Anda di halaman 1dari 69

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
hidayahnya Kurikulum SMAN 1 Kandangan ini bisa disusun. Penyusunan Kurikulum ini
dimaksud agar sekolah memiliki kurikulum yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
sekolah, sebagai pedoman/rujukan dalam pengelolaan kegiatan sekolah.
Kurikulum SMAN 1 Kandangan pembuatannya merujuk pada Peraturan Pemerintah
Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Atas / Madrasah Aliyah. Kepada semua pihak yang membantu pembuatan Kurikulum 2013
ini diucapkan terimakasih. Naskah ini jauh dari sempurna, ini dikarenakan keterbatasan
pengetahuan pengalaman dan wawasan, kepada pihak yang berwenang dan berkepentingan.
Oleh karena itu kritik dan saran membangun sangat diharapkan dalam upaya penyempurnaan
naskah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Karakteristik Kurikulum 2013.....................................................................................3
C. Tujuan Kurikulum 2013..............................................................................................4
D. Kerangka Dasar Kurikulum.........................................................................................4
BAB II TUJUAN.......................................................................................................................7
A. Tujuan Pendidikan.......................................................................................................7
B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah...................................................................................7
3. Tujuan Sekolah................................................................................................................8
BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM...........................................................9
A. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu.............................................................................9
B. Muatan Kurikulum....................................................................................................14
C. Kegiatan Pengembangan Diri....................................................................................21
D. Pengaturan Beban Belajar.........................................................................................23
E. Ketuntasan Belajar.....................................................................................................25
F. Kenaikan Kelas dan Kelulusan..................................................................................26
G. Penjurusan.................................................................................................................27
H. Pendidikan Kecakapan Hidup...................................................................................28
I. Pendidikan Berbasis Kompetensi Karakteristik Lokal dan Global...............................28
BAB IV KALENDER PENDIDIKAN....................................................................................29
LAMPIRAN.............................................................................................................................30

ii
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Kompetensi Inti Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah 9


…………………………….………………………….………….
2 Mata pelajaran Pendidikan Menengah 12
……………………………………………………….…….…….
3 Mata Pelajaran Wajib Kurikulum Sekolah Menengah 15
Atas/Madrasah Aliyah……………………………………...…..
4 Matapelajaran Peminatan dalam Kurikulum Sekolah Menengah 21
Atas/Madrasah Aliyah ……………..…………………………..
5 Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan untuk Setiap 24
Satuan Pendidikan………………………………………………
6 Target Ketuntasan Belajar Peserta Didik ………………………. 25

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Contoh RPP……………………………………………………… 34
2 Contoh Silabus…………………………………………………… 43
3 Tata tertib Sekolah………………………………………………. 58

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Pengertian Kurikulum
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang
kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 yang
diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut.
2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan
tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan
yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan
perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia
tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas).
Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035
pada saat angkanya mencapai 70%.
Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar
sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi
sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan
agar tidak menjadi beban.
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang
terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi,
kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat
1
internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan
perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti
dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan
ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran
kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan
transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International
Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for
International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa
capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang
dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang
ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.
c. Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada
peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang
dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran
interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media
lainnya);
3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik
dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta
diperoleh melalui internet);
4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa
aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);
5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;
7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

2
d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar Mata
pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menegah Atas diubah sesuai
dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan
penguatan tata kelola sebagai berikut:
1) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat
kolaboratif;
2) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala
sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
3) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.

e. Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan
bagi peserta didik.

B. Karakteristik Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
1) mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa
ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;
2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3) mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam
berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4) memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
5) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut
dalam kompetensi dasar Mata pelajaran;
6) kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;

3
7) kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarMata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

C. Tujuan Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

D. Kerangka Dasar Kurikulum


a. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran,
posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat
dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar
bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas
yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara
spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang
berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan
filosofi sebagai berikut:
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa
kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan
untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi
kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk
mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013
mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi
4
peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa
kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan
mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap
permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional
dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat,
didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan
oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta
kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir
rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan
keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga,
diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial
di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan
bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran
disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama Mata
pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik
dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi,
sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat
dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan
filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta
didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial
di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih
baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam
mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas,

5
berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang
peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.

b. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based
curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional
sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk
bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum)
dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah,
kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-
curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta
didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi
dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

c. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional; dan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.

6
BAB II
TUJUAN

A. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu
pada tujuan umum pendidikan. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah


1. Visi SMA
Visi sekolah, ” Luhur Berperilaku, Cerdas dan Terampil dalam Bertindak”.

2. Misi Sekolah
Untuk mewujudkan visi, sekolah memiliki misi, sebagai berikut.
a. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien berdasarkan
kurikulum yang berlaku.
b. Peningkatan iman dan takwa (Imtak), kepada seluruh keluarga SMAN 1 Kandangan
melalui pelajaran pendidikan agama dan mata pelajaran lainnya.
c. Penanaman dan aplikasi nilai-nilai budi pekerti dan nilai-nilai luhur bangsa, baik di
sekolah, di rumah, maupun di masyarakat.
d. Meningkatkan sarana, prasarana, serta tenaga pendidik dan kependidikan sesuai
dengan standar yang ditentukan.
e. Melaksanakan koordinasi dan kerja sama yang baik dengan semua stake holder yang
ada.
f. Menyiapkan peserta didik untuk siap berkompetisi di era global.
g. Memberi kesempatan peserta didik seluas-luasnya, untuk meningkatkan kemampuan
potensi dan bakat peserta didik seoptimal mungkin melalui kegiatan intra dan ekstra-
kurikuler.
h. Menciptakan iklim yang kondusif untuk terlaksananya tugas pokok dan fungsi dari
masing-masing komponen sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan, dan siswa)
SMAN 1 Kandangan
i. Melaksanakan segala ketentuan yang mengatur operasional sekolah, baik tata tertib
kepegawaian maupun kesiswaan.
7
3. Tujuan Sekolah
Berdasarkan visi dan misi sekolah, tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut.
a. Terlaksananya proses Kegiatan Belajar Mengajar secara efektif dan efisien sehingga
diperoleh hasil (out put) yang sangat memuaskan.
b. Tersedianya sarana dan prasarana Kegiatan Belajar Mengajar yang memadai
sehingga memiliki daya dukung yang optimal terhadap terlaksananya kegiatan
belajar mengajar yang efektif dan efisien.
c. Tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan yang memenuhi standar yang
ditetapkan, sebagai pendukung terciptanya Kegiatan Belajar Mengajar yang efektif,
efisien, dan hasil yang optimal.
a. Terlaksananya Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) dari masing-masing komponen
sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan, dan siswa).
b. Terlaksananya tata tertib dan segala ketentuan yang mengatur operasional sekolah,
baik para pegawai maupun siswa.
c. Terwujudnya sumber daya manusia (SDM) di SMAN 1 Kandangan bagi guru,
karyawan, dan siswa yang mampu memenangkan kompetisi di era global.

8
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu


Muatan umum untuk SMA/MA, SMALB dan SMK/MAK; terdiri atas muatan :
1. pendidikan agama;
.pendidikan kewarganegaraan;
2. bahasa;
3. matematika;
4. ilmu pengetahuan alam;
5. ilmu pengetahuan sosial;
6. seni dan budaya;
7. pendidikan jasmani dan olahraga;
8. keterampilan/kejuruan; dan
9. muatan lokal
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas
yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah Atas dapat dilihat pada
Tabel berikut.

Tabel 1 : Kompetensi Inti Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah


KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS X KELAS XI KELAS XII
1. Menghayati dan 1. Menghayati dan 1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya agama yang dianutnya agama yang dianutnya
2. Menghayati dan 2. Menghayati dan 2. Menghayati dan

9
mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, jujur, disiplin, jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli
(gotong royong, (gotong royong, (gotong royong,
kerjasama, toleran, kerjasama, toleran, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif damai), santun, damai), santun,
dan pro-aktif dan responsif dan pro-aktif responsif dan pro-aktif
menunjukkan sikap dan menunjukkan sikap dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari sebagai bagian dari sebagai bagian dari
solusi atas berbagai solusi atas berbagai solusi atas berbagai
permasalahan dalam permasalahan dalam permasalahan dalam
berinteraksi secara berinteraksi secara berinteraksi secara
efektif dengan efektif dengan efektif dengan
lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan
alam serta dalam alam serta dalam alam serta dalam
menempatkan diri menempatkan diri menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa sebagai cerminan sebagai cerminan
dalam pergaulan dunia bangsa dalam pergaulan bangsa dalam pergaulan
dunia. dunia
3. Memahami , 3. Memahami, 3. Memahami,
menerapkan, menerapkan, dan menerapkan,
menganalisis menganalisis menganalisis dan
pengetahuan faktual, pengetahuan faktual, mengevaluasi
konseptual, prosedural konseptual, prosedural, pengetahuan faktual,
berdasarkan rasa dan metakognitif konseptual, prosedural,
ingintahunya tentang berdasarkan rasa ingin dan metakognitif
ilmu pengetahuan, tahunya tentang ilmu berdasarkan rasa ingin
teknologi, seni, budaya, pengetahuan, teknologi, tahunya tentang ilmu
dan humaniora dengan seni, budaya, dan pengetahuan, teknologi,
wawasan kemanusiaan, humaniora dengan seni, budaya, dan
kebangsaan, kenegaraan, wawasan kemanusiaan, humaniora dengan
dan peradaban terkait kebangsaan, wawasan kemanusiaan,
penyebab fenomena dan kenegaraan, dan kebangsaan,

10
kejadian, serta peradaban terkait kenegaraan, dan
menerapkan penyebab fenomena dan peradaban terkait
pengetahuan prosedural kejadian, serta penyebab fenomena
pada bidang kajian yang menerapkan dan kejadian, serta
spesifik sesuai dengan pengetahuan prosedural menerapkan
bakat dan minatnya pada bidang kajian yang pengetahuan prosedural
untuk memecahkan spesifik sesuai dengan pada bidang kajian
masalah bakat dan minatnya yang spesifik sesuai
untuk memecahkan dengan bakat dan
masalah minatnya untuk
memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan 4. Mengolah, menalar, dan 4. Mengolah, menalar,
menyaji dalam ranah menyaji dalam ranah menyaji, dan mencipta
konkret dan ranah konkret dan ranah dalam ranah konkret
abstrak terkait dengan abstrak terkait dengan dan ranah abstrak
pengembangan dari yang pengembangan dari terkait dengan
dipelajarinya di sekolah yang dipelajarinya di pengembangan dari
secara mandiri, dan sekolah secara mandiri, yang dipelajarinya di
mampu menggunakan bertindak secara efektif sekolah secara mandiri
metoda sesuai kaidah dan kreatif, serta serta bertindak secara
keilmuan mampu menggunakan efektif dan kreatif, dan
metoda sesuai kaidah mampu menggunakan
keilmuan metoda sesuai kaidah
keilmuan

B. Mata Pelajaran
1. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah
Untuk mewadahi konsep kesamaan muatan antara SMA/MA dan SMK/MAK, maka
dikembangkan Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah, terdiri atas Kelompok Mata
pelajaran Wajib dan Mata pelajaran Pilihan. Mata pelajaran wajib mencakup 9
(sembilan) mata pelajaran dengan beban belajar 24 jam per minggu. Isi kurikulum (KI
dan KD) dan kemasan substansi untuk Mata pelajaran wajib bagi SMA/MA dan

11
SMK/MAK adalah sama. Struktur ini menerapkan prinsip bahwa peserta didik
merupakan subjek dalam belajar yang memiliki hak untuk memilih mata pelajaran sesuai
dengan minatnya.
Mata pelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik untuk SMA/MA serta pilihan
akademik dan vokasional untuk SMK/MAK. Mata pelajaran pilihan ini memberi corak
kepada fungsi satuan pendidikan, dan didalamnya terdapat pilihan sesuai dengan minat
peserta didik. Beban belajar di SMA/MA untuk Tahun X, XI, dan XII masing-masing
adalah 42, 44, dan 44 jam pelajaran per minggu. Satu jam belajar adalah 45 menit.
Sedangkan beban belajar untuk SMK/MAK adalah 48 jam pelajaran per minggu. Beban
belajar dapat dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks) yang diatur lebih lanjut
dalam aturan tersendiri.

