Anda di halaman 1dari 2

Koneksi Antar Materi Modul 2.

2
Oleh : Eliatin, S.Pd
CGP Angkatan 6 Kabupaten Purbalingga

1. Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa kompetensi sosial emosional murid
adalah tanggung jawab seorang Guru BK saja, sehigga saya merasa seperti berjuang sendirian
dalam menerapkan kompetensi social emosional pada murid. Setelah mempelajari modul ini,
ternyata semua guru bisa melaksanakanya, saya tidak perlu merasa berjuang sendirian, yang
harus saya lakukan adalah focus menerapkan kompetensi sosail emosional pada diri sendiri
terlebih dahulu, kemudian pada murid, dan berbagi parktik baik pada rekan sejawat. Ada 5
kompetensi sosial emosional yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial,
keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Kelima
konpetensi sosial emosional tersebut apabila diimplementasikan dengan sungguh-sungguh
akan dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang aman, nyaman, dan berpihak pada
murid.
2. Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk
memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik
maupun kesejahteraan psikologis (well-being),  3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari
adalah:
a. Kompetensi sosial dan emosional (KSE). 
Kompetensi ini sangat bermanfaat bagi diri saya sendiri, agar memiliki kehidupan yang
well being sehingga mampu menerapkan dengan baik dalam terhadap murid dari saya
sebagai seorang pendidik. Saya berharap mampu memberikan pembelajaran yang
menyenangkan, aman, dan nyaman menuju merdeka belajar yang diharapkan sehingga
dapat menciptakan student well being. Dalam pelaksanaannya juga harus dilakukan
dengan kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan KSE.                                                  
b. Kolaborasi dengan pihak terkait
PSE adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas
sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan semua warga sekolah dan juga orang tua
murid memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif
mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat : memahami, menghayati dan mengelola
emosi (kesadaran diri), menetapkan dan mencapai tujuan positif (manajemen diri),
merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial), membangun
dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi), membuat keputusan
yang bertanggung jawab (pengambilan keputusan yang bertanggungjawab).
c. Penguatan 5 KSE saya beserta komunitas dengan langkah menjadi role model (menjadi
teladan), belajar dan berkolaborasi dengan seluruh Bapak/Ibu guru dan tenaga
kependidikan di sekolah.

3. Berkaitan dengan no 2, perubahan yang akan saya terapkan di  kelas dan sekolah:

a. bagi murid-murid: mengimplementasikan PSE untuk memberikan layanan BK kepada


murid dengan menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan berpihak pada
murid menuju student well being yang menjadi tujuan dari merdeka belajar. Selain itu
saya akan memfasilitasi murid untuk menumbuhkan, melatih, dan merefleksikan KSE
nya dengan cara yang sesuai dan responsif dengan perkembangan dirinya melalui
pembelajaran berdiferensiasi.
b. bagi rekan sejawat: menjadi role model/teladan,untuk saling belajar dan berbagi,
berkolaborasi bersama komunitas di sekolah dengan baik sehingga mampu menciptakan
pembelajaran sosial dan emosional pada murid dalam rangka memfasilitasi kehidupan
murid menuju student well being.
Pertanyaan Pemantik

Apa kaitan pembelajaran sosial emosional yang telah anda pelajari dengan modul-modul
sebelumnya?

- Kaitan Pembelajaran Sosial Emosional dengan Filosofi Ki Hajar Dewantara


Pembelajaran Sosial Emosional sejalan dengan pemikiran Filosofis KHD, karena dengan
menggunakan Sistem Among yang salah satunya adalah ing madya mangun karsa yang
berarti guru sebagai pendidik memberikan motivasi, menggugah semangat, kemauan dan
niat yang kesemuanya tersebut adalah kompetensi Emosi Sosial yang bisa dilakukan dengan
metode pembelajaran PSE ini.

- Kaitan Pembelajaran Sosial Emosional dengan Nilai dan Peran Guru Penggerak
Guru Penggerak memiliki 5 Nilai yaitu :Berpihak pada Murid, Reflektif, Inovatif,
Kolaboratif, Mandiri, untuk dapat mewujudkan Pembelajaran Sosial Emosional melalui
Perannya, yaitu sebagai Pemimpin Pembelajaran untuk menumbuhkan motivasi dalam
membangun perhatian yang berkualitas, merancang pengalaman belajar yang mengundang
minat murid dan bermakna. Melalui nilai dan peran dari Guru Pengerak , dapat menciptakan
well being dalam ekosistem Pendidikan di sekolah sehingga tercipta kondisi nyaman, sehat,
dan bahagia tidak hanya bagi murid tetapi bagi seluruh warga sekolah, terutama untuk diri
guru sendiri.

- Kaitan Pembelajaran Sosial Emosional dengan Visi Guru Penggerak


Dalam Pembelajaran Sosial dan Emosional, Guru harus dapat mewujudkan visi yang
diharapkan yaitu Mewujudkan Siswa yang Beriman, Bertaqwa dan Berbudi Pekerti Luhur,
berprestasi sehingga terwujud Profil Pelajar Pancasila. Hal ini bisa terwujud dengan
melakukan prakarsa perubahan dengan memberikan pembelajaran kesadaran diri,
manajemen diri, kesadaran sosial, kemampuan berelasi dan pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab.

- Kaitan Pembelajaran Sosial Emosional dengan Budaya Positif


Pembelajaran Sosial dan Emosional, seorang guru harus dapat memahami emosi masing-
masing murid agar dapat mengontrol diri dan dapat menerapkan budaya positif yang baik di
sekolah sehingga mampu mengontrol diri dan dapat menciptakan suasana yang
menyenangkan, aman, dan nyaman bagi siswa yang proses pembelajaran. Penerapan
pembelajaran sosial dan emosional ini sangat berpengaruh positif dalam penerapan budaya
positif baik berupa disiplin positif maupun keyakinan kelas dengan sebaik mungkin karena
motivasi yang dibangun itu muncul dari motivasi internal dan dengan kesadaran diri dan
manajemen diri.

- Kaitan Pembelajaran Sosial Emosional dengan Pembelajaran Berdiferensiasi


Pembelajaran Sosial dan Emosional, guru harus dapat mengidentifikasi emosi dan perasaan
masing-masing murid sehingga guru dapat menerapkan pembelajaran diferensiasi di kelas
sesuai kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar murid, dan dengan menggunakan
strategi diferensiasi konten, proses, dan produk, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan murid agar pembelajaran semakin menyenangkan dan dapat
mewujudkan merdeka belajar.

Anda mungkin juga menyukai