O
L
E
H
RAHMAT,S.Pd.I,M.Si
NIP.19760710 200801 1 001
1
A.PENDAHULUAN
Pendidikan Agama Islam adalah salah satu bidang studi yang wajib diberikan kepada peserta
didik di setiap jenjang pendidikan sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang
seagama . Dimana pelaksanaannya telah menjadi komitmen nasional. Sehingga keberadaannya menjadi
unsur mutlak dalam pembentukan watak dan moral serta karakter bangsa Indonesia sekaligus menjadi
Pendidikan Agama Islam memiliki posisi penting dalam sistem pendidikan Nasional, juga sering
disebut sebagai pendidikan mental moral spritual bangsa. Karena merupakan salah satu komponen
strategis dalam kurikulum pendidikan nasional yang bertanggung jawab terhadap pembinaan watak dan
bangsa Indonesia dan tergolong dalam muatan wajib kurikulum.pendidikan dapat dimaknai dari dua sisi
yaitu PAI sebagai sebuah mata pelajaran seperti dalam kurikulum sekolah umum dan PAI berlaku sebagai
rumpun pelajaran yang terdiri atas mata pelajaran Aqidah Akhlak ,Fiqih, Qur’an Hadits dan Sejarah
Pendidikan agama merupakan bagian pendidikan nasional yang sangat penting. Sebab salah satu
tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sebagaimana tercantum dalam Undang Undang Sisdiknas no 20 tahun 2003 bab II pasal 3 yang
berbunyi:” Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , berakhlak mulia , sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Di Indonesia pendidikan Agama mendapatkan perhatian dan memegang peranan yang sangat
penting. Hal ini terbukti dengan dimasukkannya pendidikan Agama kedalam kurikulum Nasional yang
wajib diikuti oleh semua peserta didik mulai tingkat SD sampai perguruan Tinggi .
2
Penyelenggaraan pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar penuh tantangan, karena secara
formal penyelenggaraan pendidikan Agama Islam dis sekolah hanya 4 jam pelajaran per minggu. Jadi apa
yang bisa mereka peroleh dalam pendidikan hanya dengan 2 jam pelajaran.jika sebatas hanya
memberikan yang menekankan aspek kognitif mungkin guru bisa melakukannya, tetapi kalau
Pendidikan Agama Islam selama ini dianggap kurang berhasil( untuk tidak mengatakan gagal),
dalam menggarap sikap dan perilaku keberagaman peserta didik serta membangun moral dan etika
bangsa.Dengan begitu diperlukan pengembangan kurikulum. Selama ini , kurikulum PAI dianggap baru
sebatas mendidik siswa dalam aspek kognitif dan belum banyak menyentuh aspek afektif dan
psikomotorik. Oleh sebab itu, diperlukan pengembangan kurikulum PAI yang mengakomodir aspek
kognitif,afektif dan psikomotorik. Sehingga pendidikan tidak hanya bersifat transfer off knowledge,
Dalam pelaksanaannya ,pendidikan agama Islam telah dimasukkan ke dalam kurikulum nasional
sebagai substansi dari sistem pendidikan Nasional, akan tetapi pendidikan agama islam di sekolah masih
Dalam menghadapi masalah demikian sudah sewajarnya semua pihak memikirkan solusi apa
yang harus dicari demi memantapkan pendidikan agama islam bagi siswa sehingga siswa tersebut akan
semakin dekat dengan agamanya serta makin mencintai pelajaran agama Islam.
Pelaksanaan pendidikan Agama Islam di sekolah bagi peserta didik ada juga melaksanakan dan
Berdasarkan deskripsi diatas , maka peran guru PAI dan kepala Sekolah dari jalur pendidikan
Agama Islam di Sekolah Dasar dalam pengembangan pembelajaran menjadi sangat penting agar
menguasai dan mengimplementasikan kemampuannya dalam pendidikan Agama Islam, berkaitan dengan
pengetahuan Agama, penmanaman Aqidah , praktek Ibadah, pembinaan perilaku atau dalam dalam
3
SDN Dayah Tanoh adalah sekolah dengan visi : Mewujudkan siswa siswi yang qur’ani,
berkarakter, cedas dan berprestasi menuju insan yang memiliki imtak dan imteq menjadi panutan dalam
SDN Dayah Tanoh masih mempunyai berbagai tantangan dan permasalahan yang menjadi
kendala dalam pembelajaran PAI. Kondisi peserta didik ada yang bolos, kurang disiplin waktu, serta
kesadaran agama yang masih kurang . kondisi demikian memerlukan pemecahan memalui pembelajaran
PAI karena pada dasarnya mata pelajaran ini bertujuan mewujudkan manusia Indonesia berakhlak mulia
yaitu manusia yang produktif, jujur, adil, disiplin ,toleransi serta menjaga hubungan personal dan
sosial.disisi lain juga ingin tercapainya peningkatan Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
memahami dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya sebagai warga sekolah. Dalam hal ini sudah
menjadi tugas kita bersama untuk mmenumbuhkan watak dan karakter anak tersebut supaya menjadi
manusia seutuhnya sebagaimana yang diharapkan oleh kita bersama, karena di pundak mereka lah bangsa
1.Presatsi akademik dan non akademik peserta mencapai mutu pendidikan dan pembelajaran yang
maksimal.
4. Mendapat animo yang besar dari masyarakat yang dibuktikan dengan banyaknya jumlah pendaftar
Pola pembelajaran adalah model yang menggambarkan kedudukan serta peran guru dan peserta
didik dalam proses pembelajaran. Pada awalnya pola pembelajaran didominasi oleh guru sebagai satu
satunya sumber belajar ,Penentu metode belajar bahkan termasuk penilai kemajuan belajar peserta didik
4
Perkembangan pembelajaran telah mempengaruhi pola pembelajaran. Guru yang semula sebagai
satu satunya sumber belajar ,perannya mulai dibantu media pembelajaran sehingga proses pembelajaran
dan teknologi. Karena itu kurang memadai kalau sumber belajar hanya berasal dari guru atau berupa
media buku teks atau audio visual. Kondisi ini mulai dirasakan dan dirasa perlu adanya cara baru dalam
Pendidikan Agama Islam dimaksudkan untuk meningkatkan potensi spritual dan membentuk
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia yang mencakup etika , budi pekerti dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan
Agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengalaman, pemahaman, dan penanaman nilai
keagamaan ,serta pengamalan nilai nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kehidupan
bermasyarakat.
Pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan Agama Islam berpacu pada penerapan standar
Nasional pendidikan. Untuk itu dilakukan kegiatan kegiatan seperti pengembangan metode metode
pembelajaran agama Islam, pengembangan kultur budaya Islami dalam proses pembelajaran, dan
pengembangan kegiatan kegiatan kerohanian serta ekstra kurikuler. Kegiatan kerohanian itu meliputi:
shalat berjamaah di sekolah, pembacaan ayat pendek serta satu hari satu ayat dan almatusrat sebelum jam
pelajaran di mulai, sapa salam dengan guru saat hadir atau pulang sekolah, kultum ba’da shalat berjamaah
serta baca yasin dan surah alkahfi rutin di hari jum’at.dalam menerapkan kegiatan tersebut dibutuhkan
kerja sama yang keras diantara sesama warga sekolah,bukan hanya tugas guru agama atau tugas kepala
sekolah yang basicnya dari Pendidikan Agama Islam. Dalam menerapkan semua hal yang diinginkan
tersebut diatas dilakukan berbagai motivasi (dorongan) karena miotivasi tersebut merupakan ruh
pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus pandai membangkitkan dorongan kepada siswa agar bergairah
dalam mempraktekkan berbagai hal yang berkaitan dengan keagamaan seperti yang tersebut diatas.
