bersifat
menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan.
Mengkomunik Menyampaikan hasil pengamatan, Mengembangkan sikap
asikan kesimpulan berdasarkan hasil jujur, teliti, toleransi,
analisis secara lisan, tertulis, atau kemampuan berpikir
media lainnya sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan
singkat dan jelas, dan
mengembangkan
kemampuan berbahasa yang
baik dan benar.

D.Penilaian Autentik (Responsif)


Dalam rangka melaksanakan penilaian autentik yang baik, guru harus
memahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya
pada diri sendiri, khususnya berkaitan dengan: (1) sikap, pengetahuan dan
keterampilan apa yang akan dinilai; (2) fokus penilaian akan dilakukan, misalnya,
berkaitan dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan; dan (3) tingkat
pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran, memori, atau proses.
Bentuk-Bentuk Penilaian Autentik Yang Di Kembangkan
1. Penilaian Sikap
a. Observasi
b. Penilaian Diri
c. Penilaian Antarteman
d. Jurnal Catatan Guru
2. Penilaian Pengetahuan
a. Tes Tulis
b. Tes Lisan
c. Penugasan
3. Penilaian Keterampilan
a. Penilaian Kinerja
b. Penilaian Proyek
c. Penilaian Portopolio

43
BAB V
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
A. Alokasi Waktu

1. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran


pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

2. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk


setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

3. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,


meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk
muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

4. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur
dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.

Alokasi Waktu Minggu Efektif Belajar, Waktu Libur dan Kegiatan Lainnya
Tahun Pelajaran 2023 / 2024
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
1. Minggu efektif 44 minggu Digunakan untuk kegiatan
belajar dalam setahun pembelajaran efektif pada setiap
satuan pendidikan
2. Jeda tengah Selama 4 hari 4 hari setiap semester
semester
3. Jeda antar Maksimum 2 Antara semester I dan II
semester minggu
4. Libur akhir tahun Maksimum 3 Digunakan untuk penyiapan kegiatan
pelajaran minggu dan administrasi akhir dan awal tahun
pelajaran

44
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
5. Hari libur Sekitar 2 – 4 Pengaturan hari libur keagamaan
keagamaan minggu dilakukan tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif
6. Hari libur umum/ Maksimum 2 Disesuaikan dengan Peraturan
nasional minggu Pemerintah
7. Hari libur khusus Maksimum 1 Untuk satuan pendidikan sesuai
minggu dengan ciri kekhususan masing-masing
8. Kegiatan khusus Maksimum 3 Digunakan untuk kegiatan yang
sekolah/madrasah minggu diprogramkan secara khusus oleh
sekolah tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif

B. Penetapan Kalender Pendidikan

1. Permulaan tahun pelajaran dimulai pada pertengahan bulan Juli dan berakhir
pada bulan Juni tahun berikutnya.

2. Hari libur sekolah ditetapkan mengacu pada Keputusan Menteri Pendidikan


Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya
keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi
penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
3. Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menetapkan hari libur
serentak untuk satuan-satuan pendidikan.
4. Kalender pendidikan yang disusun oleh masing-masing satuan pendidikan
berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen Standar Isi ini
dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.

45
C. Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2023 / 2024
Alokasi waktu penyelenggaraan kegiatan pendidikan tahun pelajaran 2023 / 2024
terdiri dari:
Alokasi waktu semester I Tahun Pelajaran 2023 / 2024 adalah:

Minggu Jam Pelajaran


Satu Jam Jumlah jam Hari Efektif
Kelas Efektif Efektif
Pembelajaran Per Minggu Semester I
Semester I Semester I
III 35 menit 38 jam 23 minggu 137 hari 868 JP
VI 35 menit 42 jam 23 minggu 137 hari 959 JP

Alokasi waktu semester II Tahun Pelajaran 2023 / 2024 adalah:

Minggu Jam Pelajaran


Satu Jam Jumlah jam Hari Efektif
Kelas Efektif Efektif
Pembelajaran Per Minggu Semester II
Semester II Semester II
III 35 menit 38 jam 22 minggu 129 hari 817 JP
VI 35 menit 42 jam 16 minggu 111 hari 651 JP

