Jl. Pulau Tujuh, Komp. Ruko Tiban Indah Blok AA no.3, Tiban Indah, Sekupang Batam,
Kepulauan Riau
i
KATA PENGANTAR
atas segala nikmat serta taufiq-Nya serta Shalawat kepada Rasulullah Muhammad
sallallahu alaihi wasallam yang telah membebaskan kita dari zaman jahiliyyah ke zaman
yang ilmiah.
tugasnya menyususnn dan mengembangkan Kurikulum PPS Ula Imam Bukhari yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan pada PPS Ula Imam Bukhari
Batam dalam memetakan berbagai kebijakan dan kegiatan belajar mengajar (KBM)
Harapan kami agar pelaksanaan pendidikan ini dapat terencana, terararh dan
tepat tujuan untuk mengantarkan peserta didik menjadi Insan yang bertakwa, berakhlaq
Dalam penyusunan kurikulum PPS Ula Imam Bukhari ini kami berupaya
semaksimal mungkin untuk mengikuti aturan yang berlaku dengan melihat kemampuan
serta potensi sekolah untuk melaksanakannya dimana akan diterapkan pada tahun ajaran
berikutnya.
Ditetapkan di : Batam
Tanggal : Juli 2022
Komite sekolah Kepala Sekolah
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
B. Landasan Hukum
C. Acuan Konseptual
A. Tujuan Pendidikan
A. Muatan Kurikulum................................................................................................... 8
1. Intrakurikuler........................................................................................................8
3. Ekstrakurikuler.................................................................................................. 12
C. Kriteria Kelulusan..................................................................................................16
D. Kalender Akademik.............................................................................................. 16
1. Alokasi waktu.................................................................................................... 16
BAB V : PENUTUP
Penutup....................................................................................................................... 25
DAFTAR LAMPIRAN:
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3)
mengamanatkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar amanah tersebut
telah diterbitkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Peraturan menteri Agama atau PMA Nomor 31 tahun 2020 tentang pendidikan pesantren,
dinyatakan bahwa pesantern menyelenggarakan pendidikan pesantern sebagai bagian dan
penyelenggaraan pendidikan nasional. Pendidikan Pesantren diselenggarakan dengan tujuan
1
membentuk santri yang unggul dalam mengisi kemerdekaan Indonesia dan mampu menghadapi
perkembangan zaman. Santri lulusan Pendidikan Pesantren harus mempunyai akhlak mulia;
kedalaman ilmu agama Islam; keteladanan; kecintaan terhadap tanah air; kemandirian; keterampilan;
dan wawasan global. Pendidikan pesantren diselenggarakan melalui jalur formal;dan/atau pendidikan
nonformal.
Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam domain sikap
spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu, Standar Isi dikembangkan
untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi
lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Karakteristik, kesesuaian, kecukupan, keluasan, dan kedalaman materi ditentukan
sesuai dengan karakteristik kompetensi beserta proses pemerolehan kompetensi tersebut. Ketiga
kompetensi tersebut memiliki proses pemerolehan yang berbeda. Sikap dibentuk melalui aktivitas-
aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan dimiliki
melalui aktivitas-aktivitas: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas: mengamati, menanya, mencoba,
menalar, menyaji, dan mencipta. Karakteristik kompetensi beserta perbedaan proses pemerolehannya
mempengaruhi Standar Isi.
Selain itu, Pemerintah juga sudah menetapkan Kompetensi Inti dan Kopetensi Dasar.
Kompetensi inti pada kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas. Sedangkan
Kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai
peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada
kompetensi inti.
2
Berdasarkan hal di atas, Satuan Pendidikan harus menerjemahkan peraturan-peraturan
tersebut ke dalam sebuah kurikulum yang bisa menjadi pedoman bagi satuan pendidikan dalam
kegiatan penyelengaraan pendidikan.
Kurikulum sendiri merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada
semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta dididk. Atas dasar pemikiran tersebut maka perlu
dikembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 bahwa Kurikulum Satuan Pendidikan pada jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta
berpedoman pada panduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan.
Untuk memenuhi amanat undang-undang serta peraturan pemerintah seperti tersebut di atas
dan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional pada umumnya, serta tujuan pendidikan sekolah
khususnya, maka PPS Salafiyah Ula Imam Bukhari memandang perlu untuk mengembangkan
Kurikulum Pondok Pesantren Salafiyah Ula yang dipadukan dengan kurikulum 2013 yang
disesuaikan pada setiap pergantian tahun pelajaran. Melalui kurikulum ini sekolah dapat
melaksanakan program pendidikannya sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta
didik. Untuk itu, dalam pengembangannya melibatkan seluruh warga sekolah dengan berkoordinasi
kepada pemangku kepentingan di lingkungan sekitar sekolah.
Penyusunan kurikulum ini telah melalui beberapa tahap, mulai dari membentuk tim
pengembang kurikulum sekolah, menyiapkan dan mengkaji peraturan perundang-undangan yang
berlaku, melakukan analisis konteks, melaksanakan rapat koordinasi penyusunan KTSP, melakukan
penelaahan dan penyempurnaan KTSP kurikulum 2013, menetapkan dan mengesahkan pemberlakuan
KTSP.
3
B. Landasan Hukum
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Pembinaan Kesiswaan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014
Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014
Tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Ekstrakurikuler Wajib;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;
10. Peraturan Mendikbud No. 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan
Kurikulum 2013.
11. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014
Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah.
4
12. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015
Tentang Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti;
13. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2015
Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan
Pendidikan;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016
tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Repu;blk Indonesia Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016
tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013;
20. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2018.Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24
Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013
Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
C. Acuan Konseptual
Acuan konseptual penyusunan KTSP PPS Ula Imam Bukhari adalah sebagai berikut.
5
3. Membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik
4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan
dan Kemampuan Peserta Didik
6. Kompetensi yang diperlukan antara lain berpikir kritis, berpikir kreatif dan kewirausahaan,
7. mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan
mempunyai kecakapan hidup.
8. Perkembangan Ipteks
12. memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian
keragaman budaya.
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.
Kurikulum Pondok Pesantren Salafiyah Ula dan Kurikulum 2013 yang disesusaikan
dikembangkan dengan tujuan:
1. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
2. Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan hak, dan kewajibannya dalam
kehidupan bermaysrakat, berbangsa, dan bernegara, serta meningkatkan kualitas dirinya
sebagai manusia.
6
4. Meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengngekspresikan keindahan dan harmoni
mencakup aprsiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual maupun dalam
kehidupan bermasyarakat sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.
5. Meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
6. Mengenal, memahami dan mencintai budaya lokal khususnya dalam budaya dan bahasa
Melayu.
7. Mengembangkan kepribadian siswa sesuai dengan bakat, minat, serta potensi yang
dimilikinya.
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang. Kurikulum dikembangkan berdasarkan
prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik serta tuntutan lingkungan pada masa kini dan yang akan datang. Memiliki posisi sentral
berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
2. Belajar sepanjang hayat, kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal
dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
3. Menyeluruh dan berkesinambungan, substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi
kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar jenjang pendidikan.
7
8
BAB II
A. Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3
adalah: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Menjadi fasilitator bagi orang tua pengemban tugas pendidikan untuk mendidik generasi islami
bermanhaj salafussholeh, berakhlaq mulia, cerdas dan mandiri
Bermutu :
9
1. Fasilitas pendidikan yang memadai
4. Kurikulum terintegrasi
5. Terakreditasi A
Generasi Unggul :
2. Mampu memahami dasar-dasar berbahasa asing yang baik (inggris dan arab)
6. Berkepribadian islami
1. Membentuk peserta didik menjadi anak sholeh yang mempunyai aqidah yang benar,
pemahaman yang lurus, amal yang shalih, akhlak yang mulia, akal yang cerdas, fisik yang
sehat dan kuat, serta dekat dan cinta kepada Allah dan RasulNya
2. Menyiapkan generasi Islami yang berkualitas, penghafal Al-Qur’an, kreatif, dan mandiri,
dengan cara mengoptimalkan segala potensi yang dikaruniakan Allah pada setiap anak untuk
memelihara nilai Islam berdasarkan Al-Qur’an dan AsSunnah
D. Motto Sekolah
“Menumbuhkan karakter generasi muslim Indonesia yang berilmu, beramal dan berakhlaq mulia”
10
E. Kurikulum
PPS Imam Bukhari menggunakan kurikulum salafiyah ula dan kurikulum 2013 (kurtilas),
karena kurikulum 2013 berbasis karakter dan kompetensi yang mewajibkan anak untuk aktif
dalam pembelajaran dengan unggulan tahfiz AlQur’an dan Bahasa Arab
F. Tujuan Kurikulum
Kurikulum PPS IMAM MUSLIM bertujuan untuk mempersiapkan generasi muslim agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga social yang beriman, berilmu dan beramal
sholih serta dapat berperan pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban
dunia. Membina peserta didik agar selalu menghadirkan nilai Iman dan setiap aktivitasnya ,
istiqomah dalam kebenaran, gemar dan disiplin dalam beribadah, ikhlas dan selalu bersyukur,
memiliki daya juang dan daya kreasi yang tinggi, inovatif, kritis dan penuh inisiatif.
