Anda di halaman 1dari 6

Lampiran 2 : Hasil Perumusan Visi dan Misi

Aksi Nyata
MERUMUSKAN VISI DAN MISI SATUAN PENDIDIKAN
TK MUTIARA BUNDA II

Nama Audiens : ANANG SETIAWAN, S.Pd


Lembaga : TK MUTIARA BUNDA II

PERUMUSAN VISI DAN MISI

I. ANALISIS KARAKTERISTIK SATUAN PENDIDIKAN


A. Murid
Peserta didik TK Mutiara Bunda II berusia 4 - 6 tahun berjumlah 51 anak
yang terbagi menjadi 2 rombongan belajar yaitu kelas A (4-5 tahun) dan B (5-6
tahun). Sebagian besar anak pernah bersekolah di Kelompok Bermain Mutiara Bunda
II yang merupakan layanan PAUD Terpadu di lembaga kami. Seluruh peserta didik
TK Mutiara Bunda II beragama Islam
Hampir 50 % peserta didik berasal dari keluarga petani dan dari keluarga
yang mata pencahariannya bergantung dari hasil pertanian. Sebagiannya lagi
berasal dari keluarga pekerja kantor, wirausaha seperti meubelair, perbengkelan,
jasa persewaan, pabrik maupun ASN. Anak-anak terbiasa bermain di alam baik
sekitar rumah maupun sekolah.
B. Guru
TK Mutiara Bunda II dipimpin oleh seorang kepala sekolah dengan lima
orang guru. Kepala Sekolah dan guru adalah lulusan sarjana Pendidikan Guru
PAUD. Kepala sekolah TK juga bertugas sebagai operator sekolah, mengatur
manajemen layanan KB dan TK, tata kelola administrasi KB dan TK yang dibantu
oleh tenaga pendidik. Sekolah juga memiliki seorang tenaga kependidikan yang
membantu membersihkan lingkungan sekolah.
C. Letak Geografis
Lembaga TK Mutiara Bunda II terletak pinggir jalan raya utama menuju
Kabupaten dan Kota Madiun. Lokasi TK Mutiara Bunda II berada di dataran rendah
dan dikelilingi oleh persawahan dan hutan. Terdapat waduk sebagai irigasi
persawahan dalam satu kecamatan yang airnya mengalir melalui sungai Ngadirejo.
Lokasi desa Ngadirejo yang berada di jalur alternatif kota Madiun dan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Madiun, menyebabkan arus lalu lintas dalam hari kerja
sangat ramai, apalagi lokasi sekolah berada di pinggir jalan raya.
TK Mutiara Bunda II menempati lahan seluas 500 m2 dan bangunan
permanen yang berdiri diatas tanah seluas 350 m2. Halaman seluas 150 m2 yang
dilengkapi ayunan, perosotan, dan lorong ganda. Karena halaman yang terbatas,
sehingga lembaga mengguakan pot sebagai sarana untuk penghijauan. Bangunan
sekolah memiliki 3 ruangan yang terdiri dari 1 ruang kepala sekolah, 2 ruang kelas
yang disekat menjadi 5 sentra; sentra balok, kreatifitas, alam, peran dan persiapan,
ruang dapur, area gudang, area untuk layanan Kelompok Bermain, dan mushola.
Mushola di gunakan untuk kegiatan pembelajaran untuk layanan Kelompok Bermain
dan tempat warga sekitar untuk melakukan ibadah sholat berjamaah. Selain ruangan,
di TK Mutiara Bunda II terdapat 2 ruang kamar mandi dan 5 tempat cuci tangan.
Ruang kelas dilengkapi karpet dan 15 meja lipat anak, rak buku bacaan, rak mainan
anak, dan loker untuk menyimpan tas, sepatu dan perlengkapan anak. Bahan dan alat
permainan yang digunakan di TK Mutiara Bunda II dikumpulkan dari lingkungan
tempat tinggal anak dengan bantuan orang tua peserta didik yang selalu mendukung
program sekolah berupa bahan alam, bahan sintetis maupun bahan daur ulang
D. Sosial Budaya
Masyarakat yang hidup di pedesaan memiliki budaya Jawa yang masih
terpelihara, yaitu asah (mencerdaskan), asih (kemanusiaan), asuh (mendampingi).
Mayoritas masyarakat desa beragama Islam dan ada beberapa yang beragama
Kristen. Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani dan rata-rata berlatar
belakang pendidikan hingga sekolah menengah.
Kerjasama dan gotong royong juga menjadi budaya yang masih sering
dijumpai di tengah-tengah masyarakat salah satunya adalah perayaan Hari Besar
Agama seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Tradisi Labuhan yaitu tasyakuran
menyambut musim penghujan dengan membawa makanan khas berupa jadah kepel.
Nyadran yaitu tradisi bersih desa menyambut HUT RI, tasyakuran menyambut bulan
Muharram dengan membawa tumpeng dinamakan Suran. Untuk menyambut bulan
Ramadhan dinamakan Megengan. Pada bulan Ramadhan ada tradisi maleman yaitu
tiga malam terakhir di bulan ramadhan masyarakat membawa nasi berkat ke masjid
untuk doa bersama. Ngelemi adalah tradisi menandai bijih padi mulai berisi
dilanjutkan dengan Methil yang merupkan tradisi tasyakuran untuk persiapan panen
padi
Hampir 50 % peserta didik berasal dari keluarga petani dan dari keluarga yang
mata pencahariannya bergantung dari hasil pertanian. Sebagiannya lagi berasal dari
keluarga pekerja kantor, wirausaha seperti meubelair, perbengkelan, jasa persewaan,
pabrik maupun ASN. Anak-anak terbiasa bermain di alam baik sekitar rumah
maupun sekolah. TK Mutiara Bunda II dipimpin oleh seorang kepala sekolah dengan
lima orang guru. Kepala Sekolah dan guru adalah lulusan sarjana Pendidikan Guru
PAUD. Kepala sekolah TK juga bertugas sebagai operator sekolah, mengatur
manajemen layanan KB dan TK, tata kelola administrasi KB dan TK yang dibantu
oleh tenaga pendidik.
E. Sumber Dana
Sumber pendanaan operasional sekolah berasal dari swadaya masyarakat
berupa iuran SPP, dari Pemerintah Desa serta bantuan pemerintah Pusat (BOP
PAUD). Kebijakan Pemerintah Kabupaten Madiun adalah untuk melestarikan
budaya di masyarakat. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun
menindaklanjuti dengan meminta Satuan Pendidikan untuk memasukkan Silat
sebagai muatan lokal karena Madiun adalah Kampung Pesilat
F. Kemitraan
TK Mutiara Bunda II bermitra dengan beberapa pihak dalam penyediaan layanan
yang holistik integratif untuk peserta didik, antara lain :
1. Layanan pendidikan bermitra dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Madiun dan Korwil Kecamatan
2. Layanan kesehatan dan gizi bermitra dengan Puskesmas dan Psikolog.
3. Layanan perlindungan bermitra dengan kepolisian di kecamatan.
II. DOKUMENTASI KETERLIBATAN PENYUSUNAN VISI DAN MISI