Gairah tersebut akan mengantar siswa untuk sadar akan kewajibannya sebagai anak Muslim . siswa
tersebut juga akan semakin bergairah dalam melakukan ibadah tanpa harus dipaksa.jadi dengan
pembiasaan begini guru dan mepala sekolah hanya menjadi fasilitator , pengarah dan motivator bagi
5
Disamping pembelajaran yang sifatnya terbatas didalam ruangan (intrakurikuler), pelaksanaan
pembelajaran PAI juga dikembangkan melalui kegiatan diluar kelas atau dilingkungan sekolah.kegiatan
kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam ruangan kelas saja( in the class room), melainkan juga mencakup
kegiatan di luar kelas. Dengan begitu tidak ada pemisahan tegas antara intra dan ekstra kurikuler.
Kegiatan diluar kelas ada yang bersifat rutin dan ada juga bersifat kontemporer. Kegiatan rutin harian
dapat bersifat sapa salam,shalat zuhur berjamaah, serta baca yasin rutin di hari jum’at, ada juga bacaan
Pembiasaan shalat zuhur berjamaah menjadi proses penanaman nilai nilai agama akan langsung
dirasakan (afektif) oleh anak didik, dan sebagai implementasi dari ajaran ajaran yang telah diperoleh di
dalam kelas (kognitif), dan aspek psikomotor juga terlatih tanpa harus diperintah atau dipaksa lagi. Hal ini
dilakukan karena pendidikan agama Islam diajarkan dengan tujuan menumbuh kembangkan aqidah
melalui pemberian, pemupukan, penghayatan, pengamalan, serta pembiasaan peserta didik tentang ajaran
agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaan nya
kepada Allah SWT. Hubungan antara PAI dan sapa salam,yasinan,kultum,shalat zuhur berjamaah dan
murajah adalah karena ruang lingkup PAI meliputi aspek aspek sebagai berikut:
1. Al qur’an Hadits
2. Aqidah
3. akhlak
4. Syari’ah(Ibadah)
Seorang Ilmuan Murrary (1993:12) mengatakan bahwa pengembangan kurikulum adalah : “curriculum
development is defined as the process of plannning, constructing, implementing and evaluating learning
Oleh karena itu, pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam dilaksanakan untuk
keberhasilan pendidikan Agama Islam. Dan tidak hanya dilaksanakan melalui kegiatan
intrakurikuler ,yang terbatas pada alokasi waktu 4 jam tatap muka per minggu . pembelajaran dalam kelas
6
lebih terfokus pada aspek pengetahuan (kognitif) , sedangkan aspek afektif dan aspek psikomotor lebih
Demikian hal nya dengan pembelajaran PAI di SDN Dayah Tanoh, tidak hanya terbatas pada jam
pelajaran tatap muka didalam kelas, tetapi dikembangkan melalui kegiatan ekstra kurikuler, penerapan
nilai nilai agama dalam kehidupan sehari hari terutama dilingkungan sekolah , juga dalam kegiatan
kegiatan keagamaan, khususnya pelaksanaan ibadah zuhur berjamaah serta baca yasin rutin di hari jum’at.
Pembiasaan kedua kegiatan ini memberikan kesempatan kepada peserta didik agar terbiasa mengamalkan
ajaran agamanya baik secara individual maupun secara berkelompok dalam kehidupan sehari hari.
1. Sapa Salam
Sapa Salam adalah menegur dan mengucapkan. Komunikasi yang baik di awali dari suatu sapaan
dan ucapan sehingga menciptakan hubungan yang baik. Sapa salam juga merupakan uapaya awal
membentuk karakter anak, Sapa Salam dilaksanakan setiap hari digerbang masuk Sekolah.
2. Yasinan
yasinan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan bersama-sama dengan membacakan surat
yasin dengan tujuan untuk berdzikir bersama atau untuk memberikan doa terhadap seseorang
yang tertimpa musibah sakit atau orang yang sudah meninggal dunia. Yasinan berisikan
dengan membacakan surat Yasin secara bersama-sama Dengan adanya yasinan ini juga
menjadi semakin mempererat hubungan persaudaraan antar umat. Selain itu juga rasa saling
memiliki juga akan semakin kuat. Budaya gotong royong juga tidak akan ditinggalkan. Setiap
hari jum’at ada pengajian rutin siswa diarahkan ke tempat tertentu untuk membaca yasin Bacaan
serentak dilaksanakan tetapi dengan arahan dan bimbingan dari guru, jika ada bacaan yang salah
langsung bisa dikoreksi; yang menjadi penanggung jawab adalah Guru Agama Islam dan semua
Guru yang hadir serta kepala sekolah( dalam hal ini kebetulan kepala sekolah adalah basic nya
7
3. Al-ma’tsurat
Al-ma’tsurat adalah kumpulan wirid yang di dalamnya terdiri dari ayat – ayat pilihan dan lafal
dari hadis Rasulullah SAW yang bisa kita amalkan setiap hari yang sala satu keutamaan AL-
ma’tsurat yaitu mendapat pahala yang banyak dan menghapus segala dosa.
Kultum adalah menyampaikan ceramah atau nasihat yang baik secara singkat tapi bermakna. Setiap
jum’at siswa siswa diberikan kesempatan untuk memberikan kultum sesuai kemampuan masing –
masing dan juga denagn bimbingan dari guru yang berkaitan dengan agama islam.
5. Shalat berjama’ah
Shalat berjamaah merupakan shalat yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih secara bersama –
sama dan salah seorang dari mereka menjadi imam sedangkan yang lainnya menjadi makmum.
Shalat berjama’ah dilaksanakan sesuai jadwal waktu shalat berbarengan waktu azan di masjid
atau mushalla atau dengan kata lain disaat masyarakat melaksanakan shalat berjamaa’ah ( di
Aceh tempat ibadahnya disebur Meunasah), selain di Masjid warga juga melaksanakan shalat
berjamaah di meunasah. Semua Guru yang bertugas di hari itu mendampingi peserta didik shalat
berjamaah ;Guru dan kepala sekolah juga ikut shalat berjamaah, sementara beberapa Guru yang
berhalangan melaksanakan shalat memantau jalannya shalat berjamaah karena anak anak identik
dengan berbuat kegaduhan dan ribut. Masing masing peserta didik membawa perlengkapan shalat
dan tidak diperkenankan saling meminjam karena akan terjadi ketidak seragaman dalam
pelaksanaan shalat. Guru perempuan juga membawa perlengkapan shalat nya , Guru laki laki
mungkin bisa mengatur keadaan sedemikian rupa soal perlengkapan shalatnya. Ketua kelas
mengabsen temannya yang melaksanakan shalat berjamaah untuk dilaporkan kepada wali kelas /
Guru Pendidikan Agama Islam. Siswi yang tidak ikut shalat berjamaah dengan alasan haidh atau
dengan alasan lainnya tidak diperkenankan pulang sebelum mendapatkan bimbingan khusus dari
guru yang telah ditentukan . dan mereka pulang berbarengan setelah semua selesai melaksanakan
shalat berjamaah. Siswa yang kedapatan sengaja tidak shalat berjamaah akan ditindak sesuai
dengan aturan aturan dan tatacara tertentu; dengan alasan tertentu seperti pakaian kotor dan
6. Beras Segenggam
8
Beras segenggam merupakan sebuah inovasi untuk menanamkan nilai karakter siswa supaay
mereka peka terhadap lingkungan sosialnya. Pelaksanaan beras segenggam ini dilaksanakan
seminggu sekali dan penyalurannya di lakukan kepada masyarakat sekitar SDN Dayah Tanoh,
disini siswa dapat melihat langsung dan berperan aktif dalam penyaluran beras tersebut.
7. Tahfizul Qur’an
kegiatan ini dibuat dalam 1 kelas dinamakan dengan kelas thafis dengan jumlah peserta 15 orang
siswa dengan jadwal 3 hari dalam seminggu yang dibimbing oleh guru agama, insyaallah diakhir
Dengan pembiasaan ini diharapkan ada perubahan yang signifikan dari watak,tabiat,pola pikir
dan hal hal yang berkenaan dengan sikap peserta didik dalam menghadapi era yang penuh dengan
tantangan ini. Dan juga Dengan pembiasaan sapa salam, al-ma’tsurat, yasinan,kultum,shalat
berjama’ah dan beras segenggam maka akan terjalin hiubungan yang harmonis diantara siswa
karena akan di tumbuh kembangkan sikap saling menyayangi antar sesama serta saling
mendisiplinkan diri.
segenggam di sekolah , kepala sekolah sebagai motivator, Guru sebagai pelaksana, siswa sebagai objek
dan guru Agama sebagai koordinator pelaksana program ini, selain itu wali kelas serta guru guru yang
lain serta masyarakat sekitar juga ikut memberikan andil besar dan partisipasi demi tercapainya program
ini. Demi tercapainya tujuan dari implementasi shalat berjamaah dan baca yasin rutin dihari jum’at , maka
program ini memerlukan struktur kepanitiaan. Disini kepala sekolah sebagai pembina pelaksana yang
bertugas memberikan bimbingan dan dorongan kepada siswa agar tujuan program ini tercapai. Guru
Pendidikan Agama Islam bertugas sebagai koordinator, mengatur semua proses pelaksanaan sehingga
program ini dapat berjalan dengan baik. Guru Pendidikan Agama Islam membuat jadwal pelaksanaan
program, mulai dari waktu pelaksanaan hingga evaluasi pelaksanaan program shalat berjamaah zuhur dan
baca yasin rutin hari jum’at. Selain itu semua Guru juga menjadi penanggung jawab dan dengan
9
kesadaran diri serta tanggung jawabnya ikut mensukseskan program ini . “karena moto merka: Kerja
dengan ikhlas tanpa harus ada instruksi atau ini tugas siapa.melainkan ini tugas kita bersama“
Disamping kegiatan rutin ,untuk mendukung proses penanaman nilai nilai agama , juga
dilakukan dengan menempel pamflet ataupun selebaran kertas dan tulisan di dinding sekolah yang berisi
informasi , peringatan ataupun perintah perintah agama. Misalnya jadikan shalat sebagai kebutuhan, serta
Untuk melihat keberhasilan pembelajaran PAI , teknik penilaian yang digunakan tidak hanya
menyangkut aspek kognitif (melalui ulangan harian , tengah semester dan akhir semester ) tetapi juga
memerhatikan aspek afektif dan psikomotor. Aspek afektif dan psikomotor dipantau melalui
keaktifanmengikuti kegiatan diluar kelas dan sikap serta perilaku sehari hari, baik didalam kelas, diluar
Kegiatan pengembangan PAI dilaksanakan dengan harapan supaya pendidikan Agama Islam
lebih menekankan keseimbangan ,keselarasan dan keserasian antara hubungan manusia dengan sesama
manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
Disisi lain guru dapat mengembangkan kurikulum PAI di SDN Dayah Tanoh sebagai sekolah
yang disiplin karena dukungan penuh guru PAI secara profesinal dalam menguasai materi dan metode
serta media. Guru PAI juga diberi kesempatan mengembangkan profesinya melalui wadah KKG PAI,
serta guru guru diberi kesempatan untuk mengembangkan bakatnya dengan fasilitas yang disediakan di
1.FAKTOR PENDUKUNG.
Kepala sekolah sebagai manager di lembaga pendidikan atas segala perencanaan dan tanggung
jawabnya dalam pelaksanaan pendidikan guna mencapai tujuan yang ditetapkan serta menjadikan sekolah
yang qualified di SDN Dayah Tanoh, Dan semua unsur sekolah terlibat dalam pembelajaran PAI .