11
BAB III
Berdasarkan dari SK Dirjen Pendis Nomor Nomor 3543 tahun 2018 tentang Petunjuk
teknis Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan Pada pondok pesantren salafiyah (PKPPS), Ula
Wustha Ulya menjelaskan secara terperinci mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga ini. Adapun
keterangannya sebagai berikut.
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran
dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang
tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan
kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang
pendidikan dasar.
Struktur kurikulum mata pelajaran yang wajib diajarkan pada Pondok Pesantren Salafiyah
tingkat Ula paling sedikit :
a. al Qur’an;
b. Hadits;
c. Aqidah;
d. Akhlaq;
e. Fiqih;
12
f. Sejarah Kebudayaan Islam/Sejarah Peradaban Islam;
g. Bahasa Arab;
i. Matematika;
j. Bahasa Indonesia;
Kelas 1 60 % 15 % 25 %
Kelas 2 60 % 15 % 25 %
Kelas 3 60 % 15 % 25 %
Kelas 4 50 % 20 % 30 %
Kelas 5 50 % 20 % 30 %
Kelas 6 50 % 20 % 30 %
Tabel 2. Struktur dan Muatan Kurikulum PPS Ula Imam Bukhari 2022/2023
13
5. Fiqih 2 2 2 2 2 2
8. Akhlaq 2 2 2 2 2 2
9. Tarikh Islam - - 2 2 2 2
10. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan - - - 2 2 2
11. Bahasa Indonesia 2 2 2 2 2 2
12. Bahasa Arab 2 2 2 2 2 2
13. Matematika 2 2 2 2 2 2
14. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 2 2 2
15. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 2 2 2
Jumlah Jam Kelompok A 26 26 28 34 34 34
B. Kelompok B
1. Seni Budaya dan Prakarya 2 2 2 2 2 2
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan 2 2 2 2 2 2
3. Muatan Lokal: Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2
Jumlah Jam Kelompok B 6 6 6 6 6 6
Jumlah Alokasi Waktu Per-Minggu 32 32 34 40 40 40
Muatan lokal yang diterapkan di PPS Ula Imam Bukhari Batam adalah sebagai berikut :
14
1. Bahasa Arab
Muatan lokal Bahasa Arab wajib bagi semua siswa kelas I hingga kelas IV. Alokasi waktu yang
diperlukan untuk kelas I dan V adalah 2 jam pelajaran. Penambahan program bahasa juga
dilakukan dalam kegiatan sehari-hari dalam bentuk pekan bahasa asing.
2. Tahfidz Qur’an
Muatan lokal Tahfidz Qur’an wajib bagi semua siswa kelas I hingga kelas V. Alokasi waktu
yang diperlukan untuk kelas I – VI adalah 10 jam pelajaran. Dengan target hafalan 6 juz dalam
6 tahun. Untuk program Tahfidz Quran, siswa ditargetkan untuk menyetor sesuai dengan target
hafalan di setiap pertemuannya. sehingga jika diakumulasikan setiap semester siswa
ditargetkan dapat menyetorkan 1/2 juz Al Quran. Hitungan ini kemudian dialokasikan dalam
waktu 12 semester siswa diharapkan mampu menyetorkan 6 juz sesuai dengan target kelulusan
siswa PPS Ula Imam Bukhari.
3. Tahsin Qur’an
Muatan lokal Tahsin Qur’an wajib bagi semua siswa kelas I hingga kelas VI. Alokasi waktu
yang diperlukan untuk kelas I – VI adalah 2 jam pelajaran. Program tahsin sebagai sarana untuk
membenarkan bacaan quran secara tartil pada santriwan-santriwati PPS Ula Imam Bukhari.
Tahfidz Qur’an, Tahsin Qur’an secara kurikuler masuk sebagai muatan lokal sekaligus
menjadi program unggulan PPS Ula Imam Bukhari.
4. Bahasa Inggris
Muatan lain yang kami terapkan di kurikulum PPS Ula Imam Bukhari adalah Bahasa
Inggris.Pentingnya Bahasa Inggris sebagai Faktor pendukung dalam pengembangan potensi
daerah. Terutama di Kota Batam yang merupakan kota wisata dan Industri. fokus targetan
adalah penguatan kosakata dan mengenalkan percakapan-percakapan dalam bahasa Inggris.
Pemberian materi juga harus memperhatikan perkembangan peserta didik, kemampuan guru
dan sarana prasarana. Alokasi waktu yang diperlukan untuk kelas 2 jam pelajaran.
15
C. Pengaturan Beban Belajar
1. Beban Belajar
a. Pengaturan alokasi waktu pembelajaran per jam tatap muka, jumlah jam pelajaran per
minggu, jumlah minggu efektif per tahun pelajaran, jumlah jam pelajaran per tahun
c. beban belajar PPS Ula Imam Bukhari dinyatakan dalam jam pembelajaran perminggu.
b. Pemanfaatan 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka pada mata pelajaran tertentu,
untuk penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT)
Beban kerja guru PPS Ula Imam Bukhari diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 74
tahun 2008 tentang Guru sebagai berikut :
a. Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok :
1) Merencanakan pembelajaran
2) Melaksanakan pembelajaran
3) Menilai pembelajaran
4) Membimbing dan melatih peserta didik
5) Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai
dengan beban kerja guru
b. Beban kerja guru paling sedikit memenuhi 24 jam tatap muka dan paling banyak 40 jam
tatap muka dalam 1 minggu pada satu atau lebih satuan pendidikan yang memiliki izin
pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah;
c. Beban kerja kepala sekolah yang memperoleh tunjangan profesi dan masalahat tambahan
adalah paling sedikit 6 jam tatap muka dalam 1 minggu
d. Beban kerja wakil kepala sekolah yang memperoleh tunjangan profesi dan maslahat
tambahan adalah paling sedikit 12 jam tatap muka dalam 1 minggu
16
e. Beban kerja kepala laboratorium, bengkel, atau unit produksi yang memperoleh tunjangan
profesi dan maslahat tambahan paling sedikit 12 jam tatap muka dalam 1 minggu.
f. Beban kerja guru Bimbingan dan Konseling atau konselor yang memperoleh tunjangan
profesi dan maslahat tambahan paling sedikit 150 peserta didik per tahun pada satu atau
lebih satuan pendidikan
Beban
No Nama Bidang Studi yang diampu Mengajar
(JP)
17
No Nama Tugas Tambahan Keterangan
D. Penilaian
1. Ketuntasan Belajar
a. Mekanisme dan Prosedur Penentuan KKM
KKM adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan dengan mengacu pada
standar kompetensi lulusan, dan memperhatikan 3 (tiga) aspek, yaitu karakteristik
peserta didik (intake), karakteristik mata pelajaran (kompleksitas materi/kompetensi),
dan kondisi satuan pendidikan (daya dukung) pada proses pencapaian kompetensi.
Dalam menetapkan KKM, PPS Ula Imam Bukhari melibatkan kepala sekolah, pendidik,
dan tenaga kependidikan.
Penentuan KKM mata pelajaran di PPS Ula Imam Bukhari memperhatikan hal-
hal berikut: a) jumlah KD setiap mata pelajaran pada masing-masing tingkat kelas
dalam satu tahun pelajaran dan b) nilai aspek karakteristik peserta didik, karakteristik
mata pelajaran, dan kondisi PPS Ula Imam Bukhari.
Prosedur penentuan KKM mata pelajaran di PPS Ula Imam Bukhari dilakukan
dengan cara berikut.
18
1) Menghitung jumlah KD setiap mata pelajaran pada masing-masing tingkat kelas
dalam satu tahun pelajaran.
Adapun rambu-rambu penetapan KKM di PPS Ula Imam Bukhari dapat dirinci
sebagai berikut.
3) Nilai KKM untuk kelas I- VI yang disepakati oleh sekolah adalah satu KKM untuk
semua mata pelajaran atau KKM sekolah berdasarkan nilai KKM terendah.
