PENDIDIKAN
SD NEGERI 2 PASINGGANGAN
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
REKOMENDASI
Setelah memeriksa dokumen kurikulum yang ditetapkan/disahkan oleh,
Satuan Pendidikan : SD Negeri 2 Pasinggangan
Alamat : Jl. Kaligalong, Banjat
Desa : Pasinggangan
Kecamatan : Banyumas
Kabupaten : Banyumas
Dengan menggunakan instrumen validasi/telaah Kurikulum, bersama ini :
Nama : TUGIMIN, S.Pd.
NIP : 19640429 198608 1 002
Jabatan : Pengawas Sekolah Korwilcam Dindik Banyumas
Memberikan pertimbangan/rekomendasi kepada Kurikulum SD Negeri 2 Pasinggangan
Kecamatan Banyumas, tersebut :
Dapat direkomendasikan tanpa syarat
Dengan alasan :
Semua unsur Kurikulum terpenuhi dengan lengkap
TUGIMIN, S.Pd
NIP. 19640429 198608 1 002
iii
KATA PENGANTAR
Pertama-tama, kami panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas
kehendak-Nya, kami masih diberi kesempatan untuk mengabdikan diri demi kemajuan
pendidikan anak negeri. Rasa terima kasih yang mendalam tak lupa kami sampaikan
kepada Bapak/Ibu Guru, yang telah memberi kepercayaan kepada kami sebagai
penulis, dengan menggunakan buku-buku hasil karya kami. Sebagai ungkapan terima kasih
tersebut, kami mencoba memberikan nilai lebih terhadap buku-buku kami. Salah satunya
berupa Dokumen 1 Kurikulum 2013.
Dokumen 1 Kurikulum 2013 ini dikembangkan berdasarkan rambu-rambu dan
pedoman yang ditetapkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). Sesuai
judulnya, Dokumen 1 Kurikulum 2013 ini hanya merupakan alternatif bagi Bapak/Ibu Guru
sekalian. Harapan kami, Dokumen 1 Kurikulum 2013 yang kami susun ini dapat menjadi
pedoman bagi Bapak/Ibu Guru dalam melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan
kondisi sekolah dan potensi daerah masing-masing.
Akhirnya, kami mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan Dokumen 1
Kurikulum 2013 ini. Mudah-mudahan, apa yang kami persembahkan ini dapat bermanfaat
bagi Bapak/ Ibu Guru dalam memajukan pendidikan anak-anak bangsa.
iv
DAFTAR ISI
COVER …………………………………………………………………………….. i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... . ii
KATA PENGANTAR................ ........................................................................... iii
DAFTAR ISI....................................................................................... ..................... iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... ................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................... ................ 1
1. Kondisi Nyata ……………………………………………………… 1
2. Kondisi Ideal ……………………………………………………….. 2
3. Hasil Ealuasi KTSP Tahun Sebelumnya ………………………… ... 4
4. Tuntutan Perubahan Kurikulum ……………………………………. 5
5. Hasil Evaluasi Diri ………………………………………………… 6
6. Potensi yang Dimiliki dan Karakter Sekolah ……………………… 7
B. Dasar Hukum ....................................................................................... 8
C. Tujuan Penyusunan KTSP Kurikulum 2013.................................. ......... 9
D. Acuan Konseptual KTSP Kurikulum 2013 ……………………………. 9
E. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013..................................... ............ 13
BAB II VISI, MISI, dan TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN............................ . 17
A. Tujuan Pendidikan Nasional .................................................... ............... 17
B. Tujuan Pendidikan Dasar ……………………………………………… 17
C. Visi Satuan Pendidikan............................................................................ 17
D. Misi Satuan Pendidikan............................................................................ 17
E. Tujuan Satuan Pendidikan ....................................................................... 18
BAB III STRUKTUR dan MUATAN KURIKULUM ........................................ 19
A. STRUKTUR KURIKULUM …………………………………………… 19
B. Muatan Kurikulum Tingkat Nasional ....................................................... 20
1. Daftar Mata Pelajaran …………………………… .......................... 21
2. Pengaturan Alokasi waktu Per Mapel ……………………………… 25
C. Muatan Kurikulum Tingkat Daerah/Muatan Lokal ................................ 25
1. Nama Mata Pelajaran dan Jenis Muatan Lokal yang Diintegrasikan ……26
2. Strategi Integrasi Pelaksanaan Muatan Lokal pada KI-KD Mata Pelajaran
yang Relevan ……………………………………………………… . 27
v
D. Bimbingan Konseling …………………………………………………… 27
E. Kegiatan Ekstrakurikuler ………………………………………………… 28
1. Jenis Program Ekstrakurikuler ………………………………………. 29
2. Strategi Pelaksanaan Ekstrakurikuler ……………………………… .. 29
F. Kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter/Budi Pekerti …………………….. . 30
G. Ketuntasan Belajar ………………………………………………………….. .. 31
1. Daftar Ketuntasan Belajar Semua Mapel per Semester …………………. . 32
2. Mekanisme, Prosedur, dan Analisis Penetapan Ketuntasan Belajar …….. . 32
3. Upaya Sekolah Untuk Mencapai Ketuntasan Belajar …………………… . 34
H. Remidial dan Pengayaan …………………………………………………….. . 34
I. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan ……………………………………… 35
1. Kenaikan Kelas …………………………………………………………… 35
a. Kriteria Kenaikan Kelas ………………………………………………. 35
b. Mekanisme dan Prosedur Pelaporan Hasil Belajar Peserta Didik ……. 36
c. Pelaksanaan Program remidi dan Pengayaan …………………………. 37
2. Kelulusan …………………………………………………………………. 37
a. Kriteria Kelulusan dari Satuan Pendidikan …………………………… 37
b. Pelaksanaan Ujian Sekolah …………………………………………… 38
e. Target dan Program Peningkatan Kualitas Lulusan yang Akan Dicapai .. 38
BAB IV PENGATURAN BEBAN BELAJAR ………………………………… . 39
A. Sistem Pembelajarn yang Digunakan ………………………………………... 39
B. Pengaturan Alokasi Waktu Pembelajaran ………………………………….. .. 39
C. Pengaturan Beban Belajar TM, PT, dan KMTT …………………………… .. 40
BAB V KALENDER PENDIDIKAN …………………………………………… 41
A. Penetapan Awal tahun Pelajaran ………………………………………….. .... 41
B. Pengaturan Waktu Belajar Efektif ………………………………………... .... 41
C. Pengaturan Waktu Libur …………………………………………………. ..... 42
D. Penjabaran Matriks Kalender Pendidikan Sekolah ………………………. ..... 44
BAB VII PENUTUP ............................................................................................ ........ 48
LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Kondisi Nyata
1
Dalam rangka mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
tersebut diperlukan suatu kurikulum yang dijadikan sebagai pedoman bagi para
pendidik dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Kurikulum
sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
2. Kondisi Ideal
Pendidikan yang ideal ialah yang memiliki standar tinggi dan berkualitas.