a. Kepala Sekolah
10
Kepala sekolah menyediakan fasilitas untuk kegiatan kegamaan seperti masjid dan meunasah
terdekat. sehingga di SDN Dayah Tanoh shalat berjamaah dilaksanakan di Mesjid terdekat . Dan
kegiatan efektif dilaksanakan rutin karen dukungan serta kerja sama dari semua pihak. Guru juga
diberi kesempatan untuk mengembangkan bakatnya seperti Kegiatan KKG dan kegiatan lain yang
berkaitan dengan pembelajaran PAI.kegiatan shalat berjamaah dilaksanakan secara rutin. Dukungan
dari kepala sekolah juga dalam bentuk pengembangan kurikulum PAI berupa gerakan pemberian
contoh teladan , sikap dan perilaku terpuji bagi semua guru dan peserta didik. Begitu pula pemberian
motivasi kepada seluruh guru dan peserta didik untuk selalu menjalankan perintah agama seperti
dalam bentuk pelaksanaan shalat zuhur berjamaah serta baca yasin dan surat pendek rutin dihari
jum’at. Pemberian penghargaan seperti pujian dan hadiah juga bisa menjadi motivasi kepada guru dan
siswa supaya lebih giat lagi dalam menjalankan rutinitas yang sudah menjadi kewajiban bersama
tanpa harus dipaksa untuk melakukan kebaikan tetapi sudah menjadi kebutuhan
Jadi dukungan kepala sekolah merupakan hal utama untuk tercapainya suatu
program dan berhasilnya sebuah gebrakan. Dukungan itu tidak akan berhasil tanpa kerja sama dengan
semua pihak.karena program shalat berjamaah dan baca yasin murni kerja keras guru PAI dan semua
Guru yang ada di SDN Dayah Tanoh, karena hasil tidak akan menguasai usaha seseorang tanpa harus
dipantau kepala sekolah . karena semua dilakukan dengan ikhlas ,bukan paksaan dan hasilnya
Ketersediaan komponen sarana dan prasana berupa buku teks, perpustakaan, media pendidikan
dan pengajaran,gedung sekolah dan ruang belajar menjadi faktor pendukung dalam pengembangan
kurikulum PAI di SDN Dayah Tanoh. Perpustakaan menjadi sasaran sentral pelaksanaan baca
yasin,kultum dan murajaah.walau sarana dan prasarana tidak memadai tetapi dengan niat yang tulus
ikhlas serta usaha dari berbagai pihak maka pelaksanaan kegiatan dimaksud dapat berjalan sesuai
Kemauan dan kesungguhan peserta didik untuk belajar dan aktif dalam kegiatan keagamaan, serta
patuh kepada semua guru merupakan salah satu faktor pendukung utama. Kemauan dan kesungguhan
dari peserta didik tersebut disebabkan faktor profesionalitasnya guru PAI serta Guru Guru lainnya
11
dalam penggunaan metode juga tersedianya fasilitas belajar. Begitu juga dalam pelaksanaan sapa
salam,yasinan,kultum,shalat zuhur berjamaah dan murajaah juga tidak terlepas dari peran besar guru
PAI dan semua guru yang ada di SDN Dayah Tanoh sehingga mulai terlihat hasil yang
membanggakan.
2. FAKTOR PENGHAMBAT
Adapun faktor penghambat yang dihadapi dalam pembelajaran PAI antara lain belum tersedianya
ruang mushalla yang memadai , tetapi hanya memakai ruang pustaka yang disulap menjadi ruang shalat
(mushalla) sehingga siswa hanya bisa shalat di tempat tersebut. Ruang pustaka juga tidak begitu luas
sehingga kurang nyaman dalam menyusun shaf . Selain itu juga keterbatasan waktu jam pelajaran PAI .
seperti diketahui tahun ajaran 2021/2022 jumlah jam PAI adalah 4 jam per minggu per kelas
menggunakan kurikulum 2013. Dan ini menjadi penghambat yang signifikan , sehingga pembelajaran
karakter dan budi pekerti dapat di siasati dengan membuat program sapa salam,yasinan,kultum,shalat
berjamaah dan murajaah, disana akan ditanam hal hal yang berkaitan dengan budi pekerti.