5) Nilai KKM harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar Peserta didik (LHBS)
atau disingkat rapor.
berdasarkan rentang nilai terebut, dapat ditentukan predikat sebagaimana terlihat paa tabel
berikut :
Nilai Ketuntasan
80 - 89 B Baik
70- 79 C Cukup
<70 D Kurang
Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni predikat
Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) sebagaimana tertera pada tabel berikut.
20
No Nilai Ketuntasan Sikap Predikat
1 Sangat Baik SB
2 Baik B
3 Cukup C
4 Kurang K
Ketuntasan seorang peserta didik pada KD dari KI-1 dan KI-2 dengan memperhatikan
aspek sikap untuk seluruh mata pelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara umum
berada pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang
bersangkutan.
Nilai ketuntasan kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 didasarkan pada analisis KKM
setiap mata pelajaran. Proses analisis KKM didasarkan pada beberapa 3 aspek, yakni pada
intake (karakteristik peserta didik), kompleksitas (karakteristik mata pelajaran), dan daya
dukung yang meliputi sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah.
b. Program Pengayaan.
Pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
1) Belajar kelompok, yaitu sekelompok siswa diberi instrumen pengayaan untuk
dikerjakan bersama pada dan/atau di luar jam pelajaran;
2) Belajar mandiri, yaitu siswa diberi instrumen pengayaan untuk dikerjakan
sendiri/individual;
3) Pembelajaran berbasis tema, yaitu memadukan beberapa konten pada tema tertentu
sehingga siswa dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.
4) Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan sebagai nilai
tugas.
Pengayaan biasanya diberikan segera setelah siswa mencapai KKM berdasarkan hasil
PH. Mereka yang telah mencapai KKM berdasarkan hasil PTS dan PAS umumnya tidak
diberi pengayaan. Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali, tidak
berulang-kali sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan umumnya
tidak diakhiri dengan penilaian
22
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan adalah proses pengumpulan informasi
atau data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek
pengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis
dalam bentuk Penilaian Akhir Semester (PAS), Penilaian Akhir Tahun (PAT), dan Ujian
Sekolah (US) dengan menggunakan berbagai instrumen, dan berasal dari berbagai sumber.
Penilaian harus dilakukan secara efektif, oleh karena itu, meskipun informasi dikumpulkan
sebanyak-banyaknya dengan berbagai upaya,tapi kumpulan informasi tersebut tidak hanya
lengkap dalam memberikan gambaran, tetapi juga harus akurat yang digunakan untuk
penentuan kenaikan kelas dan kelulusan dari satuan pendidikan.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang menekankan
pembelajaran berbasis aktivitas yang bertujuan memfasilitasi siswa memperoleh sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini berimplikasi pada penilaian yang harus meliputi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan baik selama proses (formatif) maupun pada akhir
periode pembelajaran (sumatif).
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian:
1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian Kompetensi Dasar (KD) pada
Kompetensi Inti (KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4) pada kurikulum kondisi darurat.
2) Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu penilaian yang dilakukan dengan
membandingkan capaian siswa dengan kriteria kompetensi yang ditetapkan. Hasil
penilaian baik yang formatif maupun sumatif seorang siswa tidak dibandingkan dengan
skor siswa lainnya namun dibandingkan dengan penguasaan kompetensi yang
dipersyaratkan.
3) Penilaian dilakukan secara terencana dan berkelanjutan. Artinya semua indikator diukur,
kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar (KD) yang telah
dikuasai dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan belajar siswa.
4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, berupa program peningkatan
kualitas pembelajaran, program remedial bagi siswa yang pencapaian kompetensinya di
bawah KKM, dan program pengayaan bagi siswa yang telah memenuhi KKM. Hasil
penilaian juga digunakan sebagai umpan balik bagi orang tua/wali siswa dalam rangka
meningkatkan kompetensi siswa
Dalam rangka implementasi Kurikulum 2013, PPS Ula Imam Bukhari menerapkan
penilaian hasil belajar yang mengacu pada Panduan Penilaian Tentang Penilaian Hasil
23
Belajar Oleh Pendidik Dan Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah menyatakan:
1) Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan informasi atau data
tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan
aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis yang dilakukan
untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui
penugasan dan evaluasi hasil belajar,
2) Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan adalah proses pengumpulan informasi
atau data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek pengetahuan dan
aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis dalam bentuk
penilaian akhir dan ujian sekolah atau madrasah,
4) Ujian Sekolah atau Madrasah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau
penyelesaian dari suatu Satuan Pendidikan,
5) Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria ketuntasan
belajar yang ditentukan oleh Satuan Pendidikan yang mengacu pada standar kompetensi
kelulusan, dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata
pelajaran, dan kondisi Satuan Pendidikan
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik PPS Ula Imam Bukhari memiliki tujuan
untuk:
25
4) hasil penilaian pencapaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk predikat atau
deskripsi;
5) penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan
sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
6) penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio, dan/atau
teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
7) hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik disampaikan
dalam bentuk angka atau deskripsi; dan
8) peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remidi.
1) Penilaian Sikap
i. Pengertian Penilaian Sikap
Penilaian sikap adalah kegiatan untuk mengetahui kecenderungan perilaku
spiritual dan sosial siswa dalam kehidupan sehari-hari di dalam dan di luar kelas
sebagai hasil pendidikan. Penilaian sikap ditujukan untuk mengetahui
capaian/perkembangan sikap siswa dan memfasilitasi tumbuhnya perilaku siswa sesuai
butir-butir nilai sikap dalam KD dari KI-1 dan KI-2.
ii. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan teknik observasi oleh guru mata
pelajaran (selama proses pembelajaran pada jam pelajaran), guru bimbingan konseling
(BK), dan wali kelas (selama siswa di luar jam pelajaran) yang ditulis dalam buku
jurnal (yang selanjutnya disebut jurnal). Jurnal berisi catatan anekdot (anecdotal
record), catatan kejadian tertentu (incidental record), dan informasi lain yang valid
dan relevan. Jurnal tidak hanya didasarkan pada apa yang dilihat langsung oleh guru,
wali kelas, dan guru BK, tetapi juga informasi lain yang relevan dan valid yang
diterima dari berbagai sumber. Selain itu, penilaian diri dan penilaian antarteman dapat
dilakukan dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter siswa, yang hasilnya
dapat dijadikan sebagai salah satu data konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh
pendidik. Berikut ini adalah teknik penilaian sikap:
26
(1) Observasi
Penerapan teknik observasi dapat dilakukan menggunakan lembar observasi
atau buku jurnal. Lembar observasi merupakan instrumen yang dapat digunakan oleh
pendidik untuk memudahkan dalam membuat laporan hasil pengamatan terhadap
perilaku peserta didik yang berkaitan dengan sikap spiritual dan sikap sosial. Sikap
yang diamati adalah sikap yang tercantum dalam indikator pencapaian kompetensi
pada KD untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti (PABP) dan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Pada mata pelajaran selain
PABP dan PPKn, sikap yang diamati tercantum pada KI-1 dan KI-2.
Lembar observasi yang digunakan untuk mengamati sikap dapat berupa
lembar observasi tertutup dan lembar observasi terbuka.
(a) Lembar observasi tertutup
Ketika menggunakan lembar observasi terbuka, pendidik menentukan
secara sistematis butir-butir perilaku yang akan diobservasi beserta indikator-
indikatornya. Tabel berikut adalah contoh lembar observasi tertutup.
27
pada butir-butir perilaku tertentu. Dalam melakukan observasi pendidik tidak menggunakan
instrumen baku melainkan hanya rambu- rambu observasi. Tabel berikut adalah contoh
lembar observasi terbuka, yang dapat juga disebut sebagai jurnal
Tabel 8. contoh lembar observasi terbuka.
No Tanggal Nama Catatan Sikap Ttd Tindak
lanjut
Jurnal biasanya digunakan untuk mencatat perilaku peserta didik yang “ekstrim.”
Jurnal tidak hanya didasarkan pada apa yang dilihat langsung oleh pendidik, walikelas, dan
guru BK, tetapi juga informasi lain yang relevan dan valid yang diterima dari berbagai sumber.
Pengamatan dengan jurnal mencatat perilaku peserta didik yang muncul secara alami selama
satu semester. Perilaku peserta didik yang dicatat di dalam jurnal pada dasarnya adalah
perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik yang berkaitan dengan butir sikap yang
terdapat dalam aspek sikap spiritual dan sikap sosial. Setiap catatan memuat deskripsi perilaku
yang dilengkapi denganwaktu teramatinya perilaku tersebut, serta perlu dicantumkan tanda
tangan peserta didik
Apabila seorang peserta didik pernah memiliki catatan sikap yang kurang baik, jika pada
kesempatan lain peserta didik tersebut telah menunjukkan perkembangan sikap (menuju atau
konsisten) baik pada aspek atau indikator sikap yang dimaksud, maka di dalam jurnal harus ditulis
bahwa sikap peserta didik tersebut telah (menuju atau konsisten) baik atau bahkan sangat baik.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian
(mengikuti perkembangan) sikap dengan teknik observasi:
(a)Jurnal penilaian (perkembangan) sikap ditulis oleh wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru
BK selama periode satu semester;
(b)Bagi wali kelas, 1 (satu) jurnal digunakan untuk satu kelas yang menjadi tanggung-
jawabnya; bagi guru mata pelajaran 1 (satu) jurnal digunakan untuk setiap kelas yang
diajarnya; bagi guru BK 1 (satu) jurnal digunakan untuk setiap kelas di bawah
bimbingannya;
28
(c)Perkembangan sikap sipritual dan sikap sosial siswa dapat dicatat dalam satu jurnal atau
dalam 2 (dua) jurnal yang terpisah;
(d)Siswa yang dicatat dalam jurnal pada dasarnya adalah mereka yang menunjukkan perilaku
yang sangat baik atau kurang baik secara alami (siswa-siswa yang menunjukkan sikap baik tidak
harus dicatat dalam jurnal);
(e)Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal tersebut tidak terbatas pada
butir-butir nilai sikap (perilaku) yang hendak ditanamkan melalui pembelajaran yang saat itu
sedang berlangsung sebagaimana dirancang dalam RPP, tetapi juga butir- butir nilai sikap lainnya
yang ditumbuhkan dalam semester itu selama sikap tersebut ditunjukkan oleh siswa melalui
perilakunya secara alami;
(f) Wali kelas, guru mata pelajaran, mencatat (perkembangan) sikap siswa segera setelah
mereka menyaksikan dan/atau memperoleh informasi terpercaya mengenai perilaku
siswa sangat baik/kurang baik yang ditunjukkan siswa secara alami;
(g) Apabila siswa tertentu PERNAH menunjukkan sikap kurang baik, ketika yang
bersangkutan telah (mulai) menunjukkan sikap yang baik (sesuai harapan), sikap yang
(mulai) baik tersebut harus dicatat dalam jurnal;.
(h)Pada akhir semester guru mata pelajaran dan guru BK meringkas perkembangan sikap
spiritual dan sikap sosial setiap siswa dan menyerahkan ringkasan tersebut kepada wali
kelas untuk diolah lebih lanjut;
1. Penilaian diri.
Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan teknik penilaian terhadap diri sendiri (siswa)
dengan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan sikapnya dalam berperilaku. Hasil penilaian diri
siswa dapat digunakan sebagai data konfirmasi perkembangan sikap siswa. Selain itu penilaian diri
siswa juga dapat digunakan untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dan meningkatkan kemampuan
refleksi atau mawas diri. Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri yang berisi
butir-butir pernyataan sikap positif yang diharapkan dengan kolom Ya dan Tidak atau dengan Likert
Scale. Satu lembar penilaian diri dapat digunakan untuk penilaian sikap spiritual dan sikap sosial
sekaligus. Hasil penilain diri perlu ditindak lanjuti oleh guru dengan melakukan fasilitasi terhadap
siswa yang belum menunjukkan sikap yang diharapkan
2. Penilaian Antar teman
29
Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian yang dilakukan oleh seorang siswa (penilai)
terhadap siswa yang lain terkait dengan sikap/perilaku siswa yang dinilai. sebagaimana penilaian diri,
hasil penilaian antarteman dapat digunakan sebagai data konfirmasi. selain itu penilaian antarteman
juga dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa nilai seperti kejujuran, tenggang rasa, dan saling
menghargai.
Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri yang berisi butir-butir pernyataan
sikap positif yang diharapkan dengan kolom ya dan tidak atau dengan likert scale. satu lembar
penilaian diri dapat digunakan untuk penilaian sikap spiritual dan sikap sosial sekaligus.
2) Penilaian Pengetahuan.
a) Pengertian Penilaian Pengetahuan.
Penilaian pengetahuan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
proses dan hasil pencapaian kompetensi peserta didik yang berupa kombinasi penguasaan proses
kognitif (kecakapan berpikir) mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,
dan mengkreasi dengan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Penilaian
pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik penilaian. Guru memilih teknik penilaian yang
sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan dinilai. Penilaian dimulai dengan perencanaan
yang dilakukan pada saat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah siswa telah mencapai KBM/KKM, juga
untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan penguasaan pengetahuan siswa dalam proses
pembelajaran (diagnostic). Hasil penilaian digunakan memberi umpan balik (feedback) kepada
siswa dan guru untuk perbaikan mutu pembelajaran. Hasil penilaian pengetahuan yang dilakukan
selama dan setelah proses pembelajaran dinyatakan dalam bentuk angka dengan rentang 0-100.
b) Teknik Penilaian Pengetahuan.
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik. Pendidik dapat memilih teknik
penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar, indikator, atau tujuan
pembelajaran yang akan dinilai. Segala sesuatu yang akan dilakukan dalam proses penilaian
perlu ditetapkan terlebih dahulu pada saat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Teknik yang biasa digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan penugasan.
Berikut disajikan uraian mengenai pengertian, langkah-langkah, dan contoh kisi-kisi dan butir
instrumen tes tertulis, lisan, penugasan dalam penilaian pengetahuan.
(1) Tes Tertulis
30
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban disajikan secara tertulis berupa pilihan ganda, isian,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen tes tertulis dikembangkan atau disiapkan
dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
(a). Memeriksa kompetensi dasar dan indikatornya
(b). Menetapkan tujuan penilaian
Menetapkan tujuan penilaian apakah untuk keperluan mengetahui capaian pembelajaran
ataukah untuk memperbaiki proses pembelajaran, atau untuk kedua-duanya. Tujuan penilaian
harian berbeda dengan tujuan penilaian tengah semester (PTS), dan tujuan untuk penilaian akhir
semester (PAS). Sementara penilaian harian biasanya diselenggarakan untuk mengetahui capaian
pembelajaran atau untuk memperbaiki proses pembelajaran (formatif), PTS dan PAS umumnya
untuk mengetahui capaian pembelajaran (sumatif).
(c)Menyusun kisi-kisi
Kisi-kisi merupakan spesifikasi yang memuat kriteria soal yang akan ditulis yang meliputi
antara lain KD yang akan diukur, materi, indikator soal, bentuk soal, dan jumlah soal. Kisi-kisi
disusun untuk memastikan butir-butir soal mewakili apa yang seharusnya diukur secara
proporsional. Pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif dengan kecakapan
berfikir tingkat rendah hingga tinggi akan terwakili secara memadai.
(d) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal.
(e) Menyusun pedoman penskoran
Untuk soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat disediakan
kunci jawaban. Untuk soal uraian disediakan kunci/model jawaban dan rubrik
(2)Tes Lisan
Tes lisan merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pendidik secara lisan dan
peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara lisan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Selain bertujuan mengecek penguasaan pengetahuan peserta didik (assessment
of learning), tes lisan terutama digunakan untuk perbaikan pembelajaran (asessment for
learning). Tes lisan juga dapat menumbuhkan sikap berani berpendapat, percaya diri, dan
kemampuan berkomunikasi secara efektif. Tes lisan juga dapat digunakan untuk melihat
ketertarikan peserta didik terhadap materi yang diajarkan dan motivasi peserta didik dalam
belajar (assessment as learning).
31
(3) Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur dan/atau
memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan pengetahuan. Penugasan untuk
mengukur pengetahuan dapat dilakukan setelah proses pembelajaran (assessment of learning).