Peningkatan kualitas pendidikan berbasis pada sekolah, karena sekolah lebih
mengetahui masalah yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Sekolah berfungsi sebagai unit yang mengembangkan kurikulum, silabus, strategi
pembelajaran, dan sistem penilaian.
Dengan demikian penerapan manajemen berbasis sekolah merupakan usaha
untuk memberdayakan potensi yang ada di sekolah dalam usaha meningkatkan
kualitas pendidikan. Salah satu langkah yang kongkrit peningkatan mutu
pendidikan adalah pemberdayaan sekolah agar mampu berperan sebagai subyek
penyelenggara pendidikan dengan menyajikan pendidikan yang bermutu. Sekolah
diberi kewenangan dan peran yang luas untuk merancang dan melaksanakan
pendidikan sesuai dengan potensi dan kondisinya masing-masing dengan tetap
mengacu pada standar minimal yang ditetapkan pemerintah melalui Standar
Nasional Pendidikan (SNP).
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu yang
bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan
2
kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat. Pemerintah menetapkan standar nasional pendidikan yang tertuang
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan meliputi: 1) standar isi, 2) standar
kompetensi lulusan, 3) standar proses 4) standar pendidik dan tenaga kependidikan,
5) standar sarana dan prasarana, 6) standar pengelolaan, 7) standar pembiayaan, dan
8) standar penilaian pendidikan.
Sekolah harus menyusun dan melaksanakan program pemenuhan SNP yang
realistis dan sesuai kondisi nyata (berdasarkan hasil analisis konteks) dengan
memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia baik di dalam maupun di luar
sekolah, melalui berbagai strategi antara lain:
1. Pemenuhan Standar Isi dapat dilaksanakan melalui pengembangan dan
pemberlakuan KTSP sesuai dengan mekanisme dan prosedur yang berlaku,
mensosialisasikan KTSP baik internal maupun eksternal; mengevaluasi dan
memvalidasi dokumen KTSP secara periodik.
2. Pemenuhan Standar Kompetensi Lulusan dapat dilaksanakan melalui pemetaan
SKL satuan pendidikan, SKL kelompok mapel dan SKL mata pelajaran
(keterkaitannya dengan SK dan KD dalam SI); memanfaatkan hasil US dalam
penyusunan program perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan mutu
lulusan.
3. Pemenuhan Standar Proses dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas dan
kelengkapan perangkat pembelajaran (Silabus, RPP dan bahan Ajar);
optimalisasi sarana prasarana dan lingkungan yang tersedia baik di dalam
maupun di luar
Sekolah dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran
optimalisasi pengawasan proses pembelajaran,dan tindak lanjut perbaikan
pelaksanaan pembelajaran secara periodik.
4. Pemenuhan Standar Penilaian melalui peningkatan kualitas dan kelengkapan
perangkat penilaian; melaksanakan dan mengelola hasil penilaian peserta didik
sesuai dengan mekanisme dan prosedur yang berlaku;penyampaian hasil
penilaian peserta didik kepada orang tua dan pihak lain yang berkepentingan.
5. Pemenuhan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan dapat dilaksanakan
melalui pemberdayaan tenagapendidik dan tenaga kependidikan yang ada,
3
peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, pemanfaatan
sumber daya manusia yang ada di luar sekolah (kerjasama dengan instansi lain),
serta pengusulan mutasi antar sekolah dan atau pengangkatan guru yang
dibutuhkan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi.
6. Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana dapat dilaksanakan melalui
optimalisasi penggunaan, pemeliharaan dan perawatan sarana yang ada,
penghapusan atau hibah ke sekolah lain yang memerlukan dan atau penambahan
sarana prasarana baru.
3. Hasil Evaluasi KTSP Tahun Sebelumnya
Struktur kurikulum pendidikan umum memuat komponen mata pelajaran,
muatan lokal dan pengembangan diri. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran
(dua semester). Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi
daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal
ditentukan oleh satuan pendidikan. Pengembangan diri bukan merupakan mata
pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan
kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing
oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam
bentuk kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui
kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
4
secara keseluruhan. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit
a. Siswa yang masih polos yang berasal dali lingkungan kehidupan pedesaan
memungkinkan siswa dengan mudah untuk dikembangkan sesuai dengan
yang dikehendaki oleh sistem pendidikan yang diharapkan.
B. Dasar Hukum
1. Standar Isi
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
7
Nasional Pendidikan. Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud Nomor 64 tahun 2013 tentang Standar Isi
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah.
2. Standar Kompetensi Kelulusan
Permendiknas Nomor 24 tahun 2006 dan Nomor 6 tahun 2007 tentang Pelaksanaan
Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 dan Permendikbud Nomor 54 tahun 2013 tentang
Standar Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. . Peraturan Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Kelulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
3. Standar Pendidik dan Tenaga Pendidikan
Permendiknas Nomor 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas sekolah/ Madrasah,
Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah,
Permendiknas Nomor16 tahun 2007 tentang Standar Kwalifikasi akademik dan
Kompetensi Guru, Permendiknas Nomor 24 tahun 2008 tentang Standar Tenaga
Administrasi Sekolah/Madrasah, Permendiknas Nomor 25 tahun 2008 tentang standar
Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah. . Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah.
4. Standar Pengelolaan
Permendiknas Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. . Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
5. Standar Penilaian
Permendikbud Nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. . Peraturan
Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah.
6. Standar Sarana Prasarana
Permendiknas Nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana SD/MI,
SMP/MTs, dan SMA/MA. . Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 26 Tahun 2016 tentang Standar Sarana PrasaranaPendidikan Dasar dan
Menengah.
8
7. Standar Proses
Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah. . Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
8. Standar Pembiayaan
Permendiknas Nomor 69 tahun 2009 tentang Standar Biaya Operasional Nonoperasional
untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, SDLB,SMPLB, dan SMALB. Peraturan
Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2022 tentang
Standar Pembiayaan Pendidikan Dasar dan Menengah.
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia.Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi
9
dasar pengembangan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun agar
semua mata pelajaran dapat meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.
Implikasi yang dilakukan SD Negeri 2 Pasinggangan berupa kegiatan keagamaan.
10
4. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu. Kurikulum diarahkan
kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang holistik dan
berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan
bermutu.
Implementasi yang dilakukan SD Negeri 2 Pasinggangan melalui proses Penerimaan
Peserta Didik Baru (PPDB) yang objektif, transparan dan akuntabel. Calon peserta
didik yang memenuhi syarat pasti ditrima tanpa membedakan suku, ras dan golongan.
Banyaknya suku, ras dan golongan dari peserta didik menjadi bukti proses ini. Peserta
didik sekolah ini dimulai dari Aceh sampai Irian jaya, suku jawa, arab, sumbawa
menjadi bukti nyata bahwa sekolah ini memberikan kesetaraan bagi warga negara
untuk memperoleh pendidikan bermutu.
5. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan. Kompetensi peserta didik yang diperlukan
antara lain berpikir kritis dan membuat keputusan, memecahkan masalah yang
kompleks secara lintas bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan,
berkomunikasi dan berkolaborasi, menggunakan pengetahuan kesempatan secara
inovatif, mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.