Dokumentasi Analisis Karakteristik dengan Dewan guru

Dokumentasi Konsultasi dengan Pesrta Didik

Dokumentasi Analisis dengan Praktisi Pelatih Ahli


setelah melakukan perumusan Visi dan Misi
III. MISI DAN TUJUAN TK MUTIARA BUNDA II
VISI
Terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
berkarakter, bernalar kritis serta bangga atas jati diri dan budayanya.

MISI 
1. Membiasakan praktek beribadah sehari hari.
2. Mengenalkan nilai nilai keimanan melalui ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
3. Menanamkan rasa menyayangi pada mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
4. Menanamkan rasa empati, percaya diri, dan toleransi serta mampu melindungi diri.
5. Menanamkan sikap terpuji dalam berperilaku baik pada teman, orang tua dan Guru.
6. Menstimulasi kemampuan peserta didik dalam menyampaikan pendapat.
7. Menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik dan kemampuan memecahkan masalah.
8. Menumbuhkan kemampuan mengenali, mengekspresikan dan mengelola emosi diri.
9. Menumbuhkan rasa bangga pada diri sendiri dan keluarga.
10. Mengenalkan dan melestarikan ragam budaya di lingkungan sekitar.
11. Menumbuhkan rasa cinta budaya daerah sendiri dan sekitarnya.

TUJUAN 
1. Terwujudnya peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dengan
memanfaatkan fasilitas di lingkungan belajar yang dapat menumbuhkan keimanan dan
ketaqwaan.
2. Tumbuhnya  keimanan peserta didik melalui pembiasaan praktek ibadah.
3. Terwujudnya peserta didik yang memiliki rasa saling menyayangi pada sesama makhluk
ciptaan Tuhan melalui kegiatan pembiasaan.
4. Terwujudnya peserta didik yang memiliki karakter baik melalui keteladanan.
5. Tumbuhnya rasa empati, percaya diri dan toleransi dengan praktek  kegiatan sosial secara
rutin.
6. Terwujudnya peserta didik yang memiliki perilaku baik melalui keterlibatan orang tua
dalam pendidikan dan pengasuhan anak.
7. Terbentuknya peserta didik yang mampu bernalar kritis dengan penyediakan pojok baca
dan pemanfaatkan  IT. 
8. Terwujudnya peserta didik yang kreatif dengan kegiatan pembelajaran yang mampu
menstimulasi rasa keingintahuan anak.
9. Terciptanya peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional melalui kegiatan
pembelajaran berbasis project.
10. Tumbuhnya rasa bangga atas jati diri peserta didik Indonesia dengan memperingati hari hari
besar nasional.
11. Terbentuknya rasa kebanggaan pada diri peserta didik dan keluarga dengan kegiatan
pembelajaran metode sosio drama.
12. Tumbuhnya peserta didik yang berbudaya melalui kegiatan outing class dan pemanfaatan
IT di sekolah.
13. Terbentuknya rasa cinta peserta didik pada budaya daerah melalui paraktek pembelajaran
penggunaan bahasa dan kesenian daerah.
14. Tumbuhnya pengetahuan peserta didik akan budaya daerah melalui kegiatan pengenalan
keanekaragaman budaya.

Anda mungkin juga menyukai