Sedangkan penugasan untuk meningkatkan pengetahuan diberikan sebelum dan/atau selama
proses pembelajaran (assessment for learning).
a) Perencanaan Penilaian Pengetahuan
Salah satu langkah penting dalam melakukan penilaian pengetahuan adalah
perencanaan. Perencanaan dilakukan agar tujuan penilaian yang akan dilakukan
menjadi jelas. Perencanaan penilaian juga akan memberikan gambaran dan desain
operasional terkait tujuan, bentuk, teknik, frekuensi, pemanfaatan dan tindak lanjut
penilaian. Perencanaan dilakukan untuk menetapkan tujuan penilaian dan KD tertentu
akan dinilai menggunakan bentuk apa, teknik apa, berapa frekuensinya, untuk apa
pemanfaatannya, serta bagaimana tindak lanjutnya. Perencanaan penilaian tersebut
harus dilaksanakan secara sistematis agar tujuan dapat tercapai. Perancangan strategi
penilaian dilakukan pada saat penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
berdasarkan silabus. Berikut ini adalah langkah-langkah penting dalam perencanaan
penilaian.
b) Pelaksanaan Penilaian Pengetahuan
Pelaksanaan penilaian adalah eksekusi atas perencanaan dan penyusunan
instrumen penilaian. Waktu dan frekuensi pelaksanaan penilaian dilakukan
berdasarkan pemetaan dan perencanaan yang dilakukan oleh pendidik sebagaimana
yang tercantum dalam program semester dan program tahunan. Berdasarkan bentuknya,
pelaksanaan penilaian terdiri dari pelaksanaan penilaian harian (PH) dan penilaian
tengah semester (PTS). Penilaian harian dilaksanakan setelah serangkaian kegiatan
pembelajaran berlangsung sebagaimana yang direncanakan dalam RPP. Penilaian
tengah semester (PTS) merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi dasar mata pelajaran setelah kegiatan pembelajaran
berlangsung 8-9 minggu. Cakupan PTS meliputi seluruh KD pada periode tersebut.
Frekuensi penilaian pengetahuan yang dilakukan oleh pendidik ditentukan
berdasarkan hasil pemetaan penilaian dan selanjutnya dicantumkan dalam program
32
tahunan dan program semester. Penentuan frekuensi penilaian tersebut didasarkan pada
analisis KD. KD-KD “gemuk” dapat dinilai lebih dari 1 (satu) kali, sedangkan KD-KD
“kurus” dapat disatukan untuk sekali penilaian atau diujikan bersama. Dengan
demikian frekuensi dalam penilaian atau ulangan dalam satu semester dapat bervariasi
tergantung pada tuntutan KD dan hasil pemetaan oleh pendidik.
c) Pengolahan Hasil Penilaian
Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian (PH), penilaian tengah
semester (PTS), dan penilaian akhir semester (PAS) yang dilakukan dengan beberapa
teknik penilaian sesuai tuntutan kompetensi dasar (KD). Penulisan capaian
pengetahuan pada rapor menggunakan angka pada skala 0 – 100 dan deskripsi.
3) Penilaian Keterampilan
a) Pengertian Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengukur
kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas
tertentu di berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi.
Penilaian keterampilan tersebut meliputi ranah berpikir dan bertindak. Sedangkan,
keterampilan ranah berpikir meliputi antara lain keterampilan menggunakan, mengurai,
merangkai, modifikasi, dan membuat. Keterampilan dalam ranah bertindak meliputi
antara lain membaca, menulis, menghitung, menggambar, dan mengarang Penilaian
keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain penilaian praktik,
penilaian produk, penilaian proyek, penilaian portofolio, dan teknik lain misalnya tes
tertulis. Teknik penilaian keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan
karakteristik KD pada KI-4
35
Portofolio merupakan bagian dari penilaian autentik, yang secara langsung dapat
merepresentasikan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.
Penilaian portofolio dilakukan untuk menilai karya-karya peserta didik secara
bertahap dan pada akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dipilih
bersama oleh guru dan peserta didik. Karya-karya terbaik menurut pendidik dan
peserta didik disimpan dalam folder dokumen portofolio. Pendidik dan peserta didik
harus mempunyai alasan yang sama mengapa karya-karya tersebut disimpan di
dalam dokumen portofolio. Setiap karya pada dokumen portofolio harus memiliki
makna atau kegunaan bagi peserta didik, pendidik, dan orang tua peserta didik.
Selain itu, diperlukan komentar dan refleksi dari pendidik, dan orangtua peserta
didik. Karya peserta didik yang dapat disimpan sebagai dokumen portofolio antara
lain: karangan, puisi, gambar/lukisan,surat penghargaan/piagam, foto-foto prestasi,
dan sejenisnya. Dokumen portofolio dapat menumbuhkan rasa bangga bagi peserta
didik sehingga dapat mendorong untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Pendidik dapat memanfaatkan portofolio untuk mendorong peserta didik mencapai
sukses dan membangun kebanggaan diri. Secara tidak langsung, hal ini berdampak
pada peningkatan upaya peserta didik untuk mencapai tujuan individualnya. Di
samping itu pendidik merasa lebih mantap dalam mengambil keputusan penilaian
karena didukung oleh bukti-bukti autentik yang telah dicapai dan dikumpulkan
peserta didik.
Agar penilaian portofolio menjadi efektif, pendidik dan peserta didik perlu
menentukan ruang lingkup penggunaan portofolio antara lain sebagai berikut:
(a) Setiap peserta didik memiliki dokumen portofolio sendiri yang memuat hasil
belajar pada setiap mata pelajaran atau setiap kompetensi.
(b) Menentukan jenis hasil kerja/karya yang perlu dikumpulkan/disimpan.
(c) Pendidik memberi catatan (umpan balik) berisi komentar dan masukan untuk
ditindaklanjuti peserta didik.
(d) Peserta didik harus membaca catatan pendidik dengan kesadaran sendiri dan
menindaklanjuti masukan pendidik untuk memperbaiki hasil karyanya.
(e) Catatan pendidik dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik diberi
tanggal, sehingga dapat dilihat perkembangan kemajuan belajar peserta didik.
36
Rambu-rambu penyusunan dokumen portofolio.
(a) Dokumen portofolio berupa karya/tugas peserta didik dalam periode tertentu,
dikumpulkan dan digunakan oleh pendidik untuk mendeskripsikan capaian
kompetensi keterampilan.
(b) Dokumen portofolio disertakan pada waktu penerimaan rapor kepada
orangtua/wali peserta didik, sehingga mengetahui perkembangan belajar
putera/puterinya. Orangtua/wali peserta didik diharapkan dapat memberi
komentar/catatan pada dokumen portofolio sebelum dikembalikan ke sekolah.
(c) Pendidik pada kelas berikutnya menggunakan portofolio sebagai informasi awal
peserta didik yang bersangkutan.
(5) Teknik Lain
b. Pelaporan Penilaian
38
a) Hasil Penilaian Harian
Hasil Penilaian Harian merupakan nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil
penilaian harian melalui tes tertulis dan/atau penugasan untuk setiap KD..
Penilaian harian dapat dilakukan lebih dari satu kali untuk KD yang gemuk
(cakupan materi yang luas) sehingga penilaian harian tidak perlu menunggu
selesainya pembelajaran KD tersebut. Materi dalam suatu penilaian harian untuk
KD gemuk mencakup sebagian dari keseluruhan materi yang dicakup oleh KD
tersebut. Bagi KD dengan cakupan materi sedikit, penilaian harian dapat dilakukan
setelah pembelajaran lebih dari satu KD.
b) Hasil Penilaian Tengah Semester (HPTS) merupakan nilai yang diperoleh dari
penilaian tengah semester yang terdiri atas beberapa kompetensi dasar.
c) Hasil Penilaian Akhir Semester (HPAS) merupakan nilai yang diperoleh dari
penilaian akhir semester yang mencakup semua kompetensi dasar dalam satu
semester.
d) Hasil Penilaian Akhir (HPA) merupakan hasil pengolahan dari HPH, HPTS, HPAS
dengan memperhitungkan bobot masing-masing yang ditetapkan yaitu
pembobotan HPH : HPTS : HPAS = 2 : 1 : 1, perhitungan nilai akhir (HPA) adalah:
HPA = (2.HPH) + (HPTS) + (HPAS) / 4
Perhitungan HPA dengan pembulatan dan diberi predikat dengan ketentuan:
Sangat Baik (A) : 90-100
Baik (B) : 80-89
Cukup (C) : 70-79
Kurang (D) : < 70
Selain nilai dalam bentuk angka dan predikat, dalam rapor dituliskan deskripsi
capaian pengetahuan untuk setiap mata pelajaran. Berikut adalah rambu-rambu
rumusan deskripsi capaian pengetahuan dalam rapor.
a) Deskripsi pengetahuan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan
pilihan kata/frasa yang bernada positif. Hindari frasa yang bermakna kontras.
39
b) Deskripsi berisi beberapa pengetahuan yang sangat baik dan/atau baik dikuasai
oleh peserta didik dan yang penguasaannya mulai berkembang.
c) Deskripsi capaian pengetahuan didasarkan pada skor angka yang dicapai oleh KD
tertentu.
3) Nilai Keterampilan.
Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian kinerja (proses dan produk),
proyek, dan portofolio. Hasil penilaian dengan teknik kinerja dan proyek dirata-rata untuk
memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran. Seperti pada
pengetahuan, penulisan capaian keterampilan pada rapor menggunakan angka pada
skala 0 – 100 dan deskripsi.