Tabel 2: Mata pelajaran Pendidikan Menengah


MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU PER MINGGU
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan 2 2 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Matematika 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 4 4 4
6. Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2 2
8. Pendidikan Jasmani , Olah Raga , dan 3 3 3
Kesehatan
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per 24 24 24
minggu
Mata Pelajaran Peminatan Akademik (SMA/MA) 18 20 20
Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi 24 24 24
(SMK/MAK)
JUMLAH JAM PELAJARAN YANG HARUS 42 44 44

12
DITEMPUH PERMINGGU (SMA/MA)
JUMLAH JAM PELAJARAN YANG HARUS 48 48 48
DITEMPUH PERMINGGU (SMK/MAK)

Mata pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok Mata pelajaran yang substansinya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran
yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan lokal
yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Kegiatan Ekstrakurikuler SMA/MA, SMK/MAK: Pramuka (wajib), OSIS, UKS, PMR,
dan lain-lain, diatur lebih lanjut dalam bentuk Pedoman Program Ekstrakurikuler.
2. Struktur Kurikulum SMK/MAK
Kurikulum SMK/MAK dirancang dengan pandangan bahwa SMA/MA dan
SMK/MAK pada dasarnya adalah pendidikan menengah, pembedanya hanya pada
pengakomodasian minat peserta didik saat memasuki pendidikan menengah. Oleh karena
itu, struktur umum SMK/MAK sama dengan struktur umum SMA/MA, yakni ada tiga
kelompok Mata pelajaran: Kelompok A, B, dan C.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan
Pengelolaan Pendidikan Pasal 80 menyatakan bahwa: (1) penjurusan pada SMK, MAK,
atau bentuk lain yang sederajat berbentuk bidang keahlian; (2) setiap bidang keahlian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih program studi
keahlian; (3) setiap program studi keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
terdiri atas 1 (satu) atau lebih kompetensi keahlian.
Bidang keahlian pada SMK/MAK meliputi:
a. Teknologi dan Rekayasa;
b. Teknologi Informasi dan Komunikasi;
c. Kesehatan;
d. Agribisnis dan Agroteknologi;
e. Perikanan dan Kelautan;
f. Bisnis dan Manajemen;
g. Pariwisata;
h. Seni Rupa dan Kriya;
i. Seni Pertunjukan.

13
Dalam penetapan penjurusan sesuai dengan bidang/program/ paket keahlian
mempertimbangan Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan yang ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pemilihan Peminatan Bidang Keahlian dan program keahlian dilakukan saat peserta
didik mendaftar pada SMK/MAK. Pilihan pendalaman peminatan keahlian dalam bentuk
pilihan Paket Keahlian dilakukan pada semester 3, berdasarkan nilai rapor dan/atau
rekomendasi guru BK di SMK/MAK dan/atau hasil tes penempatan (placement test) oleh
psikolog.
Pada SMK/MAK, Mata Pelajaran Kelompok Peminatan (C) terdiri atas:
a. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1);
b. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Program Keahlian (C2);
c. Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian (C3).
Mata pelajaran serta KD pada kelompok C2 dan C3 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyesuaikan
dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan dunia usaha dan industri. Khusus untuk
MAK dapat ditambah dengan muatan

B. Muatan Kurikulum
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah terdiri atas
(a) Kelompok Matapelajaran Wajib yaitu kelompok A dan kelompok B;
(b) Kelompok Matapelajaran C yaitu pilihan Kelompok Peminatan terdiri atas
Matematika dan Ilmu Alam, Ilmu-ilmu Sosial, dan Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya; dan
(c)Khusus untuk MA, selain pilihan ketiga kelompok peminatan tersebut, dapat ditambah
dengan peminatan lainnya yang diatur lebih lanjut oleh Kementerian Agama.

d. Kelompok Matapelajaran Wajib


Kelompok Matapelajaran Wajib merupakan bagian dari pendidikan umum yaitu
pendidikan bagi semua warganegara bertujuan memberikan pengetahuan
tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk
mengembangkan kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat dan bangsa. Struktur
kelompok matapelajaran wajib dalam kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah adalah sebagai berikut

14
Tabel 3: Mata Pelajaran Wajib Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
MATAPELAJARAN ALOKASI WAKTU PER MINGGU
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Matematika 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan 3 3 3
Kesehatan
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per 24 24 24
minggu
Kelompok C (Peminatan)
Matapelajaran Peminatan Akademik 12 16 16
Matapelajaran Pilihan Lintas Kelompok Peminatan 6 4 4
JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU 42 44 44

Keterangan:
 Matapelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok
matapelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat.
Matapelajaran Kelompok B adalah kelompok matapelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan
oleh pemerintah daerah.
 Satu jam pelajaran tatap muka 45 menit per minggu dan mapel yang memiliki
alokasi waktu belajar 2 jp/minggu berarti memiliki beban belajar tatap
muka 2 X 45 menit per minggu; mapel yang memiliki alokasi waktu belajar
3jp/minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 3 X 45 menit per
minggu; dan seterusnya
 Muatan Lokal dapat memuat Bahasa Daerah
 Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu dari yang telah
ditetapkan dalam struktur di atas

15
 Kegiatan ekstra kurikulum terdiri atas Pramuka (wajib), UKS, PMR, dan lainnya
sesuai dengan kebutuhan peserta didik di masing-masing satuan.
 Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah minimal yang
dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
 Khusus untuk matapelajaran Pendidikan Agama di Madrasah Aliyah dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh Kementerian Agama.

e. Kelompok Matapelajaran Peminatan


Kelompokmatapelajaran peminatan bertujuan (1) untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok
matapelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi, dan (2) untuk
mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau ketrampilan tertentu.

16
Tabel 4 : Matapelajaran Peminatan dalam Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah
Kelas
MATAPELAJARAN
X XI XII
Kelompok A dan B (Wajib) 24 24 24
Kelompok C (Peminatan)
Peminatan Matematika dan Ilmu Alam
I 1 Matematika 3 4 4
2 Biologi 3 4 4
3 Fisika 3 4 4
4 Kimia 3 4 4
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial
II 1 Geografi 3 4 4
2 Sejarah 3 4 4
3 Sosiologi 3 4 4
4 Ekonomi 3 4 4
Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya
III 1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4
2 Bahasa dan Sastra Inggeris 3 4 4
3 Bahasa Asing Lain (Arab, Mandarin, Jepang,
3 4 4
Korea, Jerman, Perancis)
4 Antropologi 3 4 4
Matapelajaran Pilihan
Pilihan Lintas Kelompok Peminatan dan/atau pendalaman
6 4 4
minat
Jumlah Jam Pelajaran Yang Tersedia per minggu
68 72 72

Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh per minggu


42 44 44

f. Pilihan Kelompok Peminatan dan Pilihan Matapelajaran Lintas Kelompok Peminatan


Kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) dirancang untuk
memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar berdasarkan minat mereka.
Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk
pilihan Kelompok Peminatan dan pilihan Matapelajaran antar Kelompok Peminatan.
Kelompok Peminatan yang dipilih pesertadidik terdiri atas kelompok Matematika dan
Ilmu Alam, Ilmu-ilmu Sosial, dan Ilmu Budaya dan Bahasa. Sejak mendaftar ke SMA,

17
di Kelas X seseorang peserta didik sudah harus memilih kelompok peminatan mana
yang akan dimasuki. Pemilihan Kelompok Peminatanberdasarkan nilai rapor SMP/MTs,
nilai ujian nasional SMP/MTs, rekomendasi guru bimbingan dan konseling di SMP,
hasil tes penempatan (placement test) ketika mendaftar di SMA, dan tes bakat minat
oleh psikolog. Pada semester kedua di Kelas X, seorang peserta didik masih mungkin
mengubah Kelompok Peminatan, berdasarkan hasil pembelajaran di semester pertama
dan rekomendasi guru bimbingan dan konseling. Semua matapelajaran yang terdapat
pada satu Kelompok Peminatan wajib diikuti oleh peserta didik. Selain mengikuti
seluruh mata pelajaran di Kelompok Peminatan, setiap peserta didik harus mengikuti
mata pelajaran tertentu untuk lintas minat dan/atau pendalaman minat sebanyak 6 jam
pelajaran di Kelas X dan 4 jam pelajaran di Kelas XI dan XII. Mata pelajaran
lintas minat yang dipilih sebaiknya tetap dari Kelas X sampai dengan XII.
Di Kelas X, jumlah jam pelajaran pilihan antar Kelompok Peminatan per minggu 6
jam pelajaran, dapat diambil dengan pilihan sebagai berikut:
1) Dua matapelajaran (masing-masing 3 jam pelajaran) dari satu Kelompok Peminatan
yang sama di luar Kelompok Peminatan pilihan, atau
2) Satu matapelajaran di masing-masing Kelompok Peminatan di luar Kelompok
Peminatan pilihan.
Khusus bagi Kelompok Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya, selain pola pilihan yang di
atas, di Kelas X, peserta didik dapat melakukan pilihan sebagai berikut:
1) Satu pilihan wajib matapelajaran dalam kelompok Bahasa Asing Lain (Arab,
Mandarin, Jepang, Korea, Jerman, Perancis) sebagai bagian dari matapelajaran wajib
Kelompok Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya.
2) Dua mapel (masing-masing 3 jam pelajaran) dari matapelajaran Bahasa Asing
Lainnya, atau
3) Satu matapelajaran Bahasa Asing Lainnya (3 jam pelajaran) dan satu matapelajaran
dari Kelompok Peminatan Ilmu Alam dan Matematika atau Kelompok Peminatan
Ilmu-ilmu Sosial, atau
4) Satu matapelajaran di kelompok peminatan Matematika dan Ilmu Alam dan satu
Matapelajaran di kelompok Ilmu-ilmu Sosial, atau
5) Dua matapelajaran di salah satu kelompok peminatan Matematika dan Ilmu Alam
atau di kelompok peminatan Ilmu-ilmu Sosial.
6) Di Kelas XI dan XII peserta didik Kelompok Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya
dapat memilih satu matapelajaran (4 jam pelajaran) dari Bahasa Asing Lainnya atau
18
satu matapelajaran di Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam atau Ilmu-
ilmu Sosial.
Catatan:
1) Matapelajaran dalam kelompok Bahasa Asing Lain ditentukan oleh SMA/MA
masing-masing sesuai dengan ketersediaan guru dan fasilitas belajar.
2) Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah yang tidak memiliki Kelompok
Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya, dapat menyediakan pilihan matapelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, Antropologi atau salah satu
matapelajaran dalam kelompok Bahasa Asing Lain sebagai pilihan matapelajaran
yang dapat diambil peserta didik dari Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu
Alam atau Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial.
3) Bagi peserta didik yang menggunakan pilihan untuk menguasai satu bahasa asing
tertentu atau matapelajaran tertentu, dianjurkan untuk memilih matapelajaran yang
sama sejak tahun X sampai tahun XII.
4) Sangat dianjurkan setiap SMA/MA memiliki ketiga Kelompok Peminatan.
5) Peserta didik di SMA/MA Kelas XII dapat mengambil matakuliah pilihan di
perguruan tinggi yang akan diakui sebagai kredit dalam kurikulum perguruan tinggi
yang bersangkutan. Pilihan ini tersedia bagi peserta didik SMA/MA yang memiliki
kerjasama dengan perguruan tinggi terkait.
Pendalaman minat matapelajaran tertentu dalam Kelompok Peminatan dapat
diselenggarakan oleh satuan pendidikan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi.

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam
satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
1. Beban belajar di Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah dinyatakan dalam jam
pembelajaran per minggu.
a. Beban belajar satu minggu Kelas X adalah 42 jam pembelajaran.
b. Beban belajar satu minggu Kelas XI dan XII adalah 44 jam pembelajaran.
Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 45 menit.
2. Beban belajar di Kelas X, XI, dan XII dalam satu semester paling sedikit 18 minggu
dan paling banyak 20 minggu.
3. Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling
banyak 20 minggu.

19
4. Beban belajar di kelas XII pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling
banyak 16 minggu.
5. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling
banyak 40 minggu.
Setiap satuan pendidikan boleh menambah jam belajar per minggu berdasarkan
pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial,
budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.

20
C. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri diarahkan untuk pengembangan karakter peserta didik yang
ditujukan untuk mengatasi persoalan dirinya, persoalan masyarakat di lingkungan
sekitarnya, dan persoalan kebangsaan.
Sekolah memfasilitasi kegiatan pengembangan diri seperti berikut ini.
1. Kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan sebagian besar di dalam kelas
(intrakurikuler) dengan alokasi waktu 2 jam tatap muka, yaitu
a. Bimbingan konseling, mencakup hal-hal yang berkenaan dengan pribadi,
kemasyarakatan, belajar, dan karier peserta didik. Bimbingan konseling diasuh
oleh guru yang ditugaskan.
b. Kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan sebagian besar di luar kelas
(ekstrakurikuler), diasuh oleh guru pembina. Pelaksanaannya secara regular
setiap hari Sabtu, yaitu
 Olahraga voli, basket;
 Pramuka;
 Palang Merah Remaja (PMR);
 Kelompok Ilmiah Remaja (KIR);
 Kelompok giat belajar bahasa Inggris;
 Batik.
Kegiatan pengembangan diri meliputi beragam kegiatan sesuai dengan bakat, minat
dan potensi anak.
1. Pembinaan bakat dan minat
1. Kewiraan (Pramuka)
2. Olahraga (1) Tenis Meja, 2) Catur, 3) Renang, 4) Bulu Tangkis)
3. Seni (1) Seni lukis, 2) Seni Tari, 3) Seni Musik dan Vokal, 4) Rebana
4. Ilmiah (1) Komputer, 2) kelompok ilmiah siswa)

1. Kegiatan pembiasaan meliputi:


a. Pembiasaan rutin
Merupakan proses pembentuka akhlak dan penanaman/pengalaman ajaran
Islam. Adapun kegiatan pembiasaan meliputi 1) Sholat berjamaah, 2) Pengajian

21
mentari pagi, 3) Upacara bendera, 4) Tadarus al-qur’an, 5) Pembinaan tilawah al-
qur’an, 6) Senam, 7) Kebersihan,

b. Pembiasan terprogram,
Merupakan proses pembentukan akhlak dan penanaman/pengamalan ajaran Islam.
Adapun kegiatan pembiasaan meliputi 1) Kegiatan Keagamaan, 2) Pesantren
Ramadhan, 3) Pelaksanaan Idul Qurban, 4) perayaan Hari Besar Agama Islam

2. Kegiatan keteladanan
meliputi:
1) Pembinaan ketertiban pakaian Seragam Anak Sekolah (PSAS)
2) Pembinaan kedisiplinan
3) Penanaman Nilai Akhlak Islami
4) Penanaman budaya minat baca
5) Penanaman budaya keteladanan meliputi:
a. Penanaman budaya bersih diri
b. Penanaman budaya bersih lingkungan kelas dan sekolah
c. Penanaman budaya lingkungan hijau
d. Peringatan hari Bumi dan Lingkungan Hidup

3. Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme


1) Peringatan hari Kemerdekaan RI
2) Peringatan hari Pahlawan
3) Peringatan hari Pendidikan Nasional :
a. Seminar hari Pendidikan Nasional
b. Bedah buku

4. Pekan kreatifitas siswa


1) Lomba Kreatifitas dan Karya Cipta
2) Kegiatan berbagai lomba (akademik dan Non akademik)

5. Pembinaan dan Bimbingan bagi Calon Siswa Teladan dan Siswa Peserta
Olimpiade MIPA

22
6. Outdoor Learning dan Training
1) Kunjungan belajar
2) Outbound

2. Program pembiasan mencakup kegiatan yang bersifat pembinaan karakter peserta


didik yang dilakukan secara rutin, spontan, dan keteladanan. Pembiasaan ini
dilaksanakan sepanjang waktu belajar di sekolah. Seluruh guru ditugaskan untuk
membina program pembiasaan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Adapun penilaian
kegiatan pengembangan diri bersifat kualitatif. Potensi, ekspresi, perilaku, dan
kondisi psikologi peserta didik merupakan portofolio yang digunakan untuk
penilaian.
Tabel 5 : Program Pembiasaan untuk Peserta Didik
Rutin Spontan Keteladanan
Upacara Membiasakan antri Berpakaian rapi
Senam Memberi salam Memberikan pujian
Kegiatan agama Membuang sampah pada Tepat waktu
tempatnya

D. Pengaturan Beban Belajar


Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan. Jam
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran
yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan
secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap. SMAN 1 Kandangan
menambah empat jam pelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik
dalam mencapai kompetensi. Selain itu, penambahan jam tersebut dimanfaatkan untuk
mata pelajaran lain yang dianggap penting dantidak terdapat di dalam struktur kurikulum
yang tercantum di dalam Standar Isi. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket sebesar 30% s.d. 60% dari waktu
kegiatan tatap muka mata pelajaran yangbersangkutan.
Penugasan struktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan struktur ditentukan oleh pendidik. Adapun

23
kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai
standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.
Pemanfaatan alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam
mencapai kompetensi. Adapun alokasi waktu untuk praktik, yaitu dua jam kegiatan
praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah
setara dengan satu jam tatap muka. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran
yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar
kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada masingmasing satuan pendidikan
(SMA/MA) ditetapkan berlangsung selama 45 menit. Kegiatan belajar kegiatan tatap
muka per minggu pada setiap satuan pendidikan adalah sebagai berikut.
Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMA/MA/SMALB/
SMK/MAK adalah 38 s.d. 39 jam pembelajaran. Beban belajar kegiatan tatap muka
keseluruhan untuk setiap satuan pendidikan
adalah sebagaimana tertera pada Tabel

Tabel 6 : Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan untuk Setiap Satuan Pendidikan
Satuan Kelas Satuan Jam Jumlah Jam Mingg Waktu Jumlah
Pendidika Pembelajaran Pembelajaran u Pembelajaran Jam per
n Tatap Muka per Minggu Efektif per Tahun Tahun
(Menit) per (@ menit)
Tahun
Ajaran
SMA X – 45 38–39 34–38 1.292–1.482 969–
XII jam 1.111,5
pembelajaran
(58.140–
66690 menit)

Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur terdiri atas

24
1. waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta
didik pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan
tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan;
2. penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah enam tahun
untuk SD/MI/SDLB, tiga tahun untuk SMP/MTs/SMLB dan SMA/ MA/SMALB, dan
tiga sampai dengan empat tahun untuk SMK/MAK. Program percepatan dapat
diselenggarakan untuk mengakomodasi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan
dan bakat istimewa (Permendiknas No. 22 Tahun 2006).

E. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi
dasar berkisar antara 0–100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator
75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas
kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar
secara terus-menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. Pelaporan hasil belajar
(rapor) peserta didik diserahkan pada satuan pendidikan dengan memerhatikan rambu-
rambu yanag disusun oleh dirketorat teknis terkait.
Ketuntasan belajar tiap mata pelajaran ditentukan berdasarkan Imtak siswa,
kompleksitas, dan daya dukung. Berdasarkan ketentuan dari Dinas Pendidikan
Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan memerhatikan kemampuan peserta didik dari hasil
tes awal, sekolah menetapkan ketuntasan belajar pada masing-masing mata pelajaran
sebagai berikut.

Tabel 7 : Target Ketuntasan Belajar Peserta Didik


Mata Pelajaran 2006/2007 2007/2008
Pendidikan Agama 70% 75%
Pendidikan 70% 72%
Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia 60% 60%
Bahasa Inggris 60% 60%
Matematika 60% 60%
Fisika 60% 60%

25
Biologi 60% 60%
Kimia 60% 60%
Sejarah 60% 62%
Geografi 60% 62%
Ekonomi 60% 60%
Sosiologi 60% 62%
Seni Budaya 60% 65%
Penjas, Olahraga, dan 70% 72%
Kesehatan
Teknologi Informasi dan 60% 62%
Komunikasi
Keterampilan/Bahasa Asing 60% 62%
Muatan Lokal 60% 62%

Sekolah menargetkan agar angka ketuntasan belajar tersebut makin meningkat setiap
tahunnya. Oleh karena itu, setiap warga sekolah diharapkan untuk lebih bekerja keras
lagi agar mutu pendidikan sekolah dapat meningkat dari tahun ke tahun.

