Anda di halaman 1dari 2

Tugas 1.1.a.

9
Aksi Nyata Penerapan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Di Kelas Dan Sekolah Sebagai Pusat
Pengembangan Karakter - Modul 1.1

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Om Swastiastu, Tabe Salamat Lingu Nalatai, Salam


Sujud Karendem Malempang, Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’Saruga, Basengat Ka’ Jubata, Arus.

Saya Jony CGP Angkatan 7


dari SMAN-6 Palangka Raya
Instruktur : Sri Subekti
Fasilitator : Pahrina
Pengajar Praktik : Masdiana

Kali ini saya akan memaparkan Aksi Nyata Penerapan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara di Kelas dan di
Sekolah - Modul 1.1

Latar belakang
Tujuan pendidikan menurut KHD adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak
agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun
sebagai anggota masyarakat.
Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Ki Hajar
Dewantara memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka
pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat
menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan

Perasaan selama melakukan perubahan ;

Saya sebelumnya menganggap semua materi pelajaran harus habis disampaikan kepada murid.
Setiap pertemuan dengan siswa penyampaian materi saya kebanyakan menggunakan metode
ceramah, diskusi dan tanya jawab dan pembelajaran saya selalu dilaksanakan didalam kelas saja.
Anak didik juga cenderung menjadi objek pembelajaran.
Namun setelah saya mempelajari modul 1.1, Saya menyadari bahwa model atau strategi pembelajaran
saya selama ini sudah waktunya untuk dirubah atau dimodifikasi. Saya kemudian mengadakan
kesepakan dengan siswa-siswi untuk menentukan model dan suasana belajar seperti apa yang
mereka inginkan. Kemudian kami sepakat bahwa pembelajaran dilakukan diluar kelas.

Ide yang timbul selama proses perubahan adalah saya tidak lagi hanya berfokus kepada
penyampaian materi saja. Saya berusaha mendorong siswa masuk kedalam pembelajaran abad 21
yaitu untuk bersikap kreatif, kolaboratif, komunikatif, dan berfikir kritis yakni berani menyampaikan
aspirasi. Sehingga pembelajaran tidak lagi seperti model lama yaitu berpusat pada guru, akan tetapi
berubah menjadi student center atau berpusat pada murid.
Saya juga mengajak mereka belajar sambil bermain agar suasana belajar menjadi lebih
menyenangkan namun tetap bermakna.

Sebelum melaksakan aksi nyata penerapan filosofi Ki Hajar Dewantara dalam pembelajaran, saya
terlebih dahulu membuat perangkat pembelajaran berupa RPP/modul ajar.
Setiap pembelajaran selalu diawali dan diakhiri dengan pembiasaan berdo’a untuk menanamkan nilai
keimanan dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai guru saya juga memberikan tuntunan
dengan memberikan contoh sikap teladan yang baik bukan hanya sekedar menyampaikan materi
pelajaran saja.

Saya juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai kepada murid-murid saya diawal
setiap pembelajaran.
Didalam proses belajar mengajar, anak-anak didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk
berkolaborasi agar tumbuh nilai gotong royong, perduli dan berbagi pada sesama. Setiap kelompok
mendapatkan 1 buah topik untuk mereka pelajari dan bahas bersama kelompoknya, hingga pada
gilirannya nanti setiap kelompok akan mempresentasikan hasil kerjanya dihadapan kelompok lain.

Untuk kerja kelompok ini diberikan kebebasan untuk anak didik memilih cara mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya. Setiap kelompok bebas memilih cara mempresentasikannya, bisa melalui video
dan menguploadnya di medsos seperti face book, youtube dan lain-lain atau bisa juga mereka
mempresentasikan langsung di depan kelas atau aula sekolah ketika kami belajar diluar kelas.

Dilanjutkan dengan umpan balik dari kelompok kelompok lainnya. Hal ini untuk melatih anak-anak agar
bersikap kritis. Hingga pada akhir pembelajaran saya berusaha melakukan penguatan terhadap
kompetensi yang ingin dicapai pada hari itu.

Saya juga memberikan dorongan dan semangat kepada siswa-siswi yang pada saat persentasi masih
merasa malu agar kedepan mereka menjadi lebih berani berbicara di depan kelas. Saya juga berusaha
membimbing murid yang pada saat kerja kelompok tidak mau bekerja sama dengan temannya.

Refleksi Kegiatan
Melalui kegiatan aksi nyata ini, saya semakin sadar tentang peran penting guru dalam pendidikan.
Saya sebagai guru harus bisa mengikuti perkembangan zaman sesuai apa yang ditekankan KHD
bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan zaman.

Kodrat alam berhubungan dengan karakter dasar anak, bakat serta minatnya. Sedangkan kodrat
zaman dalam konteks pembelajaran jaman sekarang, guru dituntut lebih mengenal teknologi atau
pembelajaran abad 21.

Guru harus mampu menyesuaikan strategi atau metode pembelajaran dengan perkembangan zaman
sekarang, namun tetap menyertakan dan menguatkan nilai-nilai Pelajar Pancasila dalam setiap
pembelajaran yang disajikan di sekolah. Guru tidak lagi mengutamakan penyelesaian materi, tapi nilai-
nilai kemanusiaan dan budi pekertilah yang harus diutamakan. Sesuai dengan filosofi pendidikan Ki
Hajar Dewantara yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai