KURIKULUM 2013
………… beserta komite sekolah, maka dengan ini Buku I Kurikulum 2013 SDN .......
Ditetapkan di : ..........
Pada Tanggal : 13 Juli 2022
................. .............................
NIP. .................................
Menyetujui
Pengawas SD
Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Pidie
YUSMADI,S.Pd
Pembina Nip.19680610199905 1 001
i
KATA PENGANTAR
DTO
TIM PENYUSUN
ii
RANGKUMAN HASIL REVISI DAN PENGEMBANGAN
KURIKULUM SDN ................... KECAMATAN
..................
3
DAFTAR ISI
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. SK Tim Penyusun Dana BOS ( Lampiran SK)
2. Undangan Rapat Penyusunan Kurikulum 2013
3. Daftar Hadir peserta Penyusunan Kurikulum 2013
4. Berita Acara Rapat Pembahasan Penyusunan Kurikulum 2013
5. Hasil Validasai Dokumen buku I KTSP Tahun 2021
6. Rekomendasi Pengawas
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa
pembentukan Pemerintah Negara Indonesia yaitu antara lain untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-
Undang Dasar 1945 Pasal 31
Ayat (3) memerintahkan agar Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan undang-undang.
Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945 yaitu dengan
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yang merupakan produk undang-undang pendidikan pertama pada
awal abad ke-21. Undang-undang ini menjadi dasar hukum untuk membangun
pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip demokrasi, desentralisasi, dan
otonomi pendidikan yang menjunjung tinggi hak asasi manusia. Sejak
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, undang-undang tentang sistem
pendidikan nasional telah mengalami beberapa kali perubahan.
Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan
semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas
sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Makna manusia yang berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia terdidik yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab. Oleh karena itu, pendidikan nasional harus berfungsi secara optimal sebagai
wahana utama dalam pembangunan bangsa dan karakter.
Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan
dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai
generasi
1
penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan
bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang jaman.
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan
salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk
mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat
disangkal lagi bahwa kurikulum, yang dikembangkan dengan berbasis pada
kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik
menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan
zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah
satu strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan
dalam Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2
3
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79
Tahun 2014 Tentang Muatan Lokal;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Indonesia Nomor 23
Republik
Tahun 2015 Tentang Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti;
10. Indonesia Nomor 53
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Tahun 2015 Tentang Penilaian Hasil Belajar;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Indonesia Nomor 20
Republik
Tahun 2015 Tentang SKL;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa
Baru;
13. Nomor 20
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
dan
Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Repu;blk Indonesia Nomor 22
Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan
Menengah;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran
pada
Kurikulum 2013;
18. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 37
Tahun 2018.Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah
19. Permendikbudristek No.5 Tahun2022 Tentang Standar Kompetensi Lulusan, pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan
Menengah
4
C. Tujuan Pengembangan Kurikulum Sekolah
Kurikulum Sekolah Dasar dikembangkan dengan
tujuan:
1. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup
etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan pendidikan agam
5
2. Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya
dalam kehidupan bermaysrakat, berbangsa, dan bernegara, serta meningkatkan kualitas
dirinya sebagai manusia. Yang dimaksud kesadaran dan wawasan adalah termasuk
wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak
asasi manusia, kemajemukan bangsa, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab
sosial, ketaatan pada hukum, dan sikap serta perilaku antikorupsi, kolusi, dan nepotisme.
3. Mengenal, menyikapi, dan megapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta menanamkan kebiasaan berpikir dan perilaku ilmiah yang kritis, kreatif,
mandiri.
4. Meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengngekspresikan keindahan
dan harmoni mencakup aprsiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual
maupun dalam kehidupan bermasyarakat sehingga mampu menciptakan
kebersamaan yang harmonis.
5. Meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran
hidup sehat.
6. Mengenal, memahami dan mencintai budaya lokal khususnya dalam budaya
dan bahasa Bandung
7. Mengembangkan kepribadian siswa sesuai dengan bakat, minat, serta potensi
yang dimilikinya.
8. Memberi bekal dasar dalam memasuki dunia global
7
perkembangan Ipteks sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan
perubahan.
8
Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ipteks.
9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena
itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan
yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah dan lingkungan.
10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu,
kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah
dan nasional.
11. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada individu
maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang
mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan bangsa lain.
12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkembangkan terlebih
dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan.
9
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral
10
untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan pada masa kini dan yang
akan datang. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus
berpusat pada peserta didik.
2. Belajar sepanjang hayat, kurikulum diarahkan pada proses pengembangan,
pembudayaan, dan pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar
sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur
pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
3. Menyeluruh dan berkesinambungan, substansi kurikulum mencakup keseluruhan
dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian
keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar jenjang pendidikan.
11
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN DASAR, VISI,
MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH
A. Tujuan Pendidikan
1. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam UU No. 20
Tahun
2003 Pasal 3 adalah: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
B. VISI SEKOLAH
Menciptakan sekolah sebagai pusat belajar yang membentuk siswa yagn beriman,
cerdas, terampil, jujur, disiplin, taqwa, berakhlak mulia dan mandiri sehingga
mampu bersaing dalam era globalisasi
C. MISI SEKOLAH
a. Melaksanakan kegiatan pembelaajran Pendidikan agama dan budipekerti
dalam mengembangkan nilai kahlak dan moral dalam kehidupan siswa
b. Meningkatkan kedisiplinan yagn dilandasi rasa tanggung jawab
c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran akademik melalui pendekatan PAIKEM
dalam mengembangkan nalar
siswa
d. Melaksanakan kegiatan ektrakurikuler dalam rangka mengembangkan minat,
bakat, dan potensi siswa
e. Menyalin kerja sama hubungan yang harmonis antara warga sekolah
dengan masyarakat
12
D. TUJUAN SEKOLAH
Mengacu pada rumusan VISI dan MISI tersebut diatas, maka tujuan pendidikan
pada sekolah dirumuskan sebagai berikut :
1. Dapat melaksanakan kurikulum yang ada sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
2. Dapat mewujudkan disiplin tinggi yang bertanggung jawab bagi semua
warga sekolah
3. Memberi kesempatan kepada guru dan personil sekolah yang
ingin menciptakan pendidikan dan pengetahuan
4. Menjadikan sekolah yang diminati oleh masyarakat
5. Mencerdaskan kehidupan bangsa yang berilmu pengetahuan serta
memiliki sikap dan kepribadian yang luhur, berakhlak mulia sehingga dapat
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
E. Target
Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar, tujuan
sekolah dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut ini.
1. Berkaitan dengan KI 1
2. Berkaitan dengan KI 2
3. Berkaitan dengan KI 3
4. Berkaitan dengan KI 4
13
BAB III
KERANGKA DASAR, STRUKTUR DAN
MUATAN KURIKULUM
A. Kerangka Dasar
Dalam kerangka dasar, terdapat beberapa landasan, yaitu Landasan
Filosofis, Landasan Teoritis, landasan Yuridis dan Landasan Empiris.
1. Landasan Filosofis
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
(UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Untuk
mengembangkan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat,
pendidikan berfungsi mengembangkan segenap potensi peserta didik “menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang
demokratis serta bertanggungjawab” (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional).
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka pengembangan
kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan
kehidupan bangsa di masa mendatang. Pendidikan berakar pada budaya bangsa.
Proses pendidikan adalah suatu proses pengembangan potensi peserta didik
sehingga mereka mampu menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa.
Melalui pendidikan berbagai nilai dan keunggulan budaya di masa lampau
diperkenalkan, dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat,
dan bangsa yang sesuai dengan zaman dimana peserta didik tersebut hidup dan
mengembangkan diri. Kemampuan menjadi pewaris dan pengembang budaya
tersebut akan dimiliki peserta didik apabila pengetahuan, kemampuan intelektual,
sikap dan kebiasaan, keterampilan sosial memberikan dasar untuk secara aktif
mengembangkan dirinya sebagai individu, anggota masyarakat, warganegara, dan
anggota umat manusia.