F. Kenaikan Kelas dan Kelulusan


Kenaikan kelas dilaksanakan pada akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas diatur oleh
masing-masing direktorat teknis terkait. Sebelum ada aturan yang baru mengenai
kenaikan kelas dan kelulusan, masih berdasarkan pada ketentuan PP 19/ 2005 Pasal 72
Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar
dan menengah setelah
1. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, serta kelompok mata pelajaran
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan;
3. lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi;
4. lulus ujian nasional.
Ketentuan mengenai penilaian akhir dan ujian sekolah/madrasah diatur lebihlanjut dengan
peraturan menteri berdasarkan usulan BSNP. Kenaikan kelas dan kelulusan diatur oleh

26
sekolah dengan mengacu kepada ketentuan-ketentuan yanga ditetapkan oleh dinas
pendidikan.
1. Kenaikan kelas dilaksanakan pasa setiap akhir tahun pelajaran atau pada akhir
semester II.
2. Ketentuan kenaikan kelas didasarkan pada hasil penilaian yang dilakukan pada
semester II.
3. Peserta didik dinyatakan NAIK KELAS XI apabila yang bersangkutan memiliki
a. mata pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan belajar minimal (SKBM),
maksimum tiga mata pelajaran;
b. kehadiran minimal 90%.
4. Peserta didik dinyatakan NAIK KELAS XI apabila yang bersangkutan memiliki
a. mata pelajaran yang tidak mencapai ketentuan belajar minimal (SKBM),
maksimum tiga mata pelajaran;
b. untuk jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, semua mata pelajaran yang menjadi ciri
khas jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (matematika, fisika, kimia, dan biologi)
mencapai ketuntasan belajar minimal (SKBM);
c. untuk jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, semua mata pelajaran yang menjadi ciri
khas IPS (ekonomi, geografi, sejarah, dan sosiologi) mencapai ketuntasan belajar
minimal (SKBM);
d. kehadiran 90%.

Peserta didik dinyatakan LULUS SEKOLAH apabila yang bersangkutan memenuhi


ketentuan yang ditentukan sebagai berikut.
1. memiliki rapor kelas X, XI, dan XII;
2. mengikuti ujian praktik dan teori;
3. memiliki nilai minimal 4,26 untuk setiap mata pelajaran;
4. nilai rata-rata Ujian Nasional minimal 4,51.

G. Penjurusan
1. Syarat penjurusan:
Siswa kelas XI dapat dijuruskan ke Program IPA, jika
a. untuk mata pelajaran matematika, fisika, kimia, dan biologi harus tuntas;
b. nilai akumulatif dari empat mata pelajaran tersebut serendah-rendahnya 280 atau
rata-rata 70 tiap mata pelajaran;
27
c. berdasarkan minat siswa.
2. Siswa kelas XI dapat dijuruskan ke Program IPS, jika
a. untuk mata pelajaran sejarah, geografi, sosiologi, dan ekonomi harus tuntas;
b. nilai akumulatif dari empat mata pelajaran tersebut serendah-rendahnya 275 atau
rata-rata 68,75 tiap mata pelajaran;
c. berdasarkan minat siswa.
d.
3. Siswa kelas XI dapat dijuruskan ke Program Bahasa, jika
a. untuk mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia serta bahasa Inggris harus
tuntas;
b. nilai akumulatif dari empat mata pelajaran tersebut serendah-rendahnya 265
atau rata-rata 65 tiap mata pelajaran;
c. berdasarkan minat siswa.

H. Pendidikan Kecakapan Hidup


Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/ MAK
dapat memasukan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi,
kecakapan akademik, dan atau kecakapan vokasional. Pendidikan kecakapan hidup dapat
merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran dan atau berupa
paket/modul yang direncanakan secara khusus. Pendidikan kecakapan hidup dapat
diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan atau dari satuan
pendidikan formal lain dan atau nonformal.

I. Pendidikan Berbasis Kompetensi Karakteristik Lokal dan Global


Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi,
budaya, bahasa, teknologi infromasi dan komunikasi, ekologi, dan lainlain, yang
semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan
berbasis keunggulan lokal dan global. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata
pelajaran muatan lokal. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta
didik dari satuan pendidikan formal lain dan atau satuan pendidikan norformal.

28
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

Kalender Pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta


didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan seperti Tabel 8 mencakup permulaan
tahun ajaran, minggu efektif, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

29
LAMPIRAN

30
KALENDER PENDIDIKAN
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JULI 2016 AGUSTUS 2016 SEPTEMBER 2016


3 2 1
MINGGU 3 10 17 24 1 7 14 21 8 4 11 8 25
2 1
8 15 22 12
SENIN 4 11 18 25 1 9 5 9 26
3 2
9 23 6
SELASA 5 12 19 26 2 16 0 13 0 27
3 2
10 17 24 7
RABU 6 13 20 27 3 1 14 1 28
2
11 18 25
KAMIS 7 14 21 28 4 1 8 15 2 29
2
5 12 19 26
JUM'AT 1 8 15 22 29 2 9 16 3 30
2
6 13 20 27
SABTU 2 9 16 23 30 3 10 17 4

OKTOBER 2016 NOPEMBER 2016 DESEMBER 2016


3 2 1
MINGGU 2 9 16 23 0 6 13 20 7 4 11 8 25
3 2 1
SENIN 3 10 17 24 1 7 14 21 8 5 12 9 26
2 2
SELASA 4 11 18 24 1 8 15 22 9 6 13 0 27
3 2
RABU 5 12 19 26 2 9 16 23 0 7 14 1 28
KAMIS 6 13 20 27 3 10 17 24 1 8 15 2 29

31
2
2
JUM'AT 7 14 21 28 4 11 18 25 2 9 16 3 30
2
SABTU 1 8 15 22 29 5 12 19 26 3 10 17 4 31

JANUARI
2017 FEBRUARI 2017 MARET 2017
2 1
MINGGU 1 8 15 22 29 5 12 19 6 5 12 9 26
2 2
SENIN 2 9 16 23 30 6 13 20 7 6 13 0 27
2 2
SELASA 3 10 17 24 31 7 14 21 8 7 14 1 28
2
RABU 4 11 18 25 1 8 15 22 1 8 15 2 29
2
KAMIS 5 12 19 26 2 9 16 23 2 9 16 3 30
3 2
JUM'AT 6 13 20 27 3 10 17 24 10 17 4 31
2
4
SABTU 7 14 21 28 4 11 18 25 11 18 5

APRIL 2017 MEI 2017 JUNI 2017


3 2 1
MINGGU 2 9 16 23 0 7 14 21 8 4 11 8 25
2 1
SENIN 3 10 17 24 1 8 15 22 9 5 12 9 26
3 2
SELASA 4 11 18 25 2 9 16 23 0 6 13 0 27

32
3 2
RABU 5 12 19 26 3 10 17 24 1 7 14 1 28
2
KAMIS 6 13 20 27 4 11 18 25 1 8 15 2 29
2
JUM'AT 7 14 21 28 5 12 19 26 2 9 16 3 30
2
SABTU 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 4

Kegiatan Awal Masuk


JULI 2017 Sekolah
3 Libur Resmi
MINGGU 2 9 16 23 0 Nasional
3
SENIN 3 10 17 24 1 Penyerahan Buku Lap.Pend (Raport)
Libur awal Puasa dan sekitar Iedul
SELASA 4 11 18 25 Fitri
RABU 5 12 19 26 Kegiatan/Ulangan Tengah Semester
Perkiraan Ujian Nasional SMA/SMK/SMP dan US
KAMIS 6 13 20 27 SD
Ulangan Akhir Semester/Ulangan Kenaikan
JUM'AT 7 14 21 28 Kelas
SABTU 1 8 15 22 29 Libur Semester
Tes Kemampuan Dasar dan Penilaian Mutu
Pendidikan/Perkiraan US

Minggu Efektif
=
I 18
=
II 17

33
34
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMAN 1 KANDANGAN


Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : Fungsi Sosiologi dalam Mengkaji Berbagai Gejala Sosial
Waktu : 6 jam pelajaran (2 kali Pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
1
KI : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
2 (gotong royong, kerja sama, toleran, cinta damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
3 prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI : Mengolah, menalar, menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
4 dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
2.2Merespon secara positif berbagai gejala sosial di lingkungan sekitar.
3.1Mendeskripsikan fungsi sosiologi dalam mengkaji berbagai gejala sosial
yang terjadi di masyarakat.
4.1Melakukan kajian, diskusi dan menyimpulkan fungsi sosiologi dalam
memahami berbagai gejala social yang terjadi di masyarakat.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menemukan konsep tentang makna penting sosiologi dan fungsi sosiologi untuk
mengenali gejala-gejala sosial di masyarakat.
2. Memahami sejarah kelahiran soiologi.
3. Mendeskripsikan ruang lingkup kajian sosiologi.
4. Mengasosiasikan antara konsep-konsep dasar sosiologi dengan berbagai gejala
sosial yang terjadi di dalam masyarakat.
5. Terampil menerapkan konsep-konsep sosiologi dalam mengenali gejala gejala sosial
di masyarakat

D. Tujuan Pembelajaran

35
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui tahapan inkuiri, menyajikan fenomena,
observasi, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyusun kesimpulan peserta
didik diharapkan dapat:
1. Mengemukakan makna penting sosiologi dalam mengenali dan mengkaji gejala
sosial di masyarakat.
2. Mengkaji, berdiskusi, dan menyimpulkan tentang sejarah kelahiran sosiologi dalam
memahami berbagai gejala sosial di masyarakat.
3. Menganalisis fenomena sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat sekitar.

E. Materi Pembelajaran
1. Makna Penting Sosiologi
2. Sejarah Kelahiran Sosiologi
3. Batasan dan Ruang Lingkup Sosiologi

F. Model dan Metode Pembelajaran


1. Model pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik (scientific). Pembelajaran
berbasis proyek (project based learning) menggunakan kelompok diskusi yang
berbasis masalah.
2. Metode pembelajaran: studi literatur, diskusi, kerja kelompok, dan penugasan.

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media : power point, charta tentang kehidupan sosial
2. Alat : laptop, LCD
3. Sumber Belajar :
a. Soeroso, Andreas dan Suwardi. 2014. Sosiologi 1 untuk SMA Kelas X Peminatan
Ilmu-Ilmu Sosial. Bogor: Quadra.
b. Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
c. Giddens, Anthony, etc. 2004. Sosiologi: Sejarah dan Berbagai Pemikirannya.
Terjemahan dari: La Sociologie: History at idées. Yogyakarta: Tiara Wacana.
d. Berger, Peter L. dan Thommas Luckmann. 1990. Tafsir Sosial atas Kenyataan:
Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan. Jakarta: LP3ES.
e. Bouman, P.J. 1980. Ilmu Masyarakat Umum: Pengantar Sosiologi. Terjemahan:
Algemene Maatschappijleer een Eerste Inleiding Tot de Sosiologie. Cet. Ke-16.
Jakarta: Pembangunan.

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Alokasi


Waktu
Penda Prapembelajaran 10 menit
huluan 1. Guru mengkondisikan kelas dalam suasana kondusif untuk
berlangsungnya pembelajaran.
2. Guru memberikan motivasi tentang pentingnya memahami
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan dan mengaitkannya
dengan kehidupan sehari-hari di masyarakat.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
termasuk aspek-aspek yang dinilai selama proses
pembelajaran.

36
4. Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan
secara klasikal yang bersifat menuntun dan menggali
mengenai “berita yang berkaitan dengan kehidupan sosial
yang lagi trend menjadi pembicaraan di media massa cetak
dan elektronik”.
5. Selanjutnya, guru mengaitkan gejala sosial yang terjadi di
masyarakat tersebut sebagai akibat terjadinya interaksi
sosial. Bahwa di masyarakatlah manusia berinteraksi antara
satu dengan yang lainnya, yang kemudian menimbulkan
fenomena sosial.
Inti Fase 1: Penentuan Pertanyaan Esensial 11
5
 Guru mengemukakan pertanyaan esensial yang bersifat me
eksplorasi pengetahuan yang telah dimiliki siswa berdasarkan nit
pengalaman belajarnya yang bermuara pada penugasan
peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas.
 Apa sajakah permasalahan sosial yang melatarbelakangi
timbul dan berkembangnya sosiologi di Eropa?
 Bagaimana pandangan Auguste Comte tentang ilmu yang
mempelajari masyarakat yang tertuang dalam buku Positive
Philosophy (1838)?
 Mengapa Sosiologi yang tumbuh di Eropa lebih mengarah
pada penyelesaian masalah sosial (social problem solving),
sedangkan di Amerika lebih mengarah pada pengembangan
teorisasi dan metodologi?
 Mengapa Sosiologi di Indonesia baru berkembang setelah
Indonesia merdeka?

Fase 2: Mendesain Perencanaan Proyek


 Peserta didik ditugasi untuk melakukan kajian makna penting
sosiologi, sejarah kelahiran sosiologi, dan ruang lingkup
sosiologi dari sumber bacaan, hasil penelitian, artikel, studi
pustaka, atau sumber-sumber belajar lainnya yang relevan.
 Guru mengelompokkan siswa sesuai tingkat kognitif siswa
yang heterogen (individual different) yang terdiri atas 5 atau 7
orang.
 Guru memfasilitasi setiap kelompok untuk menentukan ketua
dan sekretaris secara demokratis dan mendeskripsikan tugas
kelompoknya masing-masing.
 Guru dan peserta didik membicarakan aturan main untuk
disepakati bersama dalam proses penyelesaian proyek,
seperti pemilihan aktivitas, jangka waktu pelaksana-an, sanksi
yang dijatuhkan atas pelanggaran aturan main, dan isi
laporan kajian.

Fase 3: Menyusun Jadwal


 Guru menuliskan beberapa poin tugas yang akan diberikan
kepada masing-masing kelompok, berisi: (1) informasi yang
secara eksplisit dinyatakan dalam tugas, (2) menuliskan
konsep-konsep/prinsip-prinsip yang terkait dengan tugas, (3)
mengaitkan konsep-konsep yang dinyatakan secara eksplisit
dalam tugas dengan konsep/prinsip yang dimiliki oleh peserta
didik berdasarkan pengalaman belajarnya, (5) menarik

37
kesimpulan.
 Guru memfasilitasi peserta didik untuk membuat jadwal
aktivitas yang mengacu pada waktu maksimal yang
disepakati.
 Guru meminta setiap kelompok untuk menuliskan alasan
setiap pilihan yang telah dipilih.

Fase 4: Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek


 Guru melakukan monitoring terhadap aktivitas peserta didik
selama melakukan tugas proyek, dan memberi arahan
terhadap kelompok yang kurang tepat dalam menyelesaikan
tugas proyek.

Fase 5: Menguji Hasil


 Selama melakukan monitoring, guru telah melakukan
penilaian dengan mengacu pada rubrik penilaian yang
bertujuan untuk mengukur ketercapaian standar, berperan
dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik,
memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang
sudah dicapai peserta didik, dan membantu pengajar dalam
menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

Fase 6: Mengevaluasi Pengalaman


 Guru bersama-sama siswa mengadakan refleksi terhadap
proses dan hasil belajar. Peserta didik secara berkelompok
melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang
sudah dikerjakan. Hal-hal yang direfleksi adalah kesulitan-
kesulitan yang dialami dan cara mengatasinya dan perasaan
yang dirasakan pada menemukan solusi dari masalah yang
dihadapi. Selanjutnya, kelompok lain diminta menanggapi.
Penutup 1. Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyimpulkan hasil
kajiannya. 10
2. Guru memberikan tugas pada buku Sosiologi 1 (Andreas me
Soeroso dan Suwardi, 2014: 7—12) untuk dikerjakan selama nit
satu minggu.

I. Penilaian
1. Bentuk Instrumen dan Teknik Penilaian
a. Bentuk instrumen berupa tes (lampiran 1)
b. Bentuk instrumen non-tes
1) Pengamatan (lampiran 2)
2) Penilaian proyek (lampiran 3).

38
2. Prosedur Penilaian
NO.
ASPEK YANG DINILAI TEKNIK PENILAIAN WAKTU
PENILAIAN
A SIKAP Pengamatan Selama proses
1) Terlibat aktif dalam proses pembelajaran. pembelajaran
2) Bekerja sama dan kreatif dalam kegiatan dan saat
kelompok. diskusi.
3) Toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda.
b. PENGETAHUAN Penugasan dalam Pengamatan
1) Menjelaskan konsep makna penting bentuk proyek dan proses
sosiologi, sejarah kelahiran sosiologi, dan tes pelaksanaan
batasan sosiologi. proyek
2) Mendeskripsikan ruang lingkup sosiologi. pembelajaran

c. KETERAMPILAN Pengamatan Selama


1) Terampil menerapkan konsep/prinsip dan pelaksanaan
strategi pemecahan masalah yang tugas (baik
relevan yang berkaitan dengan makna individu mapun
penting sosiologi sebagai ilmu kelompok) dan
pengetahuan. pada saat
diskusi.

3. Pedoman penilaian (terlampir)

Mengetahui
Kepala SMAN 1 Kandangan Guru mata Pelajaran

Jauhartati, S.Pd, M.Pd Mukhtar Fuaddi, S.Pd


NIP 19691101 199412 2 002 NIP 19850216 200904 1
002

39
Lampiran 1
Alternatif Pedoman Penilaian Proyek

Jenis Penilaian : Penilaian Proyek


Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : X Peminatan Ilmu Sosial/1
Materi Penugasan : 1. Makna Penting Sosiologi
2. Sejarah Kelahiran Sosiologi
3. Batasan dan Ruang Lingkup Sosiologi

No. Aspek yang Dinilai Skor Maks.


Perencanaan
1 Perumusan judul 7
2 Penentuan tujuan 8
3 Penentuan alas an 8
Isi
4 Ketepatan konsep keilmuan sosiologi yang dibuat oleh siswa. 8
5 Keterkaitan konsep-konsep yang dinyatakan secara eksplisit dalam 8
tugas dengan konsep/prinsip yang dimiliki oleh peserta didik
berdasarkan pengalaman belajarnya,
6 Ketepatan dalam menyelesaikan dan cara mengatasi masalah yang 8
dihadapi.
7 Ketepatan dan relevansi penggunaan sumber referensi. 8
8 Cara menarik kesimpulan. 8
Laporan penyajian hasil
9 Sistematika laporan 8
10 Tingkat ketercapaian/keberhasilan dalam melaksanakan tugas 8
Pelaksanaan
11 Ketepatan waktu sesuai dengan jadwal. 7
12 Tingkat keaktifan dan peran masing-masing anggota 7
13 Kekompakan kelompok 7
Skor maksimal 100

Format Penilaian Proyek (excel)


No. Nama Siswa Nomor dan Nilai yang Diperoleh Ju
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 ml
.
Skor maks 100
1
2
3
dst.

40
Lampiran 2
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : Sosiologi


Kelas/Semester : X Peminatan Ilmu Sosial/1
Waktu Pengamatan :
Indikator Penilaian : Keaktifan, bekerja sama, toleran, kreatif

Penilaian Indikator
SIKAP KB Kuran Sikap pasif, sama sekali tidak ambil bagian dalam
Keaktifan g Baik pembelajaran.
B Baik Ada usaha untuk ambil bagian dalam pembelajaran, tetapi
belum konsisten.
SB Sangat Aktif dalam pembelajaran dan ikut ambil bagian dalam
Baik menyelesaikan tugas kelompok secara terus-menerus dan
konsisten.
Bekerja KB Kuran Pasif, sama sekali tidak berusaha untuk bekerja sama dalam
sama dalam g Baik kelompok.
kelompok B Baik Sudah ada usaha untuk bekerja sama dalam kegiatan
kelompok, tetapi masih belum ajeg/konsisten.
SB Sangat Ada usaha bekerja sama secara terus-menerus dan
Baik konsisten.
Toleran KB Kuran Sama sekali tidak punya sikap toleran terhadap proses
terhadap g Baik pemecahan masalah yang berbeda.
proses B Baik Sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif, tetapi belum
masalah konsisten.
SB Sangat Bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang
Baik berbeda dan kreatif secara konsisten.
Kreatif KB Kuran Sama sekali tidak keatif dan tidak memunculkan ide terhadap
g Baik proses pemecahan masalah yang dihadapi atau terhadap
masalah yang berbeda.
B Baik Sudah ada usaha untuk kreatif dengan memunculkan ide
terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan
kreatif, tetapi masih belum konsisten.
SB Sangat Kreatif dan ada usaha untuk memunculkan ide terhadap
Baik proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara
konsisten.

Format Penilaian Sikap


No. Nama Sikap Nila
Siswa i
Aktif Bekerja sama Toleran Kreatif
Rat
KB B SB KB B SB KB B SB KB B SB a-
Rat
a
1
2
3
dst.
Bubuhkan tanda √ pada kolom yang sesuai dengan hasil pengamatan.

41
Lampiran 3

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN

Mata Pelajaran : Sosiologi


Kelas/Semester : X Peminatan Ilmu Sosial/1
Waktu Penilaian :

Indikator Penilaian : Keterampilan dalam menerapkan konsep/prinsip sosiologi yang


berkaitan dengan pemecahan masalah yang relevan dengan
sejarah kelahiran Sosiologi, batasan dan ruang lingkup
Sosiologi.

Penilaian Indikator
E SKT Sangat Kurang Sama sekali tidak ada kemauan dan tidak dapat
Terampil menerapkan konsep/prinsip keilmuan sosiologi yang
berkaitan dengan sejarah kelahiran Sosiologi, batasan dan
ruang lingkup Sosiologi.
D KT Kurang Terampil Kurang ada kesungguhan kemauan dan kemampuannya
rendah dalam menerapkan konsep/prinsip keilmuan
sosiologi yang berkaitan dengan sejarah kelahiran
Sosiologi, batasan dan ruang lingkup Sosiologi.
C AT Agak Terampil Agak ada kesungguhan kemauan dan kemampuan untuk
menerapkan konsep/prinsip keilmuan sosiologi yang
berkaitan dengan sejarah kelahiran Sosiologi, batasan dan
ruang lingkup Sosiologi.
B T Terampil Ada usaha untuk menerapkan konsep sosiologi yang
berkaitan dengan sejarah kelahiran Sosiologi, batasan dan
ruang lingkup Sosiologi, tetapi belum tepat.
A ST Sangat Terampil Ada usaha untuk menerapkan konsep sosiologi yang
berkaitan dengan sejarah kelahiran Sosiologi, batasan dan
ruang lingkup Sosiologi secara tepat.

