Mata Kuliah:
STRATEGI MANAJEMEN
Best Prestice yang berjudul “Peningkatkan Mutu Sekolah Berkarakter Melalui Ekstrakurikuler
dan Greeneration di SD Negeri Tambakroto ” yang disusun oleh :
Telah disetujui dan disahkan, bahwa Best Prestice ini adalah benar-benar dokumen nyata
Sekolah Dasar Negeri Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak.
Kecamatan Sayung
AHKMADI,S.Pd SUGENG HARNANTO,S.PD
Mengetahui
MASHUDI,S.Sos., MH
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa dengan mengijinkan penulis untuk
menyelesaikan karya tulis dalam bentuk Best Practice dengan judul “Peningkatkan Mutu
Sekolah Berkarakter Melalui Ekstrakurikuler dan Greeneration di SD Negeri Tambakroto
Kecamatan Sayung Kabupaten Demak
Dalam pelaksanaan penyusunan karya tulis ini, penulis banyak mendapatkan motivasi, dorongan,
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam upaya penyelesaian karya tulis ini. Oleh karena itu kami
menyampaikan ucapan banyak terima kasih kepada :
1. Yth. Prof. Dr. Lobby Loekmono, Ph.D. Selaku Dosen Mata Kuliah Strategi Manajemen
MMP UKSW Salatiga.
2. Yth. Mashudi, S.Sois. MH., Kepala UPTD Dikpora Kecamatan Sayung .
3. Yth. Ahmadi, S.Pd., M.Pd., Pengawas TK/SD UPTD Dikpora Kecamatan Sayung.
6. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu .
Akhirnya penulis berharap agar Program Ekstrakurikuler dan Greeneration dapat meningkatkan
mutu sekolah yang berkarakter. Kritik dan saran selalu kami harapkan.
Penulis
ABSTRAKSI
Karakter bisa digambarkan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai
banyak sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri. Kegiatan Ekstrakurikuler adalah
kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan
berkewenangan di sekolah/ madrasah. Melalui kegiatan olahraga diharapkan siswa dapat sehat,
mempunyai daya tangkal, daya hayat terhadap Pekat, Narkoba dan obat terlarang. Dalam
pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler siswa diarahkan untuk memilih salah satu cabang olahraga,
seni budaya, pembinaan siswa berprestasi yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan
siswa, pada kegiatan ini cabang diharapkan lahir bibit-bibit olahragawan yang nantinya dapat
dibina untuk menghadapi event seperti POPDA, Dinas, lembaga-lembaga maupun kompetisi
lainnya. Ekstrakurikuler Olahraga, yang meliputi beberapa cabang olahraga yang diminati di
sekolah tersebut, misalnya : Senam, Sepak bola, Karate, tenis meja, catur, atletik dan lain
sebagainya. Selain itu ada kegiatan Ekstrakurikuler wajib yaitu pramuka, ekstrakurikuler lain
yaitu computer, rebana, iman taqwa, Seni Budaya ada mocopat, tari, lukis, kegiatan cinta
lingkungan, kegiatan field trip atau studi wisata dan lain-lain
Pendidikan karakter di sekolah sangat diperlukan, walaupun dasar dari pendidikan karakter
adalah di dalam keluarga. Kalau seorang anak mendapat pendidikan karakter yang baik dari
keluarganya, anak tersebut akan berkarakter baik selanjutnya. Jadi, pendidikan karakter atau budi
pekerti plus adalah suatu yang urgen untukdilakukan. Kalau kita peduli untuk meningkatkan
mutu sekolah, maka tanpa pendidikan karakter adalah usaha yang sia-sia. Mahatma Gandhi
memperingatkan tentang salah satu tujuh dosa fatal, yaitu "education without character"
(pendidikan tanpa karakter).
Kegiatan ini menjadi salah satu unsur penting dalam membangu kepribadian anak.
Seperti yang tersebut dalam tujuan pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration di SD
Negeri Tambakroto, bahwa kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration meningkatkan
kemampuan siswa beraspek koknitif, afektif dan psikomotor.Mengembangkan bakat dan minat
siswa pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.Dapat mengetahui
mengenal dan membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan pelajaran lainnya.
Foto Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 1 telah
disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Mutu pendidikan tercapai apabila masukan, proses, keluaran, guru, sarana dan prasarana serta
biaya apabila seluruh komponen tersebut memenuhi syarat tertentu. Namun dari beberapa
komponen tersebut yang lebih banyak berperan adalah tenaga kependidikan yang bermutu yaitu
yang mampu menjawab tantangan-tantangan dengan cepat dan tanggung jawab
Pendidikan yang bermutu sangat membutuhkan tenaga kependidikan yang professional. Tenaga
kependidkan mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan pengetahuan,
ketrampilan, dan karakter peserta didik.
Bumi merupakan sebuah anugerah yang diberikan oleh Tuhan YME kepada makhluk ciptaan-
Nya. Di dalam bumi, terdapat berbagai macam kekayaan alam yang sangat penting bagi
kebutuhan setiap makhluk hidup. Manusia merupakan makhluk ciptaan-Nya yang paling
sempurna dan memiliki akal juga pikiran. Maka dari itu, manusia seharusnya menjaga,
melindungi dan merawat bumi beserta isinya yang telah diberikan-Nya. Dimulai dari daratan,
lautan, gunung, hutan, danau, sungai dan sebagainya. Saat ini, sangat diperlukannya kesadaran
masyarakat khususnya peserta didik TK, SD, SMP, dan SMA serta Masyarakat umum akan
pentingnya menjaga kelestariaan lingkungan serta meningkatkan rasa kepedulian untuk ikut serta
dalam kegiatan melestarikan lingkungan. Kita sebagai penurus bangsa, harus berperan aktif
dalam menjaga lingkungan. Generasi muda merupakan salah satu aset yang mampu membangun
kembali bumi yang sudah mulai terbengkalai. Dengan adanya kesadaran dan rasa kepedulian
generasi muda serta usaha dan kerja keras mampu mengembalikan bumi ini. Seperti yang
dikatakan pepatah, “sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit”. Salah satu contoh kecil yang
dapat dilakukan seperti membuang sampah pada tempatnya dan memisahkan sampah organik
dan non-organik.
Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 mengamanatkan
bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan merupakan elemen penting yang tidak pernah terpisahkan dalam kehidupan.
Kesadaran tentang pentingnya pendidikan dalam membangun masa depan yang lebih baik telah
mendorong semua pihak untuk senantiasa melakukan inovasi dengan tujuan terciptanya sistem
pendidikan yang berkualitas dan menghasilkan kualitas lulusan yang mampu bersaing dalam
semua aspek kehidupan.
Pemberdayaan sekolah dapat dilakukan dengan melahirkan paradigma baru yang dapat mcnjadi
sebuah strategi yang difokuskan pada kualitas dengan menggunakan pendekatan yang lebih
profesional dan memberdayakan satuan pendidikan dari pada pendekatan birokrasi yang
membuat manajemen sekolah menjadi sempit, rumit dan kaku.
Satu paradigma pendidikan yang dianggap relevan saat ini yang dikeluarkan oleh Menteri
Pendidikan Nasional adalah Pendidikan karakter, dimana dalam pendidikan karakter, hal ini
berangkat dengan pemikiran bahwa pendidikan kita tidak hanya memfokuskan pada mutu
kecerdasan saja, tetapi juga memperhatikan nilai dan perilaku yang sesuai dengan budaya bangsa
kita tetapi memiliki daya saing dengan bangsa lain.
Berbagai program yang dilaksanakan di sekolah belum optimal karena program belum berfokus
pada pelanggan, belum banyak keterlibatan seluruh komponen yang ada di sekolah, belum
optimal adanya aktivitas pengukuran, belum memiliki komitmen terhadap perubahan dan usaha
untuk memperbaiki secara terus menerus, dalam kaitan ini muncullah salah satu pemikiran
kearah peningkatan mutu sekolah berkarakter melalui Ekstrakurikuler dan Greeneration yang
memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan melaksanakan berbagai kebijakan
secara luas.
Keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak, baik sekolah, pemerintah,
masyarakat maupun keluarga. Oleh karena itu untuk mendukung keberhasilan pendidikan perlu
melibatkan komite/orang tua ataupun masyarakat baik dalam pembiayaan maupun dalam
pengawasannya.
SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak yang berada di lokasi yang sangat
strategis yang berada di jalur jalan Onggorawe-Mranggen, masyarakatnya sebagian besar sudah
sadar akan kebutuhan pendidikan, maka sudah selayaknya untuk dilibatkan dalam memajukan
pendidikan di SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Dengan menerapkan
Ekstrakurikuler dan Greeneration ini diharapkan SDN Tambakroto Kecamatan Sayung
Kabupaten Demak menjadi sekolah pilihan masyarakat khususnya di wilayah Kecamatan Sayung
khusunya sebelah selatan jalan raya Semarang Demak.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu sekolah berkarakter di SDN Tambakroto Kecamatan
Sayung Kabupaten Demak adalah melalui Ekstrakurikuler dan greeneration.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas serta hasil pengamatan penulis, maka permasalahan
dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah
pada : Bagaimana Upaya peningkatan mutu sekolah berkarakter melalui ekstrakurikuler dan
greeneration di SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak?
a. Bagaimana upaya pengembangan bakat dan potensi peserta didik di SDN Tambakroto?
c. Upaya apa untuk meningkatkan prestasi peserta didik SDN Tambakroto?
d. Kegiatan apa untuk mewujutkan generasi muda cinta lingkungan hijau di SDN
Tambakroto ?
e. Bagaimana implementasi pendidikan karakter di SDN Tambakroto?