Pendidikan juga harus memberikan dasar bagi keberlanjutan kehidupan bangsa
dengan segala aspek kehidupan bangsa yang mencerminkan karakter bangsa
masa kini. Oleh karena itu, konten pendidikan yang mereka pelajari tidak semata
berupa prestasi besar bangsa di masa lalu tetapi juga hal-hal yang berkembang pada
saat kini dan akan berkelanjutan ke masa mendatang. Berbagai perkembangan
14
baru dalam ilmu, teknologi, budaya, ekonomi, sosial, politik yang dihadapi
masyarakat, bangsa
15
dan umat manusia dikemas sebagai konten pendidikan. Konten pendidikan dari
kehidupan bangsa masa kini memberi landasan bagi pendidikan untuk selalu terkait
dengan kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, kemampuan
berpartisipasi dalam membangun kehidupan bangsa yang lebih baik, dan
memosisikan pendidikan yang tidak terlepas dari lingkungan sosial, budaya,
dan alam. Lagipula, konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini akan
memberi makna yang lebih berarti bagi keunggulan budaya bangsa di masa lalu
untuk digunakan dan dikembangkan sebagai bagian dari kehidupan masa kini.
Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan menggunakan
apa yang diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah menyelesaikan
pendidikan 12 tahun dan berpartisipasi penuh sebagai warganegara. Atas dasar
pikiran itu maka konten pendidikan yang dikembangkan dari warisan budaya dan
kehidupan masa kini perlu diarahkan untuk memberi kemampuan bagi peserta didik
menggunakannya bagi kehidupan masa depan terutama masa dimana dia telah
menyelesaikan pendidikan formalnya. Dengan demikian sikap, keterampilan dan
pengetahuan yang menjadi konten pendidikan harus dapat digunakan untuk
kehidupan paling tidak satu sampai dua dekade dari sekarang. Artinya, konten
pendidikan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan dan
dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi peserta didik untuk
dikembangkan dan disesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai pribadi, anggota
masyarakat, dan warganegara yang produktif serta bertanggungjawab di masa
mendatang.
2. Landasan Teoritis
Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standar dan
teori pendidikan berbasis kompetensi.
Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar
nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk setiap
kurikulum. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi
Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas minimal lulusan
suatu jenjang atau satuan pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP nomor 19 tahun 2005).
Standar Kompetensi Lulusan dikembangkan menjadi Standar Kompetensi
Lulusan Satuan Pendidikan yaitu SKL SD, SMP, SMA, SMK. Standar Kompetensi
16
Lulusan satuan pendidikan berisikan 3 (tiga) komponen yaitu kemampuan
proses,
17
konten, dan ruang lingkup penerapan komponen proses dan konten. Komponen
proses adalah kemampuan minimal untuk mengkaji dan memproses konten menjadi
kompetensi. Komponen konten adalah dimensi kemampuan yang menjadi sosok
manusia yang dihasilkan dari pendidikan. Komponen ruang lingkup adalah keluasan
lingkungan minimal dimana kompetensi tersebut digunakan, dan menunjukkan
gradasi antara satu satuan pendidikan dengan satuan pendidikan di atasnya serta
jalur satuan pendidikan khusus (SMK, SDLB, SMPLB, SMALB).
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk bersikap, menggunakan
pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah,
masyarakat, dan lingkungan dimana yang bersangkutan berinteraksi. Kurikulum
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik
untuk mengembangkan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk
membangun kemampuan tersebut. Hasil dari pengalaman belajar tersebut
adalah hasil belajar peserta didik yang menggambarkan manusia dengan kualitas
yang dinyatakan dalam SKL.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
(UU nomor 20 tahun 2003; PP nomor 19 tahun 2005). Kurikulum berbasis
kompetensi adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk dokumen, proses,
maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten dan bahan
pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar
Kompetensi Lulusan.
Konten pendidikan dalam SKL dikembangkan dalam bentuk kurikulum satuan
pendidikan dan jenjang pendidikan sebagai suatu rencana tertulis (dokumen) dan
kurikulum sebagai proses (implementasi). Dalam dimensi sebagai rencana tertulis,
kurikulum harus mengembangkan SKL menjadi konten kurikulum yang berasal dari
prestasi bangsa di masa lalu, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di
masa mendatang. Dalam dimensi rencana tertulis, konten kurikulum tersebut
dikemas dalam berbagai mata pelajaran sebagai unit organisasi konten terkecil.
Dalam setiap mata pelajaran terdapat konten spesifik yaitu pengetahuan dan konten
berbagi dengan mata pelajaran lain yaitu sikap dan keterampilan. Secara langsung
mata pelajaran menjadi sumber bahan ajar yang spesifik dan berbagi untuk
dikembangkan dalam dimensi proses suatu kurikulum.
18
Kurikulum dalam dimensi proses adalah realisasi ide dan rancangan
kurikulum menjadi suatu proses pembelajaran. Guru adalah tenaga kependidikan
utama yang mengembangkan ide dan rancangan tersebut menjadi proses
pembelajaran. Pemahaman guru tentang kurikulum akan menentukan rancangan
guru (Rencana Program Pembelajaran/RPP) dan diterjemahkan ke dalam bentuk
kegiatan pembelajaran. Peserta didik berhubungan langsung dengan apa yang
dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran dan menjadi pengalaman langsung
peserta didik. Apa yang dialami peserta didik akan menjadi hasil belajar pada
dirinya dan menjadi hasil kurikulum. Oleh karena itu proses pembelajaran harus
memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk mengembangkan
potensi dirinya menjadi hasil belajar yang sama atau lebih tinggi dari yang
dinyatakan dalam Standar Kompetensi Lulusan.
Kurikulum berbasis kompetensi adalah “outcomes-based curriculum” dan oleh
karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang
dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum
diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai
pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh
peserta didik.
Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi adalah:
(1) Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam
bentuk Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke dalam
Kompetensi Dasar (KD).
(2) Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,
kelas, dan mata pelajaran
(3) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta
didik untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu.
(4) Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan
psikomotorik, dan pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata
pelajaran ditandai oleh banyaknya KD suatu mata pelajaran. Untuk SD
pengembangan sikap menjadi kepedulian utama kurikulum.
(5) Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep,
generalisasi, topik atau sesuatu yang berasal dari pendekatan “disciplinary–
based curriculum” atau “content-based curriculum”.
19
(6) Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.
(7) Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada tingkat
yang memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten kompetensi
dimana pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas (mastery). Keterampilan
kognitif dan psikomotorik adalah kemampuan penguasaan konten yang dapat
dilatihkan. Sedangkan sikap adalah kemampuan penguasaan konten yang lebih
sulit dikembangkan dan memerlukan proses pendidikan yang tidak langsung.
(8) Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif
dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan
penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria Ketuntasan
Minimal/KKM dapat dijadikan tingkat memuaskan).
3. Landasan Yuridis
Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap
kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsanya.
Secara pedagogis, kurikulum adalah rancangan pendidikan yang memberi
kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya dalam suatu
suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk
memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya. Secara yuridis,
kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada dasar filosofis
bangsa dan keputusan yuridis di bidang pendidikan. Landasan yuridis kurikulum
adalah :
1) Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,
2) Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional,
3) Undang-Undang No. 17 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembagunan
Jangka Panjang Nasional.
4) Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, dan Permendikbudristek
No. 5 Tahun 2022 Tentang Tentang Standar Kompetensi Lulusan, pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah
B. Struktur Kurikulum
1) Struktur Kurikulum
20
SDN ......... pada tahun pelajaran 2022/2023 untuk semua kelas sudah
melaksanakan Kurikulum 2013. Karena itu proses pembelajaran sebagian besar
menggunakan pendekatan tematik kecuali untuk kelas 4, 5, dan 6, mata
pelajaran Matematika dan PJOK menggunakan pendekatan mata pelajaran.
Maka struktur kurikulum dapat digambarkan dalam bentuk pola dan susunan mata
pelajaran sebagai berikut.
21
STRUKTUR KURIKULUM
Alokasi Waktu Belajar
No Mata Pelajaran Perminggu
I II III IV V VI
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 5 6 5 5 5
3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4 Matematika 5 6 6 6 6 6
5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
7 Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4
8 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 4 4 4 4 4 4
Kelompok B
1 Bahasa Aceh - 2 2 2 2 2
2 Tulisan Arab Melayu - - - 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Perminggu 30 32 36 40 40 40
Keterangan:
a. Sekolah menambah 4 jam pelajaran dari struktur kurikulum nasional untuk
setiap kelas
b. Penambahan jumlah jam digunakan untuk Muatan Lokal Pendidikan Budi
Pekerti dan Muatan Lokal
c. Alokasi waktu setiap jam adalah 35 menit.
23
Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 3 Dengan adanya tambahan jam belajar
ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu
untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif. Proses
pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses
pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk
mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses pembelajaran yang
dikembangkan menghendaki kesabaran guru dalam mendidik peserta didik sehingga
mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa yang sudah mereka
pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Selain itu bertambahnya jam
belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
C. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum 2013 SDN ......... meliputi sejumlah mata pelajaran yang
kedalamanya merupakan beban belajar bagi siswa pada satuan pendidikan. Muatan
Kurikulum memuat sejumlah mata pelajaran dan muatan lokal serta kegiatan
pengembangan diri yang tidak termasuk kepada struktur kurikulum dan
24
diberikan diluar tatap muka. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan
25
pendidikan diuntungkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan semester
sesuai dengan Satandar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas
kompetensi dasar dam kompensi inti.
Materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan
kepada siswa sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Beban
belajar pada mata pelajaran ditentukan oleh keleluasaan dan kedalaman pada masing-
masing tingkat satuan pendidikan.Metode dan pendekatan pada mata pelajaran
tergantung pada ciri khas dan karekteristik masing-masing mata pelajaran dengan
menyesuaikan pada kondisi yang tersedia di sekolah.Sejumlah mata pelajaran tersebut
terdiri dari mata pelajaran wajib dan pilihan pada setaiap satua pendidikan.
1. Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam
Tujuan :
• Menumbuhkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah
SWT;
• Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak
mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif,
jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara
personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas
sekolah.
Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan:
• Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi
isu kewarganegaraan
• Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti
korupsi.
• Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk
diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
26
• Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
Bahasa Indonesia
Tujuan
• Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
• Menghargai dn bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasa negara
• Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan.
• Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
• Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa.
• Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa
Indonesia dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22
Tahun 2006.
Matematika
Tujuan:
• Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep
dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat, efisien,
dan tepat, dalam pemecahan masalah.
27
• Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
• Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
• Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
• Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Matematika
dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun
2006.
28
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA dapat dilihat
pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
29
• Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat
melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
• Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih
baik.
30
• Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
• Meletakan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-
nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
• Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis.
• Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri
sendiri, orang lain dan lingkungan.
• Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang
bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna,
pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah
setempat. Subtansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan sendiri yang
berbeda antarsekolah dengan sekolah lainnya sesuai dengan Management Berbasis
Sekolah (MBS). Muatan lokal yang dilaksanakan di SDN ............. meliputi Bahasa
Daerah dan tulisan Arab. Bahasa Aceh
Tujuan mata pelajaran Bahasa Daerah adalah:
a. Agar peserta didik senang dan mampu berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa daerah secara aktif baik lisan dan tulisan sesuai dengan perkembangan
usia anak sekolah dasar, sebagai wujud implementasi pendidikan muatan lokal
dengan latar budaya, bahasa, dan pengalaman yang unik dan akan
menumbuhkan respek dan solidaritas antarbudaya.
b. Membekali peserta didik untuk menghadapi tuntutan global ke depan dan
menanamkan serta menumbuhkan nilai- nilai karakter secara universal.
Tulisan Arab Melayu
Tujuan :
• Mengenalkan bahasa Arab sebagai bahasa Al-qur-an.
• Mengenalkan bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi.
31
3. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah program pendidikan yang alokasi waktunya
tidak ditetapkan dalam kurikulum. Kegiatan ekstra-kurikuler merupakan perangkat
operasional (supplement dan complements) kurikulum, yang perlu disusun dan
dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan.
Kegiatan ekstra-kurikuler menjembatani kebutuhan perkembangan peserta didik yang
berbeda; seperti perbedaan rasa akan nilai moral dan sikap, kemampuan, dan
kreativitas. Melalui partisipasinya dalam kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat
belajar dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan orang
lain, serta menemukan dan mengembangkan potensinya. Kegiatan ekstrakurikuler
juga memberikan manfaat sosial yang besar.
Sesuai dengan Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014, SDN ........ menetapkan
pendidikan kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib. Hal ini
mengandung makna bahwa pendidikan kepramukaan merupakan kegiatan
ekstrakurikuler yang yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali
bagi Peserta Didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkan untuk
mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler tersebut. Ektrakurikuler Wajib Pendidikan
Kepramukaan
diorganisasikan dalam Model sebagai berikut.
No. Nama Model Sifat Pegorganisasian Kegiatan
1. Model Blok Wajib, setahun sekali,
berlaku bagi seluruh Kolaboratif
peserta didik, Bersifat intramural atau
terjadwal, penilaian ekstramural (di luar dan/atau
umum didalam lingkungan satuan
pendidikan)
32
bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan, bertujuan
untuk
33
mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama,
dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan
pendidikan.
Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang dapat
dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan dapat diikuti oleh
peserta didik sesuai bakat dan minatnya masing-masing. Kegiatan Ekstrakurikuler
pilihan diselenggarakan oleh satuan pendidikan bagi peserta didik sesuai bakat dan
minat peserta didik. Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan di satuan
pendidikan dapat dilakukan melalui tahapan: (1) analisis sumber daya yang
diperlukan dalam penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler; (2) identifikasi
kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik; (3) menetapkan bentuk kegiatan yang
diselenggarakan; (4) mengupayakan sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau
menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya; (5) menyusun Program
Kegiatan Ekstrakurikuler. Ektrakurikuler pilihan yangdikembangkan di SDN ..........
adalah sebagai berikut.
a. Krida, yaitu: Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja
(PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
b. Latihan olah-bakat latihan olah-minat, yaitu: pengembangan bakat
olahraga, seni dan budaya, teknologi informasi dan komunikasi,
c. Keagamaan, yaitu: baca tulis alquran
4. Pengembangan diri
Dalam program pengembangan diri, perencanaan dan pelaksanaan disesuaikan
dengan kondisi sekolah, serta bakat minat peserta didik secara individu, melalui
pengintegrasian nilai-nilai karakter dan budaya anti korupsi. Kegiatan
Pengembangan diri meliputi :
1) Pramuka
Silakan Bapak/Ibu klembangkan sesuai kondisi sekolah tempat bap[ak ibu
bertuga.
2) Gerakan Literasi Sekolah
34
yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi
pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
Strategi Membangun Budaya Literasi Sekolah, Agar sekolah mampu menjadi
garis depan dalam pengembangan budaya literasi strategi yang digunakan adalah
sebagai berikut.
a. Mengkondisikan lingkungan fisik ramah
literasi
Lingkungan fisik adalah hal pertama yang dilihat dan dirasakan warga sekolah. Oleh
karena itu, lingkungan fisik perlu terlihat ramah dan kondusif untuk pembelajaran.
Sekolah yang mendukung pengembangan budaya literasi sebaiknya memajang karya
peserta didik dipajang di seluruh area sekolah, termasuk koridor, kantor kepala
sekolah dan guru. Selain itu, karya-karya peserta didik diganti secara rutin
untuk memberikan kesempatan kepada semua peserta didik. Selain itu, peserta didik
dapat mengakses buku dan bahan bacaan lain di Sudut Baca di semua kelas, kantor,
dan area lain di sekolah. Ruang pimpinan dengan pajangan karya peserta
didik akan memberikan kesan positif tentang komitmen sekolah terhadap
pengembangan budaya literasi.
b. Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif sebagai model komunikasi dan
interaksi yang literat
Lingkungan sosial dan afektif dibangun melalui model komunikasi dan interaksi
seluruh komponen sekolah. Hal itu dapat dikembangkan dengan pengakuan atas
capaian peserta didik sepanjang tahun. Pemberian penghargaan dapat dilakukan saat
upacara bendera setiap minggu untuk menghargai kemajuan peserta didik di semua
aspek. Prestasi yang dihargai bukan hanya akademik, tetapi juga sikap dan upaya
peserta didik. Dengan demikian, setiap peserta didik mempunyai kesempatan untuk
memperoleh penghargaan sekolah. Selain itu, literasi diharapkan dapat
mewarnai semua perayaan penting di sepanjang tahun pelajaran. Ini bisa
direalisasikan dalam bentuk festival buku, lomba poster, mendongeng, karnaval
tokoh buku cerita, dan sebagainya. Pimpinan sekolah selayaknya berperan aktif
dalam menggerakkan literasi, antara lain dengan membangun budaya kolaboratif
antarguru dan tenaga kependidikan.
35
Dengan demikian, setiap orang dapat terlibat sesuai kepakaran masing-masing. Peran
orang tua sebagai relawan gerakan literasi akan semakin memperkuat komitmen
sekolah dalam pengembangan budaya literasi.
c. Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang
literat
Lingkungan fisik, sosial, dan afektif berkaitan erat dengan lingkungan akademik. Ini
dapat dilihat dari perencanaan dan pelaksanaan gerakan literasi di sekolah. Sekolah
sebaiknya memberikan alokasi waktu yang cukup banyak untuk pembelajaran literasi.
Salah satunya dengan menjalankan kegiatan membaca dalam hati dan guru
membacakan buku dengan nyaring selama 15 menit sebelum pelajaran berlangsung.
Untuk menunjang kemampuan guru dan staf, mereka perlu diberikan
kesempatan untuk mengikuti program pelatihan tenaga kependidikan untuk
peningkatan pemahaman tentang program literasi, pelaksanaan, dan
keterlaksanaannya.
Parameter untuk membangun budaya literasi sekolah adalah sebagai
berikut.
• Mengidentifikasi kebutuhan sekolah dengan mengacu pada kondisi pemenuhan
indikator Standar Pelayanan Minimal.
• Melaksanakan tahapan kegiatan GLS yang meliputi pembiasaan,
pengembangan dan pembelajaran.
• Melaksanakan pelatihan guru untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang mampu meningkatkan
kemampuan literasi peserta didik.
• Memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah dengan maksimal untuk memfasilitasi
pembelajaran.
• Mengelola perpustakaan sekolah dengan
baik.
• Menginventarisasi semua prasarana yang dimiliki sekolah (salah satunya
buku).
• Menciptakan ruang-ruang baca yang nyaman bagi warga
sekolah.
• Melaksanakan kegiatan 15 menit membaca sebelum pembelajaran bagi
seluruh warga sekolah.
• Mengawasi dan mewajibkan peserta didik membaca sejumlah buku sastra
dan
menyelesaikannya dalam kurun waktu tertentu.
36
• TLS mendukung dan terlibat aktif dalam kegiatan
GLS.
• Merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang melibatkan orang tua
dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran mereka terhadap literasi agar
perlakuan yang diberikan kepada peserta didik di sekolah bisa ditindaklanjuti di
dalam keluarga dan di tengah masyarakat.
37
• Merencanakan dan atau bekerja sama dengan pihak lain yang melaksanakan
berbagai kegiatan GLS.
• Melakukan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan program dan kegiatan GLS
yang dilaksanakan.
• Membuat rencana tindak lanjut berdasarkan
hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan GLS.
Ww3. Gerakan Sekolah Sehat
3.
4. Ekstrakurikuler SDN ........ meliputi :
1. Kewiraan
1) Pramuka
Nilai yang terkandung di dalam pelatihan pramuka adalah
:
Cinta tanah air, mandiri, kreatif, disiplin, jujur, semangat kebangsaan,
berkerjasama, toleransi, menghargai prestasi, kerja keras, dan
bertanggung jawab.
38
2) Olahraga
a) Sepak Takraw (mandiri, sportif, tanggungjawab, disiplin, kerja
keras, menghargai prestasi, kerjasama, saling menghormati);
b) Bulu Tangkis (mandiri, tanggungjawab ,disiplin, kerja
keras, menghargai prestasi);
c) Sepakbola (mandiri, tanggungjawab, disiplin, kerja keras,
menghargai prestasi, kerjasama);
d) Volly Ball (mandiri, tanggungjawab, disiplin, kerja keras,
menghargai prestasi, kerjasama);
e) Tenis Meja (mandiri, tanggungjawab, disiplin, kerja keras,
menghargai prestasi).
2. Seni dan Budaya
Nilai yang dikembangkan dalam pendidikan Seni dan Budaya di SDN ......
adalah seni vokal, seni tari, seni musik, seni lukis. Semua mengarah kepada
pengembangan sikap estetika, rasa, dan karsa.
Kegiatan Seni dan Budaya dilaksanakan pada hari
Sabtu.
3. Klinik Olimpiade
Nilai yang dikembangkan adalah disiplin, kepemimpinan, toleransi, cinta
tanah air, jujur, kreatif, mandiri, kerja keras, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, tanggung jawab, komunikatif, komitmen,ulet, menghargai akan
prestasi.
Target olimpiade tahun ajaran 2021-2022, untuk Olimpiade MIPA dapat
meraih tingkat Kota dan Olahraga meraih juara umum antar GUGUS.
Kegiatan Olimpiade dilaksanakan pada hari Sabtu.
39
Adapun kegiatannya untuk yang beragama Islam
meliputi:
40
a) Infaq (sedekah), Kultum (kuliah lima menit), sifat Allah dan Rosul, serta
senandung sholawat nabi (dilaksanakan setiap jumat pagi).
b) Hafalan Juz Amma dan Surat pilihan (Senin dan Kamis 10 menit sebelum
jam pelajaran di mulai .).
c) Doa-doa harian ( dilaksanakan setiap memulai dan menutup
pembelajaran). Sholat Berjamaah, Penanaman Akhlaq Islami (religius,
mandiri, tanggungjawab, saling menghormati)
d) Membudayakan pengucapan salam, membudayakan cium tangan terhadap
orang tua dan guru, makan dan minum tidak sambil berdiri,
menjaga kebersihan pribadi, pakaian dan lingkungan, membiasakan
Sholat memakai sarung, membiasakan anak berbicara jujur
e) Peringatan Hari Besar Islam: (Religius, cinta damai, bersahabat,
toleransi), Pesantren Ramadhan, Tahun Baru Islam, Isro’ Mi’ raj, Maulid
Nabi
f) Peringatan Hari Besar Non Muslim: Hari Raya Cina (Imlek), Hari Natal,
Tahun Baru, hari raya Nyepi dan Waisak.
Kegiatan Rutin
Nilai-Nilai
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Karakter
Religius • Berdo’a sebelum dan sesudah pelajaran dengan dipimpin oleh
satu peserta didik secara bergantian.
• Setiap hari jum’at jam 08.00 – 08.35 siswa dan wali kelas
melakukan kultum bagi yang Muslim dan non muslim.
• Setiap hari Jum’at melaksanakan kegiatan Infak bagi yang
Muslim dan non muslim.
• Setiap pergantian jam pelajaran, siswa memberi salam
kepada guru.
• Anak diminta mengucapkan salam sebelum dan sesudah
kegiatan, jika bertemu dengan guru, bicara dan bertindak
dengan memperhatikan sopan santun.
• Anak dibiasakan untuk mengucapkan salam, terima
kasih, maaf, permisi dan tolong
• Mengetuk pintu sebelum masuk ke dalam ruangan orang lain
41
Nilai-Nilai
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Karakter
yang disetai ucapan salam
• Meminta ijin untuk menggunakan barang orang lain.
Kedisiplinan • Membuat catatan kehadiran pendidik dan peserta didik
• Jam 07.45 semua siswa harus sudah berada di sekolah dan
pulang sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Bagi
siswa yang melanggar diberikan sangsi berupa membersihkan
lingkungan sekolah.
• Jam 07.40 semua guru harus sudah berada di sekolah
Pegawai Tata Usaha jam 08.00 harus sudah berada di
sekolah dan pulang tepat waktu. Untuk hari Senin s. d hari
Rabu pulang jam 13. 15.
• Hari Kamis pulang jam 13. 15, sedangkan hari Jumat pulang
jam 11.30, hari Sabtu jam 12. 45.
• Bila berhalangan hadir ke sekolah, maka harus ada surat
pemberitahuan ke sekolah.
• Kerapian dan kebersihan pakaian, di cek setiap hari
(oleh seluruh guru), diawali oleh guru jam pertama . Siswa
yang tidak berpakaian rapi diminta merapikannya dan
diberitahu cara berpakaian rapi. (Kriteria rapi : baju
dimasukkan, atribut lengkap, menggunakan kaos kaki dan
sepatu yang ditentukan)
• Kerapian rambut, di cek setiap hari (oleh seluruh guru),
panjang ukuran rambut tidak boleh kena telinga dan krah
baju. Apabila menemukan siswa yang rambutnya tidak
sesuai dengan aturan yang ditetapkan, maka diminta untuk
bercukur rambut dan diberi tenggang waktu tiga hari,
sekiranya masih membandel maka akan dipotong oleh guru
/petugas yang ditunjuk oleh sekolah
• Guru dan Pegawai berpakaian PDL setiap senin dan selasa,
dengan warna ghaki rapi dan seragam, sedangkan hari rabu
berpakaian PKH Hitam, untuk hari kamis guru memakai
seragam PGRI, jumat putih hitam, sabtu bebas
25
Nilai-Nilai
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Karakter
aktivitasnya guru memakai bagi PDH warna bebas
Mandiri • Membuat catatan kehadiran pendidik dan peserta didik
• Jam 08.00 semua siswa harus sudah berada di sekolah dan
pulang sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Bagi
siswa yang melanggar diberikan sangsi berupa membersihkan
lingkungan sekolah.
• Pegawai Tata Usaha jam 08.00 harus sudah berada di sekolah
dan pulang jam 13.30 atau lebih.
• Bila berhalangan hadir ke sekolah, maka harus ada surat
pemberitahuan ke sekolah.
• Kerapian dan kebersihan pakaian, di cek setiap hari
(oleh seluruh guru), diawali oleh guru jam pertama . Siswa
yang tidak berpakaian rapi diminta merapikannya dan
diberitahu cara berpakaian rapi. (Kriteria rapi : baju
dimasukkan, atribut lengkap, menggunakan kaos kaki dan
sepatu yang ditentukan)
• Kerapian rambut, di cek setiap hari (oleh seluruh guru),
panjang ukuran rambut tidak boleh kena telinga dan krah
baju. Apabila menemukan siswa yang rambutnya tidak
sesuai dengan aturan yang ditetapkan, maka diminta untuk
bercukur rambut dan diberi tenggang waktu tiga hari,
sekiranya masih membandel maka akan dipotong oleh guru
/petugas yang ditunjuk oleh sekolah
• Guru dan Pegawai berpakaian rapi dan seragam, Setiap
tanggal 25 November guru berpakaian seragam PGRI
(sekaligus mengikuti serangkaian kegiatan perlombaan untuk
Peduli pelaksanaan
LingkunganHUT PGRI).
sekolah bersih
Lingkungan • Membiasakan anak untuk membuang sampah
pada tempatnya
• Setiap pagi jam 07.45 – 08.00 siswa melakukan
kebersihan dan memungut sampah di sekitar kelasnya
didampingi guru
26
Nilai-Nilai
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Karakter
yang mengajar jam pertama.
• Petugas kebersihan sekolah memungut sampah yang ada
di tempat sampah, di kantor dan diluar jangkauan siswa
setelah istirahat kedua dilanjutkan setelah selesai jam pulang
sekolah dan langsung dibuang ke TPS.
• Setiap hari sabtu jam 08.00 – 08.30 diadakan kerja
bakti secara bergilir per jenjang kelas diawasi oleh wali
kelas.
• Setiap hari di ruang guru, Guru melaksanakan piket
secara berkelompok
Tanggung • Kelas
Mengambil sampah yang berserakan
Bersih
jawab • Piket kelas secara kelompok membersihkan kelasnya,
strategi boleh setelah pulang sekolah atau sebelum jam
masuk (daftar piket).
• Siswa secara individu menata bangku dan kursi setiap
hari supaya terlihat rapi
• Piket kelas secara berkelompok setiap hari (daftar piket),
strategi boleh setelah pulang sekolah atau sebelum jam
masuk
• Menata bangku dan kursi secara individu setelah pulang
sekolah (guru piket)
• Tidak mencoret tembok atau bangku/kursi/fasilitas sekolah.
Bagi yang mencoret diberi sangsi membersihkan
atau mengecat ulang.
Peduli • Mengumpukan barang-barang yang masih layak pakai di
Lingkungan sekolah dan menyumbangkannya pada yang membutuhkan,
1 kali setahun.
• Mengumpulkan sumbangan pada momen tertentu, misalnya
gempa bumi, kebakaran, banjir dll (sifatnya temporary).
• Mengunjungi teman yang sakit.
Peduli Sosial • Mengumpukan barang-barang yang masih layak pakai di
27
Nilai-Nilai
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Karakter
sekolah dan
menyumbangkannya pada yang membutuhkan, 1
kali setahun.
• Mengumpulkan uang Rp 1000 seminggu sekali setiap hari
Jumat yang dikumpulkan koordinator kelas
• Mengumpulkan sumbangan pada momen tertentu,
misalnya gempa bumi, kebakaran, banjir dll (sifatnya
temporary).
Kejujuran •• Mengunjungi
Menyediakan teman
tempatyang sedang
temuan sakit
barang hilang
• Trasparansi laporan keuangan sekolah
• Menyediakan kantin kejujuran
• Menyediakan kotak saran dan pengaduan
• Larangan menyontek saat ujian
Kegiatan Spontan
Nilai-Nilai Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Karakter
Religius • Memperingatkan peserta didik yang tidak
melaksanakan ibadah
• Memperingatkan jika tidak mengucapkan salam
• Meminta maaf bila melakukan kesalahan
Kedisiplinan • Memperingatkan peserta didik yang datangnya telat, bila
masih telambat, maka diwajibkan menyumbangkan satu buku
bacaan ke sekolah
• Peserta didik yang tidak berpakaian rapi diminta
merapikannya dan diberitahu cara berpakaian rapi.
• Apabila menemukan peserta didik yang rambutnya tidak
sesuai dengan aturan yang ditetapkan, maka diminta
untuk bercukur rambut dan dikasih tenggang waktu tiga hari,
sekiranya masih membandel maka akan dipotong oleh
guru
28
Nilai-Nilai Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Karakter
• Melerai pertengkaran
Peduli Lingkungan sekolah bersih
Lingkungan • Menyuruh peserta didik memungut sampah yang
dibuang sembarangan
• Memberikan sangsi pada peserta didik yang punya
kebiasaan membuang sampah sembarangan berupa
Peduli membersihkanteman
• Mengunjungi WC yang sakit
Sosial • Melayat apabila ada orang/wali murid yang meninggal dunia
• Mengumpukan sumbangan untuk bencana alam
• Membentuk ketua pengumpulan sumbangan di setiap kelas
Kejujuran • Memperingatkan siswa yang mencontek saat ujian
• Memperingatkan siswa yang mencontoh PR temannya
2. Keteladan
Nilai-Nilai Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Karakter
Religius • Pendidik berdoa bersama sebelum dan setelah jam
pelajaran.
• Pendidik dan tenaga kependidikan setiap hari jum’at
jam
07.45 – 08.15 siswa dan wali kelas melakukan Tadarus
• Pendidik dan tenaga kependidikan melakukan shalat
zuhur berjamaah sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan.
• Guru menjadi model yang baik dalam berdoa. Ketika
berdoa, maka guru memberi contoh dengan berdoa
Kedisiplinan • Jam 08.00
dengan semua
khusu’ guru
dan harus
dalam sudahyang
bahasa berada di sekolah.
Indonesia sehingga
mengikuti meeting pagi apabila ada hal-hal penting
yang akan dibicakan dan diputuskan.
• Pegawai Tata Usaha jam 07.30 harus sudah berada di
29
Nilai-Nilai Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Karakter
sekolah dan pulang pulang jam 13.30.
• Setiap tanggal 25 berpakaian seragam PGRI (ada peringatan
HUT PGRI).
• Guru / Pegawai dilarang merokok di kelas / kantor
• Mengambil sampah yang berserakan
• Berbicara yang sopan
• Mengucapkan terima kasih
• Meminta maaf
• Menghargai pendapat orang lain
Pengkondisian
Untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter dan budaya
anti korupsi, maka SDN ....... mengkondisikan berbagai kegiatan sebagai
pendukung, misalnya:
30
a) Menumbuhkan budaya membaca (literasi)
Budaya membaca tidak bisa tumbuh sendiri tanpa ada pengkondisia
n sekolah terhadap meJamant minat baca peserta didik. Cara
sederhana untuk menyediakan sarana baca adalah dengan membuat rak
buku bacaan dari talang air di setiap kelas (foto terlampir). Untuk
mengembangkan koleksi buku cerita, maka di samping rak buku
disediakan kotak sedekah dari kardus yang menampung sumbangan
keikhlasan dari peserta didik. Hasil sumbangan peserta didik dapat
dibelikan buku-buku cerita lainnya yang dapat dipertukarkan dengan
kelas lain.