No. Nama Siswa Penilaian Keteram[ilan Keterangan


SKT KT AT T ST
(E) (D) (C) (B) (A)
1
2
3
dst.

42
Lampiran 4

PENILAIAN PENGETAHUAN

Mata Pelajaran : Sosiologi


Kelas/Semester : X Peminatan Ilmu Sosial/1
Bentuk Penilaian : Tes Tertulis
Hari, Tanggal :
Materi Tes : 1. Makna Penting Sosiologi
2. Sejarah Kelahiran Sosiologi
3. Batasan dan Ruang Lingkup Sosiologi
Kisi-kisi Soal :
Kompetensi Dasar Materi Indikator Dimensi Kognitif
2.2 Merespon Materi Konsep 1. Mengemukakan C3 (Penerapan)
secara positif konsep tentang makna
1. Makna Penting penting sosiologi dan
berbagai
Sosiologi fungsi sosiologi untuk
gejala sosial
mengenali gejala-
di lingkungan Materi Fakta gejala sosial di
sekitar. 1. Sejarah Kelahiran masyarakat.
Sosiologi 2. Menganalisis sejarah
kelahiran soiologi. C4
Materi Prinsip 3. Mengemukakan (Menganalisi
1. Batasan Sosiologi batasan/ pengertian s)
sosiologi.
4. Mendeskripsikan
Materi Prosedur ruang lingkup kajian C1
1. Ruang Lingkup sosiologi. (Pemaham
Sosiologi an)

C4
(Menganalisi
s)

Soal Esai
Petunjuk Pengerjaan Soal
1. Tuliskan identitas Anda pada bagian yang telah disediakan.
2. Kerjakan pada lembar kertas yang telah disediakan.
3. Kerjakan soal secara berurutan.
4. Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas.

Soal
1. Kemukakan pendapat Anda tentang makna penting sosiologi!
2. Peristiwa sosial apa saja yang melatarbelakangi lahirnya sosiologi?
3. Kemukakan pendapat Anda tentang pengertian sosiologi!
4. Deskripsikan ruang lingkup kajian sosiologi!

43
44
SILABUS MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Satuan Pendidikan :SMA/MA

Kelas : X
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan

Aloka
Materi Sumber
Kompetensi Dasar Pembelajaran Penilaian si
Pokok Belajar
Waktu
1.1 Memperdalam
nilai agama yang
dianutnya dan
menghormati

45
Aloka
Materi Sumber
Kompetensi Dasar Pembelajaran Penilaian si
Pokok Belajar
Waktu
agama lain
2.1 Mensyukuri
keberadaan diri
dan
keberagaman
sosial sebagai
anugerah Tuhan
Yang Maha
Kuasa
2.2 Merespon secara
positif berbagai
gejala sosial di
lingkungan
sekitar

46
Aloka
Materi Sumber
Kompetensi Dasar Pembelajaran Penilaian si
Pokok Belajar
Waktu
3.1 Mendeskripsikan 1. Fungsi Mengamati: Tes: 24 JP Buku teks
fungsi Sosiologi Sosiolog pelajaran,
dalam mengkaji i untuk Mengamati gejala sosial di masyarakat Melakukan tes buku
berbagai gejala mengen dari berbagai sumber pengetahuan untuk referensi
sosial yang ali sebagai rasa ingin tahu atas kebesaran mengetahui yang
terjadi di gejala Tuhan Yang Maha Esa pemahaman relevan,
masyarakat sosial di siswa tentang majalah,
masyar Menanya: fungsi Sosiologi jurnal,
4.1 Melakukan akat dalam mengenali koran,
kajian, diskusi Mengajukan pertanyaan-pertanyaan gejala sosial hasil
dan tentang apa, mengapa dan bagaimana penelitian,
menyimpulkan memraktekkan pengetahuan Sosiologi Tugas: gambar,
fungsi Sosiologi dalam mengkaji gejala dan diagram,
dalam memecahkan permasalahan sosial Membuat grafik,
memahami dalam kehidupan bermasyarakat kesimpulan peta,
berbagai gejala tentang fungsi audio-
sosial yang Mengeksperimenkan/ Sosiologi visual,
terjadi di Mengeksplorasikan: dengan rumusan dan
masyarakat kata-kata sendiri masyarak
Mengidentifikasi gejala sosial dalam dan menyebut at di
kehidupan bermasyarakat dari berbagai sumber-sumber lingkunga
sumber pengetahuan dan hasil bacaan yang n
pengamatan digunakan setempat

Mengasosiasikan:

Memberikan arti, merumuskan dan


menyimpulkan hasil pengamatan untuk

47
Aloka
Materi Sumber
Kompetensi Dasar Pembelajaran Penilaian si
Pokok Belajar
Waktu
memperdalam pengenalan terhadap
kehidupan sosial

Mengomunikasikan:

Menyampaikan hasil pengamatan dan


kesimpulan yang diperoleh dari
pengamatan dalam diskusi kelas

3.2 Menerapkan 2. Individu Mengamati: Tes: 27 JP Buku teks


konsep-konsep , pelajaran,
dasar Sosiologi kelomp Mengamati berbagai bentuk hubungan Melakukan tes buku
untuk ok dan sosial antar individu dan antar untuk referensi
memahami hubung kelompok di dalam bermasyarakat mengetahui yang
hubungan sosial an sebagai rasa ingin tahu atas kebesaran pemahaman relevan,
antar individu, sosial Tuhan Yang Maha Esa siswa tentang majalah,
antara individu konsep dasar jurnal,
dan kelompok Mengkaji hubungan sosial antar Sosiologi, yaitu koran,
serta antar individu dan antar kelompok untuk individu, hasil
kelompok memahami kehidupan sosial dalam kelompok, dan penelitian,
4.2 Melakukan bermasyarakat hubungan sosial gambar,
kajian, diskusi, diagram,
dan Menanya: Tugas: grafik,
menyimpulkan peta,
konsep-konsep Mengajukan pertanyaan-pertanyaan Membuat audio-
dasar Sosiologi kritis dan mendiskusikan hasil kesimpulan dari visual,
untuk pengamatan dan kajian tentang hasil kajian dan
memahami berbagai bentuk hubungan sosial antar tentang konsep masyarak

48
Aloka
Materi Sumber
Kompetensi Dasar Pembelajaran Penilaian si
Pokok Belajar
Waktu
hubungan sosial individu dan antar kelompok serta dasar individu, at di
antar individu, proses pembentukan kelompok dengan kelompok, dan lingkunga
antara individu rumusan pertanyaan yang sudah hubungan sosial n
dan kelompok dikembangkan dengan rumusan setempat
serta antar kata-kata sendiri
kelompok Mengeksperimenkan/ dan menyebut
Mengeksplorasikan: sumber-sumber
bacaan yang
Melakukan wawancara kepada individu digunakan
atau kelompok yang ada di sekolah dan
lingkungan sekitar terkait hubungan Observasi:
sosial antar individu dan antar
kelompok Penilaian
tentang perilaku
Mengasosiasikan: saling
menghormati,
Menganalisis hasil wawancara tanggung
mengenai hubungan sosial antar jawab,disiplin,
individu dan antar kelompok dengan toleransi, jujur,
menggunakan konsep-konsep dasar kerjasama,
Sosiologi gotong royong,
cinta damai,
Menemukan konsep dasar Sosiologi responsif dan
berdasarkan hasil pengamatan dan pro aktif serta
analisis tentang hubungan sosial kinerja siswa
selama
Menyimpulkan hasil temuan mengenai melakukan
konsep dasar Sosiologi sebagai dasar kegiatan baik

49
Aloka
Materi Sumber
Kompetensi Dasar Pembelajaran Penilaian si
Pokok Belajar
Waktu
untuk memahami hubungan sosial kegiatan
antar individu, antara individu dan klasikal,
kelompok serta antar kelompok mandiri, atau
Mengomunikasikan: kelompok yang
mengikuti
Memaparkan hasil pengamatan prosedur atau
tentang hubungan sosial dan aturan sesuai
mendiskusikannya untuk mendalami dengan yang
konsep dasar Sosiologi ditetapkan
dan/atau
disepakati
bersama.

Portofolio:

Menilai proses
dan hasil kerja
siswa berupa
rangkaian proses
sehingga terlihat
kemajuan aspek
tertentu mulai
dari tahap awal
sampai tahap
akhir dalam
memahami
hubungan sosial
antar individu,

50
Aloka
Materi Sumber
Kompetensi Dasar Pembelajaran Penilaian si
Pokok Belajar
Waktu
antara individu
dan kelompok
serta antar
kelompok

Sikap:

Menilai
tanggapan dan
pandangan
siswa terhadap
bentuk
hubungan sosial
di masyarakat
melalui berbagai
instrumen

3.3 Menganalisis 3. Ragam Mengamati: Tes: 27 JP Buku teks


berbagai gejala gejala pelajaran,
sosial dengan sosial Mengamati ragam gejala sosial di Melakukan tes buku
menggunakan dalam masyarakat sekitar sebagai bentuk rasa untuk referensi
konsep-konsep masyar ingin tahu atas penciptaan dan mengetahui yang
dasar Sosiologi akat kebesaran Tuhan yang tercermin dan pemahaman relevan,
untuk terwujud dalam kehidupan sosial siswa terhadap majalah,
memahami konsep dasar jurnal,
hubungan sosial Menanya: Sosiologi dalam koran,
di masyarakat mengenali hasil

51
Aloka
Materi Sumber
Kompetensi Dasar Pembelajaran Penilaian si
Pokok Belajar
Waktu
4.3 Melakukan Mengajukan berbagai pertanyaan berbagai gejala penelitian,
kajian, diskusi terkait hasil pengamatan dan sosial di gambar,
dan mengaitkan mencermati berbagai gejala sosial masyarakat diagram,
konsep-konsep dalam memahami hubungan sosial di grafik,
dasar Sosiologi masyarakat Tugas: peta,
untuk mengenali audio-
berbagai gejala Mendiskusikan berbagai pertanyaan Membuat visual,
sosial dalam dengan mengaitkan kecenderungan kesimpulan dan
memahami gejala sosial di masyarakat sebagai dengan masyarak
hubungan sosial akibat dari hubungan sosial mengaitkan at di
di masyarakat konsep dasar lingkunga
Mengeksperimenkan/ Sosiologi dalam n
Mengeksplorasikan: mengenali setempat
berbagai gejala
Melakukan survey di masyarakat sosial untuk
setempat tentang berbagai gejala sosial memahami
melalui observasi, wawancara, hubungan sosial
partisipasi dan kajian dokumen dan dan menyebut
pustaka dengan menggunakan sumber-sumber
panduan yang telah dipersiapkan bacaan yang
sebelumnya digunakan
Mengasosiasikan:
Proyek:
Menganalisis data dari hasil survey
mengenai ragam gejala sosial di Merencanakan,
masyarakat dengan mengaitkan konsep melaksanakan,
dasar Sosiologi untuk memahami dan membuat
hubungan sosial dalam kehidupan laporan serta