1.4 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, karya tulis ini bertujuan:
1.5 Manfaat
a. Kepala Sekolah akan memperoleh masukan sebagai bahan evaluasi diri dan bahan
pertimbangan untuk melakukan perbaikan dan bahkan mereformasi pola kegiatan manajemen
sekolah dalam rangka upaya pembinaan profesionalisme guru dan peningkatan mutu sekolah
berkarakter.
b. Bagi Pengambil Kebijakan (Dinas Pendidikan), akan memperoleh bahan masukan tentang
peta mutu sekolah berkarakter sehingga dalam pengambilan keputusan/ program kebijakan
peningkatan mutu sekolah berkarakter secara keseluruhan menjadi tepat sasaran.
c. Bagi Guru, akan memperoleh wawasan, pengetahuan yang akan mampu memotivasi
peningkatan kinerja dan profesionalismenya.
a. Hasil penelitian dapat menjadi bahan kajian dan bahan pertimbangan bagi pelaksana
manajemen sekolah sehingga diharapkan lebih tepat guna dan berhasil guna.
b. Dapat dimanfaatkan sebagai referensi untuk menambah wawasan pengetahuan, sehingga dapat
memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian dan pengembangan sekolah di kemudian
hari.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.1 Mutu
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mutu adalah berkaitan dengan baik buruk suatu benda;
kadar; atau derajat misalnya kepandaian, kecerdasan dan sebagainya (Depdiknas, 2001: 768).
Secara umum mutu atau mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau
jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau
tersirat (Depdiknas, 2002: 7).
Mutu pendidikan dapat dilihat dalam dua hal, yakni mengacu pada proses pendidikan dan hasil
pendidikan. Proses pendidikan yang bermutu apabila seluruh komponen pendidikan terlibat
dalam proses pendidikan itu sendiri. Faktor-faktor dalam proses pendidikan adalah berbagai
input, seperti bahan ajar, metodologi, sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana
prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana kondusif. Sedangkan, mutu
pendidikan dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah
pada setiap kurun waktu tertentu (Suryosubroto, 2004: 2010).
Menurut Suryadi (2009: 24), mutu mengandung makna derajad (tingkat) keunggulan suatu
produk (hasil kerja/ upaya) baik berupa barang maupun jasa. .Dalam pandangan Ariani (dalam
Suryadi, 2009: 24), bahwa mutu memerlukan suatu proses perbaikan yang terus menerus
(continous improvement process) yang dapat diukur baik secara individual, sekolah, korporasi,
dan tujuan kinerja nasional.
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan.
Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986: 28) bahwa
“bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan,
yaitu mengenai kesanggupan – kesanggupan tertentu”
Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan
kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata”
Syahmuhibbin (1999:136) mengatakan “bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk
melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan”.
Sukardi, bakat adalah mutu yang dimiliki individu yang memungkinkan dirinya dapat
berkembang dimasa yang akan datang.
Kartini Kartono (1979) bakat adalam mencakup segala faktor yang ada pada individu sejak awal
pertama dari kehidupan yang kemudian menumbuhkan perkembangan keahlian,
kecakapankhusus tertentu. Bakat bersifat laten potensial (dapat berkembang ) dapat diaktifkan
potensinya.
Jenis – jenis bakat khusus menurut Utami Munandar (1987) ada 5 bidang :
Bakat akademik khusus misalnya bakat untuk bekerja dalam angka –angka (numerik), logika
bahasa dan sejenisnya.
Bakat Khusus dalam bidang kreatif produktif artinya bakat dalam menciptakan sesuatu yang baru
misalnya menghasilkan rancangan arsitektur baru, menciptakan teknologi terbaru dan lain –lain.
Bakat Khusus dalam bidang seni, misalnya mampu mengaransemen musik, menciptakan lagu,
melukis indah dalam waktu yang singkat dan lain –lain.
Bakat khusus kinestetik / psikomotorik, misalnya bakat dalam bidang sepak bola, bulu tangkis,
tenis dan keterampilan teknik.
Bakat kusus bidang sosial misalnya sangat mahir melakukan negosiasi, mahir berkomunikasi,
dan sangat mahir dalam kepemimpinan.
Berikut ini adalah pendapat dari beberapa ahli psikologi tentang pengertian prestasi belajar
adalah sebagai berikut :
Menurut Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai
oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam rapor”.
Menurut Winkel (1996: 162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti
keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang peserta didik dalam melakukan kegiatan
belajarnya sesuai bobot yang dicapainya”.
Menurut S.Nasution (1996: 17) prestasi belajar adalah “kesempurnaan yang dicapai seseorang
dalam berfikir, merasa dan berbuat”.
Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi 3 aspek yakni: kognitif, afektif dan
psikomotor. Sebaiknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu
memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.
Apabila ditinjau dari bahasa dan pengartiannya sebetulnya bahasa karakter ini masihlah sangat
luas, tetapi disini akan kita lihat beberapa pengertian secara umum yang ada di lapangan.
Karakter menurut Wikipedia (2008 : 1) bisa digambarkan sebagai sifat manusia pada umumnya
dimana manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri. Tim
prima pena (2006 : 234) membuat pemahaman karakter yang cenderung ke sifat manusia seperti
watak, tabiat, pembawaan, kebiasaan.
Pendidikan karakter di sekolah sangat diperlukan, walaupun dasar dari pendidikan karakter
adalah di dalam keluarga. Kalau seorang anak mendapat pendidikan karakter yang baik dari
keluarganya, anak tersebut akan berkarakter baik selanjutnya. Namun banyak orangtua yang
lebih mementingkan aspek kecerdasan otak ketimbang pendidikan karakter. Selain itu Daniel
Goleman juga mengatakan bahwa banyak orangtua yang gagal dalam mendidik karakter anak-
anaknya entah karena kesibukan atau karena lebih mementingkan aspek kognitif anak. Namun
ini semua dapat dikoreksi dengan memberikan pendidikan karakter di sekolah.
Jadi, pendidikan karakter atau budi pekerti plus adalah suatu yang urgen untuk dilakukan. Kalau
kita peduli untuk meningkatkan mutu lulusan SD, SMP dan SMU, maka tanpa pendidikan
karakter adalah usaha yang sia-sia. Mahatma Gandhi memperingatkan tentang salah satu tujuh
dosa fatal, yaitu "education without character" (pendidikan tanpa karakter). Dr. Martin Luther
King juga pernah berkata: "Intelligence plus character... that is the good od true education"
(Kecerdasan plus karakter... itu adalah tujuan akhir dari pendidikan sebenarnya).
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru,
yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta
didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau
menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.
Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan
pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya
menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria
manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu
masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi
oleh budaya masyarakat dan bangsanya.
Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah
pedidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia
sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.
Sekolah berkarakter yang dimaksut penulis adalah sekolah yang menerapkan pendidikan karakter
Dalam hubungan ini maka apa yang disarankan Unesco perlu diperhatikan yaitu bahwa
pendidikan harus mengandung tiga unsur: (a) belajar untuk tahu (learn to know). (b) belajar
untuk berbuat (learn to do). (c). belajar untuk bersama (learn to live together). Unsur pertama dan
kedua lebih terarah membentuk having, agar sumber daya manusia mempunyai kualitas
Peningkatan mutu pendidikan dalam wilayah mikro dapat terlihat dari mutu pembelajaran
(Suryadi, 2009: 3). Sejauh mana pelaksanaan tugas guru dapat dilakukan secara professional dan
optimal merupakan kunci pencapaian tujuan pendidikan (Mukhtar dan Iskandar, 2009:
270).Peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran menjadi pusat perhatian
untuk ditingkatkan, sebab disitulah inti permasalahan sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan (Suhardan, 2010: 75).
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu kepala sekolah harus mengetahui tugas-tugas yang
harus ia laksankan. Adapun tugas-tugas dari kepala sekolah seperti yang dikemukakan
Wahjosumidjo (2002:97) adalah:
d. Kepala sekolah bertindak dan bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh
bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru, peserta didik, staf, dan orang tua peserta
didik tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah.
e. Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala sekolah harus mampu menghadapi
berbagai persoalan. Dengan segala keterbatasan, seorang kepala sekolah harus dapat mengatur
pemberian tugas secara cepat serta dapat memprioritaskan bila terjadi konflik antara kepentingan
bawahan dengan kepentingan sekolah.
f. Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional. Kepala sekolah harus
dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis, kemudian menyelesaikan persoalan dengan
satu solusi yang feasible. Serta harus dapat melihatsetiap tugas sebagai satu keseluruhan yang
saling berkaitan.
g. Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah. Dalam lingkungan sekolah
sebagai suatu organisasi di dalamnya terdiri dari manusia yang mempunyai latar belakang yang
berbeda-beda yang bisa menimbulkan konflik untuk itu kepala sekolah harus jadi penengah
dalam konflik tersebut.
h. Kepala sekolah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat membangun hubungan
kerja sama melalui pendekatan persuasi dan kesepakatan (compromise). Peran politis kepala
sekolah dapat berkembang secara efektif, apabila: (1) dapat dikembangkan prinsip jaringan
saling pengertian terhadap kewajiban masing-masing, (2) terbentuknya aliasi atau koalisi, seperti
organisasi profesi, OSIS, BP3, dan sebagainya; (3) terciptanya kerjasama (cooperation) dengan
berbagai pihak, sehingga aneka macam aktivitas dapat dilaksanakan.
i. Kepala sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai macam pertemuan kepala sekolah
adalah wakil resmi sekolah yang dipimpinnya.
j. Kepala sekolah mengambil keputusan-keputusan sulit. Tidak ada satu organisasi pun yang
berjalan mulus tanpa problem. Demikian pula sekolah sebagai suatu organisasi tidak luput dari
persoalan dn kesulitan-kesulitan. Dan apabila terjadi kesulitan-kesulitan kepala sekolah
diharapkan berperan sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit tersebut.
Dalam menjalankan kepemimpinannya, selain harus tahu dan paham tugasnya sebagai
pemimpin, yang tak kalah penting dari itu semua seyogyanya kepala sekolah memahami dan
mengetahui perannya. Adapun peran-peran kepala sekolah yang menjalankan peranannya
sebagai manajer seperti yang diungkapkan oleh Wahjosumidjo (2002:90) adalah: (a)Peranan
hubungan antar perseorangan; (b)Peranan informasional; (c)Sebagai pengambil keputusan.
2.2.1. Ekstrakurikuler
Melalui kegiatan ekstrakurikuler misalnya olahraga diharapkan peserta didik dapat sehat,
mempunyai daya tangkal, daya hayat terhadap Pekat, Narkoba dan obat terlarang. Dalam
pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler peserta didik diarahkan untuk memilih salah satu cabang
olahraga, seni budaya, pembinaan peserta didik berprestasi yang sesuai dengan minat, bakat dan
kemampuan peserta didik, pada kegiatan ini cabang diharapkan lahir bibit-bibit olahragawan
yang nantinya dapat dibina untuk menghadapi event seperti POPDA, Kejuaraan daerah
(Kejurda), Dinas, lembaga-lembaga maupun kompetisi lainnya. Ekstrakurikuler Olahraga, yang
meliputi beberapa cabang olahraga yang diminati di sekolah tersebut, misalnya: Sepak bola,
Senam, tenis meja, catur, atletik dan lain sebagainya. Selain itu ada kegiatan Ekstrakurikuler
wajib yaitu pramuka, ekstrakurikuler lain yaitu computer, rebana, iman taqwa, Seni Budaya ada
mocopat, tari, kegiatan cinta lingkungan, kegiatan field trip atau studi wisata dan lain-lain
Kegiatan Ekstrakurikuler atau pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan bakat dan minat peserta didik sesuai dengan
kondisi sekolah. Banyak peserta didik yang kurang mengetahui bakat dan minat yang ada pada
dirinya, sehingga peserta didik juga kurang maksimal dalam pemilihan kegiatan Ekstrakurikuler
dan Greeneration di sekolahnya. Dalam hal ini guru sangat dibutuhkan dalam berperan
mengarahkan peserta didik didik untuk memilih kegiatan Ekstrakurikuler yang sesuai dengan
bakat yang dimilikinya.
Sementara itu kegiatan Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam
pelajaran, baik itu dilakukan di sekolah maupun diluar sekolah namum masih dalam
ruang lingkup tanggung jawab sekolah. Kegiatan Ekstrakurikuler ini bertujuan untuk
memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan peserta didik mendorong pembinaan nilai
dan sikap mereka demi untuk mengembangkan minat dan bakat peserta didik. Peserta didik
dalam hal ini dapat memilih kegiatan Ekstrakurikuler yang mana yang ia minati yang sesuai
dengan kecenderungan jiwa mereka. Kegiatan Ekstrakurikuler ini mengutamakan pada kegiatan
kelompok.
Ada beberapa hal yang perlu dan harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan
Ekstrakurikuler seperti;
Selain itu kegiatan Ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti;
a. kepramukaan,
a. Menyusun kelompok guru sebagai penerima awal atas rencana program pemberdayaan
c. Memilih dan melatih guru dan tokoh masyarakat yang terlibat secara langsung dalam
implementasi manajemen berbasis sekolah.
d. Membentuk komite sekolah yang terdiri dari unsur sekolah, unsur masyarakatdi bawah
pengawasan pemerintah daerah.
Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan meningkatkan hubungan
kerjasama yang baik antara sekolah dan masyarakat, guna mewujudkan sekolah yang efektif dan
efisien. Hubungan yang harmonis ini menurut Mulyasa (2006 ) akan membentuk :
a. Saling pengertian antara sekolah, orang tua, masyarakat, dan lembaga-lembaga lain yang
ada di masyarakat.
b. Saling membantu antara sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat, arti dan
pentingnya peranan masing-masing.
c. Kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di masyarakat dan
mereka merasa ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di sekolah.
Menurut kajian Anifral Hendri (2008 : 2) mengenai fungsi kegiatan Ekstrakurikuler adalah
sebagai berikut :
b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan Ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa
tanggung jawab sosial peserta didik.
d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan Ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir
peserta didik.
Anifral Hendri (2008 : 2 - 3), mengemukakan pendapat umumnya mengenai beberapa jenis
kegiatan Ekstrakurikuler dalam beberapa bentuk yaitu :
a. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Peserta didik (LDKS), Palang
Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).
b. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan
kemampuan akademik, penelitian.
c. Latihan/lomba keberbakatan/ prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga, seni dan
budaya, cinta alam, jurnaistik, teater, keagamaan.
Kontrubusi kegiatan ekstra kelas terhadap masyarakat, menurut Burrup, antara lain adalah
sebagai berikut:
a. Meningkatkan hubungan antara sekolah dengan masyarakat dengan cara yang lebih baik (to
promote better school and community relation).
b. Mendorong masyarakat agar memberikan perhatian yang lebih besar guna membantu
sekolah (to encourage greater community interest in an support of the school).
Kontribusi kegiatan ekstra kelas terhadap perbaikan kurukulum, menurut Burrup adalah sebagai
berikut:
a. Melengkapi dan memperkaya pengalaman kelas peserta didik (to supplement or enrich
classroom experiences).
c. Memberikan peluang kepada peserta didik untuk memanfaatkan bimbingan individual dan
kelompok (to provide additional opportunity for individual and group guidance).
Kontribusi kegiatan ekstra kelas terhadap keefektifan administrasi sekolah, menurut Burrup
adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan keefektifan kerja sama antar para peserta didik, guru-guru, staf administrasi
dan supervisi (to foster more effective team work betwen student, faculty, and administrative and
supervisory personnel).
b. Untuk lebih memperasatukan berbagai bagian dalam sekolah (to integrate more closely the
several divisions of the school).
c. Untuk memberikan sedikit pengetahuan dalam rangka membantu para remaja dalam
menggunakan waktu senggangnya (to provide less restricted opportunities designed to assist
youth in the worth–while utilixation of their spare time).
Memberi peluang yang lebih baik kepada guru agar lebih mengerti kekuatan yang dapat
memotivasi para peserta didik dalam memberikan respons terhadap berbagai situasi problematik
yang mereka hadapi
2.2.2 Greeneration
Greeneration adalah dua kata dari kata green yang artinya hijau dan generation yang artinya
generasi. Dimaksutkan penulis di sini adalah generasi yang cinta lingkungan hijau.
2.2.2.1 Tujuan
a. Menciptakan lingkungan sekolah dan suasana kerja yang nyaman dan kondusif.
2.2.2.2 Sasaran
b. Terciptanya perilaku warga sekolah yang perduli terhadap Kesehatan lingkungan
b. Berkelanjutan : Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara
komprehensif.
Visi “ Sekolahku Hijau , Bersih dan Sehat karena Aku Cinta Sehat“ sedang Misi adalah sebagai
berikut :
b. Meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat lingkungan sekolah akan hidup sehat.
c. Memberikan rasa aman, sejuk, indah kepada anak didik sehingga tercipta lingkungan sehat.
d. Meningkatkan prestasi dan pengetahuan anak akan cinta lingkungan yang sehat.
Hasil / Dampak
Kondisi
Awal
Aktivitas
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
Karya tulis ini merupakan best practice yang menggunakan pendekatan ex post facto. Sudjana
dan Ibrahim (2007:60) mengatakan bahwa pendekatan ex post facto dimulai dengan
mendeskripsikan situasi sekarang yang diasumsikan sebagai akibat dari faktor-faktor yang telah
terjadi atau bereaksi sebelumnya. Dengan demikian, peneliti harus menoleh kebelakang untuk
menentukan faktor-faktor yang diasumsikan penyebab, yang telah beroperasi pada masa lalu.
Dalam konteks ini penulis melakukan analisis mengenai perwujudan mutu sekolah berkarakter
yang terdiri atas lima bagian, yakni pendahuluan, landasan teori dan kerangka berpikir,
metodologi penelitian, pembahasan, simpulan dan rekomendasi.
Metode pengumpulan data dalam penulisan best practices ini terdiri atas:
1. Studi dokumentasi, dilakukan dengan menganalisis dokumen sekolah yang sudah disusun
dalam bentuk laporan evaluasi diri sekolah dan profil sekolah.
2. Observasi, dilakukan dengan mengadakan pengamatan terhadap aktivitas peserta didik dan
guru dalam proses pembelajaran.
3. Wawancara, dilakukan dengan mengadakan wawancara yang bersifat kekeluargaan, seperti
sambungrasa dan diskusi dengan warga sekolah.
3.3 Analisis
Analisis dilakukan dengan menyusun laporan secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif terhadap
perwujudan mutu sekolah berkarakter. Perwujudan sekolah dilihat dari permasalahan yang dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
3.4 Pembahasan
Pemberian otonomi pendidikan yang luas pada sekolah merupakan kepedulian pemerintah
terhadap gejala yang muncul di masyarakat serta upaya peningkatan mutu pendidikan secara
umum. Pemberian otonomi ini menuntut pendekatan manajemen yang lebih kondusif di sekolah
agar dapat mengakomodasi seluruh keinginan sekaligus pemberdayaan berbagai komponen
masyarakat secara efektif guna mendukung kemajuan dan sistem yang ada di sekolah.
Ekstrakurikuler dan Greeneration merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada
sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu sekolah agar
dapat mengakomodasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerja sama yang erat antara
sekolah, masyarakat, dan pemerintah.
Untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri peserta didik, ada beberapa cara yang yang
harus dilakukan guru misalnya: perkaya dengan macam –macam pengalaman yang membangun
motivasi belajar, rangsanglah peserta didik untuk meluaskan kemampuannya, bimbing peserta
didik dalam melakukan kegiatan, berikan penghargaan atau pujian terhadap hasil kerja peserta
didik,tanamkan rasa optimis kepada peserta didik bahwa mereka bisa melakukannya, bawa
peserta didik ke tempat –tempat di mana mereka bisa mempelajari hal baru seperti pentas seni
musik, museum, galeri seni dan sebagainya. Berbagai jenis cara tersebut dapat diperoleh peserta
didik dalam kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration sebagai alternatif pemecahannya.
Kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration yang ada di SDN Tambakroto Kecamatan Sayung
Kabupaten Demak dapat memberikan tempat bagi peserta didik untuk memilih sesuai dengan
kemampuannya. Setiap peserta didik tidak dipaksa memilih jenis kegiatan ekstra. Adapun jenis
kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration yang ada di SDN Tambakroto Kecamatan Sayung
Kabupaten Demak yaitu : Pramuka, Seni Rebana, Seni Tari, Olahraga Tenis meja, catur, dan
Komputer. Jenis kegiatan tersebut dirasa cukup menjadikan pilihan peserta didik untuk
mengembangkan diri.
Pengembangan minat, atau kecenderungan hati yang tinggi tentang sesuatu dilakukan dengan
menginvestarisasikan kecenderungan- kecenderungan peserta didik pada bidang yang diminati.
Pelaksanaannya sama dengan pengembangan bakat.
Pengembangan kreativitas peserta didik memerlukan upaya lebih banyak dan berkualitas
dibandingkan menagani bakat dan minat. Kreativitas yang bermakna kemampuan untuk
menciptakan daya dukung dari pihak guru dan karyawan di sekolah lebih banyak dalam bentuk
pembinaan dan dorongan agar peserta didik mau berbuat sesuatu untuk mencetuskan gagasan
sendiri. Dalam mengajar guru harus berusaha menjiwai falsafah mengajar yang mendorong
timbulnya kreativitas misalnya :
Kata lain "mampu" adalah "bisa" atau "sanggup". Untuk mengembangkan kemampuan atau
kesanggupan beberapa upaya yang bisa ditempuh adalah :
Mewadahi/menyalurkan bakat, minat, dan kreativitas peserta didik berarti menciptakan daya
dukung agar peserta didik yang memiliki bakat, minat, dan kreativitas pada bidang-bidang yang
disebutkan tadi mendapat saluran Bakat main bola, menyanyi, bermusik, menari, membaca puisi,
menulis cerpen, dan main drama sedapat mungkin diwadahi oleh sekolah sehingga peserta didik
merasa memperoleh penyaluran potensi yang mereka miliki.
2) Mengklasifikasi data sesuai bakat, minat, dan kreativitas peserta didik.
3) Menyusun program atau jadwal.
3.4.3 Melaksanakan Pemantauan Kemampuan Peserta didik untuk Menyelaraskan Diri dengan
Potensi Peserta didik
Setiap kegiatan dalam bentuk apa pun terbagi dalam tiga kriteria besar, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian. Langkah awal dari penilaian atau evaluasi adalah pantauan. Pantauan
berupa upaya untuk mengetahui, berperan untuk ceking apakah kemampuan seseorang peserta
didik dalam berbagai bidang sebagaimana yang telah dilayani penyalurannya oleh sekolah
berjalan lancar. Di sisi lain pemantauan ini mempunyai fungsi untuk menentukan kebijakan
penanganan pada tahap berikutnya terlebih-lebih demi sukses program yang telah dilaksanakan.
Hasil pantauan adalah catatan-catatan penting mengenai pelaksanaan berbagai kegiatan tentang
seluruh individu peserta didik. Catatan itu secara garis besar mengenai hal-hal :
Karena fungsi pantauan adalah untuk menentukan langkah ke depan, maka setelah dilakukan
pantauan itu beberapa kegiatan yang menyertai adalah :
1) Melakukan review untuk tindak lanjut demi langkah perbaikan. Misalnya dalam kenyataan
terdapat beberapa orang peserta didik yang setelah melaksanakan berbagai kegiatan ternyata
kemampuannya sangat minim. Berarti, ada ketidakcocokan antara hasil tes atau penjajakan atau
pun penentuan oleh sekolah tentang sesuatu pilihan berkenaan kemampuan peserta didik.
2) Melakukan pembenahan. Peserta didik yang terlihat kurang berkemampuan dibangkitkan
semanaatnya. Atau sangat mungkin justru terjadi perubahan. Ada alternatif, karena sesuatu
pertimbangan peserta didik menjadi memilih bidang yang lain, meskipun telah mengikuti
kegiatan selama beberapa waktu.
3) Melakukan tindak lanjut berkenaan poin 2). Misalnya kalau didapati anak sangat berbakat
sehingga penanganannya harus berbeda dengan para peserta didik pada umumnya. Misalnya
kalau seorang anak SLTP ternyata mempunyai prestasi olah raga tenis yang sangat
mengagumkan. Atau, bisa menghasilkan lukisan dalam kualitas yang menakjubkan. Dalam hal
yang demikian itu, terkait dua peserta didik yang mempunyai kemampuan luar biasa itu harus
mendapatkan layanan dari pihak sekolah. Cara yang diambil misalnya dengan menitipkan kedua
anak berprestasi itu kepada klub-klub kenamaan / sanggar-sanggar ternama.
Dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sekolah, pemerintah akan terbantu baik
dalam kontrol maupun pembiayaan pendidikan. Dengan menggunakan model Ekstrakurikuler
dan Greeneration komite/masyarakat akan terlibat secara tidak langsung, baik dalam penyusunan
program pada awal tahun pelajaran maupun dalam pelaksanaan kegiatannya, sehingga apa yang
dilaksanakan oleh sekolah akan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat setempat.
Setiap awal tahun pelajaran, masyarakat melalui komite sekolah selalu dilibatkan dalam
penyusunan program kerja sekolah yang berupa Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
(RKAS), dalam RKAS akan termuat program akademik maupun non akademik, sampai pada
pembiayaan yang diperlukan selama satu tahun ke depan, dengan demikian masyarakat merasa
ikut menyusun program kegiatan sehingga akan merasa ikut bertanggung jawab terhadap
program tersebut.
Keterlibatan masyarakat yang tinggi dalam pengelolaan pendidikan dapat meningkatkan mutu
pendidikan di SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak dan akan menjadi salah
satu sekolah yang dicintai oleh masyarakat khususnya di wilayah Kecamatan Sayung
Pemberdayakan berbagai komponen masyarakat secara efektif, dapat mendukung kemajuan dan
sistem yang ada di sekolah. Dalam rangka inilah Ekstrakurikuler dan Greeneration tampil
sebagai alternative paradigma baru manajemen pendidikan yang ditawarkan. Ekstrakurikuler
dan Greeneration merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk
menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu sekolah agar dapat
mengakomodasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerja sama yang erat antara
sekolah, dan masyarakat
3.4.5 Upaya meningkatkan prestasi peserta didik
Kegiatan pengembangan diri merupakan peluang bagi sekolah kami meraih prestasi. Hal tersebut
tidak semua sekolah memiliki kiat untuk menggalinya. Oleh karena itu hal tersebut merupakan
peluang besar bagi sekolah kami untuk menggalinya demi mencapai prestasi. Harapan sekolah
kami dengan meningkatkan prestasi dibidang non akademik akan mampu mendongkrak pamor
SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak menjadi sekolah bermutu dan
berkarakter dan menjadi pilihan masyarakat.
3.4.7 Strategi Pembentukan Karakter dan Generasi Cinta Lingkungan Hijau (Greeneration)
a. Keteladanan
b. Pembiasaan
f. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani.
g. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cintai damai, sikap sosial dan toleransi
dalam konteks kemajemukan budaya, etnis, dan agama.
h. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan tugas-tugas ajar dalam
pendidikan jasmani.
i. i Mengembangkan keterampilan untuk melakukan aktivitas jasmani dan olahraga, serta
memahami alasan-alasan yang melandasi gerak dan kinerja.
j. Menumbuhkan kecerdasan emosi dan penghargaan terhadap hak-hak asasi orang lain melalui
pengamalan fair play dan sportivitas.
k. Menumbuhkan self esteem sebagai landasan kepribadian melalui pengembangan kesadaran
terhadap kemampuan dan pengendalian gerak tubuh.
l. Mengembangkan keterampilan dan kebiasaan untuk melindungi keselamatan diri sendiri dan
keselamatan orang lain.
m. Menumbuhkan cara pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani dan pola
hidup sehat.
n. Menumbuhkan kebiasaan dan kemampuan untuk berpartisipasi aktif secara teratur dalam
aktivitas fisik dan memahami manfaat dari keterlibatannya.
o. Menumbuhkan kebiasaan untuk memanfaatkan dan mengisi waktu luang dengan aktivitas
jasmani yang bersifat rekreatif.
a. Menyadarkan dan membimbing guru memahami akan tugas dan tanggung jawabnya untuk
membantu perkembangan bakat dan potensi yang ada dalam diri peserta didik secara optimal.
b. Kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration dimanfaatkan sebagai media bagi peserta didik
untuk mengoptimalkan perkembangan bakat atau potensi yang ada dalam diri peserta didik.
Kesepakatan nasional Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, sebagai berikut:
a. Pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari
pendidikan nasional secara utuh.
b. Pendidikan budaya dan karakter bangsa harus dikembangkan secara komprehensif sebagai
proses pembudayaan. Oleh karena itu, pendidikan dan kebudayaan secara kelembagaan perlu
diwadahi secara utuh.
c. Pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah, masyarakat, sekolah dan orangtua. Oleh karena itu, pelaksanaan budaya dan karakter
bangsa harus melibatkan keempat unsur tersebut.
d. Dalam upaya merevitalisasi pendidikan budaya dan karakter bangsa diperlukan gerakan
nasional guna menggugah semangat kebersamaan dalam pelaksanaan di lapangan.
Keteladanan menjadi kunci sangat penting dan itu datang dari perilaku pendidik dan tenaga
kependidikan yang secara konsisten mencontohkan perbuatan baik di setiap gerak langkah dan
interaksi mereka dengan murid, baik dari kegiatan rutin, maupun spontan dan insidental.
Ditambah dengan sekolah yang selalu menjadi tempat yang menyenangkan untuk belajar.
Pendidikan karakter bangsa dilakukan melalui integrasi mata pelajaran, pengembangan diri dan
budaya sekolah. Untuk pengintegrasian pendidikan karakter dalam mata pelajaran Kemdiknas
melakukan kajian atas standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD) pada standar isi dari
mata pelajaran yang ada untuk melihat apakah nilai-nilai karakter sudah masuk ke dalamnya.
Kemdiknas menyusun matrik-matrik keterkaitan antara SK, KD dengan nilai-nilai karakter serta
indikator-indikatornya sebagai panduan sekolah untuk menentukan nilai karakter mana yang
akan dipilih untuk dikembangkan. Ini akan membantu sekolah/guru dalam merencanakan bagai-
mana mengintegrasikan pendidikan karakter dalam proses pembuatan silabus dan RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran), termasuk untuk mengembangkannya di atas standar minimal ini.
Terkait itu, nilai-nilai karakter dilengkapi dengan deskripsinya juga disusun sedemikian rupa
dengan merujuk kepada empat sumber yaitu Agama, Pancasila, Budaya dan Tujuan Pendidikan
Nasional. Dari empat sumber itu diidentifikasi ada 18 nilai karakter
Pengintegrasian pendidikan karakter bangsa melalui mata pelajaran tidak hanya dilakukan pada
materi pelajaran tetapi juga dilakukan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran
dilakukan secara aktif dan menyenangkan oleh peserta didik
Kegiatan terprogram meliputi bimbingan konseling (individual, kelompok tatap muka guru BP
masuk ke kelas) dan kegiatan ekstrakurikuler (Kepramukaan, UKS, KIR, olah raga, kerohanian,
seni budaya, kesehatan reproduksi remaja, latihan dasar kepemimpinan).
Kegiatan tidak terprogram dapat dilakukan melalui: pertama, kegiatan rutin sekolah yaitu
kegiatan yang dilakukan terjadwal seperti piket kelas, ibadah, berdoa sebelum dan sesudah
pembelajaran, bakti sosial; kedua, kegiatan spontan, yaitu aktivitas tidak terjadwal dalam
kejadian khusus, seperti memberi dan menjawab salam, meminta maaf, berterima kasih,
mengunjungi orang sakit; ketiga, keteladanan, kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari, seperti
performa guru, mengambil sampah yang berserakan, mengucapkan salam, menghargai pendapat
orang lain.
Selain indikator mata pelajaran, kemdiknas juga mengembangkan indikator lain, yaitu indikator
keberhasilan kelas dan sekolah dalam mengembangkan pendidikan karakter. Dengan indikator
ini guru dan kepala sekolah dapat merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah
masing-masing. Indikator keberhasilan kelas terlampir
Kepala sekolah dan guru harus secara tajam melihat bagaimana perkembangan anak didiknya
dalam berbagai indikator nilai karakter yang dituju. Guru harus bisa dan telaten dalam
membuat anecdotal record (catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perilaku yang ber-
kenan dengan nilai yang dikembangkan). Dibutuhkan dedikasi yang tinggi untuk melihat
indikator-indikator kualitatif dari perkembangan sang murid. Termasuk kejelian guru dalam
melihat dan memaknai kegiatan spontan ataupun insidental murid dalam konteks karakter.
Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya, melalui supervisi
kepala sekolah, guru harus dapat memberikan kesimpulannya/pertimbangan tentang pencapaian
suatu indikator atau bahkan suatu nilai. Kapan seorang murid bisa dikatakan karakternya belum
terlihat, mulai terlihat, mulai berkembang, atau di tingkat paling tinggi sudah membudaya.
Artinya kepala sekolah dan guru yang terlibat sebagai aktor utama pendidikan karakter ini
haruslah merupakan profesional sejati yang waktu, fikiran, dan tenaganya ada di sekolah
tersebut.
Ada tiga peranan kepala sekolah sebagai manajer tersebut, dapat penulis uraikan sebagai berikut:
1. Peranan hubungan antar perseorangan
• Figurehead, figurehead berarti lambang dengan pengertian sebagai kepala sekolah sebagai
lambang sekolah.
2. Peranan informasional
• Sebagai monitor. Kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan terhadap lingkungan karena
kemungkinan adanya informasi-informasi yang berpengaruh terhadap sekolah.
• Anegotiator roles. Kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak luar dalam memnuhi kebutuhan sekolah.
Secara garis besar, ruang lingkup tugas kepala sekolah dapat diklasifikasikan ke dalam dua aspek
pokok, yaitu pekerjaan di bidang administrasi sekolah dan pekerjaan yang berkenaan dengan
pembinaan profesional kependidikan. Untuk melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik –
baiknya, ada tiga jenis ketrampilan pokok yang harus dimiliki oleh kepala sekolah sebagai
pemimpin pendidikan yaitu ketrampilan teknis ( technical skill), ketrampilan berkomunikasi
( human relations skill ) dan ketrampilan konseptual (conceptual skill ).
Menurut persepsi banyak guru, keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah terutama dilandasi
oleh kemampuannya dalam memimpin. Kunci bagi kelancaran kerja kepala sekolah terletak pada
stabilitas dan emosi dan rasa percaya diri. Hal ini merupakan landasan psikologis untuk
memperlakukan stafnya secara adil, memberikan keteladanan dalam bersikap, bertingkah laku
dan melaksanakan tugas.
Dalam konteks ini, kepala sekolah dituntut untuk menampilkan kemampuannya membina kerja
sama dengan seluruh personel dalam iklim kerja terbuka yang bersifat kemitraan, serta
meningkatkan partisipasi aktif dari orang tua murid. Dengan demikian, kepala sekolah bisa
mendapatkan dukungan penuh setiap program kerjanya.
Keterlibatan kepala sekolah dalam proses pembelajaran peserta didik lebih banyak dilakukan
secara tidak langsung, yaitu melalui pembinaan terhadap para guru dan upaya penyediaan sarana
belajar yang diperlukan.
Kepala sekolah sebagai komunikator bertugas menjadi perantara untuk meneruskan instruksi
kepada guru, serta menyalurkan aspirasi personel sekolah kepada instansi kepada para guru, serta
menyalurkan aspirasi personel sekolah kepada instansi vertikal maupun masyarakat. Pola
komunikasi dari sekolah pada umumnya bersifat kekeluargaan dengan memanfaatkan waktu
senggang mereka. Alur penyampaian informasi berlangsung dua arah, yaitu komunikasi top-
down, cenderung bersifat instruktif, sedangkan komunikasi bottom-up cenderung berisi
pernyataan atau permintaan akan rincian tugas secara teknis operasional. Media komunikasi yang
digunakan oleh kepala sekolah ialah : rapat dinas, surat edaran, buku informasi keliling, papan
data, pengumuman lisan serta pesan berantai yang disampaikan secara lisan.
Dalam bidang pendidikan, yang dimaksud dengan mutu memiliki pengertian sesuai dengan
makna yang terkandung dalam siklus pembelajaran. Secara ringkas dapat disebutkan beberapa
kata kunci pengertian mutu, yaitu: sesuai standar (fitness to standard), sesuai penggunaan
pasar/pelanggan (fitness to use), sesuai perkembangan kebutuhan (fitness to latent requirements),
dan sesuai lingkungan global (fitness to global environmental requirements).
Adapun yang dimaksud mutu sesuai dengan standar, yaitu jika salah satu aspek dalam
pengelolaan pendidikan itu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Dalam pandangan masyarakat umum sering dijumpai bahwa mutu sekolah atau keunggulan
sekolah dapat dilihat dari ukuran fisik sekolah, seperti gedung dan jumlah Ekstrakurikuler yang
disediakan. Ada pula masyarakat yang berpendapat bahwa kualitas sekolah dapat dilihat dari
jumlah lulusan sekolah tersebut yang diterima di jenjang pendidikan selanjutnya. Untuk dapat
memahami kualitas pendidikan formal di sekolah, perlu kiranya melihat pendidikan formal di
sekolah sebagai suatu sistem. Selanjutnya mutu sistem tergantung pada mutu komponen yang
membentuk sistem, serta proses yang berlangsung hingga membuahkan hasil.
Dalam pelaksanaan manajemen peningkatan mutu, Kepala sekolah harus senantiasa memahami
sekolah sebagai suatu sistem organic. Untuk itu kepala sekolah harus lebih berperan sebagai
pemimpin dibandingkan sebagai manager.
2. Lebih bersandar pada kerjasama dalam menjalankan tugas dibandingkan bersandar pada
kekuasaan atau SK.
3. Senantiasa menanamkan kepercayaan pada diri guru dan staf administrasi. Bukannya
menciptakan rasa takut.
Pemberdayaan sekolah dengan memberikan otonomi yang lebih besar, disamping menunjukan
sikap tanggap pemerintah terhadap tuntutan masyarakat juga dapat ditunjukan sebagai sarana
peningkatan, efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan.Penekanan aspek-aspek tersebut dapat
berubah dari waktu ke waktu.Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh
pemerintah.Dengan melibatkan masyarakat dalam mengelola sekolah, pemerintah akan terbantu
baik dalam control maupun pembiayaan sehingga pemerintah lebih berkonsentrasi pada
permasalahan yang lain.
Tujuan utama Ekstrakurikuler dan Greeneration adalah meningkatkan mutu sekolah berkarakter.
Peningkatan mutu diperoleh melalui partisipasi orang tua, kelenturan pengelolaan sekolah,
peningkatan profesionalisme guru, serta hal lain yang dapat menumbuhkembangkan suasana
yang kondusif.
Ekstrakurikuler dan Greeneration memberikan peluang bagi Kepala Sekolah, guru, dan peserta
didik untuk melakukan inovasi dan improvisasi di sekolah, berkaitan dengan masalah kurikulum,
pembelajaran, manajerial, lainnya yang tumbuh dari aktivitas, kreativitas, dan profesionalisme
yang dimiliki. Pelibatan masyarakat melalui komite sekolah mendorong sekolah untuk lebih
terbuka, demokratis, dan bertanggung jawab. Pemberian kebebasan yang lebih luas memberi
kemungkinan kepada sekolah untuk dapat menemukan jati dirinya dalam membina peserta didik,
guru, dan petugas lain yang ada di lingkungan sekolah.
1. Kebijakan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada peserta didik,
orang tua dan guru.
4. Adanya perhatian bersama dalam mengambil keputusan, memberdayakan guru, dan
manajemen sekolah.
Penyusunan program adalah suatu aktivitas yang bermaksud memilih kegiatan-kegiatan yang
sudah diidentifiksi dalam langkah kebijakan. Pemilihan demikian harus dilakukan, karena tidak
semua kegiatan yang diidentifikasi tersebut nantinya dapat dilaksanakan. Dengan perkataan lain,
penyusunan program berarti seleksi atas kegiatan-kegiatan yang sudah diidentifikasi dalam
kebijakan.
Kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration harus dikelola dengan baik. Seperti halnya dalam
pembagian tugas mengajar bagi guru harus di sesuaikan dengan kemampuan guru. Contoh
seorang guru tidak mampu menyanyi tetapi oleh Kepala sekolah dipaksa untuk mengajar
menyanyi, maka hasil yang capai tidak sesuai dengan harapan bahkan bisa mengecewakan.
Identifikasi kemampuan oleh kepala sekolah sekaligus pengklasifikasian adalah penting dan
harus di lakukan. Dengan mengidentifikasi kemampuan guru akan dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam mengambil suatu kebijakan. Menghadirkan para ahli akan lebih efektif
ketimbang memaksakan guru yang tidak memiliki kemampuan dalam bidang tertentu.
3.8 Penjadwalan
Dalam satu minggu setiap jenis kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration dilakukan 1 kali
dengan jadwal yang telah terprogram
JENIS
NO HARI/WAKTU PEMBIMBING KELAS
KEGIATAN
Tari,
Siti Mutohharoh,S.Pd
Tyas Nurvitasari,S.Pd
Suparman
Juwariyah
Keterangan : Jadwal Pembiasaan karakter, Iman dan taqwa diatur Pembina masing-masing
Dari jadwal yang telah terprogram tersebut dapat membantu peserta didik dalam mengikuti
kegiatan. Kegiatan Ekstrakurikuler dan greeneration akan lebih efektif bila dilakukan
monitoring dari kepala sekolah secara berkala untuk mengevaluasi kemajuan kegiatan.
Tidak ada suatu kegiatan yang dilakukan oleh sebuah institusi tanpa biaya. Semua unsur kegiatan
tentu saja harus dianggarkan dalam sebuah Rencana Kerja Tahunan. Yang di lakukan oleh SDN
Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak adalah melakukan koordinasi dengan pihak
Komite Sekolah demikian juga Pengurus Paguyuban yang ada di setiap Kelas. Sekolah yang
bermutu biasanya didukung dengan biaya yang banyak. Biaya saja juga tidak cukup tanpa di
dukung dengan alat / media pembelajaran. Jadi menurut kami kegiata Ekstrakurikuler dan
greeneration tersebut dapar berhasil di dukung oleh beberapa unsur antaranya : Pembina yang
professional, biaya, kesempatan, dan alat atau media pelajaran.
3.9 Menyiapkan Perangkat Pemantau Bakat, Minat, Kreativitas, dan Kemampuan Peserta didik
Untuk memantau bakat, minat, kreativitas, dan kemampuan peserta didik diperlukan beberapa
perangkat. Perangkat yang paling sederhana adalah lembar-lembar catatan. Selain catatan, bakat,
minat dan kreativitas serta kemampuan juga dapat dipantau dengan daftar isian atau angket.
Kepada peserta didik disodorkan sejumlah pernyataan agar diselaraskan dengan keberadaan diri
mereka.
Perangkat lain pemantau bakat, minat, kreativitas, dan kemampuan adalah tes. Dengan menjalani
testing berbagai potensi seorang peserta didik akan terjaring.
Berbagai sarana olah raga seperti dimaksud pada adalah bermacam perlengkapan pendukung
olah raga sendiri yang berupa fasilitas tambahan hingga peralatan pokok olah raga. Piranti-
piranti olah raga di dalam gedung misalnya matlas, berlapis-lapis boks untuk ketangkasan olah
raga dalam ruangan. Termasuk peralatan olah raga adalah bermacam bola raket, net, kostum
yang semua itu diperlukan demi terselenggaranya kegiatan olah raga secara memadai di sekolah.
3.9.2 Fasilitas Seni
Fasilitas seni adalah bermacam peralatan untuk mengembangkan bidang seni. Sejumlah bidang
seni yang dapat dikembangkan adalah :
Fasilitas seni sastra misalnya sejumlah buku literatur, buku buah karya pilihan yang berupa puisi,
novel, dan naskah-naskah drama. Fasilitas seni sastra lain misalnya media menuangkan gagasan
dalam bentuk majalah dinding, majalah sekolah, papan tempel surat kabar/ majalah; ruang
berlatih, drama, dan fasilitas pengeras suara yang canggih, kaset, CD, dan piranti mengatur tata
lampu pentas.
Fasilitas yang dibutuhkan dalam seni tari adalah gamelan; tape recoder; costum pentas; dan
belum memiliki ruang khusus yang diperuntukkan kiprah mereka yang menggeluti bidang ini.
3.10 Hubungan Kegiatan Greeneration Dengan Kompetensi dan Karakter Peserta didik
2. Pendidikan Kewarganegaraan
· Melatih rasa percaya diri.
· Melatih jiwa juang, pantang menyerah dan sikap bertanggung jawab.
· Menumbuhkan rasa kepedulian, rasa empati dan simpati terhadap sesama.
3. Bahasa Indonesia
· Melatih bagaimana cara membuat surat- surat sesuai dengan ketentuannya.
· Praktek langsung tentang proses pembuatan pupuk, budidaya tanaman, pemanfaatan
limbah menjadi barang bernilai ekonomi
· Melatih bagaimana cara pemetaan wilayah, ekonomi, budaya, agama dan pendidikan
dalam kehidupan masyarakat dan bernegara
· Praktek membuat neraca keuangan ( rencana pemasukan, rencana pendapatan, dan rencana
pengeluaran
· Menemukan kosa kata baru dalam berbagai kegiatan selama kegiatan greeneration
3.11 Pelaksanaan di bidang Non Akademik yang terintegrasi dalam kegiatan ekstra kurikuler:
1. Pramuka
· Menumbuhkan rasa kepedulian, rasa empati dan simpati terhadap sesama.
2. Komputer
4. Olahraga / Kesehatan
“Sepakbola/Futsal, tenis meja, tenis lapangan, atletik, senam dan catur”
· Melatih jiwa sportivitas, jiwa kompetisi, jiwa besar dan team work.
· Melatih rasa percaya diri, team work dan jiwa kompetisi.
2. Untuk menyelamatkan lingkungan serta bumi yang semakin hari semakin panas dan
gersang.
6. Menanamkan kesadaran kepada masyarakat terutama generasi muda dan pelajar akan
pentingnya lingkungan yang bersih dan nyaman.
BAB IV
Ekstrakurikuler dan Greeneration memberikan kebebasan dan kekuasaan yang besar pada
sekolah, disertai seperangkat tanggung jawab, dengan adanya otonomi yang memberikan
tanggung jawab pengelolaan sumber daya dan pengembangan strategi Ekstrakurikuler dan
Greeneration Sesuai dengan kondisi setempat.
Dengan diberikannya kesempatan kepada sekolah untuk menyususn kurikulum, guru didorong
untuk berinovasi, dengan melakukan eksperimen – eksperimen di lingkungan sekolahnya serta
memberdayakan potensi yang ada di masing – masing sekolah atau masyarakat setempat.
Pemberdayaan merupakan istilah yang sangat popular dalam era reformasi. Pemberdayaan
dimaksudkan untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat dalam perekonomiannya, hak-
haknya, dan memiliki posisi yang seimbang dengan kaum lainnya yang selama ini telah lebih
mapan kehidupannya.
Pemberdayaan telah merambah pada berbagai bidang dan aspek kehidupan, termasuk
pendidikan, antara lain dikeluarkannya kebijakan Ekstrakurikuler dan Greeneration sebagai
paradigma baru manajemen pendidikan. Manajemen berbasis sekolah merupakan konsep
pemberdayaan sekolah dalam rangka peningkatan mutu dan kemandirian sekolah. Dengan
Ekstrakurikuler dan Greeneration diharapkan para kepala sekolah, guru, dan personil lainnya di
sekolah serta masyarakat setempat dapat melakspeserta didikan pendidikan sesuai dengan
kebutuhan, perkembangan zaman, karakteristik lingkungan, dan tuntutan global.
Dalam dunia pendidikan pemberdayaan merupakan cara yang sangat praktis dan produktif untuk
mendapatkan hasil yang terbaik dari kepala sekolah (selaku manajer ) guru, dan para pegawai
yang lain. Proses yang ditempuh untuk mendapatkan hasil yang terbaik tersebut adalah dengan
membagi tanggung jawab secara proposional kepada para guru. Satu prinsip terpenting dalam
pemberdayaan ini adalah melibatkan guru dalam proses pengambilan keputusan dan tanggung
jawab. Melalui proses pemberdayaan itu diharapkan para guru memiliki kepercayaan pada diri
sendiri.
Guru menyadari pentingnya mengembangkan bakat atau kemampuan peserta didik yang sangat
berhubungan dengan prestasi peserta didik.
Guru memanfaatkan waktu sesuai dengan alokasi waktu pelajaran yang telah terjadwal.
Guru memotivasi para peserta didik untuk mengembangkan minat, dan bakatnya.
Suasana Sekolah terlihat hidup karena hampir setiap sore ada kegiatan sekolah.
Rata – rata orang tua memberi dukungan terhadap program Kegiatan Ekstrakurikuler dan
greeneration tersebut.
Ada kompetisi diantara para peserta didik, terbukti besarnya animo peserta didik yang mengikuti
lomba yang diselenggarakan oleh sekolah atau jenjang yang lebih tinggi.
Rata –rata peserta didik SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak menjadi
peserta didik yang aktif dan kreatif serta tidak rendah diri.
Sebelum supervisi dioptimalkan dan belum membentuk team, prestasi SDN Tambakroto kurang
optimal. Setelah optimalisasi supervisi dan memperkuat team berdampak yang signifikan dalam
perolehan prestasi akademik dan nonakademik.
Hasil yang dicapai dengan diaplikasikannya Ekstrakurikuler dan Greeneration berdampak cukup
signifikan terdapai prestasi Akademik maupun non akademik di SDN Tambakroto Kecamatan
Sayung Kabupaten Demak dari tahun ke tahun.
1. Prestasi akademik
a. Tahun Pelajaran 2013/2014, dengan jumlah nilai rata- rata 23,65 menduduki ranking 10 di
tingkat kecamatan Sayung
b. Tahun Pelajaran 2014/2015, dengan jumlah nilai rata- rata 24,85, menduduki ranking 5 di
tingkat .
Tabel 1.
1 2013/2014 10
2 2014/2015 5
Mar’atu S
Tk Kab.
Tk. Kec
Tk Kec.
TINGKAT PROVINSI
Club Senam
1 Senam Skj 2012 2013 Juara 2
SD
Senam lantai
Ari Maulana 2015 Juara 1 dan 1
POPDA
4 perunggu
5 perungg
6 perunggu
TINGKAT KECAMATAN
9 perak
7 perunggu
2014 21 emas
6 perak
5 perunggu
2015 24 emas
9 perak
10 perunggu
Prestasi
No Nama kegiatan tahun Tempat Bukti fisik
yang diraih
Tropi
Tropi
Tropi
1. Memberikan peluang kepada peserta didik untuk menentukan minat dan mengembangkan
minat-minat baru
2. Mendidik peserta didik untuk bertanggungjawab sebagai warga negara melalui pengalaman
dan pemikiran, dengan stressing pada kepemimpinan, partisipasi, kerjasama dan aksi independen
4. Memberi peluang kepada peserta didik dan remaja untuk memperoleh kepuasan kerja dalam
kelompok
9. Memberikan peluang kepada peserta didik untuk berlatih mengembangkan kreativitas dan
kemampuannya dengan lebih penuh
Dalam pelaksanaan sebuah program atau kebijakan biasanya ada yang mulus tanpa hambatan,
tetapi juga tidak jarang yang banyak menghadapi tantangan atau kendala. Begitu juga di SDN
Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak dalam melaksanakan peserta didikan
kebijakan tentang Manajemen Berbasis Sekolah (Ekstrakurikuler dan greeneration) banyak
kendala yang dihadapi antara lain adalah dari faktor kepala sekolah, guru, tenaga non guru, dan
komite sekolah.
1. Dengan era globalisasi kesibukan orang tua semakin meningkat, orang tua berangkat pagi
dan pulang sore bahkan terkadang pada malam hari, sehingga berdampak pada berkurangnya
kasih kami ng orang tua kepada peserta didik dan seolah-olah pendidikan menjadi tanggung
jawab sekolah semata.
2. Slogan tentang “sekolah gratis” sangat berpangaruh di masyarakat, sehingga ada beberapa
masyarakat yang tidak mempunyai kesadaran untuk memberikan sumbangan kepada sekolah.
3. Ada beberapa masyarakat yang masih kurang memahami tentang kebutuhan pendidikan bagi
peserta didik-peserta didiknya, sehingga terkadang masih ada peserta didik yang tidak masuk
sekolah ternyata di rumah hanya bermain-main saja.
4. Orang tua lebih mementingkan biaya sekolah untuk peserta didik yang di tingkat atasnya atau
bawahnya dari pada yang di SD.
a. Masih ada beberapa guru yang tidak memberikan perlakuaan sama terhadap pengembangan
kemampuan umum dan khusus .
b. Masih ada beberapa guru yang menganggap kurang peting terhadap pengembangan bakat/
potensi. Hal tersebut dilakukan oleh guru – guru yang rata – rata tidak memiliki kompetensi
dibidang kreatifitas.
c. Jumlah fasilitas belum memadai dibanding dengan jumlah peserta Ekstrakurikuler . Contoh :
alat senam lantai dan sarana belum memenuhi syarat. Musik rebana belum lengkap, Lapnagn
sepakbola SD yang tidak ada.
d. Keinginan sekolah mewujudkan sarana dan prasarana kurang didukung oleh dana yang
cukup,
Ada beberapa faktor yang mendukung terhadap program kegiatan Ekstrakurikuler yang
diselenggarakan di SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak , antara lain :
a. Lokasi SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak berada di di Jl. Onggorawe-
Mranggen Km. 4. Lokasi tersebut strategis dan memungkinkan untuk dijangkau oleh semua
peserta didik
b. Ada beberapa guru yang mampu di bidang kepramukaan, dan olahraga
d. Memiliki tempat (halaman) yang cukup representatif untuk melakukan kegiatan
Ekstrakurikuler
Di samping faktor kendala ada juga faktor yang dapat mendukung dari program manajemen
berbasis sekolah (Ekstrakurikuler dan greeneration) di SDN Tambakroto Kecamatan Sayung
Kabupaten Demak .