Setiap hari guru melakukan “kegiatan membaca untuk anak” selama 15
menit sebelum dan sesudah pembelajaran sesuai dengan buku cerita
(bukan buku teks), yang disukai oleh anak. Melalui sarana yang sangat
sederhana dan mudah dibuat ini, maka gerakan membaca bagi seluruh
warga sekolah akan tumbuh dengan baik.
b) Menyediakan kotak barang hilang
Kotak barang hilang digantung di setiap kelas. Anak-anak yang
sering lupa dan meninggalkan barang bukan karena dia lupa saja, tetapi
karena ada perilaku kurang peduli, tidak awas, menyia-nyiakan barang,
atau suka mengabaikan milik pribadi. Karakter anak yang abai ini harus
didampingi dan diasuh menjadi anak-anak yang peduli, kemas dengan
barang-barang miliknya. Kotak barang hilang (lost and found) ini sangat
terkait dengan nilai-nilai karakter, seperti tanggung jawab, kejujuran,
peduli, waspada, dan amanah.
c) Tersedianya kantin kejujuran
Kantin Kejujuran menyediakan barang dagangan berupa alat tulis,
kue dan makanan kudapan yang bergizi dan halal. Peserta Didik diminta
menaruh uang pembelian pada kotak yang telah disediakan, dengan uang
pas.
d) Pendidikan lingkungan hidup.
Isu pendidikan untuk perkembangan yang berkelanjutan (Education for
Suistanable Development) melalui kegiatan-kegiatan yang mudah
dilakukan oleh peserta didik dan dikontrol oleh guru. Misalnya sekolah
hijau, dengan memanfaatkan kebun sekolah atau menggunakan pot
plastik daur ulang, atau plastik hitam (polybags) daur ulang. Peserta
didik diajak
31
menanam tanaman yang ada di daerah dengan memberi pupuk (pupuk
organik) hasil karya peserta didik.
e) Kegiatan membuat hasil karya dari daur ulang.
Membuat aneka tas, tempat pinsil, bunga, dan sebagainya dengan
menggunakan bungkus sabun, gelas air minum mineral, sedotan, tangkai
es krim, ranting daun, bunga kering, dan sebagainya.
f) Menciptakan Sekolah Sehat, Bersih, dan Rapi.
Kegiatan ini sangat mendasar sekali karena sekolah yang sehat adalah
sekolah yang mendidik perilaku tertib, disiplin terhadap semua warga
sekolah. Untuk sekolah sehat, maka diawali dengan toileting yang bersih
dan tersedia air. Untuk sekolah bersih maka semua peserta didik dan guru
melakukan kegiatan seperti operasi semut setelah istirahat.
Bimbingan Konseling
Bimbingan konseling dilaksanakan oleh guru kelas dan guru mata pelajaran yang
terdiri dari bimbingan karir, bimbingan sosial, bimbingan individu dan bimbingan
pembelajaran. Bimbingan karir adalah bimbingan yang dilakukan terhadap anak-
anak yang memiliki bakat baik di edukatif maupun non edukatif.
Bimbingan Sosial dilakukan dalam pembelajaran kelompok agar terbina
kompetensi interpersonal dan intra personal dan menggali nilai-nilai karakter dan
budaya anti korupsi.
Bimbingan individu dan bimbingan belajar dilakukan untuk mencapai KKM.
6. Ketuntasan Belajar
Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria
ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada
kompetensi dasar, dengan mempertimbangkan kompleksitas/keluasan dan
kedalaman, daya dukung/kondisi satuan pendidikan dan karekteristik peserta didik.
Ketuntasan Belajar adalah tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan
32
meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks
kurun waktu belajar. Ketuntasan Belajar terdiri atas ketuntasan penguasaan
substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar.
Ketuntasan penguasaan substansi yaitu ketuntasan belajar KD yang merupakan
tingkat penguasaan peserta didik atas KD tertentu pada tingkat penguasaan
minimal atau di atasnya, sedangkan ketuntasan belajar dalam konteks kurun
waktu belajar terdiri atas ketuntasan dalam setiap semester, setiap tahun ajaran, dan
tingkat satuan pendidikan. Ketuntasan Belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-
2) ditetapkan dengan predikat Baik (B). Sedangkan nilai ketuntasan kompetensi
pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam bentuk angka 0 – 100. KKM
dirumuskan di awal tahun pelajaran. Adapun KKM setiap mata
pelajaran sebagai berikut:
N KELAS SEKOL PREDIK
KOMPONEN AH ET
O I II III IV V VI
A Mata Pelajaran :
1. Pendidikan Agama
2. PKN
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. IPA
6. IPS
7. SBK
8. PJOK
B Muatan Lokal:
1. Bahasa Aceh
2. TAI
RENTANG PREDIKAT KKM SATUAN PENDIDIKAN
RENTANG PREDIKAT
KKM Satuan Panjang
A B C D (Perlu
Pendidikan *) Interval
(Sangat Baik) (Baik) (Cukup) Bimbingan)
Berdasarkan uraian KKM tersebut, maka KKM Satuan Pendidikan SDN .......
Tahun Pelajaran 2022/2023 adalah ....... Untuk mengetahui ketuntasan belajar dilakukan
dengan penilaian. Untuk penilaian pengetahuan terdiri dari penilaian harian,
penilaian tengah semester, penilaian akhir semester dan penilaian akhir tahun.
33
7. Penilaian
Proses penilaian dilakukan dengan mengacu pada……
Maka SDN … akan melakukan Prose penilaian terhadap semua [perserta didik
sepanjang tahun ajaran… yang dilaksanakan oelh semua guru kelas dan guru mata
pelajaran dengan bentuk dan teknik penilaian sebagai berikut:
1) penilaian Harian
2)Penilaian tengah Semester
3)Penialain Akhir semester
Bentuk penilaian yang dilakukan berupa penilaian terhadap Sikap Spriritual, Sikap
Sosial, Pengetahuan dan Ketrampilan.
Penilaian Harian dilakukan dalam bentuk tes tertulis, lisan, atau penugasan.
Penilaian harian tertulis direncanakan berdasarkan pemetaan KD dalam proses
pembelajaran yang dilaksanakan minimal satu kali dalam satu tema untuk setiap KD
muatan pelajaran. Hal itu memungkinkan penilaian harian dilakukan untuk KD satu
muatan pelajaran atau gabungan KD-KD beberapa muatan pelajaran sesuai kebutuhan.
Sebelum menyusun soal-soal tes tertulis, guru perlu membuat kisi-kisi soal. Apabila
tes tertulis dilakukan untuk mencapai KD satu muatan pelajaran, soal-soal dibuat
per muatan pelajaran. Soal-soal tes tertulis dapat juga dibuat terpadu untuk
beberapa muatan pelajaran. Penilaian harian berfungsi untuk perbaikan pembelajaran
dan juga sebagai salah satu bahan untuk pengolahan nilai rapor. Nilai
pengetahuan yang diperoleh dari penilaian harian (NPH) merupakan nilai rerata
yang ditulis dengan menggunakan angka pada rentang 0-100.
Penilaian tengah semester dilaksanakan setelah menyelesaikan separuh dari
jumlah tema dalam satu semester atau setelah 8-9 minggu belajar efektif. PTS
berbentuk tes tulis dan berfungsi untuk perbaikan pembelajaran selama setengah
semester serta sebagai salah satu bahan pengolahan nilai rapor. Soal atau
instrumen PTS disusun berdasarkan muatan pelajaran sesuai dengan KD yang
dirakit secara terintegrasi. Nilai pengetahuan yang diperoleh dari PTS (NPTS)
merupakan nilai tengah semester dan penulisannya menggunakan angka pada rentang
0-100. Penilaian akhir semester (PAS) dan penilaian akhir tahun (PAT) dilaksanakan
setelah menyelesaikan seluruh tema dalam satu semester belajar efektif. Penilaian
akhir semester/tahun untuk aspek pengetahuan dilakukan dengan teknik tes tertulis
yang
34
berfungsi untuk mengukur pencapaian hasil pembelajaran selama satu semester serta
sebagai salah satu bahan pengisian rapor. Instrumen penilaian akhir semester/tahun untuk
aspek pengetahuan disusun berdasarkan muatan pelajaran sesuai dengan karakteristik KD.
Nilai dari penilaian akhir semester ditulis NPAS dan nilai dari penilaian akhir tahun ditulis
NPAT. Penulisan nilai NPAS dan NPAT menggunakan angka pada rentang 0-100.
8. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas peserta didik ditetapkan melalui rapat dewan guru
dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang telah disepakati oleh seluruh warga
satuan pendidikan, seperti minimal kehadiran, ketaatan pada tata tertib, dan peraturan
lainnya yang berlaku di satuan pendidikan. Peserta didik diupayakan mengikuti
proses pembelajaran dan penilaian yang maksimal. Oleh karena itu apabila ada
peserta didik
35
yang terpaksa harus tidak naik kelas, maka hal ini harus menjadi umpan balik bagi
pendidik, satuan pendidikan, dan orangtua sehingga diharapkan semua peserta didik
pada akhirnya dapat naik kelas.
Adapun kriteria kenaikan kelas yang berhubungan dengan akademis
adalah sebagai berikut.
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada
kelas untuk tahun pelajaran yang diikuti.
b. Mencapai tingkat kompetensi yang disyaratkan dengan hasil belajar
pada kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang belum tuntas paling
banyak 2 (dua) mata pelajaran.
c. Mencapai nilai sikap minimal baik berdasarkan kriteria penilaian sikap
yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
d. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal BAIK.
9. Kriteria Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP.23/2019 Pasal 72 Ayat (1),siswa dinyatakan lulus
dari satuan pendidikan dasar setelah :
a) Siswa menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan kriteria
ketuntasan belajar minimal pada semua Kompetensi Dasar (KD) Kompetensi Inti
(KI) dan Indikator semua mata pelajaran.
b) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran,
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan
dan kepribaduian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani olahraga dan kesehatan.
c) Persentasi kehadiran minimal 75%
d) Lulus Ujian Sekolah
10. Remedia
Pelaksanaan program remedial dapat dilakukan dengan cara: Pemberian
bimbingan secara perorangan bila ada beberapa peserta didik yang mengalami
kesulitan yang berbeda-beda sehingga memerlukan bimbingan secara individual.
Pemberian bimbingan secara kelompok bila terdapat beberapa peserta didik
mengalami kesulitan yang sama. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan
media yang berbeda bila semua peserta didik mengalami kesulitan. Pemberian
bimbingan dapat diberikan melalui tugas-tugas latihan secara khusus dengan
36
memanfaatkan tutor sebaya baik secara individu maupun kelompok. Apabila tingkat
kesulitan yang dialami oleh peserta didik memerlukan bimbingan khusus, bimbingan
harus dilakukan oleh pendidik secara individual maupun kelompok.
Langkah-langkah program remedial sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi permasalahan pembelajaran berdasarkan hasil analisis
terhadap Penilaian Harian (PH) dan Penilaian Tengah Semester (PTS).
Permasalahan pembelajaran, antara lain keunikan peserta didik, materi ajar, dan
strategi belajar.
b. Menyusun perencanaan berdasarkan permasalahan
pembelajaran c. Melaksanakan program remedial.
d. Melaksanakan penilaian untuk mengetahui keberhasilan peserta
didik.
e. Menetapkan nilai yang diperoleh peserta didik setelah program remedial
sebagai nilai akhir capaian KD muatan pelajaran.
Penetapan nilai akhir remedial yang diberlakukan di SDN ......... adalah
Menggunakan nilai rerata dari nilai perolehan awal dan nilai tes setelah
remedial.
37
38
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
Alokasi waktu kalender pendidikan SDN ........ secara keseluruhan dapat dilihat
pada tabel berikut. Perhitungan alokasi waktu kalender pendidikan SDN .......... Tahun
Pelajaran 2022/2023.
39
Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
No
8 Pebruari 2023 -
9 Maret 2023 24-25-1-2 Perkiraan PTS 2
22 Libur Isro Miroj Nabi Muhammad SAW
25 Libur Hari Raya Nyepi
13 Juli 2023
Hari
Smt Bulan
Minggu Libur Efektif Jumlah
Juli2022 4 13 11 28
Agustus2022 4 4 20 30
September 2022 4 - s25 30
I
Oktober 2022 4 - 27 31
November 2022 5 1 25 30
Desember2022 5 8 18 31
Jumlah 28 26 129 184
Hari
Smt Bulan
Minggu Libur Efektif Jumlah
Januari 2023 5 2 24 31
Februari 2023 4 1 24 29
Maret 2023 5 1 25 31
II April 2023 4 7 19 30
Mei 2023 5 26 - 31
Juni 2023 4 8 18 30
Juli 2023 - - - -
Jumlah 27 45 110 182
Seperti telah diuraikan pada awal pendahuluan bahwa fungsi Pendidikan Budaya
dan Karakter Bangsa selain mengembangkan dan memperkuat potensi pribadi juga
43
menyaring pengaruh dari luar yang akhirnya dapat membentuk karakter peserta didik
yang
44
dapat mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Upaya pembentukan karakter sesuai
dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui
serangkaian kegiatan belajar mengajar baik melalui mata pelajaran maupun serangkaian
kegiatan pengembangan diri yang dilakukan di kelas dan luar sekolah. Pembiasaan-
pembiasan (habituasi) dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja
keras, cinta damai, tanggung-jawab, dsb. perlu dimulai dari lingkup terkecil seperti
keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut
tentunya perlu ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya dapat membentuk pribadi
karakter peserta didik yang selanjutnya merupakan pencerminan hidup suatu bangsa yang
besar.
Pedoman yang disusun ini lebih diperuntukkan kepada kepala sekolah.
Pembentukan budaya sekolah (school culture) dapat dilakukan oleh sekolah melalui
serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembelajaran yang lebih berorientasi
pada peserta didik, dan penilaian yang bersifat komprehensif. Perencanaan di tingkat
sekolah pada intinya adalah melakukan penguatan dalam penyusunan kurikulum di
tingkat sekolah (Kurikulum 2013), seperti menetapkan visi, misi, tujuan, struktur
kurikulum, kalender akademik, dan penyusunan silabus. Keseluruhan perencanaan
sekolah yang bertitik tolak dari melakukan analisis kekuatan dan kebutuhan sekolah akan
dapat dihasilkan program pendidikan yang lebih terarah yang tidak semata-mata
berupa penguatan ranah pengetahuan dan keterampilan melainkan juga sikap prilaku
yang akhirnya dapat membentuk ahklak budi luhur.
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa bukan merupakan mata pelajaran yang
berdiri sendiri atau merupakan nilai yang diajarkan, tetapi lebih kepada upaya penanaman
nilai-nilai baik melalui mata pelajaran, program pengembangan diri maupun budaya
sekolah. Peta nilai dan indikator yang disajikan dalam naskah ini merupakan contoh
penyebaran nilai yang dapat diajarkan melalui berbagai mata pelajaran sesuai
dengan Kompetensi Dasar (KD) dan Kompetensi Inti (KI) yang terdapat dalam standar isi
(SI). Begitu pula melalui program pengembangan diri, seperti kegiatan rutin sekolah,
kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian. Perencanaan pengembangan Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa ini perlu dilakukan oleh semua pemangku kepentingan di
sekolah yang secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidik diterapkan ke dalam
kurikulum sekolah yang selanjutnya diharapkan menghasil budaya sekolah.
Penyempurnaan pedoman ini akan terus menerus dilanjutkan seiring dengan
kompleksnya permasalahan pendidikan terutama dalam pembentukan budaya dan
karakter
45
bangsa. Penyajian pembelajaran yang bernuansa belajar aktif dengan muatan budaya dan
karakter bangsa perlu menjadi perhatian terutama dalam membelajarkan peserta
didik. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari
semua pihak pemerhati, pelaksana pendidikan untuk kesempurnaan yang akhirnya dapat
memberikan pencerahan pelaksanaan di tingkat sekolah. Selanjutnya diharapkan kualitas
produk peserta didik yang memiliki ahklak budi mulia sebagai pencerminan bangsa yang
besar
46
PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH DASAR NEGERI ...................
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI ........
NOMOR : 422.2/SD/ /2022
TENTANG PEMBERLAKUAN
KURIKULUM 2013
SDN JAMAN TAHUN PELAJARAN 2022-2023
Ditetapkan di : .............
Pada tanggal : 12 Juli 2021
Kepala Sekolah
...................................
Nip. ..................................