52
Aloka
Materi Sumber
Kompetensi Dasar Pembelajaran Penilaian si
Pokok Belajar
Waktu
kelompok dan masyarakat mempresentasik
an hasil survey
Menentukan sikap dalam mengkritisi tentang
berbagai gejala sosial dan mengajukan keragaman
pendapat dan atau jalan keluar atas gejala sosial di
berbagai gejala sosial yang ada sebagai masyarakat
bentuk tanggungjawab sosial dalam
kehidupan kelompok dan masyarakat Sikap:

Menilai
Mengomunikasikan: tanggapan dan
pandangan
Mengomunikasikan pendapat secara siswa terhadap
individu dan kelompok berdasarkan adanya
hasil survey mengenai berbagai gejala keragaman
sosial terkait hubungan sosial dan gejala sosial di
pembentukan kelompok di masyarakat masyarakat
melalui berbagai
instrumen

3.4 Menerapkan 4.Metode Mengamati: Tes: 27 JP Buku teks


metode-metode Penelitia pelajaran,
penelitian sosial n Sosial Melakukan kajian pustaka tentang Melakukan tes buku
untuk metode-metode penelitian sosial sebagai untuk referensi
memahami persiapan untuk merancang penelitian mengetahui yang
berbagai gejala sederhana mengenai berbagai gejala pemahaman relevan,
sosial sosial yang terjadi dalam kehidupan di siswa terhadap majalah,
4.4 masyarakat metode jurnal,

53
Aloka
Materi Sumber
Kompetensi Dasar Pembelajaran Penilaian si
Pokok Belajar
Waktu
penelitian sosial koran,
Menyusunrancan Menanya: hasil
gan, Portofolio: penelitian,
melaksanakan Merumuskan pertanyaan terkait gambar,
dan menyusun metode penelitian sosial yang akan Menilai proses diagram,
laporan digunakan dalam penelitian sederhana dan hasil kerja grafik,
penelitian tentang berbagai gejala sosial di siswa berupa peta,
sederhana serta masyarakat rangkaian proses audio-
mengomunikasik sehingga terlihat visual,
annya dalam Mengeksperimenkan/ kemajuan aspek dan
bentuk tulisan, Mengeksplorasikan: tertentu mulai masyarak
lisan dan audio- dari tahap awal at di
visual Menyusun rancangan penelitian sampai tahap lingkunga
sederhana tentang berbagai gejala akhir dalam n
sosial terkait dengan hubungan sosial menunjukkan setempat
dan pembentukan kelompok dengan sikap ilmiah
mengikuti langkah-langkah penelitian,
yaitu penetapan topik, latar belakang, Proyek:
permasalahan, tujuan, metode, dan
instrumen penelitian (pedoman Merencanakan,
wawancara dan pedoman observasi). melaksanakan,
dan membuat
Melakukan penelitian sederhana laporan serta
dengan menggunakan teknik mempresentasik
wawancara, observasi, dan kajian an hasil
dokumen atau kajian pustaka tentang penelitian sosial
ragam gejala sosial dalam masyarakat sederhana
tentang

54
Aloka
Materi Sumber
Kompetensi Dasar Pembelajaran Penilaian si
Pokok Belajar
Waktu
Mengasosiasikan: keragaman
gejala sosial
Mengolah data, menganalisis dan terkait
menyimpulkan hasil penelitian hubungan sosial
tentang berbagai gejala sosial di antar individu,
masyarakat antara individu
dan kelompok
Menyusun laporan hasil penelitian serta antar
dengan mengikuti sistimatika penulisan kelompok di
ilmiah masyarakat

Mengomunikasikan: Sikap:

Menyajikan hasil laporan dalam Menilai


berbagai bentuk, seperti tulisan/artikel, tanggapan dan
foto, gambar, tabel, grafik, dan audio- pandangan
visual dengan tampilan yang menarik siswa terhadap
dan mudah dibaca. pentingnya
penelitian sosial
dalam
masyarakat
melalui berbagai
instrumen

Mengetahui
Kepala SMAN 1 Kandangan Guru mata Pelajaran

55
Jauhartati, S.Pd, M.Pd Mukhtar Fuaddi, S.Pd
NIP 19691101 199412 2 002 NIP 19850216 200904 1 002

56
PERATURAN SEKOLAH TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK

BAB I : Pengertian

a. Ketertiban berarti kondisi dinamis yang menimbulkan keserasian , keselarasan dan


keseimbangan dalam tata hidup bersama sebagai makhluk Tuhan. Dalam kehidupan
sekolah , kondisi itu mencerminkan keteraturan dalam pergaulan , dalam penggunaan
dan pemeliharaan sarana / prasarana , penggunaan waktu , pengelolaan administrasi
dan dalam mengatur hubungan dengan masyarakat dan lingkungannya.
Ketertiban sekolah dituangkan dalam Tata Tertib Peserta Didik , dan disusun secara
Operasional untuk mengatur tingkah laku dan sikap hidup peserta didik .
Dalam Tata Tertib Peserta didik memuat :
1) Hal-hal yang diharuskan atau diwajibkan.
2) Hal-hal yang dianjurkan.
3) Hal-hal yang tidak boleh dilakukan atau larangan.
4) Sanksi-sanksi / hukuman bagi pelanggar.

BAB II : Kewajiban-kewajiban Siswa


PASAL 1 : KEHADIRAN SISWA
1. Sepuluh menit sebelum jam pertama siswa sudah hadir di sekolah
2. Keterlambatan hadir kurang dari 10 menit diperbolehkan masuk klas / mengikuti
pelajaran seijin guru Piket.
3. Keterlambatan lebih dari 10 menit tidak diperbolehkan masuk / mengikuti pelajaran
dan akan diberikan ijin masuk pada jam berikutnya setelah mendapat surat ijin dari
guru Piket dan Petugas STKS ; sambil menunggu pergantian jam, siswa mendapat
tugas khusus oleh tim STKS dan BK.
4. Apabila siswa tidak masuk sekolah karena sakit , atau ijin harus mengirimkan surat
ijin yang sah dari orang tua / wali murid pada hari itu juga atau lewat telpon sekolah.
5. Jumlah hari hadir selama satu Semester sekurang-kurangnya 95% hari efektif
sekolah , dan apabila tidak terpenuhi maka dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk
penentuan kenaikan klas.
6. Apabila siswa akan meninggalkan sekolah sebelum jam belajar sekolah berakhir oleh
karena sakit atau ijin keperluan lain, harus minta ijin kepada semua guru Bidang Studi

57
yang ditinggalkan, dan baru boleh meninggalkan sekolah setelah mendapat surat ijin
meninggalkan sekolah dari guru Piket dan Petugas STKS.
7. Apabila siswa akan meninggalkan klas atau jam pelajaran harus minta ijin kepada
guru yang mengajar di kelas yang bersangkutan dan surat ijin ditinggalkan di klas.
8. Wajib mengikuti semua kegiatan belajar mengajar sejak jam pertama hingga jam
terakhir , serta pulang secara bersama-sama setelah tanda bel pelajaran terakhir
dibunyikan.
9. Berada di dalam klas pada jam-jam kegiatan belajar mengajar dan tetap berada
dilingkungan halaman sekolah pada saat jam istirahat.
10. Wajib mengikuti Upacara yang ditentukan oleh sekolah.

PASAL 2: PAKAIAN SERAGAM SEKOLAH


1. Mengenakan pakaian seragam OSIS lengkap dengan atributnya pada hari Senin s.d.
Kamis serta pada hari-hari Upacara yang ditentukan.
2. Mengenakan pakaian seragam Pramuka lengkap dengan atributnya pada hari Jumat
3. Mengenakan pakaian seragam putih – putih lengkap dengan atributnya pada hari
Sabtu
4. Bersepatu Hitam bertali dan berkaos kaki putih panjang.
5. Mengenakan ikat pinggang yang telah ditentukan oleh sekolah
6. Potongan dan bahan pakaian seragam serta atribut sesuai dengan ketentuan/model
yang telah ditetapkan oleh sekolah , antara lain :
1) Siswa : celana tidak gembyong dan atau tidak berujung pensil
2) Siswi : rok panjang
3) Pakaian seragam dalam keadaan bersih dan rapi (tidak kotor/lusuh).
2) Baju bagian bawah dimasukan pada celana/Rok sehingga tampak ikat
pinggangnya.
3) Mengenakan Topi sekolah saat Upacara bendera.

PASAL 3: LINGKUNGAN SEKOLAH


1. Ikut menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah.
2. Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan.
3. Membersihkan ruangan kelas setiap hari oleh petugas Piket Kelas masing-masing.

58
4. Mengatur sepeda/sepeda motor di tempat Parkir Sekolah secara teratur dan rapi serta
dikelompokan sesuai tempat parkir yang telah ditentukan.
5. Tidak melakukan corat-coret baik di dinding maupun meja belajar.
6. Ikut menjaga kelestarian tanaman sekolah.
7. Tidak merusak sarana /prasarana yang ada di sekolah.

PASAL 4: ETIKA , ESTETIKA DAN SOPAN SANTUN


1. Menghormati Kepala sekolah , guru dan karyawan SMA Negeri 1 Jogonalan
2. Bersikap sopan dan santun kepada semua warga sekolah.
3. Menjunjung tinggi kultur dan adat budaya
4. Bagi siswa putri tidak berdandan secara mencolok dan tidak mengenakan perhiasan
secara berlebihan.
5. Rambut diatur secara rapi tidak dicat dan untuk siswa putra tidak berambut Gondrong.
6. Bagi siswa putra tidak mengenakan perhiasan/assesori yang tidak selayaknya
dikenakan siswa putra.
7. Berbicara secara santun , baik terhadap guru/ karyawan maupun teman-teman sekolah.
8. Saling hormat-menghormati sesama siswa.
9. Menjaga keamanan dan ketertiban selama di sekolah maupun sepulang sekolah.
10. Mengendarai dan melengkapi sepeda motor/kendaraan sesuai dengan ketentuan UU
Lalu Lintas.

PASAL 5: ADMINISTRASI SEKOLAH


1. Menyelesaikan pembayaran keuangan sekolah tepat waktu sesuai ketentuan.
2. Meminjam dan mengembalikan buku-buku Perpustakaan sesuai dengan ketentuan
yang ditentukan oleh Perpustakaan.
3. Memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah secara benar sesuai dengan
pengunaannya.

59
PASAL 6: KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN
PENGEMBANGAN DIRI
1. Wajib mengikuti ekstrakurikuler/Pengembangangan Diri sekurang-kurangnya satu
jenis Kegiatan Ekstra Kurikuler /Pengembangan Diri bagi klas X dan klas XI
2. Wajib mengikuti kegiatan lain yang ditentukan oleh sekolah.