Implementasi yang dilakukan SD Negeri 2 Pasinggangan melalui pembelajaran
saintifik sesuai kurikulum 2013. Kurikulum 2013 sebagai upaya untuk mewujudkan
kompetensi peserta didik sesuai tuntutan masa depan. RPP didorong selalu update
sesuai perkembangannya. Kegiatan saat pembelajaran apabila memenuhi Kurikulum
2013 sudah sangat bagus. Pembelajaran saintifik, Project Based Learning, Problem
Based Learningdan Discovery Learning menjadi upaya sekolah dalam pengelolaan
pembelajaran sesuai kompetensi masa depan.
6. Tuntutan Dunia Kerja. Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh
kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa
kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk membekali peserta didik dalam
melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi peserta didik pada
satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi. Implementasi yang dilakukan SD Negeri 2 Pasinggangan melalui mata
pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan.
7. Perkembangan Ipteks Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang
11
8. membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan sebagai
9. penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian
terhadap perkembangan Ipteks sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan
perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ipteks. Implementasi yang
dilakukan SD Negeri 2 Pasinggangan melalui kegiatan pembelajaran yang mengikuti
perkembangan. Pembelajaran diusahakan dimulai dengan mengamati fenomena yang
ada di lingkungannya. Proses pembelajaran juga menggunakan perkembangan TIK.
Komputer, laptop, LCD, internet, android juga penyampaian melalui media
pembelajaran menjadi tuntutan bagi setiap pelaku pembelajaran di sekolah ini.
10. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan. Daerah memiliki
keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan. Masing-
masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan
pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman
tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah dan lingkungan.Implementasi yang dilakukan SD Negeri 2 Pasinggangan
melalui penambahan mata pelajaran Ekstrakurikuler Olahraga . Dalam kegiatan ini
siswa mempunyai kesempatan besar mengenal tarian Indonesia yang sangat beragam
dari Sabang sampai Merauke.
11. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional. Dalam era otonomi dan desentralisasi,
kurikulum adalah salah satu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang
dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan
nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan daerah dan nasional. Implementasi yang dilakukan SD Negeri2
Pasinggangan melalui proses pembuatan kurikulum yang menggunakan peraturan
dari pusat dan daerah. Adanya muatan nasional dan muatan lokal menjadi contohnya.
12. Dinamika Perkembangan Global. Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan
kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia
digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa yang semakin dekat memerlukan
individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk
hidup berdampingan dengan bangsa lain. Kemampuan bahasa dan kemampuan
adaptasi dengan tuntutan global siswa akan diuji dan dikembangkan.
12
13. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat. Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang
kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat
ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan
bangsa lain. Implementasi yang dilakukan SD Negeri 2 Pasinggangan melalui
keikutsertaan peserta didik dalam melestarikan seni tari daerah.
14. Karakteristik Satuan Pendidikan. Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi
dan ciri khas satuan pendidikan. Implementasi yang dilakukan SD Negeri 2
Pasinggangan melalui pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah.
14
Pembelajaran harus terintegrasi dengan lingkungan sehingga siswa dapat menggunakan
fenomena lingkungan sekitar yang paling dekat dengan siswa sehingga guru
berkewenangan untuk membelajarkan siswa yang terintegrasi pada lingkungan
sekitarnya. Pembelajaran berbasis konteks dengan pendekatan kolaboratif sehingga
siswa mendapatkan pengalaman belajar yang relevan dengan konteks kehidupan.
Untuk itu diperlukan guru yang lebih professional yang dapat meningkatkan
pengetahuan, terampil berpikir kritis, dan sikap mental yang tangguh yang ditunjukkkan
dengan karater pribadi yang bertanggung jawab, memiliki jiwa sosial, toleran,
berdisiplin, tepat waktu, dan dapat menempatkan diri dengan baik dalam perubahan
sosial yang dinamis yang didukung dengan keimanan yang tangguh. Karena, itu sekolah
perlu menetapkan pencapaian standar nasional yang dinamis sehingga dapat beradaptasi
dengan kebutuhan pada tingkat global.
Keberhasilan sekolah beradaptasi dalam mengawal perubahan kurikulum
ditentukan oleh sikap berterima seluruh warga sekolah terhadap rencana perubahan.
Sikap berterima sangat penting sebagai dasar untuk melaksanakan aktivitas susulan
yang lebih tinggi yaitu menjalankan, menghargai, mengahayati, dan mengamalkan.
Sikap tersebut harus dibuktikan dengan kesiapan menanggung resiko akibat
melaksanakan perubahan yang memerlukan proses belajar untuk meningkatkan
pengetahuan baru, penguasaan strategi baru, penguasaan kebiasaan-kebiaasaan baru
sehingga memerlukan proses dan waktu belajar lebih banyak.
Kunci sukses melaksanakan perubahan adalah perubahan pola pikir dalam
perencanan dan pengaturan pembelajaran sebagai basis penyelenggaraan kegiatan.
Perubahan pola pikir direalisasikan dalam pemenuhan tujuan yang terukur pada tiap
indikator dengan target yang paling tinggi yang mungkin sekolah capai. Dalam hal ini
sekolah perlu menetapkan standar pencapaian yang ditunjang dengan harapan dan
keyakinan yang tinggi. Lebih tinggi daripada itu, sekolah akan membangun komitmen
yang lebih tinggi.
Pengembangan pola pikir diarahkan penyempurnaan pola pola tindak dalam
menerapkan prinsip sebagai berikut:
1. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada
peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang
dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama.
15
2. Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran
interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media
lainnya).
3. Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik
dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta
diperoleh melalui internet).
4. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa
aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains).
5. Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
6. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;
7. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
8. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran
ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines);
9. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
16
BAB II
VISI, MISI, dan TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
18
5. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, aman, nyaman dan
menyenangkan.
6. Menerapkan system manajemen yang transparan dan demokratis dengan
mengutamakan kebersamaan dan keadilan.
7. Melakukan Kerjasama yang harmonis dengan komponen sekolah dan Lembaga
kemasyarakatan menuju sekolah yang inovatif.
Sasaran Program :
a. Kegiatan Pengajaran
b. Kegiatan Kesiswaan
c. Kegiatan Kepegawaian
d. Kegiatan Perlengkapan
e. Kegiatan Keuangan
f. Kegiatan Komite Sekolah
19
BAB III
STRUKTUR KURIKULUM DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum
Mata pelajaran adalah unit organisasi Kompetensi Dasar yang terkecil. Untuk
kurikulum SDN 2 Pasinggangan organisasi Kompetensi Dasar kurikulum dilakukan
melalui pendekatan terintegrasi (integrated curriculum). Berdasarkan pendekatan ini
maka terjadi reorganisasi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang mengintegrasikan
konten mata pelajaran IPA dan IPS di kelas III dan VI ke dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, serta
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Dengan pendekatan ini maka struktur
Kurikulum SDN 2 Pasinggangan menjadi lebih sederhana karena jumlah mata pelajaran
berkurang.
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam
bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi
konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran
dan beban belajar per minggu untuk setiap peserta didik. Struktur kurikulum adalah juga
merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan
pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten
dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem
semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran
berdasarkan jam pelajaran per semester. Struktur kurikulum adalah juga gambaran
mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang peserta didik dalam
menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan. Dalam struktur
kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi belajar seorang peserta didik
yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam
struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menentukan berbagai pilihan. Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran,
dan beban belajar.
Prinsip pengintegrasian IPA dan IPS di kelas III dan VI di atas dapat diterapkan
dalam pengintegrasian muatan lokal. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan
dengan seni, budaya dan keterampilan, serta bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata
20
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan
dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Selain melalui penyederhanaan jumlah mata pelajaran, penyederhanaan
dilakukan juga terhadap Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran. Penyederhanaan
dilakukan dengan menghilangkan Kompetensi Dasar yang tumpang tindih dalam satu
mata pelajaran dan antarmata pelajaran, serta Kompetensi Dasar yang dianggap tidak
sesuai dengan usia perkembangan psikologis peserta didik.
Di kelas III dan VI nama mata pelajaran IPA dan IPS tercantum dan memiliki
Kompetensi Dasar masing–masing. Untuk proses pembelajaran Kompetensi Dasar IPA
dan IPS, sebagaimana Kompetensi Dasar mata pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam
berbagai tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran semua Kompetensi Dasar dari
semua mata pelajaran terintegrasi dalam berbagai tema.
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah. Selain
kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas,
terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SDN 2 Pasinggangan antara lain Pramuka
(Wajib), Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja. Mata pelajaran
Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat.
Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya
serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran
yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang
dikembangkan oleh pemerintah daerah. Satuan pendidikan dapat menambah jam
pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan
tersebut.
A. Muatan Kurikulum Kurikulum Tingkat Nasional
Muatan Kurikulum SDN 2 Pasinggangan meliputi sejumlah mata pelajaran yang
kedalamanya merupakan beban belajar bagi siswa pada satuan pendidikan. Muatan
Kurikulum memuat sejumlah muatan lokal serta kegiatan pengembangan diri yang tidak
termasuk kepada struktur kurikulum dan diberikan diluar tatap muka. Di samping itu
materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Satandar Nasional
Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan
21
pendidikan diuntungkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan semester sesuai
dengan Satandar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas
kompetensi dasar dam kompensi inti.
Materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan
kepada siswa sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Beban
belajar pada mata pelajaran ditentukan oleh keleluasaan dan kedalaman pada masing-
masing tingkat satuan pendidikan.Metode dan pendekatan pada mata pelajaran
tergantung pada ciri khas dan karekteristik masing-masing mata pelajaran dengan
menyesuaikan pada kondisi yang tersedia di sekolah.Sejumlah mata pelajaran tersebut
terdiri dari mata pelajaran wajib dan pilihan pada setaiap satua pendidikan.
1. Daftar Mata Pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun mata pelajaran dan alokasi waktu yang
sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran dan alokasi
waktu di SD Negeri 2 Pasinggangan dari kelas 3 dan kelas 6 adalah :
a. Pendidikan Agama Islam
Tujuan :
1) Menumbuhkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan,
serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya
kepada Allah SWT;
2) Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia
yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif,
jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara
personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas
sekolah.
b. Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan:
1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, bertindak secara cerdas
22
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti
korupsi.
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 24 Tahun 2016.
c. Bahasa Indonesia
Tujuan
1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulis.
2) Menghargai dn bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara
3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan.
4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa.
6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia
dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24
Tahun 2016.
d. Matematika
Tujuan:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
23
tepat, dalam pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3) Memecahkan maslah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Matematika dapat
dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun
2016.
e. Ilmu Pengetahuan Alam
Tujuan:
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, kehidupan dan keteraturan alam ciptanya-Nya.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memacahkan masalah dan membuat keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memlihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA dapat dilihat pada
24
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2016.
f. Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan:
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memcahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan bekompetisi
dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS dapat dilihat pada
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2016.
g. Seni Budaya dan Prakarya
Tujuan :
1) Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan prakarya.
2) Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan prakarya.
3) Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan prakarya.
4) Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan prakarya dalam tingkat
lokal, regional, maupun global.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya dan
prakarya dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 24 Tahun 2016.
h. Pendidikan Jasmani, Olahrga, dan Kesehatan
Tujuan :
1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih
baik.
3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
25
4) Meletakan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-
nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan.
5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis.
6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,
orang lain dan lingkungan.
7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungannya
bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang
sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap
yang positif. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahrga, dan Kesehatan dapat dilihat pada lampiran
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2016
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti - - 4 - - 4
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan - - 6 - - 5
3 Bahasa Indonesia - - 10 - - 7
4 Matematika - - 6 - - 6
5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - - - 3
6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - - - 3
Kelompok B
1 Seni Budaya dan Prakarya - - 4 - - 4
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
2 - - 4 - - 4
Kesehatan
3 Bahasa Daerah - - 2 - - 2
4 Budaya Banyumasan - - 2 - - 2
5 Bahasa Inggris - - - 2
Jumlah Alokasi Waktu Perminggu - 40 - - 42
26
Pengaturan beban belajar peserta didik dapat dihitung dalam satu
minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
a. Beban belajar di SD Negeri 2 Pasinggangan dinyatakan dalam jam
pembelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu kelas 3 = 40 jam
pembelajaran, dan kelas 6 = 42 jam pembelajaran. Durasi setiap satu jam
pembelajaran adalah 35 menit.
b. Beban belajar di Kelas dalam satu semester paling sedikit 18 minggu dan
paling banyak 20 minggu.
c. Beban belajar di kelas kelas 3 dan kelas 6 pada semester ganjil paling sedikit
18 minggu dan banyak 20 minggu.
d. Beban belajar di kelas kelas 3dan kelas 6 pada semester genap paling sedikit
14 minggu dan paling banyak 16 minggu.
e. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling
banyak 40 minggu.
5) Muatan Kurikulum Tingkat Daerah/Muatan Lokal
Muatan Lokal meruopakan kegiatan kurikulum untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri kgas dan potensi daerah termasuk keunggulan daerah,
yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu
banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri.
Substansi muatan lokal ditentukan oleh sekolah, tidak terbatas pada mata
pelajaran seni-budaya dan keterampilan, tetapi juga mata pelajaran lainnya,
seperti Pendidikan Lingkungan Hidup. Muatan lokal merupakan mata pelajaran,
sehingga sekolah harus mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi
dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Sekolah dapat
menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester, atau dua
mata pelajaran muatan lokal dalam satu tahun.
a. Nama Mata Pelajaran dan Jenis muatan lokal yang dilaksanakan instruksi
Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas :
a. Bahasa Jawa
Sesuai dengan SK Gubernur nomor 423.5/5/2010 tentang kurikulum Mata Pelajaran
Bahasa Jawa untuk jenjang pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs dan
SMA/SMALB/SMK/MA negeri maupun swasta sebagai Mulok Wajib di Provinsi
Jawa Tengah. Untuk Kabupaten Banyumas menggunakan Bahasa Jawa Dialek
Banyumasan. Sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Banyumas Nomor
421/1267/tahun 2019 tentang Penggunaan Buku Muatan Lokal Banyumasan PADA
Satuan Pendidikan Dasar di Lingkungan Kabupaten Banyumas, maka Muatan Lokan
27
Bahasa Jawa menggunakan Basa Jawa Dialek Banyumasan.Mata pelajaran Bahasa
Jawa Dialaek Banyumasan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut:
1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan menggunakan Bahasa
Jawa baik dengan teman sebaya maupun dengan orang yang lebih tua untuk
mewujudkan karakter yang berbudi pekerti luhur.
2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Bahasa Jawa serta untuk
melestarikannya sebagai kekayaan budaya daerah
3) Memahami Bahasa Jawa dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif
untuk berbagai tujuan diantaranya berupa karya sastra yang berupa geguritan,
parikan, tembang.
b. Budaya Banyumasan
Sesuai dengan Keputusan Kantor Wilayah Depdikbud Provinsi Jawa tengah
Nomor 067/103/M/1999 tanggal 12 Februari 1999 tentang Persetujuan Kurikulum
Muatan Lokal Budaya Banyumasan untuk Sekolah Dasar dalam lingkungan
Kantor Inpeksi Departemen dan Kebudayaan Kabupaten Banyumas, bahwa
Kurikulum Muatan Lokal Budaya Banyumasan sebagai muatan lokal wajib
Kabupaten Banyumas bagi kelas 3, kelas 5, dan kelas 6 di wilayah Kabupaten
Banyumas. Tujuan dari pembelajaran mulok Budaya banyumasan adalah agar
siswa mampu mengenal, memahami, dan menerapkannilai-nilai luhur budaya
daerahnya sehingga merasa bangga, mencintai, serta mampu mengkomunikasikan
dalam kehidupan sehari-hari
28
b. Strategi Integrasi Pelaksanaan Muatan Lokal pada KI-KD Mata Pelajaran
yang Releavan.
Untuk Buku Pelajarannya Bahasa Jawa yang digunakan adalah buku bahasa
jawa Dialek Banyumasan dan Budaya Banyumasan penggunaannya sudah
ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati Banyumas Nomor 421 /1267/ 2019.
Karena Muatan Lokal ini tidak terkait oleh pusat, maksa peran guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran muatan lokal inisangat menentukan. Untuk
melaksanakan pengembangan, langkah-langkah dapat ditempuh dengan cara
menyusun perencanaan pembelajarannya, melaksanakan pembelajarannya, sert
melakukan bimbingan sesuai dengan materi pembelajarannya.
6. Bimbingan Konseling
Kegiatan pelayanan bimbingan konseling merupakan bantuan untuk peserta
didik baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang
secara optimal, dalam bimbingan dan konseling pribadi, sosial, dan belajar melalui
berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang
berlaku.
Pelaksanaan program layanan bimbingan konseling SD Negeri 2 Pasinggangan
dilaksanakan oleh guru kelas masing-masih sesuai dengan kebutuhan siswanya.
Pelayanan Bimbingan Konseling di SD Negeri 2 Pasinggangan meliputi :
a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan
kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik
kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan
29
hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota
keluarga,dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
c. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti
pendidikan sekolah / madrasah dan belajar secara mandiri.
Tujuan layanan bimbingan konseling disekolah secara umum adalah:merupakan
bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka upaya menemukan
pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan yang dimaksud
agar peserta didik mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta
menerima secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangandiri lebih
lanjut juga agar peserta didik mengenal secara obyektif terhadap lingkungan, baik
lingkungan sosial danekonomi, lingkungan budaya yang syarat dengan nilai dan
norma-norma, maupun lingkungan fisik dan menerima berbagai lingkungan itu
secara positif dan dinamis pula. Sedangkan tujuan pelayanan bimbingan
konseling di SD Negeri 2 Pasinggangan adalah "Tercapainya perkembangan
peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar yang dimiliki. ”
7. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan sebagai kegiatan yang diarahkan
untuk memperluas pengetahuan siswa, mengembangkan nilai-nilai atau sikap
dan menerapkan secara lebih lanjut pengetahuan yang telah dipelajari siswa
dalam mata pelajaran program inti dan pilihan. Walaupun sama-sama
dilaksanakan diluar jam pelajaran kelas, bila dibandingkan dengan kegiatan
kokurikuler, kegiatan ekstrakurikuler lebih menekankan pada kegiatan
kelompok
Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dengan memperhatikan minat dan
bakat siswa, serta kondisi lingkungan dan sosial budaya. Pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler ditangani oleh guru atau petugas lain yang ditunjuk.
Kegiatan ekstrakurikuler diisi dengan kegiatan olahraga seperti bola voli dan
lainnya yang disesuaikan dengan minat dan bakat siswa. Bagitupula dengan
dibidang-bidang lain, seperti bidang seni bisa diisi dengan Hadroh. Keseluruhan
bidang ditujukan sebagai wahana untuk mempeluas wawasan serta membangun
nilai dan sikap positif siswa.
30
a. Jenis Program Ektrakurikurer
Jenis Program Ekstrakurikuler yang dikembangkan di SD Negeri 2 Pasinggangan
ada yang bersifat wajib dan ada yang bersifat pilihan sesuai dengan bakat yang
dimiliki siswa. Kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh semua siswa dari
kelas 2, kelas 3, kelas 5, dan kelas 6 adalah Pramuka yang terbagi menjadi dua
golongan yaitu Pramuka Golongan Siaga untuk siswa kelas 2, kelas 3 dan golongan
Pramuka Penggalang untuk siswa kelas 5 dan kelas 6. Sedangkani kegiatan
ekstrakurikuler yang berupa pilihan adalah:
1. Seni Tari untuk kelas 3 dan kelas 5.
2. Seni Hadroh untuk kelas 5 dan kelas 6.
3. Atletik untuk kelas 3 , kelas 5, dan kelas 6.
4. UKS dan PMR untuk kelas 5 dan kelas 6.
5. Volly Ball untuk kelas 5 dan kelas 6
b. Strategi Pelaksanaan Ekstrakurikuler
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler diluar jam pelajaran. Ada yang dilaksanakan
sepulang sekolah ada pula yang dilaksanakan pada sore hari. Untuk kegiatan
ekstrakurikuler pelaksanaanya adalah sebagai berikut :
Jenis Kegiatan
NO Hari Waktu Keterangan
Ekstrakurikuler
1 Pramuka Siaga Jumat 09.30-10.30 Kelas 2 dan kelas 3
31
Kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter/Budi Pekerti
Guna mengembangkan nilai religi,nilai-nilai sportifitas kehidupan berbangsa
dan bernegara pembentukan karakter siswa dilakukan melalui :
c. Pembiasaan Rutin
Adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler, baik di kelas maupun di
sekolah.Pembentukan karakter melalui pembiasaan dalam kegiatan rutin di SD
Negeri 2 Pasinggangan adalah sebagai berikut:
a. Sholat berjamaah
b. Upacara bendera setiap hari senin
c. Senam Pagi setiap hari Rabu dan Sabtu
d. Berdoa sebelum dan sesudah belajar
e. Tausiah setiap hari Kamis dan menyimak bacaan surat pendek dalam Al
Qur’an
f. Pemeriksaan kebersihan badan serta pakaian sebelum masuk kelas
g. Membersihkan kelas serta halaman sebelum dan sesudah belajar
h. Membaca buku di pojok baca dan di perpustakaan
d. Terprogram
Adalah kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan baik pada tingkat
kelas maupun tingkat sekolah.