Penilaian keterampilan dalam satu semester dapat digambarkan dengan skema
berikut:
a) Jika penilaian suatu KD dilakukan 2 (dua) kali dengan teknik teknik yang sama,
maka skor akhir dari KD tersebut adalah skor optimum. Jika penilaian untuk suatu
KD dilakukan 2 (dua) kali tetapi dengan teknik yang berbeda, yaitu produk dan
40
proyek, maka skor akhir KD tersebut adalah rata-rata dari skor yang diperoleh
melalui teknik yang berbeda tersebut.
b) Nilai akhir semester diperoleh berdasarkan rata-rata skor akhir keseluruhan KD
keterampilan yang dibulatkan ke bilangan bulat terdekat.
c) Nilai akhir semester diberi predikat dengan ketentuan:
Sangat Baik (A) : 90-100
Baik (B) : 80-89
Cukup (C) : 70-79
Kurang (D) : < 70
Selain nilai dalam bentuk angka dan predikat, dalam rapor dituliskan deskripsi
capaian keterampilan untuk setiap mata pelajaran. Berikut adalah rambu-
rumusan deskripsi capaian keterampilan.
a. Pengertian
Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan adalah proses pengumpulan
informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek pengetahuan dan
aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis dalam bentuk penilaian
akhir dan ujian sekolah/madrasah.
41
b. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan mencakup aspek
pengetahuan dan aspek keterampilan. Penilaian hasil belajar aspek sikap dilakukan oleh
pendidik dan dilaporkan oleh satuan pendidikan.
c. Bentuk Penilaian
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dalam bentuk Penilaian Akhir
Semester (PAS), Penilaian Akhir Tahun (PAT), Ujian Sekolah (US)
d. Instrumen
Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk penilaian
akhir semester, penilaian akhir tahun, dan ujian sekolah memenuhi persyaratan dari segi
substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memenuhi validitas empiris.
Penyusunan kisi-kisi US disusun berdasarkan kriteria pencapaian standar kompetensi
lulusan, standar isi, dan lingkup materi pada kurikulum yang berlaku. Kisi-kisi US dan soal
disusun dan ditetapkan oleh masing-masing satuan Pendidikan berdasarkan kriteria
pencapaian standar kompetensi lulusan, standar isi, dan kurikulum yang berlaku..
e. Kenaikan Kelas
1) Kriteria Kenaikan Kelas
Ponpes Salafiyah Ula Imam Bukhari menetapkan ketentuan kenaikan kelas sebagai
berikut :
a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
b) Deskripsi sikap sekurang-kurangnya BAIK
c) Nilai ekstrakurikuler minimal BAIK.
d) Tidak memiliki lebih dari dua mata pelajaran yang masing-masing nilai kompetensi
pengetahuan dan kompetensi keterampilannya di bawah KKM. Kenaikan kelas
mempertimbangkan nilai pada semester ganjil dan genap. Apabila pada semester
genap terdapat lebih dari dua mapel di bawah KKM, maka dapat
mempertimbangkan nilai pada semester ganjil dengan menghitung rata-rata mapel
yang di bawah KKM tersebut
42
e) Kenaikan kelas ditetapkan berdasarkan pada hasil rapat pleno dewan guru dengan
mempertimbangkan kebijakan sekolah, seperti minimal kehadiran dan ketaatan pada
tata tertib sekolah
f) Ketidakhadiran tanpa keterangan (alpa) maksimal 5% dari jumlah hari efektif dalam
satu semester.
g) Siswa dinyatakan naik apabila 95% melaksanakan dan mengikuti proses menghafal
dan menyetorkan hafalan Al-Qur’annnya serta memenuhi targetan setiap jenjangnya
kepada ustadz/ustadzah pengampu TAHTA di kelompok dan tingkatannya.
2) Strategi penanganan peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar
a) Memilih serta menetapkan strategi yang akan digunakan guru untuk mengatasi
kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik.
b) Memilih dan menetapkan pendekatan belajar mengajar yang sesuai dengan kondisi
yang dialami oleh siswa,
c) Memilih dan menetapkan prosedur metode, dan tehnik belajar mengajar yang dianggap
paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru melaksanakan
kegiatan mengajarnya
f. Kelulusan
1) Kriteria Kelulusan
PPS Ula Imam Bukhari, peserta didik dinyatakan lulus dari PPS Ula Imam Bukhari
setelah:
b) Memperoleh nilai sikap minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran;
43
f) Mengikuti 95% proses pembelajaran tahsin dan tahfidz dan menyelesaikan targetan
setiap jenjang selama menempuh pendidikan di PPS Ula Imam Bukhari.
Program PPS Ula Imam Bukhari dalam menunjang 100 % kelulusan peserta
didik kelas VI sebagai berikut :
g. Perencanaan Penilaian
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dalam bentuk Penilaian Akhir
Semester (PAS), Penilaian Akhir Tahun (PAT), dan Ujian Sekolah (US)
1) POS Penilaian Tengah Semester (PAS)
a) Tujuan
Mengukur pencapaian kompetensi dasar setiap pertengahan semester, baik
semester ganjil maupun di semester genap.
b) Peserta
Seluruh siswa disemua jenjang Salafiyah Ula (SD)
c) Waktu Pelaksanaan
Penilaian Tengah Semester (PTS) ganjil akan dilaksanakan pada pertengahan
Bulan September 2022, dan PTS semester genap pada pertengahan Bulan Maret
2023 selama 6 hari efektif
d) Pembiayaan
Pembiayaan Penilaian Tengah Semester (PTS) bersumber dari Rencana Kegiatan
Anggaran Sekolah (RKAS) PPS Ula Imam Bukhari.
e) Teknis Kegiatan
Kegiatan PTS akan dilaksanakan dalam sistem ujian tertulismaupun lisan.
44
2) POS Penilaian Akhir Semester dan Penilaian Akhir Tahun
a) Tujuan
Mengukur pencapaian kompetensi dasar setiap akhir semster semester, baik
semester ganjil maupun di semester genap.
b) Peserta
Seluruh siswa disemua jenjang Salafiyah Ula (SD)
c) Waktu Pelaksanaan
Penilaian Akhir Semester (PAS) akan dilaksanakan pada pertengahan bulan
Desember 2022, dan Penilaian Akhir Tahun (PAT) semester genap pada awal
Bulan Juni 2023 selama 6 hari efektif.
d) Pembiayaan
Pembiayaan PAS dan PAT bersumber dari Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah
(RKAS) PPS Ula Imam Bukhari.
e) Teknis Kegiatan
Kegiatan PAT akan dilaksanakan dalam sistem ujian tertulis.
3) POS Ujian Sekolah
a) Tujuan
Ujian Sekolah bertujuan untuk :
i) Menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran
sesuai Kurikulum Satuan Pendidikan.
ii) Keikutsertaan Ujian sekolah sebagai salah satu dasar penentuan kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan
iii)Perbaikan proses pembelajaran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
b) Peserta
Peserta Ujian Sekolah adalah siswa kelas PPS Ula Imam Bukhari dengan syarat :
i) Telah berada pada tahun terakhir di jenjang pendidikan Salafiyah Ula
ii) Memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar mulai kelas IV Semester 1
sampai kelas VI Semester 1.
c) Waktu Pelaksanaan
-
d) Pembiayaan
45
Pembiayaan PAS dan PAT bersumber dari Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah
(RKAS) PPS Ula Imam Bukhari.
e) Teknis Kegiatan
Kegiatan PTS akan dilaksanakan dalam sistem ujian tertulis.
Nilai sikap dalam rapor berupa deskripsi dalam rumusan kalimat singkat yang bersifat
memotivasi, sedangkannilai pengetahuan dan keterampilan dilaporkan dalam bentuk
bilangan bulat (skala 0 – 100), predikat, dan deskripsi singkat.
a. Konseling belajar
b. Konseling pribadi
c. Konseling sosial
Sedangkan ekstrakurikuler pilihan diikuti oleh peserta didik kelas I - VI, alokasi waktunya
setara dengan 2 jam pelajaran dan dilaksanakan pada hari Jum’at. Kegiatan ekstrakurikuler
bersifat dinamis sesuai dengan input dan bakat minat peserta didik, sehingga mampu menggali
potensi peserta didik.
47
Tujuan dan Indikator Pihak
No Kegiatan Sasaran
Keberhasilan Terkait
F. Pendidikan Karakter
Pendidikan Karakter merupakan suatu usaha manusia secara sadar serta terencana bertujuan
untuk mendidik dan memberdayakan setiap potensi peserta didik.
Selain itu, pendidikan berkarakter ini juga berguna untuk membangun karakter setiap individu
sehingga dapat menjadi individu yang bisa memiliki manfaat untuk individu tersebut dan juga
lingkungan sekitarnya.