Beberapa faktor pendukung, di antaranya: (1) kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidikan
memiliki dedikasi yang sangat tinggi untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, (2) komite
sekolah sangat mendukung setiap program yang dibuat sekolah, sehingga memudahkan sekolah
dalam mengembangkan sumber daya secara optimal, (3) Kepala UPTD dan Pengawas memiliki
kepedulian dalam membina sekolah binaannya khususnya memberikan motivasi untuk kemajuan
sekolah, (4) pemerintah daerah memberikan bantuan operasional untuk mendukung program
BOS dari pemerintah pusat dan daerah, dan (5) terjalinnya kerjasama yang erat dengan berbagai
perguruan tinggi dan lembaga lain (Pemerintah desa, Puskesmas, dunia usaha, dll) dalam
pengembangan sekolah.
Beberapa faktor yang mendukung dari pelaksanaan Program Ekstrakurikuler dan Greeneration
Ini adalah :
Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah merupakan kunci
keberhasilan yang harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta didik di
sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua dan masyarakat tentang sekolah. Kepala sekolah
dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan mengembangkan hubungan kerja sama yang
baik antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif ,efisien dan bermutu.
Kepala Sekolah sebagai manajer dan sebagai penanggung jawab atas segala kegiatan sekolah
harus mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mengelola kegiatan, mempunyai wawasan
kependidikan yang luas untuk kemajuan yang ada di sekolahnya, mempunyai keterampilan
dalam penguasaan teknologi informasi, akuntabel, fleksibel dan mempunyai kepekaan yang
tinggi terhadap permasalahan yang ada.
Kepala sekolah yang profesional tidak saja dituntut untuk melaksanakan peserta didikan berbagai
tugasnya di sekolah, tetapi ia juga harus mampu menjalin kerjasama dengan masyarakat dalam
rangka membina pribadi peserta didik secara optimal. Kepala sekolah yang mampu
bermasyarakat dengan baik akan membantu berjalannya proses pendidikan dan juga dapat
membantu keberadaan sekolah di masyarakat.
1. Kepala UPTD dan Pengawas memiliki kepedulian dalam membina sekolah binaannya
khususnya memberikan motivasi untuk kemajuan sekolah, pemerintah daerah memberikan
bantuan operasional untuk mendukung program BOS dari pemerintah pusat, dan terjalinnya
kerjasama yang erat dengan berbagai perguruan tinggi dan lembaga lain dalam pengembangan
sekolah.
2. Partisipasi Masyarakat
1.) Sekolah dengan masyarakat merupakan satu kesatuan yang utuh dalam menyelenggarakan
pendidikan dan pembinaan peserta didik.
2.) Sekolah dengan tenaga kependidikan menyadari pentingnya kerjasama dengan masyarakat,
bukan saja dalam melakukan pembaruan tetapi juga dalam menerima berbagai konsekuensi dan
dampaknya, serta mencari alternativ pemecahannya.
3.) Sekolah dengan masyarakat sekitar memiliki andil dan mengambil bagian serta bantuan
dalam pendidikan di sekolah, untuk mengembangkan berbagai potensi secara optimal sesuai
dengan harapan peserta didik dan masyarakat.
Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakekatnya merupakan suatu sarana yang sangat
berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan serta kesinambungan pribadi
peserta didik.Oleh karena itu sekolah harus memberikan penjelasan tentang tujuan, program,
kebutuhan, serta keadaan sekolah. Hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain bertujuan
untuk memajukan mutu pembelajaran, dan pertumbuhan peserta didik.
Hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat semakin dirasakan oleh masyarakat,
mereka menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi peserta didik-peserta didik. Pada
masyarakat yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan, sekolah dituntut lebih aktifdan
kreatif untuk menciptakan hubungan kerjasama yang lebih harmonis. Jika hubungan sekolah
dengan masyarakat berjalan dengan baik, rasa tanggung jawab dan partisipasi masyarakat untuk
memajukan sekolah akan baik dan tinggi. Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha
membina dan meningkatkan hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dan masyarakat, guna
mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien.
Alternatif pertama dapat dilakukan dengan mengajak para peserta didik berkunjung ke tempat
yang memiliki nilai seni tinggi. Alternatif kedua dapat dilakukan dengan melibatkan para ahli ke
sekolah. Alternatif ketiga dilakukan dengan mengadakan lomba yang berfungsi mengembangkan
otak kanan. Kegiatan lomba misalnya melukis, tari , menyanyi solo, mocopat, dll
6. Pemrograman kerja sama dengan komite/orang tua, masyarakat instansi Pemerintah dan Du-
Di (Dunia Usaha)
7. Memprogramkan kegiatan pentas seni atau lomba – lomba yang dapat memajukan
perkembangan bakat dan potensi.
8. Pengelolaan Lingkungan sekolah atau green school berarti sekolah hijau, namun sebenarnya
memiliki makna yang lebih luas dari arti harfiahnya. Green school bukan hanya tampilan fisik
sekolah yang hijau/rindang, tetapi wujud sekolah yang memiliki program dan aktivitas
pendidikan mengarah kepada kesadaran dan kearifan terhadap lingkungan hidup. “Sekolah
hijau” yaitu sekolah yang memiliki komitmen dan secara sistematis mengembangkan program-
program untuk menginternalisasikan nilai-nilai lingkungan ke dalam seluruh aktivitas sekolah.
9. Tampilan fisik sekolah ditata secara ekologis sehingga menjadi wahana pembelajaran bagi
seluruh warga sekolah untuk bersikap arif dan berprilaku ramah lingkungan.
Saat ini, sangat diperlukannya kesadaran masyarakat khususnya peserta didik TK, SD, SMP, dan
SMA serta Masyarakat umum akan pentingnya menjaga kelestariaan lingkungan serta
meningkatkan rasa kepedulian untuk ikut serta dalam kegiatan melestarikan lingkungan. Kita
sebagai penurus bangsa, harus berperan aktif dalam menjaga lingkungan. Generasi muda
merupakan salah satu aset yang mampu membangun kembali bumi yang sudah mulai
terbengkalai. Dengan adanya kesadaran dan rasa kepedulian generasi muda serta usaha dan kerja
keras mampu mengembalikan bumi ini. Seperti yang dikatakan pepatah, “sedikit demi sedikit
lama-lama menjadi bukit”. Salah satu contoh kecil yang dapat dilakukan seperti membuang
sampah pada tempatnya dan memisahkan sampah organik dan non-organik.
Harapan kedepan dengan diadakan kegiatan Greeneration, di sekolah adalah 1. Adanya upaya
perbaikan baik sarana , prasarana maupun perilaku yang lebih baik kearah cinta lingkungan yang
sehat.. 2. Mempunyai ruang UKS yang memenuhi syarat kesehatan. 3. Mempunyai kantin sehat.
Program pengembangan sekolah ke depan harus diarahkan kepada penguatan supervisi dan
pemberdayaan guru khususnya dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui kegiatan
pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif.
Kepala sekolah harus senantiasa memberi motivasi terhadap mereka yang kurang mendukung
program karena berbagai kondisi, sehingga bisa memahami, menerima, dan mendukung dengan
tulus. Di samping itu, membangun kebersamaan dengan warga sekolah, menciptakan
transparansi, dan akuntabilitas kinerja akan memantapkan system yang sudah disepakati dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan masalah yang penulis paparkan di atas, maka penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut :
a. Pengembangan bakat dan potensi peserta didik meningkat
Kemampuan Ekstrakurikuler dan greeneration yang profesional perlu terus diciptakan melalui
peningkatan kemampuan aparat di sekolah dalam mengolah, menganalisis, dan mendayagunakan
informasi agar dapat mengelola pendidikan secara efisien dan efektif.
Oleh karena itu penulis mengharapkan agar semua lembaga pendidikan untuk dapat
melakspeserta didikan Ekstrakurikuler dan greeneration dengan sebaik-baiknya, sehingga
pemberdayaan dan partisipasi masyarakat semakin tinggi. Dengan pemberdayaan masyarakat
yang tinggi akan menjadi sekolah yang dicintai oleh masyarakat, dan menjadi sekolah pilihan
masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Antara. (2008). Bentuk Karakter Bangsa Melalui Olahraga.
http://www.antara.co.id/arc/2008/9/9/presiden--bentuk-karakter-bangsa-melalui-olahraga/. 29
Oktober 2008. Pkl : 20.49 WIBB
Anifral Hendri. (2008). Ekskul Olahraga Upaya Membangun karakter Peserta didik.
http://202.152.33.84/index.php?option= com_content&task=view&id=16421&Itemid=46.
Saturday, 1 November 2008. Pkl: 08.42.WIBB.
Fattah, N. (2004). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah. Bandung:
Pustaka Bany Quraisy
Gaspersz, Vincent. 2000. Penerapan Total Management In Education (TQME) Pada Perguruan
Tinggi di Indonesia, Jurnal Pendidikan (online), Jilid 6, No. 3 (http://www.ut.ac.id diakses 20
Mei 2013).
H.Mukkthar, Iskandar. 2009. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada (GP
Perss).
Suryadi. 2009. Manajemen Mutu Berbasis Sekolah (Konsep dan Aplikasi). Bandung: PT Sarana
Panca Karya Nusa.
Tim Prima Pena. (2006). Kamus Ilmiah Populer. Surabaya ; Gitamedia Press.