TIM PENYUSUN KURIKULUM 2013
Tahun Pelajaran 2023-2023
Jabatan Dalam
NO NAMA Jabatan Dalam Tim Ket
Dinas
1 MARLINA, S.Pd, M.Si Pengawas TK/SD Nara Sumber
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Ditetapkan di : ............
Pada tanggal : 13 Juli 2022
Kepala Sekolah
........................
Nip. ...........................
PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH DASAR NEGERI .................
Kepada Yth,
Sdr. Pengurus Komite/ Guru/ Tokoh Masyarakat
SDN ........
Masing-masing
Di
Tempat
Assalamu’alaikum Wr/ Wb
Demikian atas kehadiran saudara (i) pada komite dan dewan guru tepat pad
awaktunya sangat kami harapkan dan kami aturkan terima kasih.
Ditetapkan di : ......................
Pada tanggal : 13 Juli 2022
Kepala Sekolah
NOVIANA, S.Pd
Nip. 197911062014062002
PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH DASAR NEGERI ........
10
11
Ditetapkan di : ..................
Pada tanggal : 13 Juli 2022
Kepala Sekolah
....................................
Nip. ...................................
BERITA ACARA RAPAT PEMBAHASAN
KURIKULUM SDN ..............
TAHUN PELAJARAN 2022-2023
Pada hari ini Senin tanggal Tiga Belas bulan Juli tahun Dua Ribu Dua Puluh bertempat di
SDN Jaman, telah dilaksanakan rapat Pembahasan Penyusunan Kurikulum yang dihadiri
oleh Tim Pengembang Kurikulum yaitu Kepala Sekolah sebagai ketua, Ketua
Komite Sekolah sebagai wakil ketua, dan guru-guru sebagai anggota. Hasil pembahasan
kurikulum tersusun pada sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Dasar Hukum Pengembangan Kurikulum
C. Tujuan Pengembangan Kurikulum
D. Acuan Konseptual Pengembangan Kurikulum
E. Prinsip Pengembangan Kurikulum
BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH
A. Tujuan Pendidikan
B. Visi Sekolah
C. Misi Sekolah
D. Tujuan Sekolah
BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Kerangka Dasar
1. Landasan Filosofis
2. Landasan Teoritis
3. Landasan Yuridis
B. Struktur Kurikulum
C. Muatan Kurikulum
1. Mata Pelajaran
2. Muatan Lokal
3. Kegiatan Ektrakurikuler
4. Pengembangan Diri
5. Pengaturan Beban Belajar
6. Ketuntasan Belajar
7. Kelulusan Penilaian Hasil Belajar
8. Kenaikan Kelas
BAB IV KALENDER PENDIDIKAN
A. Perhitungan Jumlah Minggu, Libur, dan Kegiatan Sekolah
B. Jadwal Kegiatan Sekolah di luar KBM dan Hari Libur Sekolah
C. Jumlah Minggu Efektif, Hari Belajar Efektif, dan Hari Libur
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. SK Tim Penyusun Dana BOS ( Lampiran SK)
2. Undangan Rapat Penyusunan Kurikulum 2013
3. Daftar Hadir peserta Penyusunan Kurikulum 2013
4. Berita Acara Rapat Pembahasan Penyusunan Kurikulum 2013
5. Hasil Validasai Dokumen buku I KTSP Tahun 2021
6. Rekomendasi Pengawas
Demikian berita acara ini kami buat untuk diketahui semua pihak.
PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH DASAR NEGERI .................
Hari : Tanggal.
10
11
Kepala Sekolah
...............................
Nip. .................................
BERITA ACARA
HASIL PENETAPAN KKM
Kepala Sekolah
................................
Nip. .....................................
HASIL VALISDASI DOKUMEN BUKU I KTSP TAHUN 2021
Isilah dengan tanda ceklis (√ ) pada kolom yang tersedia sesuai kondisi riil aspek yang
di supervisi, dan jika perlu penjelasan lain isilah kolom catatan.
C. Muatan Kurikulum
Mata Pelajaran kelas I, II, III, IV,
V, dan VI
Mata pelajaran Kelompok A merupakan
kelompok mata pelajaran yang muatan
dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
Dan Mata
1. Pelajaran Kelompok B merupakan
Identifikasi Catatan untuk
No Komponen KTSP/Indikator
Ya Tdk Tahun berikut
kelompok mata pelajaran yang muatan
dan acuannya dikembangkan oleh pusat
dan dapat dilengkapi dengan
muatan/konten lokal (Permendikbud No
Muatan lokal dapat memuat bahasa
2. 57/2014)
Daerah(Permendikbud No 57 / 2014)
3. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas
Pendidikan
Kepramukaan (wajib), usaha
kesehatan sekolah
(UKS), palang merah remaja (PMR),dan
lainnya sesuai dengan kondisi dan
potensi masing- masing satuan
•pendidikan
Satu jam pelajaran beban belajar
tatap muka adalah 35 menit.
• Beban belajar penugasan terstruktur
dan kegiatan mandiri, maksimal
40% dari waktu kegiatan tatap muka
mata pelajaran yang
bersangkutan.
4
• Satuan pendidikan dapat menambah
beban
belajar per minggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik
dan/atau kebutuhan akademik, sosial,
budaya,
dan faktor lain yang dianggap
5. Ketuntasan
penting.Belajar Kriteria Ketuntasan
(Permendikbud No57/2014)
Minimal yang selanjutnya disebut
KKM adalah kriteria ketuntasan belajar
yang ditentukan oleh satuan pendidikan
yang
Identifikasi Catatan untuk
No Komponen KTSP/Indikator
Ya Tdk Tahun berikut
mengacu pada standar kompetensi
kelulusan, dengan mempertimbangkan
karakteristik peserta didik, karakteristik
mata pelajaran, dan kondisi satuan
pendidikan. (Permendikbud No. 23
Tahun
6. Kelulusan Penilaian hasil belajar oleh
pemerintah melalui UN, dan penialaian
hasil belajar oleh satuan pendidikan melalui
US Kriteria kelulusan
a. menyelesaikan seluruh
program pembelajaran
b. memperoleh nilaian sikap
/perikau minimal baik
c. lulus uijan sekolah
Catatan : Kelulusan peserta didik
ditetapan oleh satuan pendidikan
dalam rapat dewan guru setelah
penguman UN
(Permendikbud no
23/2016)
7. Kenaikan kelas
Kenaikan kelas peserta didik ditentukan
oleh satuan pendidikan, dengan kriteria
minimal sebagai berikut :
1. Menyelesaikan seluruh program
pembelajaran dalam dua semester pada
kelas untuk tahun pelajaran yang
diikuti.
2. Mencapai tingkat kompetensi yang
disyaratkan, minimal sama dengan
Identifikasi Catatan untuk
No Komponen KTSP/Indikator
Ya Tdk Tahun berikut
yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
3. Mencapai nilai sikap minimal baik
berdasarkan kriteria penilaian sikap
yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
4. Nilai ekstrakurikuler pendidikan
kepramukaan minimal BAIK.
(Permendikbud no 23/2016, Panduan
Penilaian untuk SD tahun 2016)
IV KALENDER PENDIDIKAN
1. Permulaan Tahun Ajaran Permulaan
tahun ajaran adalah waktu dimulainya
kegiatan pembelajaran pada awal tahun
ajaran pada setiap satuan pendidikan.
2. Pengaturan Waktu Belajar Efektif
a. Minggu efektif belajar adalah jumlah
minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun ajaran pada setiap
satuan pendidikan,
b. Waktu pembelajaran efektif adalah
jumlah jam pembelajaran setiap minggu
yang meliputi jumlah jam pembelajaran
untuk seluruh mata pelajaran termasuk
muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk
kegiatan lain yang dianggap penting oleh
satuan pendidikan, yang pengaturannya
disesuaikan dengan keadaan dan kondisi
daerah
c. Pengaturan Waktu Libur Penetapan
waktu libur dilakukan dengan mengacu
pada ketentuan yang berlaku tentang
hari libur, baik nasional maupun daerah.
Identifikasi Catatan untuk
No Komponen KTSP/Indikator
Ya Tdk Tahun berikut
Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah
semester, jeda antarsemester, libur
akhir tahun ajaran, hari libur keagamaan,
hari libur umum termasuk hari-hari
besar nasional, dan hari libur khusus.
(Permendikbud No 61 /2014)
PENDUKUNG