46
KALENDER KEGIATAN SD NEGERI TRIYAGAN 02
KEC. MOJOLABAN TAHUN PELARAN 2023/2024
SEMESTER GASAL

47
KALENDER KEGIATAN SD NEGERI TRIYAGAN 02
KECAMATANMOJOLABAN TAHUN PELARAN 2023/2024
SEMESTER GENAP

Triyagan, 17 Juli 2023


Kepala SDN Triyagan 02

Sudarno, S.Pd
NIP. 19670801 199403 1 009

48
BAB VI
PENUTUP
Kurikulum tingkat Satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing tingkat satuan pendidikan. Penyusunan
kurikulum tingkat satuan pendidikan dibuat dengan mengacu pada panduan penyusunan
dari Badan Standar Nasional Pendidikan. Standar Isi, proses dan starndar lulusan.
Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang Berbasis Kompetensi
bermaksud membantu siswa menjadi orang yang berkompeten ditujukan untuk
menciptakan lulusan yang kompeten untuk membangun kehidupan diri, masyarakat,
bangsa, dan negara. Kurikulum ini merupakan suatu sistem kurikulum nasional yang
mengakomodasikan berbagai kebutuhan tingkat nasional, daerah. dan sekolah, serta
dapat diperkaya untuk kepentingan global. Sebagai suatu sistem, Kurikulum Berbasis
Kompetensi merupakan standar kompetensi nasional. Daerah dan sekolah menjabarkan
standar kompetensi tersebut ke dalam silabus dan seperangkat rencana pelaksanaan
pembelajaran yang antara lain meliputi pengaturan kegiatan, pengalaman belajar, materi
pembelajaran, alokasi waktu, pengelolaan kelas; media dan sumber belajar, serta
penilaian hasil belajar.
Salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
ditandai dengan perwujudan kebiasan berpikir dan bertindak peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari baik di dalam keluarga, sekolah, maupun di masyarakat.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan perlu dinilai/ditinjau kembali secara terencana dan
berkala untuk mengetahui tingkat efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaannnya.
Berkenaan dengan hal tersebut, penilaian kurikulum dilakukan oleh berbagai komponen
yang relevan utamanya tim pengembang kurikulum di tingkat sekolah maupun
kabupaten.

49
PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH
SEKOLAH DASAR NEGERI TRIYAGAN 02
KECAMATAN MOJOLABAN
Alamat : Oro-oro Tengah Rt 01 Rw 03 Triyagan Mojolaban Kode Pos 57554
Email: triyagan02@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPTD SD NEGERI TRIYAGAN 02


KANTOR LAYANAN ADMINISTRASI SATUAN PENDIDIKAN
KECAMATAN MOJOLABAN
Nomor : 421.2 / 060 / 2023

TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENGEMBANG KURIKULUM
UPTD SD NEGERI TRIYAGAN 02 KECAMATAN MOJOLABAN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

KEPALA UPTD SD NEGERI TRIYAGAN 02

Menimbang : a. Bahwa untuk kelancaran Pelaksanaan Penyusunan


Kurikulum 2013 UPTD SD Negeri Triyagan 02 tahun
pelajaran 2023/2024 Kantor Layanan Administrasi
Pendidikan Kecamatan Mojolaban.
b. Bahwa sehubungan dengan huruf a perlu menetapkan
Keputusan Kepala Sekolah tentang Tim Pengembangan
Kurikulum 2013 SD Negeri Triyagan 02 tahun pelajaran
2023/2024 Kantor Layanan Administrasi Pendidikan
Kecamatan Mojolaban.
Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-undang Nomor Republik Indonesia 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala
ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional; dan
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
tentang Standar Nasional Pendidikan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005.
6. Permendikbud Nomor 23 tahun 2015 tentang Standar
Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/ Kota
atas perubahan Peraturan Merntri Pendidikan Nasional
Nomor 15 tahun 2010.
7. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah atas perubahan Peraturan

50
Mentri Perndidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006.
8. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 64 tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah atas perubahan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional
Nomor 22 tahun 200
9. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah atas perubahan Peraturan Mentri Pendidikan
Nasional Nomor 41 tahun 2007.
10. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 53 tahun 2015 tentang Standar Penilaian atas perubahan
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2007.
11. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah .
12. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 71 tahun 2013 tentang Buku teks dan
Buku Panduan Guru untuk Pendidikan Dasar dan
Menengah

MEMUTUSKAN

PERTAMA : Membentuk Tim Pengembang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar


Tahun Pelajaran 2023/2024 di UPTD SD Negeri Triyagan 02,
seperti tersebut dalam Lampiran I Keputusan ini.
KEDUA : Tugas Tim Pengembang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar tahun
pelajaran 2023/2024 di UPTD SD Negeri Triyagan 02
a. Merencanakan Pelaksanaan Workshop Kurikulum 2013
b. Menyusun Dokumen I Kurikulum 2013
KETIGA : Semua biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya
Keputusan ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja UPTD SD Negeri Triyagan 02
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya.

Ditetapkan di : Mojolaban
Pada Tanggal : 17 Juni 2023
Kepala Sekolah

Sudarno, S.Pd
NIP 19670801 199403 1 009

51
Lampiran Surat Keputusan Kepala UPTD SD Negeri Triyagan 02
Nomor : 421.2 / 060 /2023
Tanggal : 17 Juni 2023
Tentang : Tim Pengembang Kurikulum

Pelindung : Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten


Sukoharjo
Penasehat : Sumiyati, S.Pd
Ketua : Sudarno, S.Pd
Wakil Ketua : Atiek Retnowati, S.Pd
Sekretaris : Suryono, S.Pd
Bendahara : Astaghfarina Laila, S.Pd.SD
Anggota : Dewan Guru dan Nara Sumber
1. Agus Santoso, S.Pd
2. Tri Wahyuni, S.Pd.I
3. Niniek Padmiyati, S.Pd
4. Tri Widiyanti, S.I.Pust
5. Annis Fitri Nurwati, AMd.Kom
6. Sheyla Aulia Sanjaya, S.Pd
7. Akhrom Budi R, AMd
8. Tri Haryanto