a. Kegiatan Keagamaan Pesantren kilat
b. Pekan Kreatifitas dan olahraga
c. Peringatan Hari Besar Nasional
d. Karyawisata, darmawisata, study tour
e. Pekan Olahraga antar kelas
f. Bina Olimpiade MIPA
e. Spontan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja,tanpa dibatasi oleh
ruang.
a. Membiasakan memberi salam, sapa, dan senyum
b. Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
c. Membiasakan antri
d. Membiasakan membantu teman yang kena musibah
e. Berdiskusi dengan baik dan benar
32
f. Kegiatan Keteladanan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja yang
lebih mengutamakan pemberian contoh dari guru dan pengelola pendidikan yang
lain kepada siswanya :
a. Membudayakan kebersihan dan kesehatan pada semua warga sekolah
b. Mentaati tatatertib yang berlaku di sekolah
c. Memberi contoh berpakaian rapih dan bersih
d. Memberi contoh tepat waktu dalam segala hal
e. Memberi contoh penampilan sederhana
f. Menanamkan budaya membaca
g. Memberi contoh tidak merokok dilingkungan sekolah
h. Memuji hasil kerja siswa yang baik
Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme
Peringatan Hari Kemerdekaan RI
Peringatan Hari Pahlawan
Peringatan Hari Pendidikan Nasional
Pengembangan Potensi dan Ekpresi Diri
Pengembangan dan Potensi dan Ekspresi Diri yang dikembangkan di SD Negeri
2 Pasinggangan adalah keterampilan dalam mengoprasikan komputer dalam kehidupan
sehari-hari dengan mengunakan sofware-sofware yang disesuaikan dengan
kemampuan potensi sumber daya sekolah seperti :
a. Program Permainan Edukatif
b. Program Menggambar
c. Program Microsoft Office.
G. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu
pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antar 0% s.d 100%.
Kriteria ideal ketuntasan belajar untuk masing-masing idikator adalah 75%. Sekolah
harus menentukan kriteria ketuntasan belajar minimal dengan mempertimbangkan
tingkat kemampuan rata-rata siswa serta kemampuan sumber daya pendukung dalam
menyelenggarakan pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu
mengusakan peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan
belajar ideal.
33
1. Daftar Ketuntasan Belajar Semua Mapel Per Sepester
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan kompleksitas,
esensial intake siswa, dan saran prasarana. Adapun Standar Ketuntasan Belajar SD
Negei 2 Pasinggangan Tahun Pelajaran 2023/2024 adalah sebagai berikut :
Tabel :
Standar Ketuntasan Belajar Semester 1 dan Semester 2
Standar Ketuntasan Belajar
No Mata Pelajaran
Angka Huruf
Kelompok A
1 Pendidikan Agama 75 Tujuh puluh Lima
2 Pendidikan Kewarganegaraan 75 Tujuh Puluh Lima
3 Bahasa Indonesia 70 Tujuh Puluh
4. Matematika 65 Enam Puluh Lima
5. Ilmu Pengetahuan Alam 70 Tujuh Puluh
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 70 Tujuh Puluh
Kelompok B
7. Seni Budaya dan Keterampilan 75 Tujuh Puluh Lima
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga 73 Tujuh Puluh Tiga
9 Bahasa Jawa 65 Enam Puluh Lima
10 Budaya Banyumasan 70 Tujuh Puluh
Salah satu langkah awal bagi guru sebelum melaksanakan kegiatan awal
pembelajaran adalah menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Setiap mata
pelajaran memiliki nilai KKM yang berbeda. Lebih jauh, dalam satu mata pelajaran
terdapat nilai KKM yang berbeda pada tiap aspek. Dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), pendidik biar lebih leluasa dalam menentukan nilai
KKM. Sebagai catatan bahwa nilai KKM yang ideal untuk Kurikulum 2013 adalah
65.
Langkah awal penentuan KKM yaitu menentukan estimasi KKM di awal
tahun pembelajaran bagi mata pelajaran yang diajarkan. Penentuan estimasi ini
didasarkan pada hasil tes Penerimaan Peserta didik Baru (PPDB) bagi peserta didik
baru, dan berdasarkan nilai KKM pada nilai yang dicapai peserta didik pada kelas
sebelumnya. Penentuan KKM dapat pula ditentukan dengan menghitung tiga aspek
utama dalam proses belajar mengajar peserta didik. Secara berurutan cara ini dapat
menentukan KKM Indikator - KKM Kompetensi Dasar (KD) – KKM Standart
34
Kompetensi (SK)/Kompetensi Inti (Kl) - KKM Mata Pelajaran. Berikut ini langkah-
langkah penghitungannya:
Karakteristik Mata Pelajaran (Kompleksitas)
Kompleksitas merupakan tingkan kesulitan materi pada tiap indicator, kompetensi
dasar maupun standart kompetensi dari masing-masing mata pelajaran, yang dite-
tapkan antara lain melalui expertjudgement guru mata pelajaran melalui forum
musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) tingkat sekolah, dengan memperhat i-
hasil analisis jumlah KD, kedalaman KD, keluasan KD, perlu tidaknya pengetahuan
prasyarat
Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung)
Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung) ini meliputi: 1) kompetensi pendidik
(nilai UKG), 2) Jumlah peserta didik dalam 1 kelas, 3) predikat akreditasi sekolah,
4) kelayakan sarana prasarana sekolah. Sekolah yang memiliki daya dukung ting-gi
maka skor yang digunakan juga tinggi.
Intake
Intake merupakan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik. Intake bisa
didasarkan pada hasil nilai penerimaan peserta didik baru dan nilai yang
dicapai peserta didik pada kelas sebelumnya (menentukan estimasi).
Adapun kriteria dan skala penilaian penetapan KKM dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Aspek yang
Kriteria dan Skala Penilaian
dianalisis
Tinggi Sedang Rendah
Kompleksitas
<65 65-79 80-100
Tinggi Sedang Rendah
Daya Dukung
80-100 65-79 <65
Intake peserta Tinggi Sedang Rendah
didik 80-100 65-79 <65
35
3. Upaya Sekolah dalam Meningkatkan KKM
1. Pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada beberapa anak
yang mengalami kesulitan yang berbeda-beda, sehingga memerlukan bimbingan
secara individual. Bimbingan yang diberikan disesuaikan dengan tingkat kesulitan
yang dialami oleh peserta didik.
2. Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam
pembelajar-an klasikal ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan
sama.
3. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.
4. Pembelajaran ulang dilakukan apabila semua peserta didik mengalami kesulitan.
Pembelajaran ulang dilakukan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara
penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan.
5. Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman sekelas yang telah
mencapai KKM, baik secara individu maupun kelompok.
Pembelajaran remedial diakhiri dengan penilaian untuk melihat pencapaian
peserta didik pada KD yang diremedial. Pembelajaran remedial pada dasarnya
difokuskan pada KD yang belum tuntas dan dapat diberikan berulang-ulang sampai
mencapai KKM dengan waktu hingga batas akhir semester. Apabila hingga akhir
semester pembelajaran remedial belum bisa membantu peserta didik mencapai
36
KKM, pembelajaran remedial bagi peserta didik tersebut dapat dihentikan.
Pendidik tidak dianjurkan memaksakan untuk memberi nilai tuntas (sesuai KKM)
kepada peserta didik yang belum mencapai KKM.
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta
didik yang telah melampaui KKM. Fokus pengayaan adalah pendalaman dan
perluasan dari kompetensi yang dipelajari. Pengayaan biasanya diberikan segera
setelah peserta didik diketahui telah mencapai KKM berdasarkan hasil PH.
Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali, tidak berulang kali
sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan umumnya tidak
diakhiri dengan penilaian.
Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
1. Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu
diberikan tugas untuk memecahkan permasalahan, membaca di perpustakaan
terkait dengan KD yang dipelajari pada jam pelajaran sekolah atau di luar jam
pelajaran sekolah. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik
berupa pemecahan masalah nyata. Selain itu, secara kelompok peserta didik
dapat diminta untuk menyelesaikan sebuah proyek atau penelitian ilmiah.
2. Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu
yang diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan. Kegiatan
pemecahan masalah nyata, tugas proyek, ataupun penelitian ilmiah juga dapat
dilakukan oleh peserta didik secara mandiri jika kegiatan tersebut diminati
secara individu.
J. Kriteria Kenaikan dan Kelulusan Kelas
1. Kenaikan Kelas
a. Kriteria Kenaikan Kelas
Beberapa ketentuan yang berkaitan dengan kenaikan kelas.
1) Kenaikan kelas dilaksanakan satuan pendidikan pada setiap akhir tahun
pelajaran.
2) Peserta didik dinyatakan naik kelas, apabila yang bersangkutan telah
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
3) Menyelesaikan seluruh mata pelajaran.
4) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
37
kewarganegaraan dan kepribadian kolompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
Peserta didik dinyatakan harus mengulang dikelas yang sama:
1) Jika peserta didik tidak menuntaskan standar kompetensi dan
kompetensi dasar lebih dari tiga mata pelajaran sampai batas tahun
pelajaran; dan
2) 2) Jika karena alasan yang kuat, misal karena gangguan kesehatan
fisik, emosi atau mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu
mencapai kompetensi yang ditargetkan.
Kenaikan kelas di SD Negeri 2 Pasinggangan dilaksanakan pada setiap
akhir tahun pelajaran dengan kriteria sebagai berikut :
Aspek Akademis :
1) Siswa mengikuti proses belajar mengajar selama 2 semester untuk setiap
tingkat kelas
2) Nilai semester ganjil dan genap lengkap.
3) Memiliki ketentuan belajar minimum pada setiap SK dan KD yang tidak
tuntas paling banyak 3 mata pelajaran
Aspek Non Akademis :
1) Nilai kepribadian siswa yang meliputi kerajinan, kelakuan dan kerapian
sekurang-kurangnya baik.
Kriteria nilai kepribadian:
a
a) 86-100 = Sangat baik
.
b
b) 70-85 = Baik
.
c
c) 55-69 = Cukup
.
d
d) 40-59 = Kurang
.
e
e) 0-39 = Sangat Kurang
.
2) Prosentase kehadiran
Kehadiran selama satu tahun pelajaran minimal 85 % dari hari efektif
belajar.
38
b. Mekanisme dan Prosedur Pelaporan Hasil Belajar Nilai proses di peroleh
melalui:
1) TLS = Tes Tulis
2) LSN = Tes Lisan
3) TT = Tugas Terstruktur
4) TM = Tugas Mandiri
5) PRK = Praktik
6) PDK = Produk
7) PRO = Proyek
8) PF = Portofolio
9) SKP = Sikap
41
BAB IV
PENGATURAN BEBAN BELAJAR
VI 35 menit 42 16 1.470
42
C. Pengaturan Beban Belajar TM, PT, dan KMTT
43
BAB VI
KALENDER PENDIDIKAN
45
KALENDER PENDIDIKAN SDN 2 PASINGGANGAN
JULI 2023
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Keterangan :
1 2 17 Juli : Awal Masuk TP 2023/2024
24 25 26 27 28 29 30
31
AGUSTUS 2023
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Keterangan :
17 Agustus : Upacara HUT Proklamsi
1 2 3 4 5 6 Kemerdekaan RI
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 31
SEPTEMBER 2023
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Keterangan :
4 – 8 Sep : Prakiraan PTS I
1 2 3
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30
45
Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan SDN 2
OKTOBER 2023 Pasinggangan
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Keterangan :
9 – 22 Okt : Survei Ling.Belajar
1
(Sulingjar)
23 – 26 Okt : Pelaksanaan ANBK
2 3 4 5 6 7 8
Tahap I
28 Okt : Upacara Hari
10 11 12 13 14 15
9 Sumpah Pemuda
30 Okt – 3 Nov : Pelaksanaan
16 17 18 19 20 21 22
ANBK Tahap II
23 24 25 26 27 28 29
30 31
NOVEMBER 2023
20 21 22 23 24 25 26
227 28 29 30
DESEMBER 2023
46
Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan SDN 2
Pasinggangan
JANUARI 2024
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Keterangan :
1 Januari : Libur Umum Tahun
1 2 3 4 5 6 7
Baru 2024
2 Januari : Hari pertama masuk
8 9 10 11 12 13 14
Semester Genap
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
29 30 31
FEBRUARI 2024
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Keterangan
8 Februari 2024 : Libur Umum Isro’
1 2 3 4 Mi’roj
10 Februari 2024 : Libur Umum Tahun
5 6 7 8 9 10 11 Baru Imlek 2575
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29
MARET 2024
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Keterangan
4-8 Maret 2024 :PTS Semester II
1 2 3
47
Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan SDN 2
Pasinggangan
APRIL 2024
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Keterangan
8-9 April 2024 : Prakiraan Libur
1 2 3 4 5 6 7 Menjelang Hari Raya
Idul Fitri 1445 H
10-11 April 2024 : Libur Umum Hari
8 9 10 11 12 13 14 Raya Idul Fitri 1445 H
12-13 April 2024 : Prakiraan Cuti
15 16 17 18 19 20 21 Bersama Hari Raya
Idul Fitri 1445 H
21 April 2024 : Peringatan Hari Kartini
22 23 24 25 26 27 28
MEI 2024
Senin Selas Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Keterangan
a 1 Mei 2024 : Libur Hari Buruh
1 2 3 4 5 Internasional
2 Mei 2024 : Peringatan Hari
6 7 8 9 10 11 12 Pendidikan Nasional
2-10 Mei 2024: Prakiraan PSAJ
13 14 15 16 17 18 19
JUNI 2024
Senin Selas Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Keterangan
a 1 Juni 2024 : Libur Umum Hari Lahir
1 2 Pancasila
3-11 Juni : Prakiraan PAT/SAT Kls.I-V
3 4 5 6 7 8 9
48
Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan SDN 2
Pasinggangan
BAB VII
PENUTUP
Seperti telah diuraikan pada awal pendahuluan bahwa fungsi Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa selain mengembangkan dan memperkuat potensi pribadi juga menyaring
pengaruh dari luar yang akhirnya dapat membentuk karakter peserta didik yang dapat
mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya
bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan
belajar mengajar baik melalui mata pelajaran maupun serangkaian kegiatan pengembangan diri
yang dilakukan di kelas dan luar sekolah. Pembiasaan-pembiasan (habituasi) dalam kehidupan,
seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab, dsb. perlu
dimulai dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di
masyarakat. Nilai-nilai tersebut tentunya perlu ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya dapat
membentuk pribadi karakter peserta didik yang selanjutnya merupakan pencerminan hidup
suatu bangsa yang besar.