BAB III : Larangan-larangan

PASAL 1
1. Melanggar kewajiban-kewajiban yang harus dipatuhi oleh siswa sebagaimana pada
Bab II.
2. Meninggalkan sekolah sebelum berakhirnya kegiatan belajar mengajar tanpa ijin
(bolos)
3. Berkeliaran atau berada di luar kelas pada saat jam-jam kegiatan belajar mengajar
4. Berkeliaran di luar lingkungan sekolah pada saat jam-jam kegiatan belajar mengajar
maupun istirahat
5. Membawa sepeda motor yang tidak lengkap ( Protholan ) ke sekolah.
6. Memarkir sepeda motor di luar pagar sekolah.
7. Mengendarai sepeda / sepeda motor pada jam pelajaran di halaman sekolah.
8. Membawa uang saku secara berlebihan.
9. Bertingkah / berbicara teriak-teriak dan berbuat onar yang mengundang kerawanan
sekolah.
10. Berpacaran di lingkungan sekolah baik pada saat jam-jam sekolah maupun di luar jam
sekolah.
11. Membawa senjata tajam atau sejenisnya, yang diperkirakan dapat dipergunakan untuk
hal-hal yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
12. Berkelahi diantara sesama siswa SMA Negeri 1 Jogonalan, maupun siswa/orang lain
di luar SMA Negeri 1 Jogonalan.
13. Merokok selama masih mengenakan seragam sekolah baik di sekolah maupun di luar
sekolah.
14. Berjudi atau hal-hal yang bisa diindikasikan perjudian.
15. Mengambil barang –barang baik milik sekolah maupun milik teman yang bukan
miliknya
16. Melakukan pemerasan atau sejenisnya yang bersifat atau diindikasikan Premanisme.
60
17. Melakukan pelecehan / penghinaan kehormatan martabat guru , karyawan maupun
sesama peserta didik.
18. Membawa buku bacaan / kaset Video ataupun HP yang memuat Video pornografi .
19. Membawa/mengkonsumsi/mengedarkan obat-obat terlarang ( Narkoba ) maupun
minuman keras , baik di sekolah maupun di luar sekolah.
20. Pelecehan Seksual dan perbuatan Tidak senonoh
21. Menikah dan atau hamil
22. Melakukan semua tindakan dalam kategori Tindakan Kriminal.
23. Bertato
24. Memalsukan dokumen administrasi sekolah
25. Menggunakan alat komunikasi elektronik (HP) dalam kegiatan Pembelajaran/Evaluasi
tanpa ijin.

BAB IV: Sanksi – sanksi

PASAL 1: TAHAPAN SAKSI


Apabila siswa tidak mentaati kewajiban – kewajiban dan melanggar larangan-larangan seperti
tersebut di atas , maka akan diberikan Sanksi oleh sekolah berupa :
1. Peringatan secara lisan dan penindakan secara langsung
2. Peringatan secara tertulis.
3. Pemanggilan orang tua / wali peserta didik
4. Skorsing tidak boleh mengikuti pelajaran.
5. Dikembalikan kepada Orang tua / wali.
6. Dikeluarkan dari sekolah dengan tidak hormat

PASAL 2: PERINGATAN SECARA LISAN DAN PENINDAKAN


SECARA LANGSUNG
Diberlakukan bagi siswa yang melanggar tata tertib peserta didik yang bersifat Katagori
ringan :
1. Tidak mematuhi kewajiban sebagaimana Bab II Kewajiban-kewajiban Siswa
2. Melanggar Larangan –larangan sebagaimana Bab III pasal 1 :
1) Berkeliaran atau berada di luar klas pada saat jam-jam kegiatan belajar mengajar

61
2) Membawa uang saku secara berlebihan
3) Memarkir sepeda motor di luar pagar sekolah
4) Bertingkah / berbicara teriak-teriak dan berbuat onar yang mengundang
kerawanan sekolah.
5) Berpacaran di lingkungan sekolah baik pada saat jam-jam sekolah maupun di luar
jam sekolah
6) Membawa buku bacaan / kaset Video ataupun HP yang memuat Video pornografi
2. Penindakan langsung dapat berupa hukuman pembinaan yang bersifat mendidik.

PASAL 3: PERINGATAN SECARA TERTULIS


Diberlakukan bagi siswa yang melanggar tata tertib peserta didik yang bersifat pembinaan
awal :
1. Melanggar kewajiban sebagaimana Bab II secara berulang kali
2. Tidak mengindahkan peringatan secara linsan dan penindakan secara langsung
sebanyak 3 kali sebagaimana ketentuan Bab IV pasal 2
3. Melanggar Larangan –larangan sebagaimana Bab III pasal 1 :
1) Membawa senjata tajam atau sejenisnya
2) Merokok selama masih mengenakan seragam sekolah baik di sekolah maupun
di luar sekolah
3) Membawa sepeda motor yang tidak lengkap ( Protholan ) ke sekolah
4) Berkeliaran di luar lingkungan sekolah pada saat proses kegiatan belajar
mengajar maupun istirahat
5) Mengendarai sepeda / sepeda motor pada jam pelajaran di halaman sekolah
6) Bertingkah / berbicara teriak-teriak dan berbuat onar yang mengundang
kerawanan sekolah
7) Berpacaran di lingkungan sekolah baik pada saat jam-jam sekolah maupun di
luar jam sekolah
8) Meninggalkan sekolah sebelum berakhirnya kegiatan belajar mengajar tanpa
ijin (bolos )
9) Bertato
10) Memalsukan Dokumen
2. Peringatan tertulis berupa :
1) Surat pemberitahuan kepada orang tua / wali

62
2) Surat pernyataan / janji siswa yang diketahui oleh orang tua / wali.
3. Peringatan tertulis untuk sebuah pelanggaran diberlakukan sebanyak-banyaknya 3 kali
dan selebihnya dilakukan tahapan pemanggilan orang tua / wali peserta didik.

PASAL 4: PEMANGGILAN ORANG TUA / WALI PESERTA


DIDIK
Diberlakukan bagi siswa yang melanggar tata tertib peserta didik yang bersifat pembinaan
bersama:
1. Telah melalui tahapan pembinaan sebagaimana disebutkan pada Bab IV pasal 2 dan
pasal 3
2. Melanggar Larangan –larangan sebagaimana Bab III pasal 1 :
1) Membawa buku bacaan/kaset Video ataupun HP yang memuat Video
pornografi.
2) Berkelahi diantara sesama siswa SMA Negeri 1 Jogonalan, maupun siswa /
orang lain di luar SMA Negeri 1 Jogonalan
3) Mengambil barang –barang baik milik sekolah maupun milik teman yang
bukan miliknya
4) Berjudi atau hal-hal yang bisa diindikasikan perjudian
5) Melakukan pemerasan atau sejenisnya yang bersifat atau diindikasikan
Premanisme
6) Melakukan pelecehan / penghinaan kehormatan dan martabat guru , karyawan
maupun sesama peserta didik
3. Pemanggilan orang tua / wali peserta didik yang bersifat mendesak dapat dilakukan
melalui telpon atau sarana komunikasi lainnya.

PASAL 5: SKORSING TIDAK BOLEH MENGIKUTI PELAJARAN


Diberlakukan bagi siswa yang melanggar tata tertib peserta didik yang bersifat peringatan
Keras :
1. Telah melalui tahapan pembinaan sebagaimana disebutkan pada Bab IV pasal 2 ,
pasal 3 dan pasal 4.
2. Melanggar Larangan –larangan sebagaimana Bab IV pasal 2 , pasal 3 dan pasal 4
secara berulang.

63
3. Melanggar tahapan-tahapan pembinaan yang telah dilakukan : Peringatan secara
lisan , Peringatan secara tertulis , Pemanggilan orang tua / wali peserta didik.

PASAL 6: DIKEMBALIKAN KEPADA ORANG TUA / WALI


Diberlakukan bagi siswa yang melanggar tata tertib peserta didik yang bersifat dengan
Kategori berat:
1. Telah melalui tahapan pembinaan sebagaimana disebutkan pada Bab IV pasal 2 ,
pasal 3 , pasal 4 dan pasal 5.
2. Melanggar Larangan –larangan sebagaimana Bab III pasal 1 :
1) Membawa/mengkonsumsi/mengedarkan obat-obat terlarang ( Narkoba )
maupun minuman keras, baik di sekolah maupun di luar sekolah
2) Menikah dan atau hamil
3. Menjalani proses hukum tindak pidana oleh pihak kepolisian
4. Melakukan penghasutan atau sejenisnya yang bersifat SARA.

PASAL 7: DIKELUARKAN DARI SEKOLAH DENGAN TIDAK


HORMAT
Diberlakukan bagi siswa yang melanggar tata tertib peserta didik yang bersifat dan Kategori
amat sangat berat :
1. Telah melalui tahapan pembinaan sebagaimana disebutkan pada Bab IV pasal 2 ,
pasal 3 , pasal 4 dan pasal 5 dan diindikasikan sudah tidak memungkinkan dilakukan
pembinaan.
2. Pelecehan Seksual dan perbuatan Tidak senonoh
3. Berbuat onar dan mengganggu Stabilitas sekolah.

BAB V: Mekanisme Penanganan Kasus

PASAL 1: KASUS PELANGGARAN TATA TERTIB PESERTA


DIDIK
1. Tahapan penanganan kasus pelanggaran tata tertib peserta didik :
1) Peringatan secara lisan dan penindakan langsung
2) Peringatan secara tertulis

64
3) Pemanggilan orang tua / wali peserta didik
4) Skorsing tidak boleh mengikuti pelajaran
5) Dikembalikan kepada Orang tua / wali
6) Dikeluarkan dari sekolah dengan tidak hormat
2. Setiap guru / karyawan berhak melakukan Peringatan secara lisan dan penindakan
langsung kepada setiap siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib peserta didik.
3. Setiap guru / karyawan yang telah melakukan Peringatan secara lisan dan penindakan
langsung terhadap siswa , untuk segera melaporkan kepada Wali Klas / guru BP/BK
berkaitan dengan pelanggaran tata tertib peserta didik yang dilakukan oleh siswa
untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
4. Tim STKS memiliki wewenang melakukan Peringatan secara lisan dan penindakan
langsung serta menetapkan dan memberikan besar skor pelanggaran kepada peserta
didik yang secara nyata melakukan pelanggaran.
5. Peringatan secara tertulis diberikan oleh sekolah dilengkapi dengan data pelanggaran
yang telah dilakukan siswa berdasar usulan dari TIM STKS.
6. Tim STKS memberikan Laporan penanganan pelangaran siswa kepada BP/BK untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut.
7. Pemanggilan orang tua / wali peserta didik yang melakukan pelanggaran dilakukan
oleh BP/BK dan diketahui oleh Kepala Sekolah.
8. Dalam hal sanksi berat dan sangat berat siswa Dikembalikan kepada Orang tua / wali
dan Dikeluarkan dari sekolah Tidak dengan hormat dilakukan setelah melalui rapat
dewan guru.

PASAL 2: KASUS PRIBADI


1. Kasus pribadi dimaksudkan sebagai kasus bukan bersifat pelanggaran Tata Tertib
Peserta didik
2. Penanganan dilakukan oleh Wali Klas , Guru BP/BK dan orang tua / wali peserta
didik
3.
BAB VI: Penutup

1. Peraturan sekolah ini diberlakukan sejak tanggal ditetapkan


2. Hal-hal yang belum diatur pada Peraturan sekolah ini akan diatur kemudian

65

Anda mungkin juga menyukai