Triyagan, 17 Juni 2023


Kepala Sekolah

Sudarno, S.Pd
NIP : 19670801 199403 1 009

52
PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH
SEKOLAH DASAR NEGERI TRIYAGAN 02
KECAMATAN MOJOLABAN
Alamat : Oro-oro Tengah Rt 01 Rw 03 Triyagan Mojolaban Kode Pos 57554
Email: triyagan02@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPTD SD NEGERI TRIYAGAN 02


KECAMATAN MOJOLABAN
Nomor : 421.2 / 062 / 2023
TENTANG
PEMBERLAKUAN KURIKULUM
UPTD SD NEGERI TRIYAGAN 02 KECAMATAN MOJOLABAN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
KEPALA UPTD SD NEGERI TRIYAGAN 02
Menimbang :
a. Bahwa dalam rangka terlaksananya proses Kegiatan Belajar
Mengajar di UPTD SD Negeri Triyagan 02 perlu adanya Kurikulum
Tingkat satuan Pendidikan untuk Tahun Pelajaran 2023/2024
b. Bahwa sehubungan dengan huruf a perlu menetapkan Keputusan
Kepala Sekolah tentang pemberlakuan Kurikulum 2013 UPTD SD
Mengingat :
Negeri Triyagan 02 tahun pelajaran 2023/2024 Kantor Layanan
Administrasi Pendidikan Kecamatan Mojolaban.

1. Undang-undang Nomor Republik Indonesia 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional;
2. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan
4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 tahun 2017 tentang
Pendidikan Karakter
7. Permendikbud RI Nomor 57 tahun 2014 tentang Kerangka Dasar
Kurikulum dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah.
8. Permendikbud RI Nomor 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

53
9. Permendikbud RI Nomor 63 tahun 2014 tentang Pendidikan
Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
10. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi lulusan pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
11. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi pada
Pendidikan
12. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang standar
Proses pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
13. Permendikbud Nomor 23 Tahun 23 Tahun 2016 tentang
Standar penilaian
14. Permendikbud RI Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Penguatan Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan
Formal
15. Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar
16. Surat edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 15 Tahun 2020 tertanggal 18 Mei 2020 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam
masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-
19)
17. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam
Negeri Nomor : 01/KB/2020, Nomor: 516 Tahun 2020,
Nomor: HK.03.01/menkes/363/2020, dan Nomor: 440-882
tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada
Tahun Ajaran 2022/2023 dan tahun Akademik 2022/2023 di
masa Pandemi Corona Virus Disease2019 (Covid-19)
18. Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 34 Tahun 2018 tentang
Penguatan Pendidikan Karakter
19. Surat Edaran Bupati Sukoharjo Nomor :420/1448/2020
tentang Penyelenggaraan Pendidikan dalam rangka
Pencegahan Penularan dan Penyebaran Infeksi Corona
Virus Disease (Covid-19) di Kabupaten Sukoharjo

MEMUTUSKAN

PERTAMA : Memberlakukan Kurikulum UPTD SD Negeri Triyagan 02


untuk Tahun Pelajaran 2023/2024;

54
KEDUA : Segala biaya yang diperlukan akibat ditetapkannya
keputusan ini dibebankan pada keuangan sekolah (BOS);
KETIGA : Kurikulum UPTD SD Negeri diberlakukan sejak ditetapkan
Surat Keputusan ini;
KEEMPAT : Apabila terdapat kekeliruan dalam Surat Keputusan ini, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Mojolaban
Pada Tanggal : 14 Juli 2023
Kepala Sekolah

Sudarno, S.Pd
NIP 19670801 199403 1 009

55
Lampiran III Rekap KKM KI-3 dan KI-4

REKAP KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)


KOMPETENSI INTI 3 ( PENGETAHUAN)
UPTD SDN TRIYAGAN 02 KECAMATAN MOJOLABAN
KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2023 / 2024

KKM KKM Kelas KKM


No Mata Pelajaran Sekolah (%) SP
(%) III VI
Kelompok A : Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi
76 76 76 76
Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan
75 75 75 75
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 74 74 74 74
4. Matematika 73 73 73 73
5. Ilmu Pengetahuan Alam 74 - 74 74
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 73 - 73 73
7 Seni Budaya dan Prakarya 75 75 75 75
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, 75 75 75 75
dan Kesehatan

Kelompok B: Muatan Lokal


1 Bahasa Jawa 73 73 73 73
2 Bahasa Inggris 73 73 73 73
3 Komputer 73 73 73 73
Jumlah KKM KI-3 814 667 814 814
KKM KI-3 73
Kelompok C
Pengembangan Diri Kualifikasi Baik

56

Anda mungkin juga menyukai