Sistem pendidikan ini akan menanamkan nilai-nilai karakter tertentu pada setiap peserta didik
yang didalamnya terdapat beberapa komponen pengetahuan, kemauan atau kesadaran, serta
tindakan untuk melakukan nilai positif tersebut.
Pendidikan karakter (character education) sangat erat hubungannya dengan sistem pendidikan
moral yang dimana tujuannya adalah untuk melatih dan membentuk kemampuan setiap individu
secara terus menerus agar kearah hidup yang lebih baik lagi.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah
menegaskan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
48
Pengertian Pendidikan Karakter Menurut Ahli
Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat
dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Tetapi untuk mengetahui pengertian yang tepat,
dapat dikemukakan di sini definisi pendidikan karakter yang disampaikan oleh Thomas Lickona.
Lickona menyatakan bahwa pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja
untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-
nilai etika yang inti.
Suyanto (2009) mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi
ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,
bangsa, maupun negara.
Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut
adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan “mesin”
yang mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu
(Kertajaya, 2010).
Menurut kamus psikologi, karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral,
misalnya kejujuran seseorang, dan biasanya berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap (Dali
Gulo, 1982: p.29).
49
pelajarannya masing-masing. Nilai-nilai utama penumbuhan karakter diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran masing-masing.
2. Mengimplementasikan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
Pada kegiatan ekstrakurikuler, satuan pendidikan melakukan penguatan kembali nilai-nilai
karakter melalui berbagai kegiatan.
3. Kegiatan pembiasaan melalui budaya sekolah dibentuk dalam proses kegiatan rutin, spontan,
pengkondisian, dan keteladanan warga sekolah. Kegiatan-kegiatan dilakukan di luar jam
pembelajaran untuk memperkuat pembentukan karakter sesuai dengan situasi, kondisi,
ketersediaan sarana dan prasarana di setiap satuan pendidikan. Struktur pendukung lain yang
terdiri atas: (a). Ekosistem dan budaya sekolah; mewujudkan tata kelola yang sehat, hubungan
antarwarga sekolah yang harmonis dan saling menghargai, lingkungan sekolah yang bersih,
ramah, sehat, aman, dan damai. (b) Pendidikan keluarga dan masyarakat; menjalin keselarasan
antara pendidikan di sekolah, lingkungan keluarga, dan masyarakat.
Adapun muatan karakter PPS Ula Imam Bukhari seperti ketentuan tersebut tersusun dalam
tabel 10 berikut:
1. Santri Mondok - - - √ √ √
50
G. Pendidikan Karakter Akhlaq
Pendidikan sejatinya adalah usaha yang terencana dan sistematis dalam rangka
mengoptimalkan semua potensi manusia/peserta didik. Potensi manusia itu termasuk di dalamnya
adalah karakter manusia. Kesadaran akan kebutuhan karakter baik dalam kehidupan bermsyarakat
kini makin menguat, di sisi lain, keluarga sebagai agen utama Pendidikan dirasa tidak cukup kuat
untuk mejalankan fungsi pembangunan karakter setiap anak, sehingga dibutuhkanlah peran serta
sekolah sebagai institusi Pendidikan untuk dapat secara aktif dan sistematis menumbuh
kembangkan karakter baik pada setiap peserta didik.
b. mengikutsertakan peserta didik dalam kegiatan belajar dengan aktivitas kegiatan yang
menarik dan menyenangkan; dan
c. membuat buku harian santri berkaitan dengan kegiatan harian di rumah (Home Education)
berisi catatan Ibadah dan Sikap.
H. Pembiasaan
Pembiasaan di PPS Ula Imam Bukhari dilaksanakan untuk memberikan bekal terhadap siswa
selain akademik juga diharapkan memiliki kemampuan yang berguna di masyarakat. Kegiatan
tersebut direalisasikan dengan pembuatan program pembiasaan yang dilakukan secara periodik
sesuai waktu yang ditentukan dengan memberikan lembar monitoring/lembar mutabahaan dan
siswa melaporkan secara berkala kepada sekolah. Adapun muatan pembiasaan kurikulum PPS Ula
Imam Bukhari Batam seperti ketentuan tersebut tersusun dalam tabel berikut:
51
Tabel 10. Muatan Pembiasaan Diri
Alokasi Waktu
No Komponen
I II III IV V VI
2 Tadarus √ √ √ √ √ √
3 Shalat Duhaa √ √ √ √ √ √
4 Olahraga √ √ √ √ √ √
5 Penghijauan √ √ √ √ √ √
6 Shalat berjama’ah √ √ √ √ √ √
*) kondisional
I. Pendidikan Kecakapan Hidup serta Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
Kecakapan hidup (life skills) adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani
menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara
proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.
c. Memberikan bekal dengan latihan dasar tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari;
52
d. Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang
fleksibel sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas (broad-based education);
Pendidikan kecakapan hidup di SD difokuskan pada General Life Skill (GLS) yang mencakup
kesadaran diri atau kecakapan personal (self awareness), kecakapan berpikir rasional (thinking skill)
dan kecakapan sosial (social skill). Hal ini didasarkan atas prinsip bahwa GLS merupakan fondasi
kecakapan hidup yang akan diperlukan untuk mempelajari kecakapan hidup berikutnya dan
bahkan untuk terjun dalam kehidupan sehari-hari, apa pun kegiatan seseorang. Kecakapan
vokasional (vocational skill) juga dikembangkan namun barulah pada tahap awal. Implementasi
pendidikan kecakapan hidup di SD dapat mempertimbangkan beberapa yaitu: (1) model integratif, (2)
model komplementatif, dan (3) model diskrit. Model manapun yang dipilih, yang penting adalah
bahwa pembelajaran kecakapan hidup tersebut pada hakikatnya adalah pembelajaran yang
menempatkan siswa sebagai pelaku belajar. Siswa mempunyai kesempatan untuk belajar aktif, baik
mental maupun fisik, dan hal ini dapat diperoleh bila lingkungan belajar dibuat menyenangkan bagi
siswa.
Lebih lanjut dikemukakan bahwa kecakapan hidup lebih luas dari keterampilan untuk
bekerja, dan dapat dipilah menjadi lima, yaitu: (1) kecakapan mengenal diri (self awarness),
yang juga disebut kemampuan personal (personal skill), (2) kecakapan berpikir rasional
(thinking skill), (3) kecakapan sosial (social skill), (4) kecakapan akademik (academic skill),
dan (5) kecakapan vokasional (vocational skill).
Pendidikan kecakapan hidup diimplementasikan dengan program life skill yang masuk
ke dalam kurikulum mata pelajaran tertentu dan dikembangkan lagi ke dalam program
ekstrakurikuler. Life skill yang menjadi program PPS Ula Imam Bukhari adalah :
a. Percakapan bahasa Arab dan Conversation Bahasa Inggris dengan target siswa mampu
berkomunikasi dengan bahasa asing
53
d. Program pidato 3 bahasa (Inggris, Arab, Indonesia);
e. Kerapihan dengan mengedepankan nilai-nilai estetika, mulai dari badan, pakaian, dan tempat.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan
keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa,
teknologi, ekologi, dan lain-lain, yang bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik
agar mampu bersaing di tingkat lokal, nasional dan internasional.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global di PPS Ula Imam Bukhari sebagai berikut:
a. Tahsin Qur’an
b. Tahfidzul Qur’an
a. Bahasa Inggris
b. Bahasa Arab
J. Pengembangan Literasi
1. Pengertian
Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah
kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai
aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. Berdasakan itu,
kami menyatakan bahwa kesadaran membaca dan menulis menjadi ruh gerakan literasi sekolah.
Pengembangan lebih lanjut sekolah memfasilitasi siswa meningkatkan kesadaran budaya, tata
nilai, lingkungan, maupun peradaban secara luas. GLS merupakan sebuah upaya yang
dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang
warganya literat sepanjang hayat.
54
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembuda- yaan ekosistem literasi
sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar
sepanjang hayat.
b. Tujuan Khusus
1) Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
2) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
3) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar
warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
4) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan
mewadahi berbagai strategi membaca.
3. Kompetensi Literasi
Ferguson menjabarkan bahwa komponen literasi informasi yang terdiri atas literasi dasar,
literasi perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual. Komponen literasi
tersebut dijelaskan sebagai berikut.
a. Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca,
menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk
memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving),
mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan
pengambilan kesimpulan pribadi.
b. Literasi Perpustakaan (Library Literacy), antara lain, memberikan pemahaman cara
membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal,
memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan yang memudahkan
dalam menggunakan Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas
perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki
pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah tulisan,
penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.
c. Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk
media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio, media televisi),
media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya.