Jadi dengan adanya hambatan demikian menjadikan guru berinisiatif untuk menjadikan masalah itu
sebagai sesuatu yang alamiah sehingga tanpa terasa masalah itu tidak lagi menjadi sebuah beban bagi
warga SDN Dayah Tanoh untuk melakukan program yang sudah digalakkan tetapi malah semakin
memantapkan hati untuk mempertahankan program tersebut karena program tersebut manfaatnya
langsung dirasa guru dan siswa. Tanpa disadari dengan sudah selesainya shalat berjamaah di sekolah
malah membuat tenang ketika pulang ke rumah tidak di kejar oleh waktu zuhur yang memang sangat
sedikit . jadi shalat berjamaah di sekolah malah membuat keadaan lebih nyaman untuk diri sendiri dan
Dengan melihat kendala dan masalah yang tersebut diatas semakin membuat kita untuk lebih
memantapkan berbuat hal lebih untuk anak anak di sekolah . mereka jadi terbiasa shalat berjamaah di
sekolah dan ketika berada dilingkungan luar sekolah. Pembiasaan ini sedikit demi sedikit merubah pola
pikir mereka bahwa semua dilakukan dengan baik tanpa harus menunggu sarana dan prasarana yang
berlebih , yang terpenting mau dan bersedia melakukan hal hal positif maka kekurangan yang ada bisa
disikapi dengan bijaksana. Dan melakukan shalat berjamaah serta baca yasin dan surat pendek rutin di
12
hari jum’at malah menjadi kegiatan rutin yang wajib diikiti tanpa harus dipaksa untuk melakukanya . ini
terbukti dengan ketersediaan alat alat dan perlengkapan yang dibawa berupa perangkat alat shalat seperti
sajadah,mukena,sarung dan peci oleh siswa laki laki dan siswa perempuan.
13
KESIMPULAN
Pola pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN Dayah Tanoh dirancang dan
dipadukan antara pembelajaran didalam kelas( intrakurikuler) dan di luar kelas (ekstrakurikuler) . didalam
kelas dimaksudkan untuk memenuhi standar yang ada (untuk memenuhi aspek kognitif). Sedangkan di
luar kelas sebagai bentuk aplikatif dalam proses penerapan nilai nilai agama. Dengan kata lain kegiatan
kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas saja.melainkan juga mencakup kegiatan yang dilaksanakan
diluar kelas.
Faktor pendukung pengembangan kurikulum PAI di SDN Dayah Tanoh adalah: kepala sekolah
sebagai top leader mendukung pembelajaran PAI, apalagi kebetulan kepala sekolah di SDN Dayah Tanoh
adalah dari basic PAI juga,sehingga lebih mudah menerapkan program program. Kepala sekolah juga
menyediakan fasilitas kegiatan keagamaan, menyediakan komponen sarana dan prasarana, adanya
kemauan dan kesungguhan guru dan siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan keagamaan. Sedangkan
faktor penghambat pengembangan kurikulum PAI di SDN Dayah Tanoh adalah jauhnya letak masjid dan
meunasah dari sekolah dalam hal ini shalat zuhur berjamaah , juga keterbatasan waktu jam pelajaran yang
digunakan dalam mengajar pendidikan agama Islam. Diharapkan pihak sekolah , dinas pendidikan serta
kemenag serta pemerintah kabupaten Pidie memberikan dukungan moril dan materil guna meningkatkan
kualitas pembelajaran PAI yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas
pembelajaran PAI
14
DAFTAR PUSTAKA
___________ Wacana Pengembangan Pendidikan Islam.II. Yogyakarta :Pusat studi Agama,Politik, dan
Masyarakat , 2004.
15
JADWAL KEGIATAN PENGEMBANGAN PAI
SD NEGERI DAYAH TANOH TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Rahmat, S.Pd.I,
3 RABU - AL-MA’TSURAT I s/d VI 08.00 s/d 08.30 M.Si
Nursafitri,
- SHALAT ZHUHUR BERJAMAAH WAKTU S.Pd..I
ZHUHUR
Rahmat, S.Pd.I,
4 KAMIS - SIRAH NABAWIYAH I s/d VI 08.00 s/d 08.30 M.Si
WAKTU Mutiawati,
- SHALAT ZHUHUR BERJAMAAH ZHUHUR S.Pd.I
16