Pedoman yang disusun ini lebih diperuntukkan kepada kepala sekolah. Pembentukan
budaya sekolah (school culture) dapat dilakukan oleh sekolah melalui serangkaian kegiatan
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran yang lebih berorientasi pada peserta didik, dan
penilaian yang bersifat komprehensif. Perencanaan di tingkat sekolah pada intinya adalah
melakukan penguatan dalam penyusunan kurikulum di tingkat sekolah (Kurikulum 2013),
seperti menetapkan visi, misi, tujuan, struktur kurikulum, kalender akademik, dan penyusunan
silabus. Keseluruhan perencanaan sekolah yang bertitik tolak dari melakukan analisis kekuatan
dan kebutuhan sekolah akan dapat dihasilkan program pendidikan yang lebih terarah yang tidak
semata-mata berupa penguatan ranah pengetahuan dan keterampilan melainkan juga sikap
prilaku yang akhirnya dapat membentuk ahklak budi luhur.
Penyempurnaan pedoman ini akan terus menerus dilanjutkan seiring dengan
kompleksnya permasalahan pendidikan terutama dalam pembentukan budaya dan karakter
bangsa. Penyajian pembelajaran yang bernuansa belajar aktif dengan muatan budaya dan
karakter bangsa perlu menjadi perhatian terutama dalam membelajarkan peserta didik. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari semua pihak
pemerhati, pelaksana pendidikan untuk kesempurnaan yang akhirnya dapat memberikan
pencerahan pelaksanaan di tingkat sekolah. Selanjutnya diharapkan kualitas produk peserta
didik yang memiliki ahklak budi mulia sebagai pencerminan bangsa yang besar.
47
Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan SDN 2
Pasinggangan
LAMPIRAN
Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan SDN 2
Pasinggangan
TIM PENYUSUN KTSP KURIKULUM 2013 dan KURIKULUM MERDEKA
SD NEGERI 2 PASINGGANGAN
Tahun Pelajaran 2023/2024
2. Suharti, S. Pd.
3. Ernawati, S.Pd
6. Puryani, S.Pd
7. Sururi, S.Pd
Komite :
1. Rejasumarto
2. Wahjudi
3. Bangun Rodianto
Kelas III
Semester 1
1 1. Menerima, menghargai dan men- 1.1 Menerima anugerah Tuhan Yang
jalankan ajaran agama yang dia- Maha Esa berupa Bahasa Jawa
nutnya sebagai bahasa Ibu
1 Semester 2
1. Menerima, menghargai dan men- 1.1 Menerima anugerah Tuhan Yang
jalankan ajaran agama yang dia- Maha Esa berupa Bahasa Jawa se-
nutnya. bagai bahasa Ibu
Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan SDN 2
Pasinggangan
2 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin 2.1 Menunjukkan perilaku bertang-
tanggung jawab, santun, pe-duli, gung jawab, santun dan percaya
dan percaya diri dalam diri dalam meng- ungkapkan ke-
berinteraksi dengan keluarga, inginan dan pendapat mengguna-
teman, tetangga dan guru. kan bahasa Jawa.
2.2 Menunjukkan perilaku, tindakan,
dan perbuatan yang mencerminkan
kepribadian Jawa.
Kelas VI
Semester 1
1 1. Menerima ,menjalankan dan 1.1 Menerima anugerah Tuhan Yang
menghargai ajaran agama yang Maha Esa berupa bahasa Jawa.
dianutnya. 1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan Yang
Maha Esa berupa Bahasa Jawa
sebagai jatidiri, sarana mendekat-
kan diri kepada Sang Pencipta,
menghormati dan menghargai
ajaran agama yang dianutnya.
Semester 2
1 1. Menerima ,menjalankan dan 1.1 Menerima anugerah Tuhan Yang
menghargai ajaran agama yang Maha Esa berupa bahasa Jawa
dianutnya. sebagai bahasa ibu
1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan Yang
Maha Esa berupa Bahasa Jawa
sebagai jatidiri, sarana mendekat-
kan diri kepada Sang Pencipta,
menghormati dan menghargai
ajaran agama yang dianutnya.
Kelas III
Semester 1
1 1. Menerima, menjalankan, dan 1.1 Menerapkan tata krama dalam
menghargai ajaran agama yang keluarga
dianutnya.
Semester 2
1 1. Menerima, menjalankan, dan
menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
2 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi de-
ngan keluarga, teman, dan guru
dan menerapkan nilai-nilai tradisi-
onal yang baik dalam kehidupan
sehari-hari.
Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan SDN 2
Pasinggangan
3 3. Memahami pengetahuan faktual, 3.6 Menjelaskan tata krama terhadap
konseptual, prosedural dan meta- anggota keluarga
kognitif, dengan cara mengamati 3.7 Mengidentifikasi cerita rakyat
(mendengar, melihat, membaca) Babad Purwokerto dan Baturraden
dan menanya berdasarkan rasa 3.8 Menjelaskan tokoh Panakawan.
ingin tahu tentang dirinya,makhluk 3.9 Menjelaskan sejarah berdirinya
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, Museum Jenderal Sudirman dan
dan benda-benda yang dijumpai- BRI
nya di rumah dan di sekolah, serta
mengenal, memahami, aspek keba-
hasaan dan kesusasteraan yang be-
rada di wilayah Kabupaten Banyu-
mas.
Kelas VI
Semester 1
1 1. Menerima, menjalankan, dan 1.1 Mensyukuri hidup bermasyarakat
menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
Semester 2
1 1. Menerima, menjalankan, dan 1.1 Mensyukuri hidup bermasyarakat
menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
TUGIMIN, S.Pd
NIP. 19640429 198608 1 002
Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan SDN 2
Pasinggangan
45