55
d. Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang
mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika
dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya, kemampuan dalam memahami
teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya,
juga pemahaman menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya mencakup
menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola data, serta
mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya informasi karena
perkembangan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola
informasi yang dibutuhkan masyarakat.
e. Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan
literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan
memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap
materi visual yang tidak terbendung, baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun digital
(perpaduan ketiganya disebut teks multimodal), perlu dikelola dengan baik. Bagaimanapun
di dalamnya banyak manipulasi dan hiburan yang benar-benar perlu disaring berdasarkan
etika dan kepatutan.
Tabel 11 Berberapa model yang ditawarkan Kemendikbud sebagai berikut:
Contoh Kegiatan
56
3 Literasi Media Membaca berita dari Mendiskusikan Membuat
media cetak dalam berita dari media komunitas
kegiatan membaca cetak pembelajaran untuk
15 menit diskusi dan
berbagai informasi
terkait pemahaman
mata pelajaran
antar teman, guru,
dan antar sekolah
PPS Ula Imam Bukhari melaksanakan program literasi dasar, literasi teknologi, dan
literasi visual yang pelaksanaannya terintegrasi dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, IPA, IPS, PAI, PKn, TIK, dan Seni Budaya .
57
4. Pentahapan Kegiatan
Kegiatan pengembangan literasi, sesuai panduan, sebagai gerakan berkelanjutan
dikelompokan dalam tiga tahap.
a. Kegiatan Meningkatkan Pembiasaan
Melalui kegiatan yang difasilitasi guru yang diintegrasikan dalam pembelajaran.
Contoh,
1) guru memberikan peluang membaca di awal pembelajaran
2) guru memberi tugas siswa belajar dari sumber manapun
3) siswa mencari bahan bacaan sendiri.
4) guru menugaskan siswa menganalisis dan merumuskan resume
5) meningkatkan daya baca siswa dengan dukungan buku, e book, dan teknologi digital
b. Kegiatan Pengembangan
Tahap pengembangan merupakan kelanjutan dari tahap pembliasaan. Sekolah
mengagedakan berbagai kegiatan seperti pada contoh berikut:
1) mengasah kemampuan peserta didik dalam menanggapi buku pengayaan secara lisan dan
tulisan dalam diskusi
2) membangun interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dalam agenda khusus
presentasi buku.
3) mengasah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, kreatif, dan inovatif;
seperti lomba menulis risensi atau menyajikan kritik buku.
4) mendorong peserta didik untuk selalu mencari keterkaitan antara buku dalam kegiatan
pengenalan alam sekitarnya.
5) Lomba menyajikan jurnal membaca buku.
c. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan literasi pembelajaran adalah mengembangkan pengalaman belajar siswa baik yang
dilakukan dalam proses pembelajaran maupun kegiatan mandiri. Kegiatan ini bertujuan:
1) mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman
pribadi sehingga terbentuk pribadi pembelajar sepanjang hayat;
2) mengembangkan kemampuan berpikir kritis; dan
3) mengolah dan mengelola kemampuan komunikasi secara kreatif (verbal, tulisan, visual,
digital) melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan dan buku pelajaran.
58
Contoh kegiatan literasi yang diintegrasikan dalam pemepelajaran
1) Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan
membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, dan/atau
membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik atau akademik.
2) Kegiatan literasi dalam pembelajaran dengan tagihan akademik
3) Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata pelajaran
(misalnya, dengan menggunakan graphic organizers ).
4) Menggunakan lingkungan fisik, sosial dan afektif, dan akademik disertai beragam bacaan
(cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk
memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran.
5) Penulisan biografi siswa-siswa dalam satu kelas sebagai proyek kelas.
6) Aplikasi teknologi dalam pembelajaran.
7) Pemanfaatan jejaring dalam kegiatan kolaborasi antar siswa dalam satuan pendidikan dan
antarsatuan pendidikan.
Salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya
pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup adalah
program Adiwiyata. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam
kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yang
negatif.
Tujuan program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk
menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian hari warga
sekolah tersebut dapat turut bertanggungjawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan
hidup dan pembangunan berkelanjutan. Untuk mewujudkan kesadaran tersebut bukanlah
merupakan hal yang mudah karena kesadaran tidak hanya didasarkan pada pengetahuan atau
pemahaman dari informasi yang diterima semata, namun kesadaran lebih berdasarkan pada
kebiasaan yang terbangun.
Terkait dengan kepedulian warga sekolah terhadap lingkungan, untuk itu perlu ditanamkan
sejak dini. Dengan penanaman sejak dini, diharapkan akan membentuk karakter warga sekolah
untuk selalu ramah dan peduli terhadap lingkungan. Dengan masuknya pendidikan lingkungan
59
hidup dalam kurikulum, diharapkan dapat menumbuhkan perubahan perilaku ke arah ramah
lingkungan dan rasa tanggungjawab dalam upaya-upaya pelestarian lingkungan, pencegahan
pencemaran dan pencegahan kerusakan alam yang berdampak besar terhadap keberlanjutan
pembangunan dan lingkungan hidup.
4. UU RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal
1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
a. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain
b. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang
dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
60
Pasal 65 ayat (2): Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses
informasi, akses partisipasi, dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup yang
baik dan sehat. Ranah pembelajaran pendidikan lingkungan hidup dalam pembangunan
berkelanjutan:
2. Keterampilan
- Mengambil keputusan.
Integrasi pendidikan lingkungan hidup dan mitigasi bencana merupakan suatu strategi untuk
menyediakan pengalaman belajar siswa dengan menyisipkan materi/bahan kajian lingkungan
hidup dan mitigasi bencana ke dalam struktur kurikulum. Integrasi merupakan proses untuk
menempatkan fakta, konsep, pesan-pesan atau isu lingkungan hidup dan mitigasi bencana dalam
konteks semua mata pelajaran. Difokuskan untuk merangsang siswa agar secara aktif berperan
serta dalam proses pembelajaran.
Harapan dari pembelajaran pendidikan lingkungan hidup dan mitigasi bencana yaitu
mengarahkan siswa kepada perubahan sikap dan perilaku yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, pembiasaan dan kesadaran peserta didik tentang nilai-nilai lingkungan
hidup dan mitigasi bencana serta isu permasalahan lingkungan yang ada di Indonesia sebagai
contoh erupsi gunung merapi, gempa bumi, kebakaran, angin dan sebagainya.
61
1. Mencantumkan pendidikan berbasis lingkungan pada RPP dan Silabus mata pelajaran IPA dan
IPS.
2. Mengangkat potensi dan permasalahan lingkungan hidup dan mitigasi bencana baik lokal
maupun global dalam kehidupan nyata, yang harus disikapi dan dihadapi siswa dengan
kecakapan-kecakapan tertentu.
3. Menciptakan sekolah sebagai pusat pendidikan tentang lingkungan hidup dan bencana dengan
didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
4. Memunculkan siswa yang peduli terhadap lingkungan hidup serta tanggap bencana melalui
pendidikan di sekolah dengan memaksimalkan perilaku penghidupan di lingkungan masyarakat.
5. Mendukung terciptanya ketahanan masyarakat melalui kebiasaan tanggap bencana di
lingkungan sekolah
6. Menciptakan kehidupan di sekolah yang bisa berbudaya hidup sehat dan bersih dengan cara
melestarikan lingkungan disekelilingnya.
7. Menumbuh kembangkan pengetahuan dan ketrampilan sebagai upaya untuk mengurangi risiko,
pencegahan, peredaman, pengelolaan sumber-daya alam dan lingkungan yang
bertanggungjawab, dan adaptasi terhadap risiko bencana, baik secara individu maupun kolektif.
8. Mendukung pembangunan kembali komunitas saat bencana terjadi dan mengurangi dampak
yang disebabkan karena terjadinya bencana.
.
PPS Ula Imam Bukhari merupakan lembaga pendidikan yang memadukan antara kurikulum
nasional dengan kurikulum pesantren. Hal tersebut bertujuan agar siswa-siswi ketika lulus dapat
mengusai ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan agama. PPS Ula Imam Bukhari
mempunyai satu program unggulan, yaitu Program TAHTA (Tahsin dan Tahfidz) Al Qur’an.
Program ini dirancang untuk mendidik siswa menjadi para penghapal Al Qur’an. Sesuai dengan
namanya, program ini mempunyai aktivitas dan target khusus. Target program reguler untuk siswa
PPS Ula Imam Bukhari, dapat hapal 6 juz dalam enam tahun pembelajaran di sekolah.
62